Vous êtes sur la page 1sur 2

BAB I

PENDAHULUAN

Secara harafiah amenorrhea didefinisikan sebagai the absence of mens.


Bagi kebanyakan perempuan yang mengalami pubertas, menstruasi adalah akhir
dari serangkaian kejadian yang merujuk pada kematangan seksual. Pematangan
hipotalamus selama beberapa tahun sejak akhir masa kanak-kanak memulai
terjadinya kaskade peristiwa dengan hasil akhir yaitu pembentukan siklus
menstruasi yang normal dan peristiwa menstruasi. Amenorea terjadi bila terjadi
kegagalan fungsi dalam salah satu organ yang terlibat dalam kaskade ini. 1,2
Definisi secara umum amenorea merupakan keadaan tidak haid sedikitnya
tiga bulan berturut-turut pada seorang wanita usia reproduksi yang pernah
mengalami haid sebelumnya atau seorang wanita yang belum pernah haid pada
usia 16 tahun. Amenorea secara umum dibedakan atas amenorea fisiologik, seperti
usia prapubertas, hamil, menyususi dan sesudah menopouse; dan amenorea
patologik yang terdiri atas amenorea primer dan sekunder.1,2
Amenorea sekunder adalah amenorea yang terjadi pada seorang wanita
usia reproduksi yang pernah mengalami haid namun haid berhenti tiga bulan
berturut-turut. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih
berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan
kelainan-kelainan genetik. Angka kejadian berkisar antara 1 5%. Adanya
amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian
dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumortumor, penyakit infeksi, dan lain-lain.3
Telah diperkirakan bahwa amenorea yang bukan karena kondisi fisiologis
memiliki prevalensi berkisar antara 3% sampai 4%. Penyebab paling sering dari
amenorea ada empat yaitu amenorea yang disebabkan oleh hipotalamus,
hiperprolaktinemia, kegagalan ovarium, dan sindrom ovarium polikistik.4

Penyebab amenorea sekunder sangat banyak, penyebabnya lebih menunjuk


kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan
gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. Insidensi yang
cukup tinggi, penyebab yang bervariasi, dan gangguan ini banyak kita jumpai dalam

praktik sehari-hari, sehingga penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai


gangguan ini.

Daftar Pustaka :
1. Speroff

L, Glass R H, Kase N G, 1993. Clinical Gynecologic

Endocrinology and Infertility, 5 th edition, William & Wilkins,


Philadelphia. 401 454.
2. Baziad A, Surjana E J, 1993. Pemeriksaan dan Penanganan Amenorea,
edisi pertama, KSERI, Jakarta, 35 56.
3. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
4. Chiavaroli, V., DAdamo, E., Diesse, L., and friends. Primary And
5.

Secondary Amenorrhea.

Vous aimerez peut-être aussi