Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
ISI
2.1
reaksi
terbentuknya
air
asam
tambang
batuan sulfida akan mudah teroksidasi dan bila bereaksi air dan
oksigen akan membentuk air asam tambang.
2. Air dari unit pengolahan batuan buangan
Material yang banyak terdapat pada limbah kegiatan
penambangan adalah batuan buangan ( waste rock ). Jumlah batuan
buangan ini akan semakin meningkat dengan bertambahnya
kegiatan penambangan. Sebagai akibatnya, batuan buangan yang
banyak mengandung sulfur akan berhubungan langsung dengan
udara terbuka membentuk senyawa sulfur oksida selanjutnya
dengan adanya air akan membentuk air asam tambang.
a. Air dari lokasi penimbunan batuan
Timbunan batuan yang berasal dari batuan sulfida dapat
menghasilkan air asam tambang karena adanya kontak langsung
dengan udara yang selanjutnya terjadi pelarutan akibat adanya
air.
b. Air dari unit pengolahan limbah tailing
Kandungan unsur sulfur di dalam tailing diketahui
mempunyai potensi dalam membentuk air asam tambang, pH
dalam tailing pond ini biasanya cukup tinggi karena adanya
penambahan hydrated lime untuk menetralkan air yang bersifat
asam yang dibuang kedalamnya. Air yang masuk ke dalam
tailing pond yang bersifat asam tersebut diperkirakan akan
menyebabkan limbah asam bila merembes keluar dari tailing
pond.
2.1.4 Mineral-Maineral Pembentuk Air Asam Tambang
Mineralmineral yang terdapat pada batuan penutup di daerah
asam
sulfat.
Dibawah
ini
menjelaskan
Rumus Senyawa
FeS2
FeS2
FexSx
Cu2S
CuS
Cu FeS2
MoS2
NiS
PbS
ZnS
Nama Senyawa
Pyrite
Marcasite
Pyrrhotite
Chalcosite
Covellite
Chalcopyrite
Molybdenite
Millerite
Galena
Sphalerite
1, besi
sulfida
teroksidasimelepaskan
besi
ferro,sulfatdanasam
Persamaan 2, besi ferro dalam persamaan dua akan teroksidasi
menjadi besi ferri
Persamaan 3, besi ferri dapat terhidrolisis dan membentuk ferri
hidrosida danasam.
Persamaan 4, besi ferro secara langsung bereaksi dengan pirit dan
berlaku sebagai katalis yang menyebabkan besi ferro yang sangat
besar, sulfat dan asam.
2.1.5 Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Air Asam Tambang (AAT)
Dampak yang dapat ditimbulkan akibat air asam tambang adalah
terjadinya pencemaran lingkungan, dimana komposisi atau kandungan
air di daerah yang terkena dampak tersebut akan berubah sehingga
dapat
mengurangi
kesuburan
tanah,
mengganggu
kesehatan
pengkaratan
pada
peralatan
tambang,
sehingga
perlu
cara :
1. Pencegahan atau pengendalian proses pembentukan asam Upaya
mencegah dapat dilakukan dengan cara :
a. Mengisolasi mineral sulfida Dengan memisahkan material yang
mengandung mineral sulfida dari air dan udara akan mencegah
terjadinya reaksi oksidasi.
b. Mengendalikan aliran air
- Mencegah aliran air permukaan masuk ke material asam
- Mencegah penyerapan air hujan pada material asam
- Mencegah aliran air tanah masuk pada lokasi material asam
2. Mengendalikan perpindahan air asam yang telah terbentuk Hal ini
dapat dilakukan dengan :
- Pembuatan saluran penirisan di sepanjang daerah sumber air
asam
- Pemasangan sistem pipa penirisan di bawah timbunan penghasil
air asam untuk selanjutnya dialirkan ke dalam kolam
pengendapan.
3. Menampung dan menetralkan air asam yang telah terbentuk
Komposisi air asam tambang terdiri dari asam sulfat dan besi
sulfat. Dalam hal ini besi sulfat berada dalam bentuk ferro (Fe2+)
ataupun ferri (Fe3+). Salah satu proses pengolahan terhadap air
asam tambang ini adalah proses netralisasi asam dengan senyawa
alkali, oksida besi (II) menjadi besi (III) yang tidak larut dan proses
sedimentasi untuk menghasilkan endapan yang berbentuk Fe3+.
Air asam yang terjadi ditampung pada kolam pengendapan
yang berfungsi sebagai sarana pemantauan kualitas air sekaligus
tempat penetralan air asam sebelum dilepaskan ke alam.
2.2
AIR TANAH
2.2.1 Pengertian Air Tanah
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau
bebatuan di bawah permukaan tanah. Air tanah merupakan salah
satusumber daya air yang keberadaannya terbatas dan kerusakannya
dapat mengakibatkan dampak yang luas serta pemulihannya sulit
dilakukan.
Menurut Budhikuswansusilo, air tanah (Groundwater) adalah
nama untuk menggambarkan air yang tersimpan di bawah tanah dalam
batuan yang permeabel. Periode penyimpanannya dapat berbeda
waktunya bergantung dari kondisi geologinya (beberapa minggu
tahun). Pergerakan air tanah dapat muncul ke permukaan, dengan
manifestasinya sebagai mata air (spring) atau sungai (river).
Menurut Herlambang (1996:5) air tanah adalah air yang
bergerak di dalam tanah yang terdapat didalam ruang antar butir-butir
tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk
lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air
tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada
pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah
disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh.
Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer.
Secara hidrologis air di bawah tanah dapat dibedakan menjadi
air pada daerah yang tak jenuh dan air pada daerah jenuh. Daerah tak
jenuh yang umumnya terdapat pada bagian teratas dari lapisan tanah
dicirikan oleh gabungan antra material padatan, air dalam bentuk air
absorpsi, air kapiler, dan air infiltrasi, serta gas/udara. Daerah ini
dipisahkan dari daerah jenuh oleh jaringan kapiler. Air yang berada
pada daerah jenuh disebut air tanah.
2.2.2 Asal- Usul Air Tanah dan Sifat Air Tanah
Adalah hal yang mutlak bagi para birokrat pengelola sumber
daya air (tanah), untuk memahami asal-usul (origin) dan sifat-sifat
10
yang
dikelola.
Kesalah-pengertian
tersebut
akan
11
dan
geografinya).
volume
tandoannya
Berdasarkan
sifat-sifat
(ketebalan
dan
tersebut
akuifer
sebaran
dapat
12
13
14
15
Aquitard
aliran
tanah
serta
pengertian
tentang
16
Harga
Nilai K (m/s)
10-2 - 1
Pasir
10-5 -10-2
10-8 10-5
Kaolinit
10-8
Montmorolinit
10-10
c. Transmisibilitas
Theis (1935) yang pertama kali mengajukan istilah
trasmisivitas atau trasmisibilitas untuk m enggambarkan sifat
transportasi dari aquifer.
Transmisibilitas (m2/s) pada suatu medium porous yang
isotrop dan cairan yang homogen menggambarkan jumlah cairan
dengan viskositas dan gradien hidrolik tertentu yang mengalir tegak
17
18
2. Jenis-Jenis Aquifer
a. Aquifer Tertekan (Confined aquifer)
Aquifer Tertekan (Confined aquifer) merupakan lapisan
permeabel yang sepenuhnya jenuh oleh air dan dibatasi oleh
lapisan-lapisan impermeabel (confining beds) baik di bagian atas
maupun di bagian bawahnya. Aquifer tersebut berada dalam
kondisi tertekan sehingga jika terdapat sumur yang menembus
akuifer tersebut maka permukaan air akan lebih tinggi dari bagian
atas akuifer. Bila air pada sumur tersebut lebih tinggi dari
permukaan tanah maka hal ini disebut akuifer yang artesis.
b. Aquifer Setengah Tertekan (Semi-Confined Aquifer)
Akuifer setengah tertekan atau disebut juga leaky aquifer
atau lapisan yang jenuh air dan pada bagian atasnya dibatasi oleh
lapisan yang semi-permiabel dan pada bagian bawah dibatasi oleh
lapisan impermeabel atai juga semi-impermeabel. Pada akuifer ini
19
dapat terjadi aliran air dengan arah vertikal antara akuifer dan
lapisan semi-permeabel di atasnya, fenomena ini disebut leakage
c. Aquifer Setengan Bebas (Semi-Unconfined Aquifer)
Jika lapisan semi-permeabel yang berada diatas akuifer
memiliki permeabilitas yang cukup besar sehingga aliran horizontal
pada lapisan tersebut tidak dapat diabaikan, maka akuifer tersebut
dinamakan akuifer setengah bebas.
d. Aquifer Bebas (Unconfined Aquifer)
Pada akuifer ini hanya sebagian dari ketebalan lapisan yang
permeabel yang terisi oleh air atau jenuh air. Lapisan tersebut
dibatasi oleh lapisan impermeabel di bawahnya. Batas atas akuifer
berbentuk muka air tanah yang dalam keadaan seimbang dengan
tekanan udara.
3. Uji Aquifer
Untuk mengetahui karakteristik hidrolik akuifer serta potensi
air tanah maka perlu dilakukan pengujian. Jenis-jenis pengujian
yang umum dilakukan adalah:
a. Pengujian untuk menentukan permeabilitas/konduktivitas
hidrolik K dari satu lubang bor.
1) Uji Permukaan Tidak Tetap (Falling Head Tes)
Pertama-tama air diisikan pada sumur sehingga muka air dalam
sumur lebih tinggi h m dari muka air tanah statik. Penurunan
muka air terhadap waktu dicatat. Untuk lebih jelasnya
bagaimana perhitungan pengujiannya dapat dilihat pada lembar
formulir untuk falling head test.
2) Uji Permukaan Tetap (Constant Head Permeability Test)
Cara pengujian dilakukan pada sumur-sumur yang dalam atau
miring (inclined) dan dianggap lebih akurat bila dibandingkan
20
21
22
23
24
25
26
27
28
rongga-rongga
antar
butiran dan
akan tersimpan
30
Disamping air tanah bergerak dari atas ke bawah, air tanah juga
bergerak dari bawah ke atas (gaya kapiler). Air bergerak horisontal pada
dasarnya mengikuti hukum hidrolika, air bergerak horisontal karena adanya
perbedaan gradien hidrolik. Gerakan air tanah mengikuti hukum Darcy yang
berbunyi volume air tanah yang melalui batuan berbanding lurus dengan
tekanan dan berbanding terbalik dengan tebal lapisan.
2.2.7 Metode Pencarian Air Tanah
Tiap jenis airtanah memerlukan metode pencarian yang spesifik.
Diantaranya adalah:
Metode berdasarkan aspek fisika (Hidrogeofisika)
Penekanannya pada aspek fisik yaitu merekonstruksi pola sebaran
lapisan akuifer. Beberapa metode yang sudah umum kita dengar
dalam metode ini adalah pengukuran geolistrik yang meliputi
pengukuran tahanan jenis, induce polarisation (IP) dan lain-lain.
Pengukuran
lainnya
adalah
dengan
menggunakan
31