Secara harafiah amenorrhea didefinisikan sebagai the absence of mens.
Bagi kebanyakan perempuan yang mengalami pubertas, menstruasi adalah akhir dari serangkaian kejadian yang merujuk pada kematangan seksual. Pematangan hipotalamus selama beberapa tahun sejak akhir masa kanak-kanak memulai terjadinya kaskade peristiwa dengan hasil akhir yaitu pembentukan siklus menstruasi yang normal dan peristiwa menstruasi. Amenorea terjadi bila terjadi kegagalan fungsi dalam salah satu organ yang terlibat dalam kaskade ini. 1,2 Definisi secara umum amenorea merupakan keadaan tidak haid sedikitnya tiga bulan berturut-turut pada seorang wanita usia reproduksi yang pernah mengalami haid sebelumnya atau seorang wanita yang belum pernah haid pada usia 16 tahun. Amenorea secara umum dibedakan atas amenorea fisiologik, seperti usia prapubertas, hamil, menyususi dan sesudah menopouse; dan amenorea patologik yang terdiri atas amenorea primer dan sekunder.1,2 Amenorea sekunder adalah amenorea yang terjadi pada seorang wanita usia reproduksi yang pernah mengalami haid namun haid berhenti tiga bulan berturut-turut. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik. Angka kejadian berkisar antara 1 5%. Adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumortumor, penyakit infeksi, dan lain-lain.3 Telah diperkirakan bahwa amenorea yang bukan karena kondisi fisiologis memiliki prevalensi berkisar antara 3% sampai 4%. Penyebab paling sering dari amenorea ada empat yaitu amenorea yang disebabkan oleh hipotalamus, hiperprolaktinemia, kegagalan ovarium, dan sindrom ovarium polikistik.4
Penyebab amenorea sekunder sangat banyak, penyebabnya lebih menunjuk
kepada sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi, gangguan metabolisme, tumor-tumor, penyakit infeksi, dan lain-lain. Insidensi yang cukup tinggi, penyebab yang bervariasi, dan gangguan ini banyak kita jumpai dalam
praktik sehari-hari, sehingga penulis ingin membahas lebih lanjut mengenai
gangguan ini.
Daftar Pustaka : 1. Speroff
L, Glass R H, Kase N G, 1993. Clinical Gynecologic
Endocrinology and Infertility, 5 th edition, William & Wilkins,
Philadelphia. 401 454. 2. Baziad A, Surjana E J, 1993. Pemeriksaan dan Penanganan Amenorea, edisi pertama, KSERI, Jakarta, 35 56. 3. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 4. Chiavaroli, V., DAdamo, E., Diesse, L., and friends. Primary And 5.