Vous êtes sur la page 1sur 12

62

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI IBU DENGAN


STATUS GIZI BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAJABASA
INDAH KELURAHAN RAJABASA RAYA BANDAR LAMPUNG

Julita Nainggolan, dr. Remi Zuraida, M.Si


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
No. Telpon: 081361174466. Email: juli_niezz@yahoo.com

ABSTRAK

Pengetahuan gizi Ibu dan sikap gizi Ibu sangat berhubungan dengan status gizi balita.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap gizi ibu
dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa
Raya Bandar Lampung.
Penelitian dilakukan dengan metode observasional dengan pendekatan cross-sectional.
Populasi dalam penelitian ini seluruh Ibu dari balita yang menjadi responden di wilayah kerja
Puskesmas Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa Raya yang berjumlah 264 respoden. Sampel
yang digunakan sebanyak 159 responden dengan teknik pengambilan sampel secara
Accidental sampling. Data dianalisis secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian penelitian terdapat 100 (46,9%) yang memiliki status gizi kurang, 59 (37,1%)
siswa dengan status gizi baik, 87 (54,7%) responden yang pengetahuan kurang, 72 (45,3%)
responden dengan baik, 82 (51,6%) responden yang memiliki sikap kurang, 77 (48,4%)
responden dengan sikap baik.
Analisis Bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi Ibu
dengan status gizi balita dan ada hubungan yang signifikan antara sikap gizi Ibu dengan
status gizi balita (p=0,000).
Analisis Multivariat menunjukkan ada pengaruh antara pengetahuan gizi Ibu, dan sikap gizi
Ibu dengan status gizi balita hal ini dapat dilihat dari nilai odds ratio (EXP{B}) masingmasing variabel. (EXP{B}) variabel pengetahuan gizi Ibu (0,22), dan sikap gizi Ibu (0,15).
Variabel pengetahuan gizi Ibu merupakan faktor yang paling kuat pengaruhnya terhadap
status gizi balita.
Kata kunci : Status Gizi Balita, Pengetahuan Gizi Ibu, Sikap Gizi Ibu
kecukupan gizi dan ada yang buruk (dapat

PENDAHULUAN

menghambat

terpenuhinya

kecukupan

Khumaidi (1989) menyatakan bahwa dari


gizi), seperti adanya pantangan atau tabu
segi gizi, kebiasaan makan ada yang baik
yang berlawanan dengan konsep-konsep
atau

dapat

menunjang

terpenuhinya

63

gizi. Menurut Williams (1993), masalah

kekurangan gizi pada balita. Keadaan

yang menyebabkan malnutrisi adalah tidak

sosial ekonomi dan kebudayaan banyak

cukupnya pengetahuan gizi dan kurangnya

mempengaruhi pola makan di daerah

pengertian tentang kebiasaan makan yang

pedesaan. Terdapat pantangan makan pada

baik. Kebiasaan makan dalam rumah

balita misalnya anak kecil tidak diberikan

tangga penting untuk diperhatikan, karena

ikan karena dapat menyebabkan cacingan,

kebiasaan

mempengaruhi

kacang-kacangan juga tidak diberikan

pemilihan dan penggunaan pangan dan

karena dapat menyebabkan sakit perut atau

selanjutnya

kembung (Baliwati, 2004).

makan

mempengaruhi

tinggi

rendahnya mutu makanan rumah tangga.


Seorang ibu yang memiliki pengetahuan
Kurangnya

gizi

pada

balita

dapat
dan sikap gizi yang kurang akan sangat

disebabkan sikap atau perilaku ibu yang


berpengaruh terhadap status gizi balitanya
menjadi faktor dalam pemilihan makanan
dan akan sukar untuk memilih makanan
yang

tidak

benar.

Pemilihan

bahan
yang

bergizi

untuk

anaknya

dan

makanan, tersedianya jumlah makanan


keluarganya. Gizi yang baik adalah gizi
yang cukup dan keanekaragaman makanan
yang seimbang, artinya asupan zat gizi
ini dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan
harus sesuai dengan kebutuhan tubuh. Gizi
ibu

tentang

makanan

dan

gizinya.
kurang pada anak di usia balita membawa

Ketidaktahuan ibu dapat menyebabkan


dampak

pertumbuhan otak dan tingkat

kesalahan pemilihan makanan terutama


kecerdasan terganggu, hal ini disebabkan
untuk anak balita (Mardiana, 2005).
karena kurangnya produksi protein dan
Kurangnya pengetahuan tentang gizi dan

kurangnya energi yang diperoleh dari

kesehatan pada orang tua, khususnya ibu

makanan dan pengetahuan juga sikap ibu

merupakan salah satu penyebab terjadinya

sangat penting untuk mencegah terjadinya

64

angka gizi kurang pada balita. Untuk itu

Mengetahui hubungan pengetahuan gizi

perlu diukur dari pengetahuan dan sikap

Ibu dengan status gizi balita di wilayah

ibu akan status gizi balita melalui tahapan

kerja

wawancara/kuisioner.

Kelurahan

Puskesmas

Rajabasa

Rajabasa

Raya

Indah
Bandar

Lampung. Kelima, Mengetahui hubungan


Masalah yang dikaji dalam penelitian ini
sikap gizi Ibu dengan status gizi balita di
Apakah

adalah

Ada

Hubungan
wilayah kerja Puskesmas Rajabasa Indah

Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan


Kelurahan

Rajabasa

Raya

Bandar

Status Gizi Balita, di Puskesmas Rajabasa


Lampung. Keenam, Mengetahui adanya
Indah Kelurahan Rajabasa Raya.
pengaruh Pengetahuan dan sikap gizi Ibu
Tujuan

umum

penelitian

ini

adalah

terhadap status gizi balita di wilayah kerja

mengetahui hubungan antara pengetahuan

Puskesmas

Rajabasa

ibu dan sikap gizi ibu dengan status gizi

Rajabasa Raya.

Indah

kelurahan

balita usia di Kelurahan Rajabasa Raya.


METODE PENELITIAN
Sedangkan

tujuan

khususnya

adalah:
Penelitian

ini

menggunakan

metode

pertama, Mengetahui tingkat pengetahuan


deskriptif
gizi ibu

analitik

dengan

pendekatan

di wilayah kerja Puskesmas


cross sectional. Pendekatan cross sectional

Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa Raya


adalah suatu penelitian non-eksperimental
Bandar Lampung. Kedua, Mengetahui
dalam

rangka

mempelajari

dinamika

sikap gizi ibu di wilayah kerja Puskesmas


korelasi antara faktor-faktor resiko dengan
Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya
efek yang berupa penyakit atau status
Bandar Lampung. Ketiga, Mengetahui
kesehatan
Status

gizi

balita

di

wilayah

tertentu,

dengan

model

kerja
pendekatan point time (Pratiknya, 2008).

Puskesmas Rajabasa Kelurahan Rajabasa


Raya

Bandar

Lampung.

Keempat,

65

Populasi menurut Notoadmodjo (2002)


adalah

keseluruhan

objek

n = 159orang

penelitian.
Penelitian dilaksanakan di di wilayah kerja

Populasi penelitian ini adalah semua ibu


Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan
dan balita yang berkunjung ke puskesmas
Rajabasa Raya Bandar Lampung pada
Rajabasa Indah kelurahan Rajabasa raya
bulan oktober November 2011.
dan

populasi

yang

diperoleh

adalah
Data yang telah diperoleh dari proses

sebanyak 264 balita dari 5 posyandu.


pengumpulan data akan diubah kedalam
Sampel adalah sebagian atau wakil dari
bentuk tabel-tabel, kemudian data diolah
populasi yang diteliti (Arikunto,2006). ).
menggunakan program SPSS 17

for

Pada penelitian ini sampel yang didapat


Windows.
adalah

sebanyak

159

balita

dari

5
Kemudian,

proses

pengolahan

data

posyandu yang terletak di Kelurahan


menggunakan

program

komputer

ini

Rajabasa Raya. Besar sampel diperoleh


terdiri dari beberapa langkah

pertama :

dengan rumus :
Koding,
n=

untuk

mengkonversikan

(menerjemahkan) data yang dikumpulkan


selama penelitian ke dalam simbol yang

Keterangan :
cocok untuk keperluan analisis, langkah
n =Ukuran sampel.
kedua Data entry, memasukkan data ke
N = Ukuran populasi.
dalam

komputer,

langkah

ketiga

d= Tingkat ketepatan. (Notoatmojo, 2003).


Verifikasi, melakukan pemeriksaan secara
n=
visual
n=
n=

terhadap

dimasukkan

ke

data

yang

komputer,

telah
langkah

keempat Output komputer, hasil analisis


yang telah dilakukan komputer kemudian

n = 159,03
dicetak.

66

mengukur

PEMBAHASAN
Penelitian

mengenai

hubungan

antara

tinggi

badan

dengan

menggunakan microtoise yang mempunyai

pengetahuan dan sikap gizi ibu dengan

ketelitian

status gizi balita di wilayah kerja Rajabasa

mengenai pengetahuan dan sikap gizi

Indah Kelurahan Rajabasa Raya. Sampel

respon

penelitian

wawancara dengan instrumen penelitian

diperoleh

dengan

teknik

Accidental Sampling sehingga sampel

0,1

cm,

diperoleh

pengambilan

dengan

data

melakukan

yang digunakan berupa kuesioner.

penelitian adalah responden yang datang


Dari hasil wawancara diperoleh data
ke posyandu Kelurahan Rajabasa Raya
mengenai identitas responden meliputi
pada

saat

penelitian

dilakukan
nama, tanggal lahir, jenis kelamin, dan

(Notoatmodjo, 2005). Jumlah sampel yang


tingkat pendidikan orangtua responden
diteliti sebanyak 159 responden.
melalui
Tabel 5. Jumlah posyandu di Kelurahan
Rajabasa Raya ada 5 posyandu

metode

kuesioner

dari

20

pertanyaan yang terdiri dari 10 pertanyaan


mengenai pengetahuan dan 10 pertanyaan

No
1
2
3
4
5

Posyandu
Cantik manis
Bina
Violet
Sejahterah
Asapah
Plamboyan
Handayani
Total

Orang
54
22
25
38
20
159

Persentase
34%
14%
16%
24%
12%
100%

mengenai sikap dan pengumpulan data


sekunder yaitu dengan memperoleh data
dari masing-masing posyandu. Data yang
diperoleh

kemudian

dianalisis

dengan

mengunakan analisis univariat dan analisis


Penelitian

telah

dilakukan

dengan

bivariat.

pengambilan data melalui data primer dan


data

sekunder.

Data

primer

berupa

penimbangan berat badan balita dengan


menggunakan

timbangan

injak

yang

mempunyai tingkat ketelitian 0,5 kg dan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan


didapatkan 159 responden. Responden
dikelompokkan berdasarkan umur, jenis
kelamin, dan tingkat pendidikan orang tua.

67

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan

laki-laki dan sebanyak 99 balita berjenis

responden dengan umur rata-rata usia

kelamin perempuan.

balita yang menjadi sampel penelitian di

Tabel

wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah

berdasarkan jenis kelamin

Kelurahan

Rajabasa

Raya

Bandar

Lampung yaitu usia 3 bulan sampai usia 5


tahun kelompok umur responden disajikan
dalam Tabel 6.
Tabel
6.
Karakteristik
berdasarkan umur
Umur
Orang Persentase
3bulan 20
13%
4bulan 25
16%
5bulan 27
17%
6bulan 20
13%
7bulan 9
6%
8bulan 10
6%
9bulan 10
6%
10bulan 7
4%
11bulan 5
3%
1tahun 9
6%
2tahun 6
4%
3tahun 3
2%
4tahun 4
2%
5tahun 4
2%
159bali 100%
Total

7.

Karakteristik

balita

Jenis
Laki-laki
Kelamin
Perempuan
Total

Orang Persentase
60
38%
99
62%
anak
100%
159
anak
Balita
Data sebaran kelompok pekerjaan orang

balita
tua responden disajikan dalam Tabel 8.
Dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan
orang tua terbanyak dari 159 responden
yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Tabel

8.

Karakteristik

balita

berdasarkan pendidikan orang tua


Pendidikan
SD
Orang
SMP Tua
SMA
Diploma
Sarjana
Total

ta
Data sebaran kelompok jenis kelamin

Orang Persentase
55
35%
60
38%
Orang
26
16%
Orang
10
6%
Orang
8
5%
Orang
100%
159
Orang
Orang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

responden disajikan dalam Tabel 7. Dapat

159 responden terdapat 87 (54,7%) orang

diketahui bahwa dari 159 responden,

yang memiliki pengetahuan kurang dan 72

sebanyak 60 balita yang berjenis kelamin

(45,3%) orang yang memiliki pengetahuan


baik.

68

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

baik. Selain itu, dari 87 orang responden

159 responden terdapat 82 (51,6%) orang

yang

yang memiliki sikap kurang dan 77

diantaranya

(48,4%) orang yang memiliki sikap baik.

dengan status gizi kurang, sedangkan 20

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari

orang

159 responden terdapat 100 (62,9%) balita

memiliki balita dengan status gizi baik.

yang memiliki status gizi kurang dan 59

Hasil analisis bivariat untuk mengetahui

(37,1%) balita yang memiliki status gizi

hubungan sikap gizi ibu dengan status gizi

baik. Status gizi balita diukur menurut

balita dapat diketahui bahwa dari 77 orang

indikator IMT/U dari WHO (World Health

responden

Organization) Antropometri 2005.

diantaranya

Berdasarkan Tabel Z Score standar baku

dengan status gizi kurang, sedangkan 44

WHO Antropometri 2005 status gizi

orang

dikategorikan kurang menurut indikator

memiliki balita dengan status gizi baik.

IMT/U

SD

Selain itu, dari 82 orang responden yang

(Standar Deviasi) dan dikategorikan baik

bersikap kurang, 67 diantaranya (81,7%)

apabila Z-Score= -2,0 SD s/d +2,0 SD.

memiliki balita dengan status gizi kurang,

Hasil analisis bivariat untuk mengetahui

sedangkan 15 orang responden lainnya

hubungan pengetahuan ibu dengan status

(18,3%) memiliki balita dengan status gizi

gizi balita dapat diketahui bahwa dari 72

baik.

orang responden yang berpengetahuan

Hasil analisis multivariat Diperoleh nilai

baik, 33 di antaranya (45,8%) memiliki

odds ratio atau (EXP{B}) dari semua

balita

kurang,

variabel, yaitu (EXP{B}) pengetahuan gizi

sedangkan 39 orang responden lainnya

ibu (0,22), (EXP{B}) sikap gizi ibu (0,15)

(54,2%) memiliki balita dengan status gizi

dari hasil ini dapat dilihat bahwa p< 0,000

apabila

dengan

Z-Score=

status

<-2,0

gizi

berpengetahuan
(77,0%)

responden

yang

memiliki

lainnya

bersikap

(42,9%)

responden

kurang,

balita

(23,0%)

baik,

memiliki

lainnya

67

33
balita

(57,7%)

69

sehingga variabel ini memenuhi syarat

sebab sikap yang baik memiliki kontribusi

untuk menggunakan analisis multivariat.

yang cukup signifikan terhadap perilaku

Variabel pengetahuan merupakan faktor

masyarakat dalam usaha pemenuhan gizi

yang paling kuat pengaruhnya terhadap

balita.

status gizi, hal ini ditunjukkan dengan nilai

Berdasarkan

koefisien

berganda

regresi

yang

lebih

besar

analisis

regresi

logistik

diperoleh

hasil

bahwa

dibandingkan dengan koefisien regresi

pengetahuan gizi ibu dan sikap gizi ibu

variabel sikap.

mempengaruhi status gizi balita variabel

Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda

pengetahuan gizi ibu merupakan faktor

dengan hasil penelitian sebelumnya yang

yang paling kuat hubungannya dengan

dilakukan oleh Rinda Sari (2009), respon

status gizi balita, hal ini ditunjukkan

yang mempunyai sikap positif terhadap

dengan nilai koefisien regresi yang lebih

pemberian makanan bergizi dan seimbang

besar

sebesar

variable sikap gizi dan dari nilai Area

75%

dan

responden

mempunyai sikap negatif


Dari

data

hasil

yang

sebesar 25%.

penelitian

tersebut

Under
(lemah)

dibandingkan

Curve

dengan

bahwa

dikarenakan

koefisien

sebesar
dari

data

21,8%
yang

memperlihatkan bahwa sebagian besar

didapat variabel pengetahuan ibu tentang

responden

positif

gizi masih rendah dan sikap gizi ibu juga

terhadap usaha peningkatan pemenuhan

rendah sehingga sangat mempengaruhi

nutrisi balita, hal ini sejalan dengan tingkat

hasil dari area under curve, dan 78,2%

pengetahuan yang baik dan berpengaruh

lainya

terhadap sikap yang baik pula. Sikap

mempengaruhinya

positif ini merupakan asset yang dapat

pendidikan orang tua balita, ekonomi yang

digunakan

kurang dan faktor lingkungan.

mempunyai

oleh

sikap

pemerintah

setempat

dalam upaya peningkatan status gizi balita,

oleh

faktor

lain

yang

bisa

dari

faktor

70

Dalam penelitian ini, pengetahuan gizi ibu

menyerap dan memahami pengetahuan

menjadi faktor yang berhubungan paling

gizi yang diperolehnya.

kuat dengan status gizi balita. Hal ini juga


KESIMPULAN
telah

dibuktikan

dalam

beberapa
Berdasarkan

penelitian,

bahwa

ibu

uraian

dan

pembahasan

yang
mengenai hubungan antara pengetahuan

berpengetahuan

rendah

sangat
dan sikap gizi ibu dengan status gizi balita

berhubungan dengan status gizi keluarga


di wilayah kerja Rajabasa Indah kelurahan
dan balita (Neisser, 1996).
Rajabasa Raya Bandar Lampung maka
Lestari Ningsih (2000) mengatakan bahwa
dapat

diperoleh

kesimpulan

sebagai

penyediaan bahan makanan dan menu


berikut : pertama, pengetahuan gizi ibu
yang tepat untuk anak balita dalam
yang dikategorikan baik sebanyak 54,2%,
meningkatkan status gizi balita akan
sedangkan pengetahuan ibu tentang status
terwujud bila ibu mempunyai tingkat
gizi balitanya yang dikategorikan kurang
pengetahuan yang baik. Seseorang yang
sebanyak

77,0%

di

wilayah

kerja

hanya tamat SD belum tentu tidak mampu


puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan
dalam

menyusun

makanan

yang
Rajabasa Raya Bandar Lampung.Kedua,

memenuhi persyaratan gizi untuk balitanya


sikap gizi ibu yang dikategorikan baik
di banding orang yang memilki pendidikan
sebanyak 57,7%, sedangkan sikap Ibu
yang lebih tinggi, karena bila ibu rajin
tentang

status

gizi

balitanya

yang

mendengarkan informasi dan selalu turut


dikategorikan kurang sebanyak 81,7% di
serta dalam penyuluhan gizi tidak mustahil
wilayah kerja puskesmas Rajabasa Indah
pengetahuan gizi siibu akan bertambah dan
Kelurahan

Rajabasa

Raya

Bandar

menjadi lebih baik. Hanya saja perlu


Lampung.
dipertimbangkan

bahwa

Ketiga,

status

gizi

balita

tingkat
dikategorikan baik sebanyak 62,9%, status

pendidikan ibu dan mudah tidaknya siibu


gizi balita dikategorikan kurang sebanyak

71

37,1%

di

wilayah

kerja

puskesmas

Rajabasa Indah Kelurahan Rajabasa Raya

Arikunto,

2006.

Prosedur

Penelitian.

Jakarta: Rineka Cipta.


Bandar Lampung. Keempat, ada hubungan
bermakna antara pengetahuan gizi ibu
dengan status gizi balitanya di wilayah

Ayu,S. D. 2008. Pengaruh Program


Pendampingan Gizi Terhadap Pola
Asuh, Kejadian Infeksi dan Status
Gizi

kerja

puskesmas

Kelurahan
Lampung

Rajabasa

Rajabasa
Raya

(p=0,000).

Indah
Bandar

Kelima,

ada

hubungan bermakna antara sikap gizi ibu


dengan status gizi balitanya di wilayah
kerja

puskesmas

Rajabasa

Balita

Kurang

Energi

Protein.www.undip.ac.id
Diunduh

tanggal

September

2010.

Azwar, Saifuddin. 1997. Sikap Manusia.


Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Indah
Baliwati, F.Y. 2004. Pengantar Pangan

Kelurahan

Rajabasa

Lampung

Raya

(p=0,000).

Bandar

dan Gizi, Penebar Swadaya, Jakarta

Keenam,

Pengetahuan gizi ibu dan sikap gizi ibu

Budiyanto, MAK. 2002. Dasar-Dasar


Ilmu Gizi. UMM Press ; Malang

mempengaruhi status gizi balita (p=0,000)


dan pengetahuan gizi ibu merupakan
faktor yang paling kuat hubungannya

Depkes RI. 2004. Analisis Situasi Gizi dan


Kesehatan Masyarakat. Direktorat
Jenderal

dengan

status

gizi

balita,

hal

ini

ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi

Masyarakat

Bina

Kesehatan

Direktorat

Gizi

Masyarakat. Jakarta.

yang lebih besar dibandingkan dengan


Dewi, I. C. 2010. Hubungan Pengetahuan,
koefisien variabel sikap gizi ibu.

Sikap dan Perilaku Ibu Terhadap


Status Gizi Balita. Skripsi Program

DAFTAR RUJUKAN
Almatsier, S. 2001. Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Pascasarjana FK Undip.

Djokomoelyanto R. 1989. Monitoring


Mendidik

Pencegahan

Endemik

72

dan Kretin Endemik. Paper, F.K.


UNDIP: Semarang.

Khumaidi M. 1989. Gizi Masyarakat.


DepartemenPendidikan

dan

Kebudayaan, Direktorat Jenderal


Gibson,

R.S.

1990.

Principles

of

Pendidikan Tinggi dan Pusat Antar

Nutritional Assessment. Oxford:

Universitas Pangan dan Gizi IPB,

Oxford. University Press.

Bogor.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis


Multivariate

dengan

Program

SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Mardiana.

2006.

dengan

Hubungan

Status

Puskesmas

Tanjung

Kecamatan

Hinai

I.

2005.

Balita

di

Beringin
Kabupaten,

Skripsi Program S1 Ilmu kesehatan


Masyarakat

Hadi,

Gizi

Perilaku

Faktor-faktor

yang

Berhubungan dengan Status Gizi

Fakultas

Kesehatan

Masyarakt Universitas Sumatera


Utara.

Balita di Kelurahan Neglasari dan


Kedaung Wetan, Skripsi, FKM-UI,
Depok

Moehji,

S.

2003.

Ilmu

Gizi

Penanggulangan Gizi Buruk. Papas


Sinar Siinanti. Jakarta.

Harper, L.J., Deaton, B.J, dan Driskel,


J.A.,

2005.Food,Health,

and

Notoatmodjo,

S.

2002.

Metodologi

Agriculture.

Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT

Jakarta: UI Press.

Rineka Cipta.
-------------------.1997.

Karsin, ES. 2004. Peranan Pangan dan


Gizi dalam Pembangunan dalam
Pengantar

Pangan

dan

Gizi.

Jakarta: Penebar Swadaya.

Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi


Untuk Kesehatan. Raja Grafindo
Persada. Jakarta

Ilmu

Kesehatan

Masyarakat. Jakarta: PT Rineka


Cipta.

73

Vous aimerez peut-être aussi