Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
(40%). Penyakit ini banyak ditemukan pada penduduk sosial ekonomi yang
rendah dan berhubugan dengan tinggi rendahnya kebersihan perseorangan
(personal hygiene). Pytiriasis versicolor dipengaruhi dengan beberapa
keadaan seperti iklim tropis yang panas, banyak keringat dan lembab
(Banerjee, 2011).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
yang
disebut
stratum
korneum,
rambut
dan
kuku.
Dalam
seperti pytiriasis versicolor, otomikosis, piedra hitam, piedra putih, tinea nigra
palmaris dan onikomikosis (Budimulja, 2010).
Pityriasis
versicolor
merupakan
mikosis
superfisial
golongan
non-
meningkatkan
kerentanan
terkena
penyakit
ini.
Faktor
2.2.2 Etiologi
Penyebab dari pityriasis versicolor adalah jamur dimorfik, lipofilik
(Lipophilic yeast) yaitu malassezia furfur yang merupakan flora normal
pada permukaan kulit manusia. Pada kulit bayi sekitar 18% dan pada
kulit orang dewasa sekitar 90-100%. Malassezia furfur memiliki nama
lain yaitu pityrosporum orbiculae dan pytirosporum ovale, yang hanya
bias dibiakkan pada media kaya asam lemak rantai C12-C14 (Haffeman
dan Janik, 2008).
2.2.3 Patogenesis
10
Ukuran dan bentuk lesi dangat bervariasi bergantung lama sakit dan
luasnya lesi. Pada lesi baru sering dijumpai makula skuamosa folikular.
Sedangkan pada lesi primer tunggal berupa makula dengan batas sangat
tegas tertutup skuama halus. Warna kulit juga menyebabkan perbedaan
bentuk lesi, pada kulit hitam atau coklat umumnya berwarna putting
sedang pada kulit putih atau terang cenderung berwarna coklat atau
kemerahan. Macula umumnya khas bulat atau oval tersebar, pada lokasi
yang selalu lembab kadang batas lesi dan skuama menjadi tidak jelas
(Partogi, 2008).
Pada kasus pityriasis versicolor yang lama dan tanpa pengobatan lesi
dapat berbentuk polisiklik. Beberapa kasus di daerah berhawa dingin
pasien dapat sembuh total tanpa meninggalkan bekas lesi berupa makula
hipopigmentasi, namun pada sebagian besar kasus pengobatan pada
pityriasis versicolor menyebabkan lesi meninggalkan bekas makula
hipopigmentasi yang dapat hilang dalam beberapa bulan tanpa disertai
skuama (Partogi, 2008).
11
2.2.5 Diagnosis
Diagnosis pityriasis versicolor ditegakkan berdasarkan gambaran klinis,
pemeriksaan flouresensi, lesi kulit dengan lampu wood, dan sediaan
langsung (Budimulja, 2010). Gambaran klinis dari pityriasis versicolor
berupa
adanya
efloresensi
berupa
makula
hipopigmentasi,
12
1. Vetiligo
Vitiligo adalah suatu hipopigmentasi yang dapat bersifat progresif,
sering kali ditandai dengan makula hpopigmentasi pada kulit, berbatas
tegas dan asimtomatis.
2. Pitiriasis alba
Pitiriasis alba sering dijumpai pada anak usia 2-16 tahun (30-4-%).
Denga perbandingan wanita dan pria sama. Lesi berbentuk bulat atau
oval. Pada mulanya lesi berwarna merah muda atau sesuai warna kulit
dengan skuama halus diatasnya. Setelah eritema hilang lesi yang
dijumpai hanya hipopgmentasi dengan skuama halus. Pada stadium ini
penderita datang berobat terutama pada orang dengan kulit berwarna.
14
Terapi pitiriasis alba kadang tidak memuaskan tetapi penyakit ini dapat
sembuh dengan sendirinyaseiring dengan meningkatnya usia, namun
pernah dilaporkan lesi yang menetap hingga dewasa. Terapi yang dapat
diberikan berupa kortikosteroid topikal. Untuk lesi pitiriasis alba yang
luas dapat diberikan PUVA (Ortonne, 2003)
3. Morbus hansen
15
16
5. Chemical leukoderma
17
18
phaeomelanin
dan
metabolitnya
dibandingkan
19
20
untuk menekan
7. Pinta
Pinta memiliki arti bercak berwarna dalam bahasa Spanyol, disebabkan
oleh Treponema carateum. Pinta dalah satu-satunya treponematosis
dengan manifestasi klinis terbatas hanya pada kulit. Seperti sifilis, pada
pinta terdapat 3 stadium klinis namun berbeda dengan sifilis, pada pinta
21
lesi dari lesi dari berbagai stadium dapat ditemukan dalam satu pasien
(Sanches, 2003).
22
warna coklat, biru, merah , dan ungu. Lesi memppunyai batas yang
tidak teratur dan berukuran bervariasi. Macula timbul simetris pada
penonjolan tulang misalnya pergelangan tangan, jari tangan, tumit, dan
disekitar lesi lama. Hanya pasien dengan stadium lanjut yang bias
mengalami vitiligo (vitiligo pinta) (Kahn, 1999 dan Sanches, 2003).
2.2.7
Pengobatan
Pityriasis versicolor dapat diterapi secara topikal maupun sistemik.
Tingginya angka kekambuhan merupakan masalah, dimana mencapai
60% pada tahun pertama dan 80% setelah tahun kedua. Oleh sebab itu
diperlukan terapi profilaksis untuk mencegah rekurensi (Faegemann,
1990).
1. Pengobatan topikal
Pengobatan topikal harus dilakukan secara menyeluruh, tekun,
dan konsisten. Beberapa obat topikal yang digunakan ialah
sebagai berikut:
- Selenium sulfide 1,8% dalam bentuk shampoo 2-3 kali
seminggu. Obat dioleskan dan digosok pada lesi dan
didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi.
23
2.2.8 Pencegahan
Untuk pencegahan dapat disarankan pemakaian 50% propilen glikol
dalam air atau sistemik ketokonazol 400 mg/hari sekali sebulan
(Radiono, 2001).
24
2.2.9 Prognosis
Pengobatan baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan
konsisten. Pengobatan harus terus dilakukan setelah 2 minggu
flouresensi negative dengan pemeriksaan lampu wood dan sediaan
langsung negative (Faegemann, 1990).
Penilaian terhadap suatu individu dengan personal hygiene yang baik apabila,
orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan
kulit, tangan dan kuku,dan kebersihan genitalia (Frenki, 2011).
Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan
meminimalkan pintu masuk (port de entry) mikroorganisme yang pada
akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal hygiene merupakan
perawatan diri dimana seseorang merawat fungsi-fungsi tertentu seperti mandi
dan kebersihan tubuh secara umum. Kebersihan diri diperlukan untuk
kenyamanan, keamanan dan kesehatan seseorang. Kebersihan diri merupakan
langkah awal mewujudkan kesehatan diri. Dengan tubuh yang bersih
meminimalkan risiko seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu
penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang
tidak baik. Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh
terserang berbagai penyakit seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit
mulut dan penyakit saluran cerna (Listautin, 2012).
Usaha kesehatan pribadi adalah daya upaya dari seseorang untuk memelihara
dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri (Entjang, 2000). Menurut
Listautin (2012), menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara
personal hygiene diantaranya kebersihan kulit, tangan dan kuku terhadap
keluhan kesehatan.
26
a. Kebersihan kulit
Kulit merupakan organ terbesar manusia, kulit berfungsi untuk melindungi
jaringan dibawahnya dari cidera, mengatur suhu, menghasilkan minyak,
mentransmisikan sensasi melalui reseptor saraf, menghasilkan dan
mengabsorpsi vitamin D (Listautin 2012). Kulit sebagai organ yang
berfungsi sebagai proteksi, kulit memegang peranan penting dalam
meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang masuk melewati kulit
(Isroin dan Andarmayo, 2012).
Sabun dan air merupakan hal yang penting untuk mempertahankan
kebersihan kulit. Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan
diri adalah sebagai berikut:
1. Membersihkan tubuh dengan menggunakan air bersih.
2. Mandi dilakukan oleh setiap orang setidaknya minimal 2 kali
dalam sehari .
3. Mandi dengan menggunakan sabun.
4. Menjaga kebersihan pakaian dengan mengganti pakaian setiap
hari
5. Makan-makanan yang bergizi terutama sayur dan buah
6. Menjaga kebersihan lingkungan.
Sedangkan kriteria mandi yang baik adalah :
1. Mandi satu sampai dua kali sehari, khususnya di daerah tropis.
2. Bagi yang terlibat dalam kegiatan olah raga atau pekerjaan lain
yang mengeluarkan banyak keringat dianjurkan untuk segera
mandi setelah selesai kegiatan tersebut.
3. Gunakan sabun yang lembut. Germisidal atau sabun antiseptic
tidak dianjurkan untuk mandi sehari-hari.
27
lalu keringkan
dengan handuk yang kering dan tidak dipakai oleh orang lain
(Web Health Center, 2012).
Menurut penelitian Sajida (2012) terdapat hubungan yang bermakna antara
kebersihan kulit dengan keluhan penyakit kulit.
28
29
yang
baik
dapat
meningkatkan
kesehatan.
31
yang
berbeda,
mengikuti
praktek
perawatan
32
e. Mencegah penyakit
f. Menciptakan keindahan
Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
Menurut Tarwoto dan Wartonah (2010) dampak yang bisa timbul
adalah:
a. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan
fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit.
Gangguan mukosa mulut, gangguan pada mata dan telinga,
gangguan pada kuku.
b. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubunagan dengan personal hygiene
adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
2.4 Hubungan personal hygiene dengan pitiriasis versikolor
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting
dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan
dan psikis seseorang. Kurangnya kebersihan diri merupakan salah satu
faktor predisposisi timbulnya penyakit seperti pitiriasis versikolor ( Tarwoto
& Wartonah, 2010).
33
Pityriasis
Versicolor
Saprofit
Miselial
Pityriasis
Versicolor
34
Ringan
Sedang
Berat
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
35
36
37
Variabel
Personal hygiene
Pengertian
Personal hygiene adalah
Menjaga kebersihan diri
sebelum dan sesudah
beraktifitas seperti
mencuci tangan sebelum
dan sesudah beraktifitas,
mengganti pakaian dan
kebiasaan mandi
(Rahmawati, 2010)
Pengukuran
Cara Ukur:
Wawancara
skala
Ordinal
Pityriasis
versicolor
Efloresensi berupa
makula hipopigmentasi,
hiperpigmentasi, atau
kemerahan dengan batas
sangat tegas, tertup
skuama halus. Sediaan
langsung (uji kerok)
KOH 20%
memperlihatkan
Cara ukur:
Nominal
- Inspeksi pada
daerah yang
dicurigai.
- Pemeriksaan sediaan
langsung KOH 20%.
Alat ukur:
- Lup (kaca
38
pembesar)
- Mikroskop cahaya.
Nilai ukur:
Inspeksi
- Positif:apabila
ditemukan macula
hipopigmentasi,
hiperpigmentasi,
atau kemerahan
dengan batas sangat
tegas, tertup skuama
halus.
- Negatif: apabila
tidak ditemukan
macula
hipopigmentasi,
hiperpigmentasi,
atau kemerahan
dengan batas sangat
tegas, tertup skuama
halus
Sediaan langsung
KOH
- Positif: apabila
ditemukan
kelompok sel ragi
bulat berdinding
tebal dengan
miselium kasar.
- Negatif: apabila
tidak ditemukan
kelompok sel ragi
bulat berdinding
tebal dengan
miselium kasar.
a. Alat tulis
Adalah alat yang digunakan untuk mencatat, melaporkan hasil
penelitian. Alat tersebut adalah pulpen, kertas, pensil dan komputer.
b. Kuisioner terstruktur
Adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian.
Kuesioner diadaptasi dari penelitian Rahmawati (2010). Tiap item
pertanyaan diberi skor nilai sesuai dengan jumlah jawaban pada
pertanyaan. Selanjutnya kuesioner yang telah diisi oleh responden
dijumlahkan. Variabel personal hygiene dinilai baik jika > 75%,
dinilai sedang jika 40-75%, dan dinilai kurang jika < 40%.
c. Lembar inform consent
adalah lembar persetujuan untuk menjadi responden penelitian.
d. Alat dan bahan pemeriksaan sediaan langsung
Alat dan bahan untuk pengambilan kerokan sebagai berikut :
Mikroskop, skalpel, pipet tetes, alkohol, tissue, cotton swab, object
glass, KOH 10-20%, alkohol 70%.
40
statistika
ntuk
mengolah
data
yang
diperoleh
akan
41
jenis analisis data yaitu analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis
multivariat.
a. Analisis univariat
Analisis ini digunakan untuk menentukan distribusi frekuensi
variabel bebas dan variabel terikat.
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara variabel terikat dengan variabel terikat dengan
menggunakan uji statistik.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi
square. Uji chi square meruapakan uji komparatif yang dugunakan
dalam data penelitian ini. Uji signifkan antaa data yang diobservasi
dengan data yang diharapkan dilakukan dengan batas kemaknaan
(<0,05) yang artinya apabila diperoleh p< , berarti ada
perbandingan yang signifikan dengan variabel bebas dengan variabel
terikat dan bila p> , berarti tidak ada hubungan yang sif=gnifikan
antara variabel bebas dengan variabel terkat.
Apabila uji chi square tidak memenuhi syarat parametik (nilai
expected count >20%), maka dilakukan uji alternatif Kolmogorofsmirnof.
c. Analisis multivariat
Analisis multivariat dapat dapat dilakukan menggunakan analisis
regresi logistik ganda. Analisis multivariat dilakukan untuk
mengetahui:
1. Variabel bebas mana yang memiliki pengaruh paling besar
terhadap variabel terikat.
2. Mengetahui apakah hubungan beberapa variabel bebas dengan
variabel terikat dipengaruhi oleh variabel lain atau tidak.
42
43