Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Gelar Magister Teknik
Disusun Oleh :
PERSETUJUAN
TESIS
ASSESSMENT STRUKTUR ATAS
GEDUNG TIMBUL JAYA PLAZA KOTA MADIUN
AKIBAT ALIH FUNGSI
DISUSUN OLEH :
Nama
Tanda
Tangan
Tanggal
Mengetahui,
Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
ii
TESIS
Disusun Oleh :
ROSYID KHOLILUR ROHMAN
S 940907008
Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pendadaran Tesis Magister Teknik Sipil
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta pada 29 Januari 2009
Nama
Tanda Tangan
Tanggal
________________
______________
________________
______________
________________
______________
________________
______________
Disahkan,
Ketua Program Studi Magister
Teknik Sipil
iii
SURAT PERNYATAAN
NIM
: S 940907008
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yang telah saya serahkan ini
benar-benar merupakan karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya diberi tanda
citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.
Bila di kemudian hari terbukti pernyataan saya ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis
ini.
Surakarta,
Januari 2009
iv
ABSTRAKSI
ABSTRACT
Rosyid Kholilur Rohman, 2009
Upperstructural Assessment of Timbul Jaya Plaza Building in Madiun City due to Change
of Usage, Thesis, Civil Engineering Department, Sebelas Maret University
Timbul Jaya Plaza building that located at Pahlawan street in Madiun city was
belong to Bank Harapan Sentosa (BHS). This building usage changed from office to plaza.
Structural building was strengthened but structural assessment must be done to know the
strength.
This research focused to evaluation of plate strength, beam and column based on
SNI 2847 2002, earthquake load application based on SNI 1726 2002, and performance
evaluation of structure by pushover analysis.
Field observation result show quality of conrete fc 35 MPa and steel fy 390 MPa.
Analysis result indicated that plate structure was strong enough after strengthening by
castilized beam, beam and column structure were strong enough either. Structural
performance evaluation result indicated that ultimate and serve boundary performance
fulfill SNI 1726 2002 condition. Pushover analysis result indicated that observed building
beeing categorized in Damage Control performance level.
vi
Kata Pengantar
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tesis ini.
Tesis ini akan berusaha membahas tentang assessment struktur atas bangunan gedung
akibat alih fungsi, sehingga dapat menjadi second opinion terhadap struktur yang telah ada
dan menjamin keamanan pengguna bangunan .
Penulisan tesis ini merupakan salah satu persyaratan menempuh pendidikan Strata 2
(S2) di Magister Teknik Sipil UNS Surakarta, sehingga tesis ini menjadi evaluasi akhir
pendidikan seorang mahasiswa.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Drs. Suranto, MSc, PhD selaku Direktur Program Pascasarjana UNS
2. Bapak Ir. Mukahar, MSCE selaku Dekan Fakultas Teknik dan dosen pembimbing
3. Ibu Prof.Dr. Ir. Sobriah, MS selaku Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil
4. Bapak SA Kristiawan, ST, MSc (Eng), PhD selaku dosen pembimbing
5. Seluruh dosen dan karyawan Teknik Sipil UNS Surakarta
6. Keluarga, teman-teman dan seluruh pihak yang telah membantu.
Penulis berusaha menyelesaikan penyusunan tesis ini dengan sebaik-baiknya, namun
penulis juga menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna. Sumbangan saran dan
kritik yang membangun sangat diharapkan dalam memberikan kesempurnaan penyusunan
tesis ini.
Surakarta,
Penyusun
vii
Januari 2009
DAFTAR ISI
Halaman Judul
..........................................................................................................
ii
iii
iv
Abstraksi ......................................................................................................................
vii
viii
xii
xiii
xv
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
....................................................................
12
13
BAB II
viii
14
16
16
17
20
22
22
22
24
28
31
33
34
36
37
37
38
39
39
40
42
44
46
ix
BAB III
METODOLOGI ..................................................................................
49
49
3.2. Evaluasi kekuatan struktur berdasar SNI 2847 2002 dan SNI 1726
49
2002
BAB IV
49
49
51
51
51
52
52
53
54
4. 1.
Umum ........................................................................................
54
4. 2.
54
54
56
56
4. 3.
57
4. 4.
58
4. 5.
63
4. 6.
65
4.9.1.
65
4.9.2.
68
4. 7.
72
4. 8.
BAB V
73
73
73
74
75
75
81
PENUTUP
90
......................................................................................
90
90
Daftar Pustaka
Lampiran
xi
Daftar Tabel
Tabel
2.1.
13
Tabel
2.2.
14
Tabel
2.3.
17
Tabel
2.4.
21
Tabel
2.5.
35
Tabel
2.6.
36
Tabel
2.7.
37
Tabel
2.8.
38
SNI 1992
Tabel
2.9
38
lama
Tabel
2.10
48
Tabel
4.1.
55
Tabel
4.2.
58
Tabel
4.3.
62
Tabel
4.4.
67
Tabel
4.5.
67
Tabel
4.6.
74
Tabel
4.7.
74
Tabel
4.8.
75
Tabel
4.9.
75
Tabel
4.10
85
xii
Daftar Gambar
Gambar 2.1.
24
Gambar 2.2.
31
Gambar 2.3
33
Gambar 2.4
34
Gambar 2.5
36
Gambar 2.6
39
Gambar 3.1.
53
Gambar 4.1
61
Gambar 4.2
64
Gambar 4.3
70
Gambar 4.4
72
Gambar 4.5
76
Gambar 4.5
77
Gambar 4.7
77
Gambar 4.8
78
Gambar 4.9
79
Gambar 4.10
79
Gambar 4.11
80
Gambar 4.12
80
Gambar 4.13
81
Gambar 4.14
83
Gambar 4.15
84
Gambar 4.16
85
xiii
Gambar 4.17
86
Gambar 4.18
87
Gambar 4.19
88
xiv
Daftar Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Lampiran
Analisis Pushover
Lampiran
Gambar
xv
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan tesis ini adalah mengetahui kekuatan struktur
Gedung Timbul Jaya Plasa setelah diadaan perkuatan dengan penambahan balok
anak
1.4. Manfaat
Manfaat dari penyusunan tesis ini adalah sebagai second opinion terhadap
perkuatan struktur yang telah ada serta menjamin keamanan bagi pengguna
bangunan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1.
Tinjauan Pustaka
Pemanfaatan gedung yang telah ada dapat dijadikan pilihan terhadap
Dari hasil pengamatan lapangan terhadap gedung KIE dan test ultrasonik,
existing mutu beton yang ada cukup rendah, berkisar di K 175 (175 kg/cm2). Besi
tulangan masih menggunakan baja polos dengan mutu baja U 24. Selimut beton
sudah banyak terkikis dan banyak terdapat rongga (honey comb) pada beton.
Adanya berat tambahan screed setebal 10 cm.
Setelah melakukan analisis dalam keadaan struktur diupgrade, didapatkan hasil
bahwa gedung masih bisa digunakan jika yang bekerja hanya beban statik tanpa
adanya beban gempa. Tetapi ketika diberi beban dinamik berupa gempa, banyak
terjadi keruntuhan pada kolomya. Ini karena besarnya gaya lateral yang tidak
mampu ditahan kolom, sehingga bangunan menjadi tidak layak digunakan. Gaya
geser yang terjadi pada lantai atas semakin membesar, baik terhadap arah melintang
maupun membujur.
Upaya pengurangan beban dan perkuatan struktur akhirnya dilakukan.
Pembuangan raised floor (penebalan lantai) tidak berguna dapat mengurangi beban.
Raised floor setebal kira-kira 10 cm di setiap lantai, terdapat di dua lantai
bangunan. Penghematan beban beton setebal 0,20 m dikali berat beton per m3
(2400 kgf/m3) memungkinkan penambahan satu tingkat bangunan lagi di atas
gedung ini. Kemudian dilakukan analisa ulang dengan beban rencana yang akan
dipikul gedung (termasuk gaya gempa dan kombinasinya) seperti analisis
sebelumnya.
Selanjutnya, dengan menggunakan beberapa software bantu untuk perhitungan
struktur seperti ETABS yang dikeluarkan oleh CSI Inc, maka dilakukan analisis
pada kolom sehingga didapatkan suatu rasio antara beban dengan kapasitas kolom
yang bersangkutan. Pada keadaan service dengan beban gempa tanpa perkuatan,
ternyata banyak kolom-kolom yang rasionya melebihi 1. Ini berarti kapasitas kolom
tersebut terlampaui. Kesimpulannya, bangunan belum layak digunakan.
Upgrade bangunan pun dilakukan. Lengan momen pada kolom ditambahkan
agar kapasitasnya bertambah. Caranya dengan menambahkan tulangan untuk
menahan kelebihan beban lateral. Hasilnya terdapat peningkatan momen pada
kolom dari 225 KN m sebelumnya menjadi 350 KN m.
Namun dalam pelaksanaan, ada banyak hal dan kendala yang perlu diantisipasi,
seperti sulitnya pengecoran pada beton yang cukup tipis. Mau tidak mau, harus
dilakukan dengan menggunan bahan beton encer/ cair. Diberikan tambahan
additive bonding pada selimut beton kolom yang dikelupas dengan tujuan
memberikan daya lekat antara beton lama dengan beton baru.
Kajian mengenai alih fungsi bangunan pernah dilakukan oleh Christiawan
(2007) terhadap perubahan fungsi ruang kelas menjadi ruang perpustakaan pada
lantai II Gedung G Universitas Semarang. Dari hasil pengujian bahan yang
dilakukan didapat fc existing 17,5 MPa dan fy existing 390 MPa. Hasil evaluasi
kinerja struktur yang dilakukan didapatkan kinerja batas layan dan kinerja batas
ultimate gedung memenuhi syarat SNI 1726 2002. Perkuatan lentur dan geser
dengan penambahan Fiber Reinforced Polimer didapatkan mampu menambah kuat
lentur dan kuat geser balok dan plat. Perkuatan lentur kolom dilakukan dengan
penambahan tulangan, hasil analisis ulang menunjukkan dapat menambah kuat
lentur kolom.
2. 2.
2.2.1. Umum
Evaluasi terhadap kekuatan struktur bangunan dapat dilakukan secara
analisis ataupun dengan cara uji beban, atau dengan kombinasi analisis dan uji
beban. Bila pengaruh defisiensi kekuatan struktur diketahui dengan baik dan bila
dimensi struktur serta sifat bahan yang dibutuhkan untuk tujuan analisis dapat
diukur nilainya, maka evaluasi kekuatan struktur secara analisis berdasarkan data
hasil pengukuran tersebut dianggap sudah memadai. Data yang diperlukan harus
ditentukan sesuai dengan Butir 22.2. SNI 2847 2002. Bila pengaruh defisiensi
kekuatan struktur tidak diketahui dengan baik atau bila dimensi struktur serta sifat
bahan yang dibutuhkan untuk tujuan analisis tidak memungkinkan untuk diukur
nilainya, maka uji beban harus dilakukan bila struktur tersebut diinginkan untuk
tetap berfungsi. Bila keraguan terhadap keamanan struktur atau bagian struktur
adalah terkait dengan penurunan kinerja struktur sebagai fungsi waktu, dan bila
respon struktur selama uji beban ternyata masih memenuhi kriteria penerimaan,
maka struktur atau bagian dari struktur tersebut boleh tetap digunakan untuk jangka
waktu tertentu. Pemeriksaan secara berkala harus dilakukan jika dianggap perlu
oleh konsultan penilai.
Jumlah dan pengaturan pola bentangan atau panel yang dibebani harus
dipilih sedemikian rupa agar didapatkan nilai lendutan dan tegangan
maksimum di daerah yang kritis dari komponen struktur yang
kekuatannya diragukan. Penggunaan beberapa pola pembebanan harus
dilakukan, bila pola pembebanan tunggal yang digunakan tidak akan
menghasilkan secara bersamaan nilai maksimum respon struktur,
seperti lendutan, puntir atau tegangan, yang diperlukan untuk
membuktikan cukup tidaknya kekuatan struktur.
10
2)
Beban uji total, termasuk beban mati yang sudah ada pada struktur,
tidak boleh kurang daripada 0,85(1,4D +1,7L). Pengurangan nilai L
diizinkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Pedoman
Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung).
3)
Bacaan nilai awal untuk setiap respon struktur yang diukur (seperti:
lendutan, rotasi, regangan, slip, lebar retak) harus diperoleh dalam
waktu tidak lebih dari satu jam sebelum pengaplikasian tahapan beban
pertama. Pengukuran harus dilakukan pada lokasi dimana respon
maksimum diharapkan akan terjadi. Pengukuran tambahan harus
dilakukan bila diperlukan.
2)
Beban uji harus diaplikasikan dalam tidak kurang dari empat tahapan
peningkatan beban yang sama.
3)
11
4)
5)
6)
Syarat penerimaan uji beban langsung sesuai SNI 2847 2002 adalah sebagai
berikut :
1) Bagian struktur yang diuji beban tidak boleh memperlihatkan tandatanda kegagalan/keruntuhan. Retak-belah dan pecah pada bagian beton
yang tertekan dapat dianggap sebagai indikasi kegagalan/keruntuhan.
2) Lendutan maksimum terukur harus memenuhi salah satu dari kondisi
berikut:
Lendutan maksimum terukur:
12
4)
5)
Untuk menjamin keamanan uji beban langsung, ketentuan yang harus dipenuhi
1) Uji beban harus dilaksanakan sedemikian rupa hingga keamanan jiwa
dan konstruksi selama pengujian berlangsung dapat terjamin.
2) Tindakan pengamanan yang diambil tidak boleh mengganggu jalannya
uji beban atau mempengaruhi hasil pengujian tersebut.
13
0,8
0,8
0,70
komponen lain
0,65
0,75
Bila
pengukuran dan pengujian, dan bila perhitungan dapat dilakukan sesuai dengan
ketentuan, maka faktor reduksi kekuatan yang berlaku boleh diperbesar, tetapi
faktor reduksi kekuatan tersebut tidak boleh melebihi nilai berikut:
14
0,9
0,9
0,80
komponen lain
0,75
0,80
0,75
Kuat perlu U untuk menahan beban mati D paling tidak harus sama dengan
U = 1,4 D ........................................................................................... (2.4)
Kuat perlu U untuk menahan beban mati D, beban hidup L, beban atap A atau
beban hujan R paling tidak sama dengan persamaan :
15
3)
.................................................. .....................
(2.7)
Bila ketahanan struktur terhadap beban gempa (E) harus diperhitungkan dalam
perencanaan, maka nilai kuat perlu U harus diambil sebagai:
U = 1,2 D + 1,0 L 1,0 E .........................................................................(2.8)
atau
U = 0,9 D 1,0 E
...................................................................................(2.9)
16
I1 I2
(2.10)
17
Tabel 2.3. Faktor Keutamaan I untuk berbagai kategori gedung dan bangunan
Faktor Keutamaan
Kategori gedung
I1
I2
1,0
1,0
1,0
1,0
1,6
1,6
1,4
1,0
1,4
1,6
1,0
1,6
1,5
1,0
1,5
Catatan :
Untuk semua struktur bangunan gedung yang ijin penggunaannya diterbitkan
sebelum berlakunya Standar ini maka Faktor Keutamaam, I, dapat dikalikan
80%.
18
- Denah struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan dan kalaupun
mempunyai tonjolan, panjang tonjolan tersebut tidak lebih dari 25% dari
ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah tonjolan tersebut.
- Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut dan kalaupun
mempunyai coakan sudut, panjang sisi coakan tersebut tidak lebih dari 15%
dari ukuran terbesar denah struktur gedung dalam arah sisi coakan tersebut.
- Sistem struktur gedung terbentuk oleh subsistem-subsistem penahan beban
lateral yang arahnya saling tegak lurus dan sejajar dengan sumbu-sumbu
utama ortogonal denah struktur gedung secara keseluruhan.
- Sistem struktur gedung tidak menunjukkan loncatan bidang muka dan
kalaupun mempunyai loncatan bidang muka, ukuran dari denah struktur
bagian gedung yang menjulang dalam masing-masing arah, tidak kurang dari
75% dari ukuran terbesar denah struktur bagian gedung sebelah bawahnya.
Dalam hal ini, struktur rumah atap yang tingginya tidak lebih dari 2 tingkat
tidak perlu dianggap menyebabkan adanya loncatan bidang muka.
- Sistem struktur gedung memiliki kekakuan lateral yang beraturan, tanpa
adanya tingkat lunak. Yang dimaksud dengan tingkat lunak adalah suatu
tingkat, di mana kekakuan lateralnya adalah kurang dari 70% kekakuan
lateral tingkat di atasnya atau kurang dari 80% kekakuan lateral rata-rata 3
tingkat di atasnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kekakuan lateral
suatu tingkat adalah gaya geser yang bila bekerja di tingkat itu menyebabkan
satu satuan simpangan antar-tingkat.
19
- Sistem struktur gedung memiliki berat lantai tingkat yang beraturan, artinya
setiap lantai tingkat memiliki berat yang tidak lebih dari 150% dari berat
lantai tingkat di atasnya atau di bawahnya. Berat atap atau rumah atap tidak
perlu memenuhi ketentuan ini.
- Sistem struktur gedung memiliki unsur-unsur vertikal dari sistem penahan
beban lateral yang menerus, tanpa perpindahan titik beratnya, kecuali bila
perpindahan tersebut tidak lebih dari setengah ukuran unsur dalam arah
perpindahan tersebut.
- Sistem struktur gedung memiliki lantai tingkat yang menerus, tanpa lubang
atau bukaan yang luasnya lebih dari 50% luas seluruh lantai tingkat.
Kalaupun ada lantai tingkat dengan lubang atau bukaan seperti itu, jumlahnya
tidak boleh melebihi 20% dari jumlah lantai tingkat seluruhnya.
20
1,0
m
m
y
(2.11)
Dalam persamaan (2.11) = 1,0 adalah nilai faktor daktilitas untuk struktur
gedung yang berperilaku elastik penuh, sedangkan m adalah nilai faktor daktilitas
maksimum yang dapat dikerahkan oleh sistem struktur gedung yang bersangkutan.
Apabila Ve adalah pembebanan maksimum akibat pengaruh Gempa
Rencana yang dapat diserap oleh struktur gedung elastik penuh dalam kondisi di
ambang keruntuhan dan Vy adalah pembebanan yang menyebabkan pelelehan
pertama di dalam struktur gedung, maka dengan asumsi bahwa struktur gedung
daktail dan struktur gedung elastik penuh akibat pengaruh Gempa Rencana
menunjukkan simpangan maksimum
Vy
Ve
(2.12)
21
Vn
Vy
f1
Ve
R
(2.13)
di mana f1 adalah faktor kuat lebih beban dan bahan yang terkandung di dalam
struktur gedung dan nilainya ditetapkan sebesar :
f1 1,6
(2.14)
1,6 R f1 R m
(2.15)
Daktail parsial
Daktail penuh
Sumber : SNI 1726 2002
1,0
1,6
1,5
2,4
2,0
3,2
2,5
4,0
3,0
4,8
3,5
5,6
4,0
6,4
4,5
7,2
5,0
8,0
5,3
8,5
22
0,03
kali tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30 mm,
R
23
menimbulkan korban jiwa manusia dan untuk mencegah benturan berbahaya antargedung atau antar bagian struktur gedung yang dipisah dengan sela pemisah (sela
delatasi). Simpangan dan simpangan antar-tingkat ini harus dihitung dari
simpangan struktur gedung akibat pembebanan gempa nominal, dikalikan dengan
suatu faktor pengali sebagai berikut :
- untuk struktur gedung beraturan :
= 0,7 R
(2.16)
0,7 R
Faktor Skala
(2.17)
di mana R adalah faktor reduksi gempa struktur gedung tersebut dan Faktor Skala
adalah seperti yang ditetapkan :
Faktor Skala
0,8.Vi
1
Vt
(2.18)
24
atap
25
26
pemilihan pola beban lateral yang digunakan dalam analisis adalah sangat
penting
c.
Untuk membuat model analisis nonlinear akan lebih rumit dibanding dengan
analisis linear. Model tersebut harus memperhitungkan karakteristik inelastik
beban deformasi dari elemen-elemen yang penting dan efek P-.
Prosedur A:
Paling mudah digunakan dalam spreadsheet dan paling mudah
dipahami, merupakan cara analitis berdasarkan rumusan-rumusan
tertentu.
27
Prosedur B :
Penyederhanaan bilinier pada kurva kapasitas sehingga cara ini
relatif sedikit iterasinya tetapi kurang jelas jika dibandingkan
prosedur A.
Prosedur C :
Cara grafis sehingga paling tepat untuk penyelesaian manual tanpa
spreadsheet tetapi paling tidak jelas diantara ke 3 prosedur yang ada.
28
Dibuat model analitik struktur yang akan dianaliis secara 2 dimensi atau 3
dimensi,
2.
3.
4.
Struktur kemudian juga dibebani dengan beban gempa statis ekivalen yang
ditambahkan secara berangsur-angsur. Pola pembebanan ditentukan sesuai
peraturan yang berlaku
5.
6.
7.
29
spektrum,
yaitu
spektrum
kapasitas
(capacity
spectrum)
yang
menggambarkan kapasitas struktur berupa hubungan gaya dorong total (base shear)
dan perpindahan lateral struktur (biasanya ditetapkan di puncak bangunan), dan
spektrum demand yang menggambarkan besarnya demand (tuntutan kinerja) akibat
gempa dengan periode ulang tertentu
Spektrum kapasitas didapatkan dari kurva kapasitas (capacity curve) yang
diperoleh dari analisis pushover. Karena kurva kapasitas merupakan hubungan
antara gaya dorong total yang diberikan ke suatu struktur berderajat kebebasan
banyak (multi-degree-of-freedom-system, MDOF) terhadap perpindahan yang
dipilih sebagai referensi (umumnya puncak bangunan) sedangkan spektrum
demand dibuat untuk struktur dengan kebebasan satu (single-degree-of-freedomsystem, SDOF), maka kurva kapasitas dengan cara tertentu harus diubah menjadi
spektrum kapasitas dengan satuan yang sama dengan spektrum demand. Spektrum
demand didapatkan dengan mengubah spektrum respons yang biasanya dinyatakan
30
dalam spektral kecepatan, Sa, dan Periode, T, menjadi format spektral percepatan,
Sa, dan spektral perpindahan, Sd. Format yang baru ini disebut AccelerationDisplacemet Response Spectra (ADRS). Kurva kapasitas yang merupakan produk
dari pushover dinyatakan dalam satuan gaya (kg) dan perpindahan (m), sedangkan
demand spectrum memiliki satuan percepatan (m/detik2) dan perpindahan (m).
Satuan dari kedua kurva tersebut perlu diubah dalam format yang sama, yaitu
spektral percepatan, Sa, dan spektral perpindahan, Sd, agar dapat ditampilkan dalam
satu tampilan..
Penyajian secara grafis dapat memberikan gambaran yang jelas bagaimana
sebuah bangunan merespon beban gempa. Perencana dapat membuat berbagai
skenario kekuatan struktur (dengan cara mengganti kekakuan dari beberapa
komponen struktur) dan melihat kinerjanya akibat beberapa level demand yang
dikehendaki secara cepat dalam satu grafik. Titik kinerja merupakan perpotongan
antara spektrum kapasitas dan spektrum demand. Dengan demikian titik kinerja
merupakan representasi dari dua kondisi, yaitu:
1) karena terletak pada spektrum kapasitas, merupakan representasi kekuatan
struktur pada suatu nilai perpindahan tertentu,
2) karena terletak pada kurva demand, menunjukkan bahwa kekuatan struktur
dapat memenuhi demand beban yang diberikan.
Konsep desain kinerja struktur metode spektrum kapasitas pada dasarnya
merupakan prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan peralihan aktual struktur
gedung. Peralihan aktual yang didapat dari hasil tersebut menunjukkan besar
simpangan atap struktur. Perbandingan antara simpangan atap struktur terhadap
tinggi total struktur menunjukkan kinerja struktur.
31
32
.......................................................................................(2.19)
g
.........................................................................(2.20)
1 n i 1 n
w1 ( w1.i1 ) 2
g
g
i 1
i 1
Spectrum acceleration:
V
S a W .......................................................................................................(2.21)
1
Spectrum displacement:
Sa
roof
PF1.roof ,1
...............................................................................................(2.22)
dengan:
PFi
Sa
= spectral acceleration
Sd
= spectral displacement
i1
33
= gaya geser
Capacity Curve
Capacity Spectrum
Spectral Acc, Sa
atap
Spectral Disp, Sd
34
Sd
Sa
(2.23)
T 2
) Sa
2
(2.24)
T 2
Sd (
T1 T2
Periode, T (detik)
Spektrum tradisional
(Sa vs T)
T3
Spektral percepatan,
Sa (m/det2)
Spektral percepatan,
Sa (m/det2)
T1
T2
T3
Gambar 2.4. Spektrum respon yang dalam format tradisional dan ADRS
35
Pada gambar 2.4 terlihat bahwa hasil grafik response spektrum dalam
format standar harus diubah terlebih dahulu menjadi grafik response spektrum
dalam format ADRS. Kemudian dalam mendapatkan kurva kebutuhan (demand
spektrum), respons spektrum dalam format ADRS ini direduksi dengan suatu
konstanta. Untuk respons spektrum dengan percepatan yang konstan direduksi
dengan SRA, sedangkan respon spektrum dengan kecepatan yang konstan direduksi
dengan SRv dimana
S RA
S Rv
5
3,21 0,68. ln
api.dpi
2
,
12
5
2,31 0,41. ln
api.dpi
1,65
(2.25)
(2.26)
2,12
1,65
(2.27)
(2.28)
Nilai SRA dan SRv tersebut harus lebih besar dari table 2.5, sedang tipe-tipe
perilaku struktur dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.5. Nilai Minimum SRA dan SRV
Tipe Perilaku struktur
SRA
SRV
0,33
0,5
0,44
0,56
0.56
0,67
36
Essentially New
Average Existing
Poor Existing
Building
Building
Building
Short
Long
Sa
Demand spectrum
Performance point
Capacity spectrum
Sd
Gambar 2.5. Performance Point
37
1,4 D
1,2 D +1,6 L +0.5 (A atauR)
1,2 D + 1,6 L
0,9 D + 1,6 W
0,9 D + 1,3 W
1,05 (D+L+E )
0,9 D+ 1,0 E
0,9 (D +E )
Beban gempa nominal E dalam kombinasi beban di SNI 2847 ini, memakai
beban berfaktor = 1,0 karena E adalah beban ultimate.
38
Tabel 2.8. Faktor Reduksi Kekuatan menurut SNI 2847 2002 dan SNI 1992
Beban Yang Bekerja
SNI 2002
SNI 1992
0,8
0,8
0,8
0,8
0,70
0,70
komponen lain
0,65
0,65
0,75
0,6
SKBI 1987
V = (C1 I Wt )/R
V = C I K Wt
I : Faktor keutamaan
I : Faktor keutamaan
39
Dari gambar 2.6 tersebut ditentukan resultan gaya dalam tarik baja T adalah
T = As. fy
(2.29)
(2.30)
Dengan :
a
= lebar penampang
40
Mn = T. z = As.fy (d - a/2)
(2.31)
2.6.2. Kolom
Kegagalan kolom akan berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur
lain yang berhubungan dengannya, atau bahkan merupakan batas runtuh total
keseluruhan struktur bangunan.
Pada umumnya kegagalan atau keruntuhan komponen tekan tidak diawali
dengan tanda peringatan yang jelas, bersifat mendadak. Oleh karena itu, dalam
merencanakan struktur kolom harus memperhitungkan secara cermat dengan
memberikan cadangan kekuatan lebih tinggi dari pada komponen struktur lainnya.
Karena penggunaan di dalam praktek umumnya kolom tidak hanya bertugas
menahan beban aksial vertikal, sehingga definisi kolom diperluas dengan
mencangkup juga tugasnya menahan kombinasi beban aksial dan lentur.
Dengan kata lain kolom harus diperhitungkan untuk menyangga beban aksial tekan
dengan eksentrisitas tertentu.
SNI 03 2847 2002 pasal 12.9 (1) memberikan batasan untuk rasio
penulangan longitudinal komponen struktur tekan non komposit antara 0,01 sampai
0,08.
Untuk menghitung kapasitas penampang kolom dapat digunakan suatu
pendekatan empiris, yaitu :
a. Untuk kolom berpenampang persegi dengan hancur tekan
Pn =
As! f y
b h fc
3he
e
0,50
1,18
d d!
d2
(2.32)
41
Pn = 0,85.fc.b.d
2m 1
2d
2d
d
(2.33)
As f y
Ag f c
3e
9,6 h. e
1,0
1,18
Ds
0,8h 0,67 Ds 2
(2.34)
g m Ds 0,85 e
Pn = 0,85.fc. h
-
0,38
0,38
h
2,50 h
h
(2.35)
g =
m=
fy
0,85 f c
42
1
1
1
1
Pn Pnx Pny Po
(2.36)
dimana
Pn = kapasitas beban aksial nominal penampang jika beban ditempatkan pada
eksentrisitas yang ditinjau pada kedua sumbu
Pnx = kapasitas beban aksial nominal penampang jika beban ditempatkan pada
eksentrisitas ex
Pny = kapasitas beban aksial nominal penampang jika beban ditempatkan pada
eksentrisitas ey
Po = kapasitas beban aksial nominal penampang jika beban ditempatkan pada
eksentrisitas 0
2.6.2. Geser
Dasar pemikiran perencanaan penulangan geser adalah usaha menyediakan
sejumlah tulangan baja untuk menahan gaya tarik arah tegak lurus terhadap retak
tarik diagonal sedemikian rupa sehingga mampu mencegah bukaan retak lebih
lanjut. Berdasarkan atas pemikiran tersebut, penulangan geser dapat dilakukan
dalam bebrapa cara, seperti :
Sengkang vertikal
Jaringan kawat baja las yang dipasang tegak lurus terhadap sumbu aksial
Batang tulangan miring diagonal yang dapat dilakukan dengan cara
membengkok batang tulangan pokok balok ditempat tempat yang diperlukan
Untuk komponen komponen struktur yang menahan geser dan lentur saja
persamaan SNI 03 2847 2002 pasal 13.3 (1) memberikan kapasitas kemampuan
beton untuk menahan gaya geser adalah Vc
43
f
Vc c bw d
6
(2.37)
V d b d
Vc f c 120 w u w
Mu 7
(2.38)
w =
As
bw d
(2.39)
Apabila gaya geser yang bekerja vu lebih besar dari kapasitas geser beton vc
maka diperlukan penulangan geser untuk memperkuatnya.
Dasar perencanaan tulangan geser adalah :
vn vu
dimana : vn vc vs
44
sehingga : vu vc vs
(2.40)
= faktor reduksi
Untuk sengkang yang tegak lurus terhadap sumbu aksial komponen struktur
SNI 03 2847 2002 pasal 13.5 (6) memberikan ketentuan :
vs
Av f y d
s
(2.41)
dengan Av adalah luas tulangan geser yang berada dalam rentang jarak s.
45
46
47
tinggi dari profil I tanpa bukaan, tinggi balok maksimumnya bisa meningkat sampai
dua kali asalnya. Implementasi pada gedung akan mereduksi ketinggian ceiling
terhadap lantai dan akan mereduksi ketinggian gedung secara keseluruhan.
Profil Castella ini dibuat dengan menggunakan suatu profil baja yang
dipotong secara simetris arah zigzag sepanjang garis tengah profil. Pemotongan
dimulai dari arah mendatar pada bagian bawah dengan panjang tertentu, kemudian
naik dengan sudut dan ketinggian tertentu, kembali memotong secara mendatar,
turun lagi dengan sudut dan ketinggian tertentu, kembali dengan pemotongan
mendatar dengan panjang yang sama. Pemotongan dilakukan secara terus menerus
sampai didapatkan panjang tertentu yang diinginkan. Selanjutnya sisi potongan
terluar ditemukan dan disatukan dengan teknik pengelasan. Secara umum sudut
yang digunakan minimum 45o dan maksimum 70o.
Menurut Blodget (1985), rumus tegangan lentur izin Castella didasarkan
pada AISC Sec. 1.5.1.4.5 sebagai berikut :
10,484 h 2
1
0.6 y
Cc 2 tw
(2.42)
dimana :
Cc
2 2 E
y
= tinggi profil
tw = tebal web
Tegangan geser ijin untuk berbagai sudut pemotongan dapat dilihat pada
tabel berikut.
48
45
45
0,8225
55
35
0,7745
60
30
0,7106
65
25
0,6332
49
BAB III
METODOLOGI
Data gambar
Foto Lapangan
3.2. Evaluasi kekuatan struktur berdasar SNI 2847 2002 dan SNI 1726 2002
3.2.1 Evaluasi Kekuatan Pelat
Adapun langkah-langkah dalam melakukan evalusi kekuatan pelat lantai :
1. Mengidentifikasi data penampang dan mutu material plat
2. Menentukan beban-beban yang terjadi
3. Menghitung momen yang bekerja pada plat
4. Menghitung momen kapasitas plat
5. Membandingkan momen kapasitas plat dengan momen akibat beban
3.2.2. Pembebanan
Perhitungan pembebanan mengacu pada Peraturan Pembebanan Indonesia
Untuk Gedung SNI 1728 1989.
50
400 kg/m2
250 kg/m2
100 kg/m2
3. Beban Gempa
Beban gempa dihitung dengan analisis static equivalent.
Rumus gaya gempa horizontal menurut SNI 1726 2002 :
V = C I Wt/R
(3.1)
dimana :
C
adalah faktor reduksi gempa, didapat dari tabel 2 SNI 1726 2002
Distribusi gaya gempa horisontal didapat dengan rumus :
Fi =
Wi.hi
V
Wi.hi
(3.2)
Beban gempa dihitung 100% arah x dan 30% arah y dan sebaliknya.
51
52
Menentukan tipe dan besar beban yang yang terdiri dari 2 macam beban.
Pembebanan pertama, beban mati dan hidup (gravitasi) pada struktur seperti
biasa dengan awal
c.
Untuk setiap tahap beban, gaya dalam dan deformasi dihitung dan direkam.
Gaya dan deformasi untuk semua tahapan beban sebelumnya akan
terakumulasi untuk menghasilkan gaya dan deformasi total dari semua
komponen.
Langkah tersebut diatas dapat dilakukan secara sistematis dan otomatis oleh
program komputer yang mempunyai kemampuan untuk analisis pushover,
dalam hal ini ETABS. Prosesnya melalui iterasi yang berulang sampai
diperoleh keseimbangan gaya-gaya internalnya.
53
Data Gambar
Data Bahan
Data Beban
Evaluasi struktur
Evaluasi kekuatan
berdasar SNI
Pushover Analysis
Perlu
perkuatan lagi
ya
tidak
Apa Kinerja
tercapai ?
ya
tidak
Perkuatan
Layak Dipakai
Selesai
Gambar 3.1. Flow Chart Penelitian
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Umum
Lantai ground Gedung Timbul Jaya Plaza Madiun dalam perencanaan awalnya
digunakan sebagai kantor bank dengan desain beban hidup 250 kg/m2. Apabila
dialihfungsikan menjadi plaza dengan beban hidup 400 kg/m2 terjadi penambahan
beban sebesar 150 kg/m2 atau 60% dari beban awal. Analisis ulang dilakukan terhadap
struktur untuk mendukung beban baru guna memberi kepastian keamanan bagi
pengguna.
55
Bag
Rebound Hammer
Sudut Rav
Rav ter
Kuat
koreksi
Anvil
Tekan
Plat
39
46
40
38
43
90
41,2
37,4
38,1
378,500
Plat
36
42
45
40
40
90
40,6
36,7
37,4
366,698
Plat
41
37
41
42
44
90
41,0
37,2
37,9
374,557
Plat
50
49
51
50
46
90
49,2
46,0
46,9
542,860
Plat
49
44
49
50
47
90
47,8
44,5
45,3
513,303
Plat
48
48
53
46
49
90
48,8
45,6
46,4
534,386
Plat
50
52
49
49
49
90
49,8
46,7
47,5
555,612
Plat
47
44
47
44
47
90
45,8
42,4
43,1
471,601
Plat
50
51
51
51
48
90
50,2
47,1
48,0
564,139
Balk 30/60
40
38
39
41
38
39,2
39,2
39,9
411,801
Balk 30/60
38
38
39
38
39
38,4
38,4
39,1
396,956
Balk 30/60
48
45
42
41
40
43,2
43,2
44,0
487,664
Balk 30/70
38
40
45
44
45
42,4
42,4
43,2
472,291
Balk 30/70
38
46
42
44
44
42,8
42,8
43,6
479,966
Balk 30/70
48
46
46
46
43
45,8
45,8
46,6
538,228
Balk 30/80
52
48
46
50
44
48,0
48,0
48,9
581,654
Kolom
43
40
38
42
39
40,4
40,4
41,1
434,285
Kolom
45
43
38
44
43
42,6
42,6
43,4
476,125
Kolom
44
43
45
43
44
43,8
43,8
44,6
499,253
Kolom
38
40
40
37
36
38,2
38,2
38,9
393,264
56
57
408
kg/m2
624,06
kg/m2
= 1032,06
kg/m2
U
1,4 D )
0,85
1,7
kg/m2.
Pada ground beban hidup yang baru direncanakan 400 kg/m2, sehingga perlu
dilakukan perkuatan. Untuk lantai 2 sampai 4 tidak perlu diberi perkuatan sebab beban
yang direncanakan tidak mengalami perubahan yaitu 250 kg/m2.
4.3 Evaluasi Struktur Pelat
Adapun data-data pelat sebagai berikut :
Mutu Beton (fc')
35
MPa
120
mm
Mutu Baja
240
MPa
Decking
25
mm
Diameter tulangan
mm
Lebar pelat
1000 mm
As . f y
0,85. fc.b
502,4 . 240
= 4,05 mm
0,85.35.1000
4,05 -4
a
M n As . f y d = 502,4 .240 95
.10 = 1121,04 kgm
2
2
58
Hasil perhitungan momen akibat beban dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel.4.2. Perhitungan momen plat lantai 1 (ground)
Koefisien Momen
Type
Ly
Lx
ly/lx
Momen
Tumpuan
Lapangan
71
40.4
25.4
qU
Tumpuan
Mx
My
Lapangan
Mx
My
617.79
388.41
815.81
804.34
265.31
4.7
3.7
1.28
78.4
6.37 3.7
1.73
81.3
4.7
3.7
1.28
72.4
55
40.2
20.2
1117 1107.12
841.05
614.73
308.89
6.37 3.7
1.73
79.95
54
51.6
15
1117 1222.57
825.75
789.05
229.38
Beban Mati.
: 288.00
kg / m2
b. Berat screed
74.00
kg / m2
36.00
kg / m2
qd1 = 398.00
kg / m2
59
= 110 kg/m2
: 288.00
kg / m2
b. Berat screed
74.00
kg / m2
36.00
kg / m2
25.00
kg / m2
qd1 = 423.00
kg / m2
= 135 kg/m2
: 288.00
kg / m2
84.00
kg / m2
25.00
kg / m2
qd1 = 397.00
kg / m2
2.
= 109 kg/m2
Beban Hidup.
: 400 kg/m2
: 250 kg/m2
Lantai atap
: 100 kg/m2
60
3. Beban Gempa
Peninjauan beban gempa ditinjau secara analisis 3 dimensi dengan metode statik
ekivalen. Ekivalensi beban gempa terhadap struktur gedung Timbul Jaya Plaza dihitung
sebagai berikut :
Beban Gravitasi Bangunan
Lantai ( Ground )
1200 m2
Beban Mati
WD
: 903253.0
kg
WL
: 384000.0
kg
: 1287253.0
kg
W total lantai
ground
Lantai ( 2 )
984
m2
Beban Mati
WD
: 961722.6
kg
WL
: 196800.0
kg
: 1158522.6
kg
W total lantai
Lantai ( 3-4 ) 965
m2
Beban Mati
WD
: 893533.1
kg
WL
: 193000.0
kg
: 1086533.1
kg
W total lantai
Lantai ( Atap )
880
m2
Beban Mati
WD
: 744665.6
kg
WL
: 70400.0
kg
: 815065.6
kg
: 5433907.4
kg
61
Ct.(hn)3/4
T =
0.678 detik
Kontrol pembatasan T,
=
0.18
Jumlah lantai n
T =n
0.678 ( Ok )
62
kg
Wi
(m)
(kg)
Atap
19,5
815065.64
15893780
69208.90
15.5
1086533.1
16841263
73334.68
11.5
1086533.1
12495131
54409.60
7.5
1158522.6
8688920
37835.59
2.5
1287253
3218133
14013.24
Lantai
Wi.hi
Fi
(kg)
63
4.
Kombinasi Pembebanan
Komponen pembebanan yang digunakan untuk analisa struktur konstruksi
Gedung Timbul Jaya Plaza Madiun ini terdiri dari beban mati, beban hidup, dan beban
gempa statik ekivalen. Beban-beban tersebut dikombinasikan dengan menambahkan
load factor sebagai berikut :
1.
1.4 DL
2.
1,2DL + 1,6LL
3.
4.
dimana:
DL
: Beban Mati
LL
: Beban Hidup
Ex
Ey
4.5
Analisis Struktur
Analisa struktur terhadap bangunan gedung Timbul Jaya Plaza ini, menggunakan
asumsi bahwa sistem struktur yang diterapkan adalah Sistem Rangka Pemikul Momen
Khusus (SRPMK). Oleh karena itu balok dan kolom dirancang sebagai suatu model
64
elemen yang harus mampu memberikan respons atas pembebanan yang berupa gaya
normal, lintang, dan momen pada 6 derajat kebebasan (degree of freedom) . Kondisi
tersebut dilakukan dengan tidak memberi batasan terhadap derajat kebebasan
(UX,UY,UZ,RX,RY,RZ = 0) pada masing-masing nodal elemen balok. Namun demikian
khusus untuk elemen kolom, nodal pada kaki kolom di restrain untuk membatasi
perpindahannya (UX,UY,UZ,RX,RY,RZ 0).
Model pembebanan gravity load pada elemen balok dimodelkan sebagai uniform
load yang diterima oleh elemen membrane sebagai model pelat. Simulasi pembebanan
akibat gempa ditinjau secara analisis statik ekivalen yang bekerja pada pusat massa
masing-masing lantai (Lihat lampiran)
Penyelesaian persamaan-persamaan statika pada model struktur dilakukan
menggunakan metode elemen hingga (finite element method) yang terdapat pada
program bantu analisa struktur ETABS versi 9.0. Permodelan struktur dari gedung
gedung Timbul Jaya Plaza , dapat dilihat pada gambar 4.2.
65
Hasil analisa struktur (output) yang diharapkan dari proses analisa struktur diatas
adalah berupa gaya-gaya dalam (gaya aksial, gaya lintang, dan momen), displacement
titik nodal, dan reaksi tumpuan dari column base.
= 300 mm
= 800 mm
= 30 mm
Sengkang (s)
Mutu beton
f 'c
= 35 MPa
Mutu baja
fy
= 390 MPa
= h cc s 1 .Dtul .utama
2
= 800 49,5
66
= 750,5 mm
d = cc s 1 .Dtul .utama
2
= 30 + 10 + . 19
= 49,50 mm
As . f y
0,85. fc.b
3117,24 .320
= 136,21 mm
0,85.35.300
a
136,21 -4
Mu
= 74663.92 kgm
1
6
fc .bw.d
1
35.300.750,5 = 222000,9 N
6
= 40383.1
kg
Momen kapasitas balok Mu = 74663.92 > Mu beban 34503 kgm sehingga balok aman
terhadap lentur.
Kapasitas geser balok Vu = 40383.1 > Vu beban 24013 kg sehingga balok aman
terhadap geser.
67
Dimensi
Tulangan
As
Mu kap
Lentur
terpasang
kg.m
d'
B2
300
800
49.5
750.50
11
19
3117.24
74663.92
B2c
300
800
49.5
750.50
10
19
2833.85
68492.16
B2a
300
800
47.5
752.50
19
1700.31
42692.74
B2b
400
900
51.5
848.50
18
19
5100.93
136952.10
B1
300
700
47.5
652.50
19
1700.31
36724.65
B1a
300
700
47.5
652.50
19
1416.93
30911.81
B3
300
600
46
554.00
16
1205.76
22331.54
B4
300
800
51.5
748.50
19
1700.31
42454.02
B5
300
700
51.5
648.50
19
1133.54
24816.65
B6
200
600
50
550.00
16
803.84
14774.83
B7
300
600
46
554.00
16
1004.80
18764.47
B8
300
700
48
652.00
16
1406.72
30675.50
Dimensi
Av
Vc (N)
Vs (N)
Vn (N)
Vu cap(N)
Vu cap(kg)
1/6.fc^0,5.bd
Av.fy.d/s
Vc+Vs
Vn
Vn
B2
300
800
157.00
222000.9
282788.4
504789.3
403831.4
40383.1
B2c
300
800
157.00
222000.9
282788.4
504789.3
403831.4
40383.1
B2a
300
800
100.48
222592.5
181466.9
404059.4
323247.5
32324.8
B2b
400
900
226.08
334652.9
460389.3
795042.2
636033.8
63603.4
B1
300
700
100.48
193012.1
157351.7
350363.8
280291.0
28029.1
B1a
300
700
100.48
193012.1
157351.7
350363.8
280291.0
28029.1
B3
300
600
100.48
163875.4
133598.2
297473.6
237978.9
23797.9
B4
300
800
226.08
221409.3
541506.8
762916.1
610332.9
61033.3
B5
300
700
226.08
191828.9
469161.2
660990.1
528792.1
52879.2
B6
200
600
226.08
108461.5
198950.4
307411.9
245929.5
24592.9
B7
300
600
100.48
163875.4
89065.5
252940.9
202352.7
20235.3
B8
300
700
157.00
192864.2
245673.6
438537.8
350830.2
35083.0
68
= 333686
kg
3336,86 KN
Mux
= 817
kgm
8,1
KNm
Muy
= 158
kgm
1,58
KNm
Vu
= 867
kg
8,67
KN
Cek eksentrisitas
ex =
8,1
Pu
=
= 2,45 mm
Mux 3336,86
ey =
Pu
1,58
=
= 0,47 mm
Muy 3336,86
Karena termasuk kolom dengan eksentrisitas kecil maka untuk cek kapasitas digunakan
rumus
Pn
Pu
= Pn
= 0,75. 11098
= 8323.8 KN > Pu = 3336,86 KN
Perhitungan kapasitas geser dan kekuatan geser nominal yang harus dipikul kolom
= (1+Nu/14.Ag).
1
6
fc .bw.d
69
Vc
= (1+Nu/14.Ag)
1
21,5.600.560
6
= 550647 N
Kuat geser baja tulangan dengan tulangan geser 10 - 100
Vs
= Av.fy.d/s
= 157. 240. 560 /100
= 211008 N
Vn = Vc + Vs = 761655 N = 76165,5
Vn = 0,8 x 76165,5 = 60932,4
kg
kg
>
Vu = 867
kg
= 228196
kg
2281,96 KN
Mux
= 22967
kgm
229,67 KNm
Muy
= 21898
kgm
218,98 KNm
Vu
= 2112
kg
21,12 KN
Ag . fc' 600x600.21,5
=
= 774000 N = 774 KN
10
10
Karena
-
Ag . fc'
kurang dari beban aksial berfaktor 2281,96 KN maka berlaku
10
70
rasio
b 600
=
= 1 > 0,4
h 600
Berdasarkan kombinasi beban di atas kolom tengah cukup diberi tulangan 32D22.
Seperti terlihat di gambar 4.3 sebuah diagram interaksi yang dibuat dengan PCACOL.
Prosentase penulangan kolom tersebut memenuhi syarat pasal 23.4.(3).1 yaitu harus
diantara 1 % - 6 %.
Perhitungan kapasitas geser dan kekuatan geser nominal yang harus dipikul
kolom
Kuat geser beton
Vc
= (1+Nu/14.Ag).
1
6
fc .bw.d
71
Vc
= (1+Nu/14.Ag)
1
21,5.600.560
6
= 377228 N
Kuat geser baja tulangan dengan tulangan geser 10 - 100
Vs
= Av.fy.d/s
= 157. 240. 560 /100
= 211008 N
Vn = Vc + Vs = 588236 N = 58823,6kg
Vn = 0,8 x 58823,6 = 47058,9
kg
>
Vu = 867
kg
821 kgm. Dari perhitungan sebelumnya diketahui Mu kapasitas plat 1008,93 kgm > 821
kgm sehingga plat lantai 1 (ground) setelah penambahan balok anak dapat menahan
beban hidup 400 kg/m2.
72
73
Atap
4.00
3.00
2.00
1.00
hi
(m)
( mm)
drif antar
tingkat
( mm )
19.50
15.50
11.50
7.50
2.50
13.316
11.947
9.505
6.084
0.894
1.37
2.44
3.42
5.19
0.89
Syarat drif
Ket
14.12
14.12
14.12
17.65
8.82
OK
OK
OK
OK
OK
Syarat drif
Ket
Atap
4.00
3.00
2.00
1.00
(m)
( mm)
drif antar
tingkat
( mm )
19.50
15.50
11.50
7.50
2.50
14.704
12.686
10.108
6.454
0.906
2.02
2.58
3.65
5.55
0.91
hi
14.12
14.12
14.12
17.65
8.82
OK
OK
OK
OK
OK
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa struktur masih memenuhi kinerja batas layan.
74
hi
(m)
19.50
15.50
11.50
7.50
2.50
( mm)
13.316
11.947
9.505
6.084
0.894
drif antar
tingkat
( mm )
1.37
2.44
3.42
5.19
0.89
drif antar
tingkat
( mm )
8.15
14.53
20.35
30.88
5.32
Syarat drif
m
80.00
80.00
80.00
100.00
50.00
Ket
OK
OK
OK
OK
OK
hi
(m)
19.50
15.50
11.50
7.50
2.50
( mm)
14.704
12.686
10.108
6.454
0.906
drif antar
tingkat
( mm )
2.02
2.58
3.65
5.55
0.91
drif antar
tingkat
( mm )
12.01
15.34
21.74
33.01
5.39
Syarat
drif
m
80.00
80.00
80.00
100.00
50.00
Ket
OK
OK
OK
OK
OK
75
Dari hasil evaluasi kinerja berdasar Kinerja Batas ultimate SNI 1726 2002
perpindahan maksimumnya 14,7 mm masih dibawah batas KBU 0,02h = 0,02.19,5 =
0,39 m = 39 cm.
Elemen balok menggunakan tipe sendi default-M3 (balok efektif menahan momen
dalam arah sumbu kuat /sumbu-3)
Ketika dilakukan input tipe sendi pada balok dan kolom, menu relative distance diisi
angka 0 dan 1. Angka nol menunjukkan pangkal balok atau kolom dan angka satu
menunjukkan ujung balok atau kolom. Proses input tipe sendi pada balok dan kolom
disajikan pada Gambar 4.4. dan Gambar 4.5.
76
77
Berdasarkan Gambar 4.6. dan Gambar 4.7., dapat ditentukan monitor target
peralihan pada sumbu-y, sesuai dengan arah pola beban. Pengisian parameter pada
PUSH case step-step analisis pushover dengan trial and error. Pada maximum null
78
steps diisi 130, sedangkan maximum total steps diisi 700. Hasil runningnya disajikan
pada Gambar 4.9.
c.
79
5%
10%
15%
20%
5% damped response
spectrum
Capacity spectrum
3. Melakukan plot terhadap demand spectrum dengan nilai damping 5% sesuai dengan
kondisi tanah dan wilayah gempa.
80
81
b.
kapasitas (pushover curve) dan skema kelelehan/distribusi sendi plastis. Kurva kapasitas
dan skema kelelehan/distribusi sendi plastis selengkapnya disajikan pada Gambar 4.13.
82
Berdasarkan hasil perhitungan iterasi, analisis pushover berhenti pada step ke38. Gambar 4.14. menunjukkan hubungan antara gaya geser dasar (ton) dengan
perpindahan (m) dari step ke-1 sampai step ke-38, yaitu step dimana struktur telah
mengalami keruntuhan (collapse). Dari gambar didapat perpindahan maksimum struktur
sebesar 0,2925 m, kemudian struktur bergoyang ke arah berlawanan, mengalami
penurunan gaya geser dasar dan mendadak collapse. Untuk mengetahui distribusi sendi
plastis secara lebih jelas dapat dilakukan peregangan kurva kapasitas.
Perubahan kemiringan dari kurva kapasitas tersebut menunjukkan adanya leleh
pada komponen struktur. Dari hasil plot sendi plastis ke dalam kurva tersebut, dapat
diketahui bahwa pada step ke-38 analisis pushover, struktur gedung sudah termasuk
dalam kategori lebih rendah dari Life Safety (LS).
Berdasarkan Gambar 4.14. dapat diketahui besarnya gaya lateral maksimum
yang masih mampu ditahan oleh struktur, yaitu sebesar 829.150 kg yang terjadi pada
step-33 pushover analysis. Pada step tersebut, displacement yang terjadi sebesar 0,2878
m, sedangkan pada step ke-34, gaya lateral yang mampu ditahan oleh struktur menurun
yaitu sebesar 817.799 kg.
Pada metode spektrum kapasitas (ATC 40), kurva pushover dengan modifikasi
tertentu diubah menjadi spektrum kapasitas (capacity spectrum). Hasil konversi ke
bentuk spektrum kapasitas output dari analisis pushover disajikan pada Gambar 4.14.
83
84
Performance
Point
Gambar 4.15. menunjukkan titik kinerja struktur gedung dengan nilai redaman
efektif (eff) yang diperoleh adalah 3,355 %. Nilai tersebut lebih kecil dari batasan
redaman efektif maksimum yang diijinkan menurut ATC40 yaitu 29 %. Hasil evaluasi
selengkapnya disajikan pada Tabel 4.10.
Tabel 4.10. Evaluasi kinerja struktur sesuai ATC 40
Performance point
Gaya
geser dasar
(ton)
Vt
(ton)
Dt
(m)
eff
(%)
Teff
(detik)
248,8
824,467
0,278
3,355
0,210
Pada Tabel 4.10. dapat dilihat besarnya nilai gaya geser dasar Vt = 824,467 ton
> Vy = 248,8 ton. Maka berdasarkan metode spektrum kapasitas (ATC 40, 1996)
perilaku struktur arah Y pada gempa rencana telah mengalami kondisi in-elastis yang
disebabkan pelelehan pada sendi-sendi plastisnya.
85
d.
bekerja melebihi kapasitas momen lentur yang ditinjau. Gambar distribusi sendi plastis
step pertama hasil analisis pushover disajikan pada Gambar 4.16.
86
Gambar 4.16. merupakan gambar sendi plastis step pertama hasil analisis
pushover. Berdasarkan gambar tersebut, sendi plastis step pertama, terjadi pada ujung
balok lantai 2 As B. Letak sendi plastis pada step pertama secara lebih jelas disajikan
pada Gambar 4.17.
Gambar 4.17. Sendi plastis pada portal As B step pertama pushover analysis
Sendi plastis hasil analisis pushover pada step pertama terletak pada beberapa
ujung balok lantai 2 dari As B dan balok lantai 1 As A. Sendi plastis tersebut terletak
pada kategori B yang ditandai dengan titik warna merah jambu. Hal ini menunjukkan
keadaan leleh pertama pada struktur sesuai dengan kurva kriteria kinerja ATC 40.
87
Gambar 4.18. menunjukkan bahwa distribusi sendi plastis hasil analisis pushover pada
gedung yang ditinjau pada step ke-38 secara 3D. Sedang gambar distribusi sendi plastis
pada step-38 secara 2D As B disajikan pada Gambar 4.19. Pada gambar tersebut terlihat
sendi plastis sudah terjadi pada semua kolom bawah.
88
Berdasarkan kurva kapasitas dapat diketahui batasan rasio drift atap yang
dievaluasi pada performance point (PP), yang mana parameternya adalah maksimum
total drift dan maksimum inelastik drift.
Ada hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
Maksimum total drift =
Dt
0,278
= 0,014
H total
19,5
(D t D1 )
(0,278 - 0,0641)
= 0,011
H total
19,5
Berdasarkan batasan rasio drift atap menurut ATC 40, hasil perhitungan di atas
menunjukkan bahwa gedung yang ditinjau dalam studi ini termasuk dalam level kinerja
Damage Control (DC). Damage control sebenarnya bukan merupakan level kinerja
89
pokok, tetapi merupakan sebutan untuk kondisi kerusakan struktur bangunan yang
berada pada range antara level immediate occupancy, SP-1 sampai level life safety, SP3. Pada level LS bila gempa terjadi, struktur mampu menahan gempa, dengan sedikit
kerusakan struktural, manusia yang tinggal / berada pada bangunan tersebut terjaga
keselamatannya dari gempa bumi.
90
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teknis yang telah dilakukan terhadap kondisi struktur utama
gedung Timbul Jaya Plaza didapat kesimpulan sebagai berikut :
1.
Perkuatan struktur Gedung Timbul Jaya Plaza dengan menambah balok anak dari
WF castella 250x125x6x9 cukup dapat diandalkan untuk menerima beban rencana
yang baru 400 kg/m2.
2.
Struktur balok dan kolom existing cukup aman sehingga tidak perlu dilakukan
perkuatan.
3.
Dari hasil analisis struktur diketahui struktur masih memenuhi syarat Kinerja Batas
Layan dan Kinerja Batas Ultimate
4.
5.2. Saran
Saran-saran yang dapat dikemukakan antara lain :
1.
Untuk lantai 2 sampai 4 karena tidak dilakukan perkuatan seperti lantai 1/ground
perlu diberikan pembatasan beban karena dari hasil uji beban langsung beban
hidup maksimum yang mampu dipikul 378 kg/m2.
2.
Perlu dilakukan studi dengan menggunakan metode lain seperti metode koefisien
perpindahan (displacement coeffisien method) sesuai FEMA 356 dan FEMA 440.
91
Daftar Pustaka
92
Lampiran A
PERHITUNGAN BERAT BANGUNAN
Berat Lantai
Beban Mati
Plat
0.12
0.035
Screed
Dinding
Balok arah y
Balok arah x
Kolom
1200
2400
345600.0 kg
1200
2100
88200.0 kg
1200
36
43200.0 kg
0.15
1.7
32
1700
2=
27744.0 kg
0.15
1.7
30
1700
1=
13005.0 kg
0.3
0.7
30
2400
6=
90720.0 kg
0.3
0.6
30
2400
5=
64800.0 kg
0.3
0.8
40
2400
5=
115200.0 kg
0.3
0.8
32
2400
18432.0 kg
0.4
0.9
2400
6912.0 kg
40
29.6
5920.0 kg
0.5
0.6
2.5
2400
8=
14400.0 kg
0.6
0.6
2.5
2400
32 =
69120.0 kg
903253.0 kg
384000.0 kg
Beban Hidup
Koef reduksi beban hidup
0.8
400
Beban Hidup
0.8
Berat Lantai
1200
=
Berat Lantai
400
1287253.0
kg
Beban Mati
Plat
0.12
984
2400
283392.0 kg
Screed
0.035
984
2100
72324.0 kg
984
36
35424.0 kg
Ducting+Ceiling
Dinding
Balok arah y
Balok arah x
984
25
24600.0 kg
0.15
4.2
40
1700
2=
85680.0 kg
0.15
4.3
1700
2=
10965.0 kg
0.3
0.7
30
2400
5=
75600.0 kg
0.3
0.7
2400
2=
6048.0 kg
0.3
0.6
30
2400
3=
38880.0 kg
0.3
0.6
2400
4=
10368.0 kg
0.3
0.7
6.67
2400
2=
6723.4 kg
0.3
0.6
6.67
2400
1=
2881.4 kg
0.3
0.7
6.67
2400
2=
6723.4 kg
0.3
0.6
6.67
2400
1=
2881.4 kg
0.3
0.8
40
2400
4=
92160.0 kg
0.3
0.8
26.5
2400
2=
30528.0 kg
0.2
0.6
13.5
2400
2=
7776.0 kg
Lampiran A
0.3
0.8
1.5
2400
2=
1728.0 kg
Lampiran A
Kolom
0.5
0.6
2400
8=
28800.0 kg
0.6
0.6
2400
32 =
138240.0 kg
961722.6 kg
1=
196800.0 kg
Beban Hidup
Koef reduksi beban hidup
0.8
250
Beban Hidup
0.8
Berat Lantai
Berat Lantai
984
=
250
1158522.6
kg
2400
3, 4
Beban Mati
Plat
0.12
965
277920.0 kg
Screed
0.035
965
2100
70927.5 kg
0.01
965
2400
23160.0 kg
Ducting+Ceiling
965
25
24125.0 kg
Dinding
0.15
3.2
40
1700
2=
65280.0 kg
0.15
3.3
1700
2=
8415.0 kg
0.3
0.7
30
2400
5=
75600.0 kg
Balok arahy
Balok arah x
Kolom
0.3
0.7
2400
2=
6048.0 kg
0.3
0.6
30
2400
3=
38880.0 kg
0.3
0.6
2400
2=
4320.0 kg
0.3
0.6
2400
2=
5184.0 kg
0.3
0.7
6.67
2400
2=
6723.4 kg
0.3
0.6
6.67
2400
1=
2881.4 kg
0.3
0.7
6.67
2400
2=
6723.4 kg
0.3
0.6
6.67
2400
1=
2881.4 kg
0.3
0.6
2400
2=
6912.0 kg
0.3
0.8
40
2400
4=
92160.0 kg
0.3
0.8
26.5
2400
2=
30528.0 kg
0.2
0.6
13.5
2400
2=
7776.0 kg
0.3
0.8
1.5
2400
2=
1728.0 kg
0.3
0.6
2400
2=
1728.0 kg
0.5
0.6
2400
8=
23040.0 kg
0.6
0.6
2400
32 =
110592.0 kg
893533.1 kg
1=
193000.0 kg
Beban Hidup
Koef reduksi beban hidup
0.8
250
Beban Hidup
0.8
Berat Lantai
965
=
250
1086533.1
kg
Lampiran A
Lampiran A
Berat Lantai 4 ( Atap )
Beban Mati
Penutup atap
11.6
11
Gording C 150
7.51
Plafon
20
18
Rafter WF 250
11.6
14.8
1716.8 kg
Plat
0.12
880
2400
253440.0 kg
Screed + waterproofing =
0.04
880
2100
73920.0 kg
1148.4 kg
1081.4 kg
2880.0 kg
Ducting+Ceiling
880
25
22000.0 kg
Dinding
0.15
3.2
40
1700
2=
65280.0 kg
0.15
3.3
1700
2=
8415.0 kg
0.3
0.7
30
2400
5=
75600.0 kg
0.3
0.7
2400
2=
5040.0 kg
0.3
0.6
30
2400
3=
38880.0 kg
0.3
0.6
2400
4=
8640.0 kg
0.3
0.8
40
2400
4=
92160.0 kg
0.3
0.8
24
2400
2=
27648.0 kg
0.5
0.6
2400
8=
11520.0 kg
0.6
0.6
2400
32 =
55296.0 kg
744665.6 kg
70400.0 kg
Balok arah y
Balok arah x
Kolom
Beban Hidup
Koef reduksi beban hidup
0.8
100
Beban Hidup
0.8
880
=
Tinggi Kolom
Berat (kg)
Atap
19.5
815065.6
15.5
1086533.1
11.5
1086533.1
7.5
1158522.6
2.5
1287253.0
5433907.4
100
815065.6
kg
Lampiran A
Lampiran A
Reaksi perletakan
Beban Mati
Penutup atap
11.2
13
582.4 kg
Gording C 150
7.51
270.4 kg
Plafon
10
18
720.0 kg
Rafter WF 250
11.2
14.8
165.8 kg
Kolom WF 250
0.8
14.8
11.8 kg
1750.4 kg
Beban Hidup
Penutup atap
100
WF 2
50
10
500.0 kg
Lampiran A
Lampiran A
Lampiran A
Lampiran A
Lampiran A
Lampiran A
Lampiran A
0.0731
H^(3/4)
0.0731
19.5
0.678
detik
^3/4
T=
dimana :
z =
0.18
n=
sehingga didapat
T=
0.90
detik
0.678
Wilayah Gempa 3
Jenis Tanah
sedang
0.486
C1
Wt
R
dimana
R=
8.5
I=
0.8
Wt = 5,433,907
kg
sehingga
V=
0.486 x
0.8 x
5,433,907
8.5
= 248802.02
kg
19.5
30
0.65
< 3
OK
Pada arah Y
H =
19.5
0.49
< 3
OK
40
Fix =
hi
Wi
(m)
(kg)
Atap
19.5
815065.64
15893780
69208.90
15.5
1086533.1
16841263
73334.68
11.5
1086533.1
12495131
54409.60
7.5
1158522.6
8688920
37835.59
2.5
Lantai
1287253
5433907.4
Wi.hi
Fi
(kg)
3218133
14013.24
57137225.68
248802.02
T= 2
Wi . di
di^2
mm2
216.21
160.93
102.17
41.65
0.82
Fi
(kg)
69208.90
73334.68
54409.60
37835.59
14013.24
248802.02
Wi.di^2
Fi. di
176223399
174860765
111012895
48257235
1056623.6
511410918
1017648
930323.8
549972.3
244190.9
12696
2754831
i 1
Fi . d i
i 1
0.853
detik
< T empiris
0.853
detik
<
0.9
detik
Dimensi kolom memiliki kekakuan lateral yang cukup terhadap pembebanan gempa
0,03 h/R =
Syarat drif D s =
0,02 h
Lantai
Atap
4.00
3.00
2.00
1.00
hi
(m)
19.50
15.50
11.50
7.50
2.50
Ds
( mm)
14.704
12.686
10.108
6.454
0.906
14.12
30.00
mm
mm
80
mm
Ket
OK
OK
OK
OK
OK
hi
(m)
19.50
15.50
11.50
7.50
Ds
( mm)
14.704
12.686
10.108
6.454
Ket
OK
OK
OK
OK
OK
1.00
2.50
0.906
0.91
5.39
50.00
OK
4
4
4
5
2.5
4
4
4
5
2.5
T= 2
Wi . di
di^2
mm2
177.315856
142.730809
90.345025
37.015056
0.799236
Fix
(kg)
69208.90
73334.68
54409.60
37835.59
14013.24
Wi.di^2
Fix. di
144524062
155081748
98162860.1
42882778.9
1028818.94
441680268
921585.72
876129.44
517163.27
230191.74
12527.84
2557598
detik
OK
i1
Fi . d i
i 1
0.833
detik
0.8 T Rayleigh
= 0.8 x
=
0.667
Memenuhi syarat pasal 6.2 SNI 1726 2002
< T empiris
0.833
detik
<
0.9
Dimensi kolom memiliki kekakuan lateral yang cukup terhadap pembebanan gempa
0,03 h/R =
Syarat drif D s =
0,02 h
Lantai
hi
(m)
Ds
( mm)
14.12
30.00
mm
mm
80
mm
6
Ket
As 6
Lantai
Atap
4
3
2
1
Atap
4.00
3.00
2.00
1.00
19.50
15.50
11.50
7.50
2.50
13.316
11.947
9.505
6.084
0.894
1.37
2.44
3.42
5.19
0.89
14.12
14.12
14.12
17.65
8.82
OK
OK
OK
OK
OK
4
4
4
5
2.5
hi
(m)
19.50
15.50
11.50
7.50
2.50
Ds
( mm)
13.316
11.947
9.505
6.084
0.894
Syarat drif
Dm
80.00
80.00
80.00
100.00
50.00
Ket
OK
OK
OK
OK
OK
4
4
4
5
2.5
hi
(m)
0
0
0
0
0
Wi
(kg)
0
0
0
0
0
0
di
( cm )
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
di^2
( cm2 )
0
0
0
0
0
Fix
(kg)
0.00
0.00
0.00
0.00
0.00
Wi.di^2
Fix. di
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Massa Lantai
Lantai
Tebal plat
5
4
3
2
1
0.12
0.12
0.12
0.12
0.12
Luas
880
965
965
998.8
1200
Massa
kg
253440.0
277920.0
277920.0
287654.4
345600.0
Lampiran B
Ukuran
40
30
Luas
1200
X
20
Y
15
1200
Lantai 2
Uraian
A
B
C
D
E1
F1
G
Ukuran
24
30
2.5
18
16
6
16
6
1.5
5.67
1.5
5.67
1.5
6.66
24000
X=
20.000
Y=
15.000
Luas
720
45
96
96
8.505
8.505
9.99
AX
24000
X
12
25.25
32
32
39.5
39.5
39.25
AY
18000
18000
Y
15
15
3
27
8.835
21.175
15
AX
AY
8640
10800
1136.25
675
3072
288
3072
2592
335.9475 75.14168
335.9475 180.0934
392.1075 149.85
C
E
A
F
984
16984.25 14760.09
X=
17.260
Y=
15.000
Lampiran B
Lantai 3,4
Uraian
A
B
C
D
E1
E2
E3
F1
F2
F3
Ukuran
24
2.5
16
16
2
30
18
6
6
2
Luas
720
45
96
96
4
X
12
25.25
32
32
39
Y
15
15
3
27
7
AX
8640
1136.25
3072
3072
156
AY
10800
675
288
2592
28
C
E
A
2
39
23
965
156
16232.25
X=
16.821
Y=
15.000
92
14475
D
C
Atap
Uraian
A
C
D
Ukuran
24
30
16
16
5
5
Luas
720
X
12
Y
15
AX
8640
AY
10800
80
80
32
32
2.5
27.5
2560
2560
200
2200
880
13760
X=
15.636
Y=
15.000
13200
Ukuran
50
60
60
60
60
60
60
50
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
50
60
60
60
60
60
60
50
60
50
60
60
60
60
50
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
50
60
60
60
60
50
60
I
900000
625000
1080000
1080000
1080000
1080000
625000
900000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
900000
625000
1080000
1080000
1080000
1080000
625000
900000
E
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
L
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
250
K
162432
112800
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
112800
162432
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
162432
112800
194918.4
194918.4
194918.4
194918.4
112800
162432
7338317
X=
=
Y=
X
0
60
800
1600
2400
3200
3940
4000
0
800
1600
2400
3200
4000
0
800
1600
2400
3200
4000
0
800
1600
2400
3200
4000
0
800
1600
2400
3200
4000
0
60
800
1600
2400
3200
3940
4000
KX
0
6768000
155934720
311869440
467804160
623738880
444432000
649728000
0
155934720
311869440
467804160
623738880
779673600
0
155934720
311869440
467804160
623738880
779673600
0
155934720
311869440
467804160
623738880
779673600
0
155934720
311869440
467804160
623738880
779673600
0
6768000
155934720
311869440
467804160
623738880
444432000
649728000
14676633600
2000.000 cm
20.000 m
15.000 m
Ukuran
50
60
60
60
60
60
60
50
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
50
60
60
60
60
50
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
I
900000
625000
1080000
1080000
1080000
1080000
625000
900000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
E
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
L
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
K
20304
14100
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
14100
20304
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
X
0
60
800
1600
2400
3200
3940
4000
0
800
1600
2400
3200
4000
0
800
1600
2400
KX
0
846000
19491840
38983680
58475520
77967360
55554000
81216000
0
19491840
38983680
58475520
77967360
97459200
0
19491840
38983680
58475520
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
235000
235000
235000
235000
235000
500
500
500
500
500
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
4000
0
800
1600
2400
97459200
0
19491840
38983680
58475520
60
60
60
60
60
60
60
50
60
60
60
60
60
60
50
60
60
60
60
60
60
60
60
50
60
60
60
60
50
60
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
900000
625000
1080000
1080000
1080000
1080000
625000
900000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
500
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
20304
14100
24364.8
24364.8
24364.8
24364.8
14100
20304
868560
4000
0
800
1600
2400
3200
4000
0
60
800
1600
2400
3200
3940
4000
97459200
0
19491840
38983680
58475520
77967360
97459200
0
846000
19491840
38983680
58475520
77967360
55554000
81216000
1678644480
X=
=
Y=
1932.675 cm
19.327 m
15.000 m
Lantai 3 ke atas
Uraian
Ukuran
1A
50
60
1B
60
1C
60
1D
60
1E
60
1F
60
50
2A
60
2B
60
2C
60
2D
60
2E
60
2F
60
3A
60
3B
60
3C
60
3D
60
3E
3F
60
4A
60
4B
60
4C
60
4D
60
4E
4F
60
5A
60
5B
60
5C
60
5D
60
5E
60
5F
60
6A
50
60
6B
60
6C
60
6D
60
6E
60
6F
60
50
60
50
60
60
60
60
50
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
60
I
900000
625000
1080000
1080000
1080000
1080000
625000
900000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
E
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
L
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
K
39656.25
27539.06
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
27539.06
39656.25
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
X
0
60
800
1600
2400
3200
3940
4000
0
800
1600
2400
3200
4000
0
800
1600
2400
KX
0
1652343.75
38070000
76140000
114210000
152280000
108503906.3
158625000
0
38070000
76140000
114210000
152280000
190350000
0
38070000
76140000
114210000
60
60
60
60
60
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
235000
235000
235000
235000
235000
400
400
400
400
400
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
4000
0
800
1600
2400
190350000
0
38070000
76140000
114210000
60
60
60
60
60
60
60
60
50
60
60
60
60
50
60
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
1080000
900000
625000
1080000
1080000
1080000
1080000
625000
900000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
235000
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
400
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
39656.25
27539.06
47587.5
47587.5
47587.5
47587.5
27539.06
39656.25
1696406
4000
0
800
1600
2400
3200
4000
0
60
800
1600
2400
3200
3940
4000
X=
=
Y=
190350000
0
38070000
76140000
114210000
152280000
190350000
0
1652343.75
38070000
76140000
114210000
152280000
108503906.3
158625000
3278602500
1932.675 cm
19.327 m
15.000 m
Pusat
Kekakuan
e teoritik
e tambahan
e pusat massa
baru
Xbaru
Xv
Xr
ex
dex = 1,5.ex+0,05b
exb = ex + dex
Xr+exb
20.000
20.000
0.000
2.000
2.000
22.000
15
17.260
19.327
-2.066
-1.100
-3.166
16.161
15
16.821
19.327
-2.506
-1.759
-4.264
15.062
15
16.821
19.327
-2.506
-1.759
-4.264
15.062
15
15.636
19.327
-3.690
-3.536
-7.226
12.101
15
Pusat
Massa
Pusat
Kekakuan
e teoritik
e tambahan
e pusat massa
baru
Ybaru
Yv
Yr
ey
dey = 1,5.ey+0,05b
eyb = ey + dey
Yr + eyb
15.000
15.000
0.000
1.500
1.500
16.500
20.000
15.000
15.000
0.000
1.500
1.500
16.500
17.260
15.000
15.000
0.000
1.500
1.500
16.500
16.821
15.000
15.000
0.000
1.500
1.500
16.500
16.821
15.000
15.000
0.000
1.500
1.500
16.500
15.636
Lantai
Luas
Massa (kg)
Momen inersia
Ket
M = Bv.V
1
1200.000
345600.0
72000000.0
984.000
283392.0
59040000.0
965.000
277920.0
57900000.0
965.000
277920.0
57900000.0
880.000
253440.0
52800000.0
1
M (b 2 h 2 )
12
Lampiran C
(GROUND)
Ly
Lx
Koefisien Momen
Tumpuan
Lapangan
ly/lx
Momen
qU
Tumpuan
Mx
Lapangan
My
Mx
Ket
My
4.7
3.7
1.28
78.4
71
40.4
25.4
1117
1198.87 1085.71
617.79
388.41
Perkuatan
6.37
3.7
1.73
81.3
53.35
52.6
17.35
1117
1243.22
815.81
804.34
265.31
Perkuatan
4.7
3.7
1.28
72.4
55
40.2
20.2
1117
1107.12
841.05
614.73
308.89
Perkuatan
6.37
3.7
1.73
79.95
54
51.6
15
1117
1222.57
825.75
789.05
229.38
Perkuatan
Ly
Lx
Koefisien Momen
Tumpuan
Lapangan
ly/lx
Momen
qU
Tumpuan
Lapangan
Mx
My
Mx
My
Ket
A'
3.7
2.5
1.48
92.8
74.8
51
21.8
1117
647.86
522.20
356.04
152.19
OK
B'
3.7
3.35
1.11
65.5
54.55
32.95
22.8
1117
821.08
683.81
413.05
285.81
OK
C'
3.7
2.5
1.48
77.6
54.6
18.6
20.2
1117
541.75
381.18
129.85
141.02
OK
D'
3.7
3.35
1.11
57.6
52.65
29.95
23.35
1117
722.05
660.00
375.44
292.70
OK
Lampiran C
MODEL PLAT LANTAI 1 (GROUND)
Type
Ly
Lx
ly/lx
Koefisien Momen
Tumpuan
Lapangan
x
(2)
Momen
qU
Tumpuan
Lapangan
Mx
My
Mx
My
Ket
4.7
3.7
1.271
77.68
70.775 39.91
25.58
907
964.54
878.80
495.49
317.62
OK
6.37
3.7
1.722
81.22
53.39
52.44
17.39
907
1008.49
662.93
651.14
215.93
OK
4.7
3.7
1.271
72.13
55
39.84
20.29
907
895.63
682.93
494.69
251.94
OK
6.37
3.7
1.722
79.83
54
51.44
15
907
991.24
670.51
638.72
186.25
OK
6.37
1.7
3.748
83
49
65
16
907
217.56
128.44
170.38
41.94
OK
6.37
1.7
3.748
112
112
113
20
907
293.58
293.58
296.20
52.42
OK
6.37
1.7
3.748
83
49
65
16
907
217.56
128.44
170.38
41.94
OK
3.7
0.7
5.286
83
49
65
16
907
36.89
21.78
28.89
7.11
OK
F
H
Ly
Lx
ly/lx
Koefisien Momen
Tumpuan
Lapangan
x
( 3-4)
Momen
qU
Tumpuan
Lapangan
Ket
Mx
My
Mx
My
4.7
3.7
1.271
77.68
70.775 39.91
25.58
907
964.54
878.80
495.49
317.62
OK
6.37
3.7
1.722
81.22
53.39
52.44
17.39
907
1008.49
662.93
651.14
215.93
OK
4.7
3.7
1.271
72.13
55
39.84
20.29
907
895.63
682.93
494.69
251.94
OK
6.37
3.7
1.722
79.83
54
51.44
15
907
991.24
670.51
638.72
186.25
OK
6.37
1.7
3.748
83
49
65
16
907
217.56
128.44
170.38
41.94
OK
3.7
0.7
5.286
83
49
65
16
907
36.89
21.78
28.89
7.11
OK
H
D
Koefisien Momen
Tumpuan
Lapangan
(ATAP)
Momen
Type
Ly
Lx
ly/lx
Mx
My
Mx
My
4.7
3.7
1.271
77.68
70.775 39.91
25.58
636.4
676.77
616.61
347.66
222.86
OK
6.37
3.7
1.722
81.22
53.39
52.44
17.39
636.4
707.61
465.15
456.87
151.51
OK
4.7
3.7
1.271
72.13
55
39.84
20.29
636.4
628.42
479.18
347.10
176.77
OK
6.37
3.7
1.722
79.83
54
51.44
15
636.4
695.50
470.47
448.16
130.68
OK
4.7
3.7
1.271
77.42
77.42
42.49
19.29
636.4
674.51
674.51
370.14
168.06
OK
4.7
3.7
1.271
101.2
101.2
43.45
24.29
636.4
881.64
881.64
378.55
211.62
OK
qU
Tumpuan
Ket
Lapangan
1000
120
25
95
mm
mm
mm
mm
fc =
fy =
35 Mpa
240 MPa
Tulangan
As =
D 8 - 100
502.40
a=
4.05 mm
Mn = As.fy(d-a/2)
= 11210374 Nmm
= 1121.04 kgm
Mu = 1008.934 kgm
1000 mm
h=
120 mm
d' =
25 mm
d=
95 mm
fc =
55 Mpa
fy =
240 MPa
Tulangan D 8 - 100
As = 502.40
a=
2.58 mm
Mn = As.fy(d-a/2)
= 11329371.25 Nmm
=
1132.94
Mu = 1019.6
kgm
kgm
Ly
Lx
ly/lx
Koefisien Momen
Tumpuan
Lapangan
x
Momen
qU
Tumpuan
Lapangan
Mx
My
Mx
My
Ket
4.7
3.7
1.28
78.4
71
40.4
25.4
1008
1081.88
979.77
557.50
350.51
Perkuatan
6.37
3.7
1.73
81.3
53.35
52.6
17.35
1008
1121.90
736.20
725.85
239.42
Perkuatan
4.7
3.7
1.28
72.4
55
40.2
20.2
1008
999.09
758.97
554.74
278.75
OK
6.37
3.7
1.73
79.95
54
51.6
15
1008
1103.27
745.17
712.06
206.99
Perkuatan
55
Mpa
Lampiran D
Lantai 2
Lokasi
Type
M kap
M ult
Ket
No
Kombinasi
Lokasi
Type
M kap
M ult
Ket
No
Kombinasi
B2a
42692.74
24419
OK
B4
B2a
42692.74
27924
OK
B4
B2
74663.9232
30901
OK
B35
B2c
68492.16
36728
OK
B35
B2b
136952.105
44236
OK
B34
B2c
68492.16
37910
OK
B34
B2
74663.9232
34503
OK
B75
B2c
68492.16
40567
OK
B75
B2
74663.9232
33123
OK
B107
B2c
68492.16
43215
OK
B107
B2
74663.9232
38334
OK
B148
B2c
68492.16
40014
OK
B148
B2a
42692.7403
27691
OK
B181
B2a
42692.74
31908
OK
B181
B1a
30911.8105
18779
OK
B82
B1a
30911.81
21405
OK
B82
AB
B3
22331.5359
16011
OK
B115
AB
B3
22331.54
13906
OK
B115
B1
36724.65
22967
OK
B86
B1
36724.65
23394
OK
B86
B1
36724.65
21734
OK
B90
B1
36724.65
21872
OK
B90
B1
36724.65
21154
OK
B94
B1
36724.65
19084
OK
B94
B1
36724.65
16227
OK
B26
B5
24816.65
16724
OK
B26
B1a
30911.8105
16501
OK
B73
B1a
30911.81
15522
OK
B73
Lampiran D
Lantai 3
Lantai 4
Lokasi
Type
M kap
M ult
Ket
No
Kombinasi
Lokasi
Type
M kap
M ult
Ket
No
Kombinasi
B2a
42692.7403
25479
OK
B4
B2a
42692.74
22018
OK
B4
B2c
68492.1613
34113
OK
B35
B2c
68492.16
30359
OK
B35
B2c
68492.1613
33654
OK
B34
B2c
68492.16
29114
OK
B34
B2c
68492.1613
36499
OK
B75
B2c
68492.16
31788
OK
B75
B2c
68492.1613
39146
OK
B107
B2c
68492.16
36540
OK
B107
B2c
68492.1613
35574
OK
B148
B2c
68492.16
30100
OK
B148
B2a
42692.7403
28673
OK
B181
B2a
42692.74
24300
OK
B181
B1a
30911.8105
17704
OK
B82
B1a
30911.81
13602
OK
B82
AB
B3
22331.5359
13887
OK
B115
AB
B3
22331.54
13884
OK
B115
B1
36724.65
20068
OK
B86
B1
36724.65
16358
OK
B86
B1
36724.65
18857
OK
B90
B1
36724.65
15495
OK
B90
B1
36724.65
16426
OK
B94
B1
36724.65
13440
OK
B94
B5
24816.6464
12921
OK
B26
B5
24816.65
9236
OK
B26
B1a
30911.8105
14288
OK
B73
B1a
30911.81
12232
OK
B73
Lampiran D
Lantai 5
Lokasi
Type
M kap
M ult
Ket
No
Kombinasi
B2a
42692.7403
11866
OK
B4
B2c
68492.1613
22294
OK
B35
B2c
68492.1613
21731
OK
B34
B2c
68492.1613
24940
OK
B75
B2c
68492.1613
25099
OK
B106
B2c
68492.1613
22933
OK
B149
B2a
42692.7403
12848
OK
B181
B1a
30911.8105
8272
OK
B82
AB
B3
22331.5359
10382
OK
B115
B1
36724.65
10623
OK
B86
B1
36724.65
10200
OK
B90
B1
36724.65
7024
OK
B94
B5
24816.6464
4333
OK
B26
B1a
30911.8105
4848
OK
B73
Lampiran D
fc =
35
Mpa
fy =
390
Mpa
Type
Dimensi
Mu kap
kg.m
B1
300
700
36724.65
B1a
300
700
30911.81
B2
300
800
74663.92
B2a
300
800
42692.74
B2b
400
900
136952.10
B2c
300
800
68492.16
B3
300
600
22331.54
B4
300
800
42454.02
B6
200
600
14774.83
B8
300
700
30675.50
Lampiran D
Lantai 2
Lokasi
Type
V Kap
V Ult
Ket
No
Kombinasi
Lokasi
Type
V Kap
V Ult
Ket
No
Kombinasi
B2a
32324.75
14892
OK
B4
B2a
32324.75
15713
OK
B4
B2
40383.1435
21410
OK
B35
B2c
40383.14
20251
OK
B35
B2b
63603.378
25268
OK
B34
B2c
40383.14
21156
OK
B34
B2
40383.1435
24013
OK
B75
B2c
40383.14
22557
OK
B75
B2
40383.1435
22236
OK
B107
B2c
40383.14
22417
OK
B107
B2
40383.1435
21893
OK
B148
B2c
40383.14
21681
OK
B148
B2a
32324.7505
15852
OK
B181
B2a
32324.75
16885
OK
B181
B1a
28029.1026
10273
OK
B82
B1a
28029.1
10670
OK
B82
AB
B3
23797.8894
12149
OK
B115
AB
B3
23797.89
10804
OK
B115
B1
28029.1026
14700
OK
B86
B1
28029.1
13626
OK
B86
B1
28029.1026
14294
OK
B90
B1
28029.1
13124
OK
B90
B1
28029.1026
14714
OK
B94
B1
28029.1
11611
OK
B94
B1
28029.1026
12723
OK
B26
B1
28029.1
11820
OK
B26
B1a
28029.1026
12158
OK
B73
B1a
28029.1
10196
OK
B73
Lampiran D
Lantai 3
Lantai 4
Lokasi
Type
V Kap
V Ult
Ket
No
Kombinasi
Lokasi
Type
V Kap
V Ult
Ket
No
Kombinasi
B2a
32324.7505
15079
OK
B4
B2a
32324.75
14166
OK
B4
B2c
40383.1435
19514
OK
B35
B2c
40383.14
18508
OK
B35
B2c
40383.1435
19864
OK
B34
B2c
40383.14
18507
OK
B34
B2c
40383.1435
21362
OK
B75
B2c
40383.14
19971
OK
B75
B2c
40383.1435
23299
OK
B107
B2c
40383.14
20611
OK
B107
B2c
40383.1435
20376
OK
B148
B2c
40383.14
18867
OK
B148
B2a
32324.7505
16021
OK
B181
B2a
32324.75
14849
OK
B181
B1a
28029.1026
9453
OK
B82
B1a
28029.1
8105
OK
B82
B3
23797.8894
10816
OK
B115
B3
23797.89
10824
OK
B115
B1
28029.1026
12533
OK
B86
B1
28029.1
11315
OK
B86
B1
28029.1026
12133
OK
B90
B1
28029.1
11028
OK
B90
B1
28029.1026
10736
OK
B94
B1
28029.1
9745
OK
B94
B1
28029.1026
10053
OK
B26
B1
28029.1
8263
OK
B26
B1a
28029.1026
9330
OK
B73
B1a
28029.1
8681
OK
B73
Lampiran D
Lantai 5
Lokasi
Type
V Kap
V Ult
Ket
No
Kombinasi
B2a
32324.7505
7641
OK
B4
B2c
40383.1435
14425
OK
B35
B2c
40383.1435
14931
OK
B34
B2c
40383.1435
16284
OK
B75
B2c
40383.1435
14369
OK
B106
B2c
40383.1435
15139
OK
B149
B2a
32324.7505
7949
OK
B181
B1a
28029.1026
5786
OK
B82
B3
23797.8894
8232
OK
B115
B1
28029.1026
8318
OK
B86
B1
28029.1026
8181
OK
B90
B1
28029.1026
5369
OK
B94
B1
28029.1026
5373
OK
B26
B1a
28029.1026
2936
OK
B73
Lampiran D
fc =
35
Mpa
fy =
390
Mpa
Dimensi
Type
Vu cap (kg)
q Vn
B1
300
700
28029.1
B1a
300
700
28029.1
B2
300
800
40383.1
B2a
300
800
32324.8
B2b
400
900
63603.4
B2c
300
800
40383.1
B3
300
600
23797.9
B4
300
800
61033.3
B6
200
600
24592.9
B8
300
700
35083.0
35
Mpa
0.0393
fy =
390
Mpa
0.0295
Type
Dimensi
Tulangan
Lentur
As
Mu kap
terpasang
kg.m
r min =
0.0036
r<r max
d'
B2
300
800
49.5
750.50
11
19
3117.24
74663.92
0.01385
OK
B2c
300
800
49.5
750.50
10
19
2833.85
68492.16
0.01259
OK
B2a
300
800
47.5
752.50
19
1700.31
42692.74
0.00753
OK
B2b
400
900
51.5
848.50
18
19
5100.93
136952.10
0.01503
OK
B1
300
700
47.5
652.50
19
1700.31
36724.65
0.00869
OK
B1a
300
700
47.5
652.50
19
1416.93
30911.81
0.00724
OK
B3
300
600
46
554.00
16
1205.76
22331.54
0.00725
OK
B4
300
800
51.5
748.50
19
1700.31
42454.02
0.00757
OK
B5
300
700
51.5
648.50
19
1133.54
24816.65
0.00583
OK
B6
200
600
50
550.00
16
803.84
14774.83
0.00731
OK
B7
300
600
46
554.00
16
1004.80
18764.47
0.00605
OK
B8
300
700
48
652.00
16
1406.72
30675.50
0.00719
OK
min
14774.83
35
Mpa
fy =
240
Mpa
Type
Dimensi
Av
Vc (N)
Vs (N)
Vn (N)
Vu cap
(N)
Vu cap
(kg)
Vc+Vs
q Vn
q Vn
B2
300
800
B2c
300
800
B2a
300
800
B2b
400
900
B1
300
700
B1a
300
700
B3
300
600
B4
300
800
B5
300
700
B6
200
600
B7
300
600
100.48 163875.4
B8
300
700
1/6.fc^0,5.bd Av.fy.d/s
min
20235.27
Lampiran E
ETABS v9.0.0
File:TJP FINAL
P U S H O V E R
Units:Kgf-m
PAGE 1
Base Force
A-B
CP-C
C-D
D-E
C U R V E
Displacement
>E TOTAL
-1.271E-05
0.0000
2498
2500
0.0148
167653.1094
2413
87
2500
0.0308
294683.2813
2348
152
2500
0.0469
374200.0313
2281
219
2500
0.0641
436689.9063
2227
261
12
2500
0.0798
483633.8438
2187
276
37
2500
0.0976
531585.6875
2141
297
62
2500
0.1151
574627.1250
2103
309
82
2500
0.1311
610309.3125
2080
311
94
15
2500
0.1499
649607.6250
2054
308
109
29
2500
10
0.1661
681484.3750
2019
325
110
46
2500
11
0.1821
710731.6875
1988
338
114
60
2500
12
0.1988
738456.6875
1965
336
127
72
2500
13
0.2182
767341.1250
1944
333
137
86
2500
14
0.2358
791845.0625
1922
334
143
100
2500
15
0.2481
807700.7500
1920
336
143
100
2500
Lampiran E
Step
Displacement
Base Force
A-B
B-IO IO-LS
LS-CP
CP-C
C-D
D-E
>E TOTAL
16
0.2482
801877.0625
1920
335
144
100
2500
17
0.2485
802934.4375
1897
348
135
116
2500
18
0.2616
819706.6875
1897
348
135
115
2500
19
0.2616
803670.3750
1895
349
134
117
2500
20
0.2628
809471.0625
1895
349
134
116
2500
21
0.2633
810962.4375
1893
349
136
115
2500
22
0.2633
802443.1875
1892
350
136
115
2500
23
0.2636
804330.8125
1892
349
137
114
2500
24
0.2650
808915.5000
1873
343
148
127
2500
25
0.2806
827442.8750
1873
343
148
127
2500
26
0.2806
827442.8750
1871
345
148
127
2500
27
0.2806
822530.0625
1871
344
149
127
2500
28
0.2809
823706.4375
1870
344
150
127
2500
29
0.2812
824575.5625
1870
344
150
126
2500
30
0.2815
825056.2500
1868
346
150
126
2500
31
0.2816
820381.2500
1867
347
150
126
2500
32
0.2819
821765.9375
1857
354
149
127
2500
33
0.2878
829150.0625
1855
353
152
126
12
2500
34
0.2878
817799.1875
1854
354
150
125
16
2500
35
0.2878
801311.6875
1851
357
148
127
16
2500
36
0.2899
811067.1250
1849
357
148
129
16
2500
37
0.2925
816781.1875
1846
360
148
129
16
2500
38
0.2098
138467.6719
2500
2500
Lampiran E
ETABS v9.0.0
File:TJP FINAL
P U S H O V E R
Units:Kgf-m
C A P A C I T Y / D E M A N D
PAGE 1
C O M P A R I S O N
Teff
eff
Sd(C)
Sa(C)
Sd(D)
Sa(D)
ALPHA
PF*
Lampiran E
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
17
18
20
21
23
24
25
28
29
30
32
33
36
37
1.780
1.780
1.919
2.092
2.262
2.398
2.530
2.641
2.731
2.825
2.898
2.965
3.032
3.108
3.173
3.218
3.229
3.274
3.300
3.300
3.314
3.313
3.363
3.372
3.372
3.373
3.381
3.399
3.447
3.449
0.050
0.000
0.050 9.337E-03
0.083
0.020
0.119
0.030
0.146
0.041
0.161
0.051
0.171
0.063
0.177
0.074
0.180
0.085
0.182
0.097
0.184
0.108
0.185
0.118
0.187
0.128
0.189
0.141
0.192
0.152
0.193
0.159
0.197
0.160
0.198
0.168
0.207
0.168
0.206
0.168
0.211
0.168
0.209
0.169
0.210
0.179
0.213
0.179
0.212
0.179
0.212
0.179
0.215
0.179
0.215
0.183
0.226
0.183
0.225
0.185
0.000
0.012
0.021
0.027
0.032
0.036
0.040
0.043
0.046
0.049
0.052
0.054
0.056
0.059
0.061
0.062
0.062
0.063
0.062
0.062
0.062
0.062
0.064
0.063
0.063
0.063
0.063
0.064
0.062
0.063
0.146
0.146
0.137
0.134
0.136
0.139
0.144
0.149
0.153
0.157
0.161
0.164
0.167
0.170
0.173
0.175
0.174
0.177
0.175
0.175
0.174
0.175
0.178
0.177
0.177
0.177
0.177
0.178
0.177
0.177
0.185
0.185
0.150
0.124
0.107
0.098
0.091
0.086
0.082
0.079
0.077
0.075
0.073
0.071
0.069
0.068
0.067
0.066
0.065
0.065
0.064
0.064
0.063
0.063
0.063
0.063
0.062
0.062
0.060
0.060
1.000
0.810
0.792
0.782
0.777
0.774
0.770
0.767
0.763
0.761
0.758
0.756
0.753
0.751
0.748
0.747
0.747
0.745
0.746
0.746
0.747
0.747
0.746
0.746
0.746
0.746
0.746
0.746
0.748
0.749
1.000
1.582
1.581
1.573
1.564
1.559
1.551
1.546
1.545
1.545
1.545
1.546
1.549
1.552
1.555
1.556
1.558
1.559
1.563
1.563
1.565
1.566
1.571
1.572
1.572
1.572
1.573
1.575
1.580
1.582