Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
1.
2.
3.
4.
Kiki Agustiana
Robula Emir
Saguh Febriyanto
Sevti Yuni Nuraini
P17420213103
P17420213113
P17420213114
P17420213115
KELAS 2C
BAB I
TINJAUAN TEORI MEDIS
A. Pengertian
Salah satu dari sekian banyak kelainan pada anak adalah gangguan
Hiperaktifitas atau gangguan perilaku, dan sering kita sebut sebagai anak
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Anak tersebut sering
mangalami ganguan konsentrasi dalam kehidupan sehari-harinya, seperti
ketika proses pembelajaran.
Pengertian Hiperaktifitas Menurut Marlina, (2008: 5) adalah tidak
bisa diam, yaitu perilaku yang mempunyai kecendrungan melakukan suatu
aktifitas yang berlebihan, baik motorik maupum verbal.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) adalah gangguan
neurobiologis yang ciri-cirinya sudah tampak pada anak sejak kecil. Anak
ADHD mulai menunjukkan banyak masalah ketika SD karena dituntut
untuk memperhatikan pelajaran dengan tenang, belajar berbagai
ketrampilan akademik, dan bergaul dengan teman sebaya sesuai aturan
(Ginanjar, 2009).
B. Anatomi dan Fisiologi
yang
baik
terhadap
pengobatanpengobatan
stimulan,
gangguan
hiperaktif.
Farmakologi
yang
sering
fundamental
pada
rentang
perhatian,
2. Keperawatan
a. Pengobatan serta perawatan yang harus dilaksanakan pada anak
yang mengalami gangguan hiperaktif ditujukan kepada keadaan
sosial lingkungan rumah dan ruangan kelas penderita serta kepada
kebutuhan-kebutuhan akademik dan psikososial anak yang
bersangkutan, suatu penjelasan yang terang mengenai keadaan
anak tersebut haruslah diberikan kepada kedua orang tuanya dan
kepada anak itu sendiri.
b. Anak tersebut hendaklah mempunyai aturan yang berjalan secara
teratur menurut jadwal yang sudah ditetapkan dan mengikuti
kegiatan rutinnya itu, dan sebaiknya selalu diberikan kata-kata
pujian.
c. Perangsangan yang berlebihan serta keletihan yang sangat hebat
haruslah dihindarakan, anak tersebut akan mempunyai saat-saat
santai setelah bermain terutama sekali setelah ia melakukan
kegiatan fisik yang kuat dan keras
d. Periode sebelum pergi tidur haruslah merupakan masa tenang,
dengan cara menghindarkan acara-acara televisi yang merangsang,
permainan-permainan yang keras dan jungkir balik.
e. Lingkungan di sekitar tempat tidur sebaiknya diatur sedemikian
rupa, barang-barang yang membahayakan dan mudah pecah
dihindarkan.
f. Teknik-teknik perbaikan aktif yang lebih formal akan dapat
membantu, dengan memberikan hadiah kepada anak tersebut
berupa bintang atau tanda sehingga mereka dapat mencapai
kemajuan dalam tingkah laku mereka.
I. Komplikasi
1. Diagnosis sekunder-gangguan konduksi, depresi dan penyakit ansietas.
2. Pencapaian akademik kurang, gagal di sekolah, sulit membaca dan
mengerjakan aritmatika (sering kali akibat abnormalitas konsentrasi).
3. Hubungan dengan teman sebaya buruk (sering kali akibat perilaku
agresif dan kata-kata yang diungkapkan).
J. Pencegahan
1. Proper perawatan pralahir
Hal ini diyakini itu tidak layak perawatan pralahir mengarah pada
ADHD. Oleh karena itu ibu hamil harus berusaha untuk merawat bayi
yang belum lahir. Hal ini dilakukan dengan menjalani hidup sehat
selama kehamilan. Wanita hamil harus makan makanan yang seimbang
dan menghindari kebiasaan makan yang berbahaya. Alkohol dan
tembakau adalah dua hal yang mengarah pada perkembangan
gangguan ini pada anak-anak. Telah ditemukan bahwa wanita yang
merokok dan minum alkohol selama kehamilan memiliki anak dengan
ADHD. Oleh karena itu untuk mencegah anak Anda mendapatkan
gangguan ini berhenti merokok dan minum alkohol bila Anda sedang
hamil.
2. Diet
Anda harus yakin bahwa anak Anda memerlukan diet yang seimbang.
Ini adalah pelatihan dalam kebiasaan makan yang baik sehingga
mereka dapat terus ketika mereka dewasa. Tidak ada bukti telah datang
out yet bahwa asupan gula akan menyebabkan ADHD. Tapi ada ahli
yang percaya bahwa makan sedikit atau tanpa gula dapat mengurangi
hiperaktivitas. Hal ini karena gula memasuki aliran darah secara
langsung dan sangat cepat. Ini dapat mengakibatkan kelebihan
produksi adrenalin yang akan menyebabkan anak ingin menjadi aktif.
Makanan yang membuat anak-anak yang terlalu aktif harus dihapus
dari diet mereka untuk mencegah hiperaktivitas.
3. Rutinitas terstruktur
Ini adalah latihan yang bagus untuk semua anak. Mereka tumbuh dari
bahwa untuk menjadi terorganisasi dengan baik dengan harapan yang
sangat jelas. Ketika hal ini dilakukan, bahkan anak-anak yang sudah
didiagnosis dengan ADHD akan sangat bermanfaat. Oleh karena itu
orangtua harus membuat rutin untuk anak-anak mereka sebagai o
kapan harus bangun, makan, bermain, mengerjakan pekerjaan rumah,
nonton TV, dll Sekali kebiasaan ini ditanamkan pada anak, bahkan jika
mereka memiliki gangguan ini, mungkin gejalanya dapat dikendalikan
atau bahkan dihilangkan.
4. Perilaku manajemen
BAB II
ASUHAN ANAK HIPERAKTIF
A. Pengkajian
Menurut
Videbeck
(2008)
pengkajian
anak
yang
di
sekolah,
tetapi
mereka
tidak
dapat
f. Guru serungkali merasa frustasi yang sama seperti orang tua dan
pengasuh atau babysister mungkin menolak untuk mengasuh anak
yang mengalami ADHD yang meningkatkan penolakan anak.
9. Pertimbangan fisiologis dan perawatan diri
Anak yang mengalami ADHD mungkin kurus jika mereka tidak
meluangkan waktu untuk makan secara tepat atau mereka tidak dapat
duduk selama makan. Masalah penenangan untuk tidur dan kesulitan tidur
juga merupakan masalah yang terjadi. Jika anak melakukan perilaku
ceroboh atau berisiko, mungkin juga ada riwayat cedera fisik.
B. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang biasanya ditemukan pada anak dengan gangguan
hiperaktif mencakup :
1. Rambut yang halus
2. Telinga yang salah bentuk
3. Lipatan-lipatan epikantus
4. Langit-langit yang melengkung tinggi serta
5. Kerutan-kerutan telapak tangan yang hanya tunggal saja
6. Terdapat gangguan keseimbangan, astereognosis, disdiadokhokinesis
serta permasalahan-permasalahan di dalam koordinasi motorik yang
halus.
C.
DIAGNOSA
1. Kerusakan
interaksi
sosial
berhubungan
dengan
disabilitas
perkembangan (hiperaktivitas).
2. Perubahan proses pikir berhubungan dengan gangguan kepribadian.
NOC
NIC
NOC : Ketrampilan interaksi NIC : Peningkatan sosialisasi,
sosial social
aktivitas keperawatan:
berhubungan
dengan disabilitas
perkembangan
(hiperaktivitas)
Tujuan
Pasien
mampu
1.
2.
Anjurkan
untuk
Kriteria Hasil :
meningkatkan
dalam
atau
3.
jujur
bersikap
pasien
perubahan
perilaku
yang
spesifik.
ketrampilan
Identifikasi
4.
Bantu
pasien
sama,
kedekatan,
kerja
berkomunikasi
dengan
orang
lain.
orang lain.
5.
Indicator skala :
1. Tidak ada
2. Terbatas
3. Sedang
4. Banyak
Perubahan proses NOC : Konsentrasi
pikir berhubungan
aktivitas keperawatan:
dengan gangguan
Tujuan
berkonsentrasi
kepribadian.
Pasien
dapat
secara
penuh
1. Berikan
pada
anak
yang
disekitarnya
perhatian
2. Kurangi
Kriteria Hasil :
berlebihan
1.
Menunjukan
proses
2.
3.
orang
pikir
dan
stimulus
yang
terhadap
orang-
lingkungan
dan
orang/bebda-benda
disekitarnya.
3. Berikan
positif
terhadap stimulus.
umpan
dan
balik
yang
perilaku
yang
sesuai.
Indikator skala :
4. Bantu
anak
untuk
1. Tidak pernah
mengidentifikasikan
benda-
2. Jarang
benda
seperti,
disekitarnya
memberikan
3. Kadang-kadang
permainan
permainanyang
dapat
4. Sering
5. Kolaborasi
5. Konsisten
medis
dalam
menjadi
orang
tua
Orang
tua
berhubungan
dengan
Tujuan
anak
1.
Berikan informasi
kepada
dengan gangguan
pemusatan
perhatian
yang hiperaktif.
2.
Kriteria Hasil :
hiperaktivitas.
Ajarkan
tentang
pada
tahapan
1.
perkembangan
perilaku anak.
2.
mengarah
3.
orang
Bantu
penting
normal
orang
tua
tua
dan
dalam
mengimplementasikan
menjadi
positif.
anak.
Indikator skala :
Resiko
Bantu
keluarga
dalam
membuat
perubahan
dalam
1.
2.
Sedikit
3.
Sedang
4.
Kuat
5.
Adekuat total
cedera NOC : Pengendalian Resiko
berhubungan
dengan psikologis
(orientasi
efektif)
tidak
dapat
yang
kebutuhan
keamanan,
misalnya:
status
mental,
resiko
factor
mempengaruhi
perubahan
akan
meningkatkan
Identifikasikan
2.
Berikan
yang
materi
pendidikan
berhubungan
dengan
memberi
mencegah cedera.
3.
lingkungan
karakteristiknya
Indikator skala :
dan
(misalnya
2. Jarang
4.
3. Kadang-kadang
Hindarkan
benda-benda
4. Sering
dan
menyebabkan cidera.
5. Konsisten
5.
dengan
alat
keterlambatan
perkembangan
berhubungan
dengan.
penyakit
kurang konsentrasi
mengalami
pengkajian
kesehatan
yang
(misalnya,
riwayat
temperamen,
mental
(hiperaktivitas),
1. Lakukan
sosial/perilaku
anak,
budaya,
lingkungan
skrining
seksama
keluarga,
perkembangan)
sesuai,
beraktivitas
lain.
bermain
dengan
dukung
anak
Indikator skala :
1. Tidak pernah menunjukkan
2. Jarang
3. Kadang-kadang
natal.
4. Berkomunikasi
dengan
pada
perkembangannya.
4. Sering
5. Berikan
5. Konsisten
penguatan
yang
hal-hal
penting
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu ciri dari perilaku disruptif adalah gangguan
hiperaktivitas defisit perhatian. Anak-anak dengan gangguan ini
memperlihatkan kurang perhatian, impulsivitas dan hiperaktivitas.
Gangguan ini sering dijumpai dan dapat terjadi sampai 3% dari
anak-anak, dengan rasio laki-laki terhadap perempuan sebesar 6:1
sampai 9:1.
Masalah yang sering timbul pada anak dengan gangguan
tersebut meliputi kerusakan interaksi sosial, gangguan konsep diri,
resiko tinggi penatalaksanaan program terapeutik tidak efektif,
resiko tinggi perubahan peran menjadi orang tua, resiko tinggi
kekerasan, dan resiko tinggi mencederai diri sendiri.
Intervensi keperawatan umumnya diimplementasikan pada
pasien rawat jalan dan komunitas, meliputi bantu orang tua dalam
mengimplementasikan program perilaku agar mencakup penguatan
yang positif, sediakan struktur harian, dan beri obat stimulans
sesuai instruksi.
B. Saran
Dalam memberikan
gangguan
hiperaktivitas
perawatan
ditujukan
kepada
kepada
anak
keadaan
dengan
sosial
DAFTAR PUSTAKA
Fadhli, Aulia. 2010. Buku Pintar Kesehatan Anak. Yogyakarta: Pustaka
Anggrek.
NANDA.2012.Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 20122014.Jakarta:EGC
Marlina, 2008. Gangguan Pemusatan Pehatian dan Hiperaktifitas Pada
Anak. Padang: UNP Press.
Wilkinson, Judith M, Nancy R.Ahrem. 2011 .Diagnosis Keperawatan.
Jakarta : EGC