Vous êtes sur la page 1sur 5

ACCOLADE vs.

SEGA
I.

LATAR BELAKANG
Sega Corporation ( Kabushiki gaisha Sega), SErvice GAme, adalah
permainan video multinasional pengembang perangkat lunak dan perangkat lunak arcade dan
perusahaan pengembangan perangkat keras yang bermarkas di Ota, Tokyo, Jepang, dengan
berbagai kantor di seluruh dunia. Sega sebelumnya dikembangkan dan diproduksi merek
sendiri konsol permainan video rumah 1983-2001, tetapi restrukturisasi yang diumumkan
pada tanggal 31 Januari 2001 yang menghentikan produksinya terus dari konsol rumah yang
ada, secara efektif keluar perusahaan dari bisnis konsol rumah. Sementara pembangunan
arcade akan terus berubah, restrukturisasi bergeser fokus dari video game pengembangan
perusahaan perangkat lunak untuk konsol rumah yang dikembangkan oleh berbagai produsen
pihak ketiga. Kepala Sega kantor, serta kantor utama divisi domestik, Sega Corporation
(Spartata), terletak di Ota, Tokyo, Jepang. Divisi Eropa Sega, Sega Europe Ltd, bermarkas di
daerah Brentford London di Inggris. Sega divisi Amerika Utara, Sega of America Inc,
berkantor pusat di San Francisco;. Setelah pindah ke sana dari Redwood City, California
pada tahun 1999. Sega Australia berkantor pusat di Sydney, dan Sega Publishing Korea
berkantor pusat di Jongno, Seoul, Korea. Perusahaan juga memiliki kantor kecil di Perancis,
Jerman, Belanda, Spanyol, dan Italia.
Accolade Inc, adalah sebuah perusahaan perangkat lunak kecil di San Jose, California,
yang menjadi makmur dengan membuat dan memasarkan cartridge game-game yang bisa
dimainkan di console game Sega. Game paling populer dari perusahaan ini adalah Ishido:
The Way of Stones yang bisa di masukkan dalam console Sega dan dimainkan. Sega tidak
memeberikan lisensi kepada Accolade untuk melakukan hal ini, dan Sega tidak memperoleh
bagian apa-apa dari penjualan game-game Accolade.

II.

PERMASALAHAN
Pada awal tahun 1990-an, Sega memasarkan sebuah console game baru bernama
Genesis, dan para teknisi adari Accolade menemukan bahwa game-game mereka tidak lagi
bisa dimainkan di console baru tersebut karena Sega menyisipkan kode-kode rahasia dan

peralatan pengamanan ke dalam console Genesis agar game-game buatan perusahaan lain
tidak bisa dimainkan, kecuali game buatan Sega.
Untuk mengatasi masalah ini, para teknisi Accolade melakukan reverse engineering atas
console Sega yang baru itu serta beberapa cartridge game-nya. Reverse engineering adalah
proses menganalisis sebuah produk untuk mengetahui bagaimana produk tersebut dibuat dan
bagaimana dasar kerjanya. Pertama Accolade membuka beberapa console Sega untuk
memperlajari maknisme pengamanannya. Lalu, Accolade membuka dan mempelajari
(dekompilasi) beberapa cartridge Sega.
Untuk memahami proses tersebut, kita perlu memahami bahwa perangkat lunak yang
dipakai untuk membuat suatu game diproduksi dalam dua langkah. Pertama, para teknisi
menulis program untuk game tersebut dengan menggunakan bahasa perangkat lunak yang
dapat dengan mudah dipahami oleh para teknisi yang mengenali bahasa tersebut, yang terdiri
dari serangkaian perintah yang dapat dipahami, misalnya GOTO line 5. Versi program ini
disebut source code. Kedua, setelah menulis source code, mereka memasukkannya ke dalam
komputer yang selanjutnya menyusun kode-kode tersebut dan menerjemahkannya ke dalam
bahsa mesin yang terdiri dari sederetan angka 0 dan 1 (00011011001111001010). Meskipun
kode ini hampir tidak bisa dipahami sama sekali oleh manusia, namun deretan angka 0 dan 1
ini merupakan kode-kode yang dapat dibaca komputer dan memberikan perintah dasar untuk
mengoperasikan game.
Cartridge game (dan juga semua program komputer) yang dijual di toko-toko terdiri dari
kode-kode semacam itu. Dekompilasi adalah sebuah usaha untuk membalikkan kedua proses
yang digunakan dalam pembuatan program yang seseungguhnaya. Secara garis besar, kode
kompilasi atau kode bahasa mesin yang memebentuk sebuah perankat lunak dimasukkan ke
dalam komputer untuk menerjemahkan bahsa mesin (deretan angka 0 dan 1) ke dalam bahsa
source code aslinya (seperti perinta GOTO line 5) yang bisa dipahami oleh para teknisi.
Mereka selanjutnya memelajari source code untuk menemukan bagaiman acara kerjanya dan
bagaimana perakitannya. Proses dekompilasi semacam ini tidak selalu akurat, dan kadang
para teknisi harus bekerja keras untuk mengetahui dengan t epat bagaimana source code yang
sesungguhnya. Banyak teknisi yang menganggap bahwa reverse engineering semacam ini,
khususnya dekompilasi, adalah tindakan yang tidak etis.

Namun para teknis Accolade berhasil memperoleh informasi yang mereka inginkan, dan
dengan informasi ini mereka bisa membuat game-game yang dapat dimainkan pada console
Genesis Sega. Namun Sega langsung menuntut Accolade dengan menyatakan bahwa
Accolade telah melanggar hak cipta yang dimilikinya. Awalnya pengadilan distrik di San
Fransisco mengabulkan tuntutan Sega dan memerintahkan Accolade untuk menarik semua
game mereka dari pasar.
Para pengacara Sega menyatakan bahwa pada saat Accolade berhasil melakukan reverse
engineering mareka berarti memeperbanyak source code Sega. Karena source code ini adalah
milik Sega, dan Accolade tidak memiliki hak untuk memperbanyak ataupun hak untuk
melakukan reverse engineering, berarti Accolade mencuri properti Sega. Sebagai tambahan,
game-game baru yang dijual Accolade otomatis juga berisi kode-kode rahasia yang
diperlukan agar game tersebut bisa dimainkan di konsol Genesis. Kode rahasia ini, menurut
Sega, milik dan hak ciptanya juga milik Sega, jadi tidak boleh diperbanyak Accolade dan
dimasukkan kedalam program-program game mereka.
Namun Accolade mengajukan banding atas keputusan pengadilan tersebut ke Ninth
Circuit Court of Appeals. Accolade mengklaim bahwa kode rahasia dan peralatan pengaman
yang dipakai Sega dalam konsol Genesis mereka pada dasarnya adalah standar interface
publik. Interface standard adalah mekanisme standar yang harus digunakan dalam sebuah
produk jika produk tersebut ingin bisa digunakan dalam atau bersama dengan produk lain.
(Steker, atau colokan, standar diujung kabel yang dimasukkan ke dalam stop kontak listrik di
dinding adalah contoh interface standard seperti ini). Standar interface ini tidak dapat
dimiliki oleh siapapun, namun merupakan bagian dari properti publik yang boleh digunakan
dan dibuat oleh semua orang. Para pengacara Accolade menyatakan bahwa mereka berhak
membuat duplikat source code karena kode itu hanyalah cara untuk untuk memepreoleh
akses pada interface standar dalam konsol Genesis. Accolade berhasil memasukkan salinan
kode ini dalam game-game buatan mereka karena kode itu merupakan properti publik.
Argumen Accolade akhirnya dimenangkan di pengadilan banding Ninth Circuit of Appeals,
yang dalam hal ini membatalkan keputusan pengadilan sebelumnya.
Namun banyak ahli hukum yang tidak setuju dengan keputusan ini. Mereka menganggap
bahwa argumen Accolade keliru dan bahwa Accolade memang benar-benar mencuri properti

Sega. Peralatan pengaman dan kode rahasia yang dikembangkan Sega tidak bisa
dikelompokkan dalam interface standard yang disetujui sejumlah perusahaan saat mereka
membuat produk-produk yang harus saling cocok satu sama lain. Memang benar bahwa saat
sejumlah perusahaan membuat produk-produk yang harus saling cocok satu sama lain
misalnya ban yang harus cocok dengan mobil, steker listrik yang harus bisa masuk ke dalam
stop kontak, atau kaset yang harus bisa masuk kedalam tapemereka perlu mengadakan
persetujuan atas interface standard yang boleh digunakan secara bebas oleh semua orang.
Namun console Genesis buatan Sega adalah produk yang menjadi milik Sega dan Sega ingin
menjadi pemasok tunggal game-game untuk Genesis. Jadi, kasus ini bukanlah kasus dua
perusahaan yang telah mencapai persetujuan atas suatu standar publik; namun kasus dimana
satu perusahaan menggunakan teknologi yang dimilikinya

untuk membuat game-game

mereka. Tidak ada interface standar yang digunakan disini.


III.

PEMBAHASAN
Locke menyatakan teorinya tentang hak alami tentang kebebasan dan hak alami tentang
properti. Locke mendefinisikan properti sebagai hasil kerja tubuh dan hasil kerja tangannya.
Dimana properti ini merupakan hak dari yang membuatnya dan tidak ada seorangpun yang
berhak atas apa yang telah dilakukannya. Sedangkan Adam Smith menyatakan bahwa pasar
tak tergulasi dan properti pribadi akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari
peraturan apapun yang diberlakukan. Menurutnya dalam sistem ini setiap pembeli berusaha
mencari apa yang mereka inginkan dengan harga yang lebih murah. Adapaun Marx
menyatakan bahwa kapitalis hanya memberikan dua sumber penghasilan: menjual hasil kerja
dan kepemilikan atas sarana-sarana produksi (bangunan, mesin, bahan baku). Karena pekerja
tidak mampu menghasilkan apapun tanpa akses pada sasran produksi, maka merek terpaksa
menjual tenaga mereka pada pemilik sarana produksi dan memperoleh upah. Yang akhirnya
para pemilik sarana bisa mengeksploitasi pekerja dengan mengambil surplus yang mereka
hasilkan dengan menggunakan kepemilikannya atas sara produksi.
Dari beberapa teori tersebut, teori yang paling cocok untuk kasus ini adalah teori properti
milik Locke. Jika dilihat dari teori Locke, dalam kasus ini Accolade telah melanggar hak
properti Sega. Sebagaimana yang dikatakan Locke bahwa setiap manusia memiliki hak atas
propertinya. Locke mendefinisikan properti sebagai hasil kerja tubuh dan hasil kerja

tangannya. Dimana properti ini merupakan hak dari yang membuatnya dan tidak ada
seorangpun yang berhak atas apa yang telah dilakukannya. Sedangkan dalam kasus ini
Accolade sebuah perusahaan game menggunakan console Genesis yang merupakan properti
pribadi Sega untuk memainkan game-game produksi mereka, padahal Accolade tidak
memiliki izin untuk melakukan itu, dan Sega membuat console tersebut hanya untuk
memainkan game produksi Sega saja bukan untuk milik umum.
Accolade telah mencuri properti Sega. Hal ini karena dalam kasus tersebut, Acolaide
telah menggunakan console Genesis milik Sega dengan cara melakukan reverse engineering
dan meperbanyak source code milik Sega dimana hal ini dilakukan agar Accolade bisa
memainkan game-game dalam console milik Sega, dan mendapatkan penghasilan dari game
tersebut tanpa meminta izin terlebih dahulu pada Sega. Adapun argumen Accolade yang
menyatakan bahwa source code Sega merupakan interface publik, ini keliru karena Sega
tidak bermaksud membuat Genesis untuk publik yang mengharuskan dia menyetujui standar
interface, tapi Sega bermaksud menjadi pemasok tunggal untuk game-game di konsol
Genesis mereka.
Perbuatan Accolade (menemukan source code) dan melakukan reverse engineering
merupakan hal yang wajar jika Sega mengizinkan perbuatan tersebut. Dalam kasus ini
Accolade tidak memiliki izin untuk melakukan hal tersebut, dan kode-kode yang dibuat oleh
Sega merupakan kode rahasia, yang berarti Sega tidak ingin publik memiliki atau tahu
tentang kode-kode tersebut.
Suatu perusahaan boleh-boleh saja melakukan reverse engineering tapi tidak

untuk

semua produk. Perusahaan boleh melakukan hal tersebut atas produk yang mana perusahaan
telah memiliki izin untuk menggunakan produk tersebut. Misalnya saja, ketika program
komputer yang digunakan di perusahaan tersebut error, dia bisa melakukan reverse
engineering untuk mengetahui letak kesalahannya dimana, dan apabila mereka mampu
mereka akan berusaha untuk memperbaikinya sebelum mereka mengadukan hal tersebut
kepada si pemilik program.

Vous aimerez peut-être aussi