Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
A.
PENGERTIAN
Hernia adalah penonjolan sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi di dinding otot
perut. Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, peritoneal
kantung, dan yang mendasarinya adalah Visera, seperti loop usus atau organ-organ
internal lainnya. Faktor yang termasuk pembedahan mendadak pada peningkatan tekanan
intra-abdomen, yang mungkin terjadi selama mengangkat beban berat atau batuk yang
lebih bertahap dan berkepanjangan sehingga peningkatan tekanan intra-abdomen
berhubungan dengan kehamilan, obesitas, atau asites. (Seymour I. Schwartz, et.All.
Principles of Surgery. Companion handbook. Jakarta: EGC,2000).
Hernia adalah kelemahan dinding otot abdominal yang melewati sebuah segmen dari
perut atau struktur abdominal yang lain yang menonjol. Hernia dapat juga menembus
melewati beberapa defect yang lain di dalam dinding abdominal, melewati diafragma,
atau melewati struktur lainnya di rongga abdominal. (Ignatavicius, Donna, et.All.
Medical Surgical Nursing. Philadelphia: W.B SaundersCompany,2000)
Hernia adalah penonjolan sebuah organ-organ atau struktur melalui deteksi di dinding
otot perut atau kelemahan pada dinding rongga perut dimana berisi bagian-bagian
tersebut secara normal.
Hernia mungkin terjadi di beberapa bagian tubuh, tetapi biasanya itu terjadi di rongga
abdominal. Itu diketahui sebagai penurunan. Jika Hernia tidak dapat ditempatkan kembali
di rongga abdominal, maka hal itu diketahui sebagai incarcerated. Dalam situasi ini
aliran mungkin menjadi obstruksi. Ketika Hernia ireduksi dan aliran intestinal dan supply
darah obstruksi, Hernia menjadi terjepit. Ini akibat dari obstruksi intestinal akut. (Lewis,
Heitkemper, Dirksen. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of
Clinical Problem. Volume 2. Fifth Edition. Mosby,2000)
Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dari tempatnya yang normal
melalui sebuah defek Kongenital atau yang di dapat. Hernia adalah defek dalam dinding
abdomen yang memungkinkan isi abdomen (seperti Peritoneum, lemak, usus atau
kandung kemih) memasuki defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi
abnormal. (dr. Jan Tambayong, Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC,2000)
Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi Hernia.
(Syamsul Hidayat R. dan Wim De Jong, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta:
EGC,2005)
Hernia adalah masuknya organ kedalam rongga yang disebabkan oleh prosesus vaginalis
berobliterasi (paten). (Mansjoer, Arief, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Jakarta,2000).
Kesimpulan pengertian dari beberapa ahli yaitu: Hernia adalah suatu benjolan diperut dari
rongga yang normal melalui lubang congenital atau didapat.
B.
ETIOLOGI
Penyebab penyakit Hernia dapat diakibatkan beberapa hal seperti :
1. Kongenital disebabkan kelemahan pada otot merupakan salah satu faktor resiko yang
berhubungan dengan faktor peningkatan tekanan intra abdomen. Kelemahan otot tidak
dapat dicegah dengan cara olahraga atau latihan-latihan.
PATOFISIOLOGI
Hernia Inguinalis dibagi lagi menjadi Hernia direct dan Hernia indirect. Hernia Inguinalis
indirect yang paling jenis umum dan biasanya mempengaruhi laki-laki. Hernia Inguinalis
indirect disebabkan oleh penutupan saluran yang berkembang sebagai testis turun ke
dalam skrotum sebelum kelahiran. Sebuah kantung yang berisi peritoneum, usus, atau
omentum muncul melalui cincin Inguinalis dan mengikuti spermatika kabel melalui
Kanalis Inguinalis. Sering turun ke dalam skrotum. Meskipun tidak langsung Hernia
inguinalis cacat bawaan, mereka seringkali tidak menjadi jelas sampai dewasa, ketika
peningkatan tekanan intra-abdomen dan pelebaran dari cincin inguinalis memungkinkan
isi perut untuk memasuki saluran tersebut.
Hernia Inguinalis direct selalu cacat yang diperoleh hasil dari kelemahan dinding Inguinal
posterior. Hernia Inguinalis langsung terjadi lebih sering pada orang dewasa yang lebih
tua. Hernia Femoral cacat juga diperoleh di mana kantung peritoneal menonjol melalui
cincin femoral. Hernia ini biasanya terjadi pada obesitas atau wanita hamil.
Jika Hernia Inguinalis dapat dikembalikan, isi kantung kembali ke rongga perut, baik
secara spontan sebagai tekanan intra-abdomen berkurang (seperti dengan berbaring) atau
dengan tekanan manual. Beberapa komplikasi yang terkait dengan Hernia direduksi. Bila
isi hernia tidak dapat dikembalikan ke rongga perut, itu dikatakan dapat diminimalkan
atau dipenjara. Isi Hernia yang dipenjara terjebak, biasanya dengan leher yang sempit
atau membuka ke hernia. Penahanan meningkatkan risiko komplikasi, termasuk obstruksi
dan cekikan. Obstruksi terjadi ketika lumen usus yang terkandung dalam hernia menjadi
tersumbat, sangat mirip dengan Crimping dari sebuah selang.
Jika suplai darah ke isi Hernia terganggu, hasilnya adalah Hernia terjepit. Komplikasi ini
dapat mengakibatkan infark usus yang terkena bencana dengan rasa sakit yang parah dan
perforasi dengan kontaminasi dari rongga peritoneal. Perwujudan dari sebuah Hernia
terjepit meliputi nyeri dan distensi perut, mual, muntah, takikardia, dan demam.
Pembedahan sering dilakukan terhadap Hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi
untuk terjadi inkarserasi. Suatu tindakan Herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit
defek di dalam Fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan
perdarahan, sering terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan Hernia Inguinal
indirek. Komplikasi ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan
membuat pasien tidak nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri (Long C,
Barbara, Perawatan Medikal Bedah, Jilid 2,1996)
2. MANIFESTASI KLINIK
Menurut Oswari E. Pada buku Bedah dan Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993.
Manifestasi klinik yang terdapat pada Hernia Inguinalis adalah:
a.
Terdapat benjolan didaerah vaginal dan atau scrotal yang hilang dan timbul. Timbul bila
terjadi peningkatan tekanan peritonela misalnya mengedan, batuk-batuk, menangis. Jika
pasien tenang dan berstirahat, maka benjolan akan hilang secara spontan.
b. Pada pemeriksaan terdapat benjolan dilipat paha atau sampai scrotum, pada bayi bila
menangis atau mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimaksudkan kembali rongga
abdomen.
c.
Isi Hernia dapat kembali kerongga peritorium disebut Hernia Inguinal reponibilitas, bila
tidak dapat kembali disebut Hernia Inguinal ireponbilitis. Bila usus tidak kembali karena
jepitan oleh Annulus Inguinali, maka akan terjadi gangguan pembuluh darah dan
gangguan pasase segmen usus yang terjepit. Keadaan ini disebut Hernia Strangulata.
d. Hernia strangulata lebih sering terjadi Hernia sebelah kanan. Insiden tertinggi pada usia
sekolah dibawah 1 tahun (31 %), namun rata-rata terjadi pada 12 % kasus Hernia.
e.
Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan
mual. Bila terjadi Hernia Inguinalis Stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta
kulit di atasnya menjadi merah dan panas.
f.
Hernia Femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan
gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di
bawah sela paha.
g. Hernia Diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.
h. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan Hernia akan bertambah besar.
2. KOMPLIKASI
a.
Hernia berulang,
b. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki-laki,
c.
f.
g. Residip,
h. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi.
4. KLASIFIKASI
Menurut Sachdeva ( 1996, hal 232-234) menklasifikasikan hernia sebagai berikut ;
1. Hernia Reponiblis
Hernia yang dapat masuk kembali ketika penderita tidur terlentang atau dapat
dimasukkan oleh penderita atau ahli bedah.
2. Hernia Ireponiblis
Apabila isinya tidak dapat dikembalikan ke dalam abdomen dan tidak tampak adanya
komplikasi.
3. Hernia Obstruksi
Merupakan hernia ireponiblis yang berisi usus dimana lumennya mengalami onstruksi
dari luar atau adanya gangguan suplai darah dari usus.
4. Hernia Strangulasi
Hernia akan mengalami strangulasi bila suplai darah terhadap isinya sangat terganggu
yang dapat mengakibatkan gangren.
D. PENATALAKSANAAN
a.
Pada Hernia Femoralis tindakan operasi kecuali ada kelainan lokal atau umum. Operasi
terdiri atas Herniatomi disusul dengan Hernioplastik dengan tujuan menjepit Anulus
femonialis. Bisa juga dengan pendekatan krural, Hernioplastik dapat dilakukan dengan
menjahitkan Ligamentum Inguinale ke ligamentum cooper. Tehnik Bassini melalui region
Inguinalis, ligamentum inguinale di jahitkan keligamentum lobunase Gimbernati.
Hernia Inguinalis inkarserata: Pada keadaan ini pasien dipuasakan, pasang NGT, infus
dan disuntik sedaiba sampai pasien tertidur dalam posisi trendelenburg dengan tertidur
tekanan intra peritoneal. (Arif Mansjoer, Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1,2000)
1. TERAPI
a.
Pra Operasi:
Herniatomi: Melakukan dengan segera bila terdapat Hernia inkarserata, elektif bila
Hernia responibilis. Operasi dengan cara ini dilakukan dengan pembebasan kantung
Hernia sampai kelehernya, kantung dibuka dan isi Hernia dibebaskan kalau ada
perlekatan, kemudian direposisi. Kantung Hernia di jahit-ikat setinggi mungkin lalu
di potong.
Perut adalah tempat untuk melakukan Auskultasi untuk memastikan kehadiran aktif suara
bising usus. Usus mungkin akan menunjukkan obstruksi dan cekikan. Untuk meraba
Hernia, dokter atau perawat dengan lembut memeriksa cincin dan isinya, dengan
memasukkan jari di cincin dan mencatat setiap perubahan ketika pasien batuk. Perawat
tidak boleh memaksa pasien Hernia untuk mengurangi frekuensi batuk pasien, sebagai
manuver ini dapat menyebabkan pecahnya usus yang terjepit. (Oswari E. Bedah dan
Perawatannya. Jakarta: PT Gramedia,1993). Berikut, adalah berbagai pemeriksaan pada
pasien Hernia:
1. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi daerah Inguinal dan femoral.
Meskipun Hernia dapat didefinisikan sebagai setiap penonjolan Viskus, atau sebagian
daripadanya, melalui lubang normal atau abnormal, 90% dari semua Hernia ditemukan di
daerah Inguinal. Biasanya, impuls Hernia lebih jelas dilihat dari pada diraba. Ajak pasien
memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan. Lakukanlah inspeksi daerah
Inguinal dan Femoral untuk melihat timbulnya benjolan mendadak selama batuk, yang
dapat menunjukkan Hernia. Jika terlihat benjolan mendadak, mintalah pasien untuk batuk
lagi dan bandingkan impuls ini dengan impuls pada sisi lainnya. Jika pasien mengeluh
nyeri selama batuk, tentukanlah lokasi nyeri dan periksalah kembali daerah tersebut.
b. Palpasi Hernia Inguinal
Palpasi Hernia Inguinal dilakukan dengan meletakkan jari telunjuk kanan memeriksa
didalam skrotum diatas testis kiri dan menekan kulit skrotum kedalam. Harus ada kulit
skrotum yang cukup banyak untuk mencapai cincin inguinal eksterna. Jari harus
diletakkan dengan kuku menghadap keluar dan bantalan jari kedalam. Tangan kiri
pemeriksa dapat diletakkan pada pinggul kanan pasien untuk sokongan yang lebih baik.
Telunjuk kanan pemeriksa harus mengikuti korda spermatika dilateral masuk kedalam
kanal inguinal sejajar dengan ligamentum inguinal dan digerakkan ke atas ke arah cincin
inguinal eksterna, yang terletak superior dan lateral dari tuberkulum pubikum. Cincin
eksterna dapat diperlebar dan dimasuki oleh jari tangan.
Dengan jari telunjuk ditempatkan pada cincin eksterna atau di dalam kanal inguinal,
mintalah pasien untuk memutar kepalanya ke samping dan batuk atau mengejan.
Seandainya ada Hernia, akan terasa impuls tiba-tiba yang menyentuh ujung atau bantalan
jari pemeriksa. Jika ada Hernia, suruh pasien berbaring terlentang dan perhatikanlah
apakah Hernia itu dapat direduksi dengan tekanan yang lembut dan terus menerus pada
masa itu. Jika pemeriksaan Hernia dilakukan dengan kulit skrotum yang cukup banyak
dan dilakukan dengan perlahan-lahan, tindakan ini tidak menimbulkan nyeri. (dr. Jan.
Tambayong, Patofisiologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC,2000)
Uraian tentang ciri-ciri Hernia akan dibahas setelah memeriksa sisi kiri, prosedur ini
diulangi dengan memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan. Sebagian
pemeriksa lebih suka memakai jari telunjuk kanan untuk memeriksa sisi kanan pasien,
dan jari telunjuk kiri untuk memeriksa sisi kiri pasien. Jika ada massa skrotum berukuran
besar yang tidak tembus cahaya, suatu Hernia Inguinal indirek mungkin ada didalam
skrotum. Auskultasi massa itu dapat dipakai untuk menentukan apakah ada bunyi usus
didalam skrotum, suatu tanda yang berguna untuk menegakkan diagnosis Hernia Inguinal
indirek.
Tes Diagnostik yang dilakukan seperti:
a.
b. Elektromiograf
c.
Venogram epidural
d. Scan CT
e.
MRI
f.
Mielogram
g. Kolaborative Care
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon actual atau potensial
pasien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten untuk
mengatasinya. Respon actual dan potensial pasien didapatkan dari data dasar pengkajian,
tinjauan literatur yang berkaitan, catatan medis pasien masa lalu, dan konsultasi dengan
professional lain. Adapun diagnosa keperawatan yang timbul pada pasien dengan post
Herniotomy menurut Doengoes E. Marilynn 2000, adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan (usus terjepit)
2. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan post-op (insisi bedah)
3. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan hemorargi.
4. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer.
5. Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna makanan.
6. Ansietas/ketakutan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
ASUUHAN KEPERWATAN PADA Tn. M dengan Hernia Inguinalis Lateral (HIL)
di Ruang Ruangan Operasi (OK) RS BDLUD
Tanggal pengkajian
: 10 November 2011
Tanggal Operasi
: 10 November 2011
Tempat Praktek
: Ruangan OK RS BDLUD
A. PENGKAJIAN
1.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Tn. M
Umur
: 63 tahun
: Kristen Protestan
: Buruh bangunan
Pendidikan
: SD
Status
: Kawin
Alamat
: Tn. T
Umur
: 43 tahun
: Kristen Protestan
Suku bangsa
: Minahasa / Indonesia
Pekerjaan
: Buruh bangunan
Pendidikan
: SMP
Status
: kawin
Alamat
3.
RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan Utama
Benjolan di lipat paha sebelah kanan.
b. Riwayat penyakit sekarang
Benjolan di lipat paha kanan, dialami penderita sejak kurang lebih 2 tahun sebelum
masuk rumah sakit. Benjolan dirasakan penderita keluar masuk. Benjolan keluar dan
membesar bila penderita mengangkat beban berat atau berjalan jauh dan benjolan akan
masuk kembali bila penderita beristirahat (tiduran). Penderita tidak merasakan nyeri,
mual muntah, serta demam.
Frekuensi kencing 3 kali sehari, kencing tidak terputus-putus, tidak dirasakan nyeri saat
BAK.
BAB dirasakan biasa normal.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat batuk lama (+), sakit jantung (-), darah tinggi (-).
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Hanya penderita yang sakit seperti ini dalam keluarga. Menikah dan mempunyai 5 orang
anak. Penderita bekerja sebagai buruh bangunan sehingga sering mengangkat beban yang
berat.
4. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : E4V5M6
Kepala : Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil bulat isokor kiri =
kanan, refleks cahaya +/+ normal.
Rectal Toucher : Tonus sfingther ani cekat, ampula kosong, mukosa licin, prostat kesan
normal.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hb : 14,1 gr%
Leukosit : 4800/mm3
Trombosit : 188.000/mm3
Radiologi
EKG : LAHB
B. ANALISA DATA
No
1. DS :
-
Data
Etiologi
insisi bedah
Problem
Nyeri
Tindakan opersi
Retensi Urine
Nyeri
Perubahan suhu
tubuh
Gangguan
3.
DS :
Berkemih
Tingkat
pendidikan
rendah
keterbatasan
pengatahuan
hernia
Klien dan keluarga tampak
tidak bisa menunjukkan cara
penanggulangan pasien hernia
Kurang
pengetahuan
mengenai
Kurang
pengetahuan
penyakit hernia
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau
insisi pembedahan.
2.
Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma
dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen.
3.
D. INTERVENSI
No
1.
Dx
Nyeri
Noc
Nic
yang Tujuan : Nyeri dapat Manajemen Nyeri :
Kaji
nyeri
secara
berhubungan teratasi.
komprehensif
(
lokasi,
Kontrol Resiko
dengan
karakteristik,
durasi,
Kriteria hasil :
kondisi
Klien melaporkan nyeri frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi ).
hernia atau berkurang dg scala 2-3
Observasi reaksi NV dr
Ekspresi wajah tenang
ketidak nyamanan.
insisi
klien dapat istirahat dan Gunakan teknik komunikasi
pembedahan. tidur
terapeutik untuk mengetahui
pengalaman nyeri klien
Kontrol faktor lingkungan
yang mempengaruhi nyeri
seperti
suhu
ruangan,
pencahayaan, kebisingan.
Pilih
dan
lakukan
penanganan
nyeri
(farmakologis/non
farmakologis).
Ajarkan
teknik
non
farmakologis
(relaksasi,
distraksi dll) untuk mengetasi
nyeri.
Kolaborasi
pemberian
analgetik untuk mengurangi
nyeri.
Evaluasi tindakan pengurang
nyeri
Monitor TTV
NO Dx Keperawatan
NOC
1.
1.
Nyeri
yang Hasil yang
berhubungan
dengan
NIC
a. Kaji dan catat nyeri
diperkirakan :
RASIONAL
a.Untuk
menghindari
tingkat nyeri
mengejan, meregang,b.
pembedahan.
-persepsi
batuk
subjektif klien
mengangkat
tentang
yang berat.
ketidaknyamananc.
dan batuk
dapat
ditunjukkan skala
dekker
nyeri.
diprogramkan).
d.
dan
benda meregang
menurun seperti
- Indikator
Mengejan ,
Ajarkan
terapi
yang
pasien baik
objektif seperti
pemasangan
meringis tidak
penyokong
ada/menurun.
skrotum/kompres
untuk
hernia
d.
Kompres
es dingin
dapat
yang
sering mengendalikan
diprogramkan
untuk /
mengurangi
e.
Berikan
Analgesik
analgesik dapat
sesuai program.
mengurangi
nyeri
a.
Kaji
distensi
dan
catat
suprapubik
urine
Hasil
Untuk
mengetahui
b.:
Pantau
pembedahan,
nyeri,
haluaran perkembangan
Catat
laporkan
berkemihb.
Urine adalah
fungsi ginjal
penggunaan
Merangsang
3.
periode 24 jam.
mengalir/tempatkan
fungsi ginjal
setelah instruksi,
usus.
merupakan
komplikasi
pasien memperberat awitan
inkarserasi/strangulasi utama
dari
mengungkapkan
pengetahuan
1.
yang dapat
Nyeri
dan menghindari
mengejan meregang,
pembedahan
mencegah
konstipasi dan
b.
Penggunaan
kekambuhan
mengangkat benda
dekker
mereka.
yang berat.
terpai
adlah
terbaik
untuk hernia
c.
Anjurkan
pasien
untuk mengkonsumsi
diit tinggi residu atau
menggunakan
suplement diet serat
untuk
mencegah
konstipasi,
masukan
anjurkan
cairanc.
Makanan
meningkatkan meminimalisir
konsistensi
feses mengedan
lunak.
d.
Beritahu
pasien
d. Latihan gerak
dapat
membantu
untuk
mengindarkan
dari
dekubitus
luka
E. IMPLEMENTASI
Tgl/jam
Dx keperawatan
Tindakan
10
2. Nyeri (khususnya dengan a. Mengkaji
Novembe
mengedan)
r 2011
berhubungan
09.00
kondisi
WITA
intervensi pembedahan.
Paraf
dan TT
dengan b.
Memberitahu
atau pasien
untuk
menghindari
mengejan,
meregang, batuk
dan mengangkat
benda yang berat.
c.
Mengajarkan
bagaimana
bila
menggunakan
dekker
12
Novembe
(bila
diprogramkan).
d.
Mengajarkan
r 2011
pasien
09.00
pemasangan
WITA
penyokong
skrotum/kompres
es
yang
sering
diprogramkan
untuk membatasi
edema
dan
13
mengendalikan
Novembe
nyeri.
r 2011
09.00
e.
Memberikan
analgesik
sesuai
WITA
program.
Retensi
urine
(resiko
a.
Mengkaji
dan
trauma
penggunaan
selama
abdomen.
atau
dan keluhan
pasien
anestetik tidak
dapat
pembedahan berkemih.
b.
Memantau
haluaran
urine.
Mencatat
dan
melaporkan
berkemih
yang
dalam
Novembe
waktu.
r 2011
c.
suatu
Mempermudah
09.00
berkemih dengan
WITA
mengimplementa
sikan
pada
posisi
normal
untuk
berkemih
rangsang
pasien
dengan
mendengar
air
mengalir/tempatk
an pada baskom
hangat.
2.
Mengajarkan
adanya
hernia
tindakan
yang
mencegah
mereka.
demam dan
distensi abdomen,
yang dapat
15
memperberat
Novembe
awitan
inkarserasi/strang
2011
09.00
WITA
ulasi usus.
b. Mendorong
pasien untuk
mengikuti
regumen medis :
penggunaan
dekker atau
penyokong
lainnya dan
menghindari
mengejan
meregang,
konstipasi dan
mengangkat
benda yang berat.
c.
Menganjurkan
pasien
untuk
mengkonsumsi
diit tinggi residu
atau
menggunakan
suplement
diet
serat
untuk
mencegah
konstipasi,
anjurkan masukan
cairan sedikitnya
2-3 l/hari untuk
meningkatkan
konsistensi feses
lunak.
d.
Memberitahu
pasien mekanika
tubuh yang tepat
untuk
bergerak
dan mengangkat.
F. EVALUASI
Catatan perkembangan
Tanggal /Jam
Dx
Keperawatan
Perkembangan SOAP
10
November
1.
2011
O:
09.00 WITA
12
November
2011
S : (-)
9.00 WITA
13
November
P : Bed rest
2011
9.00 WITA
mesh
Konsul
anestesi
untuk
dilakukan
operasi
S : (-)
O : KU : Cukup Kes : Compos mentis
Tensi 120/80 mmhg, Nadi 80 x/menit,
Respirasi 22 x/menit, Suhu 36oC
Regio inguinalis dekstra : terdapat
Dilakukan
herniotomi
dengan
pemasangan mesh
Laporan operasi.
Penderita
tidur
terlentang
Dilakukan
antisepsis
asepsis
dan
lapangan
operasi
Dilakukan
insisi
ligamentum
sejajar
inguinal,
diperdalam
sampai
tampak
apponeurosis
14
Identifikasi
hernia,
November
2011
9.00 WITA
kantong
Omentum
dikembalikan
kerongga abdomen
Kantong
hernia
kemudian
dipotong
diligasi
secara
intoto
Identifikasi
funiculus
spermatikus
tuberculum
ligamentum
15
November
pubicum,
inguinal
dan
conkoin tendon
2011
9.00 WITA
Kontrol perdarahan
Operasi selesai
IVFD RL : D5% = 2 : 2 28
gtt/menit
16
November
2011
9.00 WITA
Interome 2 dd 1 gr i.v
Metronidazole 3 dd 1 drips
Puasa
bila
Bu
(+)
dan
November
2011
9.00 WITA
19
November
2011
9.00 WITA
Post
herniotomi
dengan
Ultracet 2 dd 1
Kalmex 3 dd 1
Mobilisasi
20
November
2011
9.00 WITA
berkurang
O : KU : Cukup Kes : Compos mentis
Tensi 110/70 mmhg, Nadi 88 x/menit,
Respirasi 22 x/menit, Suhu 36,3oC
22
November
2011
9.00 WITA
24
November
2011
Post
herniotomi
9.00 WITA
dengan
P : Cefixime 2 dd 1 caps
Ultracet 2 dd 1
Kalmex 3 dd 1
Mobilisasi
25
November
2011
berkurang
9.00 WITA
Post
herniotomi
dengan
Post
herniotomi
dengan
Post
herniotomi
dengan
pemasangan mesh
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervesi 1,2,3
S: klien menngatakan BAK sudah
lancar
O: input dan output sudah seimbang
A: masalah teratasi
2.
DAFTAR PUSTAKA
Lemone and Burke,M.K. 2000 .Medical Surgical Nursing:Critical Thinking in
Client Care. Second Edition.New Jersey: Prentie-Hall,Inc.
Ignatavicius, Donna, et.All.2000.Medical Surgical Nursing.Philadelphia: W.B
Saunders Company.
Lewis,Heitkemper,Dirksen.2000.Medical Surgical Nursing: Assessment and
Management of Clinical Problem. Volume 2. Fifth Edition. Mosby.
Nyeri
NOC :
NIC :
Pain Level,
Pain control,
Definisi :
Pain Management
Comfort level
Sensori yang tidak
Kriteria Hasil :
menyenangkan dan
Lakukan pengkajian nyeri secara
Mampu
mengontrol nyeri (tahu komprehensif
pengalaman emosional yang
termasuk
lokasi,
penyebab
nyeri,
mampu karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas
muncul secara aktual atau
menggunakan
tehnik dan faktor presipitasi
potensial kerusakan jaringan
nonfarmakologi untuk mengurangi Observasi reaksi nonverbal dari
atau menggambarkan adanya
nyeri, mencari bantuan)
kerusakan (Asosiasi Studi
ketidaknyamanan
Melaporkan bahwa nyeri berkurang Gunakan teknik komunikasi terapeutik
Nyeri Internasional): serangan
dengan menggunakan manajemen untuk mengetahui pengalaman nyeri
mendadak atau pelan
nyeri
intensitasnya dari ringan
pasien
Mampu
mengenali nyeri (skala, Kaji kultur yang mempengaruhi respon
sampai berat yang dapat
diantisipasi dengan akhir yang intensitas, frekuensi dan tanda nyeri
nyeri)
dapat diprediksi dan dengan
Evaluasi pengalaman nyeri masa
durasi kurang dari 6 bulan. Menyatakan rasa nyaman setelah lampau
nyeri berkurang
Evaluasi bersama pasien dan tim
Tanda
vital dalam rentang normal
Batasan karakteristik :
kesehatan lain tentang ketidakefektifan
Laporan secara verbal atau
kontrol nyeri masa lampau
non verbal
Bantu pasien dan keluarga untuk
Fakta dari observasi
mencari dan menemukan dukungan
Posisi antalgic untuk
Kontrol lingkungan yang dapat
menghindari nyeri
mempengaruhi nyeri seperti suhu
Gerakan melindungi
ruangan, pencahayaan dan kebisingan
Tingkah laku berhati-hati
Kurangi faktor presipitasi nyeri
Muka topeng
Pilih dan lakukan penanganan nyeri
Gangguan tidur (mata sayu,
(farmakologi, non farmakologi dan
tampak capek, sulit atau
inter personal)
gerakan kacau, menyeringai)
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
Terfokus pada diri sendiri
menentukan intervensi
Fokus menyempit (penurunan
Ajarkan tentang teknik non
persepsi waktu, kerusakan
farmakologi
proses berpikir, penurunan
Berikan analgetik untuk mengurangi
interaksi dengan orang dan
nyeri
lingkungan)
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkah laku distraksi,
Tingkatkan istirahat
contoh : jalan-jalan, menemui
Kolaborasikan dengan dokter jika ada
orang lain dan/atau aktivitas,
keluhan dan tindakan nyeri tidak
aktivitas berulang-ulang)
berhasil
Respon autonom (seperti
Monitor penerimaan pasien tentang
diaphoresis, perubahan
manajemen nyeri
tekanan darah, perubahan
nafas, nadi dan dilatasi pupil)
Analgesic Administration
Perubahan autonomic dalam
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas,
tonus otot (mungkin dalam
dan derajat nyeri sebelum pemberian
rentang dari lemah ke kaku)
obat
Tingkah laku ekspresif
Cek instruksi dokter tentang jenis obat,
(contoh : gelisah, merintih,
dosis, dan frekuensi
menangis, waspada, iritabel,
Cek riwayat alergi
nafas panjang/berkeluh kesah)
Pilih analgesik yang diperlukan atau
Perubahan dalam nafsu
kombinasi dari analgesik ketika
Ketidakseimbangan nutrisi
lebih dari kebutuhan tubuh b/d
masukan berlebihan
tubuh
Batasan karakteristik :
Lipatan kulit tricep > 25 mm
untuk wanita dan > 15 mm
untuk pria
BB 20 % di atas ideal untuk
tinggi dan kerangka tubuh
ideal
nyeri