Vous êtes sur la page 1sur 93

LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan studi kasus yang bertema INFEKSI AKUT PADA DEWASA dengan
pendekatan kedokteran keluarga di Puskesmas Kecamatan Kemayoran pada periode 25 Mei 31
Juli 2015 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dipresentasikan dalam rangka memenuhi
salah satu tugas Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas
YARSI bagian Kedokteran Keluarga.

Jakarta, Juli 2015


Pembimbing

dr. Marleni

Pembimbing

dr. Dini Widianti, MKK

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji dan syukur Saya panjatkan Kehadirat Allah SWT atas Karunia dan Hidayah-Nya
sehingga tugas Studi Kasus Pasien dengan menggunakan penerapan pendekatan Ilmu
Kedokteran Keluarga dengan tema Infeksi Akut pada Dewasa di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran Periode 25 Mei - 31 Juli 2015 dapat diselesaikan.
Tujuan pembuatan Studi Kasus Pasien dengan penerapan pendekatan Kedokteran
Keluarga ini sebagai salah satu tugas dalam menjalani Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI untuk periode 25 Mei 31 Juli 2015
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof.Dr. Hj. Qomariyah, RS MS PKK DK AIFM selaku guru besar Kepaniteraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
2. Dr. Dini Widianti, MKK selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Keluarga Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang
bermanfaat
3. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku Ketua Koordinator Penatalaksanaan Kepanitraan Ilmu
Kedokteran Keluarga Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
4. Dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI
5. Dr. H. Sumedi Sudarsono, MPH, DR. Dr. Artha Budi Susila Duarsa M.Kes, Dr. Citra
Dewi, M.Kes, Dr. Dian Mardhiyah M.KK, Dr. Fathul Jannah, M.Si, Dr. Erlina
Wijayanti, MPH, selaku dosen Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Keluarga Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI
6. Dr. Marleni dan Seluruh staf Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yang telah
memberikan bimbingan dan data untuk kelancaran pembuatan Studi Kasus Pasien ini
7. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, restu, semangat, dan motivasi

8. Seluruh Rekan Sejawat yang telah memberikan motivasi dan kerja sama sehingga tersusun
laporan ini
Dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.

Jakarta, Juli 2015

Penulis

STUDI KASUS PASIEN


POLA MAKAN PENYEBAB ISPA PADA PASIEN DEWASA
DENGAN PENDEKATAN KEDOKTERAN KELUARGA DI PUSKESMAS
KECAMATAN KEMAYORAN PERIODE 25 MEI 31 JULI 2015

Disusun oleh :
Karina 1102010139

Pembimbing:
Dr. Dini Widianti, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA BAGIAN ILMU


KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
4

JAKARTA 2015
BAB I
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama

: Ny. D

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 48 tahun

Pekerjaan

: Tidak Bekerja

Pendidikan

: SMP

Agama

: Islam

Alamat

: Gg. Spoor 2 Dalam RT 002/RW 002 No. 4


Kelurahan Gn. Sahari, Jakarta Pusat

I.

Puskesmas

: Puskesmas Kecamatan Kemayoran

Tanggal Berobat

: 01 Juli 2015

Tanggal Kunjungan

: 01 Juli 2015

BERKAS PASIEN

A. Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 01 Juli 2015.
1. Keluhan Utama
Batuk
2. Keluhan Tambahan
Tenggorokan gatal
3. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan batuk sejak 2 hari yang lalu. Batuk
berdahak, tidak ada darah, dahak berwarna putih, namun sulit dikeluarkan. Keluhan disertai
dengan tenggorokan gatal. Tenggorokan tidak nyeri, tidak terdapat nyeri saat menelan. Pasien
mengeluh flu, terkadang hidung tersumbat, pasien jarang bersin. Pasien mengalami demam
sejak 2 hari yang lalu, demam dirasa tidak begitu panas namun tidak diukur suhunya. Tidak
ada waktu spesifik ketika demam terjadi.
Pasien tidak ada keluhan nyeri otot atau nyeri sendi, tidak ada sakit kepala, mual dan
muntah. BAB dan BAK pasien baik. Pasien memiliki kebiasan makan goreng gorengan dan
minum es dan minuman manis. 2 minggu yang lalu pasien pernah mengalami sakit serupa
dan sembuh dengan pengobatan.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat penyakit paru disangkal
Terdapat riwayat penyakit darah tinggi
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga


-

6.

Anak ke 3 pasien memiliki penyakit yang serupa dengan pasien


Riwayat penyakit paru disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit darah tinggi disangkal

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah ke bawah. Saat ini pasien tinggal di rumah

milik ibunya bersama sepupun sepupunya, suami dan anak kedua, ketiga dan keempatnya.
Pasien saat ini sudah tidak bekerja. Biaya hidup pasien sehari-hari ditanggung oleh suami
pasien. Menurut pasien gaji yang diterima suaminya sebesar Rp 3.500.000,00 perbulan.
Pasien mengatakan uang yang diterima cukup untuk kebutuhan sehari-hari dan untuk berobat
jika sakit.
Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di
lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan

satu bulan sekali, acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di RT/RW setempat,
dan pengajian di masjid dekat rumah
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien mengatakan sebelum sakit pasien memiliki kebiasaan makan gorengan,
minum es dan minuman manis. Pasien jarang mengkonsumsi buah dan sayur. Pasien
jarang minum air putih. Ketika memasak pasien tidak menggunakan masker. Pasien
mengaku malas untuk berolahraga. Namun saat ini pasien masih dapat melakukan
pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci, menyapu dan mengepel.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran

: Tampak sakit ringan


: Compos mentis

2. Vital sign
GCS

: 15

Tek. Darah

: 130/80 mmHg

Frek. Nadi

: 78 x/menit

Frek Pernapasan : 18 x/menit


Suhu

: 36,5 C

3. Status Generalis
a. Kepala
- Bentuk
- Rambut
- Mata
-

: Normocephal
: Hitam keputihan, tidak mudah dicabut
: Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-)
Pupil bulat, isokor, Refleks cahaya langsung (+/+)
Refleks cahaya tidak langsung (+/+)
Telinga
: Bentuk normal, tidak ada serumen (-/-), tidak hiperemis (-/-)
Hidung
: Septum nasi tidak deviasi, terdapat sekret (+/+)
tidak hiperemis (-/-)
Tenggorokan :Tonsil T1 T1 tidak hiperemis, faring hiperemis
Mulut
: Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

b. Leher
7

Trakea berada di tengah


Pembesaran kelenjar getah bening (+)

c. Thoraks
- Inspeksi

: Bentuk dada simestris


Pergerakan dinding dada simetris
Iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi
: Fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri
Iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula kiri
- Perkusi
: Sonor di seluruh lapangan paru, batas jantung normal
- Auskultasi : Vesikular Breathing Sound (+/+), Wheezing (-/-), Rhonki (-/-)
Bunyi jantung I dan II normal reguler, Murmur (-), Gallop (-)
d. Abdomen
- Inspeksi : Perut cembung, tidak ada sikatrik
- Auskultasi : Bising usus (+)
- Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi
: Timpani diseluruh lapangan abdomen
e. Genetalia

: Tidak dilakukan

f. Ekstremitas

: Akral hangat, pitting edem (-/-), sianosis (-)

4. Status Gizi
Berat badan
Tinggi badan
IMT
Status Gizi
BB Ideal

: 46 kg
: 155 cm
: BB/(TB)2= 46/(1,55)2 = 19,14 kg/m2
: Normal
: (155-100) x 90% = 49,5 kg

Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)


IMT dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi
badan (dalam meter kuadrat).
Tabel 1. Indeks Masa Tubuh
IMT
<18,5
18,5 22,9
>23,0
23,0 24,9
25,0 29,9
>30,0

STATUS GIZI
Berat Badan Kurang
Berat Badan Normal
Kelebihan Berat Badan
Beresiko Menjadi Obes
Obes I
Obes II
8

Sumber : Center For Obesity Research and Education, 20007


Kesimpulan : Status Gizi Pasien Obes I
Penentuan Status Gizi Berdasarkan Rumus Broca
Berat Badan Idaman (BBI) : (TB 100) 10%

: (155 -100) 10% = 55 kg 5,5 kg = 49,5 kg.


Status gizi : (BB aktual : BB ideal) x 100%
: (46 : 49,5) x 100% = 93 % (termasuk BB Normal)
Jumlah kebutuhan kalori perhari :
- Kebutuhan kalori basal = BB ideal x 25 kalori
= 49,5 kg x 25 kalori = 1.237,5 kalori
- Kebutuhan untuk aktivitas ditambah 20 % karena aktivitas yang dilakukan pasien
termasuk aktivitas sedang
20% x 1.237,5 kalori = 247,5 kalori
Jadi, total kebutuhan kalori perhari untuk pasien adalah :
1.237,5 kalori + 247,5 kalori = 1.485 kalori.

Untuk Kebutuhan Harian :


Karbohidrat (60-70%) = 70% x 1485 kkal = 1039,5 kal
Protein (10-15%) = 10% x 1.485 kkal = 148,5 kal
Lemak (20-25%) = 20% x 1.485 kkal = 297 kal
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
II.

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga:
Nama

: Ny. M

Usia

: 65 Tahun

b. Identitas Pasangan:
Nama

: Tn. Zainudin
9

Usia

: 53 tahun

c. Identitas Anak
Nama

: Ny. Siti, berusia 24 tahun

Nama

: Nn. Indah 20 tahun

Nama

: Tn. Heri, berusia 18 tahun

Nama

: Nn. Aulia, berusia 15 tahun

d.Struktur Komposisi Keluarga : The extended family


Keluarga terdiri atas Tn. J sebagai kepala keluarga namun saat ini Tn. J sudah meninggal
karena usia dan Ny. M sebagai istri yang kini berlaku sebagai kepala rumah tangga sejak
suami nya meninggal. Alm. Tn. J (suami pasien) menikah dengan Ny. M (Pasien) dan
memiliki 4 orang anak. Dua orang di antara mereka tinggal bersama Ny. M. Anak
pertama bernama Tn. A (48 tahun), ia sudah menikah dengan Ny. F dan memiliki 2 anak,
saat ini Tn. A tinggal di luar kota bersama istri dan anaknya. Anak kedua Ny. M, bernama
Ny. Ma (43 tahun) dan sudah menikah dengan Tn. D dan memiliki 2 orang anak, saat ini
Ny. Ma tinggal di rumah yang tidak jauh dari rumah Ny. M. Anak ketiga bernama Ny. E
(40 tahun), ia sudah menikah dengan Tn. S dan memiliki 2 anak, saat ini pasangan ini
masih tinggal bersama dengan Ny. M. Anak keempat dari Ny. M, bernama Tn. H (34
Tahun), saat ini Tn. H belum menikah karena sibuk untuk berkerja. Biaya hidup Ny. M
ditanggung oleh menantu nya dan anaknya yang keempat. Penghasilan Tn. S (menantu
pasien) sebesar Rp. 1.500.000 / bulan dan penghasilan Tn. H (anak keempat pasien)
sebesar Rp 1.200.000/bulan. Total penghasilan keluarga Ny.M adalah Rp 2.700.000,00
yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari.
Tabel 2. Anggota keluarga yang tinggal serumah
Kedudukan
No
1.

Nama

dalam Keluarga
Ibu

Gender
P

Umur
65 thn

Pendidikan
SMP

Ny. D

Keterangan
Ibu kandung

warung nasi

Ny. M
2.

Pekerjaan
Pemilik

Isteri Tn. Z

48 thn

SMP

Ibu rumah

tangga
10

3.

Tn. Z

4.
5.

Nn. I
Tn. H

6.

Nn. A

7.

Tn. S

Suami Ny. D

53 thn

SMP

Buruh

bangunan
Anak ke 2
Anak ke-3

P
L

20 thn
18 thn

SMK
SMA

SPG
Kurir

Cucu
Cucu

Anak ke-4

15 thn

SMK

Sekolah

Cucu

Sepupu Ny. D

39 thn

SMP

Satpam

Sepupu

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 3. Lingkungan tempat tinggal
Status kepemilikan rumah

: milik sendiri

Daerah perumahan
: padat kumuh
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Kesimpulan
2
Luas rumah: 6 x 6 m
Keluarga Ny. M tinggal di rumah milik
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 6 orang
sendiri. Ny. M tinggal bersama kedua
Luas halaman rumah: tidak ada, langsung jalan
anak nya, menantu nya, dan cucu nya.
gang rumah.
Rumah Ny. M kurang memenuhi
Tidak bertingkat
Lantai rumah dari: keramik
kriteria rumah sehat, karena luas rumah
Dinding rumah dari: Tembok
tidak sesuai dengan jumlah penghuni
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
dan semua anggota keluarga serta
Penerangan listrik: 1300 watt
kurangnya jumlah ventilasi di dalam
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
rumah dan jarak antar rumah yang
berdempetan
ventilasi

menyebabkan

kurang

baik.

kesan

Selain

itu

kebersihan di dalam rumah dengan tata


letak barang-barang yang berantakan,
namun ketersediaan air bersih dan
jamban keluarga cukup baik.
b.

Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, elektronik, peralatan rumah tangga)


11

- Satu buah sepeda motor


- Satu buah televisi 21 inch
- Satu buah radio
- Dua buah kipas angin
- satu buah kompor gas
- Satu buah setrikaan
- Satu buah magij jar
- Satu buah kulkas
-dua buah handphone
6M

c. Denah Rumah

6M

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga


Perilaku terhadap sakit dan penyakit
12

Jika ada salah satu anggota keluarga Ny. M yang sakit, maka akan membeli obat

warung terlebih dahulu.


Perilaku terhadap pelayanan kesehatan
Keluarga Ny. M memiliki jaminan kesehatan (BPJS)
Perilaku terhadap makanan
Keluarga Ny. M mempunyai kebiasaan makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari.
Makanan yang dimakan oleh keluarga Ny. M didapatkan dari membeli lauk di warung,
terkadang dimasak sendiri oleh pasien atau anaknya.

4.

Perilaku terhadap lingkungan kesehatan


Apabila tidak membaik, maka keluarga Ny. M akan berobat ke Puskesmas.

Sarana Pelayanan Kesehatan (PUSKESMAS)


Tabel 4. Pelayanan Kesehatan
Faktor
Cara mencapai pusat

Keterangan
Jalan kaki, transportasi

pelayanan kesehatan.
Tarif pelayanan kesehatan
Kualitas pelayanan kesehatan

umum, dan motor


Gratis
Cukup memuaskan

Pasien

Kesimpulan
jika sakit berobat

ke

puskesmas karena biaya yang


gratis dan tidak terlalu jauh dari
rumah sehingga dapat ditempuh
dengan jalan kaki (Puskesmas
Keliling

Gn.

Sahari

Selatan),

transportasi umum seperti angkot,


naik sepeda motor (Puskesmas
Kecamatan Kemayoran).
Pasien juga merasa cukup puas
dengan pelayanan kesehatan yang
ada di puskesmas.
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan makan
Keluarga Ny. M biasa makan sebanyak dua sampai tiga kali sehari, terdiri dari sarapan
pagi, makan siang, dan makan malam. Menu makanan sehari-hari keluarga ini bervariasi. Menu
makanan yang biasa dihidangkan oleh Ny. M dan keluarganya terdiri dari nasi dengan berbagai
13

makanan lauk pauk seperti ikan, daging, dan sayur namun bercita rasa pedas dan bersantan.
Makanan selingan biasanya dikonsumsi di luar waktu makan. Makanan selingan yang memiliki
rasa manis dan pedas. Makanan selingan ini biasanya dimakan pada pagi atau sore sebagai teman
minum teh atau kopi seperti martabak ataupun pisang goreng. Makanan selingan dapat dibeli di
warung, pasar atau penjual jajanan keliling. Makanan yang dipandang sebagai makanan selingan
seperti kacang-kacangan, biskuit, gorengan, kue-kue kering, kue basah, lemper, lemang, dan
martabak. Sedangkan untuk buah-buahan jarang dikonsumsi oleh keluarga ini.
Mereka membiasakan diri untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan serta
merapikan dan membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai makan.
b. Menerapkan pola gizi seimbang
Untuk penerapan pola gizi seimbang Ny. M sebaiknya mengikuti Pedoman Gizi Seimbang yang
dijabarkan menjadi 13 pesan dasar, sebagai berikut :
1

Membiasakan makan pagi (sarapan) untuk memelihara ketahanan fisik dan meningkatkan

produktivitas kerja
Makanlah makanan sumber karbohidrat, namun hanya setengah dari kebutuhan energi.
Membatasi energi atau sekitar 3-4 sendok per hari. Idealnya sekitar 50-60% kebutuhan

energi diperoleh dari karbohidrat kompleks atau setara dengan 3-4 piring nasi
Makanlah beragam makanan sumber zat tenaga (karbohidrat), zat pembangun (protein),

serta zat pengatur (vitamin dan mineral)


Membaca label pada makanan yang dikemas, untuk mengetahui komposisi bahan

penyusun, gizi, serta tanggal kadaluarsa


Membatasi konsumsi lemak dan minyak hingga seperempat dari kecukupan energi.
Mengkonsumsi lemak hewani secara berlebihan dapat menyebabkan penyempitan

pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner


Menggunakan garam yang mengandung yodium untuk mencegah timbulnya gangguan
akibat kekurangan yodium yang dapat menghambat perkembangan tingkat kecerdasan,
penyakit gondok, dan kretin (kerdil). Konsumsi garam dianjurkan tidak lebih dari 6 gram

(1 sendok teh) per hari


Mengkonsumsi makanan sumber zat besi untuk mencegah anemia. Sumber zat besi yang

baik diantaranya adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging
Memberikan ASI ekslusif hingga bayi berumur 4 bulan, setelah itu perlu diberikan
makanan pendamping air susu ibu

14

Makan untuk memenuhi kebutuhan energi, yang dapat terpenuhi dari tiga sumber utama,

yaitu karbohidrat, protein dan lemak


10 Meminum air bersih, aman dan jumlah yang cukup, yaitu minimal 2 liter atau setara
dengan 8 gelas setiap harinya
11 Menghindari konsumsi minuman berakohol
12 Mengkonsumsi makanan yang aman bagi kesehatan, yaitu bebas dari bahan kimia dan
mikroba berbahaya yang dapat menyebabkan sakit
13 Melakukan kegiatan fisik dan olah raga secara teratur untuk mendapatkan berat badan
normal dan mengimbangi konsumsi energi yang berlebihan
Ny.M sudah menerapkan pola makan yang teratur dan gizi seimbang dalam setiap
hidangan yang dihidangkan terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak, namun karena
pengetahuan keluarga mengenai makanan yang bergizi dan diet untuk penderita kencing manis
masih kurang sehingga menyebabkan tidak terkontrolnya pola makan Ny. M. Ny. M mengaku
sering makan nasi yang banyak dan sangat menyukai makan makanan yang manis dan bersantan.
Pasien selalu minum susu setiap pagi. Pola makan pasien selama tiga hari terakhir sebagai
berikut :
Food recall (Pola makan dalam tiga hari terakhir).
-

11 Maret 2015
Tabel 4. Food Recall
Waktu
Nama Makanan
Pagi - Nasi Putih (3/4 gelas/100 gr)
- Ayam Goreng (1 potong
ukuran sedang 7 gram)
- Tahu (1 Potong sedang / 25
gram)
- Sayur Bayam + jagung (satu

Nama Bahan

Energi (kal)
175

Ayam minyak

150

Tahu minyak

60
80

mangkuk ukuran sedang /


100 gr)

Siang

- Nasi Putih (3/4 gelas / 100 gr)


- Ikan lele (1 potong ikan

175

15

ukuran sedang / 120 gr)


Sayur bayam + jagung
(satu mangkuk ukuran

Ikan minyak

150
80

sedang/100 gr)
- Teh manis (satu gelas besar /

90

250 ml)
- Nasi putih (3/4 gelas / 100 gr)
175
- Telur dadar ( 1 telur ayam /
Malam
Total
-

50 gr)

Telur minyak

160
1.295 kal

12 Maret 2015
Waktu
Nama Makanan
Pagi - Nasi Putih (3/4 gelas / 100 gr)
- Ikan gurame goreng (1
potong ikan ukuran sedang /
120 gr)
- Tempe goreng ( dua potong
ukuran sedang / 50 gr )
- Sayur sup (satu mangkuk
sedang / 100 gr)
Siang

Nasi Putih (3/4 gelas /

100 gr)
Ikan mas goreng (satu
potong ukuran sedang /

Nama Bahan

Energi (kal)
175

Ikan
Minyak

150

Tempe

40

Minyak
100
175
Ikan

180

Minyak

155

Sayuran

85

135 gr)
Sayur tumis buncis dan
taoge (berukuran
mangkuk sedang / 100
gr)

Minyak

Pisang goreng ( 3 potong


/ 30 gr )
16

Malam

Minyak

50
175

Sayuran

85

Nasi putih (3/4 gelas /


100 gr)

Sayur tumis buncis dan


taoge (berukuran
mangkuk sedang / 100

Minyak

gr)
-

Tahu (1 potong sedang /

25 gram)
Tempe (1 potong ukuran
sedang / 25 gram)

Tahu minyak
Tempe minyak

Total

40
40
1.450 kalori

13 Maret 2015

Waktu
Pagi

Nama Makanan
- Dua kentang rebus (dua

Nama Bahan

Energi (kal)
175

kentang berukuran sedang /

Siang

210 gr)
- Telur rebus (dua telur 110 gr)
- Nasi putih (3/4 gelas / 100
-

110
175

gr)
Ayam
Ayam goreng
Minyak
(satu potongan sedang / 120

150

gr)
85
-

Sayur labu siam (satu


mangkuk berukuran sedang
/ 200 gr)

Malam

Tahu (2 potong berukuran

sedang / 50 gr)
Nasi putih ( gelas / 100

Tahu minyak

80

175
17

gr)
Ayam

goreng

(satu Ayam
Minyak
potongan sedang / 120 gr)
Sayur labu siam (satu

140
85

mangkuk berukuran sedang


-

/ 200 gr)
Tempe goreng (dua potong

ukuran sedang / 50 gr)


Jeruk manis (dua buah jeruk

Tempe minyak

80
100

berukuran sedang)
Total

1.355 kalori

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga

Anak anak dan menantu pasien memberikan dukungan atas penyakit pasien
dengan cara menemani pasien utuk kontrol berobat.
Anak anak dan menantu pasien selalu memberikan motivasi agar pasien tidak terlalu
mengkhawatirkan penyakitnya.
Anak anak dan menantu pasien selalu menyediakan biaya untuk pengobatan pasien.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga

Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny. M ini peran serta aktif dari seluruh
anggota keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola makan pasien seharihari. Keluarga selalu sibuk dengan pekerjaan masing-masing sehingga pasien

hanya diingatkan minum obat ketika anaknya ingat saja.


Ketidakpatuhan pasien untuk berobat rutin dan pasien tidak suka berolahraga.

B. GENOGRAM
1. Bentuk Keluarga
Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Ny. M
berusia 67 tahun. Bentuk keluarga adalah keluarga besar ( extended family ) dengan
pimpinan keluarga pasangan usia lansia yang sudah tidak produktif.
18

2. Tahapan Siklus Keluarga


Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), Keluarga Ny. M berada pada
tahapan siklus keluarga yang ke delapan, yaitu keluarga dalam masa pensiun dan lansia
(mulai dari pensiun hingga pasangan yang meninggal). Adapun tahapan siklus keluarga
Alm. Tn. J dan Ny. M termasuk ke dalam beberapa tahap diantaranya :
-

Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent).

Tahap keluarga dengan usia lanjut yang mana pasien sudah pensiun dan salah satu
pasangannya sudah meninggal.

Tahap keluarga dengan anak-anak ( The Family with Young Children ).

3. Family map (gambar)

Sudah
meninggal saat
berusia 70 th
karena usia

Sudah meninggal
saat berusia 72 th
Karena usia

Tn. A
70thn Sudah meninggal
saat berusia 70 th karena usia

Sudah meninggal
saat berusia 71th
karena DM

Sudah meninggal
saat berusia 62 th
karena usia tua

Ny.M
67 th

19

Tn. A
48 th

Ny. F
45 th

Nn. V
21th

Tn. B
17th

Tn. D
43 th

Ny.MA
43 th

Nn. P
20 th

Nn. L
16 th

Tn.S
43 th

Tn. C
19 th

Ny.E
40 th

Nn. S
16th

Tn. H
34th

Keterangan :
: Pasien / penderita
: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
: Meninggal

4. Fungsi Keluarga
a

Biologis

Fungsi biologis dalam keluarga Ny. M termasuk baik karena Ny. M mempunyai 4
orang anak, 2 orang laki-laki dan 2 orang perempuan yang sehat dan tidak ada cacat
sedikitpun. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan reproduksi dalam keluarga Ny. M
termasuk baik.
b

Psikologis :
Pasien adalah seorang istri yang telah ditinggal meninggal oleh sumainya. Saat ini

pasien tinggal bersama dengan kedua anaknya dan menantu nya. Anak pasien juga
menantu cukup sibuk dengan pekerjaannya dan urusannya masing masing sehingga
untuk memperhatikan kesehatan pasien karena anggota keluarga sibuk oleh pekerjaannya
20

masing-masing maka dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien kurang.


c

Sosial

Dalam keluarga ini, saat ini Ny. M yang bertindak sebagai kepala keluarga dan
yang selalu mengambil keputusan terhadap masalah yang ada dalam keluarganya.
Keluarga Ny. M tidak memiliki masalah dengan keluarga lain. Mereka selalu menjalin
hubungan silahturahmi yang baik dengan keluarga besar dan masyarakat di lingkungan
rumahnya. Apabila ada permasalahan dalam keluarga pengambilan keputusan selalu
dimusyawarahkan dengan anggota keluarga agar terdapat keputusan yang sesuai dengan
harapan.
d

Ekonomi

Pasien setiap hari mengeluarkan uang sebesar Rp.75.000 Rp.100.000 yang


digunakan untuk membeli kebutuhan untuk makan sehari-hari. Pasien tidak bekerja dan
pendapatan perbulan didapatkan dari anak pasien dan menantunya. Dimana total
pendapatan keluarga perbulan yaitu Rp. 1.500.000 - Rp. 2.700.000. Pendapatan ini
digunakan untuk keperluan sehari-hari seperti makan, membayar listrik, dan kebutuhan
lain.

5. Dinamika Keluarga
Masalah dalam keluarga ini adalah kurangnya waktu berkumpul bersama karena
anak anak dan menantu Ny. M sibuk dengan pekerjaannya, terkadang hari libur dipakai
untuk lembur sehingga komunikasi antar anggota keluarga juga kurang berjalan dengan
baik.Namun meski begitu keluarga terkadang masih mau menemani pasien untuk berobat
ke puskesmas dan mengingatkan pasien untuk minum obat.
Hubungan pasien dengan tetangga atau masyarakat sekitar cukup baik. Pasien
senang bergaul dengan masyarakat di sekitarnya. Jika tidak ada yang bisa membantu
untuk menemani pasien berobat maka pasien mengajak tetangga sebelah rumahnya untuk
menemaninya.
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat Dalam Keluarga
21

Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu :
Pasien adalah seorang istri yang saat ini sudah ditinggal meninggal oleh suami nya.
Pasien sudah tidak bekerja, sehingga untuk menghilangkan kesedihannya, pasien
menyibukkan diri dengan melakukan kegiatan pekerjaan rumah tangga. Meskipun saat
ini masih ada anak pasien yang tinggal satu rumah dengan pasien, tapi anak-anak
memiliki kesibukan sendiri sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien
juga dinilai kurang akibat kurang adanya saling bantu dalam menjalankan
pekerjaan sehari-hari yang hanya terpusat pada pasien.
Kurangnya waktu berkumpul bersama di dalam keluarga karena Dua anak beserta
menantu dan cucu yang tinggal serumah dengan pasien sibuk dengan urusannya
masing-masing, untuk waktu bekerja mereka biasanya berangkat pagi dan pulang pada
sore harinya sehingga komunikasi kurang terjalin dengan baik. Namun hubungan
keluarga yang terjalin diantara satu sama lain cukup baik.
Keluarga

kurang

mengerti

akan

pentingnya

kesehatan dan

pemeliharaan

kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan dan gaya hidup kurang
diperhatikan.

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)


1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke Puskesmas sendiri. Pasien hanya berobat ke puskesmas setelah
penggunaan obat warung dirasa tidak membuat perubahan. Pasien mengharapkan dirinya
dapat sembuh dari penyakit ini dengan mengkonsumsi obat-obatan yang didapat dari
dokter di Puskesmas. Kekhawatiran pasien saat ini adalah bahwa pasien takut semakin
sakit sehingga tidak dapat beraktivitas dengan baik untuk menyelesaikan pekerjaan
rumah tangganya dan dari penyakitnya ini ia telah menularkan ke anggota keluarganya.
Persepsi pasien saat ini yaitu pasien merasa sakit dan penyakit yang dideritanya dapat
sembuh apabila mendapat pengobatan yang baik.

22

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)


Diagnosis kerja : Infeksi Saluran Pernapasan Atas
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
M M

Pola Makan :
Pola makan pasien memenuhi pola gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat,

protein dan lemak, tetapi pasien lebih suka mengkonsumsi makan gorengan, minum
es dan minum minuman manis.
M - Kebiasaan :
M
Pasien hanya berobat ke puskesmas jika ada keluhan saja, pasien sering lupa
untuk kontrol makanan yang dikonsumsinya., dan pasien malas untuk berolahraga.
M - Spiritual :
M
Pasien rajin sholat lima waktu dan suka mengikuti pengajian di sekitar rumahnya.
M
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Keluarga

pasien

kurang

memperhatikan

kondisi

penyakit

pasien,

jarang

mengingatkan untuk menjaga pola makan dan jarang untuk mengingatkan pasien untuk
minum obat secara teratur karena kesibukannya masing masing. Selain itu keluarga ini
masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan yaitu keluarga ini
belum menerapkan hidup sehat seperti olahraga yang teratur selama 30 menit perhari dan
sebanyak 3-4 x/minggu.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di
dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Derajat Tingkat Aktivitas menurut skala ECOG
1

: Aktif, mampu melakukan aktivitas seperti pada saat sebelum sakit (Karnofsky 90-

100)
: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah, pekerjaan

kantor, dsb (Karnofsky 70-80)


: Mampu merawat diri sendiri tetapi tidak mampu bekerja ringan sehari-hari (lebih
dari 50% jam kerja dan sesuai dengan Karnofsky 50-60)

23

: Dalam batas tertentu mampu merawat diri sendiri, sebagian besar berada diatas

tempat tidur atau kursi (lebih dari 50% jam kerja dan sesuai dengan Karnofsky 30-40)
: Tidak mampu berbuat apa-apa, hanya tidur atau duduk ditempat tidur, kursi
(Karnofsky 10-20)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh
pasien. Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan sehari-hari seperti pekerjaan rumah (skor Karnofsky70-80).

E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan

Aspek
Aspek
Personal

Kegiatan
-

Menjelaskan kepada
pasien mengenai
penyakit dan

Sasaran

Waktu

Pasien

Pada saat di

Diharapkan
Pasien memahami

puskesmas

mengenai

dan

Hasil yang

penyakitnya,
24

komplikasi dari
-

kunjungan

penyakitnya tersebut.
Meningkatkan

rumah

kebiasaannya untuk
mau kontrol secara

kesadaran pasien

teratur, dan

untuk pencegahan

membiasakan diri

penularan dari
-

merubah

berolahraga.

penyakitnya.
Menjelaskan kepada
pasien bahwa
penyakitnya dapat
sembuh dengan baik
dengan pengobatan
teratur dan mengikuti
pola makan yang

baik.
Menganjurkan kepada
pasien agar
berolahraga ringan
(seperti berjalan kaki
kurang lebih selama

Aspek

Klinis

30 menit).
Menjelaskan kepada

Pasien

pasien mengenai diet

Pada saat di

Pasien mengalami

puskesmas

perbaikan dalam

untuk ISPA.

status kesehatannya

Memberikan obat

dan kualitas hidup

OBH dan

pasien meningkat.

Paracetamol
1 x 500 mg (bila
Aspek

panas)
Mengajarkan kepada

Resiko

pasien untuk

Internal

mengurangi kebiasaan
makan gorengan,

Pasien

Pada saat

Pasien mau untuk

kunjungan

minum obat secara

rumah

teratur, batuk
dengan cara yang
25

minum es seta minum

benar, serta

minuman manis.
Menjelaskan kepada

mengubah

pasien akan
pentingnya
penggunaan masker
serta cara batuk yang

kebiasaannya untuk
tidak makan
gorengan, minum es
dan minuman
manis.

benar agar tidak


menularkan ke
-

anggota keluarga lain.


memberi motivasi
untuk berusaha
menjaga kesehatan
dengan rajin
berolahraga,
mengkonsumsi buah
dan sayur secara
teratur, istirahat yang
cukup dan minum
obat secara teratur.

26

Aspek

Psikososial
keluarga

Menjelaskan kepada

Anak dan

Pada saat

Anak dan menantu

anak anak dan

menantu

kunjungan

pasien lebih

pasien

rumah

suami pasien

memperhatikan dan

mengenai penyakit

memberikan

pasien.
Menganjurkan anak

dukungan kepada
pasien.

anak dan suami


pasien agar lebih
memberikan
dukungan dan
perhatian kepada
pasien.

Aspek

Fungsional

Menyarankan pasien
untuk tetap

Pasien

Pada saat di

Pasien dapat

puskesmas

meningkatkan

melakukan olahraga

dan

dan aktivitas sehari

kunjungan

hari seperti biasa

kualitas hidupnya.

rumah

sesuai
kemampuannya
(seperti berjalan kaki
-

selama 30 menit).
Mrnyarankan kepada
pasien untuk
menggunakan masker
selama penyakit
masih berlangsung

Penentuan jumlah kalori diet DM


27

Penentuan gizi penderita ditentukan berdasarkan presentasi Berat Badan Relatif (BBR)
BBR

= BB/(TB-100) X 100%

BBR

= 59 kg / ( 150 cm 100) x 100 %


= 118 %

Kriteria :
-

Kurus ( underweight ) : BBR < 90 %


Normal ( ideal )
: BBR 90 110 %
Gemuk ( overweight ) : BBR > 110 %
Obesitas
: BBR > 120 %

Jadi pasien termasuk dalam kriteria gemuk (overweight) karena hasil dari BBR adalah 118 %.
Pedoman jumlah kalori yang diperlukan sehari bagi penderita DM
-

Kurus
Normal
Gemuk
Obesitas

: BB x (40-60) kalori
: BB x 30 Kalori
: BB x 20 Kalori
: BB x (10-15) kalori

Jadi kebutuhan energi per hari pasien adalah = 59 kg x 20 kalori


= 1180 kalori

Contoh Menu Sehari dengan jenis Diet DM 1900 Kalori


28

29

30

Analisa Kasus
1. Aspek Personal
Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien
memiliki respon kekhawatiran, sehingga setiap pasien merasakan keluhan pasien datang
berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian
perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana
hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).
Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pada analisis aspek
personal dapat dilihat bahwa pasien seseorang yang memiliki harapan untuk dapat
melanjutkan hidupnya. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien
mengenai penyakit dan komplikasi, meningkatkan kesadaran pasien untuk kontrol ke
dokter secara teratur, dan menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat
sembuh. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol
secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas
hidup pasien menigkat.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang didapatkan
secara anamnesa pasien merasakan badan terasa lemas dan pasien sering merasakan cepat
lapar, cepat haus, dan sering buang air kecil pada malam hari kurang lebih 5 kali sehingga
merasa terganggu waktu tidurnya. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status gizi berat
badan 65 kg, tinggi badan 150cm, IMT 28,88 kg/m 2 (Pre-Obesitas). Pada pemeriksaan
penunjang tanggal 24 November 2015 GDS 350 mg/dl. Maka rencaana penatalaksanaan
menjelaskan kepada pasien mengenai diet untuk diabetes mellitus dan menyarankan
pasien untuk memeriksa GDP, GD2PP, dan kolesterol setiap bulan.
3. Aspek Resiko Internal
Aspek resiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan kebiasaan. Maka
rencana penatalaksanaan yaitu menjelaskan pola makan sehat dan memberi motivasi
untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol ke dokter dan minum obat secara
31

teratur. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur.
4. Aspek Psikososial Keluarga
Kurangnya komunikasi antara pasien dan anak anaknya menyebabkan kurangnya
perhatian dari anak anak pasien terhadap penyakit pasien. Maka rencana
penatalaksanaan yaitu menjelaskan kepada anak anak pasien agar lebih memberikan
dukungan dan perhatian kepada pasien dan menjelaskan kepada anak anak pasien
mengenai penyakit pasien. Dengan hasil yang diharapkan anak pasien lebih
memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien.
5. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan
pekerjaan ringan sehari hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana penatalaksanaan
yaitu menyarankan pasien untuk tetap melakukan olahraga dan aktivitas sehari hari
seperti biasa sesuai kemampuan. Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat
meningkatkan kualitas hidupnya.
F. Prognosis
1. Ad vitam
2. Ad sanationam
3. Ad fungsionam

: ad bonam
: dubia ad malam
: dubia ad malam

STUDI KASUS
PASIEN USIA LANJUT PADA PENDERITA HIPERTENSI GRADE II
DENGAN OVER WEIGHT MELALUI PENDEKATAN KEDOKTERAN
KELUARGA DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN PERIODE 09
MARET 10 APRIL 2015
32

Disusun Oleh :
Novi Septiani

1102010210

Pembimbing :
Dr. Dini Widianti, MKK

KEPANITERAAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


BAGIAN KEDOKTERAN KELUARGA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
JAKARTA
APRIL 2015
BERKAS PASIEN
A. Identitas Pasien
Nama

: Tn. Z

Jenis Kelamin

: Laki Laki

Usia

: 70 tahun
33

Pekerjaan

: Tidak Bekerja

Pendidikan

: SMA

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Betawi

Alamat

: GG Kran II No.50 RT/RW 005/006, Gunung Sahari Selatan


Kemayoran

Tanggal Berobat

: 13 Maret 2015

Tanggal Kunjungan

: 14 Maret 2015

B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 14 Maret 2015 pukul 14.30 WIB di rumah
Tn. Z di daerah Gunung Sahari Selatan.
1. Keluhan Utama: Nyeri kepala
2. Keluhan Tambahan: Pundak terasa pegal
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan dengan keluhan
nyeri kepala sejak 4 hari sebelum datang ke puskesmas kelurahan Gunung Sahari Selatan.
Keluhan dirasakan terus menerus namun tidak sampai membuat aktivitas pasien seharihari terganggu. Nyeri kepala terasa berat dan seringkali dirasakan di seluruh kepala.
Keluhan adanya mual dan muntah disangkal oleh pasien. Pasien juga mengeluhkan
lehernya terasa pegal dan kaku sejak 4 hari yang lalu, namun pasien masih bisa
menggerakkan lehernya secara bebas.
Riwayat adanya trauma daerah kepala dan leher disangkal oleh pasien. Keluhan
mual, muntah, lemah anggota tubuh disangkal, bicara pelo dan mulut mencong disangkal.
Keluhan penglihatan tiba tiba buram disangkal. Keluhan sesak nafas bila beraktivitas
nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke leher kiri hingga lengan kiri di sangkal, keluhan
mudah lemas ketika aktivitas ringan dan tidur harus menggunakan > 2 bantal disangkal.

34

Keluhan adanya pilek berulang disetai nyeri pada tulang-tulang wajah khususnya daerah
pipi, dahi dan pangkal hidung disangkal oleh pasien
Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang telah
diketahuinya sejak 30 tahun yang lalu. Pertama kali dirinya mengetahui dirinya menderita
tekanan darah tinggi saat berobat ke Puskesmas kelurahan Gunung Sahari Selatan dengan
keluhan nyeri kepala dan pundak terasa Tegang. Pada saat itu dilakukan pemeriksaan
tekanan darah, dan hasilnya tinggi, yaitu 170/90 mmHg. Semenjak pasien didiagnosa
mengidap tekanan darah tinggi pasien rutin kontrol ke puskesmas Kelurahan Gunung
Sahari Selatan, dan Puskesmas Kecamatan Kemayoran.
4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak
30 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat
Riwayat Penyakit Stroke Ringan diakui oleh pasien sejak tahun 2012 dan sudah

membaik sejak tahun 2014


Riwayat Asma, Diabetes Mellitus, TB paru, Penyakit Jantung, Penyakit Ginjal
disangkal oleh pasien

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi pada bapak pasien

Riwayat Asma, Diabetes Mellitus, Penyakit Jantung, dan TB paru dalam keluarga
disangkal

6.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama istrinya, dan satu keluarga lainnya
yang beranggotakan 3 orang, yang bertinggal di salah satu kamar keluarga pasangan Tn.
Z. Pasien sudah tinggal di rumahnya yang saat ini sejak 25 tahun.
Dahulunya Tn. Z bekerja sebagai pedagang keliling. Semenjak cucunya yang tinggal
satu rumah sama Tn. Z bekerja sebagai pegawai swasta yaitu di salah satu tokoh HP di
jakarta yang berpenghasilan 2.000000/bulan dan suami Ny. D ini bekerja sebagai buruh
yang berpenghasilan 1.800000/bulan, jadi total penghasilan 3.800000/bulan, maka Tn. Z

35

memutuskan untuk tidak bekerja lagi. Sedangkan Istri pasien bekerja sebagai ibu rumah
tangga. Keadaan ekonomi keluarga ini termasuk menengah.
Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di
lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan gotong royong yang
diadakan satu bulan sekali dan acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di
RT/RW setempat. Begitu pula dengan istrinya yang mengikuti kegiatan pengajian yang
diadakan bersama ibu ibu yang ada di RT/RW setempat.
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien dan suami memiliki kebiasaan makan 2 kali sehari. Pasien memiliki kebiasaan
mengkonsumsi makanan yang mengandung garam yang berlebihan dan penyedap rasa
seperti roiko dalam satu hari istrinya bisa menghabiskan 2 bungkus roiko, ikan asin, telor
asin, dan sayur asam yang diberi garam dan penyedap rasa. Namun semenjak didiagnosis
dengan penyakit tekanan darah tinggi 30 tahun yang lalu pasien mulai mengurangi
menambahkan garam dan penyedap rasa seperti roiko dalam masakannya sehari-hari
kurang lebih menghabiskan roiko penyedap rasa 1 bungkus/hari. Pasien juga mempunyai
kebiasaan minum kopi 1 gelas tiap pagi, semenjak 10 tahun kemarin Tn. Z sudah mulai
mengurangi mengkonsumsi kopi. Terkadang Tn. Z hanya mengkonsumsi kopi 1 gelas
dalam 1 minggu. Tn. Z juga dulu mempunyai kebiasaan merokok dari usia 20 tahun
usia 50 tahun, sekitar 30 tahun Tn. Z mengkonsumsi rokok satu hari baiasanya Tn. Z
menghabiskan 5 7 batang/hari. Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi
minum-minuman beralkohol. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu,
memasak dikerjakan oleh istri pasien. Saat ini aktivitas sehari hari Tn. Z membantu istri
membuang sampah rumah taangga mereka, dan setiap pagi Tn. Z menyiram bunga yang
ada di depan pekarangan rumahnya dan setiap seminggu sekali Tn. Z membersihkan
sarang burung yang ada didepan rumah Tn. Z. Terkadang Tn. Z dan Ny. N harus
membantu mengurus cicitnya yang berusia 3 tahun.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum

: Tampak Sakit Ringan

2. Vital sign:

Kesadaran

: Compos Mentis
36

3.

Tekanan Darah
: 180/90 mmHg
Frekuensi Nadi
: 80 x/menit
Frekuensi Pernapasan : 22x/menit
Suhu
: 36,5C

Status Generalis:
Kepala
Mata
Leher
Thoraks
Cor :

Pulmo

Abdomen

I
P
P
A
I
P
P
A
I
A
P
P

Ekstremitas

: Normocephal, rambut lurus, tidak mudah dicabut, sudah beruban


: Konjungitva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya
langsung +/+
: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar
tiroid. Jugular Venous Pressure 5 + 1 cm H2O
:
: Iktus Kordis Tidak terlihat
: Iktus Kordis Teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra
: Batas Jantung kanan di ICS IV linea parasternalis dextra
Batas Jantung kiri di ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas Pinggang jantung di ICS III linea parasternalis sinistra
: S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)
: Penggerakan hemitoraks kanan dan kiri simetris, bentuk dada
simetris, retraksi sela iga (-)
: Fremitus Taktil dan Fremitus Vokal normal
: Sonor pada seluruh lapang paru
: Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/: Sikatrik (-), tidak tampak masa (-)
: Timpani pada seluruh lapang abdomen, bising usus (+) normal
: Nyeri tekan (-), Nyeri Lepas (-), Hepar dan lien tidak teraba, undulasi
(-), nyeri ketok CVA (-)
: shiffting dullness (-)
: Akral hangat, edema (-), kekuatan otot ke empat ekstremitas
Normal.

4. Status Gizi
BB

: 65 kg

TB

: 150 cm

BB Ideal

: (150-100) (10 % x 50) = 45,0 kg

Status Gizi

: (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 65 : 45,0 x 100 %


= 144,44 % (BB berlebih)

IMT

: (BB : TB (m2)) = 65 : 2,25 = 28,8

Tabel 1. Indeks Masa Tubuh


IMT

STATUS GIZI
37

<18,5
18,5 22,9
>23,0
23,0 24,9
25,0 29,9

Berat Badan Kurang


Berat Badan Normal
Kelebihan Berat Badan
Beresiko Menjadi Obes
Obes I

>30,0

Obes II

Sumber : Center For Obesity Research and Education, 20007


Kesimpulan : Status Gizi Pasien Obes I
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Saran Pemerikasaan :
EKG
Darah Rutin
Urin Rutin
Ureum, Kreatinin

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga : Pasien bernama Tn. Z berusia 70 tahun dan Tidak
Bekerja
b. Identitas Pasangan

: Istri pasien bernama Ny. N berusia 65 tahun dan


bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga

c. Struktur Komposisi Keluarga:


Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
Kedudukan

Keterangan

No

Nama

dalam Keluarga

Gende

Umur

Pendi-

Pekerjaan

Tambahan

1.

Tn. Z

Kepala Keluarga

r
L

70 th

dikan
SMA

Tidak Bekerja

Pasien +
Pemilik
38

Rumah
2.
3.
4.
5.

Ny. N

Istri

65 th

SMA

Ny. D

Cucu

28 th

SMA

Tn. K

Menantu

31 th

SMP
Belum

An. A

Cicit

3 th

Sekola

Ibu rumah
tangga
Pegawai
Swasta
Buruh
-

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah

: Milik Sendiri

Daerah perumahan
: Padat kurang bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Kesimpulan
2
Luas rumah: 6 x 12 m
Keluarga Tn. Z tinggal di rumah milik
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang (3
sendiri dengan lingkungan sekitar yang
orang lainnya merupakan 1 keluarga yang tinggal
padat dan kurang bersih. Ketersediaan
dikamar keluarga pasangan Tn. Z)
air bersih, jamban keluarga serta tempat
Luas halaman rumah: Tidak ada halaman
pembuangan sampah cukup baik.
Bertingkat
Lantai rumah dari: Keramik
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 1300 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada
39

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Pasangan Tn. Z dan Ny. N

40

41

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, Elektronik, Peralatan Rumah


Tangga)

2 buah televisi
2 buah kipas angin
1 buah sepeda motor
1 buah handphone
1 buah kompor gas ( tabung 3 kg)
1 buah Mejigcom
5 buah Kursi plastik
1 buah meja plastik
1 buah lemari pendingin satu pintu

Secara kepemilikan barang dari keluarga Tn. Z dikatakan Cukup

42

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:


a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan dan
Puskesmas Kecamatan Kemayoran
b. Balita

: KMS di Posyandu Setempat

c. Asuransi/Jaminan kesehatan

: Kartu Jakarta Sehat

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 4. Pelayanan Kesehatan
Faktor

Keterangan

Cara mencapai pusat pelayanan

Angkot atau Jalan Kaki

kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan

Gratis

Kesimpulan
Pasien

jika

dirinya

langsung

Puskesmas.

mengalami
berobat

Karena

sakit
ke

biayanya

gratis dan jarak yang tidak terlalu


jauh dari rumah pasien, sehingga
dapat

ditempuh

dengan

naik

angkot (Puskesmas Kemayoran)


atau
Kualitas pelayanan kesehatan

Cukup memuaskan

Jalan

Kaki

(Puskesmas

Keliling Gunung Sahari Selatan).


Dan pasien juga merasa cukup
puas dengan pelayanan yang ada
di

Puskesmas

Kemayoran

dan

Kecamatan
Puskesmas

Keliling Gunung Sahari.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan

43

Sebelum terdiagnosis hipertensi, pasien dan keluargannya makan sebanyak 2 kali


sehari, sering mengkonsumsi ikan asin, telur asin, sayur yang ditambah garam dan
penyedap rasa.
Setelah terdiagnosis hipertensi pasien dan keluarganya makan 2 kali sehari,
dengam menu makanan sehari-hari keluarga Tn. Z dan Ny. N tidak menentu dan
tidak bervasiasi. Menu makanan yang paling disukai adalah makanan sederhana,
seperti tempe, tahu, telor ayam, ikan terkadang, ayam terkadang, sayur berkuah yang
ditambah penyedap rasa terkadang pasien dan keluarganya juga mengkonsumsi buah
seperti jeruk, pisang dan pepaya. Pasien juga masih suka mengkonsumsi ikan asin
namun tidak sesering dulu. Sekarang pasien makan ikan asin kurang lebih 1x tiap
minggunya.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Keluarga Tn. Z dan Ny. N tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang
dari menu makanan sehari-hari, karena pengetahuan mengenai pola makan gizi
seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut:

Tanggal 11 Maret 2015


Pagi

: 2 buah Roti tawar, 1 gelas susu (@200 ml)

Siang

: Nasi 1 porsi (3/4 gelas), 2 buah tempe goreng + mangkok sambal


goreng Ati + Kentang, 1 mangkuk sayur bayam bening, 2 gelas air
putih (@250 ml), 1 buah pisang
Malam : Nasi 1 porsi (3/4 gelas), 2 buah ikan asin biasa, 1 mangkuk sayur bayam
bening, 3 gelas air putih (@250ml), 1 buah jeruk
Jumlah kalori dan kandungan gizi:
Energi : 1393,2 kalori
Protein
: 208,9 gram
Lemak
: 348,3 gram
Karbohidrat
: 905,5 gram

1 porsi nasi = 135 kkal


Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kal
Lemak = 0,29 gr x 8 = 2,32 kal
Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal
44

1 porsi ikan asin = 224 kkal

1 Porsi Sayur Sop


Karbohidrat =110,1 kkal
Lemak = 0,675 kkal
Protein =12,6 kkal

1 potong tempe
Kalori : 201 kkal
Protein : 20,8 g
Lemak : 8,8 g
Karbohidrat :13,5 g
1 buah Pisang : 74,2 kkal
1 buah Jeruk : 46 kkal
1 mangkok sambal goreng:
Kalori : 24 kkal
Lemak : 2 g
Protein : 0
Karbohidrat : 5 g

Roti tawar putih:


kalori : 188 kalori
protein : 5,6 gr
lemak : 1 gr
serat : 2,4 gr

Susu:
Kalori : 146 kkal
Lemak : 7,93 g
Protein : 7, 86 g
Karbohidrat : 11,03 g

Tanggal 12 Maret 2015


Pagi
: 1 gelas kopi (@200 ml), 2 buah roti tawar
Siang : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 2 potong tahu bacem,1 potong ikan tongkol,
1 mangkuk sayur bayam,1 potong pepaya, 3 gelas air putih
(@250 ml)
Malam : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 potong ayam goreng, 1 mangkuk sayur
Bayam, 3 gelas air putih (@250ml)
Jumlah kalori dan kandungan gizi :
45

Energi
: 1487,8 kalori
Protein
: 223,17 gram
Lemak
: 371,95 gram
Karbohidrat : 967,07 gram

1 porsi nasi = 135 kkal


Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kal
Lemak = 0,29 gr x 8 = 2,32 kal
Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal

Roti tawar putih:


kalori : 188 kalori
protein : 5,6 gr
lemak : 1 gr

1 gelas Kopi :
Kalori : 2 kkal
Lemak : 0,04 g
Karbohidrat : 0,07 g
Protein : 0,21 g

1 Porsi Sayur Bayam


Kalori : 74 kkal
Lemak : 4,16 g
Karbohidrat : 6,81g
Protein : 5,33 g

Tongkol Goreng :
Kalori : 200 kkal
Lemak : 11,41 g
Karbohidrat : 2,38 g
Protein : 20,95 g

Tanggal 13 Maret 2015


Pagi
: 1 gelas susu (@250 ml), 1 mangkuk kacang hijau (@ 200 gram )
Siang : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 mangkuk sayur bayam bening, 2 potong
tahu semur, 1 butir telur rebus, 1 potong ikan lele goreng, 3 gelas
air mineral (@250 ml)
Malam : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 potong ikan lele, 1 mangkuk sayur bayam
bening,1 potong pepaya,1 butir telur rebus, 2 gelas air putih(@250ml)
Jumlah kalori dan kandungan gizi:
46

Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat

: 1375 kalori
: 206 gram
: 312 gram
: 855 gram

1 mangkuk kacang hijau :


Kalori : 117 kkal
Lemak : 0,58 g
Karbohidrat : 20,97 g
Protein : 7,86 g
1 porsi nasi = 135 kkal
Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kal
Lemak = 0,29 gr x 8 = 2,32 kal
Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal

1 buah tahu :
Kalori : 35 kkal
Lemak : 2,62 g
Karbohidrat : 1,36 g
Protein : 2,23 g

1 potong lele goreng :


Kalori : 204 kkal
Lemak : 12,35 g
Karbohidrat : 7,26 g
Protein : 14,93 g

Telur Rebus:
Kalori : 77 kkal
Lemak : 5,28 g
Karbohidrat : 0,56 g
Protein : 6,26 g

1 potong pepaya :
Kalori : 55 kkal
Lemak : 0,2 g
Karbohidrat : 13,73 g
Protein : 0,85 g

47

Berdasarkan pedoman gizi lanjut usia oleh Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia tahun 2012, perhitungan kebutuhan energi pasien berdasarkan rule of thumb
pada pasien obesitas yaitu :
Jumlah kebutuhan kalori perhari :
- Kebutuhan Kalori Basal = BB ideal x 30 kalori = 54 x 30 kalori = 1350 kalori
- Kebutuhan Untuk Aktivitas Ditambah 10% = 10% x 1350 kalori = 1532 kalori
- Koreksi Karena Kelebihan Berat Badan Dikurangi 20% = 20% x 1532 = 1215 kalori
a) Kebutuhan protein
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012) kebutuhan protein untuk
penderita hipertensi ialah 15% dari total energi sehari.
Jadi, anjuran kebutuhan protein harian Tn. Z ialah :
15 x 1215 = 182,25 gram
100
b) Kebutuhan lemak
Pada lanjut usia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 20% - 25%
Kebutuhan lemak harian anjuran tialah :
20 x 1215 = 243 gram atau 25 x 1215 = 303,75 gram
100

100

Jadi, anjuran kebutuhan lemak harian untuk Tn.Z adalah 243 gram sampai 303,75
gram
c) Kebutuhan karbohidrat
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Perhitungan kebutuhan
karbohidrat didasarkan kepada sisa dari total energi setelah dikurangi energi dari
protein dan lemak.Dianjurkan pada lanjut usia mengkonsumsi karbohidrat 60-65%
dari total kebutuhan kalori
Kebutuhan karbohidrat harian anjuran untuk Tn. Z ialah :
60 x 1215 = 729 kalori atau

65 x 1215 = 789,75 gram

100

100
48

Jadi, anjuran kebutuhan karbohidrat harian Tn. Z ialah 729 hingga 789,75 kalori
d) Serat
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Kebutuhan serat anjuran 25-30
gram/ hari
e) Kebutuhan cairan
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Lanjut usia membutuhkan cairan
antara 1,5 2 liter per hari (6-8 gelas).
f) Natrium
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), dalam sehari, garam dapur
diperbolehkan hanya 5 gram atau 1 sendok teh
Pasien Tn. Z belum dapat memenuhi pola gizi seimbang tidak terlalu memperhatikan
pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, dan masih menggunakan
garam tidak sesuai dengan pedoman diet natrium untuk lansia dengan hipertensi yaitu 5
gram atau 1 sendok teh perhari, hal tersebut karena pengetahuan mengenai pola makan
gizi seimbang kurang.

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Pasien selalu didukung untuk berobat oleh istri dan anaknya. Bahkan anak pasien
selalu mengantar pasien berobat ke Puskesmas Kemayoran tiap kali pasien ingin
berobat.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Dalam penatalaksanaan penyakit pada Tn. Z ini peran serta aktif dari seluruh
anggota keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola makan pasien sehari-hari.
Keluarga selalu dituntut untuk selalu memberi dukungan dan selalu mengingatkan
pasien

agar

meminum

obat

secara teratur dan rajin

kontrol berobat serta

mengingatkan agar pasien tetap patuh terhadap anjuran dokter yang berhubungan
dengan pemulihan kesehatan.
49

B.Genogram
1.

Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. Z
berusia 70 tahun yang merupakan suami dari Ny. N berusia 65 tahun. Bentuk keluarga
adalah keluarga Besar (Extended Family)
Bentuk Bentuk Keluarga :

Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.

Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan dengan


sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek,
keponakan, dan lain-lain.
Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga

2. Tahapan siklus keluarga:


Tahapan siklus keluarga Tn. Z dan Ny. N termasuk ke dalam beberapa tahap diantaranya :
-

Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent)

Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga baik untuk memiliki
keluarga sendiri maupun bekerja (Family launching young adults)

Tahap di mana orang tua sudah pensiun dan istirahat di rumah hingga meninggal
(Aging Family Members)
Tn. Z (Pasien) sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny. N dan memiliki 6 orang

anak. Anak pertama bernama Ny. N 20 tahun sudah meninggal karena perdarahan setelah
melahirkan menikah dengan Tn. T dan telah mempunyai satu orang anak yang bernama
50

Ny. D 28 tahun menikah dengan Tn. K 30 tahun mempunyai satu orang anak yang
bernama An. A berusia 3 tahun Mereka tinggal bersama Tn. Z. Anak kedua bernama Tn.
A 34 tahun bekerja di jonggol menikah dengan Ny. S 29 tahun mempunyai 4 orang anak,
anak pertama An. A berusia 15 tahun, anak kedua An. D berusia 13 tahun, anak ketiga An.
K berusia 10 tahun, anak keempat An. H berusia 7 tahun mereka tinggal di jonggol. Anak
ke tiga Ny. E meninggal saat berusia 1,5 tahun karena kejang. Anak ke empat Ny. J
meninggal saat berusia 3 tahun karena kejang. Anak Ke lima Tn. M 30 tahun menikah
dengan Ny. Y 26 tahun memiliki satu orang anak An. Z berusia 4 tahun, Tn. M bekerja
sebagai pegawai swasta dan Ny. Y bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, Tn. M dan Ny. Y
tinggal tidak jauh dari rumah Tn. Z.
Tahap Perkembangan Keluarga :
Tahap Perkembangan Keluarga Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan
model tahap kehidupan keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan penyusunan
kembali (realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan support terhadap masuk,
keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan dengan menggunakan
aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang diperlukan untuk perkembangan
keluarga.
A. Pasangan baru (keluarga baru)
Membina hubungan dan kepuasan bersama
Menetapkan tujuan bersama
Mengembangkan keakraban
Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
Diskusi tentang anak yang diharapkan

b. Child bearing (menanti kelahiran)


Persiapan untuk bayi
Role masing-masing dan tanggung jawab
Persiapan biaya
Adaptasi dengan pola hubungan seksual
Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
c. Keluarga dengan anak pra-remaja
51

Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga


Merencanakan kelahiran anak kemudian
Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
d. Keluarga dengan anak sekolah
Menyediakan aktivitas untuk anak
Biaya yang diperlukan semakin meningkat
Kerjasama dengan penyelenggara kerja
Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
Sistem komunikasi keluarga

e. Keluarga dengan anak remaja


Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
Mencegah adanya gap komunikasi
Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
Penataan kembali tanggung jawab antar anak
Kembali suasana suami istri
Mempertahankan komunikasi terbuka
Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
g. Keluarga dengan usia pertengahan
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
Keakraban pasangan
Mempertahankan kontak dengan anak
Partisipasi aktivitas social
52

h. Keluarga dengan usia lanjut


Persiapan dan menghadapi masa pensiun
Kesadaran untuk saling merawat
Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
Pertahankan kontak dengan anak cucu
Menemukan arti hidup
Mempertahankan kontak dengan masyarakat

Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992) antara lain:
Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang
lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan bahwa
ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di
dunia ini.
Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai budaya
keluarga.
Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga
Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik, sehingga
anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan anak
menjadi anggota masyarakat yang baik

53

Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan


keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa datang
Fungsi pembinaan lingkungan

3. Family Map (gambar)

Sudah
meninggal saat
berusia 65 th
karena Hipertensi

Sudah meninggal
saat berusia 70 th
Karena Usia Tua

Sudah meninggal
saat berusia 67th
karena Usia Tua

Ny.N
65 th

Tn. Z
65 th

Tn. T
28 th

Ny. N
20 Th

Tn. A
34 Th\
Seha t

Ny.S
29 Th
Seha t

Sudah meninggal
saat berusia 72
th karena usia tua

An. E
1,5 Th

An.J
3 Th

Tn. M
34 th
Seha t

Ny.y
30 Th
Seha t

An. P
1 bln

54

Tn. K
30 Th
Sehat

Ny. D
28 th

An.A
15 Th

An.D
10 Th

An. K
10 Th

An. H
7 Th

An. H
4 Th

Sehat

Keterangan :
Keterangan :
: Pasien / penderita

: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
Meninggal:
C. Fungsi:Keluarga
1. Organisasi Keluarga : Pasien adalah lansia yang sudah tidak bekerja lagi, dan tidak
mempunyai keahlian khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan atau
melamar pekerjaan. Istri pasien adalah seorang Ibu rumah tangga yang tidak memiliki
keahliah khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan. Anak pertama sudah
meninggal, anak kedua sudah tidak tinggal bersama pasien lagi, anak ketiga dan ke empat
sudah meninggal, anak ke lima sudah tidak tinggal lagi bersama pasien dan anak ke enam
sudah meninggal. Sehingga dalam mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol
ke puskesmas kurang dalam keluarga ini. Hubungan yang terjalin sesama anggota
keluarga cukup baik.
2. Fungsi Biologis: Saat ini pasien menderita hipertensi grade II yang sudah dideritanya
selama 30 tahun terakhir.
3. Fungsi Psikologis: Pasien adalah seorang lansia yang sudah tidak bekerja lagi yang
55

kesehariannya membantu istri membuang sampah, menyiram bunga, membersihkan


kandang burung yang rutin dilakukannya dan merawat cicitnya. Istri pasien seorang ibu
rumah tangga yang kesehariannya sibuk mengurus keluarga dan rumah, sehingga
dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien kurang.
4. Fungsi Ekonomi Dan Pemenuhan Kebutuhan: Sumber penghasilan utama pada
keluarga adalah dari cucu yang bekerja sebagai salah satu pegawai swasta terkadang
mendapat uang tambahan dari anak keduanya. Untuk biaya kesehatan, pasien telah
memiliki Kartu Jakarta Sehat dari program kesehatan Pemerintah Provinsi DKI. Dengan
begitu pasien dapat berobat gratis.
5. Dinamika Keluarga
Masalah dalam keluarga ini adalah kurangnya waktu berkumpul bersama karena
anak anak dan menantu Tn. Z sibuk dengan pekerjaannya dan sudah tidak tinggal satu
rumah lagi.Namun meski begitu istri Tn. Z terkadang masih mau menemani pasien untuk
berobat ke puskesmas dan mengingatkan pasien untuk minum obat.
Hubungan pasien dengan tetangga atau masyarakat sekitar cukup baik. Pasien
senang bergaul dengan masyarakat di sekitarnya. Jika tidak ada yang bisa membantu
untuk menemani pasien berobat maka pasien mengajak tetangga sebelah rumahnya untuk
menemaninya.
D. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

Pasien adalah lansia yang sudah tidak bekerja lagi, dan tidak mempunyai keahlian
khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan atau melamar pekerjaan. Istri
pasien adalah seorang Ibu rumah tangga yang tidak memiliki keahliah khusus yang
dapat digunakan untuk mencari penghasilan. Anak pertama sudah meninggal, anak
kedua sudah tidak tinggal bersama pasien lagi, anak ketiga dan ke empat sudah
meninggal, anak ke lima sudah tidak tinggal lagi bersama pasien dan anak ke enam
sudah meninggal. Sehingga dalam mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol
ke puskesmas kurang dalam keluarga ini. Hubungan yang terjalin sesama anggota
keluarga cukup baik.
56

Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari cucu yang bekerja sebagai salah
satu pegawai swasta terkadang mendapat uang tambahan dari anak keduanya. Untuk
biaya kesehatan, pasien telah memiliki Kartu Jakarta Sehat dari program kesehatan

Pemerintah Provinsi DKI. Dengan begitu pasien dapat berobat gratis.


Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan,
sehingga usaha dalam merubah pola makan dan gaya hidup kurang diperhatikan

E. Diagnosis Holistik (Multiaksial)


1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke Puskesmas keliling gunung sahari sendiri, terkadang diantar
oleh istrinya, karena jarak yang dekat dan biaya yang gratis serta kualitas pelayanan
kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Pasien tidak rutin berobat, dikarenakan
obat yang biasa ia konsumsi jarang ada dipuskesma keliling gunung sahari dan pasien
kontrol kepuskesmas jika ada keluhan saja. Pasien sangat mengharapkan dirinya dapat
sembuh dari penyakit tekanan darah tingginya dengan mengkonsumsi obat-obatan yang
didapat dari dokter di Puskesmas. Kekhawatiran pasien saat ini adalah dirinya harus
minum obat seumur hidup sehingga dirinya merasa takut akan ketergantungan obat.
Pasien mengatakan bahwa penyakit darah tinggi harus rutin minum obat.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II
Diagnosis Banding : Migran, Gagal Ginjal, Anemia, Gastritis.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
Untuk kesehariannya pasien sering lupa untuk kontrol makanan yang
dikonsumsinya. Pasien masih suka makanan dengan kadar garam yang tinggi. Selain itu
pasien juga membantu mengurus cicitnya yang masih balita sehingga meningkatkan
tingkat stress pada diri pasien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan

57

darahnya. Selain itu, pasien malas untuk berobat ke dokter dan kontrol tekanan darahnya.
Pasien hanya pergi berobat bila ada keluhan.
Pasien adalah seorang muslim dan tidak pernah melewatkan sholat lima waktu,
walaupun terkadang sholatnya tidak tepat waktu. Pasien juga sering mengaji bersama
istrinya dan turut serta ikut pengajian sebulan sekali di mesjid RT setempat.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang
mengingatkan untuk menjaga pola makan dan kegiatan sehari-hari pasien. Selain itu
keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan. Dari
keterangan pasien anak dan cucunya sering mengingatkan pasien untuk kontrol namun
pasien yang malas untuk berobat.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di


dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Berdasarkan skor Karnofsky pasien memilki skor 80% dimana pasien menjalani
aktifitas sehari-hari dengan normal disertai dengan beberapa gejala dan keluhan yang
berkaitan dengan penyakitnya.
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana
pelaksanaan menyarankan pasien untuk tidak membenani dirinya sendiri dalam
beraktivitas, beraktivitas sesuai dengan kemampuannya, serta tetap melakukan
olahraga. Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas
hidupnya.
Tabel 3.1 Tabel Skala Karnofsky (www.pallipedia.com)
58

G. Rencana Pelaksanaan
Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan
Aspek

Kegiatan

Sasaran

Aspek
personal

-Menjelaskan kepada pasien


untuk tetap rajin kontrol
berobat apabila obatnya
sudah habis dan mengikuti
saran dokter supaya tekanan
darahnya terkontrol.

Pasien

-Menjelaskan
bahwa
penyakit hipertensi adalah
penyakit seumur hidup,
yang tidak bisa sembuh
sempurna yang disebabkan
gangguan fungsi jantung
dan lifestyle.
-Menjelaskan
bahwa
pengobatan
penyakit
hipertensi bersifat seumur
hidup,
namun
dapat
terkontrol.

Waktu
Pada saat
kunjungan
ke
Puskesmas
Dan saat
kunjungan
ke rumah

Hasil diharapkan

Biaya

Keterangan

-Pasien mengetahui
tentang
penyakitnya.
-Pasien
menjaga
penyakitnya
agar
tidak
bertambah
parah.
- Pasien mengerti
bahwa penyakitnya
membutuhkan
pengobatan seumur
hidup,
sehingga
pasien rajin untuk
berobat
dan
mengontrol tekanan
darahnya.

59

Aspek klinik

-Memberikan obat penurun


tekanan darah Amlodipine
dengan dosis 1 x 10 mg
sehari
-Menganjurkan
pasien
untuk rutin kontrol berobat
ketika obat mau habis dan
kontrol tekanan darah
-Menganjurkan
pasien
untuk
mendeteksi
komplikasi
penyakit
hipertensi yaitu melakukan
pemeriksaan EKG dan
Laboratorium seperti urin
rutin
-Menjelaskan fungsi obat
yang
bekerja
dalam
penurunan tekanan darah
tinggi, cara kerja serta efek
samping
yang
dapat
ditimbulkan oleh obat yaitu
muka merah, susah BAB
sehingga
pasien
harus
memperbanyak
lagi
konsumsi makan kaya akan
serat seperti sayur mayur,

Pasien

Pada saat
kunjungan
ke
Puskesmas

-Pasien
dapat
memiliki tekanan
darah yang dalam
rentang normal
- Pasien mengerti
akan
pentingnya
obat, khasiat obat
dan
cara
penggunaan
obat
secara tepat untuk
proses
penyembuhan serta
mencegah
komplikasi
-Pasien
dapat
mengetahui
perkembangan
penyakitnya
dan
mendapatkan
pemulihan.

60

buah buah/ hri


-Menganjurkan
pasien
untuk mengikuti pola makan
seimbang
yaitu
salah
satunya dengan membatasi
konsumsi garam 6 gram/
hari atau sebanyak 1 sendok
teh

Aspek risiko
internal

-Memberi edukasi pada


pasien untuk merubah pola
makan,
menghindari
makanan dengan kandungan
garam, kolesterol tinggi
yaitu
menghindarkan
makanan yang dimasak
dengan
cara
digoreng,
mengganti dengan masakan
yang direbus, tidak lagi
minum kopi, tidak lagi
merokok
serta
menghindarkan
stress
seperti banyak pikiran

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
ke rumah

-Pasien
menghindari
makanan
yang
dapat
mempengaruhi
tekanan darah
-Mengurangi resiko
tekanan
darah
tinggi
-Pasien berolahraga
setiap pagi

-Menyarankan untuk rutin


berobat dan rutin kontrol
kepuskesmas apabila obat
akan habis
-Menyarankan pasien untuk
olahraga ringan seperti jalan
santai di sekitar lingkungan
rumah sebanyak kurang
lebih 30 menit sehari.
Aspek
psikososial
keluarga

-Edukasi keluarga untuk


tetap memberi dukungan
kepada
pasien
seperti
mengingatkan
untuk
meminum
obat
secara
teratur,
mengantarkan
berobat agar dapat menjaga
kesehatannya dengan pola
makan yang baik dengan
membatasi
pemakaian
garam sebanyak 6 gram/hari
atau sebanyak 1 sendok teh

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
ke rumah

-Keluarga
memahami keadaan
fisik pasien untuk
pemulihan
kesehatan pasien.
-Keluarga memberi
perhatian
lebih
kepada pasien
-Pasien
dan
keluarganya sadar
akan
pentingnya

61

hidup sehat
-Menganjurkan
kepada
keluarga
pasien
untuk
meningkatkan komunikasi
yang baik dengan pasien,
seperti mengajak pasien
buat kontrol, mengingatkan
pasien untuk membatasi
dalah
mengkonsumsi
makanan yang mengandung
garam tinggi
-Memberi penyuluhan akan
pentingnya kesehatan,
seperti: memberikan
penyuluhan bahwa pasien
harus rutin minum obat
setiap hari, menjelaskan
kepada pasien bahwa
penyakit yang dideritanya
membutuhkan pengobatan
seumur hidup
Aspek
fungsional

-Menyarankan pasien untuk


tidak melakukan aktivitas
berlebihan seperti kemabali
mencari nafkah
dan
menasehati pasien untuk
tetap tenang dan tidak
terlalu membebani pikiran.

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
kerumah

-Kondisi
pasien lebih
dan
meringankan
penyakit

tubuh
sehat
kuat,
gejala

H. Analisa Kasus
a. Aspek Personal
Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien
memiliki respon kekhawatiran, sehingga bila pasien merasakan keluhan pasien datang
berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian
perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana
hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).
Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien mengatakan ini
semua takdir yang diberikan Allah SWT serta pasien ikhlas, dan ingin berobat teratur
62

agar penyakitnya dapat disembuhkan. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa
pasien adalah seseorang yang memiliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Maka
rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, komplikasi
penyakitnya, memberikan penjelasan kepada pasien agar pasien termotivasi untuk kontrol
rutin ke dokter setiap bulannya secara teratur.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dideritanya tidak dapat
disembuhkan namun dapat terkontrol bila pasien rutin berobat tiap bulan. Dengan
harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol secara teratur dan
pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien akan
meningkat.
b. Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri kepala
tanpa didahului oleh sebab khusus disertaikaku leher sejak 4 hari yang lalu. Disertai
keluhan lainnya seperti sering marah-marah atau mudah emosi. Maka rencana
penatalaksanaan ialah menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya ialah cobaan
hidup dari Allah SWT dan meyakinkannya bahwa dapat dikontrol serta menjelaskan
kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat
secara teratur.
c. Aspek Risiko Internal
Aspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan faktor
kebiasaan, maka rencana penatalaksanaan menjelaskan pola makan sehat dan memberi
motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol dan minum obat
secara teratur. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat
secara teratur.

d. Aspek Psikososial Keluarga

63

Kurangnya komunikasi antara pasien dengan anak dan istrinya menyebabkan


kurangnya perhatian dari anak dan istri pasien terhadap penyakit yang diderita oleh
pasien. Maka rencana pelaksanaan ialah menjelaskan kepada pasien agar dapat mengajak
istrinya untuk berpartisipasi ikut serta dalam pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien. Serta menjelaskan kepada istri pasien mengenai penyakit pasien dan rencana
pengobatannya dan pentingnya untuk tetap berobat dan mendukung serta mengingati
pasien agar tetap minum obatnya secara rutin dan teratur. Dengan hasil yang diharapkan
istri dan anak pasien lebih memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien.
e. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan

pekerjaan

ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana

pelaksanaan menyarankan pasien untuk tidak membenani dirinya sendiri dalam


beraktivitas, beraktivitas sesuai dengan kemampuannya, serta tetap melakukan olahraga.
Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

I. Prognosis
1. Ad vitam

: ad bonam

2. Ad sanasionam : dubia ad bonam


3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

Saran Pembagian Makanan Sehari


64

BAHAN MAKANAN

Berat(gram)

URT

100
55/45
50
100

13/4 gls
1 btr / 3 sdk mkn
1 ptg
1 gls

Jam 10.00 :
Buah

100

1 ptg bsr

Siang : Nasi
Daging/ayam
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak utk menggoreng

100
50
50
100
100
15

Jam 16.00 :
Buah

100

2 ptg bsr

Malam :
Nasi
Ikan
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak untuk menumis

100
50
50
100
150
15

1 gls
1 ptg
1 ptg
1 gls
1 gls
1 sdm

Pagi : Nasi
Telor ayam/susu skim
Tempe/tahu
Sayuran

1 gls
1 ptg
1ptg
1 gls
1 ptg bsr
1 sdm

Catatan :konsumsi garam dapur tidak


lebih dari - sendok teh/hari

65

STUDI KASUS
Peranan Dokter Keluarga Terhadap Pasien Hipertensi
Dengan Gizi Lebih Disertai Dyspepsia Fungsional Pada Usia Lanjut
Di Puskesmas Keliling Gunung Sahari Selatan

Oleh :
Ronny Saputra

1102010257

Pembimbing :
Dr. Dini Widianti, MKK

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 9 MARET 2015 10 APRIL 2015

66

IDENTITAS PASIEN

A.Identitas Pasien
Nama

: Ny.T

Jenis Kelamin

: Perempuan

Usia

: 58 tahun

Pekerjaan

: Pedagang

Pendidikan

: SD

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Jawa

Status Pernikahan: Sudah Menikah


Alamat

: Jl. Bungur Besar 17 dalam, RT 01, RW 06 Gunung Sahari

Tanggal Berobat : 13 Maret 2015


BERKAS PASIEN
b Anamnesa
Dilakukan secara Autoanamnesa pada tanggal

13 Maret 2015 pukul 14.00 WIB di

puskesmas keliling Gunung Sahari Selatan.


1. Keluhan Utama : Sakit kepala
2. Keluhan Tambahan: Terdapat nyeri ulu hati disertai mual dan muntah
3. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang atas keinginan sendiri ke Puskesmas keliling Gunung Sahari Selatan
dengan keluhan sakit kepala sejak 3 bulan sebelum datang ke Puskesmas, sakit kepala
dirasakan hanya di sebelah bagian kepala saja dan dirasakan sepanjang hari. Pasien juga
mengeluhkan adanya nyeri ulu hati yang dirasakan 2 hari sebelum datang ke Puskesmas,
keluan mual dan muntah juga di keluhkan oleh pasien, muntah sebanyak 1x, berisi makanan
tanpa disertai darah. Pasien biasanya hanya meminum obat warung (bodrex) ketika sakit
seperti ini dan berharap sembuh ketika meminum obat yang biasa ia minum. Namun karena
terasa mengganggu dari sebelum-sebelumnya, pasien berobat dengan harapan rasa sakitnya
dapat hilang dan tidak kambuh atau berulang seperti ini lagi. Gejala berupa demam, batuk

67

dan pilek tidak dirasakan oleh pasien. Keluhan bicara pelo, lemah anggota badan, mulut
mencong dan penglihatan buram disangkal oleh pasien.
4. Riwayat Penyakit Dahulu:
-

Riwayat Hipertensi diakui oleh pasien


Riwayat Gastritis diakui oleh pasien.
Riwayat Stroke disangkal oleh pasien
Riwayat DM disangkal oleh pasien
Riwayat Penyakit jantung disangkal oleh pasien

5. Riwayat Penyakit Keluarga:


-

6.

Ayah pasien memiliki penyakit hipertensi.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama suami, ketiga anak, dan ketiga
menantu. Pasien adalah seorang pedagang warung, suami pasien sudah tidak bekerja.
Pendapatan keluarga ini berasal dari pasien dan ketiga anak pasien yang bekerja sebagai
karyawan, dalam sebulan keluarga ini dapat memperoleh pendapatan berkisar antara Rp
1.500.000 - Rp 2.500.000. Sedangkan penghasilan dari pasien sekitar Rp 75.000 Rp
100.000 per hari. Dari pendapatan tersebut ekonomi keluarga pasien termasuk ekonomi
golongan menengah. Dengan penghasilan ini, keluarga pasangan Ny.T dan Tn.S kurang
dapat menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.
Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di
lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya dan keluarga tidak pernah mengikuti kegiatan
seperti gotong royong di lingkungannya karena di lingkungan tempat pasien tinggal tidak
pernah diadakan kegiatan seperti itu.

7. Riwayat Kebiasaan:
Pasien dan keluarganya memiliki kebiasaan makan dua kali sehari. Karena pasien adalah
seorang pedagang makanan, pasien selalu makan di rumah hanya bersama dengan suami.
Karena anak dan menantu pasien bekerja, mereka lebih sering makan siang tidak
dirumah. Ny.T memasak makanan sendiri untuk keluarganya jika untuk sarapan pagi dan
68

jika untuk makan siang, pasien membeli makanannya di pasar. Ia sering memasak
makanan dengan menu yang kurang bervariatif, seperti tahu, tempe,sayur, ikan asin, soto
ayam, dll. Keluarga Ny. T termasuk keluarga yang tidak begitu menyukai mengkonsumsi
sayur dan buah-buahan. Pasien mengaku gemar memakan makanan seperti ikan asin,
goreng-gorengan dan soto ayam. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci,
menyapu, memasak dikerjakan oleh suami pasien. Dalam urusan berolahraga, Ny. T
mengaku tidak pernah berolah raga, menurut pasien mengerjakan pekerjaan rumah
sehari-hari sudah cukup melelahkan dan sudah bisa dianggap seperti olahraga karena
membutuhkan banyak energi.
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
2. Vital sign:
Kesadaran

: Compos mentis

Tek. Darah

: 150/90 mmHg

Frek. Nadi

: 80 x/menit

Frek Pernapasan : 20x/menit


Suhu

: 36,50C

3. Status Generalis
Kepala

: Normal, rambut hitam keputihan, tidak mudah dicabut

Mata

: Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya kedua


pupil +/+

THT

: Sekret (-), Cairan (-), Hiperemis (-), Massa (-)

Leher

: Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid.

Thoraks

Cor : BJ I BJ II reguler, tidak ada bunyi jantung tambahan

berupa murmur dan gallop.


Pulmo : Suara nafas vesikuler (+/+), tidak ada suara nafas
tambahan berupa rhonki dan wheezing dikedua lapang paru.
Abdomen

: Tampak datar, simetris, bising usus (+) normal, Nyeri Tekan


Epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba membesar.

69

Ekstremitas

: Akral hangat

:
Tungkai

Lengan

Gerakan

Kanan
Bebas

Kiri
Bebas

Kanan
Bebas

Kiri
Bebas

Tonus

Normal

Normal

Normal

Normal

Trofi

Eutrofi

Eutrofi

Eutrofi

Eutrofi

Edema
4. Status neurologis:
GCS

: E4 M6 V5 = 15

Pupil di tengah bulat isokor, ukuran 3mm/3mm


5. Gizi
BB
TB

: 62kg
: 150 cm

Kriteria Indeks Massa Tubuh (IMT)


IMT dihitung berdasarkan pembagian berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi
badan (dalam meter kuadrat).
IMT
KATEGORI
< 18,5
Berat badan kurang
18,5 22,9
Berat badan normal
23,0
Kelebihan berat badan
23,0 24,9
Berisiko menjadi obesitas
25,0 29,9
Obes I
30,0
Obes II
Sumber :Centre for Obesity Research and Education 2007

Ny. P : BB (kg) : TB (m)2 = (62kg) : (1,50 m)2 = 27,55 (Obes tipe I)


Berat Badan Ideal (BBI) = ((Tinggi Badan 100) x 1kg) x 90%
= 150-100 x 90%
70

= 45 kg
Kalori Basal = BBI x 25 kkal
= 45 x 25
= 1125 kkal

Total Kebutuhan Kalori Basal :


- Tambahkan Faktor aktivitas dan stress pada kebutuhan kalori basal
Tambahkan 20% pada Aktivitas Sedang (Pekerjaan rumah tangga)
= 1125 kkal x 20% = 225 kkal
- Kurangi Faktor Kondisi & Umur pada kebutuhan kalori basal
Kurangi 5% untuk golongan umur 40-59 tahun
= 1125 kkal x 5% = 56,25 kkal
- Kurangi Faktor Kondisi & Umur pada kebutuhan kalori basal
Kurangi 20% untuk BB lebih
= 1125 x 20% = 225 kkal
Total Kebutuhan Kalori Harian = Kebutuhan Kalori Basal + Koreksi Faktor Aktifitas
- Koreksi Faktor Usia
= (1125 kkal + 225 kkal) (56,25 kkal + 225 kkal)
= 1068,75 kkal
Kesan : Gizi Lebih

Untuk Kebutuhan Harian :


Karbohidrat (60-70%) = 70% x 1068,75 kkal = 748,125 kal
Protein (10-15%) = 10% x 1068,75 kkal = 106,875 kal
71

Lemak (20-25%) = 20% x 1068,75 kkal = 213,75 kal


D. Pemeriksaan Penunjang
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga: Tn. S berusia 59 tahun
b. Identitas Pasangan: Ny. T berusia 58tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga
Tabel 1 Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
Kedudukan
No
1.
2.

Nama
Tn. S
Ny.T

dalam
Keluarga
Kepala keluarga
Istri

Keterangan
Gender
L
P

Umur

Pendi-

59tahun
59

dikan
SMP
SD

tahun
3.

Tn. T

Anak pertama

35

Pekerjaan
Tidak bekerja
Ibu Rumah

Tambahan
Pemilik rumah
Pasien

Tangga
SMA

Karyawan

SMA

Ibu Rumah

tahun
4.

Ny. I

Anak kedua

27
tahun

5.

Tn. T

Anak ketiga

21

Tangga
SMA

Karyawan

SMP

Ibu Rumah

tahun
6.

Ny. N

Menantu

33
tahun

7.

Tn. A

Menantu

35

Tangga
SMA

Karyawan

SMA

Ibu Rumah

tahun
8.

Ny. W

Menantu

25
tahun

Tangga

72

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2 Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah: Milik sendiri
Daerah perumahan: Padat dan kurang bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah: 6 x 7 m2
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 8orang
Luas halaman rumah: - m2
Bertingkat : Lantai rumah dari: Semen
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 1300 watt
Ketersediaan air: Ada
Tempat pembuangan sampah : Tidak Ada

Kesimpulan
Keluarga Ny.T tinggal di rumah milik
sendiri dengan lingkungan sekitar yang
padat dan kurang bersih. Ketersediaan
air cukup dan terdapat jamban keluarga
akan

tetapi

tidak

ada

tempat

pembuangan sampah.

Gambar Denah Rumah Keluarga Pasangan Tn.S dan Ny.T

73

KAMAR

b. Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan RT )


-

3 buah televisi
3 buah kipas angin
Tidak mempunyai handphone
1 buah kompor gas ( tabung 3 kg)
1 buah lemari pendingin
1 buah rice cooker
1 buah setrika
4 buah sepeda motor

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:


a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas
b. Balita: KMS (-)
c. Asuransi/Jaminan kesehatan: 74

5. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 3 Pelayanan Kesehatan
Faktor
Keterangan
Cara mencapai pusat pelayanan Jalan Kaki

Kesimpulan
Pasien jika mengalami sakit

kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan
Kualitas pelayanan kesehatan

dirinya langsung berobat ke


Murah
Sangat memuaskan

Puskesmas karena biayanya


murah.dan juga jaraknya yang
tidak terlalu jauh dari rumah
pasien, Dan pasien juga merasa
puas dengan pelayanan yang ada
di Puskesmas Keliling Gunung
Sahari.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan:
Menu makanan sehari-hari keluarga Tn.S dan Ny.T tidak menentu. Menu
makanan yang paling disukai adalah makanan sederhana, seperti ikan asin, bihun,
mieorek tempe dan soto ayam. Cita rasa dari pada makanan yang paling sering
dihidangkan adalah gurih. Untuk cemilan pasien biasanya gemar makan gorenggorengan. Pola makan keluarga ini dua kali sehari, pagi dan siang. Keluarga Tn.S
jarang bisa makan bersama dengan keluarga dikarenakan kebanyakan anggota
keluarga sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sehingga mereka hanya bisa
menikmati makanan di luar rumah .

b. Menerapkan pola gizi seimbang:


Keluarga Tn.S dan Ny.P tidak selalu memperhatikan pola makan gizi seimbang
dari menu makanan sehari-hari. Pola makan pasien selama tiga hari terakhir sebagai
berikut:

75

Hari
Sabtu,

Waktu
Pagi

14 Maret 2015

Makanan
Porsi
nasi uduk, bihun, orek Nasi uduk 1 gelas
tempe dan gorengan, Bihun 1 porsi
teh manis hangat

Gorengan 1 buah
Orek

tempe

porsi
Teh manis 1 gelas
Siang

nasi, ikan asin, sayur Nasi 1 gelas


sop, air mineral

Ikan asin 1 ekor


Sayur sop 1 porsi
Air

mineral

gelas

Hari
Jumat,

Waktu
Pagi

13 Maret 2015

Makanan
Porsi
nasi uduk, bihun, Nasi uduk 1 gelas
orek tempe dan Bihun 1 porsi
gorengan,

teh Gorengan 1 buah

manis hangat

Orek

tempe

porsi
Teh manis 1 gelas
Siang

nasi, soto ayam, Nasi 1 gelas


sayur

sop,

air Soto ayam 1 porsi

mineral,

Sayur sop 1 porsi

gorengan 3 porsi

Air

mineral

gelas

Hari

Waktu

Makanan

Porsi
76

Kamis,

Pagi

12 Maret 2015

Siang

Nasi uduk 1 gelas

Nasi uduk 1 gelas

Bihun 1 porsi

Bihun 1 porsi

Gorengan 1 porsi

Gorengan 1 buah

Orek tempe 1 porsi

Orek

Teh manis 1 gelas

porsi

tempe

Teh manis 1 gelas


nasi, ikan asin, sayur Nasi 1 gelas
sop, air mineral

Ikan asin 1 ekor

gorengan 3 porsi

Sayur sop 1 porsi


Air

mineral

gelas

Analisa Makanan
Sabtu (Nilai Kalori yang di konsumsi perhari=2261,075 kkal)
- 1 porsi nasi = 135 kkal
Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kal
Lemak = 0,29 gr x 8 = 2,32 kal
Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal
- 1 porsi nasi uduk = 506 kkal
Karbohidrat = 28 gr x 4 = 112 kal
Lemak = 12 gr x 8 = 96 kal
Protein = 3 gr x 4 = 12 kal
- 1 porsi bihun = 192 kkal
Karbohidrat = 43,82 gr x 4 = 175,28 kal
Lemak = 0,35 gr x 8 = 2,8 kal
Protein = 1,6 gr x 4 = 6,4 kal
- 4porsi aneka gorengan ( bakwan, pisang, tahu, tempe, dll) = 140 x 4 = 560 kkal
Karbohidrat = 4 x4 = 16 gr x 4 = 64 kal
Lemak = 2,5 x 4 = 10 gr x 8 = 80 kal
Protein = 0,4 x 4 = 1,6 gr x 4 = 6,6 kal
- 1 orek tempe = 165 kkal
77

Karbohidrat = 2 gr x 4 = 8 kal
Lemak = 3,5 gr x 8 = 28 kal
Protein = 6 gr x 4 = 24 ka
- 1 Gelas Teh Manis
Karbohidrat = 100/100 x 100/100 x 67,8 x 4 =271,4 kkal
Lemak = 100/100 x 100/100 x 0,7 x 9 = 6,3 kkal
Protein 100/100 x 375/100 x 19,5 x 4 =78 kkal
Total =355,7 kkal
-

1 porsi ikan asin = 224 kkal

- 1 Porsi Sayur Sop


Karbohidrat =110,1 kkal
Lemak = 0,675 kkal
Protein =12,6 kkal
Total =123,375 kkal
Jumat (Nilai Kalori Makanan =2349,075 kkal)
- 1 porsi nasi = 135 kkal
Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kal
Lemak = 0,29 gr x 8 = 2,32 kal
Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal
- 1 porsi nasi uduk = 506 kkal
Karbohidrat = 28 gr x 4 = 112 kal
Lemak = 12 gr x 8 = 96 kal
Protein = 3 gr x 4 = 12 kal
- 1 porsi bihun = 192 kkal
Karbohidrat = 43,82 gr x 4 = 175,28 kal
Lemak = 0,35 gr x 8 = 2,8 kal
Protein = 1,6 gr x 4 = 6,4 kal
- 4 porsi aneka gorengan ( bakwan, pisang, tahu, tempe, dll) = 140 x 4 = 560 kkal
Karbohidrat = 4 x4 = 16 gr x 4 = 64 kal
Lemak = 2,5 x 4 = 10 gr x 8 = 80 kal
Protein = 0,4 x 4 = 1,6 gr x 4 = 6,6 kal
78

- 1 orek tempe = 165 kkal


Karbohidrat = 2 gr x 4 = 8 kal
Lemak = 3,5 gr x 8 = 28 kal
Protein = 6 gr x 4 = 24 ka
- 1 Gelas Teh Manis
Karbohidrat = 100/100 x 100/100 x 67,8 x 4 =271,4 kkal
Lemak = 100/100 x 100/100 x 0,7 x 9 = 6,3 kkal
Protein 100/100 x 375/100 x 19,5 x 4 =78 kkal
Total =355,7 kkal
- 1 porsi soto ayam = 312 kal
Karbohidrat = 19,55 gr x4 = 78,2 kal
Lemak = 24,01 gr x 8 = 192,08 kal
Protein = 14,92 gr x4 = 59,8 kal
- 1 Porsi Sayur Sop
Karbohidrat =110,1 kkal
Lemak = 0,675 kkal
Protein =12,6 kkal
Total =123,375 kkal
Kamis (Nilai Kalori yang di konsumsi =2261,075 kkal)
- 1 porsi nasi = 135 kkal
Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kal
Lemak = 0,29 gr x 8 = 2,32 kal
Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal
- 1 porsi nasi uduk = 506 kkal
Karbohidrat = 28 gr x 4 = 112 kal
Lemak = 12 gr x 8 = 96 kal
Protein = 3 gr x 4 = 12 kal
- 1 porsi bihun = 192 kkal
Karbohidrat = 43,82 gr x 4 = 175,28 kal
Lemak = 0,35 gr x 8 = 2,8 kal
Protein = 1,6 gr x 4 = 6,4 kal
- 4 porsi aneka gorengan ( bakwan, pisang, tahu, tempe, dll) = 140 x 4 = 560 kkal
79

Karbohidrat = 4 x4 = 16 gr x 4 = 64 kal
Lemak = 2,5 x 4 = 10 gr x 8 = 80 kal
Protein = 0,4 x 4 = 1,6 gr x 4 = 6,6 kal
- 1 orek tempe = 165 kkal
Karbohidrat = 2 gr x 4 = 8 kal
Lemak = 3,5 gr x 8 = 28 kal
Protein = 6 gr x 4 = 24 ka
- 1 Gelas Teh Manis
Karbohidrat = 100/100 x 100/100 x 67,8 x 4 =271,4 kkal
Lemak = 100/100 x 100/100 x 0,7 x 9 = 6,3 kkal
Protein 100/100 x 375/100 x 19,5 x 4 =78 kkal
Total =355,7 kkal
-

1 porsi ikan asin = 224 kkal

- 1 Porsi Sayur Sop


Karbohidrat =110,1 kkal
Lemak = 0,675 kkal
Protein =12,6 kkal
Total =123,375 kkal

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Pasien merasa penyakitnya mengganggu kegiatan sehari-hari sehingga
mendorong pasien untuk memeriksakan berobat ke puskesmas Pasien selalu
didukung untuk berobat oleh suaminya dan anak-anaknya. Akan tetapi pasien
tidak memiliki BPJS atau asuransi kesehatan lainnya sehingga pasien harus
membayar ke pelayanan kesehatan setempat jika sedang sakit, meskipun seperti
itu, pasien tidak mengeluh dikarena biayanya tergolong murah menurut pasien.
b.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

80

Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny.T peran serta aktif dari seluruh
anggota keluarga kurang baik karena suami, anak dan menantu pasien tidak
memperhatikan perkembangan dan kesehatan pasien karena mereka sibuk dengan
pekerjaannya masing-masing. Keluarga tidak mengingatkan

pasien

agar

meminum obat secara teratur, mengurangi makan-makanan yang asin, rajin


kontrol berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh terhadap anjuran
dokter yang berhubungan dengan pemulihan kesehatan.
B. Genogram
1. Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri dari sebagai kepala keluarga, Tn. S dan Ny. T sebagai istri, 3 orang
anak (2 laki-laki dan 1 perempuan) dan 3 orang menantu. Bentuk keluarga Ny. T adalah
extended family.
2. Tahapan siklus keluarga:
Menurut Duval (Niacholas 1984) terdapat 8 tingkat/ siklus perkembangan
keluarga. Tahapan siklus keluarga Tn. S dan Ny. T termasuk ke dalam tahap VI yaitu
tahap dimana keluarga melepas anak usia dewasa muda ( anak yang meninggalkan
rumah)
Tn.S berusia 59 tahun sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny.T (pasien)
berusia 58 tahun, dan memiliki tiga orang anak. Anak pertama bernama Tn.T berusia 35
tahun, anak keduanya bernama Ny.I berusia 33 tahun dan anak ketiganya bernama Tn.M
berusia 27 tahun. Selain itu 3 orang menantu dari pasien juga ikut tinggal bersama
keluarga Tn.S. Tn. S telah memiliki rumahsendiri dari peninggalan orang tua Ny. T.
3. Fungsi Keluarga
a) Fungsi secara biologis

Fungsi biologis dalam keluarga Ny. T termasuk baik karena Ny. T


mempunyai 3 orang anak, 2 orang laki-laki dan 1 orang perempuan
81

yang sehat dan tidak ada cacat sedikitpun. Hal ini membuktikan bahwa
kemampuan reproduksi dalam keluarga Ny. T termasuk baik.
b) Fungsi secara psikologis

Pasien

adalah

pedagang makanan yang

ikut membantu dalam

menafkahi keluarga. Suami tidak bekerja dan ketiga anak pasien juga
menantu cukup sibuk dengan pekerjaannya, dan untuk memperhatikan
kesehatan pasien karena anggota keluarga sibuk oleh pekerjaannya
masing-masing makadukungan keluarga untuk kesembuhan pasien
kurang.
c) Fungsi secara ekonomi

Pasien

setiap

hari

mengeluarkan

uang

sebesar

Rp.75.000

Rp.100.000 yang digunakan untuk membeli kebutuhan untuk makan


sehari-hari. Pasien bekerja dan pendapatan perbulan di dapatkan dari
dirinya dan anak pasien. Dimana total pendapatan keluarga perbulan
yaitu Rp. 1.500.000 - Rp. 2.500.000. Pendapatan ini digunakan untuk
keperluan sehari-hari seperti makan, membayar listrik dan kebutuhan
lain.
d) Fungsi secara sosial

Dalam keluarga ini Tn.S yang bertindak sebagai kepala keluarga


dan yang selalu mengambil keputusan terhadap masalah yang ada
dalam keluarganya. Keluarga

Tn.S tidak memiliki masalah dengan

keluarga lain. Mereka selalu menjalin hubungan silahturahmi yang baik


dengan keluarga besar dan masyarakat dilingkungan rumahnya.
Apabila ada permasalahan dalam keluarga ini untuk pengambilan
keputusan selalu dimusyawarahkan dengan anggota keluarga agar
terdapat keputusan yang sesuai dengan harapan.
82

4. Dinamika Keluarga
Hubungan antar keluarga Ny.T terbilang cukup baik. Akan tetapi anak ke 3 Ny.T,
Tn.M sering bertengkar dengan istrinya Ny.W.
5. Family Map (gambar)

Tn. S (59 tahun)

Tn. T (35tahun)

Ny. T (58 tahun)

Ny. N (33 tahun)

Ny.I (33 tahun)

Tn. M (27 tahun)

Ny. W (25 tahun)

Tn. A (35 tahun)

KETERANGAN :
: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien

: Sudah meninggal
: Hubungan Pernikahan
: Garis Keturunan
83

Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

Pada saat ini masalah yang ada pada keluarga Ny. T adalah anak
ke 3, Tn M sering bertengkar dengan istrinya Ny. W. Oleh karena itu,
Ny. T ikut membantu menyelesaikan masalah mereka.

F. Diagnosis Holistik
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke puskesmas dengan keinginan sendiri dan dorongan
keluarga pasien, karena pasien merasa keadaannya akan mengganggu aktifitasnya seharihari. Pasien datang ke puskesmas dengan keluhan sakit kepala sebelah sejak 3 bulan
SMRS, pasien juga mengeluhkan adanya nyeri ulu hati sejak 2 hari SMRS, mual dan
muntah 1x berisi makanan dan tidak berisi darah. Pasien biasanya hanya meminum obat
yang biasanya di minum ketika sakit seperti ini dan berharap sembuh ketika meminum
obat yang biasa ia minum. Namun karena terasa mengganggu dari sebelum-sebelumnya,
pasien khawatir penyakitnya akan bertambah parah kemudian pasien berobat dengan
harapan rasa sakitnya dapat hilang dan tidak kambuh atau berulang seperti ini lagi. Pasien
mengetahui bahwa penyakitnya ini bisa timbul setelah pasien tidak menjalani pola makan
yang baik.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : Hipertensi disertai dengan dyspepsia fungsional
Diagnosis Banding : migrain

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan


pasien)

84

Pasien memiliki kegemaran makan yang tidak baik, melebihi kalori makanan
perhari seharusnya dan kurang berolahraga. Kegemaran seperti makan-makanan yang
asin dan goreng-gorengan kemudian pasien lebih mementingkan cita rasa dan
mengabaikan pola makan yang sehat. Pasien tidak berolahraga karena sudah cukup lelah
mengurus rumah dan keluarga. Seringnya mengkonsumsi goreng-gorengan dan ikan asin
membuat pasien rentan terhadap kekambuhan hipertensinya dan tidak teraturnya jadwal
makan pasien membuat penyakit dyspepsia fungsional pasien menjadi kambuh. Ayah
pasien juga mempunyai riwayat penyakit hipertensi. Pasien adalah seorang muslim dan
tidak pernah melewatkan sholat lima waktu, walaupun terkadang sholatnya tidak tepat
waktu karena kesibukannya.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Keluarga terdiri atas dua generasi dengan kepala keluarga (KK)
bernama Tn.S berusia 59 tahun yang merupakan suami pasien Ny.T berusia 58 tahun.
Bentuk keluarga adalah.Tn.S sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny.T (pasien)
memiliki tiga orang anak. Anak pertama bernama Tn.T berusia 35tahun, anak keduanya
bernama Ny.I berusia 33 tahun dan Tn.M berusia 27 tahun. Selain itu menantu dari pasien
juga ikut tinggal bersama keluarga Tn.S. Tn.S telah memiliki rumah sendiri dari
peninggalan orang tuanya Ny.T. Tahapan siklus keluarga Tn. S dan Ny. T termasuk pada
tahap VI, tahap dimana keluarga melepas anak usia dewasa muda ( anak yang
meninggalkan rumah)
Dalam keluarga ini Tn.S yang bertindak sebagai kepala keluarga dan yang selalu
mengambil keputusan terhadap masalah yang ada dalam keluarganya. Keluarga Tn.S
tidak memiliki masalah dengan keluarga lain. Mereka selalu menjalin hubungan
silahturahmi yang baik dengan keluarga besar dan masyarakat dilingkungan rumahnya.
Apabila ada permasalahan dalam keluarga ini untuk pengambilan keputusan selalu
dimusyawarahkan dengan anggota keluarga agar terdapat keputusan yang sesuai dengan
harapan.

85

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di


dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Derajat Tingkat Aktivitas menurut skala ECOG
6

: Aktif, mampu melakukan aktivitas seperti pada saat sebelum sakit (Karnofsky 90-

100)
: Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah, pekerjaan

kantor, dsb (Karnofsky 70-80)


: Mampu merawat diri sendiri tetapi tidak mampu bekerja ringan sehari-hari (lebih

dari 50% jam kerja dan sesuai dengan Karnofsky 50-60)


: Dalam batas tertentu mampu merawat diri sendiri, sebagian besar berada diatas

tempat tidur atau kursi (lebih dari 50% jam kerja dan sesuai dengan Karnofsky 30-40)
10 : Tidak mampu berbuat apa-apa, hanya tidur atau duduk ditempat tidur, kursi
(Karnofsky 10-20)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh
pasien.Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu melakukan
pekerjaan sehari-hari seperti pekerjaan rumah (skor Karnofsky70-80).

G.Rencana Pelaksanaan
86

Tabel 4 Rencana Penatalaksanaan


Aspek

Kegiatan

Sasaran

Aspek
personal

Menjelaskan kepada pasien


bahwa penyakit hipertensi
bisa ditekan dengan
meminum obat yang teratur
serta menjaga asupan
makanan

Pasien

Waktu
Pada saat
kunjungan
ke
puskesmas

Hasildiharapkan
- Pasien minum
obat teratur dan
kontrol kedokter
apabila obat habis
tetapi keluhan
masih dirasakan.

Biaya

Keterang
an
(-)

(-)
Memakai
BPJS

Obat
diminum
hingga
habis dan
kembali
ke dokter
bila tidak
membaik

(-)

- Pasien menjadi
tenang agar
kekhawatiran
tentang komplikasi
dari penyakitnya
tidak perlu ditakuti.

- Menjelaskan kepada pasien


untuk makan tepat waktu
- Menjelaskan kepada
anggota keluarga dan
pasien tentang gejala

-Pasien menjadi
makan tepat waktu
sehingga tidak
mengalami
kekambuhan dari
penyakit dyspepsia
fungsionalnya

kearah komplikasi dan


mengobati agar
komplikasi tidak
berlanjut.
- Memberikan saran kepada
pasien untuk
berkonsultasi ke bagian
gizi di Puskesmas
- Membangkitkan semangat
pasien dalam
kesembuhannya
Aspek klinik

- Memberikan obat
antihipertensi
captopril 25 mg dan
memberikan terapi
simptomatik kepada pasien
yaitu Ranitidine , antasida,
dan domperidone
- Menjelaskan kepada pasien
agar mengurangi porsi
makannya secara perlahan
- Makan rendah lemak dan
cukup kalori sesuai
dengan kebutuhannya
yaitu 1.068,75 kkalori
perhari
- Merencanakan makanan
sehat yang dimakan
pasien dalam sehari.

Pasien

Pada saat
kunjungan
ke
puskesmas

- Pasien dapat
mengurangi
kekambuhan
penyakitnya
- Pasien mengerti
akan pentingnya
obat, khasiat obat
dan cara
penggunaan obat
secara tepat untuk
proses
penyembuhan
-Pasien dapat
mengetahui
perkembangan
penyakitnya dan
mendapatkan

87

pemulihan yang
maksimal

Aspek resiko
internal

- Memberi edukasi pada


pasien untuk mulai
berolahraga kecil seperti
berjalan kaki minimal 30
menit di pagi hari

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
ke rumah

- Menjelaskan kepada pasien


bahwa mengurangi
memakan makanan
pedas/asam dan tepat
waktu

-Pasien melakukan
olahraga secara
rutin seperti
berjalan minimal 30
menit pada pagi hari

(-)

(-)

- Semakin beriman
kepada Allah SWT

- Menjelaskan kepada pasien


untuk mengurangi makan
goreng-gorangan,
makanan berlemak dan
membatasi asupan garam
6 gr/hari.

Aspek
psikososial
keluarga

- Lebih mendekatkan diri


kepada Allah dengan ibadah
yang khusyuk.
-Edukasi keluarga pasien
untuk memberi dukungan
kepada pasien demi
kesembuhan pasien

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
ke rumah

-Keluarga
memahami keadaan
fisik pasien untuk
pemulihan
kesehatan pasien.
-Keluarga memberi
perhatian lebih
kepada pasien
-Pembiayaan
kesehatan anggota
keluarga pasien
lebih terjamin
dengan adanya
kartu BPJS

(-)

(-)

Pasien
dan
keluraga

Pada saat
kunjungan
ke rumah

Kondisi tubuh
pasien lebih sehat
dan kuat,
menghilangkan
gejala penyakit

(-)

(-)

-Menganjurkan kepada
keluarga pasien untuk
memberikan komunikasi
yang baik dengan pasien.
- Menghindarkan segala
faktor psikologis seperti
masalah anak pasien denga
istrinya yang dapat
menambah beban perasaan
penderita.

Aspek
Fungsional

- Menganjurkan agar
seluruh anggotya keluarga
pasien membuat kartu BPJS
-Menyarankan pasien untuk
tidak melakukan aktivitas
berlebihan
- Menasehati keluarga untuk
ikut berperan dalam

88

menjalankan pekerjaan
rumah tangga sehari-hari
untuk membantu pasien dan
tidak membebankannya
pada pasien.

J. Analisa Kasus
a. Aspek Personal
Keluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien
memiliki respon kekhawatiran, sehingga bila pasien merasakan keluhan pasien datang
berobat ke puskesmas. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian
perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal
tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007).
Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien mengatakan ini semua
takdir yang diberikan Allah SWT serta pasien ikhlas, dan ingin berobat teratur agar
penyakitnya dapat disembuhkan. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa pasien
adalah seseorang yang memiliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Maka rencana
penatalaksanaan

menjelaskan

kepada

pasien

mengenai

penyakitnya,

komplikasi

penyakitnya, memberikan penjelasan kepada pasien agar pasien termotivasi untuk kontrol
rutin ke dokter setiap bulannya secara teratur.
Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dideritanya tidak dapat disembuhkan
namun dapat terkontrol bila pasien rutin berobat tiap bulan. Dengan harapan pasien
memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol secara teratur dan pasien mengalami
perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien akan meningkat.
b. Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri kepala
sejak 3 bulan yang lalu. Disertai keluhan lainnya seperti nyeri ulu hati sejak 2 hari
sebelum datang ke Puskesmas, mual, muntah 1x berisi makanan tanpa disertai dengan
darah dan pandangan kabur sejak 3 bulan yang lalu. Maka rencana penatalaksanaan
ialah meyakinkannya bahwa penyakitnya dapat dikontrol, menjelaskan kepada pasien

89

untuk selalu menjaga kesehatan dengan minum obat secara teratur dan merencanakan
makanan sehat yang dimakan pasien dalam sehari

c. Aspek Risiko Internal


Aspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan faktor
kebiasaan, maka rencana penatalaksanaan menjelaskan pola makan sehat dan memberi
motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin berolahraga. Dengan hasil
yang diharapkan pasien mendapatkan BB yang ideal, tekanan darahnya stabil dan
kekambuhan penyakit dyspepsia fungsionalnya berkurang.
d. Aspek Psikososial Keluarga
Komunikasi antara pasien dengan suami dan anggota keluarga lainnya perlu
diperbaiki karena keluarga tidak memberikan perhatian kepada pasien ketika pasien
sedang sakit. Maka rencana pelaksanaan ialah menjelaskan kepada pasien agar
memberikan komunikasi suami dan anggota keluarga lainnya untuk berpartisipasi ikut
serta dalam pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Serta menjelaskan kepada
suami dan anggota keluarga pasien mengenai penyakit pasien dan rencana pengobatannya
dan pentingnya untuk tetap berobat dan mendukung serta mengingati pasien agar tetap
minum obatnya secara rutin dan teratur. Dengan hasil yang diharapkan suami dan
anggota keluarga pasien memperhatikan dan memberikan dukungan kepada pasien.
e. Aspek Fungsional
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan

pekerjaan ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah. Dengan rencana

pelaksanaan menyarankan pasien untuk tidak membebani dirinya sendiri dalam


beraktivitas, beraktivitas sesuai dengan kemampuannya, dan melakukan olahraga rutin
seperti berjalan kaki selama 30 menit di pagi hari jika sudah sehat. Dengan hasil yang
diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

90

K. Prognosis
1. Ad vitam: ad bonam
2. Ad sanactionam: dubia ad bonam
3. Ad fungsionam: ad bonam

91

RENCANA MAKANAN SEHAT DALAM SEHARI


Total kebutuhan kalori per hari : 1068,75 kkal
- Karbohidrat

: 748, 125 kkal

- Protein

: 106, 875 kkal

- Lemak

: 213,75 kkal

Makan Pagi

: 25 %

Snack 2

: 10 %

Snack 1

: 15 %

Makan malam

: 20%

Makan siang : 30 %
Makan Pagi

Snack 1

: Karbohidrat
Protein

: 25% x 106,875 kkal = 26,7 kkal = 6,5 gr

Lemak

: 25% x 213,75 kkal = 53,4 kkal = 6,8 gr

: Karbohidrat

: 15% x 748,125 kkal = 112,2 kkal = 28 gr

Protein

: 15% x 106,875 kkal = 16,03 kkal = 4 gr

Lemak

: 15% x 213,75 kkal = 32,06 kkal = 4 gr

Makan Siang: Karbohidrat

Snack 2

: 25% x 748, 125 kkal = 187,03 kkal = 46,75 gr

: 30% x 748,125 kkal = 224,43 kkal = 56 gr

Protein

: 30% x 106,875 kkal = 32,06 kkal = 8 gr

Lemak

: 30% x 213,75 kkal = 64,12 kkal = 8 gr

: Karbohidrat

: 10% x 748,125 kkal = 74,8 kkal = 18,7 gr

Protein

: 10% x 106,875 kkal = 10,69 kkal = 2,67 gr

Lemak

: 10% x 231,75 kkal = 21,38 kkal = 2,68 gr

Makan malam : Karbohidrat

: 20% x 748,125 kkal = 149,6 kkal = 37,4 gr

Protein

: 20% x 106,875 kkal = 10,69 kkal = 2,67 gr

Lemak

: 20% x 213,75 kkal = 42,75 kkal = 5,3 gr

92

Menu makan pagi

: Nasi putih porsi


1 butir telur rebus
1 gelas air mineral

Snack 1

: buah ( 1 buah pisang/ 2 jeruk/ 1 apel)

Menu makan siang

: Nasi putih porsi


Sayuran 1 porsi
1 potong ayam/ikan/daging
1 gelas air mineral

Snack 2

: Buah/biscuit (buah : 1 mangkok papaya 200 gr

biscuit

cracker
2 buah
Menu makan malam : Nasi Putih porsi
Tahu/tempe 3 buah
Sayuran 1 porsi
1 gelas air mineral

93

Vous aimerez peut-être aussi