Vous êtes sur la page 1sur 21

CHAPTER 16

AUDIT SIKLUS PRODUKSI


16.1 MERENCANAKAN AUDIT ATAS SIKLUS PRODUKSI
Siklus produksi berhubungan dengan konversi bahan baku menjadi barang jadi. Siklus
tersebut meliputi perencanaan serta pengendalian produksi dari jenis dan kuantitas barang
yang akan diproduksi, tingkat persediaan yang akan dipertahankan serta transaksi yang
berkaitan dengan proses pabrikasi. Transaksi yang terjadi dalam siklus ini disebut sebagai
transaksi pabrikasi.
Siklus produksi saling berkaitan dengan tiga siklus lain berikut ini :
1. Siklus pengeluaran dalam pembelian bahan baku dan pembayaran berbagai biaya
overhead
2. Siklus jasa personalia dalam pembayaran biaya tenaga kerja pabrik
3. Siklus pendapatan dalam penjualan barang jadi.
16.1.1. Tujuan Audit
Kategori Asersi
Tujuan Audit atas
Kelompok Transaksi
Tujuan Audit atas
Saldo Akun
Keberadaan atau
Keterjadian (EO)
Transaksi pabrikasi yang dicatat
menyajikan bahan, tenaga kerja
dan overhead yang ditransfer ke produksi
barang

jadi

selama

Persediaan

yang

serta

pemindahan produksi yang sudah selesai ke

periode berjalan (EO1).


tercetak

dalam neraca secara fisik


ada (EO2).
Harga

pokok

penjualan

menunjukkan harga pokok


barang

yang

dikirimkan selama

periode

berjalan (EO3).

Kelengkapan (C)
Semua transaksi pabrikasi yang
terjadi selama periode berjalan
sudah dicatat (C1).
Persediaan

mencakup

semua bahan, produk dan


perlengkapan yang ada di tangan pada tanggal neraca (C2).

Harga

pokok

penjualan

mencakup dampak semua transaksi penjualan selama periode berjalan (C3).

Hak dan kewajiban (RO)


Entitas memegang hak atas
persediaan yang berasal dari
transaksi pabrikasi yang dicatat (RO1).
Entitas pelapor memegang
hak milik atas persediaan
pada tanggal neraca (RO2).
Penilaian atau Alokasi (VA)
Transaksi

pabrikasi

telah

dijurnal,

diikhtisarkan,

dan

dibukukan

atau

diposting dengan benar (VA1).

Persediaan telah dinyatakan


dengan tepat pada harga
yang terendah antara harga pokok dan
Harga

pokok

harga

pasar (VA2).

penjualan

didasarkan pada penerapan metode

arus

biaya

yang berlaku

secara

konsisten

(VA3).
Penyajian dan
Pengungkapan (PD)
Rincian

transaksi

pabrikasi

mendukung penyajiannya dalam laporan

keuangan

termasuk klasifikasi

dan pengungkapannya (PD1).

Persediaan
harga
secara tepat

(PD2)
pokok
dalam

Pengungkapan

dan
penjualan (PD3) telah diidentifikasi dan

diklasifikasi

laporan keuangan.
yang

berhubungan dengan dasar


16.1.2. Menggunakan
Pemahaman

tentang

Bisnis

dan

Industri

untuk

penilaian dan penjaminan


persediaan telah memadai (PD4).
Mengembangkan
Strategi Audit

Bagi banyak perusahaan persediaan pabrikasi merupakan proses inti, dan


kemampuan entitas untuk menghasilkan laba serta arus kas tergantung pada
seberapa baik proses pabrikasi tersebut dikelola. Pada saat mengaudit sebuah
perusahaan pabrikasi, auditor biasanya ingin memahami intensivitas modal dari
proses pabrikasi. Suatu proses yang bersifat padat modal, biasanya mempunyai
jumlah biaya tetap yang signifikan yang memerlukan volume yang cukup besar

untuk menjamin profitabilitas. Pemahaman tersebut penting dalam mengevaluasi


kelayakan hasil keuangan yang dilaporkan.
Unsur persediaan merupakan hal yang material terhadap neraca dalam perusahaan
pabrikasi. Setiap industri memiliki sifat yang unik dalam hal jumlah hari yang
diperlukannya untuk memutar persediaan. Jumlah hari perputaran persediaan juga
bervariasi, sehingga penting untuk memahami keadaan klien dan menemukan bukti
yang cukup untuk mendukung pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.
Auditor dapat menggunakan prosedur analitis untuk mengidentifikasi bidangbidang yang bermasalah. Karena signifikannya jumlah transaksi persediaan yang
dilakukan oleh entitas-entitas ini, maka auditor akan sering menekankan pada
pendekatan penilaian risiko pengendalian yang lebih rendah dalam situasi tersebut.
16.1.3. Materialitas, Risiko Inheren, dan Prosedur Analitis
1. Materialitas
Alokasi materialitas akun-akun yang dipengaruhi oleh transaksi dalam siklus ini
akan bervariasi menurut pertimbangan yang telah dijelaskan. Pertimbangan
utama dalam mengevaluasi alokasi materialitas adalah penentuan besarnya salah
saji yang akan mempengaruhi keputusan pemakai laporan keuangan.
Pertimbangan sekunder adalah hubungannya dengan biaya untuk mendeteksi
kesalahan.
2. Risiko Inheren
Risiko inheren terjadinya salah saji dalam laporan keuangan yang disebabkan
oleh transaksi persediaan pada perusahaan pabrikasi dapat dinilai sebesar atau
mendekati maksimum karena alasan berikut :

Volume transaksi pembelian, pabrikasi, dan penjualan yang mempengaruhi


akun biasanya tinggi, sehingga meningkatkan peluang terjadinya salah saji.

Seringkali terjadi masalah yang diperdebatkan seputar identifikasi,


pengukuran, dan alokasi biaya yang dapat dimasukkan dalam persediaan.

Sangat beragamnya jenis persediaan terkadang mengharuskan digunakannya


prosedur khusus untuk menentukan kuantitas persediaan.

Persediaan seringkali disimpan di berbagai lokasi, sehingga menambah


kesulitan yang berhubungan dengan penyelenggaraan pengendalian fisik
terhadap pencurian dan kerusakan.
3

Sangat beragamnya jenis persediaan mungkin saja menimbulkan masalah


khusus dalam menentukan kualitas dan nilai pasarnya.

Persediaan sangat rentan terhadap pembusukan, keusangan, dan faktor lain


seperti kondisi ekonomi umum yang dapat mempengaruhi permintaan serta
kemampuan menjual dan dengan demikian mempengaruhi ketepatan
penilaian persediaan.

Persediaan mungkin dijual dengan perjanjian retur atau pembelian kembali.

3. Prosedur Analitis
Rasio
Rumus
Signifikansi Audit
Jumlah hari perputaran
persediaan
Rata-rata

hutang

persediaan :
Harga pokok penjualan x
365
Pengalaman sebelumnya mengenai
jumlah hari perputaran persediaan
digabungkan dengan pengetahuan
tentang HPP
tahun
atau

akan

bermanfaat dalam

mengestimasi

tingkat persediaan

berjalan. Perpanjangan periode ini dapat mengindikasikan masalah eksistensi


keberadaan,

atau

masalah dalam

menentukan

nilai

yang terendah antara

harga pokok dan harga pasar.


Pertumbuhan persediaan
terhadap

pertumbuhan

harga pokok penjualan


((persediaann

: persediaann-1)-1) : ((harga pokok penjualann : harga pokok

penjualann-1) 1)
Rasio yang lebih besar dari 1,0
menunjukkan
tumbuh

bahwa

lebih

persediaan

cepat

daripada

penjualan. Rasio yang besar dapat menunjukkan kemungkinan adanya masalah keusangan
persediaan.
Barang
diproduksi

jadi

yang
terhadap bahan

baku

yang digunakan

Kuantitas barang jadi :


kuantitas bahan baku
Berguna

dalam

mengestimasi

efisiensi proses pabrikasi. Dapat membantu

dalam

mengevaluasi kewajaran biaya

Barang
diproduksi

jadi

yang
terhadap

tenaga kerja langsung


Kuantitas barang jadi :

jam tenaga kerja langsung


Bermanfaat dalam mengestimasi
efisiensi proses pabrikasi. Dapat
membantu

dalam

mengevaluasi kewajaran biaya produksi.

Produk yang cacat per

Jumlah

produk

cacat

Bermanfaat dalam mengestimasi

juta

sebagai persentase dari

efektivitas proses pabrikasi. Dapat

setiap

membantu

dalam

mengevaluasi

kewajaran

biaya

produksi dan

juta

yang

diproduksi

beban garansi.

16.1.4. Mempertimbangkan Komponen Pengendalian Internal


1. Lingkungan Pengendalian
Struktur organisasi harus mencakup pejabat yang bertanggungjawab atas
produksi secara keseluruhan. Sementara itu,

filosofi dan gaya operasi

manajemen harus berperan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan


dengan keputusan produksi dan tingkat persediaan. Kebijakan dan praktek SDM
juga harus dapat mempengaruhi penggunaan dan pertanggungjawaban atas
faktor-faktor produksi.
2. Penilaian Risiko
Manajemen harus memperhatikan risiko inheren dan merancang pengendalian
yang sesuai.
3. Informasi dan Komunikasi
Sistem akuntansi untuk persediaan mencakup penggunaan akun pengendali dan
catatan pendukung seperti file produk atau file induk. Untuk perusahaan
pabrikasi, ada catatan terpisah untuk persediaan bahan baku, barang dalam
proses dan barang jadi.
4. Aktivitas Pengendalian (Dibahas Tersendiri)
5. Pemantauan Pengendalian
Umpan balik dari pelanggan tentang kualitas produk dan ketepatan waktu
pengiriman serta penggunaan auditor internal untuk menilai efektivitas
pengendalian biaya, akurasi data biaya dan pengendalian fisik atas persediaan.
16.2 AKTIVITAS PENGENDALIAN TRANSAKSI PABRIKASI
16.2.1. Dokumen dan Catatan yang Lazim
1. Perintah Produksi
Perintah produksi merupakan formulir yang menunjukkan kuantitas dan jenis
barang yang akan dibuat.
5

2. Laporan Kebutuhan Bahan


Laporan yang berisi daftar bahan baku dan komponen yang diperlukan untuk
memenuhi perintah produksi.
3. Slip Pengeluaran Bahan
Slip pengeluaran bahan merupakan otorisasi tertulis dari departemen produksi
kepada gudang penyimpanan untuk mengeluarkan bahan untuk digunakan
berdasarkan perintah produksi yang telah disetujui.
4. Tiket Waktu
Tiket waktu merupakan catatan waktu kerja seorang karyawan atas pekerjaan
tertentu.
5. Tiket Perpindahan
Tiket perpindahan merupakan pemberitahuan yang mengotorisasi perpindahan
fisik barang dalam proses di antara departemen produksi, dan di antara barang
dalam proses serta barang jadi.
6. Laporan Aktivitas Produksi Harian
Laporan tersebut berfungsi menujukkan bahan baku dan tenaga kerja yang
digunakan selama hari itu.
7. Laporan Produksi Yang Sudah Selesai
Laporan tersebut merupakan laporan yang menujukkan bahwa pekerjaan atas
sebuah perintah produksi telah diselesaikan.
8. Buku Besar Pembantu Atau File Induk Persediaan
Catatan yang diselenggarakan terpisah untuk bahan baku, barang dalam proses,
dan barang jadi. Catatan tersebut berfungsi informasi tentang unit dan biaya
yang ditambahkan dan dikurangkan dari msing-masing akun persediaan dan
unit yang ada di tangan dan biaya terkait yang membentuk saldo persediaan.
9. File Induk Biaya Standar
File tersebut merupakan file komputer yang berisi biaya standar.
10. File Induk Persediaan Bahan Baku
File tersebut merupakan file komputer yang berisi kuantitas persediaan bahan
baku yang tersedia.
11. File Induk Persediaan Barang Dalam Proses
File tersebut merupakan file komputer yang memuat jumlah biaya aktual
barang dalam proses. File tersebut digunakan untuk menyusun laporan
produksi harian.
6

12. File Induk Persediaan Barang Jadi


File tersebut merupakan file komputer yang berisi jumlah total biaya produksi.
File tersebut dapat digunakan sebagai persediaan perpetual untuk barang jadi.
16.2.2. Fungsi-fungsi dan Pengendalian Terkait
1. Memulai Produksi
a. Merencanakan dan Mengendalikan Produksi
Departemen perencanaan dan pengendalian produksi memberikan
persetujuan (otorisasi) atas perintah produksi berdasarkan kebutuhan
produksi dengan mengeluarkan perintah produksi bernomor urut.
Selain itu, departemen ini juga membuat laporan kebutuhan bahan yang
menunjukkan bahan dan komponen yang diperlukan serta yang ada di
tangan. Jika pesanan harus dilakukan kepada pemasok, maka salinan
laporan ini akan dikirimkan ke bagian pembelian.
b. Mengeluarkan Bahan Baku
Bagian gudang akan menyerahkan bahan baku ke bagian produksi setelah
menerima slip pengeluaran bahan yang telah ditandatangani oleh
pekerja produksi yang berwenang.
Sebuah ikhtisar harian mengenai penggunaan bahan biasanya
disiapkan sebagai salah satu komponen laporan aktivitas produksi harian
yang digunakan dalam perencanaan dan pengendalian produksi.
2. Memindahkan Barang
a. Memproses Barang Dalam Produksi
Tenaga kerja yang digunakan untuk mengerjakan perintah produksi
tertentu dicatat dalam tiket waktu.
Sebuah ikhtisar harian mengenai penggunaan tenaga kerja biasanya
disiapkan dari data catatan waktu sebagai salah satu komponen laporan
aktivitas produksi harian.
Ketika pekerjaan atas suatu perintah produksi sudah selesai dalam satu
departemen dan barangnya sudah lulus inspeksi, maka pemindahan
barang itu ke departemen berikutnya akan diotorisasi dengan sebuah
tiket perpindahan.

b. Memindahkan Pekerjaan yang Sudah Selesai ke Barang Jadi


Jika pembuatan suatu pesanan barang sudah selesai dan lulus inspeksi
akhir, maka disusun sebuah laporan produksi yang sudah selesai.
Barang tsb kemudian dikirim ke gudang barang jadi. Otorisasi
perpindahan ini didokumentasikan dengan tiket perpindahan akhir yang
telah ditandatangani karyawan gudang barang jadi.
c. Melindungi Persediaan
Penggunaan gudang terkunci dengan akses dibatasi pada karyawan yang
berwenang saja.
Pemanfaatan tenaga penjagaan pabrik.
Penggunaan tiket perpindahan persediaan yang ditandatangani untuk
mengendalikan perpindahan barang sepanjang departemen produksi.
3. Mencatat Transaksi Pabrikasi dan Persediaan
a. Menentukan dan Mencatat Biaya-biaya Pabrikasi
Penggunaan bagan akun, pelaporan data biaya pabrikasi yang tepat waktu
untuk menelaah kinerja manajemen termasuk pembandingan anggaran.
Persetujuan manajemen atas tarif overhead dan biaya standar, pelaporan
data biaya pabrikasi yang tepat waktu untuk menelaah kinerja
manajemen dan investigasi varians.
b. Menjaga Kebenaran Saldo-saldo Persediaan
Perhitungan persediaan periodik yang independen, pengecekan periodik
yang independen dengan catatan tentang jumlah dan kepemilikan,
melakukan inspeksi periodik terhadap kondisi persediaan, dan penelaahan
manajemen atas laporan aktivitas persediaan.
16.2.3. Mendapatkan Pemahaman dan Menilai Risiko Pengendalian
Auditor biasanya akan menguji pengendalian manual melalui kombinasi antara
pengajuan pertanyaan, observasi

terhadap

individu-individu

yang

sedang

melaksanakan tugasnya, pemeriksaan dokumen dan laporan, serta pelaksanaan


kembali beberapa aktivitas pengendalian oleh auditor sendiri. Hasil dari setiap
pengujian pengendalian ini harus didokumentasikan untuk membentuk dasar bagi
penilaian risiko pengendalian akhir atas asersi signifikan yang berkaitan dengan
transaksi pabrikasi.

16.3 PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS SALDO PERSEDIAAN


Kategori
Substantif Pengujian
Tujuan Audit Atas
Saldo Akun
Prosedur Awal
1. Memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan industri serta menentukan :
a. Signifikansi harga pokok penjualan dan persediaan bagi entitas.
b. Penggerak ekonomi utama yang mempengaruhi harga pokok penjualan, marjin kotor, dan
kemungkinan keusangan persediaan entitas.
c. Sejauh mana klien memiliki persediaan konsinyasi (masuk atau keluar).
d. Eksistensi
komitmen pembelian dan konsentrasi aktivitas dengan pemasok.
VA2
2. Melakukan prosedur awal atas saldo dan catatan persediaan yang akan diuji lebih lanjut.
a.
Menelusuri saldo awal persediaan ke kertas kerja tahun sebelumnya.
b.
Menelaah aktivitas dalam akun persediaan dan menyelidiki ayat jurnal yang
tampak tidak biasa menyangkut jumlah atau sumbernya.
c.
Memverifikasi total catatan perpetual dan skedul persediaan lainnya serta
kesesuaiannya dengan saldo akhir buku besar umum.
Prosedur Analitis
1.

Melakukan prosedur analitis.


a.
Menelaah pengalaman dan kecenderungan industri. b.
Memeriksa analisis
perputaran persediaan.
c.
Menelaah hubungan
saldo persediaan
dengan aktivitas
pembelian, produksi, dan penjualan terakhir.
d.
Membandingkan saldo persediaan dengan volume penjualan yang diantisipasi.

EO2,3; C2,3; VA2,3


Pengujian Rincian Transaksi
1. Memvouching ayat jurnal dalam akun persediaan ke dokumentasi pendukung (misal :
faktur penjual, catatan biaya pabrikasi, laporan produksi yang telah selesai, catatan
penjualan dan retur penjualan)
EO2,3; C2,3; RO2; VA2,3
2.

Menelusuri
data
dari
catatan
selesai, dan penjualan ke akun persediaan.

pembelian, pabrikasi,produksi yang telah

EO2,3; C2,3; RO2; VA2,3


3.

Pengujian pisah batas retur pembelian dan penjualan, perpindahan


departemen pabrikasi, dan penjualan.

EO2,3; C2,3; RO2

barang

melalui

Pengujian Rincian Saldo


1. Mengamati
perhitungan fisik persediaan yang dilakukan klien.
a.
Memutuskan waktu dan luas pengujian
b.
Mengevaluasi
kelayakan rencana perhitungan persediaan
klien.
c.
Mengamati kecermatan perhitungan
klien
dan melakukan
pengujian perhitungan.
d.
Mencari indikasi adanya persediaan yang bergerak lambat, rusak, atau usang.
e.
Mempertanggungjawabkan semua label persediaan dan lembar perhitungan yang
digunakan dalam perhitungan fisik.
EO2; C2; VA2
2. Menguji akurasi klerikal daftar persediaan.
a.
Menghitung kembali total dan perkalian kuantitas dengan harga per unit.
b.
Menelusuri pengujian perhitungan ke daftar.
c.
Memvouching persediaan dalam daftar ke label persediaan dan lembar perhitungan.
d.
Merekonsiliasi perhitungan fisik dengan catatan perpetual dan saldo buku besar
umum serta menelaah ayat jurnal penyesuaian.
EO2; C2; VA2
3. Menguji penetapan harga persediaan.
a.
Memeriksa faktur penjual yang telah dibayar untuk persediaan yang dibeli.
b.
Memeriksa ketepatan tariff tenaga kerja langsung dan overhead, biaya standar, serta
disposisi varians yang berhubungan dengan persediaan yang diproduksi.
VA2
4. Mengkonfirmasi persediaan pada lokasi di luar entitas.
EO2; C2; RO2
5. Memeriksa perjanjian dan kontrak konsinyasi.
RO2; PD2
Pengujian Rincian Saldo : Estimasi Akuntansi
1. Mengevaluasi nilai realisasi bersih persediaan:
a.
Memeriksa faktur penjualan setelah akhir tahun dan melakukan pengujian nilai
terendah antara harga pokok dan harga pasar.
b.
Membandingkan
persediaan
dengan catalog penjualan
dan laporan penjualan tahun berjalan entitas.
c.
Mengajukan pertanyaan tentang persediaan yang bergerak
lambat,
berlebih, atau
usang dan menentukan
perlunya
melakukan
penurunan nilai persediaan.
d.
Mengevaluasi proses manajemen untuk mengestimasi nilai realisasi bersih persediaan
dengan menggunakan pengalaman sebelumnya.
e.
Mengevaluasi
nilai
realisasi bersih persediaan berdasarkan
informs tentang :
Kecenderungan industri
Kecenderungan perputaran persediaan
Persediaan tertentu yang bergerak lambat
VA2

10

Penyajian dan
Pengungkapan

1. Membandingkan penyajian dan laporan dengan


GAAP.
a. Mengkonfirmasi perjanjian penjaminan persediaan.
b. Menelaah penyajian dan pengungkapan persediaan
dalam konsep laporan keuangan dan menentukan
kesesuaiannya dengan GAAP

PD2,3,4

16.4 JASA-JASA BERNILAI TAMBAH DALAM SIKLUS PRODUKSI


Manajemen persediaan merupakan proses inti yang harus dikelola dengan baik oleh setiap
perusahaan pabrikasi, pedagang grosir, serta pengecer agar dapat mencapai tujuan
profitabilitas dan arus kas. Pada saat mengevaluasi masalah-masalah seperti nilai realisasi
bersih, persediaan, auditor harus memperhitungkan risiko bisnis klien, risiko adanya
produk pengganti atau perebutan pangsa pasar oleh pesaing serta harus berbagi
pengetahuan dan pemahaman tentang hal ini dengan klien.

11

CASE CQ 16-24
PROSEDUR ANALITIS UNTUK SIKLUS PRODUKSI CIRCUITS TECHNOLOGY INC.
20x1
20x2
20x3
20x4
20x5

Accounts Receivable, net


$ 837
$ 1.335
$ 1.121
$ 962
$ 822
Inventory
$ 1.025
Diminta :
$ 1.327
a. $Hitung
1.099 pembelian, laba kotor, jumlah hari untuk menjual persediaan, periode penagihan
$piutang
1.003 , dan jumlah hari untuk melunasi utang dagang untuk akhir tahun 20x2, 20x3,
$ 1.027
20x4,
20x5!
Acco
untsdan
Paya
ble
$
164
b. Deskripsikan tren yang diidentifikasi dengan melakukan prosedur analitis pada gross
$ 380
operating
$ 225 cycle, net operating cycle, dan laba kotor!
$ 201
c. Jika
salah saji yang dapat ditolerir adalah $45.000 untuk persediaan, kembangkan sebuah
$ 175
expectation range untuk inventory turn days!
Sales
d. $Dengan
3.780 menaruh perhatian pada inventory, apa yang mungkin diindikasikan dari tren
$tersebut
5.638 tentang potensi salah saji pada inventory?
$ 4.623
$ 4.022
$ 3.095
Jawaban
:
Cost of Sales
a. $Perhitungan
:
1.812
$2.691
Pembelian
$ 2.399
HPP = Pembelian + Persediaan Awal Persediaan Akhir
$ 1.923
$ 1.859
20x2
Gross Margin
$ 2.691 = Pembelian + $ 1.025 - $ 1.327
$ 1.968
Pembelian = $ 2.691 - $ 1.025 + $ 1.327
$ 2.947
$ 2.224
Pembelian = $ 2.993
$ 2.099
20x3
$ 2.046
$ 2.399 = Pembelian + $ 1.327 - $ 1.099
Pembelian = $ 2.399 + $ 1.099 - $ 1.327

12

Pembelian = $ 2.171
20x4
$ 1.923 = Pembelian + $ 1.099 - $ 1.003
Pembelian = $ 1.923 + $ 1.003 - $ 1.099
Pembelian = $ 1.827
20x5
$ 1.859 = Pembelian + $ 1.003 - $ 1.027
Pembelian = $ 1.859 + $ 1.027 - $ 1.003
Pembelian = $ 1.883
Inventory Turn Days
Rasio Jumlah Hari untuk Menjual Persediaan =
20x2

20x4
= 180 hari

20x3

= 190 hari
20x5

= 167 hari

= 202 hari

Account Receivable Turn Days


Periode Penagihan Piutang =
20x2

20x4
= 86 hari

20x3

= 87 hari
20x5

= 89 hari

Account Payable Turn Days


Rasio Jumlah Hari untuk Membayar Utang Usaha =

= 97 hari

13

20x2

20x4
= 46 hari

20x3

= 40 hari
20x5

= 34 hari

= 38 hari

% Gross Margin

20x2

20x4
= 52%

20x3

= 52%
20x5

= 48%

= 66%

b. Deskripsi tren :
Keterangan
20x2
20x3
20x4
20x5

Periode penagihan piutang


86
89
87
97
Jumlah hari untuk menjual persediaan
180
Tren tersebut memperlihatkan kenaikan pada inventory turn days, penurunan pada
167
account
190 payable, dan gross margin yang relatif tetap. Gross operating cycle konstan
dikarenakan
ada kenaikan pada account receivable turn days. Net operating cycle tidak
202
menunjukkan kenaikan yang sama seperti gross operating cycle dikarenakan payable turn
Gross Operating Cycle
days mengalami penurunan.
266
256
277
299
Jumlah hari untuk membayar utang usaha
46
38
40
34
Net Operating Cycle

218
237
265
14

c. Expectation range untuk inventory turn days jika salah saji yang ditoleransi adalah
sebesar $45.000 untuk inventory :
If tolerable misstatement is $45,000 this translates to an expectation range of plus or
mine 9 days based on the following calculation.$45,000 $1,859,000 *365 = 8.8 days
which rounds to 9 days.
d. Indikasi dari tren tentang kemungkinan salah saji pada inventory :
The increase in inventory turn days indicates that inventory may be overstated. Afurther
risk may be associated with unrecorded liabilities. The combination mayresult in an
overstatement of net income.

15

Vous aimerez peut-être aussi