Vous êtes sur la page 1sur 4

STATION BEDAH

Skenario :
Tn. Y (70 tahun) dibawa ke IGD dengan rujukan dari dokter praktek umum karena tidak bisa
kencing sejak 1 hari SMRS. Sebelumnya pasien merasa sulit kencing sejak 2 minggu lalu,
kencing susah keluar dan terputus putus.
Soal :
1. Lakukan anamnesis
2. Lakukan pemeriksaan fisik sesuai kasus
3. Lakukan pemasangan kateter
Check-list
No Aspek yang dinilai
Anamnesis perkenalan, membina sambung rasa, melengkapi
identitas pasien
1. Mengucap salam, memperkenalkan identitas pemeriksa dan
mempersilahkan pasien duduk dengan sopan (kontak mata,
senyum, jabat tangan)
selamat pagi ibu perkenalkan saya dr.D yang bertugas disini,
silahkan duduk, bu. Ada yang bisa saya bantu?
2. Jelaskan pada pasien bahwa anda perlu identitas lengkap
pasien dan akan mencatat hasil anamnesis mereka.
Menunjukan empati (verbal/prilaku/perhatian) dan Menjadi
pendengar yang baik dan biarkan pasien menceritakan
riwayatnya tanpa merasa di interupsi.
sebelumnya saya akan menanyakan identitas ibu dan anak
ibu terlebih dahulu dan saya juga akan mencatat semua
wawancara dan pemeriksaan ibu hari ini.
- Nama lengkap
- Umur
- Jenis kelamin
- Alamat
- Pekerjaan
- Tingkat pendidikan
- Suku bangsa
- Agama
Anamnesis
3. Menanyakan keluhan utama pasien.
- KU : tidak bisa kencing.
4. Menggali keluhan utama pasien:
- Sudah berapa lama?
- Mendadak atau perlahan (gradual)?
- Perjalanan penyakit? Apakah berulang? Terus menerus?
5. Menanyakan keluhan penyerta serta faktor yang meringankan
atau memberatkan keluhan?
6. Menanyakan riwayat pengobatan
7. Menanyakan riwayat masuk rumah sakit dan riwayat penyakit
dahulu

Skor
0

Pemeriksaan Fisik
8. Mencuci tangan 7 langkah dengan benar di tempat yang
disediakan
9. Meminta kesediaan pasien untuk dilakukan pemeriksaan fisik
10. Status Generalis : (dilakukan secara singkat)
11. Melakukan pemeriksaan fisik sesuai kasus:
- Rectal toucher (verbalkan saja)
- Pemeriksaan genitalia eksterna (Penis, Meatus Uretra
Eksternum)
- Memeriksa apakah ada kontrindikasi pemasangan kateter
12. Menjelaskan indikasi, tujuan dari pemasangan kateter dan
meminta persetujuan pasien secara lisan dan tertulis
13. Menempatkan diri di sebelah kanan penderita dan membina
sambung rasa
14. Memposisikan pasien telentang dengan membuka pakaian
(celana) dan membuat pasien dalam posisi relaks
15. Mempersiapkan Alat
- Menyiapkan alat-alat yang akan digunakan :
a. Sabun untuk cuci tangan
b. Handscoon
c. Spuit 10 cc/ 20 cc
d. Kapas alcohol
e. Jelly
f. Lidocain
g. Kateter uretra
h. Aquades flash 25 cc
i. Hifafix
j. Bengkok
k. Urine bag (pasang ke kateter jika tidak ada asisten)
16. Melakukan prosedur pemasangan kateter
- Cuci tangan kemudian memakai handscoon
- Melakukan prosedur sepsis asepsis penis dan sekitarnya
- Memasang duk steril
- Memegang penis dengan tangan kiri, lakukan lubrikasi
dengan memasukkan jelly dengan tangan kanan
- Sambungkan kateter dengan urine bag
- Masukkan keteter uretra dengan tangan kanan secara
gentle
- Pastikan kateter telah masuk, masukkan aquades untuk
mengembangkan balon kateter
- Lakukan fiksasi pada inguinal
17. Menjelaskan bahwa pemasangan telah selesai dan meminta
pasien mengenakan pakaiannya kembali

PEMASANGAN FOLEY KATETER

Penting: pasien dengan kecurigaan ruptur uretra (misalnya dengan


adanya bloody discharge) merupakan kontraindikasi pemasangan
foley kateter.
Kontraindikasi: Kecurigaan ruptur uretra
Key points pada pemasangan kateter uretra :
Persiapan alat dan bahan
desinfeksi
lubrikasi
insersi kateter secara gentle
jangan lupa memasukkan aquadest sebagai isi balon kateter,
bukan NaCl atau
cairan lainnya
Fiksasi kateter ke inguinal
Biasanya yang coba dilakukan adalah dengan pemasangan kateter
foley. Rekomendasi foley kateter yang dipakai adalah yang berukuran
16Fr. Bila gagal bisa dicoba dinaikkan ukurannya menjadi 18Fr. Dinaikkan
ukurannya karena ukuran yang sedikit lebih besar biasanya lebih rigid /
kaku.
Bila sudah dicoba menaikkan ukuran kateter dan masih gagal, dapat
dicoba menekan kateter agak lama secara gentle. Kadang pada pria tua
sphinkter nya peka sehingga mudah spasme. Dengan menekan kateter
sphinkter selama 1-2 menit diharapkan sphinkter akan membuka dan
kateter bisa masuk. Jika usaha ini juga gagal, sebaiknya jangan
dipaksakan melainkan dilanjutkan ke usaha selanjutnya yaitu dengan
menambah lubrikasi.

Lubrikasi Uretra
Lubrikasi uretra dengan menggunakan KY gel dan lidocain bertujuan
membuka uretra sehingga lebih memudahkan pemasangan kateter.
Bahan yang dipergunakan :
Spuit 20cc
KY gel 10cc
lidocain 5 ampul (total 10cc)
Prosedur:
1. Masukkan KY gel ke dalam spuit 20cc, kemudian ambil lidocain
dengan menggunakan spuit yang sama.
2. Campurkan sampai merata, lalu masukkan ke dalam uretra.
3. Selanjutnya dapat dicoba dilakukan insersi kateter uretra seperti yang
dijelaskan di bagian 1.

4. Bila terasa ada hambatan, maka sebaiknya tidak dilanjutkan usaha


pemasangan kateter uretra, melainkan langsung pada punksi supra
pubik.

Punksi Suprapubik
Punksi suprapubik adalah usaha terakhir drainase urine pada pasien
retensio urine yang dapat dilakukan.
Key points pada punksi suprapubik :
desinfeksi area punksi
punksi dapat dilakukan semipermanen dengan menggunakan surflo
paling besar yang ada, atau sekedar mengeluarkan urine dengan
spuit
punksi dilakukan 2 jari di atas simfisis pubis, midline, tegak lurus
terhadap kulit abdomen.
Jika punksi menggunakan surflo:
keluarkan jarum surflo, tinggalkan bagian lunak / plastik dari surflo
sambungkan surflo dengan infusion set
hubungkan ujung lain dari infusion set ke urine bag
fiksasi surflo sebaik-baiknya supaya dapat berfungsi dengan baik
cukup lama
biasanya akan dapat bertahan 1-2hari. Cukup untuk merujuk pasien
untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut dari dokter spesialis
bedah / urologi

Jika punksi menggunakan spuit biasa :


Sama seperti dengan surflo, desinfeksi lalu lakukan punksi 2 jari di
atas sinfisis pubis, tegak lurus kulit.
Sedot urin sampai spuit penuh, lepaskan spuit dari jarumnya dan
pertahankan jarum jangan sampai terlepas dari dari kulit.
Buang urine di spuit, lalu pasang lagi spuit ke jarum, sedot urine
yang masih ada dalam buli
lakukan berulang sampai buli kosong, lalu secepatnya rujuk pasien
untuk mendapat pertolongan lebih lanjut dari dokter spesialis bedah
/ urologi.

Vous aimerez peut-être aussi