Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Laporan studi kasus yang bertema INFEKSI AKUT PADA DEWASA dengan
pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada periode 25 Mei 31
Juli 2015 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi
salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI bagian Kedokteran Keluarga.
dr. Marleni
Pembimbing
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya
sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan menggunakan penerapan pendekatan Ilmu
Kedokteran Keluarga dengan tema Infeksi Akut pada Dewasa di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran Periode 25 Mei - 31 Juli 2015 dapat diselesaikan.
Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan pendekatan Kedokteran
Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 25 Mei 31 Juli 2015
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah, RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
2. Dr. Dini Widianti, MKK selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang
bermanfaat
3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku Ketua Koordinator Penatalaksanaan Kepanitraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
4. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
5. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa M.Kes, Dr. Citra
Dewi, M.Kes, Dr. Dian Mardhiyah M.KK, Dr. Fathul Jannah, M.Si, Dr. Erlina
Wijayanti, MPH, selaku dosen Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI
6. Dr. Marleni dan Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yang telah
memberikan bimbingan dan data untuk kelancaran pembuatan Studi Kasus Pasien ini
7. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, restu, semangat, dan motivasi
8. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerja sama sehingga tersusun
laporan ini
Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
Disusun oleh :
Karina 1102010139
Pembimbing:
Dr. Dini Widianti, MKK
JAKARTA 2015
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. D
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 48 tahun
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Pendidikan
: SMP
Agama
: Islam
Alamat
I.
Puskesmas
Tanggal Berobat
: 01 Juli 2015
Tanggal Kunjungan
: 01 Juli 2015
BERKAS PASIEN
A. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 01 Juli 2015.
1. Keluhan Utama
Batuk
2. Keluhan Tambahan
Tenggorokan gatal
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan batuk sejak 2 hari yang lalu. Batuk
berdahak, tidak ada darah, dahak berwarna putih, namun sulit dikeluarkan. Keluhan disertai
dengan tenggorokan gatal. Tenggorokan tidak nyeri, tidak terdapat nyeri saat menelan. Pasien
mengeluh flu, terkadang hidung tersumbat, pasien jarang bersin. Pasien mengalami demam
sejak 2 hari yang lalu, demam dirasa tidak begitu panas namun tidak diukur suhunya. Tidak
ada waktu spesifik ketika demam terjadi.
Pasien tidak ada keluhan nyeri otot atau nyeri sendi, tidak ada sakit kepala, mual dan
muntah. BAB dan BAK pasien baik. Pasien memiliki kebiasan makan goreng gorengan dan
minum es dan minuman manis. 2 minggu yang lalu pasien pernah mengalami sakit serupa
dan sembuh dengan pengobatan.
6.
milik ibunya bersama sepupun sepupunya, suami dan anak kedua, ketiga dan keempatnya.
Pasien saat ini sudah tidak bekerja. Biaya hidup pasien sehari-hari ditanggung oleh suami
pasien. Menurut pasien gaji yang diterima suaminya sebesar Rp 3.500.000,00 perbulan.
Pasien mengatakan uang yang diterima cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk berobat
jika sakit.
Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di
lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan
satu bulan sekali, acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di RT/RW setempat,
dan pengajian di masjid dekat rumah
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien memiliki kebiasaan makan gorengan,
minum es dan minuman manis. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Pasien
jarang minum air putih. Ketika memasak pasien tidak menggunakan masker. Pasien
mengaku malas untuk berolahraga. Namun saat ini pasien masih dapat melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyapu dan mengepel.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran
2. Vital sign
GCS
: 15
Tek. Darah
: 130/80 mmHg
Frek. Nadi
: 78 x/menit
: 36,5 C
3. Status Generalis
a. Kepala
- Bentuk
- Rambut
- Mata
-
: Normocephal
: Hitam keputihan, tidak mudah dicabut
: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Pupil bulat, isokor, Refleks cahaya langsung (+/+)
Refleks cahaya tidak langsung (+/+)
Telinga
: Bentuk normal, tidak ada serumen (-/-), tidak hiperemis (-/-)
Hidung
: Septum nasi tidak deviasi, terdapat sekret (+/+)
tidak hiperemis (-/-)
Tenggorokan :Tonsil T1 T1 tidak hiperemis, faring hiperemis
Mulut
: Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor
b. Leher
7
c. Thoraks
- Inspeksi
: Tidak dilakukan
f. Ekstremitas
4. Status Gizi
Berat badan
Tinggi badan
IMT
Status Gizi
BB Ideal
: 46 kg
: 155 cm
: BB/(TB)2= 46/(1,55)2 = 19,14 kg/m2
: Normal
: (155-100) x 90% = 49,5 kg
STATUS GIZI
Berat Badan Kurang
Berat Badan Normal
Kelebihan Berat Badan
Beresiko Menjadi Obes
Obes I
Obes II
8
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama
: Ny. M
Usia
: 65 Tahun
b. Identitas Pasangan:
Nama
: Tn. Zainudin
9
Usia
: 53 tahun
c. Identitas Anak
Nama
Nama
Nama
Nama
Nama
dalam Keluarga
Ibu
Gender
P
Umur
65 thn
Pendidikan
SMP
Ny. D
Keterangan
Ibu kandung
warung nasi
Ny. M
2.
Pekerjaan
Pemilik
Isteri Tn. Z
48 thn
SMP
Ibu rumah
tangga
10
3.
Tn. Z
4.
5.
Nn. I
Tn. H
6.
Nn. A
7.
Tn. S
Suami Ny. D
53 thn
SMP
Buruh
bangunan
Anak ke 2
Anak ke-3
P
L
20 thn
18 thn
SMK
SMA
SPG
Kurir
Cucu
Cucu
Anak ke-4
15 thn
SMK
Sekolah
Cucu
Sepupu Ny. D
39 thn
SMP
Satpam
Sepupu
: milik sendiri
Daerah perumahan
: padat kumuh
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Kesimpulan
2
Luas rumah: 6 x 6 m
Keluarga Ny. M tinggal di rumah milik
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 6 orang
sendiri. Ny. M tinggal bersama kedua
Luas halaman rumah: tidak ada, langsung jalan
anak nya, menantu nya, dan cucu nya.
gang rumah.
Rumah Ny. M kurang memenuhi
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: keramik
kriteria rumah sehat, karena luas rumah
Dinding rumah dari: Tembok
tidak sesuai dengan jumlah penghuni
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
dan semua anggota keluarga serta
Penerangan listrik: 1300 watt
kurangnya jumlah ventilasi di dalam
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
rumah dan jarak antar rumah yang
berdempetan
ventilasi
menyebabkan
kurang
baik.
kesan
Selain
itu
c. Denah Rumah
6M
Jika ada salah satu anggota keluarga Ny. M yang sakit, maka akan membeli obat
4.
Keterangan
Jalan kaki, transportasi
pelayanan kesehatan.
Tarif pelayanan kesehatan
Kualitas pelayanan kesehatan
Pasien
Kesimpulan
jika sakit berobat
ke
Gn.
Sahari
Selatan),
makanan lauk pauk seperti ikan, daging, dan sayur namun bercita rasa pedas dan bersantan.
Makanan selingan biasanya dikonsumsi di luar waktu makan. Makanan selingan yang memiliki
rasa manis dan pedas. Makanan selingan ini biasanya dimakan pada pagi atau sore sebagai teman
minum teh atau kopi seperti martabak ataupun pisang goreng. Makanan selingan dapat dibeli di
warung, pasar atau penjual jajanan keliling. Makanan yang dipandang sebagai makanan selingan
seperti kacang-kacangan, biskuit, gorengan, kue-kue kering, kue basah, lemper, lemang, dan
martabak. Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh keluarga ini.
Mereka membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta
merapikan dan membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Untuk penerapan pola gizi seimbang Ny. M sebaiknya mengikuti Pedoman Gizi Seimbang yang
dijabarkan menjadi 13 pesan dasar, sebagai berikut :
1
Membiasakan makan pagi (sarapan) untuk memelihara ketahanan fisik dan meningkatkan
produktivitas kerja
Makanlah makanan sumber karbohidrat, namun hanya setengah dari kebutuhan energi.
Membatasi energi atau sekitar 3-4 sendok per hari. Idealnya sekitar 50-60% kebutuhan
energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-4 piring nasi
Makanlah beragam makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein),
baik diantaranya adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging
Memberikan ASI ekslusif hingga bayi berumur 4 bulan, setelah itu perlu diberikan
makanan pendamping air susu ibu
14
Makan untuk memenuhi kebutuhan energi, yang dapat terpenuhi dari tiga sumber utama,
11 Maret 2015
Tabel 4. Food Recall
Waktu
Nama Makanan
Pagi - Nasi Putih (3/4 gelas/100 gr)
- Ayam Goreng (1 potong
ukuran sedang 7 gram)
- Tahu (1 Potong sedang / 25
gram)
- Sayur Bayam + jagung (satu
Nama Bahan
Energi (kal)
175
Ayam minyak
150
Tahu minyak
60
80
Siang
175
15
Ikan minyak
150
80
sedang/100 gr)
- Teh manis (satu gelas besar /
90
250 ml)
- Nasi putih (3/4 gelas / 100 gr)
175
- Telur dadar ( 1 telur ayam /
Malam
Total
-
50 gr)
Telur minyak
160
1.295 kal
12 Maret 2015
Waktu
Nama Makanan
Pagi - Nasi Putih (3/4 gelas / 100 gr)
- Ikan gurame goreng (1
potong ikan ukuran sedang /
120 gr)
- Tempe goreng ( dua potong
ukuran sedang / 50 gr )
- Sayur sup (satu mangkuk
sedang / 100 gr)
Siang
100 gr)
Ikan mas goreng (satu
potong ukuran sedang /
Nama Bahan
Energi (kal)
175
Ikan
Minyak
150
Tempe
40
Minyak
100
175
Ikan
180
Minyak
155
Sayuran
85
135 gr)
Sayur tumis buncis dan
taoge (berukuran
mangkuk sedang / 100
gr)
Minyak
Malam
Minyak
50
175
Sayuran
85
Minyak
gr)
-
25 gram)
Tempe (1 potong ukuran
sedang / 25 gram)
Tahu minyak
Tempe minyak
Total
40
40
1.450 kalori
13 Maret 2015
Waktu
Pagi
Nama Makanan
- Dua kentang rebus (dua
Nama Bahan
Energi (kal)
175
Siang
210 gr)
- Telur rebus (dua telur 110 gr)
- Nasi putih (3/4 gelas / 100
-
110
175
gr)
Ayam
Ayam goreng
Minyak
(satu potongan sedang / 120
150
gr)
85
-
Malam
sedang / 50 gr)
Nasi putih ( gelas / 100
Tahu minyak
80
175
17
gr)
Ayam
goreng
(satu Ayam
Minyak
potongan sedang / 120 gr)
Sayur labu siam (satu
140
85
/ 200 gr)
Tempe goreng (dua potong
Tempe minyak
80
100
berukuran sedang)
Total
1.355 kalori
Anak anak dan menantu pasien memberikan dukungan atas penyakit pasien
dengan cara menemani pasien utuk kontrol berobat.
Anak anak dan menantu pasien selalu memberikan motivasi agar pasien tidak terlalu
mengkhawatirkan penyakitnya.
Anak anak dan menantu pasien selalu menyediakan biaya untuk pengobatan pasien.
Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny. M ini peran serta aktif dari seluruh
anggota keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola makan pasien seharihari. Keluarga selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga pasien
B. GENOGRAM
1. Bentuk Keluarga
Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Ny. M
berusia 67 tahun. Bentuk keluarga adalah keluarga besar ( extended family ) dengan
pimpinan keluarga pasangan usia lansia yang sudah tidak produktif.
18
Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent).
Tahap keluarga dengan usia lanjut yang mana pasien sudah pensiun dan salah satu
pasangannya sudah meninggal.
Sudah
meninggal saat
berusia 70 th
karena usia
Sudah meninggal
saat berusia 72 th
Karena usia
Tn. A
70thn Sudah meninggal
saat berusia 70 th karena usia
Sudah meninggal
saat berusia 71th
karena DM
Sudah meninggal
saat berusia 62 th
karena usia tua
Ny.M
67 th
19
Tn. A
48 th
Ny. F
45 th
Nn. V
21th
Tn. B
17th
Tn. D
43 th
Ny.MA
43 th
Nn. P
20 th
Nn. L
16 th
Tn.S
43 th
Tn. C
19 th
Ny.E
40 th
Nn. S
16th
Tn. H
34th
Keterangan :
: Pasien / penderita
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
: Meninggal
4. Fungsi Keluarga
a
Biologis
Fungsi biologis dalam keluarga Ny. M termasuk baik karena Ny. M mempunyai 4
orang anak, 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang sehat dan tidak ada cacat
sedikitpun. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan reproduksi dalam keluarga Ny. M
termasuk baik.
b
Psikologis :
Pasien adalah seorang istri yang telah ditinggal meninggal oleh sumainya. Saat ini
pasien tinggal bersama dengan kedua anaknya dan menantu nya. Anak pasien juga
menantu cukup sibuk dengan pekerjaannya dan urusannya masing masing sehingga
untuk memperhatikan kesehatan pasien karena anggota keluarga sibuk oleh pekerjaannya
20
Sosial
Dalam keluarga ini, saat ini Ny. M yang bertindak sebagai kepala keluarga dan
yang selalu mengambil keputusan terhadap masalah yang ada dalam keluarganya.
Keluarga Ny. M tidak memiliki masalah dengan keluarga lain. Mereka selalu menjalin
hubungan silahturahmi yang baik dengan keluarga besar dan masyarakat di lingkungan
rumahnya. Apabila ada permasalahan dalam keluarga pengambilan keputusan selalu
dimusyawarahkan dengan anggota keluarga agar terdapat keputusan yang sesuai dengan
harapan.
d
Ekonomi
5. Dinamika Keluarga
Masalah dalam keluarga ini adalah kurangnya waktu berkumpul bersama karena
anak anak dan menantu Ny. M sibuk dengan pekerjaannya, terkadang hari libur dipakai
untuk lembur sehingga komunikasi antar anggota keluarga juga kurang berjalan dengan
baik.Namun meski begitu keluarga terkadang masih mau menemani pasien untuk berobat
ke puskesmas dan mengingatkan pasien untuk minum obat.
Hubungan pasien dengan tetangga atau masyarakat sekitar cukup baik. Pasien
senang bergaul dengan masyarakat di sekitarnya. Jika tidak ada yang bisa membantu
untuk menemani pasien berobat maka pasien mengajak tetangga sebelah rumahnya untuk
menemaninya.
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga
21
Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu :
Pasien adalah seorang istri yang saat ini sudah ditinggal meninggal oleh suami nya.
Pasien sudah tidak bekerja, sehingga untuk menghilangkan kesedihannya, pasien
menyibukkan diri dengan melakukan kegiatan pekerjaan rumah tangga. Meskipun saat
ini masih ada anak pasien yang tinggal satu rumah dengan pasien, tapi anak-anak
memiliki kesibukan sendiri sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien
juga dinilai kurang akibat kurang adanya saling bantu dalam menjalankan
pekerjaan sehari-hari yang hanya terpusat pada pasien.
Kurangnya waktu berkumpul bersama di dalam keluarga karena Dua anak beserta
menantu dan cucu yang tinggal serumah dengan pasien sibuk dengan urusannya
masing-masing, untuk waktu bekerja mereka biasanya berangkat pagi dan pulang pada
sore harinya sehingga komunikasi kurang terjalin dengan baik. Namun hubungan
keluarga yang terjalin diantara satu sama lain cukup baik.
Keluarga
kurang
mengerti
akan
pentingnya
kesehatan dan
pemeliharaan
kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan dan gaya hidup kurang
diperhatikan.
22
Pola Makan :
Pola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat,
protein dan lemak, tetapi pasien lebih suka mengkonsumsi makan gorengan, minum
es dan minum minuman manis.
M - Kebiasaan :
M
Pasien hanya berobat ke puskesmas jika ada keluhan saja, pasien sering lupa
untuk kontrol makanan yang dikonsumsinya., dan pasien malas untuk berolahraga.
M - Spiritual :
M
Pasien rajin sholat lima waktu dan suka mengikuti pengajian di sekitar rumahnya.
M
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Keluarga
pasien
kurang
memperhatikan
kondisi
penyakit
pasien,
jarang
mengingatkan untuk menjaga pola makan dan jarang untuk mengingatkan pasien untuk
minum obat secara teratur karena kesibukannya masing masing. Selain itu keluarga ini
masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan yaitu keluarga ini
belum menerapkan hidup sehat seperti olahraga yang teratur selama 30 menit perhari dan
sebanyak 3-4 x/minggu.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di
dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Derajat Tingkat Aktivitas menurut skala ECOG
1
: Aktif, mampu melakukan aktivitas seperti pada saat sebelum sakit (Karnofsky 90-
100)
: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah, pekerjaan
23
: Dalam batas tertentu mampu merawat diri sendiri, sebagian besar berada diatas
tempat tidur atau kursi (lebih dari 50% jam kerja dan sesuai dengan Karnofsky 30-40)
: Tidak mampu berbuat apa-apa, hanya tidur atau duduk ditempat tidur, kursi
(Karnofsky 10-20)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh
pasien. Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan sehari-hari seperti pekerjaan rumah (skor Karnofsky70-80).
E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan
Aspek
Aspek
Personal
Kegiatan
-
Menjelaskan kepada
pasien mengenai
penyakit dan
Sasaran
Waktu
Pasien
Pada saat di
Diharapkan
Pasien memahami
puskesmas
mengenai
dan
Hasil yang
penyakitnya,
24
komplikasi dari
-
kunjungan
penyakitnya tersebut.
Meningkatkan
rumah
kebiasaannya untuk
mau kontrol secara
kesadaran pasien
teratur, dan
untuk pencegahan
membiasakan diri
penularan dari
-
merubah
berolahraga.
penyakitnya.
Menjelaskan kepada
pasien bahwa
penyakitnya dapat
sembuh dengan baik
dengan pengobatan
teratur dan mengikuti
pola makan yang
baik.
Menganjurkan kepada
pasien agar
berolahraga ringan
(seperti berjalan kaki
kurang lebih selama
Aspek
Klinis
30 menit).
Menjelaskan kepada
Pasien
Pada saat di
Pasien mengalami
puskesmas
perbaikan dalam
untuk ISPA.
status kesehatannya
Memberikan obat
OBH dan
pasien meningkat.
Paracetamol
1 x 500 mg (bila
Aspek
panas)
Mengajarkan kepada
Resiko
pasien untuk
Internal
mengurangi kebiasaan
makan gorengan,
Pasien
Pada saat
kunjungan
rumah
teratur, batuk
dengan cara yang
25
benar, serta
minuman manis.
Menjelaskan kepada
mengubah
pasien akan
pentingnya
penggunaan masker
serta cara batuk yang
kebiasaannya untuk
tidak makan
gorengan, minum es
dan minuman
manis.
26
Aspek
Psikososial
keluarga
Menjelaskan kepada
Anak dan
Pada saat
menantu
kunjungan
pasien lebih
pasien
rumah
suami pasien
memperhatikan dan
mengenai penyakit
memberikan
pasien.
Menganjurkan anak
dukungan kepada
pasien.
Aspek
Fungsional
Menyarankan pasien
untuk tetap
Pasien
Pada saat di
Pasien dapat
puskesmas
meningkatkan
melakukan olahraga
dan
kunjungan
kualitas hidupnya.
rumah
sesuai
kemampuannya
(seperti berjalan kaki
-
selama 30 menit).
Mrnyarankan kepada
pasien untuk
menggunakan masker
selama penyakit
masih berlangsung
Penentuan gizi penderita ditentukan berdasarkan presentasi Berat Badan Relatif (BBR)
BBR
= BB/(TB-100) X 100%
BBR
Kriteria :
-
Jadi pasien termasuk dalam kriteria gemuk (overweight) karena hasil dari BBR adalah 118 %.
Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari bagi penderita DM
-
Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas
: BB x (40-60) kalori
: BB x 30 Kalori
: BB x 20 Kalori
: BB x (10-15) kalori
29
30
Analisa Kasus
1. Aspek Personal
Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien
memiliki respon kekhawatiran, sehingga setiap pasien merasakan keluhan pasien datang
berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian
perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana
hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).
Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pada analisis aspek
personal dapat dilihat bahwa pasien seseorang yang memiliki harapan untuk dapat
melanjutkan hidupnya. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien
mengenai penyakit dan komplikasi, meningkatkan kesadaran pasien untuk kontrol ke
dokter secara teratur, dan menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat
sembuh. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol
secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas
hidup pasien menigkat.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan
secara anamnesa pasien merasakan badan terasa lemas dan pasien sering merasakan cepat
lapar, cepat haus, dan sering buang air kecil pada malam hari kurang lebih 5 kali sehingga
merasa terganggu waktu tidurnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi berat
badan 65 kg, tinggi badan 150cm, IMT 28,88 kg/m 2 (Pre-Obesitas). Pada pemeriksaan
penunjang tanggal 24 November 2015 GDS 350 mg/dl. Maka rencaana penatalaksanaan
menjelaskan kepada pasien mengenai diet untuk diabetes mellitus dan menyarankan
pasien untuk memeriksa GDP, GD2PP, dan kolesterol setiap bulan.
3. Aspek Resiko Internal
Aspek resiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan kebiasaan. Maka
rencana penatalaksanaan yaitu menjelaskan pola makan sehat dan memberi motivasi
untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol ke dokter dan minum obat secara
31
teratur. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur.
4. Aspek Psikososial Keluarga
Kurangnya komunikasi antara pasien dan anak anaknya menyebabkan kurangnya
perhatian dari anak anak pasien terhadap penyakit pasien. Maka rencana
penatalaksanaan yaitu menjelaskan kepada anak anak pasien agar lebih memberikan
dukungan dan perhatian kepada pasien dan menjelaskan kepada anak anak pasien
mengenai penyakit pasien. Dengan hasil yang diharapkan anak pasien lebih
memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan
pekerjaan ringan sehari hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana penatalaksanaan
yaitu menyarankan pasien untuk tetap melakukan olahraga dan aktivitas sehari hari
seperti biasa sesuai kemampuan. Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat
meningkatkan kualitas hidupnya.
F. Prognosis
1. Ad vitam
2. Ad sanationam
3. Ad fungsionam
: ad bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam
STUDI KASUS
PASIEN USIA LANJUT PADA PENDERITA HIPERTENSI GRADE II
DENGAN OVER WEIGHT MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN PERIODE 09
MARET 10 APRIL 2015
32
Disusun Oleh :
Novi Septiani
1102010210
Pembimbing :
Dr. Dini Widianti, MKK
: Tn. Z
Jenis Kelamin
: Laki Laki
Usia
: 70 tahun
33
Pekerjaan
: Tidak Bekerja
Pendidikan
: SMA
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Betawi
Alamat
Tanggal Berobat
: 13 Maret 2015
Tanggal Kunjungan
: 14 Maret 2015
B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 14 Maret 2015 pukul 14.30 WIB di rumah
Tn. Z di daerah Gunung Sahari Selatan.
1. Keluhan Utama: Nyeri kepala
2. Keluhan Tambahan: Pundak terasa pegal
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan dengan keluhan
nyeri kepala sejak 4 hari sebelum datang ke puskesmas kelurahan Gunung Sahari Selatan.
Keluhan dirasakan terus menerus namun tidak sampai membuat aktivitas pasien seharihari terganggu. Nyeri kepala terasa berat dan seringkali dirasakan di seluruh kepala.
Keluhan adanya mual dan muntah disangkal oleh pasien. Pasien juga mengeluhkan
lehernya terasa pegal dan kaku sejak 4 hari yang lalu, namun pasien masih bisa
menggerakkan lehernya secara bebas.
Riwayat adanya trauma daerah kepala dan leher disangkal oleh pasien. Keluhan
mual, muntah, lemah anggota tubuh disangkal, bicara pelo dan mulut mencong disangkal.
Keluhan penglihatan tiba tiba buram disangkal. Keluhan sesak nafas bila beraktivitas
nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke leher kiri hingga lengan kiri di sangkal, keluhan
mudah lemas ketika aktivitas ringan dan tidur harus menggunakan > 2 bantal disangkal.
34
Keluhan adanya pilek berulang disetai nyeri pada tulang-tulang wajah khususnya daerah
pipi, dahi dan pangkal hidung disangkal oleh pasien
Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang telah
diketahuinya sejak 30 tahun yang lalu. Pertama kali dirinya mengetahui dirinya menderita
tekanan darah tinggi saat berobat ke Puskesmas kelurahan Gunung Sahari Selatan dengan
keluhan nyeri kepala dan pundak terasa Tegang. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan
tekanan darah, dan hasilnya tinggi, yaitu 170/90 mmHg. Semenjak pasien didiagnosa
mengidap tekanan darah tinggi pasien rutin kontrol ke puskesmas Kelurahan Gunung
Sahari Selatan, dan Puskesmas Kecamatan Kemayoran.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak
30 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat
Riwayat Penyakit Stroke Ringan diakui oleh pasien sejak tahun 2012 dan sudah
Riwayat Asma, Diabetes Mellitus, Penyakit Jantung, dan TB paru dalam keluarga
disangkal
6.
35
memutuskan untuk tidak bekerja lagi. Sedangkan Istri pasien bekerja sebagai ibu rumah
tangga. Keadaan ekonomi keluarga ini termasuk menengah.
Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di
lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan gotong royong yang
diadakan satu bulan sekali dan acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di
RT/RW setempat. Begitu pula dengan istrinya yang mengikuti kegiatan pengajian yang
diadakan bersama ibu ibu yang ada di RT/RW setempat.
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien dan suami memiliki kebiasaan makan 2 kali sehari. Pasien memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang mengandung garam yang berlebihan dan penyedap rasa
seperti roiko dalam satu hari istrinya bisa menghabiskan 2 bungkus roiko, ikan asin, telor
asin, dan sayur asam yang diberi garam dan penyedap rasa. Namun semenjak didiagnosis
dengan penyakit tekanan darah tinggi 30 tahun yang lalu pasien mulai mengurangi
menambahkan garam dan penyedap rasa seperti roiko dalam masakannya sehari-hari
kurang lebih menghabiskan roiko penyedap rasa 1 bungkus/hari. Pasien juga mempunyai
kebiasaan minum kopi 1 gelas tiap pagi, semenjak 10 tahun kemarin Tn. Z sudah mulai
mengurangi mengkonsumsi kopi. Terkadang Tn. Z hanya mengkonsumsi kopi 1 gelas
dalam 1 minggu. Tn. Z juga dulu mempunyai kebiasaan merokok dari usia 20 tahun
usia 50 tahun, sekitar 30 tahun Tn. Z mengkonsumsi rokok satu hari baiasanya Tn. Z
menghabiskan 5 7 batang/hari. Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi
minum-minuman beralkohol. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu,
memasak dikerjakan oleh istri pasien. Saat ini aktivitas sehari hari Tn. Z membantu istri
membuang sampah rumah taangga mereka, dan setiap pagi Tn. Z menyiram bunga yang
ada di depan pekarangan rumahnya dan setiap seminggu sekali Tn. Z membersihkan
sarang burung yang ada didepan rumah Tn. Z. Terkadang Tn. Z dan Ny. N harus
membantu mengurus cicitnya yang berusia 3 tahun.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
2. Vital sign:
Kesadaran
: Compos Mentis
36
3.
Tekanan Darah
: 180/90 mmHg
Frekuensi Nadi
: 80 x/menit
Frekuensi Pernapasan : 22x/menit
Suhu
: 36,5C
Status Generalis:
Kepala
Mata
Leher
Thoraks
Cor :
Pulmo
Abdomen
I
P
P
A
I
P
P
A
I
A
P
P
Ekstremitas
4. Status Gizi
BB
: 65 kg
TB
: 150 cm
BB Ideal
Status Gizi
IMT
STATUS GIZI
37
<18,5
18,5 22,9
>23,0
23,0 24,9
25,0 29,9
>30,0
Obes II
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga : Pasien bernama Tn. Z berusia 70 tahun dan Tidak
Bekerja
b. Identitas Pasangan
Keterangan
No
Nama
dalam Keluarga
Gende
Umur
Pendi-
Pekerjaan
Tambahan
1.
Tn. Z
Kepala Keluarga
r
L
70 th
dikan
SMA
Tidak Bekerja
Pasien +
Pemilik
38
Rumah
2.
3.
4.
5.
Ny. N
Istri
65 th
SMA
Ny. D
Cucu
28 th
SMA
Tn. K
Menantu
31 th
SMP
Belum
An. A
Cicit
3 th
Sekola
Ibu rumah
tangga
Pegawai
Swasta
Buruh
-
: Milik Sendiri
Daerah perumahan
: Padat kurang bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Kesimpulan
2
Luas rumah: 6 x 12 m
Keluarga Tn. Z tinggal di rumah milik
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang (3
sendiri dengan lingkungan sekitar yang
orang lainnya merupakan 1 keluarga yang tinggal
padat dan kurang bersih. Ketersediaan
dikamar keluarga pasangan Tn. Z)
air bersih, jamban keluarga serta tempat
Luas halaman rumah: Tidak ada halaman
pembuangan sampah cukup baik.
Bertingkat
Lantai rumah dari: Keramik
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 1300 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
39
40
41
2 buah televisi
2 buah kipas angin
1 buah sepeda motor
1 buah handphone
1 buah kompor gas ( tabung 3 kg)
1 buah Mejigcom
5 buah Kursi plastik
1 buah meja plastik
1 buah lemari pendingin satu pintu
42
c. Asuransi/Jaminan kesehatan
Keterangan
kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan
Gratis
Kesimpulan
Pasien
jika
dirinya
langsung
Puskesmas.
mengalami
berobat
Karena
sakit
ke
biayanya
ditempuh
dengan
naik
Cukup memuaskan
Jalan
Kaki
(Puskesmas
Puskesmas
Kemayoran
dan
Kecamatan
Puskesmas
43
Siang
1 potong tempe
Kalori : 201 kkal
Protein : 20,8 g
Lemak : 8,8 g
Karbohidrat :13,5 g
1 buah Pisang : 74,2 kkal
1 buah Jeruk : 46 kkal
1 mangkok sambal goreng:
Kalori : 24 kkal
Lemak : 2 g
Protein : 0
Karbohidrat : 5 g
Susu:
Kalori : 146 kkal
Lemak : 7,93 g
Protein : 7, 86 g
Karbohidrat : 11,03 g
Energi
: 1487,8 kalori
Protein
: 223,17 gram
Lemak
: 371,95 gram
Karbohidrat : 967,07 gram
1 gelas Kopi :
Kalori : 2 kkal
Lemak : 0,04 g
Karbohidrat : 0,07 g
Protein : 0,21 g
Tongkol Goreng :
Kalori : 200 kkal
Lemak : 11,41 g
Karbohidrat : 2,38 g
Protein : 20,95 g
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
: 1375 kalori
: 206 gram
: 312 gram
: 855 gram
1 buah tahu :
Kalori : 35 kkal
Lemak : 2,62 g
Karbohidrat : 1,36 g
Protein : 2,23 g
Telur Rebus:
Kalori : 77 kkal
Lemak : 5,28 g
Karbohidrat : 0,56 g
Protein : 6,26 g
1 potong pepaya :
Kalori : 55 kkal
Lemak : 0,2 g
Karbohidrat : 13,73 g
Protein : 0,85 g
47
100
Jadi, anjuran kebutuhan lemak harian untuk Tn.Z adalah 243 gram sampai 303,75
gram
c) Kebutuhan karbohidrat
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Perhitungan kebutuhan
karbohidrat didasarkan kepada sisa dari total energi setelah dikurangi energi dari
protein dan lemak.Dianjurkan pada lanjut usia mengkonsumsi karbohidrat 60-65%
dari total kebutuhan kalori
Kebutuhan karbohidrat harian anjuran untuk Tn. Z ialah :
60 x 1215 = 729 kalori atau
100
100
48
Jadi, anjuran kebutuhan karbohidrat harian Tn. Z ialah 729 hingga 789,75 kalori
d) Serat
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Kebutuhan serat anjuran 25-30
gram/ hari
e) Kebutuhan cairan
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Lanjut usia membutuhkan cairan
antara 1,5 2 liter per hari (6-8 gelas).
f) Natrium
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), dalam sehari, garam dapur
diperbolehkan hanya 5 gram atau 1 sendok teh
Pasien Tn. Z belum dapat memenuhi pola gizi seimbang tidak terlalu memperhatikan
pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, dan masih menggunakan
garam tidak sesuai dengan pedoman diet natrium untuk lansia dengan hipertensi yaitu 5
gram atau 1 sendok teh perhari, hal tersebut karena pengetahuan mengenai pola makan
gizi seimbang kurang.
agar
meminum
obat
mengingatkan agar pasien tetap patuh terhadap anjuran dokter yang berhubungan
dengan pemulihan kesehatan.
49
B.Genogram
1.
Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. Z
berusia 70 tahun yang merupakan suami dari Ny. N berusia 65 tahun. Bentuk keluarga
adalah keluarga Besar (Extended Family)
Bentuk Bentuk Keluarga :
Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent)
Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga baik untuk memiliki
keluarga sendiri maupun bekerja (Family launching young adults)
Tahap di mana orang tua sudah pensiun dan istirahat di rumah hingga meninggal
(Aging Family Members)
Tn. Z (Pasien) sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny. N dan memiliki 6 orang
anak. Anak pertama bernama Ny. N 20 tahun sudah meninggal karena perdarahan setelah
melahirkan menikah dengan Tn. T dan telah mempunyai satu orang anak yang bernama
50
Ny. D 28 tahun menikah dengan Tn. K 30 tahun mempunyai satu orang anak yang
bernama An. A berusia 3 tahun Mereka tinggal bersama Tn. Z. Anak kedua bernama Tn.
A 34 tahun bekerja di jonggol menikah dengan Ny. S 29 tahun mempunyai 4 orang anak,
anak pertama An. A berusia 15 tahun, anak kedua An. D berusia 13 tahun, anak ketiga An.
K berusia 10 tahun, anak keempat An. H berusia 7 tahun mereka tinggal di jonggol. Anak
ke tiga Ny. E meninggal saat berusia 1,5 tahun karena kejang. Anak ke empat Ny. J
meninggal saat berusia 3 tahun karena kejang. Anak Ke lima Tn. M 30 tahun menikah
dengan Ny. Y 26 tahun memiliki satu orang anak An. Z berusia 4 tahun, Tn. M bekerja
sebagai pegawai swasta dan Ny. Y bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, Tn. M dan Ny. Y
tinggal tidak jauh dari rumah Tn. Z.
Tahap Perkembangan Keluarga :
Tahap Perkembangan Keluarga Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan
model tahap kehidupan keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan
kembali (realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan support terhadap masuk,
keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan
aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang diperlukan untuk perkembangan
keluarga.
A. Pasangan baru (keluarga baru)
Membina hubungan dan kepuasan bersama
Menetapkan tujuan bersama
Mengembangkan keakraban
Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
Diskusi tentang anak yang diharapkan
Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992) antara lain:
Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa
ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di
dunia ini.
Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga
Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik
53
Sudah
meninggal saat
berusia 65 th
karena Hipertensi
Sudah meninggal
saat berusia 70 th
Karena Usia Tua
Sudah meninggal
saat berusia 67th
karena Usia Tua
Ny.N
65 th
Tn. Z
65 th
Tn. T
28 th
Ny. N
20 Th
Tn. A
34 Th\
Seha t
Ny.S
29 Th
Seha t
Sudah meninggal
saat berusia 72
th karena usia tua
An. E
1,5 Th
An.J
3 Th
Tn. M
34 th
Seha t
Ny.y
30 Th
Seha t
An. P
1 bln
54
Tn. K
30 Th
Sehat
Ny. D
28 th
An.A
15 Th
An.D
10 Th
An. K
10 Th
An. H
7 Th
An. H
4 Th
Sehat
Keterangan :
Keterangan :
: Pasien / penderita
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
Meninggal:
C. Fungsi:Keluarga
1. Organisasi Keluarga : Pasien adalah lansia yang sudah tidak bekerja lagi, dan tidak
mempunyai keahlian khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan atau
melamar pekerjaan. Istri pasien adalah seorang Ibu rumah tangga yang tidak memiliki
keahliah khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan. Anak pertama sudah
meninggal, anak kedua sudah tidak tinggal bersama pasien lagi, anak ketiga dan ke empat
sudah meninggal, anak ke lima sudah tidak tinggal lagi bersama pasien dan anak ke enam
sudah meninggal. Sehingga dalam mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol
ke puskesmas kurang dalam keluarga ini. Hubungan yang terjalin sesama anggota
keluarga cukup baik.
2. Fungsi Biologis: Saat ini pasien menderita hipertensi grade II yang sudah dideritanya
selama 30 tahun terakhir.
3. Fungsi Psikologis: Pasien adalah seorang lansia yang sudah tidak bekerja lagi yang
55
Pasien adalah lansia yang sudah tidak bekerja lagi, dan tidak mempunyai keahlian
khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan atau melamar pekerjaan. Istri
pasien adalah seorang Ibu rumah tangga yang tidak memiliki keahliah khusus yang
dapat digunakan untuk mencari penghasilan. Anak pertama sudah meninggal, anak
kedua sudah tidak tinggal bersama pasien lagi, anak ketiga dan ke empat sudah
meninggal, anak ke lima sudah tidak tinggal lagi bersama pasien dan anak ke enam
sudah meninggal. Sehingga dalam mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol
ke puskesmas kurang dalam keluarga ini. Hubungan yang terjalin sesama anggota
keluarga cukup baik.
56
Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari cucu yang bekerja sebagai salah
satu pegawai swasta terkadang mendapat uang tambahan dari anak keduanya. Untuk
biaya kesehatan, pasien telah memiliki Kartu Jakarta Sehat dari program kesehatan
57
darahnya. Selain itu, pasien malas untuk berobat ke dokter dan kontrol tekanan darahnya.
Pasien hanya pergi berobat bila ada keluhan.
Pasien adalah seorang muslim dan tidak pernah melewatkan sholat lima waktu,
walaupun terkadang sholatnya tidak tepat waktu. Pasien juga sering mengaji bersama
istrinya dan turut serta ikut pengajian sebulan sekali di mesjid RT setempat.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang
mengingatkan untuk menjaga pola makan dan kegiatan sehari-hari pasien. Selain itu
keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan. Dari
keterangan pasien anak dan cucunya sering mengingatkan pasien untuk kontrol namun
pasien yang malas untuk berobat.
G. Rencana Pelaksanaan
Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan
Aspek
Kegiatan
Sasaran
Aspek
personal
Pasien
-Menjelaskan
bahwa
penyakit hipertensi adalah
penyakit seumur hidup,
yang tidak bisa sembuh
sempurna yang disebabkan
gangguan fungsi jantung
dan lifestyle.
-Menjelaskan
bahwa
pengobatan
penyakit
hipertensi bersifat seumur
hidup,
namun
dapat
terkontrol.
Waktu
Pada saat
kunjungan
ke
Puskesmas
Dan saat
kunjungan
ke rumah
Hasil diharapkan
Biaya
Keterangan
-Pasien mengetahui
tentang
penyakitnya.
-Pasien
menjaga
penyakitnya
agar
tidak
bertambah
parah.
- Pasien mengerti
bahwa penyakitnya
membutuhkan
pengobatan seumur
hidup,
sehingga
pasien rajin untuk
berobat
dan
mengontrol tekanan
darahnya.
59
Aspek klinik
Pasien
Pada saat
kunjungan
ke
Puskesmas
-Pasien
dapat
memiliki tekanan
darah yang dalam
rentang normal
- Pasien mengerti
akan
pentingnya
obat, khasiat obat
dan
cara
penggunaan
obat
secara tepat untuk
proses
penyembuhan serta
mencegah
komplikasi
-Pasien
dapat
mengetahui
perkembangan
penyakitnya
dan
mendapatkan
pemulihan.
60
Aspek risiko
internal
Pasien
dan
keluarga
Pada saat
kunjungan
ke rumah
-Pasien
menghindari
makanan
yang
dapat
mempengaruhi
tekanan darah
-Mengurangi resiko
tekanan
darah
tinggi
-Pasien berolahraga
setiap pagi
Pasien
dan
keluarga
Pada saat
kunjungan
ke rumah
-Keluarga
memahami keadaan
fisik pasien untuk
pemulihan
kesehatan pasien.
-Keluarga memberi
perhatian
lebih
kepada pasien
-Pasien
dan
keluarganya sadar
akan
pentingnya
61
hidup sehat
-Menganjurkan
kepada
keluarga
pasien
untuk
meningkatkan komunikasi
yang baik dengan pasien,
seperti mengajak pasien
buat kontrol, mengingatkan
pasien untuk membatasi
dalah
mengkonsumsi
makanan yang mengandung
garam tinggi
-Memberi penyuluhan akan
pentingnya kesehatan,
seperti: memberikan
penyuluhan bahwa pasien
harus rutin minum obat
setiap hari, menjelaskan
kepada pasien bahwa
penyakit yang dideritanya
membutuhkan pengobatan
seumur hidup
Aspek
fungsional
Pasien
dan
keluarga
Pada saat
kunjungan
kerumah
-Kondisi
pasien lebih
dan
meringankan
penyakit
tubuh
sehat
kuat,
gejala
H. Analisa Kasus
a. Aspek Personal
Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien
memiliki respon kekhawatiran, sehingga bila pasien merasakan keluhan pasien datang
berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian
perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana
hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).
Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien mengatakan ini
semua takdir yang diberikan Allah SWT serta pasien ikhlas, dan ingin berobat teratur
62
agar penyakitnya dapat disembuhkan. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa
pasien adalah seseorang yang memiliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Maka
rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, komplikasi
penyakitnya, memberikan penjelasan kepada pasien agar pasien termotivasi untuk kontrol
rutin ke dokter setiap bulannya secara teratur.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dideritanya tidak dapat
disembuhkan namun dapat terkontrol bila pasien rutin berobat tiap bulan. Dengan
harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol secara teratur dan
pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien akan
meningkat.
b. Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri kepala
tanpa didahului oleh sebab khusus disertaikaku leher sejak 4 hari yang lalu. Disertai
keluhan lainnya seperti sering marah-marah atau mudah emosi. Maka rencana
penatalaksanaan ialah menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya ialah cobaan
hidup dari Allah SWT dan meyakinkannya bahwa dapat dikontrol serta menjelaskan
kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat
secara teratur.
c. Aspek Risiko Internal
Aspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan faktor
kebiasaan, maka rencana penatalaksanaan menjelaskan pola makan sehat dan memberi
motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat
secara teratur. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat
secara teratur.
63
pekerjaan
I. Prognosis
1. Ad vitam
: ad bonam
BAHAN MAKANAN
Berat(gram)
URT
100
55/45
50
100
13/4 gls
1 btr / 3 sdk mkn
1 ptg
1 gls
Jam 10.00 :
Buah
100
1 ptg bsr
Siang : Nasi
Daging/ayam
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak utk menggoreng
100
50
50
100
100
15
Jam 16.00 :
Buah
100
2 ptg bsr
Malam :
Nasi
Ikan
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak untuk menumis
100
50
50
100
150
15
1 gls
1 ptg
1 ptg
1 gls
1 gls
1 sdm
Pagi : Nasi
Telor ayam/susu skim
Tempe/tahu
Sayuran
1 gls
1 ptg
1ptg
1 gls
1 ptg bsr
1 sdm
65
STUDI KASUS
Peranan Dokter Keluarga Terhadap Pasien Hipertensi
Dengan Gizi Lebih Disertai Dyspepsia Fungsional Pada Usia Lanjut
Di Puskesmas Keliling Gunung Sahari Selatan
Oleh :
Ronny Saputra
1102010257
Pembimbing :
Dr. Dini Widianti, MKK
66
IDENTITAS PASIEN
A.Identitas Pasien
Nama
: Ny.T
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 58 tahun
Pekerjaan
: Pedagang
Pendidikan
: SD
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
67
dan pilek tidak dirasakan oleh pasien. Keluhan bicara pelo, lemah anggota badan, mulut
mencong dan penglihatan buram disangkal oleh pasien.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
-
6.
7. Riwayat Kebiasaan:
Pasien dan keluarganya memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Karena pasien adalah
seorang pedagang makanan, pasien selalu makan di rumah hanya bersama dengan suami.
Karena anak dan menantu pasien bekerja, mereka lebih sering makan siang tidak
dirumah. Ny.T memasak makanan sendiri untuk keluarganya jika untuk sarapan pagi dan
68
jika untuk makan siang, pasien membeli makanannya di pasar. Ia sering memasak
makanan dengan menu yang kurang bervariatif, seperti tahu, tempe,sayur, ikan asin, soto
ayam, dll. Keluarga Ny. T termasuk keluarga yang tidak begitu menyukai mengkonsumsi
sayur dan buah-buahan. Pasien mengaku gemar memakan makanan seperti ikan asin,
goreng-gorengan dan soto ayam. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci,
menyapu, memasak dikerjakan oleh suami pasien. Dalam urusan berolahraga, Ny. T
mengaku tidak pernah berolah raga, menurut pasien mengerjakan pekerjaan rumah
sehari-hari sudah cukup melelahkan dan sudah bisa dianggap seperti olahraga karena
membutuhkan banyak energi.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
2. Vital sign:
Kesadaran
: Compos mentis
Tek. Darah
: 150/90 mmHg
Frek. Nadi
: 80 x/menit
: 36,50C
3. Status Generalis
Kepala
Mata
THT
Leher
Thoraks
69
Ekstremitas
: Akral hangat
:
Tungkai
Lengan
Gerakan
Kanan
Bebas
Kiri
Bebas
Kanan
Bebas
Kiri
Bebas
Tonus
Normal
Normal
Normal
Normal
Trofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Eutrofi
Edema
4. Status neurologis:
GCS
: E4 M6 V5 = 15
: 62kg
: 150 cm
= 45 kg
Kalori Basal = BBI x 25 kkal
= 45 x 25
= 1125 kkal
Nama
Tn. S
Ny.T
dalam
Keluarga
Kepala keluarga
Istri
Keterangan
Gender
L
P
Umur
Pendi-
59tahun
59
dikan
SMP
SD
tahun
3.
Tn. T
Anak pertama
35
Pekerjaan
Tidak bekerja
Ibu Rumah
Tambahan
Pemilik rumah
Pasien
Tangga
SMA
Karyawan
SMA
Ibu Rumah
tahun
4.
Ny. I
Anak kedua
27
tahun
5.
Tn. T
Anak ketiga
21
Tangga
SMA
Karyawan
SMP
Ibu Rumah
tahun
6.
Ny. N
Menantu
33
tahun
7.
Tn. A
Menantu
35
Tangga
SMA
Karyawan
SMA
Ibu Rumah
tahun
8.
Ny. W
Menantu
25
tahun
Tangga
72
Kesimpulan
Keluarga Ny.T tinggal di rumah milik
sendiri dengan lingkungan sekitar yang
padat dan kurang bersih. Ketersediaan
air cukup dan terdapat jamban keluarga
akan
tetapi
tidak
ada
tempat
pembuangan sampah.
73
KAMAR
3 buah televisi
3 buah kipas angin
Tidak mempunyai handphone
1 buah kompor gas ( tabung 3 kg)
1 buah lemari pendingin
1 buah rice cooker
1 buah setrika
4 buah sepeda motor
Kesimpulan
Pasien jika mengalami sakit
kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan
Kualitas pelayanan kesehatan
75
Hari
Sabtu,
Waktu
Pagi
14 Maret 2015
Makanan
Porsi
nasi uduk, bihun, orek Nasi uduk 1 gelas
tempe dan gorengan, Bihun 1 porsi
teh manis hangat
Gorengan 1 buah
Orek
tempe
porsi
Teh manis 1 gelas
Siang
mineral
gelas
Hari
Jumat,
Waktu
Pagi
13 Maret 2015
Makanan
Porsi
nasi uduk, bihun, Nasi uduk 1 gelas
orek tempe dan Bihun 1 porsi
gorengan,
manis hangat
Orek
tempe
porsi
Teh manis 1 gelas
Siang
sop,
mineral,
gorengan 3 porsi
Air
mineral
gelas
Hari
Waktu
Makanan
Porsi
76
Kamis,
Pagi
12 Maret 2015
Siang
Bihun 1 porsi
Bihun 1 porsi
Gorengan 1 porsi
Gorengan 1 buah
Orek
porsi
tempe
gorengan 3 porsi
mineral
gelas
Analisa Makanan
Sabtu (Nilai Kalori yang di konsumsi perhari=2261,075 kkal)
- 1 porsi nasi = 135 kkal
Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kal
Lemak = 0,29 gr x 8 = 2,32 kal
Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal
- 1 porsi nasi uduk = 506 kkal
Karbohidrat = 28 gr x 4 = 112 kal
Lemak = 12 gr x 8 = 96 kal
Protein = 3 gr x 4 = 12 kal
- 1 porsi bihun = 192 kkal
Karbohidrat = 43,82 gr x 4 = 175,28 kal
Lemak = 0,35 gr x 8 = 2,8 kal
Protein = 1,6 gr x 4 = 6,4 kal
- 4porsi aneka gorengan ( bakwan, pisang, tahu, tempe, dll) = 140 x 4 = 560 kkal
Karbohidrat = 4 x4 = 16 gr x 4 = 64 kal
Lemak = 2,5 x 4 = 10 gr x 8 = 80 kal
Protein = 0,4 x 4 = 1,6 gr x 4 = 6,6 kal
- 1 orek tempe = 165 kkal
77
Karbohidrat = 2 gr x 4 = 8 kal
Lemak = 3,5 gr x 8 = 28 kal
Protein = 6 gr x 4 = 24 ka
- 1 Gelas Teh Manis
Karbohidrat = 100/100 x 100/100 x 67,8 x 4 =271,4 kkal
Lemak = 100/100 x 100/100 x 0,7 x 9 = 6,3 kkal
Protein 100/100 x 375/100 x 19,5 x 4 =78 kkal
Total =355,7 kkal
-
Karbohidrat = 4 x4 = 16 gr x 4 = 64 kal
Lemak = 2,5 x 4 = 10 gr x 8 = 80 kal
Protein = 0,4 x 4 = 1,6 gr x 4 = 6,6 kal
- 1 orek tempe = 165 kkal
Karbohidrat = 2 gr x 4 = 8 kal
Lemak = 3,5 gr x 8 = 28 kal
Protein = 6 gr x 4 = 24 ka
- 1 Gelas Teh Manis
Karbohidrat = 100/100 x 100/100 x 67,8 x 4 =271,4 kkal
Lemak = 100/100 x 100/100 x 0,7 x 9 = 6,3 kkal
Protein 100/100 x 375/100 x 19,5 x 4 =78 kkal
Total =355,7 kkal
-
80
Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny.T peran serta aktif dari seluruh
anggota keluarga kurang baik karena suami, anak dan menantu pasien tidak
memperhatikan perkembangan dan kesehatan pasien karena mereka sibuk dengan
pekerjaannya masing-masing. Keluarga tidak mengingatkan
pasien
agar
yang sehat dan tidak ada cacat sedikitpun. Hal ini membuktikan bahwa
kemampuan reproduksi dalam keluarga Ny. T termasuk baik.
b) Fungsi secara psikologis
Pasien
adalah
menafkahi keluarga. Suami tidak bekerja dan ketiga anak pasien juga
menantu cukup sibuk dengan pekerjaannya, dan untuk memperhatikan
kesehatan pasien karena anggota keluarga sibuk oleh pekerjaannya
masing-masing makadukungan keluarga untuk kesembuhan pasien
kurang.
c) Fungsi secara ekonomi
Pasien
setiap
hari
mengeluarkan
uang
sebesar
Rp.75.000
4. Dinamika Keluarga
Hubungan antar keluarga Ny.T terbilang cukup baik. Akan tetapi anak ke 3 Ny.T,
Tn.M sering bertengkar dengan istrinya Ny.W.
5. Family Map (gambar)
Tn. T (35tahun)
KETERANGAN :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Sudah meninggal
: Hubungan Pernikahan
: Garis Keturunan
83
Pada saat ini masalah yang ada pada keluarga Ny. T adalah anak
ke 3, Tn M sering bertengkar dengan istrinya Ny. W. Oleh karena itu,
Ny. T ikut membantu menyelesaikan masalah mereka.
F. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke puskesmas dengan keinginan sendiri dan dorongan
keluarga pasien, karena pasien merasa keadaannya akan mengganggu aktifitasnya seharihari. Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala sebelah sejak 3 bulan
SMRS, pasien juga mengeluhkan adanya nyeri ulu hati sejak 2 hari SMRS, mual dan
muntah 1x berisi makanan dan tidak berisi darah. Pasien biasanya hanya meminum obat
yang biasanya di minum ketika sakit seperti ini dan berharap sembuh ketika meminum
obat yang biasa ia minum. Namun karena terasa mengganggu dari sebelum-sebelumnya,
pasien khawatir penyakitnya akan bertambah parah kemudian pasien berobat dengan
harapan rasa sakitnya dapat hilang dan tidak kambuh atau berulang seperti ini lagi. Pasien
mengetahui bahwa penyakitnya ini bisa timbul setelah pasien tidak menjalani pola makan
yang baik.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : Hipertensi disertai dengan dyspepsia fungsional
Diagnosis Banding : migrain
84
Pasien memiliki kegemaran makan yang tidak baik, melebihi kalori makanan
perhari seharusnya dan kurang berolahraga. Kegemaran seperti makan-makanan yang
asin dan goreng-gorengan kemudian pasien lebih mementingkan cita rasa dan
mengabaikan pola makan yang sehat. Pasien tidak berolahraga karena sudah cukup lelah
mengurus rumah dan keluarga. Seringnya mengkonsumsi goreng-gorengan dan ikan asin
membuat pasien rentan terhadap kekambuhan hipertensinya dan tidak teraturnya jadwal
makan pasien membuat penyakit dyspepsia fungsional pasien menjadi kambuh. Ayah
pasien juga mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Pasien adalah seorang muslim dan
tidak pernah melewatkan sholat lima waktu, walaupun terkadang sholatnya tidak tepat
waktu karena kesibukannya.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Keluarga terdiri atas dua generasi dengan kepala keluarga (KK)
bernama Tn.S berusia 59 tahun yang merupakan suami pasien Ny.T berusia 58 tahun.
Bentuk keluarga adalah.Tn.S sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny.T (pasien)
memiliki tiga orang anak. Anak pertama bernama Tn.T berusia 35tahun, anak keduanya
bernama Ny.I berusia 33 tahun dan Tn.M berusia 27 tahun. Selain itu menantu dari pasien
juga ikut tinggal bersama keluarga Tn.S. Tn.S telah memiliki rumah sendiri dari
peninggalan orang tuanya Ny.T. Tahapan siklus keluarga Tn. S dan Ny. T termasuk pada
tahap VI, tahap dimana keluarga melepas anak usia dewasa muda ( anak yang
meninggalkan rumah)
Dalam keluarga ini Tn.S yang bertindak sebagai kepala keluarga dan yang selalu
mengambil keputusan terhadap masalah yang ada dalam keluarganya. Keluarga Tn.S
tidak memiliki masalah dengan keluarga lain. Mereka selalu menjalin hubungan
silahturahmi yang baik dengan keluarga besar dan masyarakat dilingkungan rumahnya.
Apabila ada permasalahan dalam keluarga ini untuk pengambilan keputusan selalu
dimusyawarahkan dengan anggota keluarga agar terdapat keputusan yang sesuai dengan
harapan.
85
: Aktif, mampu melakukan aktivitas seperti pada saat sebelum sakit (Karnofsky 90-
100)
: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah, pekerjaan
tempat tidur atau kursi (lebih dari 50% jam kerja dan sesuai dengan Karnofsky 30-40)
10 : Tidak mampu berbuat apa-apa, hanya tidur atau duduk ditempat tidur, kursi
(Karnofsky 10-20)
Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh
pasien.Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan
pekerjaan sehari-hari seperti pekerjaan rumah (skor Karnofsky70-80).
G.Rencana Pelaksanaan
86
Kegiatan
Sasaran
Aspek
personal
Pasien
Waktu
Pada saat
kunjungan
ke
puskesmas
Hasildiharapkan
- Pasien minum
obat teratur dan
kontrol kedokter
apabila obat habis
tetapi keluhan
masih dirasakan.
Biaya
Keterang
an
(-)
(-)
Memakai
BPJS
Obat
diminum
hingga
habis dan
kembali
ke dokter
bila tidak
membaik
(-)
- Pasien menjadi
tenang agar
kekhawatiran
tentang komplikasi
dari penyakitnya
tidak perlu ditakuti.
-Pasien menjadi
makan tepat waktu
sehingga tidak
mengalami
kekambuhan dari
penyakit dyspepsia
fungsionalnya
- Memberikan obat
antihipertensi
captopril 25 mg dan
memberikan terapi
simptomatik kepada pasien
yaitu Ranitidine , antasida,
dan domperidone
- Menjelaskan kepada pasien
agar mengurangi porsi
makannya secara perlahan
- Makan rendah lemak dan
cukup kalori sesuai
dengan kebutuhannya
yaitu 1.068,75 kkalori
perhari
- Merencanakan makanan
sehat yang dimakan
pasien dalam sehari.
Pasien
Pada saat
kunjungan
ke
puskesmas
- Pasien dapat
mengurangi
kekambuhan
penyakitnya
- Pasien mengerti
akan pentingnya
obat, khasiat obat
dan cara
penggunaan obat
secara tepat untuk
proses
penyembuhan
-Pasien dapat
mengetahui
perkembangan
penyakitnya dan
mendapatkan
87
pemulihan yang
maksimal
Aspek resiko
internal
Pasien
dan
keluarga
Pada saat
kunjungan
ke rumah
-Pasien melakukan
olahraga secara
rutin seperti
berjalan minimal 30
menit pada pagi hari
(-)
(-)
- Semakin beriman
kepada Allah SWT
Aspek
psikososial
keluarga
Pasien
dan
keluarga
Pada saat
kunjungan
ke rumah
-Keluarga
memahami keadaan
fisik pasien untuk
pemulihan
kesehatan pasien.
-Keluarga memberi
perhatian lebih
kepada pasien
-Pembiayaan
kesehatan anggota
keluarga pasien
lebih terjamin
dengan adanya
kartu BPJS
(-)
(-)
Pasien
dan
keluraga
Pada saat
kunjungan
ke rumah
Kondisi tubuh
pasien lebih sehat
dan kuat,
menghilangkan
gejala penyakit
(-)
(-)
-Menganjurkan kepada
keluarga pasien untuk
memberikan komunikasi
yang baik dengan pasien.
- Menghindarkan segala
faktor psikologis seperti
masalah anak pasien denga
istrinya yang dapat
menambah beban perasaan
penderita.
Aspek
Fungsional
- Menganjurkan agar
seluruh anggotya keluarga
pasien membuat kartu BPJS
-Menyarankan pasien untuk
tidak melakukan aktivitas
berlebihan
- Menasehati keluarga untuk
ikut berperan dalam
88
menjalankan pekerjaan
rumah tangga sehari-hari
untuk membantu pasien dan
tidak membebankannya
pada pasien.
J. Analisa Kasus
a. Aspek Personal
Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien
memiliki respon kekhawatiran, sehingga bila pasien merasakan keluhan pasien datang
berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian
perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal
tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).
Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien mengatakan ini semua
takdir yang diberikan Allah SWT serta pasien ikhlas, dan ingin berobat teratur agar
penyakitnya dapat disembuhkan. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa pasien
adalah seseorang yang memiliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Maka rencana
penatalaksanaan
menjelaskan
kepada
pasien
mengenai
penyakitnya,
komplikasi
penyakitnya, memberikan penjelasan kepada pasien agar pasien termotivasi untuk kontrol
rutin ke dokter setiap bulannya secara teratur.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dideritanya tidak dapat disembuhkan
namun dapat terkontrol bila pasien rutin berobat tiap bulan. Dengan harapan pasien
memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol secara teratur dan pasien mengalami
perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien akan meningkat.
b. Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri kepala
sejak 3 bulan yang lalu. Disertai keluhan lainnya seperti nyeri ulu hati sejak 2 hari
sebelum datang ke Puskesmas, mual, muntah 1x berisi makanan tanpa disertai dengan
darah dan pandangan kabur sejak 3 bulan yang lalu. Maka rencana penatalaksanaan
ialah meyakinkannya bahwa penyakitnya dapat dikontrol, menjelaskan kepada pasien
89
untuk selalu menjaga kesehatan dengan minum obat secara teratur dan merencanakan
makanan sehat yang dimakan pasien dalam sehari
90
K. Prognosis
1. Ad vitam: ad bonam
2. Ad sanactionam: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam: ad bonam
91
- Protein
- Lemak
: 213,75 kkal
Makan Pagi
: 25 %
Snack 2
: 10 %
Snack 1
: 15 %
Makan malam
: 20%
Makan siang : 30 %
Makan Pagi
Snack 1
: Karbohidrat
Protein
Lemak
: Karbohidrat
Protein
Lemak
Snack 2
Protein
Lemak
: Karbohidrat
Protein
Lemak
Protein
Lemak
92
Snack 1
Snack 2
biscuit
cracker
2 buah
Menu makan malam : Nasi Putih porsi
Tahu/tempe 3 buah
Sayuran 1 porsi
1 gelas air mineral
93