Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Semester Satu
KONTRAK PERKULIAHAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TUJUH BELAS AGUSTUS 1945 BANYUWANGI
(2009-2011)
MATA KULIAH
KODE MATA KULIAH
SEMESTER
PROGRAM STUDI
DOSEN PENGAMPU
:
:
:
:
:
MATEMATIKA EKONOMI
EKO 109
1 (SATU)
MANAJEMEN
NANANG CHOIRUL, SE.
Manfaat Matakuliah
Dengan mengambil mata kuliah ini mahasiswa nantinya akan
mengetahui bagaimana manfaat yang didapat yaitu dapat memahami
berbagai rumus, metode, cara matematika yang akan diterapkan dan
diimplemenatasikan dalam persoalan persoalan yang berhubungan
dengan ekonomi untuk alat penyelesaiannya.
Diskripsi Perkuliahan
Ruang lingkup perkuliahan matematika ekonomi adalah matematika
yang diambil dari teori dasar matematika yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan ekonomi terdiri dari deret, fungsi, differensial,
diferensial fungsi majemuk dan matrik. Dengan teori dasar itu
digunakan untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi.
Tujuan Instruksional Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), saudara
akan dapat menganalisis dan memecahkan kasus-kasus pada masalahmasalah ekonomi pada umumnya dan masalah-masalah perusahaan dan
proyek pada khususnya, dengan berbagai macam teori dan rumus
matematika yang diketahui sehingga mahasiswa diharapkan mampu
1
Matematika Ekonomi
Semester Satu
Matematika Ekonomi
Semester Satu
Matematika Ekonomi
VIII
IX
X
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
Semester Satu
Matematika Ekonomi
Semester Satu
BAB I
DERET
DERET adalah rangkaian bilangan yang tersusun secara teratur dan
memenuhi kaidah-kaidah tertentu. Bilangan-bilangan yang merupakan
unsur dan pembentuk sebuah deret dinamakan suku.
Deret Hitung
Adalah deret yang perubahan suku-sukunya berdasarkan penjumlahan
terhadap sebuah bilangan tertentu. Bilangan yang membedakan sukusuku dari deret hitung dinamakan pembeda, yaitu selisih antara nilainilai dua suku yang berurutan.
Ada dua rumus yang digunakan dalam deret hitung :
Untuk mencari nilai suku ke n dari deret hitung
Sn = a + (n 1) b
a = suku pertama
b = pembeda
n = indeks suku
Contoh:
Nilai suku ke 101 dari deret hitung 3, 5, 7, 9, 11, adalah.
Diket : a = 3 | b = 2 | n = 101
Dita : Sn?
Jwb : S101 = a + (n 1) b
S101 = 3 + (101 1) 2
S101 = 3 + 100 x 2
S101 = 3 + 200
S101 = 203
Matematika Ekonomi
Semester Satu
Untuk mencari jumlah nilai dari semua suku pada deret hitung
1
Dn = 2 n (2a + (n 1) b)
a = suku pertama
b = pembeda
n = indeks suku
Contoh:
Berapa jumlah semua suku s/d suku yang ke 25 dari deret 3, 5, 7, 9,
11,
Diket : a = 3 | b = 2 | n = 25
Dita : D25?
1
Jwb : Dn = 2 n (2a + (n 1) b)
D25 =
1
2
25 (2.3 + (25 1) 2)
Matematika Ekonomi
Semester Satu
Contoh:
Berapa nilai suku yang ke 6 dari deret 2, 4, 8, 16, 32,
Diket : a = 2 | p = 2 | n = 6
Dita : S6?
n 1
Jwb : S6 = a. p
6 1
S6 = 2. 2
S6 = 2. 25
S6 = 2. 32
S6 = 64
Mencari jumlah sampai dengan n suku
n
a(1 p )
Dn =
1 p
a = suku pertama
p = pembeda
n = indeks suku
Contoh:
Berapa jumlah semua suku yang ke 5 dari 2, 4, 8, 16, 32,
Diket : a = 2 | p = 2 | n =5
Dita : D5?
n
a(1 p )
Jwb : D5 =
1 p
5
D5 =
2( 1 2 )
1 2
D5 =
2( 1 32)
1
D5 =
2(31)
1
7
Matematika Ekonomi
Semester Satu
62
D5 = 1
D5 = 62
Penggunaan Deret dalam Ekonomi
Dalam bidang bisnis dan ekonomi, teori atau prinsip-prinsip deret
sering diterapkan dalam kasus-kasus yang menyangkut perkembangan
dan pertumbuhan. Apabila perkembangan atau pertumbuhan suatu
gejala tertentu berpola seperti perubahan nilai-nilai suku sebuah deret
hitung atau deret ukur, maka teori deret yang bersangkutan relevan
ditetapkan untuk menganalisisnya.
Model perkembangan usaha
Jika perkembangan variabel-variabel tertentu dalam kegiatan usaha,
Jactor, produksi, biaya, pendapatan, penggunaan tenaga atau
penanaman modal, berpola seperti deret hitung maka prinsipprinsip deret hitung digunakan untuk menganalisis perkembangan
variabel tersebut. Berpola deret hitung maksudnya adalah variabel
bersangkutan bertambah secara konstan dari satu JactorJeke
periode berikutnya.
Contoh soal:
Besarnya penerimaan PT. YSSY dari hasil penjualan barangnya Rp
720 juta pada tahun ke lima dan Rp 980 juta pada tahun ketujuh.
Apabila perkembangan penerimaan penjualan tersebut berpola
seperti deret hitung, berapa perkembangan penrimaannya per
tahun? Berapa besar penerimaan pada tahun pertama dan pada
tahun keberapa penerimaannya sebesar Rp 460 juta?
Diket : S5 = 720.000.000 | S7 = 980.000.000
Dita : b, a, n dari Sn = 460.000.000?
Jwb : Sn = a + (n 1) b
720 = a + (5-1) b
980 = a + (7-1) b
8
Matematika Ekonomi
Semester Satu
720 = a + 4b
980
= a + (6b)
-260 = -2b
130
=b
720 = a + (5 1) b
720 = a + 4 x 130
720 = a + 520
a
= 720 520
a
= 200
460 = 200 + (n 1) 130
460 = 200 + 130n 130
460 = 70 + 130n
n
= (460-70): 130
n
= 390:130
n
=3
Model bunga majemuk
Adalah penerapan deret ukur dalam kasus simpan pinjam dan
investasi. Dengan modal ini dapat dihitung misalnya, besarnya
pengembalian tingkat bunganya. Atau sebaliknya, untuk mengukur
nilai sekarang dari suatu jumlah hasil investasi yang akan diterima
dimana saja.
Jika misalnya modal pokok sebesar P dibungakan secara majemuk
dengan suku bunga pertahun setingkat I maka jumlah akimulatif
modal tersebut dimasa datang setelah n tahun (Fn) dapat dihitung
sebagai berikut:
Fn = P (1 + i) n
P = jumlah sekarang
n = jumlah tahun
I = tingkat bunga pertahun
Rumus diatas mengandung anggapan tersirat bahwa bunga
diperhitungkan/ dibayarkan satu kali dalam satu tahun. Apabila
bunga diperhitungkan atau dibayarkan lebih dari satu kali (missal m
9
Matematika Ekonomi
Semester Satu
suku
1
(1+i)n
atau
1
i m .n
(1+ )
m
(discount factor) yaitu suatu bilangan yang lebih kecil dari satu
yang dapat dipakai untuk menghitung nilai sekarang dari suatu
jumlah dimasa datang.
10
Matematika Ekonomi
Semester Satu
Contoh Soal 1:
Diket :
P=250.000.000 | n=4 | i=12%=0,12 |m=3
Dita :
a. F4 jika dikembalikan pada saat pelunasan
Jwb :
a. F4=P(1+i)n
F4=250.000.000(1+0,12)4
F4=250.000.000(1,12)4
F4=250.000.000(1,57)
F4=393379840
i
F4=250.000.000(1+
0,12
3.4
3 )
F4=250.000.000(1+0,04)12
F4=250.000.000(1,04)12
F4=250.000.000(1,601)
F4=400.258.054,64
Contoh 2:
Diket :
F=56.700.000 | i=6%=0.06 | n=3 | m=2
11
Matematika Ekonomi
Semester Satu
Dita: a.
P Jika tingkat bunga bank yang berlaku 6%
pertahun
b. P
pembayaran bunga tidak pertahun tetapi
persemester
1
Jwb: a.
P= (1+i)n F
1
P= (1+0,06)3 56.700.000
56.700 .000
P=
( 1,06 )3
P=
56.700 .000
1,19
P=47.647.058,82
1
n. m
b. P= (1+ i )
m
1
3.2
P= (1+ 0,06 )
F
2
56.700 .000
P=
(1,03)6
P=
P=47.647.058,82
56.700 .000
1,19
12
Matematika Ekonomi
Semester Satu
BAB II
FUNGSI
Contoh: Y = 0,8X + 5
Keterangan:
X =
Variabel bebas (Independent variabel) adalah variabel yang
nilainya tidak tergantung pada variabel lain.
Y =
Variabel terikat (Dependent variabel) adalah variabel yang
nilainya tergantung pada variabel lain.
0,8
=
adalah koefisien variabel X
5 =
adalah konstanta
Fungsi Linier
Definisi: Dikatakan fungsi linier apabila variabel X dan Y dalam
persamaan tersebut mempunya pangkat satu.
Contoh:
y=2x+5
y=-3x+2
Didalam menyelesaikan persoalan fungsi linier ada dua cara yang
perlu diketahui, yaitu:
Dengan suatu persamaan linier dapat diperoleh suatu grafik
Misal:
1
y= - 2 x+4
Untuk menggambar grafiknya dicari dengan cara: mencari titik
potong terhadap sumbu X dan sumbu Y.
Titik potong terhadap sumbu X, terjadi apabila Y = 0
13
Matematika Ekonomi
0=
1
2 x+4
Semester Satu
4
1
1
2 x=4 | x=
2
| x=8
Rumusnya
y y 1
xx 1
=
y2 y1
x 2x 1
Dengan suatu grafik linier (garis lurus) didapat persamaan
fungsinya.
Matematika Ekonomi
y y 1
y2 y1
Semester Satu
xx 1
x 2x 1
y 3 x2
=
2
4
( y3 ) 4=2 ( x2 )
4 y12=2 x4
y 3 x2
=
53 62
4 y=2 x +8
:4
1
y = x+2
2
15
Matematika Ekonomi
Semester Satu
Gradien
Adalah koefisien yang menentukan arah garis
biasanya koefisien ini melekat pada variabel X
sisi vertikal
sisi horizontal
fungsi linier,
Jika
x=0
Jika
y=0
16
Matematika Ekonomi
Semester Satu
BAB III
PENGGUNAAN FUNGSI LINIER DALAM EKONOMI
Fungsi Permintaan (Demand Function)
Definisi: Fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga dengan
jumlah barang yang diminta oleh konsumen dengan anggapan bahwa
faktor-faktor lain tetap (ceteris paribus), yaitu selera tetap, pendapatan
tetap dan harga barang-barang lain tetap, maka ini menandakan bahwa
apabila harga turun jumlah barang yang diminta oleh konsumen naik,
demikian pula sebaliknya.
Matematika Ekonomi
Semester Satu
18
Matematika Ekonomi
Semester Satu
P=(aQ+b)+t
Matematika Ekonomi
Semester Satu
Pajak
yang
ditanggung
produsen:
(Qt .t )(Pt P) Qt
Pajak Persentase
Definisi:
Pajak yang dipungut pemerintah dengan
persentase yang tetap terhadap penjualan. Pajak persentase (r)
Sebelum pajak: FS P=aQ+ b
Setelah Pajak : FSr
P=(aQ+b)(1+r )
Subsidi
Definisi: Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, pengaruhnya
terhadap keseimbangan pasar berbalikan dengan pengaruh pajak.
Subsidi yang diberikan atas produksi/penjualan suatu barang
menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi rendah. Dengan
adanya subsidi, produsen merasa ongkos produksinya menjadi
lebih kecil sehingga bersedia menjual lebih murah.
Sebelum subsidi
: FS P=aQ+ b
Setelah Subsidi
: FSs P=aQ + b S
20
Matematika Ekonomi
Semester Satu
Contoh Soal:
Jawaban:
PP1 QQ1
a. PP1 = QQ1
Fungsi Permintaan FD
Q1=20
P1=80
Q2=60
P2=40
21
Matematika Ekonomi
Semester Satu
P80 Q20
=
4080 6020
P80 Q20
=
40
40
40 P3200=40 Q+800
40 P=40Q+ 800+3600
40 P=40 Q+4000
: 40
P=Q+100
Fungsi Penawaran FS
Q1=90
P1=40
Q2=120
P2=60
P40
Q90
=
6040 12090
P40 Q90
=
20
30
( P40 ) 30=20(Q20)
30 P1200=20Q40
30 P=20 Q40+120
22
Matematika Ekonomi
Semester Satu
30 P=20Q+1160
:30
2
P= Q+20
3
FS=FD
b.
2
Q20=Q+ 100
3
Q=
120
5
3
2
Q+Q=100+20
3
Q=
360
5
Q=72
2
3
Q+ Q=120
3
3
P=Q+100
5
Q=120
3
P=72+100
P=28
c. FD
P=Q+100
d.
FS
e.
E(72,28)
2
P= Q+20
3
23
Matematika Ekonomi
f.
g.
h.
i.
FSt
Semester Satu
2
P= Q+20+5
3
2
P= Q15
3
EFSt=FD
2
Q15=Q+100
3
j.
p.
q.
5
Q=115
3
Et(69,31)
FD
P=Q+100
r.
Q=0 P=1 OO
s.
P=0 Q=100
t.
345
4
l.
Q=69
m.
P=Q+100
n.
P=69+100
o.
P=31
u.
Q=0 P=20
v.
P=0 Q=30
w.
FSt
2
P= Q15
3
FS
2
P= Q20
3
Q=
k.
x.
Q=0 P=15
y.
P=0 Q=22,5
z.
24
aa. FD
ab.
ac.
ad.
2
P= Q20 Q=0 P=20
3
P=0 Q=30
ae.
af. BAB IV
ag. ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP)
Fungsi Biaya
ah.
Fungsi biaya menunjukkan hubungan
antara biaya total dengan tingkat outputnya (produksi yang dihasilkan).
ai.
Fungsi biaya terdiri dari :
Total Cost (TC)
aj. adalah biaya yang dikeluarkan produsen secara
keseluruhan dalam memproduksi suatu barang.
Variabel Cost (VC)
ak. adalah biaya yang dikeluarkan produsen secara berubahubah sesuai dengan besar kecilnya produksi yang
dihasilkan.
Fixed Cost (FC)
al. adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan secara tetap
(tanah, gedung, mesin).
am.
Secara Grafis hubungan ketiga fungsi
biaya tersebut adalah sebagai berikut:
an.
ao.
Keterangan:
TC,VC,FC adalah pengganti sumbu Y.
Q adalah pengganti sumbu X.
FC garis sejajar dengan Q, karena FC tidak dipengaruhi oleh besar
kecilnya produksi.
av.
aw.
Keterangan:
ax. Grafik TR dimulai dari titik 0, karena pada saat produsen tidak
menjual barang hasil produksinya adalah 0, maka TR nya juga 0.
Analisis Break Even Point (BEP).
ay.
BEP terjadi apabila garis Total Cost (TC)
bertemu dengan garis Total Revenue (TR) dalam satu titik, yaitu titik
yang menunjukkan keadaan tingkat penerimaan sama dengan biaya
yang dikeluarkan. Secara grafis dapat digambarkan sebagai berikut:
az.
TR
rugi
laba
TC
BEP
ba. BAB V
FUNGSI KONSUMSI, FUNGSI TABUNGAN DAN
PENDAPATAN NASIONAL
bb. Seorang ahli dalam bidang ekonomi bernama Keyness,
mempunyai pendapat bahwa pengeluaran seseorang
untuk konsumsi dipengaruhi oleh pendapatannya.
Semakin tinggi tingkat pendapatan maka tingkat
konsumsinya juga semakin tinggi. Sejalan dengan
pemikiran tersebut dapat dimengerti bahwa seorang
yang tingkat pendapatannya semakin tinggi, semakin
besar pula tabungannya karena tabungan merupakan
bagian dari pendapatan yang tidak dikonsumsikan.
Fungsi Konsumsi
bc. Secara matematis, hubungan fungsional antara konsumsi dan
pendapatan dapat ditulis sebagai berikut:
C=a+bY
(a>0,b>0)
bd.
be.
Keterangan :
Y
=
Pendapatan
bf. C = Pengeluaran untuk konsumsi
bg. A = Besarnya konsumsi pada saat pendapatan sama dengan nol.
bh. B = MPC (Marginal Propensity to Consume) Besarnya
tambahan konsumsi karena adanya tambahan pendapatan.
bi.
br.
bs. Keterangan :
C dan S adalah konsumsi dan tabungan sebagai pengganti sumbu Y
bt. Y adalah pendapatan sebagai pengganti sumbu X
a adalah besarnya konsumsi pada saat pendapatan sama dengan 0
Y sama dengan C adalah garis impas karena semua titik pada garis
tersebut menunjukkan bahwa semua pendapatan habis
dikonsumsikan.
E adalah titik impas yaitu titik perpotongan antara garis konsumsi
dengan garis impas. Pada titik tersebut semua pendapatan habis
dikonsumsikan atau tabungan sama dengan nol.
C = a + bY adalah garis konsumsi
S = -a + ( 1 - b ) Y adalah garis
fungsi tabungan
Y
YE
YE = adalah besarnya pendapatan yang hanya cukup untuk
konsumsi
Skala konsumsi (C),Y Skala
= C Saving (S) = Skala Pendapatan (Y)
Pendapatan Nasional
bu. Pendapatan Nasional pada dasarnya merupakan penjumlahan total
dari pendapatan semua sektor di dalam satu negara, meliputi sektor
rumah tangga(orang-perseorangan), sektor badan usaha dan sektor
pemerintah
E
Pendapatan
Disposabel (Yd)
bv. Adalah pendapatan nasional yang secara nyata dapat
dibelanjakan
oleh masyarakat, tidak termasuk
a
didalamnya pendapatan yang mempengaruhi besarnya
0
C/S dan transfer payment. Ada 4 keadaan
Yd yaitu pajak
yang mempengaruhi pendapatan :
Pengeluaran perdangan dengan luar negeri tercermin dari
selisih antara ekspor dan impor negara yang bersangkutan
dilambangkan oleh (X M).
bw.
bx.
by.
bz.
ca.
cb.
cc.
cd.
ce.
cf.
cg.
ch.
cu.
cv. BAB VI
FUNGSI KUADRAT (PARABOLA)
cw. Definisi: Parabola adalah tempat kedudukan titik-titik
yang berjarak sama terhadap sebuah titik fokus dan
sebuah garis lurus yang disebut direktriks. Setiap
parabola mempunyai sebuah sumbu simetri dan sebuah
titik ekstrim. Sumbu simetri parabola dapat berupa garis
yang sejajar dengan sumbu vertikal Y atau berupa garis
yang sejajar dengan sumbu horizontal X. Titik Ekstrim
parabola adalah titik potong antara sumbu simetri dan
para bola yang bersangkutan.
cx.
cy.
Y =aX 2+ bX +C
(vertical)
cz.
X =aY 2 +bY +C
(horizontal)
da.
b b 24 ac
,
2 a 4 ac
dY
=0
dX
dY
=nX n1
dX
Contoh :
5
51
4
dn. Y = X =5 X =5 X
3
31
=3 X 4
do. Y = X =3 X
dY
dY
=K .
dX
dX
dr. Contoh :
ds.
Y =5 X 3 ,
dY
=5 ( 3 X 2 )=15 X 2
dX
dY K /dX
=
2
dX
V
du.Contoh :
X 3 2
2
dv.
5 dY 5(3 X )
Y= 3 ,
=
X dX
dw.
maka
dx.
10. Pak Santoso mengatakan bahwa pada saat menganggur dia harus
mengeluarkan Rp 30.000, untuk kebutuhannya sebulan, setelah
bekerja dengan penghasilan Rp 100.000, Pak Santoso bisa
menabung Rp 10.000 / bulan. Berapakah tabungan Pak Santoso bila
penghasilannya mencapai Rp 120.000 / bulan
Fungsi Konsumsi, Fungsi Tabungan dan Pendapatan Nasional
1. Bila diketahui fungsi konsumsi ditunjukkan oleh persamaan C = 10
+ 0,75Y
es.
Carilah persamaan fungsi tabungannya
a. Berapakah besar konsumsi pada saat tabungan sama dengan 0
(S=0)
b. Gambar kurva fungsi konsumsi dan tabungannya.
2. Konsumsi masyarakat suatu negara ditunjukkan oleh persamaan C
= 1500 + 0,75Yd Investasi dan pengeluaran pemerintah masingmasing sebesar 2000 dan 1000. Pajak yang diterima dan transfer
payment yang dilakukan pemerintah masing-masing dicerminkan
oleh T = 500 + 0,25Y dan R = 100 + 0,05Y. Jika nilai ekspornya
1250 dan impornya dicerminkan oleh M = 700 + 0,1Y. Hitung
Pendapatan Nasional Negara tersebut