Vous êtes sur la page 1sur 28

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien
Nama

: Tn. Z

Jenis Kelamin

: Laki Laki

Usia

: 70 tahun

Pekerjaan

: Tidak Bekerja

Pendidikan

: SMA

Agama

: Islam

Suku Bangsa

: Betawi

Alamat

: GG Kran II No.50 RT/RW 005/006, Gunung Sahari Selatan


Kemayoran

Tanggal Berobat

: 13 Maret 2015

Tanggal Kunjungan

: 14 Maret 2015

B. Anamnesa
Dilakukan secara auto-anamnesa pada tanggal 14 Maret 2015 pukul 14.30 WIB di
rumah Tn. Z di daerah Gunung Sahari Selatan.
1. Keluhan Utama: Nyeri kepala
2. Keluhan Tambahan: Pundak terasa pegal
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan dengan
keluhan nyeri kepala sejak 4 hari sebelum datang ke puskesmas kelurahan Gunung
Sahari Selatan. Keluhan dirasakan terus menerus namun tidak sampai membuat
aktivitas pasien sehari-hari terganggu. Nyeri kepala terasa berat dan seringkali
dirasakan di seluruh kepala. Keluhan adanya mual dan muntah disangkal oleh pasien.
Pasien juga mengeluhkan lehernya terasa pegal dan kaku sejak 4 hari yang lalu,
namun pasien masih bisa menggerakkan lehernya secara bebas.
Riwayat adanya trauma daerah kepala dan leher disangkal oleh pasien.
Keluhan mual, muntah, lemah anggota tubuh disangkal, bicara pelo dan mulut
mencong disangkal. Keluhan penglihatan tiba tiba buram disangkal. Keluhan sesak
1

nafas bila beraktivitas nyeri dada sebelah kiri yang menjalar ke leher kiri hingga
lengan kiri di sangkal, keluhan mudah lemas ketika aktivitas ringan dan tidur harus
menggunakan > 2 bantal disangkal. Keluhan adanya pilek berulang disetai nyeri pada
tulang-tulang wajah khususnya daerah pipi, dahi dan pangkal hidung disangkal oleh
pasien
Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat tekanan darah tinggi yang telah
diketahuinya sejak 30 tahun yang lalu. Pertama kali dirinya mengetahui dirinya
menderita tekanan darah tinggi saat berobat ke Puskesmas kelurahan Gunung Sahari
Selatan dengan keluhan nyeri kepala dan pundak terasa Tegang. Pada saat itu
dilakukan pemeriksaan tekanan darah, dan hasilnya tinggi, yaitu 170/90 mmHg.
Semenjak pasien didiagnosa mengidap tekanan darah tinggi pasien rutin kontrol ke
puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan, dan Puskesmas Kecamatan
Kemayoran.
4. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan dirinya mempunyai riwayat penyakit tekanan darah tinggi sejak

30 tahun yang lalu, tidak rutin minum obat


Riwayat Penyakit Stroke Ringan diakui oleh pasien sejak tahun 2012 dan sudah

membaik sejak tahun 2014


Riwayat Asma, Diabetes Mellitus, TB paru, Penyakit Jantung, Penyakit Ginjal
disangkal oleh pasien

5. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat hipertensi pada bapak pasien

Riwayat Asma, Diabetes Mellitus, Penyakit Jantung, dan TB paru dalam keluarga
disangkal

6.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien tinggal di rumah milik sendiri bersama istrinya, dan satu keluarga lainnya
yang beranggotakan 3 orang, yang bertinggal di salah satu kamar keluarga pasangan
Tn. Z. Pasien sudah tinggal di rumahnya yang saat ini sejak 25 tahun.
Dahulunya Tn. Z bekerja sebagai pedagang keliling. Semenjak cucunya yang
tinggal satu rumah sama Tn. Z bekerja sebagai pegawai swasta yaitu di salah satu
tokoh HP di jakarta yang berpenghasilan 2.000000/bulan dan suami Ny. D ini bekerja
2

sebagai buruh yang berpenghasilan 1.800000/bulan, jadi total penghasilan


3.800000/bulan, maka Tn. Z memutuskan untuk tidak bekerja lagi. Sedangkan Istri
pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Keadaan ekonomi keluarga ini termasuk
menengah.
Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di
lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan gotong royong yang
diadakan satu bulan sekali dan acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga
di RT/RW setempat. Begitu pula dengan istrinya yang mengikuti kegiatan pengajian
yang diadakan bersama ibu ibu yang ada di RT/RW setempat.
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien dan suami memiliki kebiasaan makan 2 kali sehari. Pasien memiliki
kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung garam yang berlebihan dan
penyedap rasa seperti roiko dalam satu hari istrinya bisa menghabiskan 2 bungkus
roiko, ikan asin, telor asin, dan sayur asam yang diberi garam dan penyedap rasa.
Namun semenjak didiagnosis dengan penyakit tekanan darah tinggi 30 tahun yang
lalu pasien mulai mengurangi menambahkan garam dan penyedap rasa seperti roiko
dalam masakannya sehari-hari kurang lebih menghabiskan roiko penyedap rasa 1
bungkus/hari. Pasien juga mempunyai kebiasaan minum kopi 1 gelas tiap pagi,
semenjak 10 tahun kemarin Tn. Z sudah mulai mengurangi mengkonsumsi kopi.
Terkadang Tn. Z hanya mengkonsumsi kopi 1 gelas dalam 1 minggu. Tn. Z juga dulu
mempunyai kebiasaan merokok dari usia 20 tahun usia 50 tahun, sekitar 30 tahun
Tn. Z mengkonsumsi rokok satu hari baiasanya Tn. Z menghabiskan 5 7
batang/hari. Pasien menyangkal riwayat keluarga mengkonsumsi minum-minuman
beralkohol. Untuk pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu, memasak
dikerjakan oleh istri pasien. Saat ini aktivitas sehari hari Tn. Z membantu istri
membuang sampah rumah taangga mereka, dan setiap pagi Tn. Z menyiram bunga
yang ada di depan pekarangan rumahnya dan setiap seminggu sekali Tn. Z
membersihkan sarang burung yang ada didepan rumah Tn. Z. Terkadang Tn. Z dan
Ny. N harus membantu mengurus cicitnya yang berusia 3 tahun.

C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum

: Tampak Sakit Ringan

2. Vital sign:

3.

Kesadaran
: Compos Mentis
Tekanan Darah
: 180/90 mmHg
Frekuensi Nadi
: 80 x/menit
Frekuensi Pernapasan : 22x/menit
Suhu
: 36,5C

Status Generalis:
Kepala

: Normocephal, rambut lurus, tidak mudah dicabut, sudah beruban

Mata

: Konjungitva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya


langsung +/+

Leher

: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar


tiroid. Jugular Venous Pressure 5 + 1 cm H2O

Thoraks
Cor :

:
I

: Iktus Kordis Tidak terlihat

: Iktus Kordis Teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra

: Batas Jantung kanan di ICS IV linea parasternalis dextra


Batas Jantung kiri di ICS V linea midclavicularis sinistra
Batas Pinggang jantung di ICS III linea parasternalis sinistra

Pulmo

: S1 S2 murni reguler, murmur (-), gallop (-)

: Penggerakan hemitoraks kanan dan kiri simetris, bentuk dada


simetris, retraksi sela iga (-)

Abdomen

: Fremitus Taktil dan Fremitus Vokal normal

: Sonor pada seluruh lapang paru

: Vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

: Sikatrik (-), tidak tampak masa (-)

: Timpani pada seluruh lapang abdomen, bising usus (+) normal

: Nyeri tekan (-), Nyeri Lepas (-), Hepar dan lien tidak teraba,
undulasi (-), nyeri ketok CVA (-)

P
Ekstremitas

: shiffting dullness (-)


: Akral hangat, edema (-), kekuatan otot ke empat ekstremitas
Normal.

4. Status Gizi
4

BB

: 65 kg

TB

: 150 cm

BB Ideal

: (150-100) (10 % x 50) = 45,0 kg

Status Gizi

: (BB aktual : BB ideal) x 100 % = 65 : 45,0 x 100 %


= 144,44 % (BB berlebih)

IMT

: (BB : TB (m2)) = 65 : 2,25 = 28,8

Tabel 1. Indeks Masa Tubuh


IMT
STATUS GIZI
<18,5
Berat Badan Kurang
18,5 22,9
Berat Badan Normal
>23,0
Kelebihan Berat Badan
23,0 24,9
Beresiko Menjadi Obes
25,0 29,9
Obes I
>30,0
Obes II
Sumber : Center For Obesity Research and Education, 20007
Kesimpulan : Status Gizi Pasien Obes I
D. Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan
Saran Pemerikasaan :
EKG
Darah Rutin
Urin Rutin
Ureum, Kreatinin

BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga : Pasien bernama Tn. Z berusia 70 tahun dan Tidak
5

Bekerja
b. Identitas Pasangan

: Istri pasien bernama Ny. N berusia 65 tahun dan


bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga

c. Struktur Komposisi Keluarga:


Tabel 2. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah
Kedudukan
No

Nama

dalam Keluarga

Keterangan
Gende

Umur

Pendi-

Pekerjaan

Tambahan

dikan

1.

Pasien +
Tn. Z

Kepala Keluarga

70 th

SMA

Tidak Bekerja

Pemilik
Rumah

2.
3.
4.
5.

Ny. N

Istri

65 th

SMA

Ny. D

Cucu

28 th

SMA

Tn. K

Menantu

31 th

SMP
Belum

An. A

Cicit

3 th

Sekola

Ibu rumah

tangga
Pegawai

Swasta
Buruh

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah

: Milik Sendiri

Daerah perumahan
: Padat kurang bersih
Karakteristik Rumah dan Lingkungan

Kesimpulan
6

Luas rumah: 6 x 12 m2
Keluarga Tn. Z tinggal di rumah milik
Jumlah penghuni dalam satu rumah: 5 orang (3
sendiri dengan lingkungan sekitar yang
orang lainnya merupakan 1 keluarga yang tinggal
padat dan kurang bersih. Ketersediaan
dikamar keluarga pasangan Tn. Z)
air bersih, jamban keluarga serta tempat
Luas halaman rumah: Tidak ada halaman
pembuangan sampah cukup baik.
Bertingkat
Lantai rumah dari: Keramik
Dinding rumah dari: Tembok
Jamban keluarga: Ada
Tempat bermain: Tidak ada
Penerangan listrik: 1300 watt
Ketersediaan air bersih: Ada
Tempat pembuangan sampah : Ada

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Pasangan Tn. Z dan Ny. N

b. Kepemilikan barang-barang berharga: (Kendaraan, Elektronik, Peralatan Rumah


Tangga)

2 buah televisi
2 buah kipas angin
1 buah sepeda motor
1 buah handphone
1 buah kompor gas ( tabung 3 kg)
1 buah Mejigcom
5 buah Kursi plastik
1 buah meja plastik
1 buah lemari pendingin satu pintu

Secara kepemilikan barang dari keluarga Tn. Z dikatakan Cukup

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:


a. Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan dan
Puskesmas Kecamatan Kemayoran
9

b. Balita

: KMS di Posyandu Setempat

c. Asuransi/Jaminan kesehatan

: Kartu Jakarta Sehat

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 4. Pelayanan Kesehatan
Faktor

Keterangan

Cara mencapai pusat pelayanan

Angkot atau Jalan Kaki

kesehatan
Tarif pelayanan kesehatan

Gratis

Kesimpulan
Pasien

jika

dirinya

langsung

Puskesmas.

mengalami

sakit

berobat

Karena

ke

biayanya

gratis dan jarak yang tidak terlalu


jauh dari rumah pasien, sehingga
dapat

ditempuh

dengan

naik

angkot (Puskesmas Kemayoran)


atau
Kualitas pelayanan kesehatan

Cukup memuaskan

Jalan

Kaki

(Puskesmas

Keliling Gunung Sahari Selatan).


Dan pasien juga merasa cukup
puas dengan pelayanan yang ada
di

Puskesmas

Kemayoran

dan

Kecamatan
Puskesmas

Keliling Gunung Sahari.

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


a. Kebiasaan makan
Sebelum terdiagnosis hipertensi, pasien dan keluargannya makan sebanyak 2
kali sehari, sering mengkonsumsi ikan asin, telur asin, sayur yang ditambah
garam dan penyedap rasa.
Setelah terdiagnosis hipertensi pasien dan keluarganya makan 2 kali sehari,
dengam menu makanan sehari-hari keluarga Tn. Z dan Ny. N tidak menentu dan
tidak bervasiasi. Menu makanan yang paling disukai adalah makanan sederhana,
seperti tempe, tahu, telor ayam, ikan terkadang, ayam terkadang, sayur berkuah
yang ditambah penyedap rasa terkadang pasien dan keluarganya juga
mengkonsumsi buah seperti jeruk, pisang dan pepaya. Pasien juga masih suka
10

mengkonsumsi ikan asin namun tidak sesering dulu. Sekarang pasien makan ikan
asin kurang lebih 1x tiap minggunya.
b. Menerapkan pola gizi seimbang:
Keluarga Tn. Z dan Ny. N tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi
seimbang dari menu makanan sehari-hari, karena pengetahuan mengenai pola
makan gizi seimbang kurang. Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai
berikut:

Tanggal 11 Maret 2015


Pagi

: 2 buah Roti tawar, 1 gelas susu (@200 ml)

Siang

: Nasi 1 porsi (3/4 gelas), 2 buah tempe goreng + mangkok sambal


goreng Ati + Kentang, 1 mangkuk sayur bayam bening, 2 gelas air
putih

(@250 ml), 1 buah pisang

Malam : Nasi 1 porsi (3/4 gelas), 2 buah ikan asin biasa, 1 mangkuk sayur
bayam bening, 3 gelas air putih (@250ml), 1 buah jeruk
Jumlah kalori dan kandungan gizi:

Energi

Protein

: 208,9 gram

Lemak

: 348,3 gram

Karbohidrat

: 905,5 gram

: 1393,2 kalori

1 porsi nasi = 135 kkal


Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kal
Lemak = 0,29 gr x 8 = 2,32 kal
Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal

1 porsi ikan asin = 224 kkal

1 Porsi Sayur Sop


Karbohidrat =110,1 kkal
Lemak = 0,675 kkal
11

Protein =12,6 kkal

1 potong tempe
Kalori : 201 kkal
Protein : 20,8 g
Lemak : 8,8 g
Karbohidrat :13,5 g

1 buah Pisang : 74,2 kkal


1 buah Jeruk : 46 kkal

1 mangkok sambal goreng:


Kalori : 24 kkal
Lemak : 2 g
Protein : 0
Karbohidrat : 5 g

Roti tawar putih:


kalori : 188 kalori
protein : 5,6 gr
lemak : 1 gr
serat : 2,4 gr

Susu:
Kalori : 146 kkal
Lemak : 7,93 g
Protein : 7, 86 g
Karbohidrat : 11,03 g

Tanggal 12 Maret 2015


Pagi

: 1 gelas kopi (@200 ml), 2 buah roti tawar

Siang

: nasi 1 porsi (3/4 gelas), 2 potong tahu bacem,1 potong ikan tongkol,
1 mangkuk sayur bayam,1 potong pepaya, 3 gelas air putih
(@250 ml)

Malam

: nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 potong ayam goreng, 1 mangkuk sayur


Bayam, 3 gelas air putih (@250ml)

Jumlah kalori dan kandungan gizi :

Energi

: 1487,8 kalori

Protein

: 223,17 gram
12

Lemak

Karbohidrat : 967,07 gram

: 371,95 gram

1 porsi nasi = 135 kkal


Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kal
Lemak = 0,29 gr x 8 = 2,32 kal
Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal

Roti tawar putih:


kalori : 188 kalori
protein : 5,6 gr
lemak : 1 gr

1 gelas Kopi :
Kalori : 2 kkal
Lemak : 0,04 g
Karbohidrat : 0,07 g
Protein : 0,21 g

1 Porsi Sayur Bayam


Kalori : 74 kkal
Lemak : 4,16 g
Karbohidrat : 6,81g
Protein : 5,33 g

Tongkol Goreng :
Kalori : 200 kkal
Lemak : 11,41 g
Karbohidrat : 2,38 g
Protein : 20,95 g

Tanggal 13 Maret 2015


Pagi

: 1 gelas susu (@250 ml), 1 mangkuk kacang hijau (@ 200 gram )

Siang : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 mangkuk sayur bayam bening, 2 potong
tahu semur, 1 butir telur rebus, 1 potong ikan lele goreng, 3 gelas
air mineral (@250 ml)
Malam : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 potong ikan lele, 1 mangkuk sayur bayam
bening,1 potong pepaya,1 butir telur rebus, 2 gelas air putih(@250ml)
Jumlah kalori dan kandungan gizi:
13

Energi

: 1375 kalori

Protein

: 206 gram

Lemak

: 312 gram

Karbohidrat

: 855 gram

1 mangkuk kacang hijau :


Kalori : 117 kkal
Lemak : 0,58 g
Karbohidrat : 20,97 g
Protein : 7,86 g

1 porsi nasi = 135 kkal


Karbohidrat = 29,3 gr x 4 = 117,2 kal
Lemak = 0,29 gr x 8 = 2,32 kal
Protein = 2,79gr x 4 = 11,88 kal

1 buah tahu :
Kalori : 35 kkal
Lemak : 2,62 g
Karbohidrat : 1,36 g
Protein : 2,23 g

1 potong lele goreng :


Kalori : 204 kkal
Lemak : 12,35 g
Karbohidrat : 7,26 g
Protein : 14,93 g

Telur Rebus:
Kalori : 77 kkal
Lemak : 5,28 g
Karbohidrat : 0,56 g
Protein : 6,26 g

1 potong pepaya :
Kalori : 55 kkal
Lemak : 0,2 g
Karbohidrat : 13,73 g
Protein : 0,85 g

14

Berdasarkan pedoman gizi lanjut usia oleh Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia tahun 2012, perhitungan kebutuhan energi pasien berdasarkan rule of thumb
pada pasien obesitas yaitu :
Jumlah kebutuhan kalori perhari :
- Kebutuhan Kalori Basal = BB ideal x 30 kalori = 54 x 30 kalori = 1350 kalori
- Kebutuhan Untuk Aktivitas Ditambah 10% = 10% x 1350 kalori = 1532 kalori
- Koreksi Karena Kelebihan Berat Badan Dikurangi 20% = 20% x 1532 = 1215 kalori
a) Kebutuhan protein
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012) kebutuhan protein untuk
penderita hipertensi ialah 15% dari total energi sehari.
Jadi, anjuran kebutuhan protein harian Tn. Z ialah :
15 x 1215 = 182,25 gram
100
b) Kebutuhan lemak
Pada lanjut usia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 20% - 25%
Kebutuhan lemak harian anjuran tialah :
20 x 1215 = 243 gram atau 25 x 1215 = 303,75 gram
100

100

Jadi, anjuran kebutuhan lemak harian untuk Tn.Z adalah 243 gram sampai 303,75
gram
c) Kebutuhan karbohidrat
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Perhitungan kebutuhan
karbohidrat didasarkan kepada sisa dari total energi setelah dikurangi energi dari
protein dan lemak.Dianjurkan pada lanjut usia mengkonsumsi karbohidrat 60-65%
dari total kebutuhan kalori
Kebutuhan karbohidrat harian anjuran untuk Tn. Z ialah :
60 x 1215 = 729 kalori atau

65 x 1215 = 789,75 gram

100

100

Jadi, anjuran kebutuhan karbohidrat harian Tn. Z ialah 729 hingga 789,75 kalori

15

d) Serat
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Kebutuhan serat anjuran 2530 gram/ hari
e) Kebutuhan cairan
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Lanjut usia membutuhkan
cairan antara 1,5 2 liter per hari (6-8 gelas).

f) Natrium
Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), dalam sehari, garam dapur
diperbolehkan hanya 5 gram atau 1 sendok teh
Pasien Tn. Z belum dapat memenuhi pola gizi seimbang tidak terlalu
memperhatikan pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, dan masih
menggunakan garam tidak sesuai dengan pedoman diet natrium untuk lansia dengan
hipertensi yaitu 5 gram atau 1 sendok teh perhari, hal tersebut karena pengetahuan
mengenai pola makan gizi seimbang kurang.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Pasien selalu didukung untuk berobat oleh istri dan anaknya. Bahkan anak
pasien selalu mengantar pasien berobat ke Puskesmas Kemayoran tiap kali pasien
ingin berobat.
b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:
Dalam penatalaksanaan penyakit pada Tn. Z ini peran serta aktif dari
seluruh anggota keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola makan pasien
sehari-hari. Keluarga selalu dituntut untuk selalu memberi dukungan dan selalu
mengingatkan pasien agar meminum obat secara teratur dan rajin kontrol
berobat serta mengingatkan agar pasien tetap patuh terhadap anjuran dokter yang
berhubungan dengan pemulihan kesehatan.
B.Genogram
16

1.

Bentuk keluarga:
Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. Z
berusia 70 tahun yang merupakan suami dari Ny. N berusia 65 tahun. Bentuk keluarga
adalah keluarga Besar (Extended Family)
Bentuk Bentuk Keluarga :

Keluarga inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.

Keluarga besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambahkan dengan


sanak saudara. Misalnya : kakak, nenek,
keponakan, dan lain-lain.
Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiiri dari wanita
dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan
merupakan satu keluarga inti.
Keluarga Duda/janda (Single Family) dalah keluarga yang terjadi karena
perceraian atau kematian.
Keluarga berkomposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang yang terjadi tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga

2. Tahapan siklus keluarga:


Tahapan siklus keluarga Tn. Z dan Ny. N termasuk ke dalam beberapa tahap
diantaranya :
-

Tahap keluarga dengan anak-anak yang dewasa (The Family with adolescent)

Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga baik untuk


memiliki keluarga sendiri maupun bekerja (Family launching young adults)

Tahap di mana orang tua sudah pensiun dan istirahat di rumah hingga meninggal
(Aging Family Members)
Tn. Z (Pasien) sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny. N dan memiliki 6

orang anak. Anak pertama bernama Ny. N 20 tahun sudah meninggal karena
perdarahan setelah melahirkan menikah dengan Tn. T dan telah mempunyai satu
orang anak yang bernama Ny. D 28 tahun menikah dengan Tn. K 30 tahun
mempunyai satu orang anak yang bernama An. A berusia 3 tahun Mereka tinggal
bersama Tn. Z. Anak kedua bernama Tn. A 34 tahun bekerja di jonggol menikah
dengan Ny. S 29 tahun mempunyai 4 orang anak, anak pertama An. A berusia 15
17

tahun, anak kedua An. D berusia 13 tahun, anak ketiga An. K berusia 10 tahun, anak
keempat An. H berusia 7 tahun mereka tinggal di jonggol. Anak ke tiga Ny. E
meninggal saat berusia 1,5 tahun karena kejang. Anak ke empat Ny. J meninggal saat
berusia 3 tahun karena kejang. Anak Ke lima Tn. M 30 tahun menikah dengan Ny. Y
26 tahun memiliki satu orang anak An. Z berusia 4 tahun, Tn. M bekerja sebagai
pegawai swasta dan Ny. Y bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga, Tn. M dan Ny. Y
tinggal tidak jauh dari rumah Tn. Z.
Tahap Perkembangan Keluarga :
Tahap Perkembangan Keluarga Mc Goldrick dan Carter (1985) mengembangkan
model tahap kehidupan keluarga yang didasari oleh ekspansi, kontraksi, dan
penyusunan kembali (realigment) dari hubungan keluarga yang memberikan support
terhadap masuk, keluar dan perkembangan anggota keluarga. Model ini diberikan
dengan menggunakan aspek emosional, transisi, perubahan dan tugas yang diperlukan
untuk perkembangan keluarga.
A. Pasangan baru (keluarga baru)
Membina hubungan dan kepuasan bersama
Menetapkan tujuan bersama
Mengembangkan keakraban
Membina hubungan dengan kelaurga lain, teman, kelompok sosial
Diskusi tentang anak yang diharapkan
b. Child bearing (menanti kelahiran)
Persiapan untuk bayi
Role masing-masing dan tanggung jawab
Persiapan biaya
Adaptasi dengan pola hubungan seksual
Pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua
c. Keluarga dengan anak pra-remaja
Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan keluarga
Merencanakan kelahiran anak kemudian
Pembagian tanggung jawab dengan anggota keluarga
d. Keluarga dengan anak sekolah
Menyediakan aktivitas untuk anak
18

Biaya yang diperlukan semakin meningkat


Kerjasama dengan penyelenggara kerja
Memperhatikan kepuasan anggota kelaurga dan pasangan
Sistem komunikasi keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Menyediakan fasilitas dengan kebutuhan yang berbeda
Menyertakan remaja untuk tanggung jawab dalam keluarga
Mencegah adanya gap komunikasi
Mempertahankan filosuf hidup dalam keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Penataan kembali fasilitas dan sumber-sumber
Penataan kembali tanggung jawab antar anak
Kembali suasana suami istri
Mempertahankan komunikasi terbuka
Meluasnya keluarga dengan pelepasan anak dan mendapatkan menantu
g. Keluarga dengan usia pertengahan
Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
Tanggung jawab semua tugas rumah tangga
Keakraban pasangan
Mempertahankan kontak dengan anak
Partisipasi aktivitas social
h. Keluarga dengan usia lanjut
Persiapan dan menghadapi masa pensiun
Kesadaran untuk saling merawat
Persiapan suasana kesepian dan perpisahan
Pertahankan kontak dengan anak cucu
Menemukan arti hidup
Mempertahankan kontak dengan masyarakat

19

Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut BKKBN (1992) antara lain:
Fungsi keagamaan : memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
yang lain dalam kehidupan beragama, dan tugas kepala keluarga untuk
menanamkan bahwa ada kekuatan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada
kehidupan lain setelah di dunia ini.
Fungsi sosial budaya : membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma
tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak, meneruskan nilai-nilai
budaya keluarga.
Fungsi cinta kasih : memberikan kasih sayang dan rasa aman, memberikan perhatian
diantara anggota keluarga
Fungsi melindungi : melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik,
sehingga anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman
Fungsi reproduksi : meneruskan keturunan, memelihara dan membesarkan anak,
memelihara dan merawat anggota keluarga
Fungsi sosialisasi dan pendidikan : mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembangannya, menyekolahkan anak, bagaimana keluarga mempersiapkan
anak menjadi anggota masyarakat yang baik
Fungsi ekonomi : mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga, pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga, menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa
datang
Fungsi pembinaan lingkungan

20

3. Family Map (gambar)

Sudah
meninggal saat
berusia 65 th
karena Hipertensi

Sudah meninggal
saat berusia 70 th
Karena Usia Tua

Sudah meninggal
saat berusia 67th
karena Usia Tua

Ny.N
65 th

Tn. Z
65 th

Tn. T
28 th

Tn. K
30 Th
Sehat

Ny. N
20 Th

Ny. D
28 th

Tn. A
34 Th\
Seha t

An.A
15 Th

An.D
10 Th

Ny.S
29 Th
Seha t

Sudah meninggal
saat berusia 72
th karena usia tua

An. E
1,5 Th

An. K
10 Th

An.J
3 Th

An. H
7 Th

Tn. M
34 th
Seha t

Ny.y
30 Th
Seha t

An. P
1 bln

An. H
4 Th

Sehat

Keterangan :
Keterangan :
: Pasien / penderita

: Laki-laki
: Perempuan
: Tinggal satu rumah
: Meninggal
21
: Meninggal

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga


1. Masalah dalam organisasi keluarga : Pasien adalah lansia yang sudah tidak bekerja
lagi, dan tidak mempunyai keahlian khusus yang dapat digunakan untuk mencari
penghasilan atau melamar pekerjaan. Istri pasien adalah seorang Ibu rumah tangga
yang tidak memiliki keahliah khusus yang dapat digunakan untuk mencari
penghasilan. Anak pertama sudah meninggal, anak kedua sudah tidak tinggal bersama
pasien lagi, anak ketiga dan ke empat sudah meninggal, anak ke lima sudah tidak
tinggal lagi bersama pasien dan anak ke enam sudah meninggal. Sehingga dalam
mengingatkan pasien untuk minum obat dan kontrol ke puskesmas kurang dalam
keluarga ini. Hubungan yang terjalin sesama anggota keluarga cukup baik.
2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita hipertensi grade II yang
sudah dideritanya selama 30 tahun terakhir.
3. Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien adalah seorang lansia yang sudah tidak
bekerja lagi yang kesehariannya membantu istri membuang sampah, menyiram bunga,
membersihkan kandang burung yang rutin dilakukannya dan merawat cicitnya. Istri
pasien seorang ibu rumah tangga yang kesehariannya sibuk mengurus keluarga dan
rumah, sehingga dukungan keluarga untuk kesembuhan pasien kurang.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan
utama pada keluarga adalah dari cucu yang bekerja sebagai salah satu pegawai swasta
terkadang mendapat uang tambahan dari anak keduanya. Untuk biaya kesehatan,
pasien telah memiliki Kartu Jakarta Sehat dari program kesehatan Pemerintah Provinsi
DKI. Dengan begitu pasien dapat berobat gratis.
5. Masalah lingkungan: Lingkungan rumah pasien kurang baik. Kebersihan lingkungan
kurang terjaga, serta padat sehingga jarak antar rumah saling berdekatan.
6. Masalah

perilaku

kesehatan:

Keluarga

kurang

mengerti

akan

pentingnya

kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola


22

makan dan gaya hidup kurang diperhatikan


D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)
1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien datang berobat ke Puskesmas keliling gunung sahari sendiri, terkadang
diantar oleh istrinya, karena jarak yang dekat dan biaya yang gratis serta kualitas
pelayanan kesehatan yang dirasakan cukup memuaskan. Pasien tidak rutin berobat,
dikarenakan obat yang biasa ia konsumsi jarang ada dipuskesma keliling gunung
sahari dan pasien kontrol kepuskesmas jika ada keluhan saja. Pasien sangat
mengharapkan dirinya dapat sembuh dari penyakit tekanan darah tingginya dengan
mengkonsumsi obat-obatan yang didapat dari dokter di Puskesmas. Kekhawatiran
pasien saat ini adalah dirinya harus minum obat seumur hidup sehingga dirinya
merasa takut akan ketergantungan obat. Pasien mengatakan bahwa penyakit darah
tinggi harus rutin minum obat.
2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II
Diagnosis Banding : Migran, Gagal Ginjal, Anemia, Gastritis.
3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan
pasien)
Untuk kesehariannya pasien sering lupa untuk kontrol makanan yang
dikonsumsinya. Pasien masih suka makanan dengan kadar garam yang tinggi. Selain
itu pasien juga membantu mengurus cicitnya yang masih balita sehingga
meningkatkan tingkat stress pada diri pasien, yang pada akhirnya dapat meningkatkan
tekanan darahnya. Selain itu, pasien malas untuk berobat ke dokter dan kontrol
tekanan darahnya. Pasien hanya pergi berobat bila ada keluhan.
Pasien adalah seorang muslim dan tidak pernah melewatkan sholat lima
waktu, walaupun terkadang sholatnya tidak tepat waktu. Pasien juga sering mengaji
bersama istrinya dan turut serta ikut pengajian sebulan sekali di mesjid RT setempat.
4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
23

Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang


mengingatkan untuk menjaga pola makan dan kegiatan sehari-hari pasien. Selain itu
keluarga ini masih memiliki kesadaran yang kurang akan pentingnya kesehatan. Dari
keterangan pasien anak dan cucunya sering mengingatkan pasien untuk kontrol
namun pasien yang malas untuk berobat.
5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di
dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Berdasarkan skor Karnofsky pasien memilki skor 80% dimana pasien
menjalani aktifitas sehari-hari dengan normal disertai dengan beberapa gejala dan
keluhan yang berkaitan dengan penyakitnya.
Menurut skala ECOG pasien termasuk derajat 1 dimana pasien mampu
melakukan

pekerjaan

ringan sehari-hari seperti pekerjaan rumah. Dengan

rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tidak membenani dirinya sendiri


dalam beraktivitas, beraktivitas sesuai dengan kemampuannya, serta tetap
melakukan olahraga. Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan
kualitas hidupnya.
Tabel 3.1 Tabel Skala Karnofsky (www.pallipedia.com)

E. Rencana Pelaksanaan
Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan
24

Aspek

Aspek
personal

Kegiatan

Sasaran

-Menjelaskan kepada pasien


untuk tetap rajin kontrol
berobat apabila obatnya
sudah habis dan mengikuti
saran dokter supaya tekanan
darahnya terkontrol.

Pasien

Waktu
Pada saat
kunjungan
ke
Puskesmas
Dan saat
kunjungan
ke rumah

-Menjelaskan
bahwa
penyakit hipertensi adalah
penyakit seumur hidup,
yang tidak bisa sembuh
sempurna yang disebabkan
gangguan fungsi jantung
dan lifestyle.

-Memberikan obat penurun


tekanan darah Amlodipine
dengan dosis 1 x 10 mg
sehari
-Menganjurkan
pasien
untuk rutin kontrol berobat
ketika obat mau habis dan
kontrol tekanan darah
-Menganjurkan
pasien
untuk
mendeteksi
komplikasi
penyakit
hipertensi yaitu melakukan
pemeriksaan EKG dan
Laboratorium seperti urin
rutin
-Menjelaskan fungsi obat
yang
bekerja
dalam
penurunan tekanan darah
tinggi, cara kerja serta efek
samping
yang
dapat
ditimbulkan oleh obat yaitu
muka merah, susah BAB
sehingga
pasien
harus
memperbanyak
lagi
konsumsi makan kaya akan
serat seperti sayur mayur,
buah buah/ hri

Biaya

Keterangan

-Pasien mengetahui
tentang
penyakitnya.
-Pasien
menjaga
penyakitnya
agar
tidak
bertambah
parah.
- Pasien mengerti
bahwa penyakitnya
membutuhkan
pengobatan seumur
hidup,
sehingga
pasien rajin untuk
berobat
dan
mengontrol tekanan
darahnya.

-Menjelaskan
bahwa
pengobatan
penyakit
hipertensi bersifat seumur
hidup,
namun
dapat
terkontrol.
Aspek klinik

Hasil diharapkan

Pasien

Pada saat
kunjungan
ke
Puskesmas

-Pasien
dapat
memiliki tekanan
darah yang dalam
rentang normal
- Pasien mengerti
akan
pentingnya
obat, khasiat obat
dan
cara
penggunaan
obat
secara tepat untuk
proses
penyembuhan serta
mencegah
komplikasi
-Pasien
dapat
mengetahui
perkembangan
penyakitnya
dan
mendapatkan
pemulihan.

25

-Menganjurkan
pasien
untuk mengikuti pola makan
seimbang
yaitu
salah
satunya dengan membatasi
konsumsi garam 6 gram/
hari atau sebanyak 1 sendok
teh

Aspek risiko
internal

-Memberi edukasi pada


pasien untuk merubah pola
makan,
menghindari
makanan dengan kandungan
garam, kolesterol tinggi
yaitu
menghindarkan
makanan yang dimasak
dengan
cara
digoreng,
mengganti dengan masakan
yang direbus, tidak lagi
minum kopi, tidak lagi
merokok
serta
menghindarkan
stress
seperti banyak pikiran

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
ke rumah

-Pasien
menghindari
makanan
yang
dapat
mempengaruhi
tekanan darah
-Mengurangi resiko
tekanan
darah
tinggi
-Pasien berolahraga
setiap pagi

-Menyarankan untuk rutin


berobat dan rutin kontrol
kepuskesmas apabila obat
akan habis
-Menyarankan pasien untuk
olahraga ringan seperti jalan
santai di sekitar lingkungan
rumah sebanyak kurang
lebih 30 menit sehari.
Aspek
psikososial
keluarga

-Edukasi keluarga untuk


tetap memberi dukungan
kepada
pasien
seperti
mengingatkan
untuk
meminum
obat
secara
teratur,
mengantarkan
berobat agar dapat menjaga
kesehatannya dengan pola
makan yang baik dengan
membatasi
pemakaian
garam sebanyak 6 gram/hari
atau sebanyak 1 sendok teh
-Menganjurkan
kepada
keluarga
pasien
untuk
meningkatkan komunikasi
yang baik dengan pasien,
seperti mengajak pasien
buat kontrol, mengingatkan

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
ke rumah

-Keluarga
memahami keadaan
fisik pasien untuk
pemulihan
kesehatan pasien.
-Keluarga memberi
perhatian
lebih
kepada pasien
-Pasien
dan
keluarganya sadar
akan
pentingnya
hidup sehat

26

pasien untuk membatasi


dalah
mengkonsumsi
makanan yang mengandung
garam tinggi
-Memberi penyuluhan akan
pentingnya kesehatan,
seperti: memberikan
penyuluhan bahwa pasien
harus rutin minum obat
setiap hari, menjelaskan
kepada pasien bahwa
penyakit yang dideritanya
membutuhkan pengobatan
seumur hidup
Aspek
fungsional

-Menyarankan pasien untuk


tidak melakukan aktivitas
berlebihan seperti kemabali
mencari nafkah
dan
menasehati pasien untuk
tetap tenang dan tidak
terlalu membebani pikiran.

Pasien
dan
keluarga

Pada saat
kunjungan
kerumah

-Kondisi
pasien lebih
dan
meringankan
penyakit

tubuh
sehat
kuat,
gejala

F. Prognosis
1. Ad vitam

: ad bonam

2. Ad sanasionam : dubia ad bonam


3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

Saran Pembagian Makanan Sehari


BAHAN MAKANAN

Berat(gram)

URT
27

100
55/45
50
100

13/4 gls
1 btr / 3 sdk mkn
1 ptg
1 gls

Jam 10.00 :
Buah

100

1 ptg bsr

Siang : Nasi
Daging/ayam
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak utk menggoreng

100
50
50
100
100
15

Jam 16.00 :
Buah

100

2 ptg bsr

Malam :
Nasi
Ikan
Tempe/tahu
Sayuran
Buah
Minyak untuk menumis

100
50
50
100
150
15

1 gls
1 ptg
1 ptg
1 gls
1 gls
1 sdm

Pagi : Nasi
Telor ayam/susu skim
Tempe/tahu
Sayuran

1 gls
1 ptg
1ptg
1 gls
1 ptg bsr
1 sdm

Catatan :konsumsi garam dapur tidak


lebih dari - sendok teh/hari

28

Vous aimerez peut-être aussi