Vous êtes sur la page 1sur 12

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

PRAKTIKUM
MAKROPALEONTOLOGI
ACARA

UNIVERSITAS DIPONEGORO
NAMA PRAKTIKAN

NIM

GEL

Diki Aulia

21100113120001

JAM
ASISTEN
09.0
5 Desember 2014
0
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
BODI
FRAGME
MOLD CAST LAIN-LAIN
UTUH
N
V

: Vertebrata

NO. PERAGA : GS - 01
NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Stegodon Trignicephalus

HARI/TANGGAL

Dorsal

Phylum

Vertebrata

Kelas

Mamalia

Ordo

Proboscidea

Famili

Stegodontidae

Periferal

Ventral

Wrinkle

Lamel
Lamel
DESKRIPSI

Wrinkle

Akar
Gigi

Lamel

Pada peraga ini memiliki dimensi 6 x 8cm. Memiliki warna coklat


gelap. Ditinjau dari bentuknya seperti bentukan gigi graham yang
besar. Sehingga termasuk pada pengawetan bagian keras dari
organisme yang tergolong pada fragmen, karena hanya berupa
bagian dari satu gigi saja. Morfologi peraga ini ada terdapat lamela
merupakan celah pada gigi, kemudian wrinkle dan akar gigi. Pada
peraga ini termasuk pada phylum vertebrata, kelas mamalia, ordo
probocidea, dan famili stegodonidea. Pada awalnya itu organisme ini
hidup di daerah daratan karena terlihat dari gigi merupakan
bentukan gigi pemakan tanaman. Dilihat dari gigi yang besar berarti
tumbuhan pada saat dia hidup itu besar dan kuat, sehingga gigi pada
organisme ini juga besar untuk dapat mengunya makanan. Kemudian
karena faktor tertentu organisme ini mati sehingga bagian yang

lunak akan hilang, namun bagian gigi ini akan terawetkan karena
mengandung

zat

yang

resisten

seperti

kalsium

dan

fosfor.

Selanjutnya gigi ini terendapkan bersamaan dengan sedimen dalam


waktu yang lama akan mengalami proses pemfosilan dan menjadi
fosil.

UMUR GEOLOGI
LINGKUNGAN HIDUP

Miosen - Pliosen
Daratan

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK

PRAKTIKUM
MAKROPALEONTOLOGI
ACARA

UNIVERSITAS DIPONEGORO
NAMA PRAKTIKAN

NIM

GEL

Diki Aulia

21100113120001

JAM
ASISTEN
09.0
5 Desember 2014
0
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
BODI
FRAGME
MOLD CAST LAIN-LAIN
UTUH
N
V

: Vertebrata

NO. PERAGA : Kepala sapi


NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
B. Taurus

HARI/TANGGAL

Phylum

Vertebrata

Kelas

Mamalia

Ordo

Artiodactyla

Famili

Bovidae

Dorsal

Periferal

tandu
k

Ventral

Front
bone
tandu
k
Parient
al

gigi

gigi

Lacrim
al

Lacrim
al
maxill
a

Front
Pada peraga ini memiliki dimensi 55x32x20cm.tandu
Memiliki warna coklat
bone
k
putih. Ditinjau dari bentuknya seperti bentukan tengkorak kepala.
Sehingga termasuk pada pengawetan bagian keras dari organisme
yang tergolong pada fragmen, karena hanya berupa bagian dari
tengkorak kepala saja. Morfologi peraga ini ada terdapat gigi,tanduk,
frony bone, lacrimal,pariental dan maxiila . Pada peraga ini termasuk
pada phylum vertebrata, kelas mamalia, ordo artiodactyla, dan famili
bovidae. Pada awalnya itu organisme ini hidup di daerah daratan
karena terlihat dari gigi merupakan bentukan gigi pemakan tanaman.

DESKRIPSI

Dilihat dari gigi nya dapat diinterpretasikan organisme ini pemakan


tumbuhan atau herbivora, sehingga lingkungan hidup berada pada
daratan. Kemudian karena faktor tertentu organisme ini mati
sehingga bagian yang lunak akan hilang, namun bagian tengkorak
kepala ini akan terawetkan karena mengandung zat yang resisten
seperti kalsium dan fosfor. Selanjutnya terendapkan bersamaan
dengan sedimen dalam waktu yang lama akan mengalami proses
UMUR GEOLOGI
LINGKUNGAN HIDUP

pemfosilan dan menjadi fosil.


Miosen - Holosen
Daratan

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK

PRAKTIKUM
MAKROPALEONTOLOGI
ACARA

UNIVERSITAS DIPONEGORO
NAMA PRAKTIKAN

NIM

GEL

Dimas Anas Hakim

21100113120001

: Vertebrata

NO. PERAGA : Rahang sapi


NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
B. Taurus

HARI/TANGGAL

JAM
ASISTEN
09.0
5 Desember 2014
0
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
BODI
FRAGME
MOLD CAST LAIN-LAIN
UTUH
N
V
Periferal
Dorsal

Phylum

Vertebrata

Kelas

Mamalia

Ordo

Artiodactyla

Famili

Bovidae
Ventral

Rahan
Diastem
a

gig
i

Rahan

Diastem
Gig
Pada peraga ini memiliki dimensi
40x20x4cm. Memiliki warna coklat
a
i
putih. Ditinjau dari bentuknya seperti bentukan rahang dan juga

terdapat deretan gigi. Sehingga termasuk pada pengawetan bagian


keras dari organisme yang tergolong pada fragmen, karena hanya
berupa bagian dari rahang saja. Morfologi peraga ini ada terdapat
gigi,rahang, diastema. Pada peraga ini termasuk pada phylum
vertebrata, kelas mamalia, ordo artiodactyla, dan famili bovidae.
Pada awalnya itu organisme ini hidup di daerah daratan karena
DESKRIPSI

terlihat dari gigi merupakan bentukan gigi pemakan tanaman. Dilihat


dari

gigi

nya

dapat

diinterpretasikan

organisme

ini

pemakan

tumbuhan atau herbivora, sehingga lingkungan hidup berada pada


daratan. Kemudian karena faktor tertentu organisme ini mati
sehingga bagian yang lunak akan hilang, namun bagian tengkorak
kepala ini akan terawetkan karena mengandung zat yang resisten
seperti kalsium dan fosfor. Selanjutnya terendapkan bersamaan
dengan sedimen dalam waktu yang lama akan mengalami proses
UMUR GEOLOGI
LINGKUNGAN HIDUP

pemfosilan dan menjadi fosil.


Miosen - Holosen
Daratan

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK

PRAKTIKUM
MAKROPALEONTOLOGI
ACARA

UNIVERSITAS DIPONEGORO
NAMA PRAKTIKAN

NIM

GEL

Diki Aulia

21100113120001

JAM
ASISTEN
09.0
5 Desember 2014
0
JENIS PERAGA YANG DIAMATI
BODI
FRAGME
MOLD
CAST LAIN-LAIN
UTUH
N
V

: Vertebrata

NO. PERAGA : FJK - 03


NAMA FOSIL YANG DIPERIKSA
Elephas maximus

HARI/TANGGAL

Dorsal

Periferal

Phylum

Vertebrata

Kelas

Mamalia

Ordo

Proboscidea

Famili

Elephas
Ventral

wrink
ele
wrink
ele

Akar
gigi
lamel
a
DESKRIPSI

Pada peraga ini memiliki dimensi 5x4 x 4cm. Memiliki warna putih
kecoklatan. Ditinjau dari bentuknya seperti bentukan gigi graham
yang besar. Sehingga termasuk pada pengawetan bagian keras dari
organisme yang tergolong pada fragmen, karena hanya berupa
bagian dari satu gigi saja. Morfologi peraga ini ada terdapat lamela
merupakan celah pada gigi, kemudian wrinkle dan akar gigi. Pada
peraga ini termasuk pada phylum vertebrata, kelas mamalia, ordo
probocidea, dan famili elephas. Pada awalnya itu organisme ini hidup
di daerah daratan karena terlihat dari gigi merupakan bentukan gigi
pemakan tanaman. Dilihat dari gigi yang besar berarti tumbuhan
pada saat dia hidup itu besar dan kuat, sehingga gigi pada organisme
ini juga besar untuk dapat mengunya makanan. Kemudian karena
faktor tertentu organisme ini mati sehingga bagian yang lunak akan
hilang, namun bagian gigi ini akan terawetkan karena mengandung

zat yang resisten seperti kalsium dan fosfor. Selanjutnya gigi ini
terendapkan bersamaan dengan sedimen dalam waktu yang lama
akan mengalami proses pemfosilan dan menjadi fosil

UMUR GEOLOGI
LINGKUNGAN HIDUP

Miosen Holosen
Daratan

BAB II
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini merupakan acara Brachiophoda. Dimana praktikum dilakukan
pada tanggal 5 Desember 2014. Para praktikan di tugaskan untuk mengamati fosil peraga
kelas Vertebrata serta interpretasikan dari proses terbentuknya. Praktikan di wajibkan
mendeskripsikan empat macam fosil peraga, dan berikut adalah pembahasannya.
2.1 Fosil Nomor Peraga Gs-01
Pada peraga fosil Gs-01 ini memiliki warna coklat gelap, dimana warna ini bukan
merupakan warna asli dari fosilnya karena sudah mengalami proses-proses kimia dan
juga sudah bercampur dengan mineral lain. Ditinjau dari kenampakan dorsal dan ventral
peraga ini memiliki dimensi dengan ukuran 6 8 cm . Kemudian dari kenampakan
periferal memiliki ukuran ketebalan 4cm. Ditinjau dari bentuk dan kenampakan fosilnya
sendiri itu menyerupai sebuah bentukan gigi yang besar, seperti gigi graham. Pada
peraga ini dari kenampakannya merupakan jenis pengawetan dimana
ini merupakan fragmen dimana terlihat bentukan gigi seperti gigi
graham. Pada peraga ini memiliki phylum Vertebrata, kelas mamalia, ordo
probochidea dan termasuk pada famili stegodonidea. Dari kenampakan fosil peraga ini
memiliki beberapa bagian tubuh seperti, lamela merupakan barisan dari gigi-gigi,
kemudian juga ada wrinkle merupakan gigi dalam persatuan gigi.
Proses pembentukannya, karena faktor tertentu hewan ini mati, karena ada bagian
tertentu yang mengandung zat yang resisten maka terhindar dari pembusukan, serta
bagian lunaknya yang tidak resisten akan mengalami pembusukan seperti otot lunak pada

organisme ini. Bagian yang resisten itu seperti gigi ini akan terawetkan karena
mengandung zat yang resisten seperti kalsium dan fosfor sehingga dapat terhindar dari
pembusukan.Selanjutnya bagian kerasnya akan terendapkan pada sedimen yang belum
mengalami kompaksi. Kemudian karena ikut terendapkan pada sedimen yang belum
kompak, maka dalam waktu yang sangat lama bagian kerasnya akan ikut tersedimentasi
dan terlithifikasi. Sehingga bagian kerasnya akan mengalami proses pemfosilan dalam
waktu yang sangat lama dan akhirnya menjadi fosil.
Lingkungan hidup dapat di interpretasika awalnya organisme ini pada awalnya
itu hidup di daratan karena hewan ini merupakan herbivora, dimana terlihat dari
bentukan giginya yang mana seperti gigi graham yang besar yang berfungsi mengunyah
tumbuhan. Kemudian ditinjau lagi dengan gigi yang besar maka pada zaman dia hidup
tumbuhan pada waktu itu besar dan kuat, sehingga dibutuhkan gigi graham yang besar
dan kuat juga untuk dapat mengunyah makanan. Hewan ini juga dapat hidup di daerah
sabana padang rumput.

Gambar 2.1 Fosil gigi Stegodon

Gambar 2.2 Lukisan Stegodon Trigonocephalus

Berdasarkan dari identkasi peraga ini dari warna, bentuk tubuh, taksonomi,
lingkungan hidupnya serta proses pemfosilannya maka peraga ini merupakan fosil
vertebrata dengan nama fosil Stegodon Tricnichepalus. Dengan umur geologi miosen
hingga pliosen.
2.2 Fosil Nomor Peraga Kepala sapi
Pada peraga fosil kepala ini memiliki warna putih cerah, dimana warna ini bukan
merupakan warna asli dari fosilnya karena sudah mengalami proses-proses kimia dan
juga sudah bercampur dengan mineral lain. Ditinjau dari kenampakan dorsal dan ventral
peraga ini memiliki dimensi dengan ukuran 55 32 m . Kemudian dari kenampakan
periferal memiliki ukuran ketebalan 20cm. Ditinjau dari bentuk dan kenampakan
fosilnya sendiri itu menyerupai sebuah bentukan tengkorak kepala sapi,. Pada peraga
ini dari kenampakannya merupakan jenis pengawetan dimana ini
merupakan fragmen dimana terlihat bentukan tengkorak kepala. Pada
peraga ini memiliki phylum Vertebrata, kelas mamalia, ordo artiodactyl dan termasuk
pada famili bovidae.. Dari kenampakan fosil peraga ini memiliki beberapa bagian tubuh
seperti, front bone merupakan bagian ats tengkorank, kemudian juga ada maxiilla,
tanduk, parietal, dan lacrimal.
Proses pembentukannya, karena faktor tertentu hewan ini mati, karena ada bagian
tertentu yang mengandung zat yang resisten maka terhindar dari pembusukan, serta
bagian lunaknya yang tidak resisten akan mengalami pembusukan seperti otot lunak pada
organisme ini. Bagian yang resisten itu seperti tengkorak kepala ini akan terawetkan
karena mengandung zat yang resisten seperti kalsium dan fosfor sehingga dapat terhindar
dari pembusukan.Selanjutnya bagian kerasnya akan terendapkan pada sedimen yang
belum mengalami kompaksi. Kemudian karena ikut terendapkan pada sedimen yang
belum kompak, maka dalam waktu yang sangat lama bagian kerasnya akan ikut
tersedimentasi dan terlithifikasi. Sehingga bagian kerasnya akan mengalami proses
pemfosilan dalam waktu yang sangat lama dan akhirnya menjadi fosil.
Lingkungan hidup dapat di interpretasika awalnya organisme ini pada awalnya
itu hidup di daratan karena hewan ini merupakan herbivora, dimana terlihat dari
bentukan giginya yang mana berfungsi mengunyah tumbuhan. Hewan ini juga dapat
hidup di daerah sabana padang rumput. Hewan ini umumnya hidup berkelompok dan
juga memiliki satu pimpinan. Pada saat makan di suatu tempat habis maka hewan ini

akan migrasi ke daerah yang memiliki suplai yang banyak. Hewan ini bergerak
menggunakan empat kaki, dengan memiliki kuku yang tumpul dan berjumlah genap.

Gambar 2.3 Fosil kepala sapi

Berdasarkan dari identifikasi peraga ini dari warna, bentuk tubuh, taksonomi,
lingkungan hidupnya serta proses pemfosilannya maka peraga ini merupakan fosil
vertebrata dengan nama fosil B. Taurus. Dengan umur geologi miosen hingga
holosen.

2.3 Fosil Nomor gigi sapi


Pada peraga fosil kepala ini memiliki warna putih cerah, dimana warna ini bukan
merupakan warna asli dari fosilnya karena sudah mengalami proses-proses kimia dan
juga sudah bercampur dengan mineral lain. Ditinjau dari kenampakan dorsal dan ventral
peraga ini memiliki dimensi dengan ukuran 40 20 m . Kemudian dari kenampakan
periferal memiliki ukuran ketebalan 4cm. Ditinjau dari bentuk dan kenampakan fosilnya
sendiri itu menyerupai sebuah bentukan rahang dan gigi sapi. Pada peraga ini dari
kenampakannya merupakan jenis pengawetan dimana ini merupakan
fragmen dimana terlihat bentukan rahang. Pada peraga ini memiliki phylum
Vertebrata, kelas mamalia, ordo artiodactyl dan termasuk pada famili bovidae.. Dari
kenampakan fosil peraga ini memiliki beberapa bagian tubuh seperti, rahang, gigi, dan
diastema.
Proses pembentukannya, karena faktor tertentu hewan ini mati, karena ada bagian
tertentu yang mengandung zat yang resisten maka terhindar dari pembusukan, serta
bagian lunaknya yang tidak resisten akan mengalami pembusukan seperti otot lunak pada

organisme ini. Bagian yang resisten itu seperti rahang ini akan terawetkan karena
mengandung zat yang resisten seperti kalsium dan fosfor sehingga dapat terhindar dari
pembusukan.Selanjutnya bagian kerasnya akan terendapkan pada sedimen yang belum
mengalami kompaksi. Kemudian karena ikut terendapkan pada sedimen yang belum
kompak, maka dalam waktu yang sangat lama bagian kerasnya akan ikut tersedimentasi
dan terlithifikasi. Sehingga bagian kerasnya akan mengalami proses pemfosilan dalam
waktu yang sangat lama dan akhirnya menjadi fosil.
Lingkungan hidup dapat di interpretasika awalnya organisme ini pada awalnya
itu hidup di daratan karena hewan ini merupakan herbivora, dimana terlihat dari
bentukan giginya yang mana berfungsi mengunyah tumbuhan. Hewan ini juga dapat
hidup di daerah sabana padang rumput. Hewan ini umumnya hidup berkelompok dan
juga memiliki satu pimpinan. Pada saat makan di suatu tempat habis maka hewan ini
akan migrasi ke daerah yang memiliki suplai yang banyak. Hewan ini bergerak
menggunakan empat kaki, dengan memiliki kuku yang tumpul dan berjumlah genap.

Gambar 2.4 Fosil rahang sapi

Berdasarkan dari identifikasi peraga ini dari warna, bentuk tubuh, taksonomi,
lingkungan hidupnya serta proses pemfosilannya maka peraga ini merupakan fosil
vertebrata dengan nama fosil B. Taurus. Dengan umur geologi miosen hingga
holosen.
2.4 Fosil Nomor Fjk-03
Pada peraga fosil kepala ini memiliki warna putih cerah, dimana warna ini bukan
merupakan warna asli dari fosilnya karena sudah mengalami proses-proses kimia dan

juga sudah bercampur dengan mineral lain. Ditinjau dari kenampakan dorsal dan ventral
peraga ini memiliki dimensi dengan ukuran 5 4 m . Kemudian dari kenampakan
periferal memiliki ukuran ketebalan 4cm. Ditinjau dari bentuk dan kenampakan fosilnya
sendiri itu menyerupai sebuah bentukan dan gigi sapi. Pada peraga ini dari
kenampakannya merupakan jenis pengawetan dimana ini merupakan
fragmen dimana terlihat bentukan suatu gigi. Pada peraga ini memiliki
phylum Vertebrata, kelas mamalia, ordo proboscidea dan termasuk pada famili elephas
Dari kenampakan fosil peraga ini memiliki beberapa bagian tubuh seperti, lamela
merupakan barisan dari gigi-gigi, kemudian juga ada wrinkle merupakan gigi dalam
persatuan gigi.
Proses pembentukannya, karena faktor tertentu hewan ini mati, karena ada bagian
tertentu yang mengandung zat yang resisten maka terhindar dari pembusukan, serta
bagian lunaknya yang tidak resisten akan mengalami pembusukan seperti otot lunak pada
organisme ini. Bagian yang resisten itu seperti gigi ini akan terawetkan karena
mengandung zat yang resisten seperti kalsium dan fosfor sehingga dapat terhindar dari
pembusukan.Selanjutnya bagian kerasnya akan terendapkan pada sedimen yang belum
mengalami kompaksi. Kemudian karena ikut terendapkan pada sedimen yang belum
kompak, maka dalam waktu yang sangat lama bagian kerasnya akan ikut tersedimentasi
dan terlithifikasi. Sehingga bagian kerasnya akan mengalami proses pemfosilan dalam
waktu yang sangat lama dan akhirnya menjadi fosil.
Lingkungan hidup dapat di interpretasika awalnya organisme ini pada awalnya
itu hidup di daratan karena hewan ini merupakan herbivora, dimana terlihat dari
bentukan giginya yang mana berfungsi mengunyah tumbuhan, giginya terlihat kecil ini
karena tumbuhan pada saat hewan ini hidup sudah mulai lunak sehingga akan
berpengaruh pada bentukan gigi yang kecil,. Hewan ini juga dapat hidup di daerah
sabana padang rumput. Hewan ini umumnya hidup berkelompok dan juga memiliki satu
pimpinan. Pada saat makan di suatu tempat habis maka hewan ini akan migrasi ke daerah
yang memiliki suplai yang banyak. Hewan ini bergerak menggunakan empat kaki,
dengan memiliki kuku yang tumpul dan berjumlah genap. Hewan ini memiliki gading
dimana gading ini terbentuk akibat adanya evolusi dari gigi yang memanjang sehingga
membentuk gading. Umumnya hewan ini memiliki kulit tubuh yang tebal untuk
melindungi dari panas.

Gambar 2.5 Fosil gigi gajah modern

Berdasarkan dari identifikasi peraga ini dari warna, bentuk tubuh, taksonomi,
lingkungan hidupnya serta proses pemfosilannya maka peraga ini merupakan fosil
vertebrata dengan nama fosil Elephas maximus. Dengan umur geologi miosen hingga
holosen.

Vous aimerez peut-être aussi