Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH:
INKA FEBRYRIA PERTIWI
KARTA ADI WIBOWO
IRWANSYAH
ALFIANEDI
AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN KABUPATEN
KOTAWARINGIN TIMUR
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatNya
lah
kami
dapat
menyelesaikan
makalah
ini
yang
berjudul Makalah
Asuhan
LATAR BELAKANG
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses secra perlahan lahan kemampuan jaringan
untuk memperbaiki diri / mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga
tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita. Proses
menua merupakan proses yang terus menerus berlanjut secara alamiah. Dimulai sejak
lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Usia lanjut adalah tahap akhir dari siklus hidup manusia, merupakan bagian dari proses
alamiah kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu.
Penuaan adalah normal, dengan perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan
terjadi pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis
tertentu.
Ini
merupakan
suatu
fenomena
yang
kompleks
dan
multi
dimensional yang dapat diobservasi di dalam satu sel dan berkembang pada keseluruhan
sistem. Walaupun hal itu terjadi pada tingkat kecepatan yang berbeda, di dalam
parameter yang cukup sempit, proses tersebut tidak tertandingi.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun luar tubuh. Walaupun
demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering menghinggapi
kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai
usia dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf,
dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit, dan terjadi juga pada sistem
pencernaan.
Pada tahap ini individu mengalami banyak perubahan, baik secara fisik maupun mental,
khususnya kemunduran dalam berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya.
Perubahan penampilan fisik sebagai bagian dari proses penuaan yang normal, seperti
berkurangnya ketajaman panca indera, menurunnya daya tahan tubuh , lebih mudah
terkena konstipasi merupakan ancaman bagi integritas orang usia lanjut. Belum lagi
mereka masih harus berhadapan dengan kehilangan peran diri, kedudukan sosial serta
perpisahan dengan orang-orang yang dicintai.
II.
TUJUAN PENULISAN
2.
eliminasi.
3.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah
bagaimana asuhan keperawatan pada lansia (Lanjut Usia) dengan gangguan pemenuhan
kebutuhan eliminasi.
IV.
METODE PENULISAN
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu metode kepustakaan dan
dikutip dari sumber-sumber yang dapat dibuktikan kebenarannya.
V.
SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan makalah ini yaitu kata pengantar, daftar isi, bab I pendahuluan
yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan,
dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan pustaka. Bab III penutup yang terdiri
dari kesimpulan dan saran. Daftar pustaka.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I.
Eliminasi merupakan proses pembuangan sisa-sisa metabolism tubuh baik yang berupa
urine maupun fekal (Tarwoto dan wartonah, 2010).
Eliminasi Urine
Eliminasi urine normalnya adalah pengeluaran cairan sebagai hasil filtrasi dari plasma
darah diglomerolus. Dari 180 liter darah yang masuk keginjal untuk difiltrasi, hanya 1-2
liter saja yang dapat berupa urine, sebagian besar hasil filtrasi akan diserap kembali
ditubulus ginjal untuk dimanfaatkan tubuh.
Karakteristik urine normal:
a.
b.
kuning coklat, sedangkan karena obat urine dapat berwarna merah atau orange gelap.
c.
Bau bervariasi tergantung komposisi, bau urine yang aromatic yang menyengat
pH sedikit asam yaitu antara 4,5-8 atau rata-rata 6,0. Namun demikian, pH
dipengaruhi oleh intake makanan. Misalnya urin pada vegetarian menjadi sedikit basa.
e.
f.
g.
h.
Komposisi Urine
a.
Zat buangan nitrogen seperti urea, kreatinin, amoniak, asam urat serta urobilin.
b.
Hasil nutrient dari metabolism seperti karbohidrat, keton, lemak, dan asam amino.
c.
Jumlah dan tipe makanana mempengaruhi output urine, seperti protein dan sodium
mempengaruhi jumlah urine yang keluar.
2.
banyak tertahan dalam kandung kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kamdung
kemih yang lebih dari normal.
3.
Gaya hidup
Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya
fasilitas toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek
eliminasi keluarga dapat mempengaruhi tingkah laku.
4.
Stress psikologi
Meningkatnya stres seseorang dapat meningkatkan frekuensi keinginan berkemih. Hal ini
karena meningkatnya sensitif untuk keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah
urine yang diproduksi.
5.
Tingkat aktivitas
Aktifitas
sangat
dibutuhkan
untuk
mempertahankan
tonus
otot.
Eliminasi
urine
membutuhkan tonus otot kandung kemih yang baik untuk tonus spingter internal dan
eksternal.
6.
Tingkat perkembangan
Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih. Pada
wanita hamil kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus
atau adanya
7.
Kondisi patologis
Saat seseorang dalam keadaan sakit,produksi urinnya sedikit hal ini disebabkan oleh
keinginan untuk minum sedikit.
Masalah-masalah eliminasi urine:
1.
Retensio
urine.
Merupakan
penumpukan
urine
dalam
kandung
kemih
dan
menetap
untuk
mengontrol
ekskresi
urine.
Ada
dua
jenis
inkontinensia
urina,
yaitu, Inkontinensia stres adalah strea yang terjadi pada saat tekanan intraabdomen
meningkat. Inkontinensia
urgensi adalah
inkontinensia
yang
terjadi
saat
klien
terdesak ingin berkemih, terjadi akibat ISK bagian bawah atau spasme kandung kemih.
3.
Enuresis.
Ketidaksanggupan
menahan
kemih
(mengompol)
yang
diakibatkan
Urgensi. Perasaan segera ingin berkemih yang biasanya terjadi pada anak karena
4.
Poliuri (diuresis): produksi urine melebihi normal tanpa peningkatan intake cairan,
5.
Anuria (urine kurang dari 100 ml/24jam) dan oliguria (urine berkisar 100-500ml/24jam).
Eliminasi fekal
Eliminasi fekal sangat erat kaitannya dengan saluran pencernaan. Saluran pencernaan
merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk
diserap
oleh
tubuh
dengan
proses
penernaan
(pengunyahan,
penelanan,
dan
pencampuran) dengan enzim dan zat cair dari mulut sampai anus. Organ utama yang
berperan dalam eliminasi fekal adla usus besar. Usus besar memiliki beberapa fungsi
utama yaitu mengabsorpsi cairan dan elektrolit, proteksi atau perlindungan dengan
mensekresikan mukus yang akan melindungi dinding usus dari trauma oleh feses dan
aktivitas bakteri, mengantarkan sisa makanan sampai ke anus dengan berkontraksi.
Proses eliminasi fekal adalah suatu upaya pengosongan intestin. Pusat refleks ini
terdapat pada medula dan spinal cord. Refleks defekasi timbul karena adanya feses
dalam rectum.
Proses Eliminasi
1.
digestif
dan
peristaltik
lamban
sehingga
terjadi
penurunan
kemampuan
untuk
Pada lansia banyak makanan yang tidak tercerna dan kadangkadang tak cukup
cairan untuk mencerna sehingga timbul konstipasi.. konstipasi dapat juga terjadi karena
tidak mengkonsumsi makanan yang memadai/kurang melakukan latihan fisik.
3.
Tidak memadainya konsumsi makanan juga sebagai akibat dari penurunan respon
terhadap tanda-tanda internal terhadap lapar dan haus, perubahan pada gigi (karena
sakit/trauma) sehingga sulit untuk mengunyah.
4.
Keadaan
sakit,
misalnya
stroke
akan
menimbulkan
kesulitan
untuk
mengunyah/menelan.
5.
6.
Pada umumnya keluhan seperti kembung, perasaan tidak enak biasanya akibat
b)
8.
Konstipasi dapat terjadi karena kurangnya kadar selulosa, kurangnya nafsu makan
melalui usus besar. Biasanya disebabkan oleh po\la defekasi yang tidak teratur,
penggunaan laksatif dalam jangka waku yang lama, stress fsikologis, obat-obatan,
kuang aktifitas dan usia.
2.
Imfaksi fekal : massa fees yang keras di lipatan rectum yang diakibatkan oleh
Diare : keluarnya feses cairan dan meningkatnya buang air besar akibat cepatnya
kimus melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu cukup untuk
menyerap air. Diare disebabkan oleh stress fisik, obat-obatan,alergi dan lain-lain.
4.
feses dan gas yang melalui spingter anus akibat kerusakan fungsi spingter / persarafan
didaerah anus. Penyebabnya karena penyakit neoromuskular, atau tumor spingter anus
eksternal.
5.
Berbagai istilah berkembang terkait dengan lanjut usia (lansia), yaitu gerontologi,
geriatri, dan keperawatan gerontik. Gerontologi berasal dari kata Geros : lanjut usia
dan Logos : ilmu. Jadi Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari secara khusus
mengenai
faktor-faktor
yang
menyangkut lanjut
usia. Gerontologi
Ilmu
yang
mempelajari seluruh aspek menua (Kozier, 1987) Cabang ilmu yang mempelajari proses
menua dan masalah yang mungkin terjadi pada lanjut usia (Miller, 1990).
2.
Geriatri
Geriatri berasal dari kata Geros : Lanjut usia dan Eatrie : kesehatan/medikal.
Cabang ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit pada lanjut usia
Ilmu yang mempelajari proses menjadi tua pada manusia serta akibat akibatnya
pada tubuh manusia. Dengan demikian jelaslah bahwa objek dari geriatri adalah
manusia lanjut usia.
Bagian dari ilmu kedokteran yang mempelajari tentang pencegahan penyakit dan
Cabang ilmu kedokteran (medicine) yang berfokus pada masalah kedokteran yaitu
penyakit yang timbul pada lanjut usia(Black & Matassari Jacob, 1997).
3.
Geriatric Nursing :
a.
Praktek keperawatan yang berkaitan dengan penyakit pada proses menua (Kozier,
1987).
b.
Spesialis keperawatan lanjut usia yang dapat menjalankan peranya pada tiap
Proses Menua
berbunyi
: Dalam
istilah
sakit
termasuk
cacat,
kelemahan
dan lanjut
usia. Berdasarkan pernyataan ini, maka lanjut usia dianggap sebagai semacam penyakit.
Hal ini tidak benar. Gerontologi berpendapat lain, sebab lanjut usia bukan suatu penyakit
melainkan suatu masa/tahap hidup manusia, yaitu : bayi, kanak-kanak, dewasa, tua,
dan lanjut usia.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya tahan
tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh.
Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menghinggapi kaum lanjut usia. Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang
mencapai
usia dewasa,
otot, susunan
syaraf,
misalnya
dan
dengan
jaringan
terjadinya
lain
kehilangan
sehingga tubuh
jaringan
mati
pada
sedikit
demi sedikit. Sampai saat ini banyak sekali teori yang menerangkan proses menua,
mulai dari teoridegeneratif yang didasari oleh habisnya daya cadangan vital, teori
terjadinya atrofi, yaitu : teori yang mengatakan bahwa proses menua adalah proses
evolusi dan teori imunologik, yaitu : teori adanya produk sampah/waste products dari
tubuh sendiri yang makin bertumpuk. Tetapi seperti diketahui lanjut usia akan selalu
bergendengan dengan
perubahan
fisiologik
maupun
psikologik.
Yang
penting
a.
Secara individual
1.
2.
3.
Tidak ada satu factor pun ditemukan untuk mencegah proses menua.
b.
Teori-teori biologi
1.
Menurut teori ini semua telah terprogram secara genetik untuk spesies-spesies tertentu.
Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul-
molekul/DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang
khas adalah mutasi dari sel-sel kelamin. (terjadi penurunan kemampuan fungsional sel).
2.
Pemakaian dan Rusak kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh
lelah (terpakai).
3.
dari produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lipofuchine di sel otot jantung dan sel
susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang mengakibatkan menganggu fungsi sel
itu sendiri.
4.
5.
6.
Reaksi dari kekebalan sendiri (Auto Immune Theory) Didalam proses metabolisme
tubuh, suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Ada jaringan tubuh tertentu yang tidak
tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan sakit. Sebagai
contoh ialah tambahan kelenjar timus yang pada usia dewasa berinvolusi dan semenjak
itu terjadilah kelainan autoimun. (Menurut Goldteris & Brocklehurst, 1989).
c.
Sistem immun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus kedalam
tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
d.
Teori stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan tubuh. regenerasi jaringan
tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stres
menyebabkan sel-sel tubuh lelah terpakai.
e.
Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas (kelompok
atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan
protein. Radikal ini meyebabkan selsel tidak dapat regenerasi.
f.
Sel-sel yang tua/usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan dan hilangnya
fungsi.
g.
Teori program
Kemampuan organisme untuk menetapakan jumlah sel yang membelah setelah sel-sel
tersebut mati.
6.
a)
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah mereka yang aktif dan
ikut banyak dalam kegiatan sosial.
Ukuran optimum (pola hidup) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.
Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari
Dasar kepribadian/tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Teori ini merupakan
gabungan dari teori diatas. Pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi
pada
seseorang
yang lanjut
usia sangat
dipengaruhi
oleh
tipepersonality yang
dimilikinya.
c)
2.
3.
7.
a.
Hereditas : Keturunan/genetik
b.
Nutrisi : Makanan
c.
Status kesehatan
d.
Pengalaman hidup
e.
Lingkungan
f.
Stress
8.
Mengenai kapankah orang disebut lanjut usia, sulit dijawab secara memuaskan. Dibawah
ini dikemukakan beberapa pendapat mengenai batasan umur.
Menurut organisasi kesehatan dunia lanjut usia meliputi :
a)
b)
c)
d)
b)
c)
d)
9.
Perubahan-perubahan fisik
Sel
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sistem persyarafan
1.
Berat otak menurun 10-20 % (setiap orang berkurang sel saraf otaknya dalam
setiap harinya).
2.
3.
Lambat dalam respon dan waktu untuk bereaksi, khususnya dengan stress.
4.
5.
perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu dengan rendahnya ketahanan terhadap
dingin.
6.
Sistem pendengaran
1.
Presbiakus (gangguan
pada
pendengaran).
Hilangnya
kemampuan
(daya)
pendengaran pada telinga dalam, terutama terhadap bunyi suara/nada-nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50 % terjadi pada usia di atas umur 65
tahun.
2.
3.
2.
3.
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) menjadi katarak, jelas menyebabkan
gangguan penglihatan.
4.
6.
7.
Sistem kardiovaskuler
1.
2.
3.
4.
perifer untuk oksigenasi, perubahan posisi dari tidur ke duduk (duduk ke berdiri) bisa
menyebabkan tekanan darah menurun menjadi 65 mmHg (mengakibatkan pusing
mendadak).
5.
suatu
suhu
tertentu,
kemunduran
terjadi
berbagai
faktor
yang
Keterbatasan refleks menggigl dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak
2.
3.
5.
6.
7.
8.
Kemampuan pegas, dinding dada dan kekuatan otot pernafasan akan menurun
Kehilangan gigi, penyebab utama adanya Periodontal disease yang biasa terjadi
setelah umur 30 tahun, penyebab lain meliputi kesehatan gigi yang buruk dan gizi yang
buruk.
2.
Indera pengecap menurun, adanya iritasi yang kronis dari selaput lendir, atropi
indera pengecap ( 80 %), hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap di lidah terutama
rasa manis dan asin, hilangnya sensitifitas dari saraf pengecap tentang rasa asin, asam
dan pahit.
3.
Esofagus melebar.
4.
6.
7.
aliran darah.
Sistem reproduksi
1.
2.
Atrofi payudara.
3.
Dorongan seksual menetap sampai usia diatas 70 tahun (asal kondisi kesehatan
baik), yaitu :
1.
2.
3.
4.
Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolisme tubuh melalui urin darah yang
masuk ke ginjal, disaring oleh satuan (unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron
(tepatnya di glomerulus). Kemudian mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke
ginjal
menurun
sampai
50
%,
fungsi
tubulus
berkurang
akibatnya:
kurangnya
sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi buang air seni meningkat, vesika urinaria
susah dikosongkan pada pria lanjut usia sehingga mengakibatkan meningkatnya retensi
urin.
3.
4.
Atrofi vulva
5.
Vagina
Orang-orang yang makin menua, sexual intercourse masih juga membutuhkannya. Tidak
ada batasan umur tertentu untuk fungsi sexual seseorang berhenti. Frekuensi sexual
intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk
melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
Sistem endokrin
1.
2.
3.
Pituitari : Pertumbuhan hormon ada tetapi lebih rendah dan hanya di dalam
pembuluh darah: berkurangnya produksi dari ACTH, TSH, FSH dan LH.
4.
6.
testeron.
2.
Permukaan kulit kasar dan bersisik (karena kehilangan proses keratinasi serta
4.
a.
b.
c.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
2.
Kifosis
3.
4.
5.
6.
7.
sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot kram dan menjadi tremor.
8.
III.
Pengkajian
a.
Eliminasi urine
1.
Urine. Warna : Normal kuning jernih. Bau : Normal aromatik amonia. Pada
3.
4.
5.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
saluran urethra.
b.
Eliminasi bowel
1.
Status gizi
2.
Pemasukan diit
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Keadaan diare.
2.
Intervensi
a.
Eliminasi Urine
1.
2.
a)
b)
c)
d)
b.
Eliminasi Bowel
1.
2.
3.
4.
Cukup cairan
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
BAB III
FORMAT PENGKAJIAN LANSIA
I.
Data Biografi
Nama
: Ny. S
Umur
: 74 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Status perkawinan
: Janda
TB/BB
: 149 cm / 37 kg
Penampilan
rambut
Rapi,bersih,wangi,berpakaian
Alamat
: Ny. Ati
Hubungan
: Anak klien
Alamat
: Sda
II.
1.
sesuai,
RIWAYAT KEPERAWATAN
GENOGRAM
Keterangan:
: perempuan
: laki-laki
: garis keturunan
: garis perkawinan
------ : tinggal dalam satu rumah
X
: meninggal dunia
2.
Riwayat Keluarga
Klien adalah anak ke-4 dari lima bersaudara, klien dulunya berasal dari keluarga petani.
Ayah dan ibu klien sudah meninggal. Suami klien sudah meninggal sejak klien berumur
51 tahun. Sekarang klien tinggal ikut anaknya.
Dalam keluarga klien ada yang menderita penyakit stroke yaitu kakak pertamanya dan
sudah meninggal. Dalam lingkungan keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBparu.
III. RIWAYAT PEKERJAAN
Pekerjaan saat ini
: tidak bekerja
Alamat pekerjaan
:-
:-
Transportasi
:-
Pekerjaan sebelumnya
: 10 km
Transportasi
: Jalan kaki
: porselen
: kering
Tangga rumah
: tidak ada
Penerangan
: cukup
Tempat tidur
: tanpa ranjang
Alat dapur
: tertata rapi
WC
Kebersihan lingkungan
mebahayakan klien
: 5 (lima) orang
Derajat privasi
: baik
Tetangga terdekat
:Mbah Saras
Alamat
V.
RIWAYAT REKREASI
Hobi/minat
Keanggotaan organisasi
Liburan/perjalanan
taman kota.
Klien
sering
diajak
anaknya
jalan-jalan
ke
: Mantri Sri
: 1 km
RS
Klinik
:-
Perawatan sehari-hari yang dilakukan keluarga: tidak ada karena klien masihdapat
melakukan aktivitas madiri.
VII.
DESKRIPSI KEKHUSUSAN
Kebiasaan ritual
: Klien selalu melaksanakan sholat lima waktu
berjamaah di mushola Al-Anshor dekat rumah klien, dan sering mendengarkan ceraham
dari TV.
VIII.
STATUS KESEHATAN
Status kesehatan umum selama setahun yang lalu :sering pegal-pegal dan kesemutan
pada ektremitas, dan hipertensi
Status kesehatan umum selama lima tahun yang lalu : Klien pernah mederita sakit
stroke dan di opname di RSUD Sragen, Jawa tengah selama 2 minggu
Keluhan utama
:-
:-
:-
:-
:-
Obat-obatan
Alergi
Obat-obatan
:-
Makanan
:-
Faktor lingkungan
:-
: Katz A
Oksigenasi
Cairan/elektrolit
Nutrisi
klien tidak suka makan sayur, klien minum air putih 3 gelas sehari ( 750 ml),
Eliminasi
3x/m, BAK
Aktivitas
secara mandiri
Istirahat&tidur
mulai tidur pukul 22.00 sampai 04.00 pagi. Pada saat tidur klien sering terbangun.
Personal hygiene
dan sudah tidak memiliki pasangan, sejak menopause klien sudah tidak ada keinginan
untuk berhubungan dengan dengan lawan jenis.
X.
Konsep diri
: baik
Emosi
: stabil
Tingkat kesadaran
: compos mentis
Afasia
: tidak ada
Dimensia
: ada
Orientasi
: baik
Bicara
Kemampuan membaca
Kemampuan interaksi
Vertigo
: ada
SPSMQ
MMSE
: skor 2 = baik
GDS
APGAR
: skor 10 = rendah
: baik
Tingkat kesadaran
: compos mentis
Tanda-tanda vital
PENGKAJIAN PERSISTEM
B1/pernapasan
Bentuk dada
: simetris
Pola napas
Bunyi napas
: vesikuler
Pergerakan dada
: normal
Tractil fremitis
: tidak ada
B2/Kardiovaskuler
Nadi
Bunyi janting
: normal
Letak jantung
Pembesaran jantung
: ada
Nyeri dada
: tidak ada
Oedeme
: tidak ada
Clubbing finger
: tidak ada
B3/ persarafan
Tingkat kesadaran
: compos mentis
GCS
Reflek
: normal
Koordinasi gerak
Kejang
: tidak ada
Mata
Bentuk
: normal
Visus
:-
Pupil
: isokor
: menyempit
Medan penglihatan
: menyempit
Buta warna
2.
Hidung
Bentuk
: normal
Gagguan penciuman
: tidak ada
3.
Telinga
Aurikel
Membaran timpani
Ottorhochea
Tinitus
4.
Perasa
: normal
5.
Peraba
: normal
B4/perkemihan
: tidak ada
: normal
: keruh
: tidak ada
: ada
Masalah kandung kemih : Tidak terjadi nyeri saat BAK, tidak ada distensi
suprapubik , BAK lancar , tidak terjadi infeksi, tidak terjadi terjadi inkontinensia urine.
Produksi urin
Frekuensi BAK
Warna
: kuning
Bau
:amoniak
: 3 4 x/hari
B5/eliminasi alvi
1.
Mulut
: mukosa lembab
Lidah
: normal
Tengorokan
Abdomen
: dintensi
Pembesaran hepar
: tidak ada
Pembesaran lien
: tidak ada
Asites
2.
BAB
Obat pencahar
Lavamen
: tidak ada
B6/Otot/tulang/integumen
1.
Otot-tulang
Fraktur
: tidak ada
Dislokasi
: tidak ada
Hematoma
2.
Integumen
Warna kulit
Turgor
Tulang belakang
: tidak ada
: sawo matang
: tidak elastis
: kiposis
REPRODUKSI
Payudara
Bentuk
: simetris
Benjolan
: tidak ada
Kelamin
Bentuk
: normal
Keputihan
: tidak ada
Siklus haid
ENDOKRIN
Faktor alergi
: tidak ada
Manifestasi
:-
Cara mengatasi
:-
Kelainan endokrin
: tidak ada
ANALISA DATA
No
1.
Data
Penyebab
DS :
1.
Masalah
Pemenuhan
Gangguan
kebutuhan gizi
Bowel Eliminasi
tidak
( BAB )
2.
seimbang.
3.
Perkusi
abdomen
hypertimpani.
No.
Dx. Kep.
RENCANA KEPERAWATAN
Tujuan
Intervensi
Rasional
1.
Gangguan
Setelah dilakukan
1. Kaji pengetahuan
1.
Bowel
Intervensi
klien mengenai
tingkat pengetahuan
Eliminasi
keperawatan dalam
pemahaman tentang
klien tentang
( BAB ) b.d
waktu 2 X 24 jam
nutrisi.
nutrisinya.
Pemenuhan
kebutuhan
secara normal.
2.
2.
gizi tidak
Kriteria hasil :
merupakan makanan
seimbang.
1. Klien
buah.
Anjurkan klien
Untuk mengetahui
mendapatkan nutrisi
sehingga dapat
membantu melancarnak
n pencernaan.
3.
maksimal dalam
3. klien untuk
waktu 2 X 24 jam .
meningkatkan intake
Untuk membantu
melunakan feses.
Untuk mengurasi
kembung/ distensi.
Untuk mengetahui
5. Lakukan auskultasi
keefektifan rencana
bising usus.
sebelumnya.
IMPLEMENTASI
Dx.
Kep.
No.
1. 1
.
Implementasi
Evaluasi
O:
Bising usus 10x / menit.
Makan dengan lauk pauk dan
sayuran.
Perkusi abdomen tympani.
A:Masalah teratasi
P: Hentikan intervensi
KESIMPULAN
Pada lansia sistem gastrointestinal mengalami perubahan seperti kehilangan gigi, indra
pengecap yang mengalami penurunan fungsi, rasa lapar yang menurun, peristaltic yang
menurun dan lain-lain. Sehingga pada lansia pola eliminasi urine dan fekal mengalami
perubahan dimana perawat harus mampu membantu lansia dalam menghadapi
perubahan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Asfawan. M, Dkk. 1988. Gizi dan Kesehatan Manula (Manusia Lanjut Usia).
Jakarta : PT Mediyatama Sarana Prakarsa
Lueckenofte, 1998. Pedoman Praktis Pengkajian Gerontologi Edisi 2. Jakarta: EGC
Nugroho, W. 2000. Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta : EGC
Watson, R. 2003. Perawatan pada Lansia. Jakarta : EGC
Tarwoto, Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika