Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
mengalami infeksi atau suplai darahnya mengalami gangguan maka luka ini dapat
berubah menjadi luka bakar dengan kedalamannya penuh.
3. Luka bakar derajat III
Yang terkena dalam luka bakar derajat III adalah bagian lapisan lemak. Pada
lapisan ini banyak mengandung kelenjar keringat dan akar folikel rambut. Luka
akan tampak berwarna putih , coklat, merah atau hitam. Luka ini tidak akan
menimbulkan rasa nyeri karena semua reseptor sensoris telah mengalami
kerusakan total.
D. klasifikasi luka bakar
Luka bakar diklasifikasikan :
1. Keparahannya
a. Luka bakar minor, yakni cedera luka bakar ketebalan partial yang kurang dari
15 % LPTT pada orang dewasa dan 10 % LPTT pada anak- anak.
b. Luka bakar sedang yakni cedera ketebalan partial dengan 15 % sampai 25 %
dari LPTT pada orang dewasa atau 10 % sampai 20 % LPTT pada anak- anak.
c. Luka bakar mayor, yakni cedera ketebalan partial lebih dari 25 % LPTT pada
orang dewasa atau 20 % pada anak- anak, mengenai daerah mata, wajah,
telinga, kaki dan perineum.
2. Lokasi
Luka bakar pada kepala, leher dan dada seringkali mempunyai kaitan erat
dengan komplikasi pulmonal.
Luka bakar yang mengenai wajah erat kaitannya mengenai mata yang dapat
menyebabkan abrasia kornea. Bila pada telinga dapat menyebabkan kordritis
aurikuler dan rentan terhadap infeksi serta kehilangan jaringan lebih lanjut. Bila
luka bakar mengenai ekstrimitas akan menyebabkan kehilangan waktu yang lama
untuk dapat bekerja kembali.
Luka bakar yang mengenai daerah peritoneum akan memudahkan terjadinya
infeksi akibat autokontaminasi oleh urine dan feses.
3.
9%
9%
9%
Depan 18 %
Punggung 18 %
1%
18 %
18%
1. Penyembuhan luka
Proses penyembuhan luka terbagi dalam tiga fase yaitu inflamasi, fibroblastik dan
maturasi.
2. Infeksi
Masalah yang sering terjadi yaitu adanya infeksi yang anantinya akan diikuti
terjadinya sepsis, sehingga perlu diperhatikan adanya tanda- tanda infeksi
meliputi merah, bengkak, nyeri dengan jumlah mikroorganisme lebih dari
100.000/gram jaringan.
3. Penanganan luka
Penanganan luka merupakan hal yang penting untuk mencegah terjadinya infeksi
maupun menghindari terjadinya sindrom kompartement karena adanya luka bakar
circumferencial.
Pathways
Luka bakar
Derajat I
Derajat II
Epidermis
Stimulasi reseptor
sensoris
Nyeri
Gangguan
perfusi jaringan
Gangguan integritas
kulit
Lapisan lemak
Sensori abnormal
Penurunan kesadaran
Resti injuri
Cemas
Gangguan
keseimbangan cairan
el
Gangguan
pernafasan
F. Diagnosa
keperawatan
Derajat III
Resti infeksi
Derajat I
1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d stimulasi saraf sensoris, luka
2. Gangguan perfusi jaringan b/d kerusakan jaringan epidermis.
Derajat II
1.
Gangguan integritas kulit b/d terjadi lepuh dan oedem pada kulit.
2.
3.
4.
Derajat III
1.
2.
G. Intervensi Keperawatan
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
Rasional
Gangguan rasa
setelah dilakukan
mungkin.
stimulasi saraf
tindakan keperawatan
sensoris, luka
selama 2 x 24 jam
saraf
dengan KH :
- pasien mengatakan
angka 3.
meningkatkan kenyamanan.
nyeri berkurang.
- Pasien menunjukan
Pernyataan memungkinkan
mengungkapkan
meningkatkan mekanisme
koping.
Kolaborasi pemberian
Gangguan perfusi
Setelah dilakukan
jaringan b/d
tindakan keperawatan
kerusakan
selama 2 X 24 jam
jaringan
pasien dapat
mempengaruhi sirkulasi.
epidermis
memperlihatkan hasil :
melingkar
Meningkatkan sirkulasi
kuantitas yang
sistemik
tiap 30 menit
sama.
- Pengisisan kapiler
baik dan warna kulit
normal pada area
yang cidera.
Gangguan
Setelah dilakukan
Perhatikan jaringan
tindakan keperawatan
selama 2 X 24 jam
sekitar luka
pasien dapat
memperlihatkan hasil
KH :
Mengevaluasi keefektifan
dan donor
tumbuh adanya
terjadinyta komplikasi.
regenerasi kulit
- Mencapai
penyembuhan tepat
waktu pada area
luka
Gangguan
Setelah dilakukan
pernafasan b/d
asuhan keperawatan
penyumbatan
selama 3 X 24 jam
Meninggikan ekspansi,
saluran
pernafasan karena
siositem perbafasan
posisi sering
oedem
dengan KH :
- menunjukan bunyi
nafas yang benar
- Frekuensi dalam
Membantu mempertahankan
ekstrem, pertahankan
teknik steril.
Selidiki perubahan
menunjukan terjadinya
hipoksia.
rentang normal
mental
Kolaborasi pemberian
O2 memperbaiki hipoksemia
yang tepat.
menurunkan terjadinya
pengeringan saluran
pernafasan.
Cemas b/d
Setelah mendapatkan
Berikan informasi
kurangnya
pendidikan kesehatan
kesehatan
kodisi tubuhnya
pengetahuan
tentang kodisinya
tentang kodisinya
Meningkatkan kemampuan
bertanya dengan KH :
meningkatkan kemandirian.
- paham akan
bahannya.
- berpartisipasi dalam
program pengobatan
Gangguan
keseimbangan
cairan,
b/d
cairan elektrolit
KH :
- menunjukan
mioglobin.
dan membran
sesuai indikasi
mukosa lembab
berbeda
Implementasikan teknik
terbukanya
setelah dilakukan
silang.
lapisan kulit
perawatan selama 3 X
indikasi
pelindung.
24 jam KH :
- bebas eksudat
demam
penurunan
setelah menjalani
kesadaran
perawatan dengan KH :
- tidak ada cidera
organisme infeksius
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth. (1996). Text book of Medical- Surgical Nursing. EGC. Jakarta.
Doengoes Merillynn. (1999) (Rencana Asuhan Keperawatan). Nursing care plans.
Guidelines for planing and documenting patient care. Alih
bahasa : I Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. EGC. Jakarta.
Effendi Christantie, (1999). Perawatan pasien luka bakar. EGC. Jakarta