Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
1. Asni
2. Z
3.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Tugas
askep ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA DENGAN ISPA.
Kami menyadari bahwa tugas askep ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan tugas askep ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan tugas askep ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................
iii
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
L.
M.
Defenisi...........................................................................................
Klasifikasi.......................................................................................
Etiologi...........................................................................................
Patofisiologi....................................................................................
Manifestasi Klinik..........................................................................
Pemeriksaan Diagnostik.................................................................
Diagnosis Banding..........................................................................
Pencegahan ISPA............................................................................
Pengobatan Pada ISPA....................................................................
Perawatan di Rumah.......................................................................
Pemberantasan ISPA.......................................................................
Komplikasi......................................................................................
Prognosis.........................................................................................
1
1
3
6
7
8
9
9
10
11
12
12
12
13
A.
B.
C.
D.
E.
Pengkajian.......................................................................................
Analisa Data....................................................................................
Prioritas Masalah............................................................................
Rencana Keperawatan Kesehatan Keluarga...................................
Catatan Tindakan dan Perkembangan.............................................
13
22
23
25
30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................
34
BAB I
KONSEP DASAR ISPA
A. Defenisi
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut,
dengan pengertian sebagai berikut:
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta
organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA
secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan
bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran
pernafasan. Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran
pernafasan.
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung
lebih dari 14 hari.
Berdasarkan pengertian di atas, maka ISPA adalah infeksi saluran
pernafasan yang berlangsung selama 14 hari. Saluran nafas yang dimaksud
adalah organ mulai dari hidung sampai alveoli paru beserta organ adneksanya
seperti sinus, ruang telinga tengah, dan pleura.
B. Klasifikasi
Berdasarkan lokasi anatomis ISPA dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Infeksi saluran pernafasan bagian atas
Merupakan infeksi akut yang menyerang hidung hingga faring.
2. Infeksi saluran pernafasan bagian bawah
Merupakan infeksi akut yang menyerang daerah di bawah faring sampai
dengan alveolus paru-paru.
Tanda dan gejala menurut tingkat keparahannya, ISPA dapat dibagi menjadi
tiga golongan yaitu:
4
1. ISPA Ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala
sebagai berikut:
a. Batuk.
b. Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya
pada waktu berbicara atau menangis).
c. Pilek yaitu mengeluarkan lendir atau ingus dari hidung.
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba
dengan punggung tangan terasa panas.
2. Gejala ISPA Sedang
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala
ISPA ringan dengan disertai gejala sebagai berikut :
a. Pernapasan lebih dari 50 kali /menit pada anak umur kurang dari satu
tahun atau lebih dari 40 kali/menit pada anak satu tahun atau lebih.
b. Suhu lebih dari 390C.
c. Tenggorokan berwarna merah
d. Timbul bercak-bercak pada kulit menyerupai bercak campak
e. Telinga sakit atau mengeluarkan nanah dari lubang telinga
f. Pernafasan berbunyi seperti mendengkur.
g. Pernafasan berbunyi seperti mencuit-cuit.
3. Gejala ISPA Berat
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA
ringan atau sedang disertai satu atau lebih gejala sebagai berikut:
a. Bibir atau kulit membiru
b. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu
bernapas
c. Anak tidak sadar atau kesadarannya menurun
d. Pernafasan berbunyi mengorok dan anak tampak gelisah
e. Pernafasan menciut dan anak tampak gelisah
f. Sela iga tertarik ke dalam pada waktu bernapas
g. Nadi cepat lebih dari 60 x/menit atau tidak teraba
h. Tenggorokan berwarna merah
C. Etiologi
1. Virus Utama :
ISPA atas : Rino virus ,Corona Virus,Adeno virus,Entero Virus
ISPA bawah : RSV,Parainfluensa,1,2,3 corona virus,adeno virus
2. Bakteri Utama: Streptococus, pneumonia, haemophilus influenza,
Staphylococcus aureus
3. Pada neonatus dan bayi muda : Chlamidia trachomatis, pada anak usia
sekolah: Mycoplasma pneumonia.
Faktor-faktor resiko yang berperan dalam kejadian ISPA pada anak adalah
sebagai berikut:
1. Faktor host (diri)
a. Usia
Kebanyakan infeksi saluran pernafasan yang sering mengenai anak
usia dibawah 3 tahun, terutama bayi kurang dari 1 tahun. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa anak pada usia muda akan lebih sering
menderita ISPA daripada usia yang lebih lanjut.
b. Jenis kelamin
Meskipun secara keseluruhan di negara yang sedang berkembang
seperti Indonesia masalah ini tidak terlalu diperhatikan, namun banyak
penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan prevelensi penyakit ISPA
terhadap jenis kelamin tertentu.
Angka kesakitan ISPA sering terjadi pada usia kurang dari 2 tahun,
dimana angka kesakitan ISPA anak perempuan lebih tinggi daripada lakilaki di negara Denmark.
c. Status gizi
Interaksi antara infeksi dan Kekurangan Kalori Protein (KKP) telah
lama dikenal, kedua keadaan ini sinergistik, saling mempengaruhi, yang
satu merupakan predisposisi yang lainnya. Pada KKP, ketahanan tubuh
menurun dan virulensi pathogen lebih kuat sehingga menyebabkan
keseimbangan yang terganggu dan akan terjadi infeksi, sedangkan salah
satu determinan utama dalam mempertahankan keseimbangan tersebut
adalah status gizi anak.
d. Status imunisasi
Ketidakpatuhan
imunisasi
berhubungan
dengan
peningkatan
b. Kepadatan hunian
Kepadatan hunian seperti luar ruang per orang, jumlah anggota
keluarga, dan masyarakat diduga merupakan faktor risiko untuk ISPA.
Penelitian oleh Koch et al (2003) membuktikan bahwa kepadatan hunian
(crowded) mempengaruhi secara bermakna prevalensi ISPA berat.
c. Status sosioekonomi
Telah
diketahui
bahwa
kepadatan
penduduk
dan
tingkat
d. Kebiasaan merokok
Pada keluarga yang merokok, secara statistik anaknya mempunyai
kemungkinan terkena ISPA 2 kali lipat dibandingkan dengan anak dari
keluarga yang tidak merokok. Selain itu dari penelitian lain didapat bahwa
episode ISPA meningkat 2 kali lipat akibat orang tua merokok.
e. Polusi udara
Diketahui bahwa penyebab terjadinya ISPA dan penyakit gangguan
pernafasan lain adalah rendahnya kualitas udara didalam rumah ataupun
diluar rumah baik secara biologis, fisik maupun kimia. Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh pusat penelitian kesehatan Universitas
Indonesia untuk mengetahui efek pencemaran udara terhadap gangguan
saluran
pernafasan
pada
siswa
sekolah
dasar
(SD)
dengan
kenaikan aktifitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran
nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi noramal.
Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk sehingga
pada tahap awal gejala ISPA yang paling menonjol adalah batuk.
Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder
bakteri. Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris
yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernafasan terhadap
infeksi bakteri sehingga memudahkan bakteri-bakteri patogen yang terdapat pada
saluran pernafasan atas seperti streptococcus pneumonia, haemophylus influenza
dan staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut. Infeksi sekunder
bakteri ini menyebabkan sekresi mukus bertambah banyak dan dapat menyumbat
saluran nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga menyebabkan batuk yang
produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya fakor-faktor seperti
kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian menyebutkan bahwa dengan
adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran nafas dapat menimbulkan
gangguan gizi akut pada bayi dan anak.
Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-tempat
yang lain dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan juga
bisa menyebar ke saluran nafas bawah. Dampak infeksi sekunder bakteripun bisa
menyerang saluran nafas bawah, sehingga bakteri-bakteri yang biasanya hanya
ditemukan dalam saluran pernafasan atas, sesudah terjadinya infeksi virus, dapat
menginfeksi paru-paru sehingga menyebabkan pneumonia bakteri.
Penanganan penyakit saluran pernafasan pada anak harus diperhatikan
aspek imunologis saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran
nafas yang sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun
sistemik pada umumnya. Sistem imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan
jaringan limfoid yang tersebar, merupakan ciri khas system imun mukosa. Ciri
khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran nafas atas
sedangkan IgG pada saluran nafas bawah. Diketahui pula bahwa sekretori IgA
(sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan integritas mukosa saluran nafas.
Dari uraian di atas, perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi menjadi
empat tahap, yaitu:
1. Tahap
prepatogenesis,
penyebab
telah
ada
tetapi
penderita
belum
2. Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh
menjadi lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya memang
sudah rendah.
3. Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala penyakit. Timbul gejala
demam dan batuk.
4. Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat, yaitu dapat sembuh sempurna,
sembuh dengan ateletaksis, menjadi kronis dan dapat meninggal akibat
pneumonia.
E. Manifestasi Klinik
Penyakit ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk adanya demam,
adanya obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu
saluran pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak
mau minum.
Tanda dan gejala yang muncul ialah:
1. Demam, Seringkali demam muncul sebagai tanda pertama terjadinya infeksi.
Suhu tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC.
2. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens,
biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah
nyeri kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda
kernig dan brudzinski.
3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan
menjadi susah minum dan bhkan tidak mau minum.
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi
tersebut mengalami sakit.
5. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran
pernafasan akibat infeksi virus.
6. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
lymphadenitis mesenteric.
7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih
mudah tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
8. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan,
mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya
suara pernafasan.
F. Pemeriksaan Diagnostik
10
11
imunisasi
yaitu
DPT. Imunisasi
12
DPT
salah
satunya
13
digerus
dan diminumkan.
Memberikan
kompres,
dengan
menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es).
2. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional
yaitu jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok
teh , diberikan tiga kali sehari.
3. Pemberian makanan
Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang
yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada
bayi yang menyusu tetap diteruskan.
4. Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih
banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan
cairan akan menambah parah sakit yang diderita.
5. Lain-lainnya
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal
dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan
hidung , yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari
komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat
yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan
dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter
atau petugas kesehatan.
K. Pemberantasan ISPA
Yang dilakukan adalah :
1. Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu.
2. Pengelolaan kasus yang disempurnakan.
3. Immunisasi
14
15
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS KELUARGA
DENGAN PENYAKIT ISPA
A. Pengkajian
1. Identifikasi Data
a. Nama kepala keluarga
: Tn. A
b. Umur
: 32 tahun
c. Alamat
Barat
d. Pendidikan
: SMP
e. Pekerjaan
: Petani
f. Agama
: Kristen protestan
g. Komposisi keluarga
No
Nama
1
Lensi
J.K
P
Hubungan
Umur
Istri
28 tahun
Pekerjaan
IRT
Pendidikan
SMP
Ket.
Sehat
Awaluddin
Anak tiri
9 tahun
--
SD
Sehat
Very Vernandes
Anak
5 tahun
--
SD
Sehat
Vira Adriani
P
Genogram tiga generasi
Anak
4 tahun
--
--
Sakit
?
5
44
42
28
50
47
42
38
10
11
12
14
15
Keterangan gambar
?
: laki-laki
X
32
13
16
: tinggal serumah
: perempuan
: meninggal
: hubungan keturunan
: klien
16
h. Tipe keluarga
Keluarga Tn. A merupakan tipe keluarga inti (nuclear family) yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak.
i. Latar belakang budaya
1). Suku
: Toraja
2).
perkembangan
keluarga
yang
belum
terpenuhi
yaitu
17
Jenis rumah
2)
Jenis bangunan
3)
Luas pekarangan
: 20 m X 35 m2
4)
Luas rumah
: 5 m X 8 m2
5)
: milik sendiri
6)
Atap rumah
: seng
7)
Ventilasi
: kurang
8)
9)
Penerangan
10)
Lantai
: kayu
: papan / kayu
: lampu PLN
: semen
b. Kebersihan rumah
1) Halaman
2) Ruang tamu
: nampak kotor
c. Pemakaian air
1)
Sumber air
2)
tidak berasa
d. Tempat pembuangan limbah keluarga
1). Tempat pembuangan limbah ada di belakang rumah
18
2). Keadaan saluran : nampak terbuka dan kotor serta tergenang sehingga
airnya tidak lancar
3). Keluarga tidak mempunyai jamban, keluarga BAB di sungai
e. Pembuangan sampah terakhir keluarga
Keluarga membuang sampah di halaman rumah. Sampah
dikumpulkan lalu dibakar.
f. Hewan ternak/peliharaan:
Tn. A tidak mempunyai hewan ternak
g. Pencemaran lingkungan
1) Sampah dikumpulkan lalu dibakar
2) Air limbah dibuang di belakang rumah dengan SPAL terbuka.
U
h. Denah rumah
8m
KT
DP
RT
RK
Keterangan:
S
5m
RM
DP : Dapur
RT : ruang tamu
RM : ruang makan
KT : kamar tidur
RK : ruang keluarga
4. Struktur keluarga
a. Pola komunikasi
Komunikasi dalam keluarga cukup baik dengan menggunakan
bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
b. Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga Tn. A adalah Tn. A"
sendiri dan bila ada masasalah diselesaikan dengan cara musyawarah
c. Struktur peran
Yang mencari nafkah adalah Tn. A dan Ny. L selaku istri
berperan sebagai ibu rumah tangga.
d. Nilai-nilai dalam keluarga
19
20
3). Upaya yang dilakukan untuk mengatasi keluhan yaitu dengan cara
minum obat.
b. Riwayat tumbuh kembang balita
1) Perkembangan motorik kasar
Nama balita
1.
Vina Adriani
21
c. Keluarga berencana
No.
1.
Nama
Kontrasepsi Keluhan
Ny. L
Tubektomi
Tidak
Jumlah
menggunakan kontrol
anak
Tidak ada
RS
ada
d. Pemeriksaan Fisik
No
Pemeriksaan
1. Tanda-tanda vital
Tn. "A"
TD : 90/70
Ny. "L"
TD : 110/90
N. : 80x/i
N. : 84x/i
P : 24x/i
P : 20x/i
P : 24x/i
S : 36,5oC
S : 36oC
2.
An "A"
An "Vv"
An "Va"
N. : 90x/i
S : 36oC
Kulit
Warna
Sawo
Sawo
Sawo
matang
matang
matang
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
Bersih
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
hidung
TAK
TAK
TAK
TAK
Beringus
6.
bersih
bersih
bersih
bersih
bersih
7.
Abdomen
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
8.
Thoraks
Jantung
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
Paru
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
Turgor
3.
Sawo matang
Sawo matang
Kebersihan
rambut dan kulit
kepala
4.
Kesehatan mata
kiri dan kanan
5.
Kesehatan dan
kebersihan
9.
Ekstremitas
22
Gerakan
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Bebas
Kelainan
TAK
TAK
TAK
TAK
TAK
: 36,5oC
b). Nadi
: 90 X/menit
:-
2) Keadaan kulit
a). Inspeksi : kulit tampak bersih, warna kulit sawo matang
b). Palpasi : turgor kulit baik
3) Kebersihan rambut dan kulit kepala
a). Inspeksi : penyebaran rambut merata, rambut nampak hitam dan
bersih, kulit kepala juga tampak bersih
b). Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan benjolan pada kepala
4) Kesehatan mata kiri dan kanan
a). Inspeksi : mata nampak simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak
anemis dan sclera tidak icterus
b). Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada mata
5) Hidung
a). Inspeksi : lubang hidung nampak simetris kiri dan kanan, nampak
tersumbat pada hidung dan adanya sekret, penciuman agak
terganggu.
b). Palpasi : tidak ada nyeri tekan
6) Kebersihan mulut dan gigi
Inspeksi : mulut nampak bersih, gigi nampak bersih, tidak ada
peradangan pada gizi
7) Abdomen
a). Bentuk dada datar
b). Tidak ada nyeri tekan
8) Struktur dan bentuk tulang belakang : tidak nampak adanya kelainan
23
24
B. Analisa Data
No
1
Data
Data subjektif
-
Masalah Kesehatan
An.Va menderita
Masalah Keperawatan
1.
ISPA
Ketidakmampuan
keluarga mengenal penyakit
pengetahuan
2.
Ketidaktahuan
Data objektif
keluarga mengambil
keputusan mengenai
Tanda-tanda vital :
P : 24x/l
beratnya masalah.
S : 36,5oC
3.
N: 90x/l
Ketidakmampuan
keluarga menggunakan
fasilitas akibat ketidaktahuan
keuntungan yang diperoleh.
Data subjektif
-
Kesehatan
keluarga mengatakan
lingkungan yang
tidak mempunyai WC
kurang sehat
1. Ketidaktahuan keluarga
mengenal masalah kesehatan
yang kurang akibat
kurangnya pengetahuan.
membuang tinja di
2. Ketidaktahuan keluarga
sungai, sampah
mengambil keputusan
dikumpulkan lalu
dibakar.
Data objektif
3. Ketidaktahuan keluarga
Pendidikan kepala
memodifikasi lingkungan
keluarga SMP
25
C. Prioritas Masalah
1. Masalah kesehatan : ISPA
No
Kriteria
1 Sifat masalah
-
Perhitungan
3/3 x 1
Skor
1
Pembenaran
Masalah kesehatan yang kurang
Kurang/tidak
sehat
cepat.
Kemungkinan
2/2 x 2
masalah untuk
diubah
3
Dengan
mudah
Potensi masalah
2/3 x 1
2/3
untuk diubah
4
- Cukup
Menonjolnya
hidup sehat
2/2 x 1
masalah
-
Masalah
berat harus
segera
ditangani
Total skor
4 2/3
26
Perhitungan
2/3 x 1
Skor
2/3
1/2 x 2
Pembenaran
Ancaman kesehatan
Ancaman
keshatan
Kemungkinan
masalah dapat
diubah
hidup sehat.
Hanya
sebagian
Potensi masalah
3/3 x 1
untuk diubah
4
- Tinggi
Menonjolnya
0/2 x 1
masalah
masalah kesehatan.
Masalah tidak
dirasakan
Total skor
2 2/3
: skor 4 2/3
2. Lingkungan
: skor 2 2/3
27
MASALAH
MASALAH
KESEHATAN.
KEPERAWATAN
An."V"
menderita ISPA
TUJUAN
KHUSUS
Setelah
keluarga
tindakan
mendapatkan
adalah penyakit
pengetahuan
mengenal
keperawatan
tindakan,
yang
keluarga tentang
masalah ISPA
diharapkan
keperawatan
disebabkan oleh
penyakit ISPA
akibat
tidak terjadi
keluarga dapat:
karena adanya
kurangnya
penyakit
1. Keperawatan
infeksi pada
pengetahuan
menular
2. Ketidaktahuan
keluarga
STANDAR
1. Penyakit ISPA
TINDAKAN
UMUM
Setelah
1. Ketidaktahuan
KRITERIA
Respon verbal
KRITERIA
dapat mengenal
hidung dan
masalah ISPA
tenggorokan.
2. eluarga mampu
Psikomotor
1. Kaji tingkat
2. Berikan
penyuluhan tentang
Pengertian ISPA
ISPA adalah
2. Tindakan yang
penyakit yang
mengambil
mengambil
dilakukan untuk
disebabkan oleh
keputusan
keputusan
mencegah
karena adanya
dalam
dalam
terjadinya
infeksi pada
melakukan
melakukan
penyakit
hidung dan
tindakan yang
tindakan yang
tepat akibat
tepat,
tidak
memahami sifat
28
tenggorokan.
Motorik
3. Dengan
menggunakan
penyebab ISPA
ISPA disebabkan
memahami
luas dan
fasilitas
beratnya
kesehatan
bakteri
luasnya masalah
masalah
(Puskesmas,
3. Ketidakmampu
3. Keluarga
RS)
an keluarga
mampu
4. dapat
menggunakan
menggunakan
mengurangi
fasilitas
fasilitas
terjadinya
kesehatan
kesehatan yang
penyakit.
akibat
ada.
Pencegahan ISPA
a. Jauhkan anak
dari penderita
pilek dan batuk
b. Jangan
merokok di
dekat anak
ketidaktahuan
c. Berikan
keuntungan
imunisasi
yang diperoleh
lengkap
d. Berikan
makanan
tambahan yang
bergizi dan
seimbang
setiap hari
e. Jaga kebersihan
tubuh,
29
makanan dan
lingkungan.
3. Tanyakan kembali
kepada keluarga
tentang hal-hal
yang diberikan
4. Anjurkan klien
minum air hangat.
Air hangat dapat
mengencerkan
dahak
2
Lingkungan
1. Ketidakmampu
Setelah
Setelah
Masalah kesehatan
yang kurang
sehat
an keluarga
mendapat
mendapatkan
tingkat
mengenal
tindakan
tindakan
akibat lingkungan
pengetahuan
masalah
keperawatan
keperawatan
keluarga tentang
kesehatan yang
keluarga dapat
diharapkan
1. Penanganan
lingkungan yang
kurang sehat
terhindar dari
keluarga dapat:
penyakit
akibat
penyakit
1. Mengenal
menular dapat
kurangnya
masalah
dicegah dengan
an penyuluhan
pengetahuan
kesehatan akibat
menjaga
pada keluarga
30
Respon verbal
1.
Kaji
sehat
2.
Berik
2. Ketidaktahuan
keluarga
mengambil
lingkungan yang
kebersihan
tentang lingkungan
kurang sehat
halaman
2. Mampu
Psikomotor
2. Sampah
syarat lingkungan
keputusan
mengambil
dibuang pada
mengenai resiko
keputusan yang
tempatnya,
terjadinya
tepat untuk
pembuangan
mempunyai
penyakit akibat
menangani
limbah pada
pekarangan
lingkungan
resiko terjadinya
tempatnya
yang kurang
penyakit menular
sehat.
akibat
lingkungan
ventilasi yang
lingkungan yang
untuk mencegah
cukup yang
kurang sehat.
penyakit atau
memungkinkan
dengan cara
sirkulasi udara
menjadi lanacar
3. Ketidaktahuan
keluarga
memodifikasi
3. Mampu
Motorik
3. Memodifikasi
Harus
Harus
mempunyai
lingkungan
memodifikasi
membuat
yang dapat
lingkungan yang
tempat sampah,
mencegah
dapat mencegah
WC dan SPAL
WC dalam
penyakit.
penyakit
dll.
kamar mandi
Mempunyai
31
Harus ada
tempat
pembuangan
kotoran,
sampah dan air
limbah.
3.
Berik
an motivasi untuk
kegiatan yang
berhubungan
dengan kesehatan
lingkungan.
32
Senin,
NDX
JAM
09.00
IMPLEMENTASI
1. Mengkaji tingkat
18 Mei
pengetahuan keluarga
2015
EVALUASI
S:
-
mengatakan
2. Memberikan
kalau anaknya
penyuluhan tentang
penyakit ISPA yaitu
-
pengertian
masih batuk
O:
-
Cara
perawatan : istirahat
anak minimal 8 jam
sehari, mengatasi panas
(demam) yang timbul,
mengatasi batuk,
pemberian makanan
dan minuman.
Cara
pencegahan yaitu
jauhkan anak dari
penderita batuk dan
Masalah belum
teratasi
hidung, tenggorokan
Penyebabny
An."Va" masih
nampak batuk
penyakit yang
Ny. "L"
Intervensi
dipertahankan
lengkap, jaga
kebersihan tubuh dan
makanan serta
0955
lingkungan.
3. Menanyakan kembali
pada keluarga tentang
hal yang diberikan.
4. Menganjurkan klien
minum air hangat dapat
mengencerkan dahak.
Senin,
II
10.00
1. Mengkaji tingkat
18 Mei
pengetahuan keluarga
2015
10.10
S:
-
tentang lingkungan
mengatakan
sudah mengerti
2. Memberikan
tentang
penyuluhan pada
lingkungan
keluarga tentang
yang sehat
Syarat-
O:
-
Keluarga tidak
mempunyai WC
Halaman rumah
tidak
dibersihkan
A:
Keluarga
3. Menganjurkan keluarga
untuk senantiasa
memelihara lingkungan
35
Masalah
sebagian teratasi
P:
-
Intervensi
dipertahankan
4. Menganjurkan keluarga
untuk membersihkan
dapur dan halaman
rumah.
Selasa,
08.00
1. Mengkaji tingkat
19 Mei
pengetahuan keluarga
2015
S:
-
mengatakan
2. Memberikan
kalau anaknya
penyuluhan kepada
masih batuk
keluarga tentang
O:
pengertian
dari ISPA
batuk
-
36
Masalah belum
teratasi
P:
Cara
Masih nampak
A:
Penyebabny
Ny. "L"
Intervensi
dilanjutkan
lengkap, jaga
kebersihan tubuh dan
makanan serta
08.45
lingkungan.
3. Menanyakan kembali
pada keluarga tentang
hal yang diberikan.
4. Menganjurkan klien
minum air hangat.
Selasa,
II
09.00
19 Mei
1. Mengkaji tingkat
pengetahuan keluarga
2015
09.15
S:
-
tentang lingkungan
mengatakan
yang sehat
sudah mengerti
2. Memberikan
tentang
penyuluhan tentang
lingkungan
syarat-syarat
yang sehat
O:
A:
P:
masalah kesehatan
untuk senantiasa
memelihara lingkungan
yang sehat untuk
menghindari penyakit
37
Masalah
sebagian teratasi
Keluarga tidak
mempunyai WC
09.45
Keluarga
Intervensi
dipertahankan
10.00
4. Menganjurkan keluarga
untuk membersihkan
dapur dan halaman
rumah
DAFTAR PUSTAKA
DepKes RI. 2011. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
Akut (ISPA). Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Soegijanto. 2007. Ilmu Penyakit Anak; Diagnosa dan Penatalaksanaan. Jakarta:
Salemba Medika.
Suriadi, Yuliani R. 2009. Asuhan Keperawatan pada Anak. Jakarta: CV. Sagung Seto.
38