Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
Kelompok IX (Sembilan)
Nama
Nim
Muh. Tahrir
110100208
Andri
110100212
110100211
110100210
Mufidatul Laili
110100213
110100209
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Senggala puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Polio. Makalah ini disusun
untuk menyelesaikan tugas Block Nursing 1 sebagai salah satu persyaratan mengikuti ujian Block
nantinya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman, dosen-dosen dan
narasumber pada saat proses pembelajaran kuliah pakar yang telah memberikan ilmunya kepada penulis
dan teman-teman.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih kurang sempurna, hal ini karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Yogyakarta,
Desember 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Latar Belakang ..
Tujuan
Manfaat ..
Rumusan Masalah
1
1
1
2
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
3
5
7
7
8
9
9
10
10
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Polio, kependekan dari poliomyelitis, adalah penyakit yang dapat merusak sistem saraf dan
menyebabkan paralysis. Penyakit ini paling sering terjadi pada anak-anak di bawah umur 2 tahun.
Infeksi virus ini mulai timbul seperti demam yang disertai panas, muntah dan sakit otot.
Kadang-kadang hanya satu atau beberapa tanda tersebut, namun sering kali sebagian tubuh menjadi
lemah dan lumpuh (paralisis). Kelumpuhan ini paling sering terjadi pada salah satu atau kedua kaki.
Lambat laun, anggota gerak yang lumpuh ini menjadi kecil dan tidak tumbuh secepat anggota gerak
yang lain.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk dapat mengetahui bagaimana asuhan keperawatan polio.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui bagaimana etiologi, potofisiologi, jenis polio.
b. Mengetahui komplikasi, tanda dan gejala, serta manifestasi klinisnya.
c. Mengetahui proses keperawatan pada pasien polio.
C. Manfaat Penulisan
Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya
tentang asuhan keperawatan polio. Dan semoga dapat menjadi bahan acuan pada saat praktikum dan
clinical exposure nantinya.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis merumuskan
Bagaimanakah Proses Asuhan Keperawatan Pada Pasien Polio.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Poliomilitis adalah penyakit menular yang akut disebabkan oleh virus dengan predileksi pada sel
anterior massa kelabu sumsum tulang belakang dan inti motorik batang otak, dan akibat kerusakan
bagian susunan syaraf tersebut akan terjadi kelumpuhan serta autropi otot.
Poliomielitis atau polio, adalah penyakit paralysis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Agen
pembawa penyakit ini, sebuah virus yang dinamakan poliovirus (PV), masuk ketubuh melalui mulut,
menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah dan mengalir kesistem saraf pusat
menyebabkan melemahnya otot dan kadang kelumpuhan (paralysis).
B. JENIS POLIO
Polio NonParalisis
Polio non-paralisis menyebabkan demam, muntah, sakit perut, lesu, dan sensitif. Terjadi karena
otot pada leher dan punggung. Otot terasa lembek jika disentuh.
Polio Paralisis
Kurang dari 1% orang yang terinfeksi virus polio berkembang menjadi polio paralisis atau
menderita kelumpuhan. Polio paralisis dimulai dengan demam. Lima sampai tujuh hari berikutnya
akan muncul gejala dan tanda - tanda lain, seperti:
- Sakit kepala
- Kram otot leher dan punggung
- Sembelit / konstipasi
C. GAMBARAN KLINIS
Poliomielitis terbagi menjadi empat bagian yaitu :
1. Poliomielitis Asimtomatis : Setelah masa inkubasi 7-10 hari, tidak terdapat gejala karena daya
tahan tubuh cukup baik, maka tidak terdapat gejala klinik sama sekali.
2. Poliomielitis Abortif : Timbul mendadak langsung beberapa jam sampai beberapa hari. Gejala
berupa infeksi virus seperti malaise, anoreksia, nausea, muntah, nyeri kepala, nyeri
tenggorokan, konstipasi dan nyeri abdomen.
3. Poliomielitis Non Paralitik : Gejala klinik hamper sama dengan poliomyelitis abortif , hanya
nyeri kepala, nausea dan muntah lebih hebat. Gejala ini timbul 1-2 hari kadang-kadang diikuti
penyembuhan sementara untuk kemudian remisi demam atau masuk kedalam fase ke 2
dengan nyeri otot. Khas untuk penyakit ini dengan hipertonia, mungkin disebabkan oleh lesi
pada batang otak, ganglion spinal dan kolumna posterior.
4. Poliomielitis Paralitik : Gejala sama pada poliomyelitis non paralitik disertai kelemahan satu
atau lebih kumpulan otot skelet atau cranial. Timbul paralysis akut pada bayi ditemukan
paralysis fesika urinaria dan antonia usus. Adapun bentuk-bentuk gejalanya antara lain :
Bentuk Spinal. Gejala kelemahan / paralysis atau paresis otot leher, abdomen, tubuh,
Stadium Akut
Yaitu fase sejak adanya gejala klinis hingga 2 minggu. Ditandai dengan suhu tubuh
yang meningkat. Kadang disertai sakit kepala dan muntah-muntah. Kelumpuhan terjadi
akibat kerusakan sel-sel motor neuron di bagian tulang belakang (medula spinalis)
lantaran invasi virus. Kelumpuhan ini bersifat asimetris sehingga cenderung menimbulkan
gangguan bentuk tubuh (deformitas) yang menetap atau bahkan menjadi lebih berat.
Kelumpuhan yang terjadi sebagian besar pada tungkai kaki (78,6%), sedangkan 41,4%
pada lengan. Kelumpuhan ini berlangsung bertahap sampai sekitar 2 bulan sejak awal
sakit.
Stadium Sub Akut
Yaitu fase 2 minggu sampai 2 bulan. Ditandai dengan menghilangnya demam dalam
waktu 24 jam. Kadang disertai kekakuan otot dan nyeri otot ringan. Terjadi kelumpuhan
anggota gerak yang layuh dan biasanya salah satu sisi saja.
Stadium Convalescent
Yaitu fase pada 2 bulan sampai dengan 2 tahun. Ditandai dengan pulihnya kekuatan
otot yang sebelumnya lemah. Sekitar 50-70 persen fungsi otot pulih dalam waktu 6-9
bulan setelah fase akut. Selanjutnya setelah 2 tahun diperkirakan tidak terjadi lagi
D. ETIOLOGI
Penyebab Poliomyelitis Family Pecornavirus dan Genus virus, dibagi 3 yaitu :
1. Brunhilde
2. Lansing
3. Leon ; Dapat hidup berbulan-bulan didalam air, mati dengan pengeringan /oksidan. Masa
inkubasi : 7-10-35 hari
Klasifikasi virus :
Golongan: Golongan IV ((+) ssRNA)
Familia : Picornaviridae
Genus : Enterovirus
Spesies : Poliovirus
E. PENULARAN
Virus masuk melalui mulut dan hidung lalu berkembang biak di dalam tenggorokan dan saluran
pencernaan atau usus. Selanjutnya, diserap dan disebarkan melalui sistem pembuluh darah dan
pembuluh getah bening.
Penularan virus terjadi secara langsung melalui beberapa cara, yaitu:
Fekal-oral (dari tinja ke mulut)
Maksudnya, melalui minuman atau makanan yang tercemar virus polio yang berasal dari tinja
penderita lalu masuk ke mulut orang yang sehat.
Oral-oral (dari mulut ke mulut)
Yaitu melalui percikan ludah atau air liur penderita yang masuk ke mulut orang sehat lainnya.
Sebenarnya, kondisi suhu yang tinggi dapat cepat mematikan virus. Sebaliknya, pada keadaan
beku atau suhu yang rendah justru virus dapat bertahan hidup bertahun-tahun. Ketahanan virus ini
di dalam tanah dan air sangat bergantung pada kelembapan suhu dan adanya mikroba lain. Virus
ini dapat bertahan lama pada air limbah dan air permukaan, bahkan dapat sampai berkilo-kilometer
dari sumber penularan. Meskipun cara penularan utama adalah akibat tercemarnya lingkungan
oleh virus polio dari penderita yang terinfeksi, namun virus ini sebenarnya hidup di lingkungan yang
terbatas. Nah, salah satu inang atau mahluk hidup perantaranya adalah manusia.
Secara ringkas, Cara penularannya dapat melalui :
a. Inhalasi
b. Makanan dan minuman
c. Bermacam serangga seperti lipas, lalat, dan lain-lain.
Penularan melalui oral berkembambang biak diusus verimia virus + DC faecese beberapa
minggu.
F. PENCEGAHAN
Pathawey Polio :
Virus Polio
Mulut &
Hidung
Berkembang Biak
didalam
Disebarkan
& diserap
Tenggorokan
dan
Usus
Pembuluh
Darah
Masuk Aliran
Darah
Saluran Getah
Bening
POLIO
Menfinfeksi
Sistem Saraf
Pusat
Batang Otak
Pengontrolan
Perafasan
Nyeri
Kelumpuhan
otot respirasi
Medula
Spinalis
Permanen
Otot
Serebrum
Kelumpuhan
Ekstermitas
Gangguan
Penglihatan
Ketidakefektifa
n pola nafas
H. KOMPLIKASI
1. Hiperkalsuria
2. Melena
3. Pelebaran lambung akut
4. Hipertensi ringan
Kematian
Cerebral
Palsy
Talamus &
Hipotalamu
s
Suhu Tubuh
Hiperter
mi
5. Pneumonia
6. Ulkus dekubitus dan emboli paru
7. Psikosis
I.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan Lab :
Pemeriksaan darah
Cairan serebrospinal
Isolasi virus volio
Pemeriksaan radiology
J. PENATALAKSANAAN MEDIS
Begitu penyakit mulai timbul, kelumpuhan sering kali tidak tertangani lagi karena ketidakadaan
obat yang dapat menyembuhkannya. Antibiotika yang biasanya digunakan untuk membunuh virus
juga tidak mampu berbuat banyak. Rasa sakit dapat diatasi dengan memberikan aspirin atau
acetaminophen, dan mengompres dengan air hangat pada otot-otot yang sakit
1) Poliomielitis Aboratif
Diberikan analgetk dan sedative
Diet adekuat
Istirahat sampai suhu normal untuk beberapa hari,sebaiknya dicegah aktifitas yang berlebihan
selama 2 bulan kemudian diperiksa neurskeletal secara teliti.
2) Poliomielitis Non Paralitik
Sama seperti aborif
Selain diberi analgetika dan sedative dapat dikombinasikan dengan kompres hangat selama
15 30 menit,setiap 2 4 jam.
3) Poliomielitis Paralitik
Perawatan dirumah sakit
Istirahat total
Selama fase akut kebersihan mulut dijaga
Fisioterafi
Akupuntur
Interferon
Poliomielitis asimtomatis tidak perlu perawatan.Poliomielitis abortif diatasi dengan istirahat 7
hari jika tidak terdapat gejala kelainan aktifitas dapat dimulai lagi.Poliomielitis paralitik/non paralitik
diatasi dengan istirahat mutlak paling sedikit 2 minggu perlu pemgawasan yang teliti karena setiap
saat dapat terjadi paralysis pernapasan.
Fase Akut :
Analgetik untuk rasa nyeri otot.Lokal diberi pembalut hangat sebaiknya dipasang footboard
(papan penahan pada telapak kaki) agar kaki terletak pada sudut yang sesuai terhadap
tungkai. Pada poliomielitis tipe bulbar kadang-kadang reflek menelan tergaggu sehingga
dapat timbul bahaya pneumonia aspirasi dalam hal ini kepala anak harus ditekan lebih rendah
dan dimiringkan kesalah satu sisi.
1. Pengkajian
a. Riwayat kesehatan
1)
Riwayat penyakit
a)
b)
c)
b. Pemeriksaan fisik
1) keadaan umum
2) Pemeriksaan persistem
3) Sistem persepsi dan sensori
Pemeriksaan motorik
5) System pernafasan
6) System gastrointestinal
7) System kardiovaskuler
8) System integument
9) System perkemihan
2. Diagnosa keperawatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
3. Perencanaan Keperawatan
No
a.
Diagnosa
NOC
Keperawatan
Nyeri Akut b.d Agen Setelah
dilakukan
NIC
tindakan Manajemen Nyeri :
kriteri:
Melaporkan
ketidaknyamanan
nyeri
berkurang / hilang
teknik
komunikasi
terapeutik
untuk
mengetahui
dan
menemukan
dukungan.
Gunakan
hilang
- Lama nyeri berkurang
nyeri
(suhu
hilang
- Dapat istirahat
- Skala
nyeri
berkurang
(farmakologi,
non
menurun
-
Berikan
analgesik
untuk
mengurangi nyeri
-
b.
b.d
dilakukan
asuhan
Kerusakan
Neuromuskular,
Koreksi tingkat
kemampuann
Kekakuan Sendi
Klien
dapat
melakukan
3 : Klien butuh bantuan banyak
Penampilan seimbang
Menggerakkan
otot
dan
sendi
-
gerak
Mampu
pindah
tempat -
tanpa bantuan
-
c.
dilakukan
Nafas
Kelumpuhan
respirasi.
dengan kriteria :
-
RR normal 30 60 x/menit
K/u baik
dilakukan
Konsultasi
dengan
fisioterapi
latihan
dan
pengulanagn
untuk
setiap
gerakan.
secara bertahap
- Dapat melakukan kegiatan
melakukan
sehari-hari
aktivitas motorik
setiap
latihan
dan
prosedurnya.
-
d.
dilakukan
mampu
meningkatkan
Bantu
pasien
untuk
duduk
apabila memungkinkan
-
Bantu
pasien
memfleksikan
- Mampu
makanan
mempertahankan
di
dalam
mulut
Bantu
pasien
untuk
ia bisa
tentang
dan
kebutuhan
modifikasi
diet,
Ketidakseimbangan
Setelah
dilakukan
- Mineral cukup
- Karbohidrat cukup
- Vitamin cukup
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka kelompok IX (Sembilan) menarik sebuah kesimpulan yaitu
Poliomyelitis atau Polio, adalah penyakit paralisis atau lumpuh yang disebabkan oleh virus. Penyakit
polio atau poliomielitis paralitik sudah dikenal sejak akhir abad 18, bahkan mungkin sejak jaman
Mesir kuno. Penyakit ini disebabkan oleh virus polio, anggota genus Enterovirus, famili
Picornaviridae. Sampai sekarang telah diisolasi 3 strain virus polio yaitu tipe 1 (Brunhilde), tipe 2
(Lansing), dan tipe 3 (Leon). Infeksi dapat terjadi oleh satu atau lebih tipe tersebut. Epidemi yang
luas biasanya disebabkan oleh tipe 1. Virus ini relatif tahan terhadap hampir semua desinfektan
(etanol, isopropanol, lisol, amonium kuartener, dll). Virus ini tidak memiliki amplop lemak sehingga
tahan terhadap pelarut lemak termasuk eter dan kloroform. Virus ini dapat diinaktifasi
oleh formaldehid, glutaraldehid, asam kuat, sodium hipoklorit, dan klorin. Virus polio menjadi inaktif
dengan pemanasan di atas 42 derajat Celcius. Selain itu, perlu dilakukan proses keperawatan mulai
dari pengkajian, diagnosa dan perencanaan keperawatan.
B. Saran
Agar makalah ini lebih berkesinambungan kita harus memahami bagaimana asuhan keperawatan
pasien polio. Selain itu kita juga harus mengetahui dan memahami penanganan pada pasien polio.
Oleh karena itu, kami kelompok IX (sembilan) sepenuhnya mengadari bahwa makalah ini masih
kurang dari sempurna, hal ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami
milikiserta referensi yang ada. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan kelompok IX (sembilan) pada khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wilkinson Judith M., 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan Dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7, Jakarta: Buku Kedokteran, EGC.
Made Sumarwati, S.Kp, Mn., Ns., dkk, 2010, NANDA International Diagnosis
Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009 2011, Editor: T. Heather Herdman, PhD, RN., Editor
Edisi Bahasa Indonesia: Monica Ester, S.Kp., Jakarta: Buku Kedokteran, EGC.