Vous êtes sur la page 1sur 24

TUGAS 3 RESUME

PENGEMBANGAN EVALUASI DAN PROSES PEMBELAJARAN FISIKA

LITERASI ASSESMEN

OLEH

VEFRA YULIANI
(14175036)

DOSEN PEMBIMBING:
PROF. DR. FESTIYED, MS
DR. DJUSMAINI DJAMAS, M.SI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Literasi
Assesmen ini untuk memenuhi syarat dari mata kuliah Pengembangan Evaluasi
dan Proses Pembelajaran Fisika.
Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
khususnya kepada dosen penmbimbing, yang telah membantu dalam penulisan
resume dan matriks ini, mudah-mudahan amal baik yang diberikan akan mendapat
imbalan dari yang Maha Kuasa, amiin. Kami sangat berharap makalah dan
matriks ini bermanfaat bagi pembaca. Oleh karena itu, sangat diharapkan saran
dan kritik demi perbaikan penulisan ini.

Padang, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................1
A. Latar Belakang.
2
B. Rumusan Masalah....
2
C. Tujuan Penulisan........
..2
D. Manfaat Penulisan..
..2
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................3
A. Pengertian Assessmen.........................................................3
B. Prinsip-Prinsip Asesmen Yang Baik.......................................4
C. Perubahan Asesmen Dan Konsekuensinya..........................8
D. Peran Kritis Asesmen Kelas.................................................9
E. Fungsi Dan Tujuan Assessmen...........................................17
BAB III PENUTUP........................................................................19
A. Kesimpulan.........................................................................19
B. Saran.................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penilaian harus dipandang sebagai salah satu faktor penting yang


menentukan keberhasilan proses dan hasil belajar, bukan hanya sebagai cara yang
digunakan untuk menilai hasil belajar. Kegiatan penilaian harus dapat
memberikan

informasi

kepada

guru

untuk

meningkatkan

kemampuan

mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya


secara optimal (Zainal, 2012).

Agar penilaian terhadap pembelajaran Fisika di kelas dapat dilaksanakan


dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas sekolah dan siswa di
negeri ini harus berjuang bersama-sama untuk mengembangkan kemampuan
menilai (assessment literacy). Kemampuan menilai adalah kuncinya. Orang yang
mampu melakukan penilaian (assessment literates) adalah mereka yang
memahami prinsip dasar penilaian. Pemahaman akan makna penilaian yang baik
saja tidaklah cukup. Kita juga harus memahami bagaimana penilaian
menghubungkan kualitas pembelajaran dengan upaya untuk mempertahankan
alternatif penilaian yang seimbang. Kita harus patuh dan berupaya memenuhi
standard yang ditetapkan, dan saling membantu jika penilaian yang dilakukan
gagal memenuhi standard ini.

Dalam sistem pendidikan di masa yang akan datang, pengujian terstandar


(standardized testing) dan penilaian kelas (classroom assessment) akan tetap ada.
Kita harus dapat menghargai perbedaan antara kedua jenis penilaian tersebut dan
mampu menjamin kualitas kedua penilaian yang dilakukan. Pada masa yang akan

datang, kedua penilaian ini akan terus digunakan, baik sebagai penyedia informasi
untuk pembuatan keputusan maupun sebagai media pengajaran. Kita harus
memahami perbedaan antara kedua penggunaannya agar dapat memanfaatkan
kekuatan kedua jenis penilaian ini semaksimal mungkin untuk meningkatkan
pembelajaran. Pada masa yang akan datang, penilaian tertulis dan kinerja akan
tetap ada. Masing-masing memiliki aturan yang berbeda untuk memperoleh hasil
yang baik. Orang yang mampu melakukan penilaian dengan baik memahami
makna kualitas penilaian secara menyeluruh dan memahami bahwa kita tidak
pernah dibenarkan untuk melakukan penilaian yang tidak baik. Kemampuan
melakukan penilaian adalah tujuan utama dalam penilaian kelas.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa yang dimaksud dengan asesmen?

2. Apa prinsip asesmen yang baik?

3. Bagaimanakah perubahan asesmen dan konsekuensinya?

4. Apa peran kritis asesmen kelas?

5. Apa fungsi dan tujuan asesmen?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian asesmen.

2. Untuk mengetahui prinsip asesmen yang baik.

3. Untuk mengetahui perubahan asesmen dan konsekuensinya.

4. Untuk mengetahui peran kritis asesmen kelas.

5. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan asesmen.

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dalam pembuatan makalah ini adalah :

Dapat dijadikan pengalaman dan bekal ilmu pengetahuan bagi pembaca


khususnya untuk tenaga pendidik kedepannya.

Membantu mahasiswa memahami tentang bagaimana pelaksanaan asesmen


dalam pendidikan

Memenuhi persyaratan untuk mengikuti mata kuliah Pengembangan Evaluasi


dan Proses Pembelajaran Fisika.

BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Assessmen
Istilah asesmen diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses
kemajuan dari hasil belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diatikan
oleh kumano (2001) sebagai the process of collecting data which show the
development of learning. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asesmen
merupakan istilah yang tepat untuk penilaian proses belajara siswa. Namun
walaupun proses belajar siswa merupakan hal yang dinilai dalam asesmen factor
hasil belajar tidak dikesampingkan. Allah berfirman dalam Quran surat Ar-Radu
ayat 37 yang berbunyi,

Artinya: 37. Dan demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai
peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab. Dan seandainya kamu
mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu,
maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap
(siksa) Allah.
Allah juga berfirman dalam Quran surat An-Naml ayat 32 yang berbunyi,

Artinya: 32. Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah aku
pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan
sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku).
Assessmen merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode
yang biasa dFisikakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa dengan cara
menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian adalah
penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk

memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik. Proses
penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar peserta didik yang dilakukan
oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan perkembangan hasil
belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki, juga sekaligus sebagai
umpan balik kepada guru agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses
program pembelajaran.
Untuk memulai pengembangan profesional yang diperlukan untuk
menjamin penilaian yang berkualitas tinggi di kelas, beberapa hal yang harus
terlebih dahulu dFisikahami oleh setiap pendidik antara lain:
1. Memahami prinsip-prinsip dasar asesmen yang berkualitas
2. Bertindak sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dirancang
3. Mengupayakan penggunaan yang seimbang berbagai alternatif asesmen
B. Prinsip-Prinsip Asesmen Yang Baik
Ada beberapa macam prinsip assessmen yang baik menurut Stiggins (1994:
9-15) diantaranya yaitu:
1. Clear thinking and effective communication (pemikiran yang jelas dan
komunikasi efektif). Penilaian yang baik menuntut pemikiran yang jernih dan
komunikasi yang efektif. Angka bukan merupakan satu-satu cara untuk
mengkomunikasi hasil belajar siswa. Guru dapat menggunakan gambar,
ilustrasi, dan contoh untuk mengkomunikasikan hasil. Meskipun tingkat
pencapaian sering kali diterjemahkan menjadi skor, ada dua fakta penting
yang perlu dFisikahami. Pertama, angka bukanlah satu-satunya cara untuk
menyatakan pencapaian. Kita dapat memanfaatkan kata-kata, gambar,
ilustrasi, contoh, dan berbagai cara lainnya. Kedua, simbol untuk menyatakan
pencapaian siswa sama bermaknanya dan sama bergunanya dengan definisi
pencapaian dan kualitas penilaian yang digunakan untuk menghasilkannya.
2. Teachers in charge (guru yang memegang peranan). Guru berperan
mengarahkan penilaian untuk menentukan apa yang harus dipelajari oleh
siswa dan apa yang siswa rasakan berkaitan dengan penilaian yang dilakukan.

Dalam

berbagai

konteks

pendidikan,

hasil

penilaian

tingkat

kotamadya/kabupaten, provinsi, nasional seolah-olah dianggap sebagai satusatunya hasil penilaian yang menentukan. Penilaian ini bahkan tidak dapat
disamakan dengan dengan penilaian kelas yang dilakukan oleh guru,
berkaitan dengan dampaknya terhadap keadaan siswa. Gurulah yang
menentukan bagaimana bentuk interaksi yang dilakukan dengan siswanya,
rata-rata sebanyak satu kali setiap dua atautiga menit (mengajukan pertanyaan
dan menginterpretasikan jawaban, mengamati kinerja siswa, memeriksa
pekerjaan rumah, menggunakan tes dan kuis). Umumnya, penilaian dalam
kelas berlangsung secara terus menerus. Dengan demikian, jelas bahwa
penilaian kelas adalah penilaian yang paling mudah dilakukan oleh guru.
3. Student as the key users (siswa sebagai pengguna yang harus diperhatikan).
Siswa adalah pihak yang paling memanfaatkan hasil penilaian. Melalui
penilaian kelas, mereka dapat mempelajari kinerjanya serta mempelajari
standar kualitas kinerjanya dari guru. Tidak seorang pun, selain siswa, yang
dapat memanfaatkan menggunakan hasil penilaian kelas yang dilakukan oleh
guru untuk menetapkan apa yang dapat mereka harapkan dari diri mereka
sendiri. Siswa dapat memperkirakan peluang keberhasilannya berdasarkan
kinerja yang ditunjukkan oleh hasil penilaian sebelumnya. Tidak ada satu
keputusan lain yang dapat memberikan pengaruh lebih besar pada
keberhasilan siswa. Banyak pihak yang berkepentingan hasil penilaian kepala
sekolah, wali kelas dan orang tua. Namun, siswa adalah orang yang paling
penting dan berkepentingan terhadap hasil penilaian. Firman Allah:

Artinya: 8. Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi
saksi dengan. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap
sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak. Berlaku

adillah, karena itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah


kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.
4. Clear and appropriate targets (Sasaran yang jelas dan sesuai). Mutu kegiatan
penilaian bergantung pada kejelasan dan kelayahan hasil belajar yang akan
dinilai. Dalam hal ini pemahaman guru tentang makna perilaku belajar dan
kemampuannya dalam merumuska perubahan perilaku siswa sebagai tujuan
pengajaran merupakan prasarat bagi penilaian yang baik. Kita tidak dapat
menilai hasil pendidikan secara efektif jika kita tidak mengetahui dan
memahami apa sebenarnya nilai keluaran tersebut. Ada berbagai jenis
keluaran dari sistem pendidikan kita, mulai dari penguasaan materi sampai
kemampuan menyelesaikan masalah yang kompleks.
Firman Allah:

Artinya: 39. Katakanlah: "Hai kaumku, bekerjalah sesuai dengan


keadaanmu, sesungguhnya aku akan bekerja (pula), maka kelak
kamu akan mengetahui
5. High Quality assessment (Penilaian berkualitas). Penilaian yang baik
merupakan suatu keharusan dalam setiap konteks penilaian. Dalam setiap
konteks penilaian ada 5 standar yang harus dipenuhi yaitu:
a. Target dan tujuan pengajaran yang jelas.
b. Tujuan penialian yang jelas.
c. Penggunaan teknik penilaian yang tepat dan memadai.
d. Komprehensip (menentukan sampel yang tepat).
e. Perencanaan dan pelaksanaan yang memungkinkan guru dapat
mengontrol sumber yang dapat mengkotaminasi hasil belajar.
Allah berfirman:

Artinya: 17. Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia
dan burung lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan).
6. Attention to interpersonal impact (Perhatian terhadap dampak antarpersonal).
Penilaian merupakan kegiatan interpersonal yang komplek dan tidak pernah
merupakan kegiatan yang ilmiah murni. Oleh karena itu, guru harus menjaga
mutu penilaian setinggi mungkin dan mengkomunikasikan dengan cara yang
peka dan pribadi. Kita harus selalu berusaha melaksanakan penilaian yang
baik, mengkomunikasikan hasilnya secara hati-hati dan pribadi, dan
mengantisFisikasi hasilnya sehingga dapat mempersiapkan diri untuk
memberikan dukungan terhadap siswa yang pencapaiannya rendah. Semakin
muda siswa, semakin penting adanya bimbingan bagi mereka.
7. Assessment as instruction (Penilaian sebagai pembelajaran). Penilaian dan
pengajaran dapat menjadi suatu kesatuan. Potensi terbesar yang tersimpan
dalam penilaian kelas adalah kemampuannya untuk menjadikan siswa sebagai
mitra penuh dalam proses penilaian. Siswa yang mampu mendalami sasaran
pencapaian secara menyeluruh mampu secara percaya diri melakukan
evaluasi, baik terhadap hasil kerjanya sendiri maupun hasil kerja temannya.
Tantangan yang kita hadapi dalam penilaian kelas adalah memastikan bahwa
siswa memiliki seluruh informasi yang diperlukannya, dalam bentuk yang
mudah dFisikahami, pada waktu yang tepat sehingga digunakan secara
efektif.
Asesmen dapat digunakan sebagai pemberi informasi dalam pengambilan
keputusan dan sebagai alat bantu mengajar (teaching tools) dalam pembelajaran.
Semua pendidik perlu membentuk landasan kemampuan asesmen kelas untuk :
1. Mempersiapkan diri untuk memenuhi tantangan pemahaman asesmen kelas di
institusinya dengan merancang tugas-tugas rumah dengan jelas dan
mengkomunikasikan tujuan dan visi (harapannya) dengan jelas.
2. Menyadari peran utamanya dalam proses asesmen di institusi dengan
sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.
3. Memprioritaskan pengembangan kemampuan profesional dalam asesmen.

4. Memahami dinamika interpersonal dalam asesmen kelas & menjalin


kemitraan yang baik dengan peserta didik dalam proses menentukan hasil
belajar yang bernilai serta mentransfernya menjadi asesmen yang berkualitas.
C. Perubahan Asesmen Dan Konsekuensinya
Tabel 1. Perbedan Asesmen Dulu dengan Asesmen Sekarang
Perubahan
Peranan
Guru

Sebelumnya

Sekarang

Mengajar

Siswa
Kepala Sekolah

Diases
Menafsirkan hasil tes
baku
Sebelumnya

Menentukan hasil belajar;


mengajar; melakukan asesmen
primer/ utama
Assess Self & Peer
Menafsirkan hasil&menyiapkan
dukungan dalam assesmen kelas
Sekarang

Perubahan
Praktik
Tujuan
Penggunaan

Target
Metode

Akuntabilitas
Hasil tes menyeleksi
dari paling tinggi ke
bawah
Umum tidak terbuka
Terutama SR

Akuntabilitas; Pembelajaran
Hasil menyeleksi dari paling
tinggi ke bawah dan dari kelas
ke tingkat sekolah (up)
Sangat terfokus
Terutama assesmen esai dan
kinerja dengan sejumlah SR

Perubahan penting dalam pandangan asesmen:


1. Asesmen melayani fungsi pembelajaran dan pertanggungjawaban.
2. Informasi asesmen bernilai diturunkan dari konteks asesmen berskala besar
dan diangkat dari asesmen berbasis kelas.
3. Asesmen berperan paling baik ketika siswa memahami dengan baik target
pencapaian hasil belajar sebelum pelaksanaannya.
4. Asesmen dapat menggunakan berbagai metode bukan hanya tes PG.

Allah berfirman mengenai perubahan ke arah yang lebih baik dalam QS AlAnkabut ayat 26 dan An-Nissa ayat 98 yang berbunyi:

Artinya : 26. Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim:


"Sesungguhnya aku akan ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku
(kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana

Artinya : 98. kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun
anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui
jalan (untuk)
D. Peran Kritis Asesmen Kelas
Secara garis besar peran kritis asesmen dapat digunakan untuk pencapaian
suatu prestasi maksimal dari peserta didik. Terdapat dua kategori asesmen, yaitu
penilaian berskala besar dan penilaian kelas.
1. Asesmen Skala Besar. Asesmen skala besar diidentifikasikan sebagai
kebijakan penilaian yang dijadikan standar pada daerah cakupan yang lebih
luas dan dijadikan patokan atau dijadikan acuan dalam penilaian didaerah
(atau dalam sekup yang lebih kecil sekolah).
2. Asesmen Kelas. Penilaian kelas pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan
pendidik yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi atau hasil belajar peserta didik selama mengikuti proses
pembelajaran. Untuk kepentingan itu dilakukan pengumpulan data sebagai
informasi akurat untuk pengambilan keputusan. Pengumpulan data dengan
prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi dasar atau
indikator yang akan dinilai yang dalam subunit terdahulu kita sebut dengan
asesmen. Dari proses asesmen ini, pendidik akan memperoleh potret atau
profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah stkitar kompetensi

10

dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam Kurikulum 2013 masingmasing sekolah. Penilaian kelas merupakan suatu proses yang dilakukan
melalui

langkah-langkah

perencanaan,

penyusunan

alat

penilaian,

pengumpulan informasi melalui sejumlah bukti untuk menunjukkan


pencapaian hasil belajar peserta didik, pengolahan, dan penggunaan informasi
tentang hasil belajar peserta didik.
Dalam pelaksanaan penilaian kelas ini pendidik akan membandingkan hasil
belajar peserta didik dalam periode waktu tertentu dengan hasil yang dimiliki
peserta didik tersebut sebelumnya atau dengan kriteria tertentu dan sebaiknya,
hasil belajar siswa ini tidak dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
Pembandingan semacam ini disebut dengan penilaian acuan patokan atau
penilaian acuan kriteria. Penilaian kelas atau asesmen berbasis kelas ini
dianjurkan untuk digunakan karena penilaian kelas mempunyai beberapa
keunggulan yang tidak dimiliki oleh model asesmen yang lain (Balitbang
Depdiknas, 2006) seperti berikut:
a. Dalam asesmen berbasis kelas, pengumpulan data sebagai informasi
kemajuan belajar baik formal maupun informal harus selalu dilaksanakan
dalam suasana yang menyenangkan, hal ini memungkinkan adanya
kesempatan yang terbaik bagi siswa untuk menunjukkan apa yang
dFisikahami dan mampu dikerjakannya.
b. Hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik tidak untuk dibandingkan
dengan hasil belajar siswa lain ataupun prestasi kelompok, tetapi dengan
prestasi atau kemampuan yang dimiliki sebelumnya; atau dengan
kompetensi yang dipersyaratkan, sehingga dengan demikian siswa tidak
terdiskriminasi dalam klasifikasi lulus atau tidak lulus, pintar atau bodoh,
bisa masuk ranking berapa, dan sebagainya, tetapi lebih diarahkan pada
fungsi motivasi, dan bantuan agar siswa dapat mencapai kompetensi yang
dipersyaratkan.
c. Pengumpulan informasi dalam asesmen berbasis kelas ini harus dilakukan
dengan menggunakan variasi cara, dilakukan secara berkesinambungan
sehingga gambaran kemampuan siswa dapat lebih lengkap terdeteksi, dan
terpotret secara akurat.

11

d. Dalam pelaksanaannya siswa tidak sekedar dilatih memilih jawaban yang


tersedia, tetapi lebih dituntut untuk dapat mengeksplorasi dan memotivasi
diri untuk mengerahkan potensinya dalam menanggapi dan memecahkan
masalah yang dihadapi dengan caranya sendiri dan sesuai dengan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
e. Proses pengumpulan informasi untuk dapat menentukan ada tidaknya
kemajuan belajar yang dicapai siswa dan perlu tidaknya siswa diberikan
bantuan secara terencana, bertahap, dan berkesinambungan, sehingga
dengan demikian siswa diberi kesempatan memperbaiki prestasi
belajarnya, dengan pemberian bantuan dan bimbingan yang sesuai.
f. Penilaian tidak hanya dilaksanakan setelah proses pembelajaran tetapi
dapat dilaksanakan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung
(penilaian proses). Hasil kerja atau karya siswa yang berbentuk 2 dimensi
yang dapat dikumpulkan dalam portofolio dan yang berbentuk 3 dimensi
(produk) terutama dihasilkan melalui proses pembelajaran. Karya tersebut
dapat juga bersumber atau berasal dari berbagai kegiatan ekstrakurikuler,
kegiatan sekolah, kegiatan OSIS, kegiatan lomba antar sekolah, bahkan
kegiatan hobi pribadi. Dengan demikian, penilaian kelas mengurangi
dikhotomi antara proses pembelajaran dan kegiatan penilaian serta antara
kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.
Terdapat beberapa peran kritis asesmen kelas, yaitu:
1. Penilaian terhadap Hasil Pembelajaran
a. Sasaran yang terarah terutama terhadap: pemikiran, pemahaman atas
materi FISIKA dan penerapannya; kebiasaan berpikir yang produktif
(berpikir kritis, berpikir kreatif, mengatur diri sendiri); karaketristik
FISIKA.
b. kemampuan berpikir tinggi (Higher Order Thinking Skills, HOTS).
c. Karakteristik FISIKA.
Berikut ini adalah pengelompokan utama sasaran pencapaian menurut
Stiggins (1994:67):
a. Penguasaan siswa atas pengetahuan materi subjek inti;

12

b. Kemampuan siswa untuk menggunakan pengetahuannya untuk berpikir


dan menyelesaikan masalah;
c. Kemampuan untuk menunjukkan keterampilan yang terkait dengan
pencapaian tertentu, misalnya melakukan tindakan psikomotor;
d. Kemampuan untuk membuat produk yang terkait dengan jenis
pencapaian tertentu, misalnya produk FISIKA (taksidermi, kerangka,
herbarium);
e. Pencapaian perasaan atau keadaan afektif tertentu, seperti sikap, minat,
dan motivasi.
2. Penilaian yang Terarah pada Proses Pembelajaran FISIKA
a. Penilaian kinerja dan/atau penilaian otentik
b. Proses FISIKA diturunkan dari data
c. Kooperatif dan kolaboratif
d. Hands-on dan minds-on
e. Keterampilan praktik dan komunikasi
f. Sikap ilmiah dan nilai yang terkandung dalam FISIKA
3. Metode Penilaian Kelas
a. Respon terpilih
Istilah yang lebih sering digunakan untuk respon terpilih adalah
objective paper and pencil test atau uji tertulis. Istilah ini dapat
menimbulkan kesalahpahaman bahwa penilaian yang dilakukan tidak
melibatkan subjektivitas, bahwa segala sesuatu yang terkait dengannya
bersifat ilmiah, dan bahwa ada resiko terjadinya kebiasan yang disebabkan
oleh pendapat penilai. Respon terpilih dapat digunakan untuk menilai aspek
pengetahuan, pemikiran, dan afektif. Jenis respon terpilih dapat berupa:
pilihan berganda, benar/salah, menjodohkan, dan isian singkat.
Tiga langkah dasar yang harus dilakukan oleh pengembang soal ujian:
(i) membuat rancangan atau cetakbiru pengujian yang menyajikan kerangka
pencapaian; (ii) mengidentifikasi unsur spesifik pengetahuan dan pemikiran
yang akan dinilai; (iii) mengubah unsur-unsur tersebut menjadi soal ujian.
b. Penilaian Essay

13

Penilaian essay merupakan metodologi yang paling sesuai pada keadaan


tertentu. Essay membuat kita dapat menangkap setidaknya sebagian unsur
yang paling berharga. Lebih jauh lagi, sejak siswa dilibatkan sebagai mitra
pada proses penilaian, metode penilaian seperti essay ini lebih mudah
dilaksanakan. Metode essay dapat digunakan untuk menilai pengetahuan,
pemikiran, prosedur, dan afektif. Menurut Stiggins (1994: 134) metodologi
penilaian essay memiliki tiga kekuatan utama:
1) Essay dapat memudahkan kita mempelajari pencapaian siswa atas
sasaran pencapaian yang kompleks dan sulit.
2) Format essay memudahkan kita melakukan penilaiaan hasil belajar
dengan waktu dan tenaga yang minimal.
3) Penilaian essay dapat dFisikadukan dengan proses pembelajaran secara
produktif.
Penilaian essay juga memiliki resiko. Kecerobohan dapat menyebabkan
hal-hal berikut:
1) Kurangnya gambaran atas jenis hasil belajar yang akan dipelajari dan
dinilai.
2) Kegagalan untuk menghubungkan format essay dengan sasaran
pencapaian yang sesuai.
3) Kegagalan untuk menentukan sampel yang mewakili domain sasaran
4) Kegagalan untuk mengendalikan sumber kebiasaan yang dapat
mengganggu penilaian yang subjektif.
Tes esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan,
merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti peserta
didik tidak memilih jawaban, akan tetapi memberikan jawaban dengan katakatanya sendiri secara bebas. Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk,
yaitu tes esai jawaban terbuka (extended-response) dan jawaban terbatas
(restricted-response) dan hal ini tergantung pada kebebasan yang diberikan
kepada peserta didik untuk mengorganisasikan atau menyusun ide-idenya dan
menuliskan jawabannya.
Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas, peserta didik
mendemonstrasikan kecakapannya untuk: (1) menyebutkan pengetahuan

14

faktual, (2) menilai pengetahuan faktualnya, (3) menyusun ide-idenya, dan


(4) mengemukakan idenya secara logis dan koheren. Sedangkan pada tes esai
jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih dibatasi pada bentuk dan
ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban
yang harus diberikan oleh peserta didik. Esai terbuka/tak terstruktur
merupakan bentuk asesmen otentik. Tes esai memiliki potensi untuk
mengukur hasil belajar pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. Butir
tes esai memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menyusun,
menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan peserta didik harus
mengembangkan sendiri buah pikirannya serta menuliskannya dalam bentuk
yang tersusun atau terorganisasi. Kelemahan esai adalah berkaitan dengan
penskoran. Ketidakkonsistenan pembaca merupakan penyebab kurang
objektifnya dalam memberikan skor dan terbatasnya reliabilitas tes. Namun
hal ini dapat diminimalkan melalui penggunaan rubrik penilaian, dan penilai
ganda (inter-rater).
c. Penilaian Kinerja atau Penilaian Otentik
Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai
bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana
yang telah dilakukan dalam suatu program. Pemantauan didasarkan pada
kinerja (performance) yang ditunjukkan dalam menyelesaikan suatu tugas
atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang diperoleh merupakan suatu
hasil dari unjuk kerja tersebut. Asesmen kinerja adalah penelusuran produk
dalam proses. Artinya, hasil-hasil kerja yang ditunjukkan dalam proses
pelaksanaan program itu digunakan sebagai basis untuk dilakukan suatu
pemantauan mengenai perkembangan dari satu pencapaian program tersebut.
Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas
kinerja (performance task), rubrik performansi (performance rubrics), dan
cara penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi
topik, standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik
performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu
performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara
penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu pemberian skor

15

berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi; (2)


analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang
berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary traits scoring,
yaitu pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu
performansi dan kondisi penyelesaian tugas.
Dalam penilaian kinerja, siswa diminta melakukan aktivitas yang
menunjukkan keterampilan tertentu dan/atau membuat produk tertentu.
Hasilnya, metode penilaian ini membuat kita dapat menangkap banyak hasil
pendidikan yang bersifat kompleks dan tidak dapat diterjemahkan dalam ujian
tertulis. Dalam penilaian kinerja, kita mengamati siswa saat mereka bekerja,
atau memeriksa produk yang dibuat, dan menilai kecakapan yang
ditunjukkan. Pengamatan digunakan untuk memberikan pendapat subjektif
atas tingkat pencapaian siswa. Evaluasi tersebut dilakukan berdasarkan
perbandingan kinerja siswa terhadap standar yang telah ditentukan.
Metode penilaian kinerja muncul sebagai penemuan baru dengan
sejumlah kelebihan dibandingkan tes tertulis. Dalam banyak hal, penemuan
baru ini menarik perhatian pendidik di setiap tingkatan pendidikan. Aplikasi
metode ini antara lain menggunakan nama penilaian otentik (authentic
assessments), penilaian alternatif (alternative assessments), pameran,
demonstrasi, dan contoh kerja siswa (student work samples). Jenis penilaian
ini dFisikandang sebagai metode yang dapat memberikan penilaian otentik
atau penilaian yang sangat tepat atas pencapaian siswa (Wiggins, 1989 in
Stiggins, 1994: 161).
d. Penilaian kelompok, pribadi dan antar teman
Penilaian kelompok, pribadi, dan antar teman dapat digunakan terutama
untuk penilaian formatif, tapi pada keadaan tertentu dapat pula digunakan
sebagai penilaian sumatif, meski tidak efektif.
1) Penilaian Kelompok.
Kelebihan utama dari penilaian kelompok adalah bahwa beban
penilaian menjadi jauh berkurang. Ada pula keuntungan dari sisi pendidikan,
termasuk di dalamnya pengembangan sejumlah keterampilan penting seperti

16

keterampilan memimpin dan bekerja dalam kelompok, keterampilan


berkomunikasi, dan kemampuan berorganisasi. Selain itu, hasil yang dicapai
dengan bekerja secara berkelompok akan lebih baik, bahkan masalah yang
lebih rumit pun dapat diselesaikan. Masalah utama yang dihadapi dalam
pembelajaran berkelompok adalah menetapkan tingkat kontribusi masingmasing anggota kelompok. Tidak ada cara yang paling ideal untuk
menyelesaikan masalah ini, tapi ada berbagai strategi yang dapat dicoba.
Salah satunya, setiap anggota kelompok diberi nilai yang sama. Strategi
lainnya, setiap anggota kelompok diberi nilai yang berbeda-beda sesuai
kinerja masing-masing. Hal ini dapat dilakukan melalui penilaian antar teman
(peer assessment).
2) Penilaian Pribadi dan Antar teman.
Penilaian pribadi dan antar teman merupakan bentuk penilaian inovatif
yang mendukung pembelajaran siswa. Penilaian pribadi adalah proses di
mana siswa dilibatkan dan bertanggung jawab untuk menilai hasil kerjanya
sendiri. Hal ini mendorong siswa untuk mandiri dan meningkatkan
motivasinya. Penilaian antar teman adalah proses di mana siswa dilibatkan
dalam penilaian kerja siswa lain. Siswa harus memiliki pemahaman yang
jelas mengenai apa yang harus mereka cari dalam hasil kerja temannya.
Penilaian pribadi dapat digunakan untuk membantu mengembangkan
kemampuan siswa untuk memeriksa dan berpikir kritis mengenai proses
pembelajaran yang mereka jalani, membantu siswa menentukan kriteria apa
yang harus digunakan untuk menilai hasil kerja dan menerapkan hal ini secara
objektif terhadap hasil kerja untuk memfasilitasi proses pembelajaran yang
sedang berlangsung. Penilaian pribadi dapat disertakan sebagai bagian
penilaian mata pelajaran atau sebagai sebuah latihan yang dipersyaratkan
dalam mata pelajaran tersebut.
Penilaian antar teman dapat digunakan untuk mengembangkan
kemampuan siswa untuk bekerjasama, bersikap kritis terhadap hasil kerja
siswa lain, dan menerima kritik dan umpan balik dari siswa lain atas hasil
kerjanya sendiri. Penilaian antar teman dapat memberikan gambaran kepada
siswa mengenai kriteria apa saja yang digunakan untuk menilai. Penilaian

17

antar teman juga dapat digunakan untuk menentukan nilai hasil kerja siswa
untuk keperluan sumatif.
E. Fungsi dan Tujuan Assessmen
1. Fungsi Assessmen
Penilaian mempunyai sejumlah fungsi di dalam proses pembelajaran, yaitu:
a. Sebagai alat guna mengetahui apakah siswa talah menguasai pengetahuan,
nilai-nilai, norma-norma dan keterampilan yang telah diberikan oleh guru.
b. Untuk mengetahui aspek-aspek kelemahan peserta didik dalam melakukan
kegiatan belajar.
c. Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatan belajar
d. Sebagai sarana umpan balik bagi seorang guru, yang bersumber dari siswa
e. Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajar siswa
f. Sebagai materi utama laporan hasil belajar kepada para orang tua siswa
2. Tujuan Assessmen
Terdapat 6 tujuan penilaian dalam kaitannya dengan belajar mengajar
(Sukardi, 2008: 9) yaitu:
a. Menilai ketercapaian tujuan. Ada keterkaitan antara tujuan belajar, metode
penilaian, dan cara belajar siswa. Cara penilaian biasanya akan menentukan
cara belajar siswa, sebaliknya tujuan evaluasi akan menentukan metode
evaluasi yang digunakan oleh siswa.
b. Mengukur

macam-macam

aspek

belajar

yang

bervariasi.

Belajar

dikategorikan sebagai kognitif, psikomotoris, dan afektif. Batasan tersebut


umumnya dieksplisitkan sebagai pengetahuan, keterampilan dan sikap/nilai.
Semua tipe belajar sebaiknya dievaluasi dalam proporsi yang tepat
c. Sebagai sarana untuk mengetahui apa yang siswa telah ketahui. Setiap siswa
masuk kelas dengan membawa pengalamannya masing-masing, serta
karakteristiknya. Guru perlu mengetahui keadaan siswanya agar guru dapat
berangkat

dari

pengalaman

siswa

yang

beragam

dalam

memulai

pembelajarannhya. Guru perlu mengetahui dan memperhatikan kekuatan,


kelemahan dan minat siswa sehingga mereka termotivasi untuk belajar atas
dasar apa yang telah mereka miliki dan mereka butuhkan

18

d. Memotivasi belajar siswa. Penilaian juga harus dapat memotivasi belajar


siswa. Guru harus menguasai bermacam-macam teknik memotivasi siswa.
Hasil penilaian akan menstimulasi tindakan siswa. Dengan merencanakan
secara sistematik sejak pretes sampai ke postes, guru dapat membangkitkan
semangat siswa untuk tekun belajar secara kontinu
e. Menyediakan informasi untuk tujuan bimbingan dan konseling. Informasi
diperlukan jika bimbingan dan konseling yang efektif diperlukan, informasi
yang berkaitan dengan problem pribadi seperti data kemampuan, kualitas
pribadi, kemampuan bersosialisasi dan skor hasil belajar
f. Menjadikan hasil evaluasi dan penilaian sebagai dasar perubahan kurikulum.
Hasil evaluasi siswa, pengalaman kerja siswa, analisis kebutuhan masyarakat,
dan analisis pekerjaan merupakan teknik konensional yang sering digunakan
untuk mengubah kurikulum

19

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Agar penilaian terhadap pembelajaran FISIKA di kelas dapat
dilaksanakan dengan baik, setiap pihak yang peduli terhadap kualitas
sekolah dan siswa di negeri ini harus berjuang bersama-sama untuk
mengembangkan kemampuan menilai (assessment literacy). Kemampuan
menilai

adalah

kuncinya.

Nuryani (1995) menyatakan 7 prinsip assessment yang baik, yaitu:


Pemikiran yang jelas dan komunikasi efektif, Guru yang memegang
peranan, Siswa sebagai pengguna yang harus diperhatikan, Sasaran yang
jelas dan sesuai, Penilaian yang baik, Perhatian terhadap dampak
antarpersonal, Penilaian sebagai pembelajaran.
B. Saran
Hendaknya setiap para pendidik menerapkan 7 prinsip asesmen yang
baik dalam proses pembelajaran. Sehingga diharapkan akan memberikan
dampak positif terhadap kualitas pendidikan nantinya.

20

DAFTAR PUSTAKA
Balitbang Depdiknas. 2006. Panduan Penilaian Berbasis Kelas. Jakarta:
Depdiknas.
Nurayani Y. Rustman, (-). Trend Penilaian Pembelajaran FISIKA Masa Depan.
http://www.p4tkFisika.org/jurnal/index.html?poppy_k__devi2.htm. Di akses
1 Maret 2015.
Stiggins,R.J. 1994. Student-Centered Class Room Assessment. NewYork:
Macmillan Publishing Company.
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara
Wulan, A.R. 2007. Pembekalan Kemampuan Performance Assessment Kepada
Calon Guru Biologi dalam Menilai Kemampuan Inquiry. Disertasi Doktor
kependidikan, Program studi Pendidikan FISIKA. Sekolah pascasarjana
Universitas pendidikan Indonesia.
Zainal Arifin. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Zainul, A. 2001. Mengajar di Perguruan Tinggi. Alternative Assessment.
Jakarta: Pusat Antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan
Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen
Pendidikan Nasional.

21

Vous aimerez peut-être aussi