Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ini akan mengakibatkan supressi pada satu mata yang disebut dengan ambliopia
(Whitcher, 2010).
Gambaran klinis
Orang dengan ambliopia akan memiliki penglihatan ganda karna adanya perbedaan
refraksi antara mata kanan dan mata kiri. Selain itu juga terjadi kelelahan pada mata.
Pemeriksaan penunjang
Pada anisometropia terjadi kelainan refraksi pada salah satu ataupun kedua mata.
Untuk itu dilakukan pemeriksaan refraksi seperti dengan menggunakan uji pinhole.
Fotorefraksi dikatakan berguna untuk menskrinning adanya anisometropia (Whitcher,
2010).
Diagnosa Banding
Diagnosa banding dari anisometropia adalah aniseikonia dan ambliopia. Ambliopia
bisa juga merupakan lanjutan dari anisometropia.
Penganganan
Anisometropia pada derajat yang ringan bukanlah sebuah masalah. Perbedaan 1 D
pada kedua mata menyebabkan perbedaan ukuran bayangan di kedua retina sebanyak
2 %. Perbedaan bayangan retina di kedua mata hingga 5 % masih dapat ditoleransi
dengan baik dan antara 2.5 sampai 4 D dapat ditoleransi tergantung sensitivitas
individu. Bagaimanapun, lebih dari 4 D tidak dapat ditoleransi lagi dan harus menjadi
perhatian. Jika perbedaannya lebih dari 4D, bisa menyebabkan diplopia. Modalitas
terapi lain berupa intraokular lensa implantasi untuk uniokular afakia, operasi
refraktif kornea untuk yang mengalami unilateral miopia, astigmatisme dan
hipermetropia, dan ekstraksi lensa kristalin untuk unilateral miopia derajat tinggi
(Khurara, 2007).
Komplikasi
Pada awal koreksi kaca mata dapat terjadi ketidakcocokan. Ukuran bayangan yang
tidak sama, atau aniseikonia dapat terjadi, dan efek prismatik dari kacamata dapat
memicu anisoforia. Anisoferia biasanya lebih mengganggu dibandingkan aniseikonia
bagi pasien dengan anisometropia yang dikoreksi dengan kacamata (Skuta, 2011).
Prognosis
Koreksi dengan kacamata menghasilkan perbedaan ukuran bayangan di retina sekitar
25 %, yang jarang dapat ditoleransi. Koreksi dengan lensa kontak menurunkan
perbedaan ukuran bayangan menjadi sekitar 6 %, yang dapat ditoleransi. Lensa
intraokular menghasilkan perbedaan kurang dari 1 % (Whitcher, 2010).
Daftar Pustaka
1. Donahue, S. P. 2005. The Relationship Between Anisometropia, Patient Age,
and The Development of Amblyopia. Transaction of The American
Ophtalmological Society. 103, 313-336
2. Ilyas, S. 2009. Ikhtisar Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
3. Khurara, A. K. 2007. Comprehensive Ophtalmology. New Delhi: Elsevier.
4. Skuta, G. L. 2011. Clinical Optics. New York: American Academy of
Ophtalmology.
5. Whitcher, J. P. 2010. Vaughan and Asbury Oftalmologi Umum. Jakarta:
Penerbit Kedokteran EGC.
Mariska
0907101010107