Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
D DENGAN POST
PARTUM NORMAL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DELANGGU KLATEN
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2010
ii
iii
HALAMAN MOTTO
Menghendaki sessuatu hanya karena ada jalan lain adalah tindakan seseorang
hamba menghendaki sesuatu hanya karena tiada kesulitan adalah cara bertindak
hewani. Menghadapi sesuatu biar pun ada kesulitan adalah tindakan manusia
berakal budi, sedangkan menghendaki sesuatu walaupun ada kesulitan karena
cita-cita luhur merupakan tindakan kepahlawanan.
(Narisco Irala)
Masalah akan datang cepat atau lambat, jika masalah datang sambut dengan
sebaik mugkin, semakin ramah anda menyapanya semakin cepat dia akan pergi.
(Artemusward)
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillah segala puji syukur pada Allah SWT, yang senantiasa
melimpahkan nikmat-Nya serta selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Dengan kekuatan dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. D DENGAN
POST PARTUM NORMAL DI KELURAHAN WONOSARI.
Dalam laporan ini penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
2.
3.
Winarsih Nur Ambarwati, S.Kep, Ns, ETN, M.Kep selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan dan dosen pembimbing.
4.
5.
Sri Rahayu, S.Kep., Ns selaku koordinat KTI dan selaku dewan penguji KTI.
6.
7.
8. Bapak dan Ibu, kakak-kakak ku serta keluarga besar ku yang telah banyak
memberikan doa dukungan yang tiada henti kepadaku.
Atas bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan banyak
terimakasih, semoga mendapatkan ridho dan balasan dari Allah SWT dan semoga
karya sederhana ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Surakarta, 04 Agustus 2010
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .
ii
iii
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..
KATA PENGANTAR
vi
vii
BAB I PENDAHULUAN .
B. Identifikasi malasah ..
C. Tujuan penulisan
D. Manfaat
A. Pengertian ... 5
B. Etiologi ... 6
C. Manifestasi klinis ...
D. Komplikasi ....
E. Pemeriksaan penunjang .
10
10
vii
19
20
20
B. Data focus .
25
25
D. Prioritas masalah .
26
E. Rencana keperawatan
26
F. Implementasi keperawatan
28
G. Evaluasi .
29
30
BAB V PENUTUP ..
41
A.
Kesimpulan .. 41
B.
Saran 42
DAFTAR PUSTAKA ..
43
LAMPIRAN-LAMPIRAN .
45
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Pembangunan
kesehatan
pada
hakekatnya
merupakan
upaya
B.
Identifikasi masalah
Bagaimana penerapan Asuhan Keperawatan Pada Ny. D dengan Post
Partum Normal Di Wilayah Kerja Puskesmas Delanggu Klaten ?
C.
D.
Manfaat
1. Bagi Rumah Sakit
Agar lebih bisa meningkatkan kwalitas pelayanannya khususnya pada ibu
post partum.
2. Perawat
Untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan dalam penelitian serta
menerapkan ilmu yang telah didapat selama studi, khususnya metodologi
penelitian dalam rangka menganalisa masalah maternitas khususnya
tentang post partum normal.
3. Instansi Akademik
Sebagai bahan wacana diperpustakaan dan refrensi awal penelitian
selanjutnya bagi perpustakaan di instalasi pendidikan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Persalinan adalah suatu proses fisiologis yang memungkinkan
serangkaian perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan
janinnya melalui jalan lahir (Hacker, 2001).
Persalinan normal adalah proses alamiah yang dialami aleh setiap
manita hamil cukup bulan dengan kehamilan normal.
Persalinan tidak normal adalah jika bayi dilahirkan sebelum waktu
(prematur), lewat waktu (postmatur) atau dengan bantuan alat, seperti
forseps, ekstrasi vakum, atau bisa juga lewat pembedahan (bedah caesar)
(Edjun, 2004)
Masa nifas atau post partum adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai dengan pulihnya alat-alat reproduksi sampai
keadaan sebelum hamil, berlangsung 6-8 minggu.
Masa puerperium atau masa nifas mulai setelah partus selesai dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu, akan tetapi seluruh alat genital baru
pulih kembali seperti sebalum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan.
Ada yang membagi nifas dalam 3 periode :
1. Puerperium dini yaitu masa pemulihan dimana dimana ibu telah
diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
B.
Etiologi
Penyebab mulainya persalinan.
Penyebab persalinan belum diketahui tetapi ada beberapa faktor yang turut
berperan dan saling berkaitan.
1. Perubahan kadar hormon
Perubahan kadar hormon mungkin disebabkan oleh penuaan plasenta dan
terjadi sebagai berikut :
a. Kadar progesteron menurun (relaksasi otot menghilang).
b. Kadar esterogen dan prostaglandin meninggi.
c. Oksitosin pituitari dilepaskan (pada kebanyakan kehamilan, produksi
hormon ini akan disupresi).
2. Distensi uterus
Distensi uterus menyebabkan terjadinya hal berikut :
a. Serabut ototyang teregang sampai batas kemampuan nya akan
bereaksi dengan mengadakan kontraksi.
b. Produksi dan pelepasan prostagladin F miometrium.
c. Sirkulasi
plasenta
mungkinterganggu
sehingga
menimbulkan
C.
Manifestasi klinis
1. Adapun tanda-tanda persalinan yaitu :
a. Lightening atau pengosongan
Penurunan secara bertahap, wanita akan merasa lebih lega dan lebih
mudah bernafas. Tetapi akibat pergeseran ini terjadi peningkatan
tekanan pada kandung kemih sehingga akan lebih sering berkemih.
b. Persalinan palsu
Selama 4 sampai 8 minggu akhir masa kehamilan rahim menjalani
kontraksi tak teratur dan bersifat sporadik. Pada bulan terakhir
kehamilan, kadang-kadang setiap 10 sampai 20 menit dengan
2. Tanda persalinan
a. Terjadinya his persalinan.
b. Terjadinya pengeluaran pembawa tanda.
c. Terjadinya pengeluaran cairan.
3. Pembagian waktu persalinan
a. Kala I = sampai pembukaan lengkap.
b. Kala II = pengusiran janin.
c. Kala III = pengeluaran uri.
d. Kala IV = observarsi 2 jam.
4. Pimpinan persalinan
Sikap menghadapi setiap pembagian waktu persalinan.
5. Perawatan diruang inap
Konsep rawat gabung dan mobilisasi dini.
D.
Komplikasi
Komplikasi post partum (Varly, 2000: 267-273)
1. Infeksi puerpeural, yang disebabkan oleh persalinan lama, KPD dan
teknik aseptik yang tidak dipatuhi.
2. Trauma traktus genitourinarius yang terinfeksi.
3. Endometritis
4. Mastitis
5. Tromboflebitis
6. Emboli pulmonal
1
0
E.
Pemeriksaan penunjang
a. Hemoglobin
b. Hematokrit
c. Golongan darah
d. Luekosit
F.
infeksi traktus
1
1
kemih
oedema
dan
sensitifitas
menurun
sehingga
menimbulkan overdestension.
h. Sistem reproduksi
Terjdi proses involusio uteri dimana terjadi perubahan penebalan alat
genetalia interna dan eksterna ang berangsur-angsur pulih kembali
seperti keadaan sebelum hamil (Wiknjosastro, 2000:237).
Macam-macam lochea atau darah niifas adalah :
(1)Lochea rubra : berwarna merah pada hari pertama sampai hari
kedua paska persalinan.
1
2
1
3
Pertumbuhan uterus.
2.
Pertumbuhan payudara.
3.
4.
1
4
n. Progesteron
Progesteron mempengaruhi tubuh ibu melalui :
1.
2.
3.
Kenaikan suhu.
4.
5.
1
5
G.
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan (Dongoes, 2000:338).
Tujuan : nyeri berkurang.
Kriteria hasil : mengungkapkan hilang nya nyeri setelah dilakkukan
tindakan, dibuktikan dengan pasien mengatakan nyeri berkurang.
Intervensi :
a. Tentukan karakteristik dan lokasi nyeri.
b. Beri informasi mengenai penyebab nyeri.
c. Kaji suhu dan nadi.
d. Ajarkan teknik relaksasi.
e. Kolaborasi pemberian analgetika.
2. Kurang pengetahuan tentang perawatan diri dan bayi berhubungan
dengan kurangnya informasi (Doenges, 2000).
Tujuan : pasien dapat mendemonstrasikan dan mengungkapkan
pemahaman diri post partum.
Kriteria hasil :
a. Pasien paham cara-cara perawatan diri dan bayi.
b. Pasien mampu mendemonstrasikan.
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan pasien.
b. Beri informasi tentang perawatan diri dan dan bayi.
c. Beri pendidikan kesehatan.
d. Dorong pasien untuk melakukan sendiri.
1
6
1
7
1
8
Intervensi :
a. Kaji usia status perkawinan, ketersediaan sumber pendukung dan latar
belakang budaya.
b. Dorongan untuk menceritakan kesulitan mmenjadi orang tua .
c. Beri informasi tentang kebutuhan dan perawatan bayi.
d. Biarkan orang tua mengawasi perawat saat merawat anak.
e. Beri dorongan orang tua untuk ikut serta dalam perawatan.
19
H.
PATHWAY
Proses keluarnya hasil
Konsepsi melalui jalan lahir
Kala IV
(2 jam post partum)
Setelah kala IV
Adaptasi Fisiologis
Penurunan hormon
episiotomy
komplikasi
sensitifitas otot
taking in
terputusnya kontinuitas
jaringan
Menstimulasi hippofisis
Adaptasi Psikologis
Resti
infeksi
Sekresi
sekresi
Prolaktin
oxytoxin
leting go
pendarahan motilitas dan tonus otot kelahiran anak I
volume cairan
menurun
Resti kurang
volume cairan
konstipasi
Perubahan
pola
eliminasi
BAB
Perubahan proses
keluarga
Kurang informasi
nyeri
belum
pengalaman
Laktasi
Pembengkakan payudara
taking hold
BAB III
RESUME KEPERAWATAN
A.
Pengkajian umum
Pengkajian dilakukan pada tanggal 29 Mei 2010 pukul 15.00 WIB di
Kelurahan Wonosari, Delanggu, Klaten.
1. Biodata
Nama Ny. H 20 tahun, perempuan, islam, SMU, karyawati, Wonosari,
Dlanggu, Klaten. Penanggung jawab Tn. Y 21 tahun, laki-laki, islam,
SMU, karyawan, Wonosari, Dlanggu, Klaten.
2. Keluhan utama : pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan.
3. Riwayat kesehatan
Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan setelah melahirkan anak
pertamanya yang mempunyai BB 3700 gram dan pasien mengatakan
kurang paham tentang perawatan payudara. Pasien mengatakan belum
pernah mondok di rumah sakit. Tidak mempunyai riwayat penyakit
jantung, DM (Diabetes Mellitus), Hipertensi dan Asma. Di dalam
anggota keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit
keturunan maupun alergi. Pasien menarche pada usia 13 tahun, lama haid
7 hari, warna haid merah segar, siklus haid 28 hari, jumlah pembalut 2
pembalut dalam 1 hari, dan tidak ada keluhan. Menikah pada waktu usia
19 tahun, lama pernikahan sudah 1 tahun, pernikahan yang pertama,
memiliki 1 anak. G1P1A0, melahirkan pd tanggal 24 mei 2010, tidak
20
2
1
2
2
d. Aktifitas
Selama hamil pasien mengatakan selama hamil masih bekerja tapi
dengan hati-hati dan tidak terlalu capek, setelah melahirkan pasien
mengatakan untuk sementara cuti dari pekerjaannya dulu dan
mengurangi kegiatannya dan juga tidak banyak bergerak karena masih
takut dengan luka jahitannya, pasien mengatakan masih takut untuk
bergerak karena masih merasakan nyeri pada luka jahitannya.
e. Hygiene
Pasien mengatakan selama hamil dan setelah melahirkan mandi 2 kali
sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 1 kali dalam 2 hari dan ganti
pakaian 2 kali sehari, pasien mengatakan tidak ada keluhan.
f. Riwayat psikologis dan spiritual
Pasien
2
3
h. Pengetahuan ibu
Pasien mengatakan selama masa nifas harus memperbanyak makan
sayuran hijau seperti daun katub untuk memperlancar pangeluaran
ASI, pasien mengatakan ASI sangat baik untuk bayinya, untuk
pertumbuhan dan perkembangan bayinya dan juga untuk kekebalan
tubuh bayinya, pasien mengatakan sedikit paham tentang makanan
untuk bayinya, pasien mengatakan akan memberikan ASI eksklusif
bagi bayinya selama beberapa bulan kedepan dan jika sudah mulai
bekerja akan tetap memberikan ASI eksklusif tapi diselingi dengan
susu formula, pasien mengatakan kurang begitu paham tentang
perawatan payudara yang benar, pasien mengatakan dalam perawatan
bayinya masih dibantu oleh keluarganya.
5. Pemeriksaan fisik
a. Hasil tanda-tanda vital
Keadaan umum pasien baik, kesadaran pasien composmentis, status
emosional stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 kali/menit,
respirasi 24 kali/menit, suhu 36,8 C, berat badan 49 kg, tinggi badan
158 cm.
b. Keadaan umum
Kepala mesochepal tidak ada benjolan, rambut hitam lurus, muka
simetris bersih, mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik, hidung simetris, bersih, tidak ada polip, tidak ada secret,
telinga simetris, bersih, pendengaran baik, mulut mukosa lembab, gigi
2
4
bersih, leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroyd, bagian dada pada
jantung inspeksi ictus kordis tidak tampak, palpasi ictus cordis tidak
tampak, perkusi redup, auskultasi regular, pada paru-paru inspeksi
pengembangan dada kanan kiri sama, palpasi tidak terdapat nyeri
tekan, perkusi sonor, auskultasi vesikuler, mamae putting susu
menonjol, aerola hiperpigmentasi, ASI dapat keluar, payudara lunak
tidak bengkak, abdomen inspeksi terdapat linea nigra, tidak ada nyeri
tekan, palpasi tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat, kontraksi kuat,
perkusi tympani,
genetalia
lochea
sangoelenta,
warna
merah
2
5
B.
Data fokus
1. Data subyektif :
Pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan, pasien mengatakan nyeri saat
bergerak pada luka jahitan, pasien mengatakan skala nyeri 4, pasien
mengatakan kurang begitu paham tentang perawatan payudara.
2. Data obyektif :
Pasien tampak menahan nyeri, pasien tampak berhati-hati ketika
bergerak, P : dirasakan seperti berdenyut-denyut, Q : nyeri ketika
melakukan pergerakan, R : nyeri pada luka jahitan perineum/episiotomy,
S : skala nyeri 4, T : nyeri terasa sering dan tak tentu waktunya ketika
bergerak, pasien tidak begitu paham tentang perawatan payudara, pasien
menggeleng saat di tanya, keadaan luka jahitan kering, terdapat 1 jahitan,
tanda-tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36,8C, respirasi 84
kali/menit, nadi 24 kali/manit.
C.
2
6
D.
Prioritas masalah
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya sumber informasi
tentang perawatan payudara.
3. Resiko
tinggi
infeksi
berhubungan
dengan
adanya
luka
insisi
perineum/episiotomy.
E.
Rencana keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama2x24 jam diharapkan
nyeri berkurang dengan kriteria hasil pasien tampak rileks, skala nyeri 1,
pasien mengatakan nyeri berkurang.
2
7
luka insisi
perineum/episiotomy.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
infeksi tidak terjadi, dengan kriteria hasil luka insisi perineum membaik,
tidak ada tanda-tanda infeksi.
Dengan intervensi monitor tanda-tanda vital, observasi tanda-tanda
infeksi, jaga kebersihan sekitar luka, kolaborasi dalam pemberian
analgetik.
2
8
F.
Implementasi keperawatan
Pada tanggal 29 mei 2010 dengan diagnose Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan adanya luka insisi perineum/episiotomy implementasi
yang dilakukan mengkaji tanda-tanda vital dengan respon subyektif pasien
mengatakan mau diperiksa, respon obyektif tekanan darah 120/80 mmHg,
suhu 36,8C, respirasi 24 kali/menit, nadi 84 kali/menit, kemudian mengkaji
tanda-tanda infeksi dengan respon subyektif pasien mengatakan nyeri pada
luka jahitan, respon obyektif keadaan luka kering, terdapat 1 jahitan.
Pada tanggal 30 mei 2010 dengan diagnose Resiko tinggi infeksi
berhubungan
dengan
adanya
luka
insisi
perineum/episiotomy
2
9
G.
Evaluasi tindakan
Pada tanggal 29 mei 2010 untuk diagnose Resiko tinggi infeksi
berhubungan dengan adanya luka insisi perineum/episiotomy dengan hasil
evaluasi subyek pasien mengatakan nyeri pada luka jahitan, obyektif luka
kering, skala nyeri 4, assesement masalah keperawatan resiko tinggi infeksi
belum teratasi, planning intervensi dilanjuutkan. Pada tanggal 30 mei 2010
3
0
BAB IV
PEMBAHASAN
A.
Pengkajian
Pada pembahasan laporan ini penulis melakukan pengkajian menggunakan
metode wawancara, pengamatan/observasi dan pemeriksaan fisik pada
pasien. Kekuatan dari metode wawancara adalah dapat dilakukan tanpa
bantuan alat apapun. Dilakukan secara langsung. Kelemahannya jika dalam
perbincangan tidak terarah akan membutuhkan waktu yang lama. Kekuatan
metode pengamatan adalah kriteria yang diamati jelas. Kelemahan
membutuhkan jangka waktu yang lama. Pada metode pemeriksaan fisik
dilakukan dengan menggunakan bantuan alat dan secara langsung dapat
memeriksan dan mengetahui kondisi fisik pasien. Hasil pemeriksaan fisik
jelas.
B.
Diagnosa
1. Adapun diagnosa keperawatan yang muncul adalah :
a. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
Nyeri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
perasaan yang tidak nyaman dan berespon terhadap stimulus yang
berbahaya (Carpenito, 2000). Nyeri adalah pengalaman sensori serta
emosi yang tidak menyenangkan dan meningkat akibat adanya
kerusakan jaringan yang actual atau potensial, digambarkan dalam
31
3
2
tersebut
tidak
segera
diatasi
akan
menimbulkan
3
3
mengalami
kekurangan
pengetahuan
kognitif
atau
3
4
pada
kulit
sekitar
luka,
nyeri,
oedema
eksudat,
3
5
3
6
3
7
C.
Intervensi
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan dengan
rencana tindakan : kaji karakteristik, lokasi intensitas dan skala nyeri
dengan rasional membantu dalam mengidentifikasi derajat kenyamanan
dan kebutuhan untuk keefektifan analgesik (Doenges, 2000). Berikan
informasi mengenai penyebab nyeri dengan rasional untuk meningkatkan
pemecahan masalah, membantu mengurangi rasa nyeri (Doenges, 2000).
Atur posisi klien senyaman mungkin denganrasional memperlancar
peredaran darah serta menurunkan nyeri (Doenges, 2000). Ajarkan teknik
relaksasi dengan teknik nafas dalam bila nyeri muncul dengan rasional
keadaan rileks meningkatkan kesenganan pasien (Doenges, 2000).
Pemberian analgesic (Wilkinson, edisi 7). Penatalaksanaan nyeri :
meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyaman yang
dapat diterima oleh pasien (Wilkinson, edisi 7).
2. Kurang pengetahuan tentang perawatan payudara berhubungan dengan
kurangnya informasi dengan rencana tindakan : jelaskan pentingnya
perawatan payudara dengan rasional membantu mencegah puting pecah
dan luka, menjamin supali susu adekuat, memberikan kenyamanan dan
pembuat peran ibu menyusui (Doenges, 2000). Kaji tingkat pengetahuan
pasien tentang
perawatan
dapat mengetahui
3
8
tinggi
infeksi
berhubungan
dengan
adanya
luka
insisi
3
9
Ajarkan pasien cara mencuci tangan yang benar (Wilkinson, edisi 7).
Berikan terapi antibiotic bila diperlukan (Wilkinson, edisi 7 ).
D.
Implementasi
1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan.
Tindakan yang dilakukan adalah observasi tanda-tanda vital
rasional pada kebanyakan pasien yang mengalami nyeri menyebabkan
gelisah serta tekanan darah dan nadi meningkat (Doenges, 2000).
Memberitahu pasien penyebab nyeri rasional untuk meningkatkan
pemecahan masalah, membantu mengurangi rasa nyeri (Doenges, 2000).
Memberikan posisi yang nyaman rasional memperlancar peredaran darah
serta menurunkan nyeri (Doenges, 2000). Menganjurkan pasien untuk
tarik nafas dalam jika nyeri menurunkan ketegangan emosional dan dapat
meningkatkan perasaan kontrol sebagai mekanisme koping pasien
(Doenges, 2000).
Kekuatan dari pelaksanaan tindakan dapat dilakukan dengan baik
karena adanya keterlibatan pasien yang kooperatif dan mematuhi anjuran
tim kesehatan. Kelemhannya pasien kurang yakin tindakan tersebut dapat
mengatasi nyeri karena disebabkan nyeri masih timbul.
2. Resiko
tinggi
infeksi
berhungan
dengan
adanya
luka
insisi
perineum/episiotomy.
Tindakan yang dilakukan adalah monitoring tanda-tanda vital
rasionalnya jika ditemukan adanya peningkatan suhu, nadi, diduga terjadi
4
0
E.
Evaluasi
1. Nyeri berhubungan dengan inkontinuitas jaringan.
Evaluasi yang ditemukan : pasien mengatakan nyeri berkurang, skala
nyeri 1, pasien tampak tenang nyaman. Masalah teratasi dan rencana
tindakan dihentikan.
2. Kurang pengetahuan tentang perawatan payudara berhubungan dengan
kurangnya sumber informasi.
Evaluasi yang ditemukan : pasien mengatakan sudah tahu tentang
perawatan payudara. Masalah teratasi dan rencana tindakan dihentikan.
3. Resiko
tinggi
infeksi
berhubungan
dengan
luka
insisi
perineum/episiotomy.
Evaluasi yang ditemukan : pasien mengatakan nyeri berkurang, luka
kering, tidak ada pus, masalah teratasi dan tindakan dihentikan.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan uraian-uraian dari bab sebelumnya maka penulis menarik
beberapa kesimpulan dan memberikan saran sebagai berikut :
A.
Kesimpulan
Berdasarkan
pengertian
diatas,
maka
penulis
dapat
menarik
41
4
2
B.
Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan study kasus
mengenai post partum normal adalah :
1. Kepada masyarakat umumnya dan kepada pasien post partum dan
keluarga khususnya agar selalu memeriksakan kondisi bayi dan kondisi
ibunya setelah melahirkan agar tidak terjadi kondisi kritis.
2. Kepada tenaga kesehatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik
bagi pasiennya agar pasien mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan
yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual. 2000. Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Monica
Ester, S.Kp. Jakarta:EGC.
Carpenito, Lynda Jual. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Alih
Bahasa Yasmin Asih. Edisi 10. Jakarta:EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana asuhan keperawatan. Alih Bahasa I
Made Kariasi, S.Kp. Ni Made Sumawarti, S.Kp. Jakarta:EGC.
Doenges, Marilynn E. 2001.
Hacker, Moore. 2001. Essensial Obstetri dan Ginekologi. Alih Bahasa
Yunita Cristina. Edisi 2. Jakarta:Hipokrates.
Nanda. 2006. Panduan Diagnosa keperawatan. Alih Bahasa Budi Santoso.
Prima Medika.
Oxorn, Harry. 2003. Patofiologi dan Fisiologi Persalinan Human Labor and
Birth. Alih Bahasa Dr Mohammad Hakimi, Ph. D. Jakarta:Yayasan
Essentia Medica.
Omo, Abdul Madjid. Soekir, Soekaemi et all. Asuhan Persalinan Normal
dan Insiasi Menyusui Dini. 2008. Jakarta:Jaringan Nasional Pelatihan
Klinik (JNPK-KR).
Siswosudarmo, Risanto. Ova Emilia. 2009. Obstetri Fisiologi. Editor dr
Sinta Aji Arirukmi. Yogyakarta:Pustaka Cendekia.
43
4
4