Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TIM REDAKSI
Penanggung Jawab
Dewan Pembina
Pimpinan Redaktur
Redaktur Pelaksana
Sekretariat
Alamat Redaksi :
Unit Perpustakaan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya
Jalan George Obos No. 32 Palangka Raya 73111- Kalimantan Tengah
Telepon/Fax : 0536 - 3230730
Email
: forumkesehatanpky@gmail.com,
Website : forumkesehatanpky.blog.com
Terbit 2 (dua) kali setahun.
PENGANTAR REDAKSI
Salah satu tugas utama dari lembaga pendidikan tinggi sebagaimana tercantum dalam Tri
Dharma Perguruan Tinggi adalah melaksanakan penelitian. Agar hasil-hasil penelitian dan karya
ilmiah lainnya yang telah dilakukan oleh civitas akademika Politeknik Kesehatan Kemenkes
Palangka Raya lebih bermanfaat dan dapat dibaca oleh masyarakat, maka diperlukan suatu media
publikasi yang resmi dan berkesinambungan.
FORUM KESEHATAN merupakan Jurnal Ilmiah sebagai Media Informasi yang
menyajikan kajian hasil-hasil penelitian, gagasan dan opini serta komunikasi singkat maupun
informasi lainnya dalam bidang ilmu khususnya keperawatan, kebidanan, gizi, dan umumnya
bidang ilmu yang berhubungan dengan kesehatan.
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya berkat
bimbingan dan petunjuk-Nyalah upaya untuk mewujudkan media publikasi ilmiah Politeknik
Kesehatan Kemenkes Palangka Raya yang diberi nama FORUM KESEHATAN volume pertama
ini dapat terlaksana. Dengan bekal volume perdana ini, akan terus lebih memacu diri untuk
senantiasa meningkatkan kualitas tulisan yang akan muncul pada penerbitan selanjutnya.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Palangka Raya sebagai Penanggung Jawab serta Dewan Pembina yang telah memberikan
kepercayaan dan petunjuk kepada redaktur hingga terbitnya FORUM KESEHATAN volume
pertama ini. Ucapan terimakasih dan penghargaan juga disampaikan kepada Dewan Redaksi yang
telah meluangkan waktunya untuk mengkaji kelayakan beberapa naskah hasil penelitian/karya
ilmiah yang telah disampaikan kepada redaksi.
Kepada para penulis yang telah menyampaikan naskah tulisannya disampaikan penghargaan
yang setinggi-tingginya dan selalu diharapkan partisipasinya untuk mengirimkan naskah tulisannya
secara berkala dan berkesinambungan demi lancarnya penerbitan FORUM KESEHATAN ini
selanjutnya.
Akhirnya, semoga artikel-artikel yang dimuat dalam FORUM KESEHATAN volume
pertama ini dapat menambah wawasan dan memberikan pencerahan bagai lentera yang tak kunjung
padam. Kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan
penerbitan selanjutnya.
Tim Redaksi
DAFTAR ISI
An Overview Of Teaching And Learning In Nursing in Central Kalimantan
Djenta Saha, Santhy, K. Samuel, Asih Rusmani.. 1
Persepsi Masyarakat terhadap konsep perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
di Kota Palangka Raya
Santhy K. Samuel, Bartho Mansyah, Iis Wahyuningsih .................................................................. 26
Attitude to knowledge
Conserving
Learning approaches
Teaching
Extending
Reproductive
Role of teacher
strategies
Characteristic
Activities
Creating
Analytical
Speculative
Coordinator of learning
More experienced
Knowledge
recourses
Direction/guidance
Assessment
patron
Transmission of information
Discussion/advice on ideas
frameworks
basis
training
creative thinking
conventions
Assessment
Assignments/exams
practical demonstration of
critical
skills
solving
publishable quality
Emphasis on replication
Emphasis on:
Geared on ranking
Originality
knowledge
analysis
&
requiring
Independent research-
problem
Quality of interpretation
Aim
Simple (unreconstructed)
Development of
thinking
speculative
Critical intelligence
Expansion of knowledge
base (theory, data,
techniques)
Learning
Type
Speculating, hypothesising
Activities
Summarising, describing,
Research design,
into argument
Strategies
What?
Questions
Aim
What if?
important ?
Correctness
new approach/new
knowledge
Surface approach
Intention only to complete task requirement
Student distorts structure of task
Focus on the signs
Focus on unrelated part of the task
However,
the
teaching
program,
institutional practices and cultural
understandings of teaching practice put
teachers in the position of having the
responsibility for students learning.
According to Brown and Cooke (2002), the
focus of teaching and learning activities in
nursing schools in Central Kalimantan is
the transfer of knowledge. As part of this
project, teachers identified and described
their assumptions about teaching and
learning. The teachers believed learning
was a quantitative increase in knowledge,
and they perceived that learning was about
memorising and storing information, and
that students needed to acquire facts and
skills which can be used when required.
The teachers also believed that if they used
the correct teaching techniques they could
transfer the concepts and skills required by
students to the practice of nursing. Brown
and Cooke (2002) further explained that
these conceptions of teaching and learning
are teacher-centred and represent the
conserving / reproductive level of Ballard
and Clancys model as presented in
Figure1.
Nursing
education
Kalimantan
in
Central
Conclusion
In Indonesia or in Central Kalimantan, most
teachers in nursing education can
communicate only in the official language
(Indonesian) of the country and therefore,
to explore professional innovations in
nursing education outside Indonesia
depends on information being available
through translation. This influences the
diploma nursing education courses to still
use traditional approaches. It is assumed
that the reason why teachers and students in
Central Kalimantan not using SDL methods
is that they have not been introduced to, or
prepared for, SDL. Confessore (1991)
states that some students have a low level
of readiness for SDL because they have
consistently been exposed to otherdirected instruction [teacher-centred
approaches]. Furthermore, the nursing
students had graduated from high schools
in Indonesia, which also use teachercentred approaches. According to Dunbar
(1991) there is no pressing need in
Indonesia for serious reading, and the skill
of writing is not fostered in teachercentred
methods. For most students, there is no
need to express ideas, observations, or
opinions in an extended literacy form. This
is a possible reason why the nursing schools
pay less attention to the development of
their own libraries.
This situation is different in countries
where the original SDLRS was developed
(USA).
Dunbar, R. 1991. Adapting distance
education for Indonesians: Problems
with learner heteronomy and a strong
oral tradition. Distance Education,
12(2), 163173.
References
Ballard, B., & Clanchy, J. 1997. Teaching
International Students: A brief guide for
lecturers and supervisors. Canberra: IDP
Education Australia
Biggs, J. 1999a. Teaching for quality
learning at university. Philadelphia:
Society For Research Into Higher
Education & Open University
Press.
Biggs, J. 1999b. What the student does:
Teaching for enhanced learning.
Higher Education Research and
Development, 18(1), 5775.
Boychuk & Duchscher J. E. 1999) Catching
the wave: Understanding the
concept of critical thinking. Journal
of Advanced Nursing, 29(3), 577
583.
Brown, D. & Cooke., M. 2002. Teaching
and
Learning
Methodologies.
Report. Ministry of Health and
Social Welfare, Central Kalimantan,
Republic of Indonesia
10
PENDAHULUAN
Program kesehatan merupakan investasi
dalam meningkatkan sumber daya manusia.
Program perbaikan gizi yang berbasis
masyarakat telah banyak dilakukan oleh
pemerintah Indonesia dan telah banyak
berhasil mengendalikan antara lain kurang
vitamin A, gangguan akibat kurang yodium
(GAKY), namun kekurangan energi dan
protein terutama pada anak balita dan anak
usia sekolah tetap menjadi masalah yang
dapat mengganggu pertumbuhan dan
ketahanan fisik. Kekurangan energi dan
protein berdampak pada gagal tumbuh yang
akan menurunkan kualitas sumberdaya
manusia. Ketahanan fisik yang tinggi
merupakan salah satu faktor yang berperan
untuk mencapai produktivitas kerja yang
optimal (Depkes, 2007). Menurut Atmarita
(2005) status gizi anak Indonesia selama 10
tahun tidak berubah secara bermakna. Faktor
kemiskinan, ketersediaan pangan
Tujuan
penelitian
adalah
melihat
gambaran pertumbuhan fisik anak usia
11
Metode
Rancangan penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah survey dengan
pengumpulan data menggunakan kuesioner.
Untuk mengukur tinggi badan digunakan
microtoa dengan ketelitian 1 cm dan berat
badan diukur menggunakan timbangan
digital And dengan ketelitian 0.1 kg.
Pengumpulan data dilakukan oleh tim
peneliti yang sudah terlatih. Populasi
penelitian adalah anak sekolah dasar di
wilayah Kahayan Tengah kabupaten Pulang
Pisau sedangkan yang menjadi sampel dalam
penelitian ini adalah anak sekolah dasar dari
3 SD di kecamatan Kahayan Tengah yaitu
SDN Tuwung I, SDN Tuwung II dan SDN
Tanjung Sanggalang .
Sampel diperoleh dengan cara purposive
sampling. Dari 210 anak yang didata didapat
130 kuesioner yang memenuhi syarat untuk
dianalisa. Data yang diperoleh diolah dan
dianalisa menggunakan SPSS versi 14.
Analisa data menggunakan analisa univariat,
dan bivariat (chi-square) untuk mencari
hubungan antar variabel. Variabel yang
diteliti adalah jenis kelamin anak, umur anak,
kelas, pendidikan orang tua, pekerjaan orang
tua, makan pagi dan jenis makanan sebagai
variabel independen dan pertumbuhan fisik
yang diukur dari tinggi badan dan berat badan
anak sebagai varabel dependen.
12
Frekuensi
6
7
8
9
10
11
12
13
14
17
15
24
22
8
19
19
15
4
1
3
11,5
18,5
16,9
6,2
14,6
14,6
11,5
3,1
0,8
2,3
Sebanyak 46,9% anak berada pada kategori pendek dan 53,1% anak berada pada kategori normal.
Namun, status gizi anak menurut BB/TB anak yang kurus hanya 9,2% sedangkan anak yang
normal/lebih sebanyak 90,8%. (Tabel 2).
Tabel 2. Status Gizi anak SD
Status Gizi
TB/U
Pendek (<-2 SD)
Normal (-2 SD)
BB/TB
Kurus
Normal/Lebih
Frekuensi
61
69
46,9
53,1
12
118
9,2
90,8
13
14
Frekuensi
1
8
19
87
15
0,8
6,2
14,6
66,9
11,5
33
75
22
25,4
57,7
16,9
5
14
40
52
19
3,8
10,8
30,8
40
14,6
30
22
53
25
23,1
16,9
40,8
19,2
Pendidikan Bapak
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
Pekerjaan Bapak
Petani
Swasta
PNS
Pendidikan Ibu
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
PT
Pekerjaan Ibu
IRT
Petani
Swasta
PNS
15
16
17
DAFTAR RUJUKAN
Depkes.RI. 2007. Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS)
di Propinsi Kalimantan
Tengah, Jakarta: Depkes.RI.
Depkes.RI.1999. Indonesia Sehat 2010, Visi
Baru, Misi Kebijakan dan strategi
Pembangunan
Kesehatan.
Jakarta:
Depkes.RI.
Djiteng .R. 1989, Kajian Penelitian Gizi,
Jakarta: PT.Mediyatama Sarana Perkasa
Depkes RI .2005. Pedoman Perbaikan Gizi
anak Sekolah Dasar dan Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Depkes.RI.
Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995.
Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES,
Sudjana .1996. Metode Statistika, Bandung:
Transito
Susanto, S. 2000. SPSS Mengolah data
secara Propesional . Jakarta: Elek Media
Computindo
Samuel Soeitoe. 1982. Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Fakultas Ekonomi. UI.
Salahudin, M. 1990.Pengantar Psikologi
Pendidikan. Surabaya: Bina Ilmu.
Rochman, N. 1977. Metode Riset dan
Prinsip, Bandung: Transito
18
19
Metode
Lokasi penelitian adalah 2 desa sangat
terpencil di kabupaten Katingan yaitu desa
Rangan Tangko di kecamatan Marikit dan
Desa Rantau Bahai di kecamatan Katingan
Hulu. Untuk mencapai ke dua desa tersebut
harus melalui sungai yang penuh dengan
jeram yang berjarak lebih kurang 11 jam
perjalanan dari Palangka Raya ibukota
Provinsi Kalimantan Tengah. Kedua desa
tersebut masing- masing berpenduduk
lebih kurang 100 KK dan penduduk asli
kedua desa tersebut adalah suku Dayak Ut
Danum. Bahasa lokal yang digunakan
sehari hari adalah bahasa Ut Danum dan
bahasa Dayak Ngaju.
Sampel (key informan) didapat
menggunakan tehnik convenien sampling
yaitu melalui kepala desa dicari orang yang
memenuhi
kriteria
inklusi
untuk
diwawancara (Polit & Hungler, 1999).
Kriteria inklusi untuk Key Informan adalah
sebagai berikut:
1. Memiliki
pengetahuan
pengobatan tradisional
2. Melakukan praktek pengobatan
tradisional
3. Penduduk setempat
4. Bersedia diwawancara
Penelitian ini merupakan penelitian
kualitatif
(Ethnomedicine)
untuk
mendapatkan informasi secara detail
mengenai pengobatan tradisional untuk
menjarangkan kelahiran yang digunakan
oleh masyarakat di desa Rangan Tangko
dan Desa Rantau Bahai. Ijin tertulis untuk
penelitian ini didapat dari Balitbangda
Provinsi Kalimantan Tengah dan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Katingan dan ijin
secara verbal dari setiap kepala desa
sebelum memulai kegiatan didesa tersebut.
Penelitian di desa Rangan Tangko
dilakukan selama 4 hari dengan bapak IL
(72 tahun), bapak T (70 tahun), dan bapak
T (49 tahun). Di desa Rantau Bahai juga 4
hari dan di wawancara bapak S (60 tahun),
bapak AG (49) dan ibu M (60 tahun).
20
Nama Tanaman
Melati
Kaca Piring
Kembang Sepatu
Kayu Baru
Uru Kajalupan
Jambu Bahandang
Henda
Kayu Bawi
Rua Batu
Kayu Keramas
Sahang Rubit
Kayu Sasenduk
Kayu Sungkai
Akar
Akar
Akar dan Kulit Batang
Akar
Akar dan Daun
Kulit Batang
Rimpang
Akar
Umbut
Batang
Pucuk Daun
Daun
Daun
21
22
Diharapkan
ditemukanya
kandungan
tumbuhan yang bermanfaat menjarangkan
kelahiran yang bisa dibuktikan secara ilmiah.
Saran
Menginventarisasi dan mendokumentasi
tanaman obat yang berkhasiat untuk
menjarangkan
kelahiran
sebelum
pengetahuan dan tumbuhan punah karena
pembabatan hutan untuk lahan pertanian
maupun oleh kebakaran hutan.
Perlu ada penelitian lebih lanjut untuk
melihat kandungan kimia dari tumbuhan
yang berpotensi sebagai pencegah kehamilan
pada tumbuhan yang digunakan oleh
penduduk pedesaan daerah terpencil di
Kalimantan Tengah.
Sosialisasi manfaat potensial dari
tumbuhan obat agar menarik generasi muda
dan menjaga warisan budaya yang sudah
digunakan oleh penduduk Kalimantan
Tengah turun temurun sejak ratusan tahun
yang lalu.
Daftar Rujukan
Burnard, P. 1991. A method of analysing
interview transcrips in qualitative
research. Nurse Education Today, 11,
461-466.
Courderc, P. 2007. Tradisional Medicine
Among the Ngaju Dayak in Central
Kalimantan. Klokke. A. H. (Ed.)
Borneo Research Council Bulletin.
Dinkes Provinsi Kalteng 2006. Profil
Kesehatan Kalimantan Tengah 2005.
Palangka Raya: Dinas Kesehatan
Provinsi Kalimantan Tengah.
Dinkes Kabupaten Katingan 2006. Profil
Kesehatan Kabupaten Katingan 2006,
Kasongan: Dinas Kesehatan Kabupaten
Katingan Provinsi Kalimantan Tengah.
23
24
PENDAHULUAN
Visi pembangunan kesehatan yang
dirumuskan dalam Indonesia Sehat 2010
antara lain disebutkan bahwa perilaku
masyarakat Indonesia Sehat 2010 adalah
perilaku proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah risiko
terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif
dalam gerakan kesehatan (Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, 1999). Salah
satu upaya untuk mewujudkan perilaku
masyarakat Indonesia sehat tersebut adalah
melalui implementasi Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS).
Masih tingginya berbagai kasus
penyakit yang terjadi di Kota Palangka Raya
ini diperkirakan berhubungan dengan masih
rendahnya imlemenasi konsep perilaku
hidup bersih dan sehat oleh masyarakatnya
Hasil survei yang dilakukan oleh Dinas
Kesehatan Kota Palangka Raya pada tahun
2005,
25
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan
disain cross sectional. Lokasi penelitian
adalah wilayah Kota Palangka Raya, dengan
mengambil sampel wilayah yang berada di
dalam kota, yaitu Kelurahan Panarung
Kecamatan Pahandut dan wilayah luar kota,
yaitu Kelurahan Tangkiling Kecamatan
Bukit Batu. Penelitian dilakukan selama
empat bulan, yaitu dari bulan September
2009 sampai dengan Desember 2009. Data
yang diperlukan dalam penelitian ini adalah
data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara dengan sampel
responden yang terpilih.
Wawancara
dilakukan dengan panduan daftar pertanyaan
(kuesioner) yang telah dipersiapkan
sebelumnya, sedangkan data sekunder
diperoleh dari dinas/instansi terkait, baik di
tingkat Kota maupun tingkat provinsi, serta
dari berbagai literatur dan internet.
Jumlah rumah tangga sampel ditentukan
dengan cara pendugaan proporsi populasi
dengan presisis 90% dan tingkat
kepercayaan 95%. Jumlah sampel responden
untuk Kelurahan Tangkiling sebanyak 86
rumah tangga dan untuk Kelurahan Panarung
sebanyak 98 rumah tangga. Pengambilan
sampel responden dilakukan secara acak
bertingkat (statified random sampling).
Data yang telah terkumpul diolah
dengan cara tabulasi dengan menggunakan
perangkat lunak (soft ware) microsoft excel.
Dari hasil tabulasi ini diperoleh tabel data
induk.
Dari tabel data induk tersebut
selanjutnya diolah dalam bentuk tabel-tabel
yang
lebih
kecil
sesuai
dengan
kepentingannya.
26
Uraian
Pemanfaatan Fasilitas/ Prasarana
kesehatan utama
- Posyandu
- Kinik Dokter Swasta
- Puskesmas Pembantu
- Puskesmas Induk
- Rumah Sakit
Jarak Fasilitas Kesehatan Terdekat
< 1 km
1 2 km
> 2 km
Cara Mencapai fasilitas kesehatan
- Berjalan kaki
- Sepeda
- Sepeda motor
- Angkutan umum
Tangkiling
Panarung
1 (1,16)
1 (1,16)
37 (43,02)
47 (54,65)
0 (0,00)
6 (6,12)
0 (0,00)
17 (17,35)
75 (76,53)
0 (0,00)
61 (70,93)
25 (29,07)
0 (0,00)
20 (20,41)
61 (62,24)
17 (17,35)
80 (93,02)
1 (1,16)
5 (5,81)
0 (0,00)
42 (42,86)
5 (5,10)
49 (50,00)
2 (2,04)
2. Informasi Kesehatan
Paparan informasi kesehatan merupakan
salah satu faktor yang sangat menentukan
dalam implementasi perilaku hidup bersih
dan sehat bagi rumah tangga dan masyarakat.
27
Tabel 2. Penyuluhan Kesehatan dan Sumber Informasi Kesehatan Lain yang Digunakan
oleh Masyarakat di Kelurahan Tangkiling dan Kelurahan Panarung
Kota Palangka Raya, 2009
No
1
Uraian
Penyuluhan Kesehatan
- Mendapat penyuluhan
- Tidak mendapat penyuluhan
Frekuensi penyuluhan diterima 1 tahun
terkahir
- 1 2 kali
- 3 - 4 kali
- 5 6 kali
> 6 kali
Informasi Kesehatan lain
- Tetangga/teman
- Tetangga dan Televisi
- Koran dan televisi
- Radio dan televisi
- Televisi
- Televisi dan sumber lain
- Sumber lain
Kel. Tangkiling
Kel. Panarung
64 (74,42)
22 (25,58)
59 (60,20)
39 (39,80)
59 (92,19)
3 (4,69)
2 (3,13)
0 (0,00)
54 (91,53)
2 (3,39)
0 (0,00)
3 (5,08)
26 (30,23)
4 (4,65)
17 (19,77)
0 (0,00)
36 (41,86)
0 (0,00)
3 (3,49)
13 (13,27)
3 (3,06)
13 (13,27)
1 (1,02)
59 (60,20)
2 (2,04)
7 (7,14)
28
Variabel PHBS
Kel. Tangkiling
(%)
77,38
20,51
78,57
94,19
48,84
50,00
48,06
40,70
22,09
16,28
49,66
49,69
Kel. Panarung
(%)
88,30
21,74
74,19
100,00
48,98
85,71
47,84
64,29
12,24
30,61
57,39
59,75
Rata-rata
(%)
82,84
21,13
76,38
97,10
48,91
67,86
47,95
52,50
23,45
53,53
54,72
29
1.
2.
3.
4.
Saran
1. Salah satu fasilitas kesehatan yang
paling dekat dengan masyarakat adalah
Posyandu, namun sekarang posyandu
tidak lagi dianggap sebagai salah satu
fasilitas
kesehatan
penting bagi
masyarakat. Untuk itu disarankan agar
Posyandu salah satu fasilitas kesehatan
terdekat bagi masyarakat ditumbuhkan
dan dikembangkan kembali.
2. Keberadaan tenaga penyuluh kesehatan
sebagai salah satu sumber informasi
mengenai kesehatan masih sangat
diperlukan oleh masyarakat, terutama
bagi masyarakat yang tinggal di luar
perkotaan. Untuk itu keberadaan tenaga
penyuluh kesehatan dan frekuensi
penyuluhannya
masih
perlu
ditingkatkan.
3. Dalam upaya penerapan perilaku hidup
bersih dan sehat guna mewujudkan
masyarakat Kota Palangka Raya sehat,
unsur-unsur
PHBS
yang
masih
diperlukan
upaya
ekstra
adalah
memberikan ASI eksklusif, selalu
mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun setiap selesai melakukan aktivitas
dan sebelum makan, pemberantasan
jentik seminggu sekali, meningkatkan
kesadaran konsumsi buah, meningkatkan
kesadaran akan pentingnya aktivi tas
fisik setiap hari dan menumbuhkan
kesadaran akan bahaya merokok bagi
kesehatan.
30
Jenis Keluhan
Tanpa
Postoperative
Teaching
83
Dengan
Postoperative Teaching
%
5,38
63,8
61
46,9
25
19,2
39
30
2,31
125
96,1
20
15,3
39
30
31
23,8
1,54
Rambut rontok
10
3,07
31
0,77
Grafik 1. Grafik Keluhan Pasien Post Seksio Sesaria Tanpa dan Dengan Diberikan
Postoperative Teaching
150
Tanpa PT
100
Dengan PT
50
Tanpa PT
0
1
10
Pendahuluan
Perawat mempunyai peranan penting
dalam membantu ibu post seksio sesaria untuk
melewati tahapan perubahan fisiologik dan
psikologik yang dialaminya dengan baik.
Pemberian pengetahuan dari tenaga kesehatan
sangatlah diperlukan ibu dalam melewati
tahapan pemulihan ini.
Dengan pertimbangan tersebut diatas
maka perlu dilakukan penelitian tentang
Pengaruh Postoperative teaching Terhadap
Keluhan Post Seksio Sesaria. Sebagai usaha
dalam rangka
mengatasi masalah yang
mungkin timbul pada pasien post seksio
sesaria.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian
Nonparametrik komparatif dengan dua
sampel berpasangan. Populasi penalitian ini
adalah seluruh pasien yang bersalin dengan
operasi seksio sesaria tahun 2009Sampel
dalam penelitian ini adalah pasien dengan post
seksio sesaria yang dirawat minimal selama 4
hari di RSUD dr. Doris Sylvanus, RSUD dr.
Murjani dan RSUD dr. H. Sumarno
Sosroatmodjo. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan Simple Random
Sampling. Penetapan jumlah sampel
berdasarkan tabel Isaac dan Michael, dari
jumlah populasi yaitu 250 orang dengan
tingkat kepercayaan 90% atau taraf kesalahan
10%, dilihat dalam tabel Isaac dan Michael
dimana pada kolom (N) dicari angka 250 dan
pada kolom (s 10%) sejajar angka N 250
32
Postoperative
teaching
adalah
penyuluhan kesehatan kepada ibu post
seksio sesaria tentang perubahan
fisiologis dan psikologis ibu post seksio
sesaria dan cara mengatasinya. Keluhan
pasien adalah keluhan ibu post seksio
sesaria yang
berhubungan dengan
perubahan fisiologis dan psikologi paska
partum. Metoda analisa data ini
menggunakan fasilitas komputer dengan
program SPSS versi 15. Karena ingin
membuktikan pengaruh postoperative
teaching terhadap timbulnya keluhan
post seksio sesaria, dimana jenis datanya
ordinal, metode statistik nonparametrik,
bentuk hipotesanya kompaatif dua
sampel berpasangan, dilihat dari kriteria
tersebut
maka uji statistik untuk
mengetahui besar pengaruhnya kita
menggunakan Wilcoxon Matched Pairs,
karena sampelnya (>25) digunakan
rumus Z. Rumusnya sebagai berikut :
Dimana : T = Jumlah jenjang
n = Jumlah sampel
T = n(n+1)
4
T = n (n + 1 ) (2 n + 1)
24
(Sugiyono, 2002 :133)
33
Keterangan:
1 = Batuk
2 = Mulut kering dan mual
3 = Lemah, perut kendur
4 = Tidak platus
5 = Nyeri
6 = ASI belum keluar
7 = Payudara bengkak, sakit
8 = Tidak BAK spontan
9 = Rambut rontok
10 = Tidak BAB
DenganPT - tanpaPT
Z
-9,849(a)
,000
diberikan
postoperative
teaching
dengan ibu yang tidak diberikan
postoperative teaching. Dilihat dari
perbedaan yang sangat nyata antara hasil
hitung dan nilai signifikansi maka dapat
disimpulkan bahwa, ada pengaruh yang
sangat signifikan dari
Keluhan
Keterangan:
1
2
3
4
5
1 = Batuk
2= Mulut kering mual
3 = Lemah, perut,kendur
4= Tidak platus
5 = Nyeri
6= ASI belum keluar
7= Payudara bengkak, sak
8= Tidak BAK spontan
9= Tidak BAB
6
7
Keluhan
1 = Batuk
2= Tidak flatus
20
3 = Nyeri
10
0
4= Rambut Rontok
Keluhan
2
taching
yang
diberikan
dengan
memberikan
penyuluhan
serta
demonstrasi pada pasien dengam media
liflet ternyata memberikan hasil yang
sangat menggembirakan, dan dapat
mengurangi keluhan post seksio sesaria.
Pengetahuan
atau
kognitif
merupakan domain yang sangat penting
akan terbentuknya tindakan seseorang.
Karena itu pengalaman dan penelitian
ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari
pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan (Notoatmodjo, 2003: 127).
Pengetahuan kognitif yang diberikan
telah tampak dalam apektif dan
psikomotor pasien, dimana sudah terjadi
pengaruh terhadap tingkah laku dan
perasaan yang dituangkan dalam bentuk
berkurangnya keluhan post seksio sesaria.
37
Pendidikan
DAFTAR PUSTAKA
14. Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku
Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta :
Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Ilmu
Kebidanan
38
ABSTRACT
Hepatitis B Immunization is one of the 8 shots that must be accepted by the baby. Hepatitis is
an infectious disease caused by hepatitis B virus that can develop into chronic can progress to
hardening of the liver (liver cirrhosis) and liver cancer (MOH 2002). The purpose of this research
is to find what factors that affect the low utilization of Hb0 in infants 0-7 days in the village
kalampangan and new kameloh city of Palangkaraya. This study used cross-sectional study design
with a look at the factors influencing low utilization Hb0 immunization in infants 0-7 days in the
city of Palangkaraya. Large sample of respondents is 63 people who meet the criteria of the study,
data collected by interview, observation kusionerdan. Data were analyzed by using statistical
methods Chi-Square p value = 0.05 level.
Research site in a New Kameloh Village and bereng Sebangau Palangkaraya. The study begin
from January to August 2009. Results showed that the factors which can not carry out immunization
Hb0 is: mothers work as IRT: 61.7% p = 0.035, 1 km distance from the house 93.3% p = 0.001 and
94.7% delivery assistance shaman p = 0.000%.
Key Words: Hb0 Imunization
39
PENDAHULUAN
Program imunisasi merupakan upaya
kesehatan masyarakat yang terbukti paling
efektif dan telah diselenggarakan di Indonesia
sejak tahun 1956. Program imunisasi menjadi
program pengembangan imunisasi sejak tahun
1977 angka kesakitan dan kematian akibat
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
dapat ditekan ( Depkes, 2005).
Di Indonesia terdapat sekitar 4,6 juta bayi
dan 12,5 juta anak sekolah yang setiap tahun
memerlukan imunisasi. Imunisasi Hepatitis B
merupakan 3 dari minimal 8 suntikan yang
harus di terima oleh bayi tersebut. Penyakit
Hepatitis B adalah penyakit infeksi yang di
sebabkan oleh virus Hepatitis B yang dapat
berkembang menjadi penyakit kronis sehingga
dapat berkembang menjadi pengeras hati ( liver
cirrhosis) dan kanker hati. (Depkes : 2002)
Menurut International Task Force on
Hepatitis B Immunization ( 1988) Indonesia
termasuk dalam kelompok daerah endemis
sedang dan tinggi. Saat ini di perkirakan lebih
dari 11 juta pengidap penyakir Hepatitis B di
Indonesia. Resiko terjadinya penyakit kronis
pada penderita penyakit Hepatitis B jauh lebih
besar bila infeksi terjadi mulai dari awal
kehidupan di bandingkan dengan infeksi terjadi
pada usia dewasa. Mengingat ibu hamil
pengidap Hepatitis B di Indonesia cukup tinggi,
dan angka penularan secara vertical dari ibu
pengidap penyakit Hepatitis B kepada bayinya
sebesar 45,9%, sehingga usia 0-7 hari adalah
period Gold untuk mendapatkan imunisasi
Hepatitis B. Depkes Prop.Kalteng : 2007).
Dilihat dari program nasional imunisasi yang
sudah lama dicanangkan dan tingginya angka
kejadian penyakit Hepatitis B serta rendahnya
angka pemanfaatan imunisasi Hepatitis B0
untuk bayi 0-7 hari di kota Palangka Raya maka
penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut.
Masih rendahnya pemanfaatan imunisasi
hepatitis B0 di Kota Palangka Raya dan masih
kurangnya kesadaran masyarakat tentang
pentingnya imunisasi hepatitis B0 bisa dilihat
dari data imunisasi pada tahun 2007 di mana
pada Desa Kalampangan pemanfaatan
METODE
Desain ini adalah penelitian analitik, cross
sectional untuk melihat faktor-faktor yang
mempengaruhi
rendahnya
pemanfaatan
imunisasi B0 pada bayi 0-7 hari di Kota
Palangka Raya Tahun 2008. Tempat penelitian
ini dilaksanakan di Kelurahan Kameloh Baru
dan Kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan
Sebangau Palangka Raya Kalimantan Tengah.
Populasi penelitian ini adalah semua ibu
yang mempunyai bayi di 0-12 bulan di
Kelurahan Kameloh Baru dan Kelurahan
Bereng Bengkel Kecamatan Sebangau
Palangka Raya Kalimantan Tengah yang
berjumlah 60 orang. Pada penelitian ini
dilakukan pada seluruh total populasi karena
pengamatan dilakukan pada seluruh subjek,
yaitu pada semua ibu yang mempunyai bayi di
0-12 Bulan Kelurahan Kameloh Baru dan
Kelurahan Bereng Bengkel Kecamatan
Sebangau
Palangka Raya Kalteng 2009.
Analisa data yang digunakan yaitu analisa
univariat dan bivariat (chi square).
HASIL
Analisis Univariat
Hasil analisis univariat disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi perilaku rendahnya
pemanfaatan imunisasi hepatitis B1 menurut
variabel independent (usia, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan, suku, jarak rumah ke
fasilitas keseahtan, sarana transportasi dan
riwayat penolong persalinan). Hasil analisis
univariat dapat dilihat pada tabel 1.
40
Variabel
41
1
25
0
8
28
1
1.1 %
47.2 %
0%
88.9 %
52.8 %
100 %
3
5
15
5
0
19
14
4
100 %
20.8 %
51.7 %
55.6 %
0%
79.2 %
48.3 %
44.4 %
23
1
1
1
37
0
0
0
38.3 %
100 %
100 %
100 %
61.7 %
0%
0%
0%
Tabel 1. (Lanjutan)
Frekuensi
Variabel
Jumlah = 63
Ya
Suku
Dayak
Jawa
Banjar
Penghasilan
< Rp. 500.000
RP. 500.000-Rp. 2.000.000
Jarak Rumah Ke Fasilitas Kesehatan
< 1 Km
1 Km
Alat Transportasi
Sepeda
Sepeda Motor
Jalan Kaki
Riwayat Penolong Persalinan
Dokter
Bidan
Nakes Lain
Dukun
Budaya Larangan
Ada
Tidak Ada
Kartu KMS
Ada
Tidak Ada
Presentase
(%)
Tidak
Ya
Tidak
6
18
2
26
8
3
18.8 %
69.2 %
40 %
81.3 %
30.3 %
60 %
3
23
6
31
33.3 %
42.6 %
66.7 %
57.4 %
25
1
23
14
52 %
6.7 %
48 %
93.3 %
0
12
14
2
10
25
0%
54.6 %
36 %
100 %
45.4 %
64 %
3
22
0
1
2
12
5
18
60 %
64.7%
0%
5.3 %
40 %
35.3 %
100 %
94.7 %
14
12
9
28
60.9 %
30 %
39.1 %
70 %
26
0
32
5
44.8 %
0%
55.2 %
100 %
Sedangkan
ibu
yang
tidak
melaksanakan imunisasi Hepatitis B0
pada kelompok pendidikan yang tidak
sekolah sebanyak 100 %, pendidikan
SD sebanyak 79.2 %, pendidikan SMP
sebanyak 48,3 % dan pendidikan SMA
sebanyak 44.4 %. Pekerjaan dibagi
menjadi 4 kategori yaitu IRT,
buruh/tani, PNS / POLRI / ABRI dan
Wiraswasta.
Berdasarkan
hasil
penelitian ini didapatkan ibu yang
pekerjaannya
IRT
melaksanakan
imunisasi Hepatitis B1 sebanyak
38.3%, buruh/tani sebanyak100 %,
PNS/POLRI/ABRI sebanyak100 % dan
wiraswasta sebanyak 100 %. Sedangkan
yang tidak melaksanakan imunisasi
Hepatitis B0 hanya dilakukan oleh ibu
rumah tangga sebanyak 61.7 %.
Penghasilan dibagi menjadi 2
kategori yaitu keluarga dengan
penghasilan < Rp. 500.000 dan Rp.
500.000-Rp.2000.000.
Dari
hasil
penelitian ini didapatkan keluarga yang
penghasilan
<
Rp.
500.000
melaksanakan imunisasi hepatitis B1
sebanyak
33.3%
dan
keluarga
penghasilan Rp. 500.000-Rp. 2000.000
sebanyak 42.6 %. Sedangkan yang tidak
melakukan imunisasi Hepatitis B0 yang
mempunyai penghasilan < Rp.
500.000,- sebanyak 66.7 % dan dengan
penghasilan Rp. 500.000,- Rp.
2.000.000,- sebanyak 57.4 %.
Jarak rumah ke fasilitas kesehatan
di bagi jadi 2 kategori yaitu < 1 km dan
> 1 km. Dari hasil penelitian ini
didapatkan keluarga melaksanakan
imunisasi hepatitis B1 dengan jarak
rumah < 1 km sebanyak 52.% dan > 1
km sebanyak 6.7 %. Sedangkan yang
tidak melaksanakan imunisasi Hepatitis
B0 dengan jarak rumah < 1 km
sebanyak 48 % dan jarak rumah > 1 km
sebanyak 93.3 %. Alat transportasi di
bagi menjadi 3 kategori yaitu sepeda,
sepeda motor dan jalan kaki. Dari hasil
penelitian ini didapatkan keluarga yang
melaksanakan imunisasi hepatitis B1
dengan sepeda
sebanyak 0%,
menggunakan sepeda motor sebanyak
54.6 % dan yang berjalan kaki sebanyak
36 %. Sedangkan yang tidak
melaksanakan imunisasi hepatitis B0
yang berjalan kaki sebanyak 64 %,
menggunakan sepeda sebanyak 100 %
dan yang menggunakan sepeda motor
sebanyak 45.4 %
Riwayat penolong persalinan di
bagi menjadi 4 kategori yaitu dokter,
bidan, nakes lain dan dukun. Dalam
penelitian ini didapatkan keluarga yang
melaksanakan imunisasi hepatitis B1
dengan riwayat penolong persalinan
dokter sebanyak 60 %, bidan sebanyak
64.7 % dan dukun sebanyak 5.3 %.
Sedangkan riwayat penolong dari
tenaga kesehatan lain tidak ada.
Sedangkan yang tidak melaksanakan
imunisasi Hepatitis B0 dengan riwayat
penolong persalinan dokter sebanyak 40
%, bidan sebanyak 35.3 %, nakes lain
sebanyak 100 % dan dukun sebanyak
94.7 %.
Budaya larangan di bagi menjadi
2 kategori yaitu ada dan tidak ada. Dari
hasil penelitian ini didapatkan keluarga
yang melaksanakan imunisasi hepatitis
B1 dengan ada budaya larangan dalam
keluarga sebanyak 60.9 % dan tidak ada
budaya larangan sebanyak 30 %.
Sedangkan yang tidak melaksanakan
imunisasi Hepatitis B0 dengan ada
budaya larangan sebanyak 39.1 dan
tidak ada buadaya larangan sebanyak 70
%. Kartu Menuju Sehat (KMS) dibagi
menjadi 2 kategori yaitu ada KMS dan
tidak ada KMS. Dari hasil penelitian ini
didapatkan
yang
melaksanakan
imunisasi hepatitis B1 yang mempunyai
KMS sebanyak 44.8 % sedangkan yang
tidak mempunyai KMS sebanyak 0 % .
Sedangkan yang tidak melaksanakan
imunisasi
Hepatitis
B0
yang
mempunyai KMS sebanyak 55.2 % dan
tidak mempunyai KMS sebanyak 100
%.
43
Analisis Bivariat
Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara variabel independen dengan variabel
dependen, maka dilakukan analisis hubungan
perilaku pelaksanaan asuhan persalinan normal
dengan melihat masing-masing nilai OR dari
variabel faktor-faktor yang diteliti. Nilai
kemaknaan hubungan dilihat dari
P < 0,05
dan 95% confidence interval. Hasil analisis
bivariat dapat dilihat pada table 2.
Hubungan usia ibu dengan pemanfaatan
imunisasi Hepatitis B0 pada bayi usia 0-7
hari.
Dalam penelitian ini diperoleh ibu yang
melaksanakan imunisasi Hepatitis B0 pada bayi
usia 0-7 hari paling banyak dilaksanakan oleh
ibu usia <20 thn sebanyak 37 %. Sedangkan
yang tidak memanfaatkan imunsasi Hepatitis
B0 terbanyak pada kelompok usia < 20 tahun
dan usia 20-35 tahun sebanyak 35.3 %. Hasil
penelitian ini tidak menunjukan adanya
hubungan antara usia dengan pemanfaatan
imunisasi Hepatitis B0 (nilai p=0.948).
Hubungan
pendidikan
ibu
dengan
pemanfaatan imunisasi Hepatitis B0 pada
bayi usia 0-7 hari
Dalam penelitian ini didapatkan ibu
yang paling banyak melaksanakan imunisasi
Hepatitis B0 adalah ibu yang berpendidikan
dasar sebanyak 60.9 %. Sedangkan ibu yang
berpendidikan lanjut melaksanakan imunisasi
Hepatitis B0 sebanyak 39.1 %. Dari hasil
analisis, tidak ada hubungan antara tingkat
pendidikan dengan kurangnya pemanfataan
imunisasi Hepatitis B0 pada bayi usia 0-7 hari
(nilai p = 0.571).
Hubungan
pekerjaan
ibu
dengan
pemanfaatan imunisasi Hepatitis B0 pada
bayi usia 0-7 hari.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
ibu yang paling banyak melaksanakan
imunisasi Hepatitis B0 adalah ibu yang tidak
bekerja sebanyak 56.5 %. Sedangkan ibu yang
bekerja yang melaksanakan imnunisasi
Hepatitis B0 sebanyak 43.5 %. Hasil penelitian
44
45
Usia
< 20 thn
20-35 thn
> 35 thn
Pendidikan
Dasar
Lanjutan
Pekerjaan
Bekerja
Tidak Bekerja
Penghasilan
< Rp. 500.000
RP500.000-Rp
2.000.000
Jarak Rumah Ke
Fasilitas
Kesehatan
< 1 Km
1 Km
Alat Transportasi
Tidak bermotor
Bermotor
Tidak
Melaksanakan
p
value
OR
N = 46
N = 17
17
14
15
37 %
30.4 %
32.6 %
6
6
5
35.3 %
35.3%
29.4 %
0.948
0.978
28
18
60.9%
39.1 %
9
8
52.9%
47.1%
0.571
1.383
20
26
43.5 %
56.5%
9
8
52.9 %
47.1%
14
32
30.4%
69.6%
6
11
35.5 %
64.7%
36
10
78.3%
21.7%
6
11
27
19
58.7%
41.3%
9
8
46
0.505
0.684
\
0.944
0.947
35.3 %
64.7 %
0.002*
6.600
52.9%
47.1%
0.682
1.263
Variabel
Tabel 2. (Lanjutan)
Tidak
Melaksanakan
Melaksanakan
N = 46
%
N = 17
%
Riwayat
Penolong
Persalinan
8
17.4 %
Dokter
26
56.5 %
Bidan
12
26.1%
Nakes Lain
Budaya
Larangan
10
21.7%
36
78.3%
Ada
Tidak Ada
Kartu KMS
21
45.7%
Ada
25
54.3%
Tidak Ada
*Bermakna pada p<0,05
Uji Bivariate menggunakan Chi-square
PEMBAHASAN
1. Hubungan
usia
ibu
dengan
pemanfaatan imunisasi Hepatitis B0
pada bayi usia 0-7 hari.
Umur merupakan salah satu sifat
karakteristik tentang orang yang sangat
utama (Noor, 2000). Umur mempunyai
hubungan dengan tingkat keterpaparan,
besarnya risiko serta sifat resistensi.
Perbedaan pengalaman terhadap masalah
kesehatan/penyakit dan pengambilan
keputusan dipengaruhi oleh umur individu
tersebut (Tawi, 2008).
Dalam penelitian ini diperoleh ibu yang
melaksanakan imunisasi Hepatitis B0 pada
bayi usia 0-7 hari paling banyak
dilaksanakan oleh ibu usia <20 thn
sebanyak 37 %.
Sedangkan yang tidak memanfaatkan
imunsasi Hepatitis B0 terbanyak pada
kelompok usia < 20 tahun dan usia 20-35
tahun sebanyak 35.3 %. Hasil penelitian
ini tidak menunjukan adanya hubungan
antara usia dengan pemanfaatan imunisasi
Hepatitis B0, nilai p=0.948. penelitian ini
tidak sesuai dengan penelitian menurut
Lestari yang menyatakan
data yang
diperoleh dari hasil penelitiannya ini
47
p
value
OR
4
6
7
23.5%
35.3 %
41.2 %
0.649
1.20
7
12
5
70.6%
29.4 %
0.001*
0.11
6
8
9
47.1%
52.9%
0.921
0.94
5
49
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2005. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat
Puskesmas. Jakarta. Bakti Husada.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2006. Modul Materi Dasar 1 Kebijakan
Program Imunisasi. Bakti Husada.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
2007. Profil Kesehatan Kalimantan
Tengah. Palangka Raya.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 31
Maret 2009.BCG, DPT, Polio, Campak
dan Hepatitis B, Imunisasi Wajib Bagi
Semua Bayi. Diunduh dari search
www.google.com. [Tanggal Akses: 17-42009].
Entjang,dr. Indah. 2000. Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Bandung. Citra Aditya Bakti.
Hidayat, Azis Alimul. 2005. Pengantar Ilmu
Keperawatan
Anak
1.
Jakarta.
Salemba Medika.
Istawan, dr. Handri. BCG, DPT, Polio, Campak
Dan Hepatitis B Imunisasi Wajib Bagi
Semua Bayi. [Tanggal Akses:23 April
2009].
Lestari, Dwi. 2007. Hubungan Antara Tingkat
Pendidikan Formal Ibu Dengan Ketepatan
Jadwal Imunisasi Dasar Bayi Di Polindes
Ngudi Husada Kecamatan Ngemplak
Boyolali.
Available
search
from
www.google.com. [Accessed 20 Mei
2009].
Notoadmodjo, Soekidjo. 2005.
Metode
Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta.
Jakarta.
50
PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan merupakan upaya
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia
yang berkesinambungan dan sedapat mungkin
didukung oleh partisipasi
masyarakat.
Mempunyai keluarga yang sehat dan memiliki
kemampuan ekonomi yang memadai untuk
dapat membiayai pendidikan anak anaknya
merupakan dambaaan setiap orang tua tidak
terkecuali para orang tua di Kalimantan
Tengah. Keluarga berencana (KB) merupakan
salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan
yang memerlukan peran serta aktif dari
masyarakat. Memiliki keluarga kecil dengan
ikut serta dalam program KB merupakan upaya
untuk mencapai tujuan keluarga yang sehat
sejahtera. Rendahnya pemahaman akan
pentingnya program KB akan memperberat
masalah kesehatan terutama untuk kesehatan
ibu, anak, yang juga akan berdampak bagi
kesejahteraan dan perekonomian keluarga itu
sendiri.
51
METODE
Tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui persepsi mengenai KB oleh
pasangan usia subur (PUS) di Kabupaten
Gunung Mas yang meliputi pengetahuan
pasangan usia subur mengenai KB, sikap
mengenai KB dan praktek penggunaan KB
oleh pasangan usia subur. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian kualitatif
(Streubert
and
Carpenter,
1999)
menggunakan fokus grup diskusi (FGD)
untuk mendapatkan informasi/ phenomena
yang mendalam mengenai isu KB yang
memberi pengaruh terhadap keputusan
alat kontrasepsi modern. Ijin penelitian ini
didapat dari Badan Penelitian Dan
Pengembangan
Daerah
(Balitbangda)
Provinsi Kalimantan Tengah dan dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Gunung Mas.
Informed consent form diberikan kepada
setiap peserta FGD setelah dijelaskan
mengenai tujuan penelitian dan keikut
sertaan mereka dalam penelitian adalah
secara sukarela sehingga mereka bebas untuk
tidak
mengikuti
/berhenti
dari
kegiatan/penelitian kapan saja dan tidak
52
53
Daftar Rujukan
Bowling, A. . 2002. Research Method In
Health: Investigating health and health
services.
Buckingham,
UK:
Open
University Press
Saran
Burnard, P. (1991). A method of analysing
interview transcripts in qualitative research.
Nurse Education Today, 11, 461-466.
55
12. Penulisan rujukan menggunakan Harvard Style diurut secara alfabetis seperti contoh berikut
ini;
Buku :
Green, S.B.& Salkind, N.J. 2004. Using SPSS for Windows and Macintosh Analysing and
Understanding Data. Fourth Editon.New Jersey: Prentice Hall
Buku Kumpulan Artikel :
Nicol,M.& Glen,S. (Eds.). 1999. Clinical Skills in Nursing: The return of the practical
room?
London: McMilla Press LTD
Atikel dalam Buku Kumpulan artikel :
Rideout, E.& Carpio,B.2001. The Problem-Based Learning Model of Nursing Education. In
B.Rideout (Eds.)Transforming Nursing Education Through Problem-Based Learning.(p.2149). Toronto: Jones and Bartllet Publisher.
Ariel dalam Jurnal atau Majalah :
Husaini, Y.K.2006. Perilaku Memberi Makan Untuk Meningkatkan Tumbuh Kembang
Anak.
Gizi Indonesia, 29 (1): 58-64
Artikel Dalam Koran :
Sunarty, S.31 Desember, 2010. Penurunan Kepekaan Sosial Remaja.Kalteng Post, hlm.11
Tulisan/berita dalam Koran (tanpa nama pengarang) :
Kalteng Post. 31 Desember,2010.RSUD Berlaku Tarif Baru, hlm.9.
Dokumen Resmi :
Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti, 2006. Himpunan Peraturan Tentang Pola Pembinaan
Karier Dosen Perguruan Tinggi di Indonesia.Jakarta: Depdiknas.
Buku Terjemahan:
Tits,S,Mayers,M.,Wodak,R.& Vetter,E.1999. Metode Analisis Teks & Wacana.
Terjemahan Oleh : Abdul Syukur Ibrahim (Eds.) Gazali,Frans Thomas dan Suwarna
Priggawidagda., 2000. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Skripsi, Thesis, Disertasi, Laporan Penelitian:
Kuncoro,T.1996. Pengembangan Kurikulum pelatihan Magang di STM Nasional Malang
Jurusan Bangunan Program Studi Bangunan Gedung : Suatu studi Berdasarkan Kebutuhan
Dunia Usaha Jasa Konstruksi. Tesis Tidak Diterbitkan Malang - PPS IKIP MALANG.
58