Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu
berhubungan dengan individu manusia. Keadaan yang harus disadari adalah
setiap individu merupakan bagian dari keluarga dan dikeluarga juga semua
dapat diekspresikan. Asuhan keperawatan keluarga yaitu suatu rangkaian
kegitatan yang diberi via praktek keperawatan pada keluarga.
Asuhan keperawatan keluarga digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan. Agar pelayanan kesehatan yang diberikan dapat diterima oleh
keluarga, maka perawat harus mengerti, memahami tipe dan struktur keluarga,
tahu tingkat pencapaian keluarga dalam melakukan fungsinya dan perlu paham
setiap tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangannya.
Status sehat atau sakit dalam keluarga saling mempengaruhi satu sama
lain. Suatu penyakit dalam keluarga mempengaruhi seluruh keluarga dan
sebaliknya mempengaruhi jalanya suatu penyakit dan status kesehatan anggota
keluarga. Keluarga cenderung dalam pembuatan keputusan dan proses
terapeutik pada setiap tahap sehat dan sakit pada para anggota keluarga.
Keluarga merupakan para anggota sebuah keluarga baiasanya hidup bersamasama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka
tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah tangga mereka.
Pada keluarga dewasa merupakan tahap dimana semua anak akan pergi
atau keluar meninggalkan rumah atau orang tuanya. Didalam kehidupan
keluarga dewasa dimana orang tuanya akan merasa banyak kehilangan karena
perginya anak-anak dari rumah. Pada keluarga ini juga terdapat berbagai
masalah yang dialami oleh keluarga itu sendiri. Dan perawat sangat berperan
penting dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan kesehatan kepada
keluarga.
Dari data yang sudah kami sajikan tentang keluarga pada dewasa
pertengahan, maka disini kelompok tertarik untuk membahas lebih spesifik
tentang konsep dan asuhan keperawatan keluarga pada dewasa pertengahan ,
agar dapat memenuhi kebutuhan akan informasi yang mengenai kesejahteraan
hidup dan khususnya kesehatan, yang nantinya akan kami bahas secara rinci
dan mendalam pada bab selanjutnya.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan keluarga
dewasa akhir.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep dasar keluarga.
b. Mahasiswa dapat menjelaskan konsep keluarga dewasa.
c. Mahasiswa dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga dewasa.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.
untuk
menciptakan,
mempertahankan
budaya
dan
Keluarga
sebagai
suatu
kelompok
hubungan
yang
9) Foster family
Keluarga yang menerima anak yang tidak ada hubungan saudara
untuk waktu sementara.
10) Home less family
Keluarga yang terbentuk tanpa perlindungan yang permanen karena
keadaan ekonomi atau problem kesehatan mental.
11) Gang
Keluarga yang dekstruktif dari orang-orang muda yang mencari
ikatan emosional, berkembang dalam kekerasan dan kriminal.
3. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2009), mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga
yaitu :
a. Fungsi afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif
tampak pada kebahagian dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang
positif. Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi
dan hubungan dalam kelurga. Dengan demikian kelurga yang
berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh keluarga dapat
mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang perlu
dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah :
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima,
saling mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang
mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain
maka kemampuan untuk memberikan kasih sayang akan
dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar normanorma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi dengan
keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang seperti
kebutuhan makanan, tempat tinggal dan lain sebagainya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan
kesehatan yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga
memberikan asuahan kesehatan mempengaruhi status kesehatan
keluarga.
Kesanggupan
kelurga
melaksanakan
pemeliharaan
a) Karakteristik pengirim:
1) Yakin dalam mengemukakan pendapat.
2) Apa yang disampaikan jelas dan berkualitas.
3) Selalu minta maaf dan menerima umpan balik.
b) Karakteristik penerima :
1) Siap mendengar.
2) Memberikan umpan balik.
3) Melakukan validasi.
b. Struktur peran
Peran adalah serangkaian prilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau
status individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami atau istri
atau anak.
c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan dalam (potensial atau aktual) dari
individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah
prilaku seseorang kearah positif. Tipe struktur kekuatan antara lain :
1) Legitimate power/authority
Hak untuk mengatur seperti orang tua pada anak.
2) Referent power
Seseorang yang ditiru.
3) Reword power
Pendapat ahli.
4) Coercive power
Dipaksakan sesuai keinginan.
5) Informational power
Pengaruh melalui persuasi.
6) Affectif power
Pengaruh melalui manipulasi cinta kasih.
d. Nilai nilai dalam keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara
sadar atau tidak, memepersatukan anggota keluarga dalam satu
budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman prilaku dan
pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah
pola perilaku yang baik, menurut masyrakat bardasarkan sistem nilai
dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang
sehat.
menyelesaikan
Fungsi
masalah
perawat
kesehatan
membantu
dengan
keluarga
cara
untuk
meningkatkan
yang
digunakan
untuk
menjelaskan
tujuan
dari
1998).
Peningkatan
kesehatan
merupakan
pokok
yang
berkompeten,
dewasa
dan
mencapai
serta
perubahan-perubahan
pada
kekuasaan antara suami dan istri (lebih merata), dan pada peran
(diferensi peran perkawinan meningkat) (Leslie dan Korman, 1989,
dalam Friedman 1988, hal 130).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalahmasalah penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri
mereka bahwa mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha
kerja. Selanjutnya, tidak jelas apa yang terjadi dengan kepuasan
perkawinan dan keluarga melewati siklus-siklus kehidupan berkeluarga.
Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan memperlihatkan bahwa
kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan berlangsung
dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman, 1989,
dalam Friedman 1988, hal 130).
2. Masalah yang biasa ditemukan oleh keluarga dewasa akhir
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan
waktu luang dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program
olahraga yang tidak teratur, pengurangan berat badan hingga berat
badan yang optimum, berhenti merokok, berhenti atau mengurangi
penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining kesehatan preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan
orang tua yang berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu
perawatan orang tua yang lanjut usia atau tidak mampu merawat
diri.
3. Tugas Perkembangan
Meskipun
muncul
sebagai
sambutan
hubungan berkeluarga.
Teori Hipertensi
1. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal.
Seseoarang dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya
lebih tinggi dari 140/90 mmHg sistolik atau 90 mmHg diastol. (Elisabet
Corwin, hal 356).
Hipertensi adalah peningkatan abnormal pada tekanan sistolik
140 mm Hg atau lebih dan tekanan diastolic 120 mmHg (Sharon,
L.Rogen, 1996).
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHG dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHG (Luckman
Sorensen,1996).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih dan tekanan darah diastolic
90 mmHg atau lebih. (Barbara Hearrison 1997).
Dari ketiga definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi
adalah peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan tekanan
sistolik lebih tinggi dari 140 mmHg menetap atau telkanan diastolik
lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnosa dipastikan dengan mengukur ratarata dua atau lebih pengukuran tekanan darah pada dua waktu yang
terpisah. Patologi utama pada hipertensi adalah peningkatan tahanan
vaskuler perifer pada tingkat arteriol.
2. Etiologi
Hipertensi adalah asimtomatik. Gejala-gejala menandakan
kerusakan pada organ targeet seperti otak, ginjal, mata, dan jantung. Bila
tak teratasi, hipertensi dapat menimbulkan stroke, gagal ginjal, dan
3. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganlia simpatis
di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan
asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh
darah,
dimana
dengan
dilepaskannya
norepinephrin
rangsang
emosi,
kelenjar
adrenal
juga
terangsang,
Konsekuensinya,
aorta
dan
arteri
besar
berkurang
4. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Hipertensi (JNL, 1997) : The sixt Report of Join National
Committee on Prevention 1997 dikutip oleh Mansjoer Arif, dkk, 1999
hal 519, dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi Sistolik mmHg Diastolik
mmHg.
a. Normal 130 139 85 89
b. Perbatasan 140 159 90 99
c. Hipertensi tingkat I 160 179 100 109
d. Hipertensi tingkat 2 > 180 < 85
e. Hipertensi tingkat 3 < 130 > 110
5. Manifestasi Klinik
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satusatunya gejala bila demikian, gejala baru ada setelah terjadi komplikasi
pada ginjal, mata, otak atau jantung. Gejala lain yang sering ditemukan
adalah sakit kepala, epistaksis, marah, telinga berdenging, mata
berkunang-kunang dan pusing . (Mansjoer Arif, dkk, 1999).
6. Penatalaksanaan
Deteksi
dan
tujuan
penatalaksanaan
hipertensi
adalah
5) Hipertensi
sistolik
terisolasi
diuretic,
antagonis
Ca
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn Y
DENGAN TAHAP PRKEMBANGAN KELUARGA
DEWASA AKHIR
I.
Data Umum
1. Nama KK
: Tn.Y
2. Umur KK
: 52 Tahun
3.
4. Pekerjaan
: Swasta
5. Pendidikan KK
: SD
6. Tanggal Pengkajian
: 15 Juni 2015
7. Komposisi keluarga
No
Nama
Umur
Jenis
Kelamin
Hub Dengan
KK
Pendidikan
Pekerjaan
1.
Tn.Y
52
Suami
SD
Swasta
2.
Ny.S
45
Istri
SD
IRT
3.
An.O
15
Anak
SMP
TB
4.
An.T
Anak
SD
TB
8. Genogram :
= Meninggal
= Tinggal serumah
K
= Klien
11. Agama
Seluruh keluarga Tn.Y beragama Islam. Kegiatan ibadah keagamaan
keluarga Tn.Y yaitu sholat lima waktu dan puasa dilakukan. Menurut
keluarga Tn.Y, agama berperan sangat penting dalam kehidupan
mereka, bahkan dalam hal kesehatan. Ketika ada anggota keluarga yang
sedang sakit, keluarga juga selalu mendoakan untuk kesembuhan
anggota keluarga yang sakit tersebut.
12. Status sosial ekonomi keluarga
Di keluarga Tn.Y, pencari nafkah utama adalah Tn.Y yang bekerja
sebagai Wiraswasta dengan penghasilan 2.000.000 setiap bulan.
13. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn.Y tidak memiliki jadwal khusus untuk rekreasi keluarga,
hanya sesekali anaknya mengajak berwisata. Waktu liburan biasanya
disesuaikan dengan jadwal libur kerja dan libur anak sekolah, tetapi
sekarang jarang dilakukan, hanya jika ada waktu saja keluarga pergi
rekreasi. Di rumah, Tn.Y mengatakan keluarganya dapat menikmati
hiburan melalui TV dan radio yang tersedia di rumahnya.
II.
: Remaja
maupun tanggung
Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
a. Status rumah :
: Tembok
Jenis lantai
: Keramik
: Genteng
Dapur
K. tidur
R. makan
R.
keluarga
K. mandi
R. tamu
c. Keadaan rumah :
transportasi
yang
biasa
digunakan
oleh
Menggunakan motor.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
keluarga
Struktur keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga
Tn.Y mengatakan bahwa komunikasi pada keluarganya menekankan
keterbukaan. Bila ada masalah dalam keluarga, Tn.Y mendiskusikan
bersama keluarga, terkadang meminta bantuan nasihat dari orang tua.
Waktu yang biasanya digunakan untuk komunikasi pada saat santai
yaitu malam hari dan waktu makan bersama dengan anggota keluarga.
Tn.Y sibuk bekerja dan jarang menyempatkan berbicara kepada
anaknya.
2. Struktur Kekuatan keluarga
Pemegang keputusan di keluarga adalah Tn.Y sebagai kepala keluarga,
tetapi tidak menutup kemungkinan suatu ketika Tn.Y punya pendapat
sendiri dan membuat keputusan sendiri dan istrinya juga sering
mengambil keputusan sendiri seperti misalnya pada saat membeli
keperluan rumah tangga dan mengatur posisi perabotan rumah tangga.
Terkadang Ny.S juga berinisiatif sendiri untuk membawa anaknya ke
pelayanan kesehatan, bila ada yang sakit dan tidak bisa sembuh dengan
mengkonsumsi obat warung.
3. Struktur Peran:
a. Tn.Y
Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif
Tn.Y mengatakan bahwa setiap anggota keluarga dalam rumah dapat
saling terbuka dalam menyampaikan pendapat.
2. Fungsi Sosialisasi
Hubungan antar anggota keluarga dalam rumah berjalan dengan
baik.
3. Fungsi Biologis
4. Fungsi Psikologis
5. Fungsi Spiritual
: taat beribadah
6. Fungsi Kultural
Tn.Y menerima dengan baik setiap budaya, namun tidak setiap
budaya yang ada selalu diikuti karena ada yang menurut Tn.Y
bertentangan dengan nilai dan norma.
7. Fungsi Reproduksi : TN.Y memiliki 2 orang anak.
VII.
Harapan Keluarga
Keluarga berharap dengan kedatangan mahasiswa berkunjung ke
rumahnya adalah keluarga dapat mengetahui status kesehatan keluarga.
Dengan demikian keluarga berharap akan selalu berada dalam kondisi
sehat lahir dan batin. Mereka juga berharap akan mendapatkan banyak
pengetahuan
perawatannya.
tentang
berbagai
macam
jenis
penyakit
dan cara
Tn.Y (KK)
TD : 150/100,
Ny.S
TD : 120/80,
An.O
TD : 120/80,
An.T
TD : 120/80,
Kepala
: 36,7C.
: 37,0C.
37,0C.
37,0C.
Terkadang terasa pusing Benjolan (-), lesi (-), Benjolan (-), lesi (-), Benjolan (-), lesi (-),
apabila
tekanan rambut hitam panjang, rambut hitam panjang, rambut hitam panjang,
darahnya
tidak rontok.
tidak rontok.
tidak Konjungtiva
tidak Konjungtiva
tidak
tidak anemis,
tidak
Mata
hitam
sklera
ikterik,
4.
kabur.
Hidung dan Hidung
Mulut
lurus,
pengelihatan ikterik,
:
Polip
pengelihatan ikterik,
sedikit kabur.
(-), Hidung : Polip
skelera
pengelihatan ikterik,
sedikit kabur.
(-), Hidung : Polip
skelera
pengelihatan
sedikit kabur.
(-), Hidung : Polip
(-),
sinusitis (-), penciuman sinusitis (-), penciuman sinusitis (-), penciuman sinusitis (-), penciuman
baik. Mulut : Lidah baik. Mulut : Lidah baik.
bersih,
berbau,
nafas
tidak
tidak bersih,
ada berbau,
nafas
tidak
tidak bersih,
ada berbau,
Mulut
nafas
tidak
Lidah baik.
tidak bersih,
ada berbau,
Mulut
nafas
tidak
Lidah
tidak
ada
5.
Telinga
sariawan.
sariawan.
Tidak ada benjolan pada Tidak ada
telinga,
6.
7.
fungsi pada
sariawan.
sariawan.
benjolan Tidak ada benjolan pada Tidak ada benjolan pada
telinga,
fungsi telinga,
fungsi telinga,
fungsi
Leher
pendengaran baik.
pendengaran baik.
pendengaran baik.
pendengaran baik.
Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran
Dada
kelenjar tiroid.
kelenjar tiroid.
kelenjar tiroid.
Dada : Bentuk dada Dada : Bentuk dada Dada : Bentuk
kelenjar tiroid.
dada Dada : Bentuk
dada
simetris, tidak ada nyeri simetris, tidak ada nyeri simetris, tidak ada nyeri simetris, tidak ada nyeri
tekan.
Paru-paru
: tekan.
Paru-paru
TD : 120/80,
veskuler, TD
120/80,
: nafas
veskuler,
TD
120/80,
36,7C,
tidak
ada :
37,0C.
tidak
ada 37,0C.
tidak
Abdomen
tambahan.
Bentuk
simetris,
jantung, pembesaran
ada
suara tidak
tidak
ada simetris,
suara tidak
tambahan.
abdomen Bentuk
tidak
ada
tidak
ronchi. wheezing
Tidak
jantung, pembesaran
ada
tambahan.
abdomen Bentuk
dan
ada 37,0C.
ada Jantung
dan
:
tambahan.
abdomen Bentuk
ronchi.
Tidak
jantung, pembesaran
suara tidak
ada
ada
ada
jantung,
suara
abdomen
acites, bising usus (+), acites, bising usus (+), bising usus (+), BAB 1- bising usus (+), BAB 19.
Ekstremitas
berjalan, kemampuan
baik, menggenggam
seimbang
dalam klien
berjalan, kemampuan
seimbang
dalam
berjalan, kemampuan
otot ekstremitas ka/ki otot ekstremitas ka/ki ekstremitas ka/ki sama ekstremitas ka/ki sama
10.
Kulit
peningkatan lembab,
keriput(-), lembab,
keriput(-), lembab,
kulit
keriput(-),
pigmen (-), dekubitus peningkatan pigmen (-), peningkatan pigmen (-), peningkatan pigmen (-),
(-),
bekas
Palpasi:
normal.
luka
turgor
(-). dekubitus
(-),
kulit luka (-). Palpasi: turgor (-). Palpasi: turgor kulit (-). Palpasi: turgor kulit
kulit normal.
normal.
normal.
IX.
Analisa Data
No.
1.
Data Fokus
DS :
Tipologi
Ancaman
Tn.Y menderita
Penyebab
Ketidak
Masalah
Kurang
mampuan
pengetahuan
hipertensi sejak
keluarga
mengenal
tahun
yang
masalah
merasakan
kesehatan
kepala pusing.
anggota keluarga
Tn.
pada
yang sakit.
mengatakan
tetap melakukan
pekerjaannya
walaupun sakit.
Tn.Y
jarang
memeriksa
tekanan
darahnya.
DO:
Pemeriksaan
fisik umum :
keadaan umum
Tn.Y
tampak
segar.
TD : 150/100,
N : 80x/m,
2.
R : 20x/m,
S : 36,7C.
DS:
Ancaman
ketidakmampuan Koping
Keluarga
memutuskan
keluarga
mengatakan setiap
tindakan
tidak efektif.
keputusan ada di
kesehatan
yang
tangan
tepat
bagi
kepala
keluarga.
memerlukan
persetujuan
anggota
dari
keluarga
3.
DO: DS :
Ancaman
Keluarga
mengatakan
tidak memahami
sifat dan luasnya
masalah yang
dialami klien.
Tn.Y mengeluh
pusing.
Keluarga
mengatakan
tidak
mengetahui
tentang
perawatan
penyakit
hipertensi.
DO:
Pemeriksaan
fisik umum :
keadaan umum
Tn.Y
tampak
segar.
TD : 150/100,
N : 80x/m,
R : 20x/m,
S : 36,7C.
Ketidak
Gangguan
mampuan
rasa
keluarga
nyaman.
merawat anggota
keluarga
yang
sakit.
X.
XI.
Skoring Masalah
1. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana pengobatan hipertensi
b/d ketidak mampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi.
NO
Kriteria
Sifat Masalah:
Aktual
Kemungkinan
masalah
dapat
diubah :
Skala : cukup
Potensi masalah
dapat
untuk
dicegah :
Skala : sedang
Menonjolnya
masalah.
Skala : masalah
berat, harus di
tangani.
Total Nilai
2.
Perhitungan
Skor
3/3 x 1
Nilai
Pembenaran
Penyakit hipertensi
terjadi bisa diobati.
2/2 x 2
3/3 x 1
2/2 x 1
NO
Kriteria
Perhitungan
Nilai
Pembenaran
yang
Skor
1
Sifat
skala :
Aktual
3.
masalah
2/3 x 1
Kemungkinan
masalah
dapat
diubah :
Skala : hanya
sebagian
Potensi masalah
dapat
untuk
dicegah :
Skala : tinggi
1/2 x 1
Menonjolnya
masalah.
Skala : masalah
berat, harus di
tangani.
Total Nilai
1/2 x 1
0,67
2/3 x 1
0,67
0,5
2,84
NO
Perhitungan
Skor
masalah
3/3 x 1
Kriteria
Sifat
skala :
Aktual
Kemungkinan
masalah
dapat
diubah :
Skala : hanya
sebagian
Potensi masalah
dapat
untuk
dicegah :
Nilai
Pembenaran
Penyakit
hipertensi
merupakan suatu keadaan
kurang sehat/tidak sehat.
2/2 x 2
2/3 x 1
0,67
Pengobatan
sudah
di
lakukan,
sumber
daya
mencukupi.
XII.
Skala : tinggi
Menonjolnya
masalah.
Skala : tidak perlu
segera ditangani
Total Nilai
2/2 x 1
3,67
TU
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 1 x 20
menit
kunjungan
rumah
diharapkan
pengetahuan
keluarga
tentang
hipertensi
meningkat
TK
Setelah 1 x 20 menit
pertemuan, keluarga
mampu mengenal
masalah hipertensi,
dengan mampu:
K.Evaluasi
Keluarga
dapat Verbal
memutuskan tindakan
yang tepat untuk
mengatasi
masalah
hipertensi.
Keluarga mampu
melakukan perawatan
pada anggota
Verbal
S.Evaluasi
Intervensi
Kaji pengetahuan
Mampu
keluarga
tentang
menjelaskan
arti
hipertensi :
hipertensi.
- Pengertian
Mampu
hipertensi
menjelaskan
Penyebab
penyebab
hipertensi
hipertensi.
Tanda
dan
Mampu
gejala
menjelaskan tanda
hipertensi
dan
gejala
Pencegahan
hipertensi.
hipertensi
Mampu
- Komplikasi
menyebutkan cara
hipertensi
pencegahan
Diskusi
adanya
hipertensi.
tanda dan gejala
Mampu
hipertensi
serta
menyebutkan
faktor
yang
komplikasi
memperburuk
hipertensi.
kondisi.
Bimbing keluarga
Keluarga mampu
untuk mengulangi
untuk memutuskan
apa yang telah di
tindakan yang tepat
ajarkan.
Keluarga
dapat
menggunakan
Psikomotor
fasilitas
yunkes
secara tepat untuk
mengetahui
komplikasi.
Psikomotor
untuk
mengatasi Jelaskan
akibat
masalah hipertensi
lanjut dari penyakit
dengan membawa
hipertensi jika tidak
anggota keluarga
segera ditangani.
yang sakit berobat Bimbingan untuk
ke
Rs
atau
mengatasi
resiko
puskesmas.
penyakit hipertensi.
Jelaskan petunjuk
Keluarga mampu
perawatan
merawat anggota
hipertensi dengan
keluarga
yang
melakuan control
sedang sakit.
secara rutin.
Jelaskan
manfaat
Keluarga mampu
gizi seimbang.
menentukan status Demontrasikan cara
nutrisi /gizi sesuai
menyusun
menu
dengan
standar
yang benar untuk
kesehatan
yang
nutrisi
yang
mengalami
dianjurkan dan yang
hipertensi.
tidak dianjurkan.
Anjurkan
klien
Keluarga mampu
untuk menghidari
mengontrol emosi
stress.
dan menata stress. Anjurkan
klien
menata stress.
Jelaskan
pada
Keluarga
keluarga pelayanan
membawa anggota
yang
cepat
di
2.
Gangguan rasa
nyaman (pusing)
b/d
ketidak
mampuan
keluarga
mengambil
keputusan dalam
melakukan
tindakan
yang
tepat.
Setelah
dilakukan
tindakan
diharapkan:
Klien merasa
nyaman.
berkurang
Setelah 2 x 15 menit
pertemuan, keluarga
mampu membuat
keputusan,
dengan mampu:
1. Keluarga
dapat R.Verbal
memutuskan
tindakan yang tepat
untuk
mengatasi
masalah hipotesis.
2. Keluarga
mampu R.Verbal
Evaluasi
secara
mengambil
melakukan
perawatan
pada
anggota keluarga
yang sakit.
keputusan
yang
tepat untuk klien.
Keluarga
dapat
memanfaatkan
sumberdaya yang
ada
untuk
pengobatan.
Keluarga mampu
untuk
merawat
anggota keluarga
yang sedang sakit.
Keluarga berusaha
menghindarkan
klien dari faktor
pencetus
seperti:
(kopi,
garam,
stres).
Keluarga bersedia
untuk mengontrol
anggota keluarga
yang sakit secara
rutin.
Keluarga
segera
tanggap bila klin
mengeluh pusing
yang dirasak tak
kunjung reda.
singkat
terhadap
topik
yang
didiskusikan
dengan klien dan
keluarga Tn Y.
Diskusikan dengan
keluarga Tn M
bagaimana
cara
mengambil
keputusan
yang
tepat bagi klien.
Kaji
pikiran
keluarga Tn M
untuk menyediakan
sumber daya yang
ada (keuangan dan
transportasi untuk
pengobatan.
Kaji
kemampuan
NY S yang telah
dilakukan
untuk
menghindari faktor
pencetus.
Anjurkan keluarga
untuk
membawa
anggota
keluarga
yang
sakit
ke
yankes
untuk
3.
Koping keluarga
tidak efektif b/d
ketidakmampuan
memutuskan
tindakan
kesehatan yang
tepat
bagi
keluarga.
Setelah
diberikan askep
keluarga
mampu
memutuskan
tindakan
kesehatan yang
tepat
bagi
keluarga
mengontrol kondisi
klien.
Lakukan kunjungan
rumah secara rutibn
untuk mengetahui
prilaku klien dan
keluarga dirumah.
Berikan
reinforcement
positif atas usaha
keluarga.
Diskusikan bersama
Respon
Keluarga mampu
kunjungan koping
verbal
berdiskusi dengan
keluarga
anggota keluarga
tindakan kesehatan
yang lain.
yang
keluarga efektif
Dengan cara:
Keluarga mampu
tentang
tepat
bagi
anggota keluarga
saling berdiskusi
tetang tindakan
kesehatan yang tepat
bagi anggota
keluarganya.
Keluarga mampu
Respon
Keluarga berinteraksi
berinteraksi dengan
psikomotor
Berikan
kesempatan
keluarga
untuk
tetangga dan
lingkungan sekitar
lingkungan sekitar
bersosialisasi
dengan
dan
tetangga
lingkungan
sekitar
Motivasi
Keluarga mampu
Respon
Keluarga mampu
memutuskan untuk
afektif
memutuskan untuk
untuk
menggunakan
menggunakan
menggunakan
pelayanan kesehatan
pelayanan kesehatan
pelayanan
keluarga
mau
kesehatan
Libatkan suami dan
istri
untuk
mengambil
keputusan
menggunakan
pelayanan
kesehatan
yang
terbaik
bagi
keluarga
XIV. Implementasi
No
Diagnosa
Implementasi
Evaluasi
Keperawatan
1.
Subjektif :
Keluarga Tn.Y mengatakan sedikit
mengetahui tentang hipertensi.
Objektif:
Tampak tenang.
TD : 150/100
N : 80x/m
R : 20x/m
S : 36,7C.
Analisis:
Masalah sebagian teratasi
Planning:
Lanjutkan planning yang sudah di
rencanakan.
Paraf
2.
Gangguan rasa
nyaman (pusing) b/d
ketidak mampuan
keluarga mengambil
keputusan dalam
melakukan tindakan
yang tepat.
seimbang.
Mendemonstrasikan
cara
menyusun menu yang benar untuk
nutrisi yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan.
Menganjurkan
klien
untuk
menghidari stress.
Mengajarkan klien cara menata
stress.
Menjelaskan pada keluarga dan
klen pelayanan dan kesehatan yang
dapat dimanfaatkan.
Menganjurkan klien kontrol secara
rutin.
Menganjurkan kluarga dan klien
untuk menggunakan yankes.
Mengkaji pengetahuan keluarga Tn
Y untuk mengatasi penyakit
Hipertensi.
Memberikan kesempatan pada Ny
S untuk menanyakan hal-hal yang
kurang di mengerti untuk
mengatsai penyakit hipertensi.
Mengevaluasi secara singkat
terhadap topik yang disampaikan
pada keluarga Tn Y dan pada Ny S.
Mendiskusikan dengan keluarga
Subjektif :
Keluarga Tn.Y mengatakan Tn.Y
masih merasakan pusing apabila
tekanan darah nya naik.
Keluarga Tn.Y mengatakan tekanan
darah Tn.Y naik turun.
Objektif:
Tampak tenang.
TD : 150/100,
3.
N : 80x/m,
R : 20x/m,
S : 36,7C.
Analisis:
Masalah belum teratasi.
Planning:
Lanjutkan tujuan khusus yang sudah
direncanakan.
Subjektif :
Keluarga mengatakan keputusan ada
ditangan kepala keluarga dan jarang
berinteraksi
dengan
lingkungan
sekitar
Keluarga mendengarkan.
tindakan
yang
kesehatan TUK 1:
tepat bagi Mendiskusikan bersama keluarga
keluarga.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas tentang hasil analisa terhadap keluarga Tn.Y dengan
pembahasan tentang tahap perkembangan usia dewasa akhir, yang mana pada
kasus ini terdapat tiga diagnosa yang akan dibahas yaitu :
1. Kurang pengetahuan tentang kondisi dan rencana pengobatan hipertensi b/d
ketidak mampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi.
2. Gangguan rasa nyaman b/d ketidak mampuan keluarga mengambil
keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat.
3. Koping keluarga tidak efektif b/d ketidakmampuan memutuskan tindakan
kesehatan yang tepat bagi keluarga.
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama
meninggalkan rumah orangtua dengan rumah kosong, ketika anak-anak
terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat atau agak panjang,
tergantung pada berapa banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak
anak yang belum menikah yang masih tinggal di rumah setelah tamat dari SMA
dan perguruan tinggi. Meskipun tahap ini biasanya 6 atau 7 tahun, dalam tahuntahun belakangan ini, tahap ini berlangsung lebih lama dalam keluarga dengan
dua orangtua, mengingat anak-anak yang lebih tua baru meninggalkan orangtua
setelah selesai sekolah dan mulai bekerja. Motifnya adalah seringkali ekonomitingginya biaya hidup bila hidup sendiri. Akan tetapi, trend yang meluas
kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan keluarga, dimana seringkali
tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-tuntutan dari kedua bidang
tersebut. Akan tetapi studi-studi membuktikan bahwa mereka yang berusia
pertengahan mungkin merasa tertekan atau terjepit diantara kutub orangtua dan
muda, paling tidak bagi individu-individu golongan kelas menengah dan kelas
atas, mereka senantiasa dapat mengapresiasikan bagaimana mereka dan prestasi
mereka : Mereka senantiasa mengetahui bahwa mereka adalah para pembuatan
keputusan negara ; mereka yang menggambarkan kualitas umum kehidupan
dalam masyarakat ini. Masyarakat tergantung kepada kepemimpinan dan
produktifitas dari orang yang berasal dari golongan usia pertengahan (Kerchoff,
1976).
Berikut interpretasi hasil analisis terhadap masalah yang ada di keluarga
Tn.Y dengan masalah pada tahap perkembangan dewasa akhir :
1.
Nyeri
merupakan
kondisi
berupa
perasaan
yang
tidak
3.
membuat
berbagai
alternatif
tindakan
untuk
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. Selain itu keluarga
juga mempunyai tahap perkembangan salah satunya keluarga dengan anak
dewasa pertengahan. Kondisi keluarga usia dewasa pertengahan berkisar antara
usia 40-60 tahun dan anak terakhirnya telah meninggalkan rumah atau sudah
menikah. Tugas yang harus terpenuhi pada keluarga dengan usia ini adalah
mampu
menyediakan
lingkungan
yang
meningkatkan
kesehatan,
mewujudkan
keluarga
sehat
serta
membantu
keluarga
untuk
B. Saran
1. Perawat
Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan, hal pertama yang harus
dilakukan adalah membangun hubungan saling percaya dengan
didasarkan
sifat
empati
bukan
simpati,
dan mengetahu
tugas
kesehatan
khususnya
pekerja
puskesmas
mampu