Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Herpes merupakan infeksi kulit kelamin yang disebabkan oleh virus yang
ditularkan melalui hubungan seks. Terkadang ditemukan juga pada mulut penderita
karena yang bersangkutan melakukan oral seks dengan penderita herpes.
Ada beberapa jenis herpes adalah sebagai berikut:
1. Herpes Simpleks
2. Herpes Genitalis
3. Herpes Zoster
4. Herpes Zoster Oftalmik
1. HERPES SIMPLEKS
a.
Definisi
Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
(virus herpes hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang
berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens.
b.
Etiologi
Berdasarkan struktur antigeniknya dikenal 2 tipe virus herpes simpleks:
ak
melalui
udara
dan
sebagian kecil melalui kontak langsung seperti ciuman, sentuhan atau memakai
baju/handuk mandi bersama. Lesi umumnya dijumpai pada tubuh bagian atas
termasuk mata dengan rongga mulut, hidung dan pipi; selain itu, dapat juga
dijumpai di daerah genitalia, yang penularannya lewat koitusoro genital (oral sex).
2 ) Virus Herpes Simpleks Tipe II (HSV II)
Patofisiologi
Virus herpes simpleks disebarkan melalui kontak langsung antara virus dengan
mukosa atau setiap kerusakan di kulit. Virus herpes simpleks tidak dapat hidup di
luar lingkungan yang lembab dan penyebaran infeksi melalui cara selain k ontak
langsung
kecil
kemungkinannya
terjadi.
Virus
herpes
simpleks
memiliki
kemampuan untuk menginvasi beragam sel melalui fusi langsung dengan membran
sel. Pada infeksi aktif primer, virus menginvasi sel pejamu dan cepat berkembang
dengan biak, menghancurkan sel pejamu dan melepaskan lebih banyak virion untuk
menginfeksi sel-sel disekitarnya. Pada infeksi aktif primer, virus menyebar melalui
saluran limfe ke kelenjar limfe regional dan menyebabkan limfadenopati.
Tubuh melakukan respon imun seluler dan humoral yang menahan infeksi tetapi
tidak dapat mencegah kekambuhan infeksi aktif. Setelah infeksi awal timbul fase
laten. Selama masa ini virus masuk ke dalam sel-sel sens orik yang mempersarafi
daerah yang terinfeksi dan bermigrasi disepanjang akson untuk bersembunyi di
dalam
ganglion
radiksdorsalis
tempat
virus
berdiam
tanpa
menimbulkan
Manifestasi Klinis
1.
tenggorokan. Insidens tertinggi terjadi pada usia antara 1-5 tahun. Waktu
inkubasinya 3-10 hari. Kelainan akan sembuh spontan setelah 2-6 minggu.
2.
Herpes gingivostomatiti s
Kebanyakan bentuk ini terjadi pada anak-anak dan orang dewasa muda.
Manifestasi klinis berupa panas tinggi, limfadenopati regional dan malaise. Lesi
berupa vesikel yang memecah dan terlihat sebagai bercak putih atau ulkus.
Kelainan ini dapat meluas ke mukosa bukal, lidah, dan tonsil, sehingga
mengakibatkan rasa sakit, bau nafas yang busuk, dan penurunan nafsu makan. Pada
anak-anak dapat terjadi dehidrasi dan asidosis. Kelainan ini berlangsung antara 2-4
minggu.
3.
4.
e.
Penatalaksanaan Medis
Karena infeksi HSV tidak dapat disembuhkan, maka terapi ditujukan untuk
mengendalikan gejala dan me nurunkan pengeluaran virus. Obat antivirus
Pencegahan
Karena kemungkinan tertular penyakit ini meningkat dengan jumlah pasangan
seksual seseorang, membatasi jumlah pasangan adalah langkah pertama menuju
pencegahan. Untuk menjaga dari penyebaran herpes, kontak intim harus dihindari ketika
luka pada tubuh. Gatal, terbakar atau kesemutan mungkin terjadi sebelum luka
berkembang. Hubungan seksual harus dihindari selama waktu ini. Herpes bahkan dapat
menyebar ketika tidak ada luka atau gejala. Untuk meminimalkan risiko penyebaran
herpes, kondom lateks harus digunakan selama semua kontak seksual. Busa spermisida
dan jeli mungkin menawarkan perlindungan tambahan meskipun bukti mengenai hal ini
kontroversial. Virus herpes juga dapat menyebar dengan menyentuh luka dan kemudian
menyentuh bagian lain dari tubuh. Jika Anda menyentuh luka, cuci tangan Anda dengan
sabun dan air sesegera mungkin. Juga, tidak berbagi handuk atau pakaian dengan siapa
pun.
2. HERPES GENITALIS
a.
Definisi
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di
sekeliling rektum atau daerah disekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.
b. Etiologi
Penyebabnya adalah virus herpes simpleks. Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu
HSV-1 dan HSV-2. HSV-2 biasanya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan
HSV-1 biasanya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa
menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) dan
bisa ditularkan kebagian tubuh lainnya (misalnya permukaan mata). Luka herpes bisanya
tidak terinfeksi oleh bakteri, tetapi beberapa penderita juga memiliki organisme lainnya
pada luka tersebut yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau cangkroid).
c.
Patofisiologi
Gejala awalnya mulai timbul pada hari ke 4-7 setelah terinfeksi. Gejala awal biasanya
berupa gatal, kesemutann dan sakit. Lalu akan muncul bercak kemerahan yang kecil,
yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yang terasa nyeri. Lepuhan ini pecah dan
bergabung membentuk luka yang melingkar. Luka yang terbentuk biasanya menimbulkan
nyeri dan membentuk keropeng. Penderita bisa mengalami kesulitan dalam berkemih dan
ketika
berjalan
akan
timbul
nyeri.
Luka akan membaik dalam waktu 10 hari tetapi bisa meninggalkan jaringan parut.
Kelenjar
getah
bening
selangkangan
biasanya
agak
membesar.
Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala
berikutnya dan mungkin disertai dengan demam dan tidak enak badan.
Pada pria, lepuhan dan luka bisa terbentuk di setiap bagian penis, termasuk kulit
depan pada penis yang tidak disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk di
vulva dan leher rahim. Jika penderita melakukan hubungan seksual melalui anus, maka
lepuhan dan luka bisa terbentuk di sekitar anus atau di dalam rektum.
Pada penderita gangguan sistem kekebalan (misalnya penderita infeksi HIV), luka
herpes bisa sangat berat, menyebar ke bagian tubuh lainnya, menetap selama beberapa
minggu
atau
lebih
dan
resisten
terhadap
pengobatan
dengan
asiklovir.
infeksi genital
3.
4.
infeksi okular
5.
kelainan neurologist
6.
penurunan imunitas
7.
herpes. neonatal
e.
Penatalaksanaan
Sampai sekarang belum ada obat yang memuaskan untuk terapi herpes genitalis,
namun
pengobatan
secara
umum
perlu
diperhatikan,
seperti:
mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko menularnya herpes pada
partner seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah:
a) Asiklovir (Zovirus)
Pada infeksi HVS genitalis primer, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama
5 hari), asiklovir oral 200 mg (5 kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (5%
dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala dan ekskresi virus serta
mempercepat penyembuhan.
b) Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yang efektif menghambat
replikasi HSV-1 dan HSV-2.
c) Valasiklovir (Valtres)
adalah suatu ester dari asiklovir yang secara cepat dan hampir lengkap berubah
menjadi asiklovir oleh enzim hepar dan meningkatkan bioavaibilitas asiklovir sampai
54%. Oleh karena itu dosis oral 1000 mg valasiklovir menghasilkan kadar obat dalam
darah yang sama dengan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg telah dibandingkan
asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari untuk terapi herpes genitalis episode awal.
f.
Pencegahan
Untuk mencegah herpes genitalis adalah sama dengan mencegah penyakit menular
seksual lainnya. Kuncinya adalah untuk menghindari terinfeksi dengan HSV yang sangat
menular pada waktu lesi ada. Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah menjauhkan
diri dari aktivitas seksual atau membatasi hubungan seksual dengan hanya satu orang
yang bebas infeksi.
3. HERPES ZOSTER
a.
Definisi
Herpes zoster disebut juga shingles. Di kalangan awam populer atau lebih dikenal
dengan sebutan dampa atau cacar air. Herpes zoster merupakan infeksi virus yang
akut pada bagian dermatoma (terutama dada dan leher) dan saraf. Disebabkan oleh virus
varicella zoster (virus yang juga menyebabkan penyakit varicella atau cacar/chickenpox.
b. Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh virus varicella zoster . virus varicella zoster terdiri dari
kapsid berbentuk ikosahedral dengan diameter 100 nm. Kapsid tersusun atas 162 sub unit
proteinvirion yang lengkap dengan diameternya 150200 nm, dan hanya virion yang
terselubung yang bersifat infeksius. Infeksiositas virus ini dengan cepat dihancurkan oleh
bahan organic, deterjen, enzim proteolitik, panas dan suasana Ph yang tinggi. Masa
inkubasinya 1421 hari.
c.
Patofisiologi
Pada episode infeksi primer, virus dari luar masuk ke tubuh hospes (penerima virus).
Selanjutnya, terjadilah penggabungan virus dengan DNA hospes, mengadakan
multiplikasi atau replikasi sehingga menimbulkan kelainan pada kulit. Virua akan
menjalar melalui serabut saraf sensorik ke ganglion saraf dan berdiam secara permanen
dan bersifat laten. Infeksi hasil reaktivasi virus varicella yang menetap di ganglion
sensori setelah infeksi chickenpox pada masa anak anak. Sekitar 20% orang yang
menderita cacar akan menderita shingles selama hidupnya dan biasanya hanya terjadi
sekali. Ketika reaktivasi virus berjalan dari ganglion ke kulit area dermatom.
d. Manifestasi Klinis
a.
Pengobatan
1) Pengobatan topical
Pada stadium vesicular diberi bedak salicyl 2% atau bedak kocok kalamin untuk
mencegah vesikel pecah
Bila vesikel pecah dan basah, diberikan kompres terbuka dengan larutan antiseptik atau
kompres dingin dengan larutan burrow 3x sehari selama 20 menit
Apabila lesi berkrusta dan agak basah dapat diberikan salep antibiotik
polysporin )
(basitrasin /
2) Pengobatan sistemik
Drug of choice-nya adalah acyclovir yang dapat mengintervensi sintesis virus dan
replikasinya. Meski tidak menyembuhkan infeksi herpes namun dapat menurunkan
keparahan penyakit dan nyeri. Dapat diberikan secara oral, topical atau parenteral.
Pemberian lebih efektif pada hari pertama dan kedua pasca kemunculan vesikel. Namun
hanya memiliki efek yang kecil terhadap postherpetic neuralgia. Antiviral lain yang
dianjurkan adalah vidarabine (AraA, ViraA) dapat diberikan lewat infus intravena atau
salep mata. Kortikosteroid dapat digunakan untuk menurunkan respon inflamasi dan
efektif namun penggunaannya masih kontroversi karena dapat menurunkan penyembuhan
dan menekan respon immune. Analgesik non narkotik dan narkotik diresepkan untuk
manajemen nyeri dan antihistamin diberikan untuk menyembuhkan priritus.
b. Penderita dengan keluhan mata
Keterlibatan seluruh mata atau ujung hidung yang menunjukan hubungan dengan
cabang nasosiliaris nervus optalmikus, harus ditangani dengan konsultasi opthamologis.
Dapat diobati dengan salaep mata steroid topical dan mydriatik, anti virus dapat diberikan
c.
1) Bila nyeri masih terasa meskipun sudah diberikan acyclovir pada fase akut, maka dapat
diberikan anti depresan trisiklik ( misalnya: amitriptilin 1075 mg/hari)
2) Tindak lanjut ketat bagi penanganan nyeri dan dukungan emosional merupakan bagian
terpenting perawatan
3) Intervensi bedah atau rujukan ke klinik nyeri diperlukan pada neuralgi berat yang tidak
teratasi.
e.
Pencegahan
Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian
vaksinasi. Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik
terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut. Vaksin herpes zoster dapat
berupa virus herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut
yang berperan sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti
dapat mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang
rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.
Pengkajian
1)
2)
3)
4)
5)
6)
b.
Diagnosa Keperawatan
1)
2)
3)
Nyeri berhubungan dengan infeksi pada sel neuron nyeri dalam ganglia
4)
5)
Resti nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan turun nafsu makan
c.
Intervensi
1)
Observasi kulit setiap hari catat turgor sirkulasi dan sensori serta perubahan
lainnya yang terjadi
2)
3)
4)
5)
6)
Untuk herpes zoster oftalmik harus dirawat di RS untuk memonitor kelainan mata
7)
III.
KESIMPULAN
Herpes simpleks adalah infeksi akut yang disebabkan oleh virus herpes simpleks
(virus herpes hominis) tipe I atau tipe II yang ditandai oleh adanya vesikel yang
berkelompok di atas kulit yang sembab dan eritematosa pada daerah dekat
mukokutan, sedangkan infeksi dapat berlangsung baik primer maupun rekurens.
Herpes genitalis adalah suatu penyakit menular seksual di daerah kelamin, kulit di
sekeliling rektum atau daerah disekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks.
Herpes zoster disebut juga shingles. Di kalangan awam populer atau lebih dikenal
dengan sebutan dampa atau cacar air. Herpes zoster merupakan infeksi virus yang
akut pada bagian dermatoma (terutama dada dan leher) dan saraf. Disebabkan oleh virus
varicella zoster (virus yang juga menyebabkan penyakit varicella atau cacar/chickenpox.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.scribd.com/doc/39580178/ASKEP-HERPES-DAN-TINEA
http://www.indonesiaindonesia.com/f/11323-herpes-genitalis/
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|
id&u=http://www.healthscout.com/ency/68/162/main.html
http://medicastore.com/penyakit/230/Herpes_Genitalis.html