Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Di dalam rongga dada sebelah depan (cavum mediastinum arteriol), sebelah kiri bawah dari
pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya dibelakang kiri ICS 5 dan ICS 6
dua jari dibawah papilla mammae. Pada tempat itu teraba adanya pukulan jantung yang
disebut Ictus Cordis.
c. Ukuran
Kurang lebih sebesar kepalan tangan dengan berat kira-kira 250-300 gram.
d.
Lapisan
Endokardium :Lapisan jantung sebelah dalam, yang menutupi katup jantung.
Miokardium :Lapisan inti dari jantung yang berisi otot untuk berkontraksi.
Perikardium :lapisan bagian luar yang berdekatan dengan pericardium viseralis.
Jantung sebagai pompa karena fungsi jantung adalah untuk memompa darah sehingga
dibagi jadi dua bagian besar, yaitu pompa kiri dan pompa kanan. Pompa jantung kiri:
peredaran darah yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh dimulai dari ventrikel kiri-aortaarteri-arteriola-kapiler-venula-vena cava superior dan inferior-atrium kanan. Pompa jantung
kanan: peredaran darah kecil yang mengalirkan darah ke pulmonal, dimulai dari ventrikel
kanan-arteri pulmonalis-4 vena pulmonalis-atrium kiri.
Gerakan jantung terdapat dua jenis, yaitu konstriksi (sistol) dan relaksasi (diastole) dari
kedua atrium, terjadi serentak yang disebut sistol atrial dan diastole atrial. Konstriksi
ventrikel kira-kira 0,3 detik dan tahap dilatasi selama 0,5 detik. Konstriksi kedua atrium
pendek, sedang konstriksi ventrikel lebih lama dan lebih kuat. Daya dorong dari vantrikel kiri
harus lebih kuat karena harus mendorong darah ke seluruh tubuh untuk mempertahankan
tekanan darah sistemik.
Meskipun ventrikel kanan juga memompakan darah yang sama, tapi tugasny hanya
mengalirkan darah ke sekitar paru-paru dimana tekanannya lebih rendah.
4. PATOFISIOLOGI
Bila reservasi jantung (cardiac reserved) normal untuk berespons terhadap stres tidak
adekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, maka jantung gagal untuk melakukan
tugasnya sebagai pompa,dan akibatnya terjadi gagal jantung. Demikian juga, pada tingkat
awal, disfungsi komponen pompa secara nyata dapat mengakibatkan gagal jantung. Jika
reservasi jantung normal mengalami kepayahan dan kegagalan, respons fisiologis tertentu
pada penurunan curah jantung adalah penting. Semua respons ini menunjukkan upaya tubuh
untuk mempertahankan perfusi organ vital tetap normal. Terhadap empat mekanisme respons
primer terhadap gagal jantung meliputi :
a.
volume darah dengan mengurangi aliran darah ke organ-organ yang rendah metabolismenya
seperti kulit dan ginjal. Hal ini bertujuan agar perfusi ke jantung dan otak dapat
dipertahankan. Venokonstriksi akan meningkatkan aliran balik vena kesisi kanan jantung,
untuk selanjutnya menambah kekuatan kontraksi sesuai dengan hukum starling.
Aktivitas sistem saraf simpatis yang berlebihan menyebabkan peningkatan kadar
noradrenalin plasma, yang selanjutnya akan menyebabkan vasokonstriksi, takikardia, serta
retensi garam dan air. Aktivitas simpatis yang berlebihan juga dapat menyebabkan nekrosis
sel otot jantung. Perubahan ini dapat dihubungkan dengan observasi yang menunjukkan
bahwa penyimpanan norepinefrin pada miokardium menjadi berkurang pada gagal jantung
kronis.
b. Peningkatan Beban Awal melalui Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron
Aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA) menyebabkan retensi natrium
dan air oleh ginjal, meningkatkan volume ventrikel, dan regangan serabut. Peningkatan beban
awal ini akan menambah kontraktilitas miokardium sesuai dengan hukum starling.
Mekanisme pasti yang mengakibatkan aktivasi sistem RAA pada gagal jantung masih belum
jelas. Sistem RAA bertujuan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit yang adekuat serta
mempertahankan tekanan darah.
Renin adalah enzim yang disekresikan oleh sel-sel juxtaglomerulus, yang terletak
berbatasan dengan arteriol renal aferen dan bersebelahan dengan makula densa pada tubulus
distal. Renin merupakan enzim yang mengubah angiotensinogen (sebagian besar berasal dari
hati) menjadi angiotensin I.
c. Hipertrofi ventrikel
Respons terhadap kegagalan jantung lainnya adalah hipertrofi ventrikel atau
bertambahnya ketebalan dinding ventrikel. Hipertrofi meningkatkan jumlah sarkomer dalam
sel-sel miokardium; bergantung pada jenis beban hemodinamika yang mengakibatkan gagal
jantung. Sarkomer dapat bertambah secara paralel atau serial. Sebagai contoh, suatu beban
tekanan yang ditimbulkan oleh adanya stenosis aorta,akan disertai penambahan ketebalan
dinding tanpa penambahan ukuran ruang di dalamnya. Respons miokardium terhadap beban
volume seperti pada regurgitasi aorta, ditandai dengan dilatasi dan bertambahnya ketebalan
dinding. Kombinasi ini diduga merupakan akibat dari bertambahnya jumlah sarkomer yang
tersusun secara serial. Kedua pola hipertrofi ini dikenal sebagai hipertrofi konsentris dan
hipertrofi eksentris.
d. Volume cairan berlebihan (overload volume).
Remodelling jantung terjadi agar dapat menghasilkan volume sekuncup yang besar.
Karena setiap sarkomer mempunyai jarak pemendekan puncak yang terbatas, maka
peningkatan volume ventrikel. Pelebaran ini membutuhkan ketegangan dinding yang lebih
besar agar dapat menimbulkan tekanan intraventrikel yang sama sehingga membutuhkan
peningkatan jumlah miofibril paralel. Sebagai akibatnya, terjadi peningkatan ketebalan
dinding ventrikel kiri. Jadi, volume cairan berlebihan menyebabkan pelebaran ruang dan
hipertrofi eksentrik.
Keempat respons ini adalah upaya untuk mempertahankan curah jantung.
Mekanismemekanisme ini mungkin memadai untuk mempertahankan curah jantung pada
tingkat normal atau hampir normal pada gagal jantung dini dan pada keadaan istirahat. Tetapi,
kelainan pada kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampa pada saat
beraktivitas. Dengan berlanjutnya gagal jantung, maka kompensasi akan menjadi semakin
kurang efektif.
5. TANDA DAN GEJALA
a.
b.
c.
d.
e.
c. ELEKTROKARDIOGRAFI
Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) meskipun memberikan informasi yang
berkaitan dengan penyebab, tetapi tidak dapat memberikan gambaran yang spesifik. Pada
hasil pemeriksaan EKG yang normal perlu dicurigai bahwa hasil diagnosis salah.
Pada pemeriksaan EKG untuk klien untuk gagal jantung dapat ditemukan kelainan EKG
seperti di berikut ini.
1) Left bundle branch block, kelainan segmen ST/T menunjukkan disfungsi ventrikel kiri
kronis;
2) Gelombang Q menunjukkan infark sebelumnya dan kelainan segmen ST menunjukkan
penyakit jantung iskemik.
3) Hipertrofi ventrikel kiri dan gelombang T terbalik: menunjukkan stenosis aorta dan penyakit
jantung hipertensi.
4) Aritmia;
5) Deviasi aksis kekanan, right bundle branch block, dan hipertrofi ventrikel kanan
menunjukkan disfungsi ventrikel kanan.
7. PENGOBATAN
Respons fisiologis pada gagal jantung memberikan rasional untuk tindakan. Sasaran
penatalaksanaan gagal jantung kongestif adalah:
Menurunkan kerja jantung;
Meningkatkan curah jantung dan kontraktilitas miokardium;
Menurunkan retensi garam dan cairan.
a.
b.
c.
a. TERAPI OKSIGEN
Pemberian oksigen terutama ditujukan pada klien dengan gagal jantung yang
disertai dengan adema paru. Pemenuhan oksigen akan mengurangi kebutuhan miokardium
akan oksigen dan membantu memenuhi kebutuhan oksigen tubuh.
b. TERAPI NITRAT DAN VASOLIDATOR KORONER
Penggunaan nitrat, baik secara akut maupun kronik, sangat dianjurkan dalam
penatalaksanaan gagal jantung. Jantung mengalami unloaded (penurunan afterload-beban
akhir) dengan adanya vasolidatasi perifer. Peningkatan curah jantung lanjut akan menurunkan
pulmonary artery wedge pressure (pengukuran yang menunjukkan derajat kongesti vaskular
pulmonal dan beratnya gagal ventrikel kiri) da penurunan pada konsumsi oksigen
miokardium.
c.
TERAPI DIURETIK
Selain tirah baring, klien dengan gagal jantung perlu pembatasan garam dan air
serta pemberian diuretik baik oral atau parenteral. Tujuannya agar menurunkan preload
(beban awal) dan kerja jantung. Diuretik memiliki efek anti hipertensi dengan meningkatkan
pelepasan air dan garam natrium. Hal ini menyebabkan penurunan volume cairan dan
menurunkan tekanan darah. Jika garam natrium ditahan, air juga akan tertahan dan tekanan
darah akan meningkat. Banyak jenis diuretik yang menyebabkan pelepasan elektrolitelektrolit lainnya, yaitu kalium, magnesium, klorida, dan bikarbonat. Diuretik yang
meningkatkan ekskresi kalium digolongkan sebagai diuretik yang tidak menahan kalium.
d. TERAPI DIGITALIS
Digitalis, salah satu dari obat-obatan tertua, dipakai sejak tahun 1200, dan hingga
saat ini diuretik masih terus digunakan dalam bentuk yang telah dimurnikan. Digitalis
dihasilkan dari tumbuhan foxglove ungu dan putih dan dapat bersifat racun. Pada tahun 1785,
William Whitering dari inggris menggunakan digitalis untuk menyembuhkan sakit
bengkak, yaitu edema pada ekstremitas akibat insufisiensi ginjal dan jantung. Dimasa itu,
Withering tidak menyadari bahwa sakit bengkak tersebut merupakan akibat dari gagal
jantung.
Digitalis adalah obat utama untuk meningkatkan kontraktilitas. Digitalis bila
diberikan dalam dosis yang sangat besar dan diberikan secara berulang dengan cepat, kadangkadang menyebabkan klien mengalami mabuk, muntah, pandangan kacau, objek yang terlihat
tampak hijau dan kuning, klien melakukan gerakan yang sering dan kadang-kadang tidak
mampu untuk menahannya. Digitalis juga menyebabkan sekresi urine meningkat, nadi lambat
hingga 35 denyut dalam satu menit, keringat dingin, kekacauan mental, sinkope dan
kematian. Digitalis juga bersifat laksatif.
Pada kegagalan jantung, digitalis diberikan dengan tujuan memperlambat
frekuensi ventrikel dan meningkatkan kekuatan kontraksi serta meningkatkan efesiensi
jantung. Saat curah jantung meningkat, volume cairan yang melewati ginjal akan meningkat
untuk difiltrasi dan diekskresi, sehingga volume intravaskuler menurun.
e.
f. TERAPI SEDATIF
Pada keadaan gagal jantung berat, pemberian sedatif dapat mengurangi kegelisahan. Obatobatan sedatif yang sering digunakan adalah phenobarbital 15-30 mg empat kali sehari
dengan tujuan untuk mengistirahatkan klien dan memberi relaksasi pada klien.
KONSEP ASUHAN KERERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Gagal jantung adalah suatu sindrom klinis yang ditandai oleh sejumlah gejala dn tanda,
serta disebabkan oleh berbagai kelainan jantung seperti gangguan irama jantung, gangguan
Pengkajian Psikososial
Perubahan integritas ego yang ditemukan pada klien adalah klien menyangkal,
takut mati, perasaan ajal sudah dekat, marah pada penyakit/perawatan yang tak perlu, kuatir
tentang keluarga, pekerjaan, dan keuangan. Kondisi ini ditandai dengan sikap menolak,
menyangkal, cemas, kurang kontak mata, gelisah, marah, perilaku, menyerang, dan fokus
pada diri sendiri.
Interaksi sosial dikaji terhadap adanya stres karena keluarga, pekerjaan, kesulitan
biaya ekonomi, dan kesulitan koping dengan stresor yang ada. Kegelisahan dan kecemasan
terjadi akibat gangguan oksigenasi jaringan, stres akibat kesakitan bernafas dan pengetahuan
bahwa jantung tidak berfungsi dengan baik. Penurunan lebih lanjut dari curah jantung dapat
terjadi ditandai dengan adanya keluhan insomnia atau tampak kebingungan.
2.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien gagal jantung biasanya baik atau
compos mentis dan akan berubah sesuai tingkat gangguan perfusi sistem saraf pusat.
Breathing
Kongesti Vaskular Pulmonal
Gejala-gejala kongesti vaskular pulmonal adalah dispnea, ortopnea, dispnea nokturnal
paroksismal, batuk, dan edema pulmonal akut.
Dispnea
Dispnea, dikarakteristikan dengan pernafasan cepat, dangkal dan keadaan yang menunjukkan
bahwa klien sulit mendapatkan udara yang cukup, yang menekan klien.
Ortopnea
Ortopnea, ketidakmampuan untuk berbaring datar karena dispnea, adalah keluhan umum lain
dari gagal ventrikel kiri yang berhubungan dengan kongesti vaskular pulmonal.
Dispnea Nokturnal Paroksismal
Dispnea nokturnal paroksismal (DNP) adalah keluhan yang dikenal baik oleh klien yaitu
klien biasanya terbangun di tengah malam karena mengalami nafas pendek yang hebat.
Dispnea nokturnal paroksismal diperkirakan disebabkan oleh perpindahan cairan dari
jaringan ke dalam kompartemen intravaskular sebagai akibat dari posisi telentang. Dengan
peningkatan tekanan hidrostatik ini, sejumlah cairan keluar masuk ke area jaringan secara
normal. Namun, dengan posisi telentang.
Batuk
Batuk iritatif adalah salah satu gejala dari kongesti vaskular pulmonal yang sering tidak
menjadi perhatian tetapi dapat merupakan gejala dominan. Batuk ini dapat produktif tetapi
biasanya kering dan batuk pendek. Gejala ini dihubungkan dengan kongestif mukosa bronkial
dan berhubungan dengan peningkatan produksi mukus.
Edema Pulmonal
Edema Pulmonal akut adalah gambaran klinis paling bervariasi dihubungkan dengan kongesti
vaskular pulmonal. Edema pulmonal akut ini terjadi bila tekanan kapiler pulmonal melebihi
a.
1)
2)
3)
4)
5)
tekanan yang cenderung mempertahankan cairan di dalam saluran vaskular (kurang lebih 30
mmHg). Edema pulmonal akut dicirikan oleh dispnea hebat, batuk, ortopnea, ansietas,
sianosis, berkeringat, kelainan bunyi pernafasan, dan sangat nyeri dada dan sputum berwarna
merah muda, berbusa yang keluar dari mulut. Ini memerlukan kedaruratan medis dan harus
ditangani dengan cepat dan tepat.
b. Blood
1) Inspeksi
Inspeksi tentang adanya parut pada dada, keluhan kelemahan fisik, dan adanya edema
ekstremitas.
2) Palpasi
Denyut nadi perifer melemah. Thrill biasanya ditemukan.
3) Auskultasi
Tekanan darah biasanya menurun akibat penurunan volume sekuncup. Bunyi jantung
tambahan akibat kelainan katup biasanya ditemukan apabila penyebab gagal jantung adalah
kelainan katup.
4) Perkusi
Batas jantung mengalami pergeseran yang menunjukkan adanya hipertrofi jantung
(kardiomegali)
5) Penurunan Curah Jantung
Gejala ini mungkin timbul pada tingkat curah jantung rendah kronis dan merupakan keluhan
utama klien. Namun, gejala ini tidak spesifik dan sering dianggap sebagai depresi, neurosis,
atau keluhan fungsional. Oleh karena itu, kondisi ini secara potensial merupakan indikator
penting penyimpangan fungsi pompa yang sering tidak diperhatikan dan klien juga diberi
keyakinan yang tidak tepat atau diberi tranquilizer atau sediaan yang dapat meningkatkan
suasana hati (mood).
6) Bunyi Jantung dan Crackles
Tanda fisik yang berkaitan dengan kegagalan ventrikel kiri yang dapat dikenal dengan mudah
adalah adanya bunyi jantung ketiga dan keempat (S3,S4) dan crackles pada paru-paru. S4
atau gallop atrium, dihubungkan dengan dan mengikuti kontraksi atrium dan terdengar paling
baik dengan bell stetoskop yang ditempatkan dengan tepat pada apeks jantung. Klien diminta
untuk berbaring pada posisi miring kiri untuk mendapatkan bunyi. Bunyi S4 ini terdengar
sebelum bunyi jantung pertama (S1) dan tidak selalu merupakan tanda pasti kegagalan
kongestif, tetapi dapat menunjukkan adanya penurunan komplians (peningkatan kekakuan)
miokardium. Hal ini mungkin merupakan indikasi awal (premonitori) menuju kegagalan.
Bunyi S4 umumnya ditemukan pada klien dengan infark miokardium akut dan mungkin tidak
mempunyai prognosis bermakna, tetapi mungkin menunjukkan kegagalan yang baru terjadi.
S3 atau gallop ventrikel adalah tanda penting dari gagal ventrikel kiri dan pada orang dewasa
hampir tidak pernah ditemukan kecuali jika ada penyakit jantung signifikan. Crackles atau
ronkhi basah halus secara umum terdengar pada dasar posterior paru dan sering dikenal
sebagai bukti gagal ventrikel kiri, dan memang demikian sesungguhnya. Sebelum crackles
ditetapkan sebagai kegagalan pompa jantung, klien harus diintruksikan untuk batuk dalam
yang bertujuan membuka alveoli basilaris yang mungkin mengalami kompresi karena berada
di bawah diafragma.
7) Disritmia
Karena peningkatan frekuensi jantung adalah respons awal jantung terhadap stres, sinus
takikardia mungkin dicurigai dan sering ditemukan pada pemeriksaan klien dengan kegagalan
pompa jantung.
8) Distensi Vena Jugularis
Bila ventrikel kanan tidak mampu berkompensasi terhadap kegagalan ventrikel. Kiri, akan
terjadinya dilatasi dari ruang ventrikel, peningkatan volume, dan tekanan pada diastolik akhir
ventrikel kanan, tahanan untuk mengisi ventrikel, dan peningkatan lanjut pada tekanan atrium
kanan. Peningkatan tekanan ini akan diteruskan ke hulu vena kava dan dapat diketahui
dengan peningkatan pada tekanan vena jugularis.
9) Kulit Dingin
Kegagalan arus darah ke depan (forward failure) pada ventrikel kiri menimbulkan tandatanda yang menunjukkan berkurangnya perfusi ke organ-organ. Karena darah dialihkan dari
organ-organ nonvital ke organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk mempertahankan
perfusinya, maka manifestasi paling awal dari gagal kedepan yang lebih lanjut adalah
berkurangnya perfusi organ-organ seperti kulit dan otot-otot rangka. Kulit tampak pucat dan
terasa dingin karena pembuluh darah perifer mengalami vasokonstriksi dan kadar hemoglobin
yang tereduksi meningkat. Sehingga akan terjadi sianosis.
10) Perubahan Nadi
Pemeriksaan denyut arteri selama gagal jantung akan menunjukkan denyut yang cepat dan
lemah.
Denyut jantung yang cepat atau takikardia, mencerminkan respons terhadap perangsangan
saraf simpatik.
Penurunan yang bermakna dari volume sekuncup dan adanya vasokonstriksi perifer akan
mengurangi tekanan nadi (perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik) dan menghasilkan
denyut yang lemah atau thready pulse.
Hipotensi sistolik ditemukan pada gagal jantung yang lebih berat.Selain itu, pada gagal
jantung kiri yang berat dapat timbul pulsus alternans atau gangguan pulsasi, suatu perubahan
dari kekuatan denyut arteri.
c. Brain
Kesadaran klien biasanya compos mentis. Sering ditemukan sianosis perifer apabila terjadi
gangguan perfusi jaringan berat. Pengkajian objektif klien meliputi wajah meringis,
menangis, merintih, meregang, dan menggeliat.
e. Bladder
Pengukuran volume output urine selalu dihubungkan dengan intake cairan. Perawat perlu
memonitor adanya oliguria karena merupakan tanda awal dari syok kardiogenik. Adanya
edema ekstremitas menunjukkan adanya retensi cairan yang parah.
e. Bowel
1.) Hepatomegali
Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi akibat pembesaran
vena di hepar. Bila proses ini berkembang, maka tekanan dalam pembuluh portal meningkat
sehingga cairan terdorong masuk ke rongga abdomen, suatu kondisi yang dinamakan asites.
Pengumpulan cairan dalam rongga abdomen ini dapat menyebabkan tekanan pada diafragma
sehingga klien dapat mengalami distres pernafasan.
2.) Anoreksia
Anoreksia (hilangnya selera makan ) dan mual terjadi akibat pembesaran vena dan stasis vena
di dalam rongga abdomen.
f. Bone
1.) Edema
Edema sering dipertimbangkan sebagai tanda gagal jantung yang dapat dipercaya dan tentu
saja, ini sering ditemukan bila gagal ventrikel kanan telah terjadi. Ini sedikitnya merupakan
tanda yang dapat dipercaya bahwa telah terjadi disfungsi ventrikel.
Edema dimulai pada kaki dan tumit (edema dependen dan secara bertahap akan meningkat
hingga ke bagian tungkai dan paha akhirnya ke genitalia eksterna dan tubuh bagian bawah).
Pitting edema merupakan cara pemeriksaan edema di masa edema akan tetap cekung setelah
penekanan ringan dengan ujung jari, dan akan jelas terlihat setelah terjadi retensi cairan
minimal sebanyak 4,5 kg.
2.) Mudah lelah
Klien dengan gagal jantung akan cepat merasa lelah, hal ini terjadi akibat curah jantung yang
berkurang yang dapat menghambat sirkulasi normal dan suplai oksigen ke jaringan dan
menghambat pembungan sisa hasil katabolisme. Gejala-gejala ini dapat dipicu oleh
ketidakseimbangan cairan dan elektrolit atau anoreksia.
2. PENYIMPANGAN KDM
3. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Aktual/ risiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan dengan penurunan
kontraktilitas ventrikel kiri, perubahan frekuensi, irama, konduksi ektrikal.
b. Aktual/ risiko tinggi gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan pemberesan cairan,
kongesti paru akibat sekunder dari perubahan membrane kapiler alveoli dan retensi cairan
intertensial.
c. Aktual/ risiko tinggi gangguan perfusi perifer yang berhubungan dengan menurunkan curah
jantung.
4. RENCANA KEPERAWATAN
Aktualisasi/resiko tinggi penurunan curah jantung yang berhubungan dengan
penurunankontraktilitas ventrikal kiri, perubahan frekuensi, irama, konduksi
elektrikal.
Ditandai dengan: peningkatan frekuensi jantung (takikardia), distrimia perubahan
gambaran pola EKG, perubahan tekanan darah (TD) (hipotensi/hipertensi), bunyi jantug
ekstra (S3,S4) tidak terdengar, penurunan output urine, nadi parifer tidak teraba, kulit
dingin (kusam), diaforesis, ortopnea, krakles, distensi vena jugularis, pembesaran hepar,
edema ekstremitas, dan nyeri dada.
Tujuan: dalam waktu 3x24 jam, penurunan curah jantung dapat teratasidan tanda vital
dalam batas yang dapat diterima (distrimia terkontrol atau hilang), dan bebas gejala
gagal jantung (parameter hemodinamika dalam batas normal), output urine adekuat.
Kriteria evalasi: klien akan melaporkan penurunan episode dispnea, berperan dalam
aktivitas yang dapat mengurangi beban kerja jantung, tekanan darah dalam batas nrmal
(120/80 mmHg, nadi 80x/menit), tidak terjadi aritmia, deyut jantung dan irama jantung
Rasional
Berjongkok
Berjongkok meningkatkan aliran balik
vena dan resistensi secara simultan
menyebabkan kenaikan volume sekuncup
(stroke volume) dan tekanan arterial.
Peregangan ventrikelkiri bertambah akan
meningkatkan beban kerja jantung secara
simultan.
Latihan isometrik
Latihan isometrik : mengepal-ngepalkan
tangan (handgrip) secara terus menerus
selama 20-30 detik meningkatkan
resistensi arterial sistematis, tekanan
darah, dan ukuran jantung. Latihan ini
akan meningkatkan beban kerja jantung.
Vasodilator:
1.
2.
Digoxin (lanoxin)
4.
Captopril (capoten)
5.
Lisinopril (prinvil)
6.
Enapril (vasotec)
Morfin sulfat
Tranqulilizer/sedatif
Tujuan : dalam waktu 3x24 jam tidak ada keluhan sesak atau terdapat perubahan respon sesak
napas.
Kriteria evaluasi : secara subjektif klien menyatakan penurunan sesak napas, secara objektif
didapatkan tanda vital dalam baats normal (RR 16-20x/menit), tidak ada penggunaan otot
bantu napas, analisa gas darah dalam batas normal.
Intervensi
Rasional
Kolaborasi :
Rasional
Catat murmur
Kolaborasi
- Pertahankan jalur masuk pemberian heparin (IV)
sesuai indikasi.
4. EVALUASI
Diagnosa 1 :
1. Melaporkan penurunan episode dispnea, angina.
2. Ikut serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung
Diagnosa 2 :
a. RR Normal
b. Tak ada bunyi nafas tambahan dan penggunaan otot Bantu pernafasan
c. GDANormal
Diagnosa 3:
a. Pasien mampu mendemonstrasikan penggunaan teknik relaksasi.
b. Pasien menunjukkan menurunnya tegangan, rileks dan mudah bergerak.
DAFTAR PUSTAKA