Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
LITERASI ASSESMEN
OLEH
VEFRA YULIANI
(14175036)
DOSEN PEMBIMBING:
PROF. DR. FESTIYED, MS
DR. DJUSMAINI DJAMAS, M.SI
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Literasi
Assesmen ini untuk memenuhi syarat dari mata kuliah Pengembangan Evaluasi
dan Proses Pembelajaran Fisika.
Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen penmbimbing, yang telah membantu dalam penulisan
resume dan matriks ini, mudah-mudahan amal baik yang diberikan akan mendapat
imbalan dari yang Maha Kuasa, amiin. Kami sangat berharap makalah dan
matriks ini bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, sangat diharapkan saran
dan kritik demi perbaikan penulisan ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
A. Latar Belakang.
2
B. Rumusan Masalah....
2
C. Tujuan Penulisan........
..2
D. Manfaat Penulisan..
..2
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................3
A. Pengertian Assessmen.........................................................3
B. Prinsip-Prinsip Asesmen Yang Baik.......................................4
C. Perubahan Asesmen Dan Konsekuensinya..........................8
D. Peran Kritis Asesmen Kelas.................................................9
E. Fungsi Dan Tujuan Assessmen...........................................17
BAB III PENUTUP........................................................................19
A. Kesimpulan.........................................................................19
B. Saran.................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
informasi
kepada
guru
untuk
meningkatkan
kemampuan
datang, kedua penilaian ini akan terus digunakan, baik sebagai penyedia informasi
untuk pembuatan keputusan maupun sebagai media pengajaran. Kita harus
memahami perbedaan antara kedua penggunaannya agar dapat memanfaatkan
kekuatan kedua jenis penilaian ini semaksimal mungkin untuk meningkatkan
pembelajaran. Pada masa yang akan datang, penilaian tertulis dan kinerja akan
tetap ada. Masing-masing memiliki aturan yang berbeda untuk memperoleh hasil
yang baik. Orang yang mampu melakukan penilaian dengan baik memahami
makna kualitas penilaian secara menyeluruh dan memahami bahwa kita tidak
pernah dibenarkan untuk melakukan penilaian yang tidak baik. Kemampuan
melakukan penilaian adalah tujuan utama dalam penilaian kelas.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Assessmen
Istilah asesmen diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses
kemajuan dari hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diatikan
oleh kumano (2001) sebagai the process of collecting data which show the
development of learning. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen
merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajara siswa. Namun
walaupun proses belajar siswa merupakan hal yang dinilai dalam asesmen factor
hasil belajar tidak dikesampingkan. Allah berfirman dalam Quran surat Ar-Radu
ayat 37 yang berbunyi,
Artinya: 37. Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai
peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu
mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu,
maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap
(siksa) Allah.
Allah juga berfirman dalam Quran surat An-Naml ayat 32 yang berbunyi,
Artinya: 32. Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku
pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan
sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku).
Assessmen merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode
yang biasa dFisikakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara
menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk
memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses
penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan
oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil
belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai
umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses
program pembelajaran.
Untuk memulai pengembangan profesional yang diperlukan untuk
menjamin penilaian yang berkualitas tinggi di kelas, beberapa hal yang harus
terlebih dahulu dFisikahami oleh setiap pendidik antara lain:
1. Memahami prinsip-prinsip dasar asesmen yang berkualitas
2. Bertindak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirancang
3. Mengupayakan penggunaan yang seimbang berbagai alternatif asesmen
B. Prinsip-Prinsip Asesmen Yang Baik
Ada beberapa macam prinsip assessmen yang baik menurut Stiggins (1994:
9-15) diantaranya yaitu:
1. Clear thinking and effective communication (pemikiran yang jelas dan
komunikasi efektif). Penilaian yang baik menuntut pemikiran yang jernih dan
komunikasi yang efektif. Angka bukan merupakan satu-satu cara untuk
mengkomunikasi hasil belajar siswa. Guru dapat menggunakan gambar,
ilustrasi, dan contoh untuk mengkomunikasikan hasil. Meskipun tingkat
pencapaian sering kali diterjemahkan menjadi skor, ada dua fakta penting
yang perlu dFisikahami. Pertama, angka bukanlah satu-satunya cara untuk
menyatakan pencapaian. Kita dapat memanfaatkan kata-kata, gambar,
ilustrasi, contoh, dan berbagai cara lainnya. Kedua, simbol untuk menyatakan
pencapaian siswa sama bermaknanya dan sama bergunanya dengan definisi
pencapaian dan kualitas penilaian yang digunakan untuk menghasilkannya.
2. Teachers in charge (guru yang memegang peranan). Guru berperan
mengarahkan penilaian untuk menentukan apa yang harus dipelajari oleh
siswa dan apa yang siswa rasakan berkaitan dengan penilaian yang dilakukan.
Dalam
berbagai
konteks
pendidikan,
hasil
penilaian
tingkat
kotamadya/kabupaten, provinsi, nasional seolah-olah dianggap sebagai satusatunya hasil penilaian yang menentukan. Penilaian ini bahkan tidak dapat
disamakan dengan dengan penilaian kelas yang dilakukan oleh guru,
berkaitan dengan dampaknya terhadap keadaan siswa. Gurulah yang
menentukan bagaimana bentuk interaksi yang dilakukan dengan siswanya,
rata-rata sebanyak satu kali setiap dua atautiga menit (mengajukan pertanyaan
dan menginterpretasikan jawaban, mengamati kinerja siswa, memeriksa
pekerjaan rumah, menggunakan tes dan kuis). Umumnya, penilaian dalam
kelas berlangsung secara terus menerus. Dengan demikian, jelas bahwa
penilaian kelas adalah penilaian yang paling mudah dilakukan oleh guru.
3. Student as the key users (siswa sebagai pengguna yang harus diperhatikan).
Siswa adalah pihak yang paling memanfaatkan hasil penilaian. Melalui
penilaian kelas, mereka dapat mempelajari kinerjanya serta mempelajari
standar kualitas kinerjanya dari guru. Tidak seorang pun, selain siswa, yang
dapat memanfaatkan menggunakan hasil penilaian kelas yang dilakukan oleh
guru untuk menetapkan apa yang dapat mereka harapkan dari diri mereka
sendiri. Siswa dapat memperkirakan peluang keberhasilannya berdasarkan
kinerja yang ditunjukkan oleh hasil penilaian sebelumnya. Tidak ada satu
keputusan lain yang dapat memberikan pengaruh lebih besar pada
keberhasilan siswa. Banyak pihak yang berkepentingan hasil penilaian kepala
sekolah, wali kelas dan orang tua. Namun, siswa adalah orang yang paling
penting dan berkepentingan terhadap hasil penilaian. Firman Allah:
Artinya: 8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak. Berlaku
Artinya: 17. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia
dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).
6. Attention to interpersonal impact (Perhatian terhadap dampak antarpersonal).
Penilaian merupakan kegiatan interpersonal yang komplek dan tidak pernah
merupakan kegiatan yang ilmiah murni. Oleh karena itu, guru harus menjaga
mutu penilaian setinggi mungkin dan mengkomunikasikan dengan cara yang
peka dan pribadi. Kita harus selalu berusaha melaksanakan penilaian yang
baik, mengkomunikasikan hasilnya secara hati-hati dan pribadi, dan
mengantisFisikasi hasilnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk
memberikan dukungan terhadap siswa yang pencapaiannya rendah. Semakin
muda siswa, semakin penting adanya bimbingan bagi mereka.
7. Assessment as instruction (Penilaian sebagai pembelajaran). Penilaian dan
pengajaran dapat menjadi suatu kesatuan. Potensi terbesar yang tersimpan
dalam penilaian kelas adalah kemampuannya untuk menjadikan siswa sebagai
mitra penuh dalam proses penilaian. Siswa yang mampu mendalami sasaran
pencapaian secara menyeluruh mampu secara percaya diri melakukan
evaluasi, baik terhadap hasil kerjanya sendiri maupun hasil kerja temannya.
Tantangan yang kita hadapi dalam penilaian kelas adalah memastikan bahwa
siswa memiliki seluruh informasi yang diperlukannya, dalam bentuk yang
mudah dFisikahami, pada waktu yang tepat sehingga digunakan secara
efektif.
Asesmen dapat digunakan sebagai pemberi informasi dalam pengambilan
keputusan dan sebagai alat bantu mengajar (teaching tools) dalam pembelajaran.
Semua pendidik perlu membentuk landasan kemampuan asesmen kelas untuk :
1. Mempersiapkan diri untuk memenuhi tantangan pemahaman asesmen kelas di
institusinya dengan merancang tugas-tugas rumah dengan jelas dan
mengkomunikasikan tujuan dan visi (harapannya) dengan jelas.
2. Menyadari peran utamanya dalam proses asesmen di institusi dengan
sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.
3. Memprioritaskan pengembangan kemampuan profesional dalam asesmen.
Sebelumnya
Sekarang
Mengajar
Siswa
Kepala Sekolah
Diases
Menafsirkan hasil tes
baku
Sebelumnya
Perubahan
Praktik
Tujuan
Penggunaan
Target
Metode
Akuntabilitas
Hasil tes menyeleksi
dari paling tinggi ke
bawah
Umum tidak terbuka
Terutama SR
Akuntabilitas; Pembelajaran
Hasil menyeleksi dari paling
tinggi ke bawah dan dari kelas
ke tingkat sekolah (up)
Sangat terfokus
Terutama assesmen esai dan
kinerja dengan sejumlah SR
Allah berfirman mengenai perubahan ke arah yang lebih baik dalam QS AlAnkabut ayat 26 dan An-Nissa ayat 98 yang berbunyi:
Artinya : 98. kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun
anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui
jalan (untuk)
D. Peran Kritis Asesmen Kelas
Secara garis besar peran kritis asesmen dapat digunakan untuk pencapaian
suatu prestasi maksimal dari peserta didik. Terdapat dua kategori asesmen, yaitu
penilaian berskala besar dan penilaian kelas.
1. Asesmen Skala Besar. Asesmen skala besar diidentifikasikan sebagai
kebijakan penilaian yang dijadikan standar pada daerah cakupan yang lebih
luas dan dijadikan patokan atau dijadikan acuan dalam penilaian didaerah
(atau dalam sekup yang lebih kecil sekolah).
2. Asesmen Kelas. Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan
pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi atau hasil belajar peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran. Untuk kepentingan itu dilakukan pengumpulan data sebagai
informasi akurat untuk pengambilan keputusan. Pengumpulan data dengan
prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi dasar atau
indikator yang akan dinilai yang dalam subunit terdahulu kita sebut dengan
asesmen. Dari proses asesmen ini, pendidik akan memperoleh potret atau
profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah stkitar kompetensi
10
dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam Kurikulum 2013 masingmasing sekolah. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan
melalui
langkah-langkah
perencanaan,
penyusunan
alat
penilaian,
11
12
13
14
15
16
17
antar teman juga dapat digunakan untuk menentukan nilai hasil kerja siswa
untuk keperluan sumatif.
E. Fungsi dan Tujuan Assessmen
1. Fungsi Assessmen
Penilaian mempunyai sejumlah fungsi di dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Sebagai alat guna mengetahui apakah siswa talah menguasai pengetahuan,
nilai-nilai, norma-norma dan keterampilan yang telah diberikan oleh guru.
b. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar.
c. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
d. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa
e. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa
f. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa
2. Tujuan Assessmen
Terdapat 6 tujuan penilaian dalam kaitannya dengan belajar mengajar
(Sukardi, 2008: 9) yaitu:
a. Menilai ketercapaian tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode
penilaian, dan cara belajar siswa. Cara penilaian biasanya akan menentukan
cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode
evaluasi yang digunakan oleh siswa.
b. Mengukur
macam-macam
aspek
belajar
yang
bervariasi.
Belajar
dari
pengalaman
siswa
yang
beragam
dalam
memulai
18
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Agar penilaian terhadap pembelajaran FISIKA di kelas dapat
dilaksanakan dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas
sekolah dan siswa di negeri ini harus berjuang bersama-sama untuk
mengembangkan kemampuan menilai (assessment literacy). Kemampuan
menilai
adalah
kuncinya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta:
Depdiknas.
Nurayani Y. Rustman, (-). Trend Penilaian Pembelajaran FISIKA Masa Depan.
http://www.p4tkFisika.org/jurnal/index.html?poppy_k__devi2.htm. Di akses
1 Maret 2015.
Stiggins,R.J. 1994. Student-Centered Class Room Assessment. NewYork:
Macmillan Publishing Company.
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara
Wulan, A.R. 2007. Pembekalan Kemampuan Performance Assessment Kepada
Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inquiry. Disertasi Doktor
kependidikan, Program studi Pendidikan FISIKA. Sekolah pascasarjana
Universitas pendidikan Indonesia.
Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Zainul, A. 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi. Alternative Assessment.
Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan
Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.
21