Vous êtes sur la page 1sur 3

ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)

A. Definisi
Defek Septum Atrium (ASD) adalah anomali jantung kongenital yang ditandai
dengan defek pada septum atrium akibat gagal fusi antara ostium sekundum, ostium
primum, dan bantalan endokardial. Defek Septum Atrium dapat terjadi di bagian
manapun dari septum atrium, tergantung dari struktur septum atrium yang gagal
berkembang secara normal.
B. Etiologi
Penyebab terjadinya kelainan defek jantung (ASD) secara pasti belum diketahui.
Akan tetapi terdapat factor predisposisi penyebab terjadinya kelainan defek yaitu Faktor
lingkungan: infeksi pada kehamilan (Ibu yang menderita Rubella), ibu hamil dengan
alkoholik, usia pada saat hamil lebih dari 40 tahun, ibu yang menderita DM dan obat
seperti thalidomide.
C. Epidemiologi
Insidensi DSA adalah 1 per 1000 kelahiran hidup dan terhitung 7% dari seluruh
kejadian PJB. Prevalensi DSA pada wanita lebih tinggi daripada pria dengan
perbandingan 2:1.

D. Patofisiologi

Antara minggu keempat dan ketujuh dari kehidupan fetalis, dua lembar lipatan
jaringan terbentuk memisahkan ruang menjadi atrium kiri dan kanan. Septum
primum, mempunyai dua defek tetapi ini secara normal akan tertutup sewaktu
bagian kedua, di mana terdapat suatu celah sehingga dapat terjadi regurgitasi darah
dari ventrikel kiri ke atrium kiri dan kemudian sebagian darah ini masuk ke atrium
kanan. Akibatnya tidak terjadi pembesaran atrium kiri meskipun terdapat juga
insufisiensi mitral

Pada ostium sekundum ditutupi oleh lipatan septum sekundum. Pada kehidupan
fetalis lipatan septum sekundum bertindak sebagai katup yang menyebabkan darah

langsung masuk ke atrium kanan dari vena sistemik tanpa melalui paru, yang
kemudian mengalir masuk ke dalam atrium kiri. Sewaktu sirkular pulmonal telah
terbentuk septum sekundum menutup dan pada sebagian besar kasus kedua lapis
lipatan menjadi satu. Sebagian besar kanak-kanak dan beberapa orang dewasa,
lubang dapat dilalui diantara kedua lapisan yang disebut lubang paten foramen ovale
E. Manifestasi Klinis
Adapun tanda dan Gejala dari ASD, antara lain:
1. Sebagian besar pasien dengan defek yang ringan atau sedang tidak menunjukkan
gejala.
2. Pada pirau yang besar, timbul dispnea pada saat aktifitas, gagal jantung dan infeksi
saluran nafas
3. Terdengan murmur ejeksi sistolik yang cukup keras di sela iga kedua dan ketiga
akibat peningkatan aliran arteri pulmonalis.
4. Pada pemeriksaan palpasi terdapat kelainan ventrikel kanan yang hiperdinamik di
parasternal kiri.
5. Pada auskultasi terjadi bunyi jantung S2 tanpa bising
F. Penegakan Diagnosis
1. Anamnesis
Sesak napas dan rasa capek merupakan keluhan awal yang paling sering, demikian
pula infeksi napas berulang. Selain itu, pasien juga dapat mengeluh sesak pada saat
aktivitas dan berdebar-debar
2. Pemeriksaan fisik
ASD (Atrial septal defect) sering tidak terdeteksi sampai dewasa karena biasanya
asimptomatik dan tidak mendapat gambaran diagnosis fisik yang jelas (Sudoyo,
2009).
3. Pemeriksaan Penunjang
Elektrokardiografi (EKG)
EKG menunjukkan aksis ke kanan, blok bundel kanan, hipertrofi ventrikel
kanan, interval PR memanjang, dan aksis gelombang P abnormal

Foto rontgen dada

Pada foto lateral terlihat daerah retrosternal terisi akibat pembesaran


ventrikel kanan. Terdapat dilatasi atrium kanan, segmen pulmonal yang menonjol,
dan corakan vaskuler paru yang prominen.

Ekokardiografi
Dengan memakai ekokardiografi transtorakal dan dopler berwarna dapat

ditentukan lokasi defek atrium, arah pirau, ukuran atrium, dan ukuran ventrikel
kanan.

G. Penatalaksanaan
1. Jika besar perbandingan aliran pintas > 1,5 dianjurkan untuk dilakukan operasi,
karena resistensi kapiler paru sangat tinggi.
2. Penutupan defek interatrial dapat dilakukan dengan jahitan langsung atau
penempelan patch.
3. Pada pasien dengan resistensi kapiler paru yang sangat tinggi dan tidak dapat
dioperasi, dapat dibantu dengan obat vasodilator, antagonis kalsium, dll.
4. Untuk gagal jantung, pengobatan sama dengan pengobatan gagal jantung lainnya.
5. Operasi sangat dianjurkan pada saat berumur 5-10 tahun.
6. Wanita dengan ASD dan minum pil anti hamil memerlukan evaluasi lebih lanjut
setelah pil tersebut dihentikan, karena resistensi kapiler paru dapat menurun

Sudoyo, Aru. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Interna Publishing.
Humenberger, M. 2011. Benefit of Atrial Septal Defect Closure In Adults: Impact
of Age. Eur Heart J, vol. 32(5):553-60.

Vous aimerez peut-être aussi