Vous êtes sur la page 1sur 112

TIPE DAN JENIS REAKTOR

Reaktor Kimia adalah salah satu alat industri kimia,


dimana terjadi reaksi bahan mentah menjadi produk
yang lebih berharga

Kerangka Topologi Teknik Reaksi Kimia

Reaktor Kimia
3

A
P
B

A+B+P

Reaktor Partaian

A+B

Reaktor Pipa Ideal


Reaktor Aliran Sumbat

Reaktor Tangki Ideal

Karakteristik Reaktor Ideal


4

Karakteristik
Kondisi ideal

Temperatur, tekanan,
komposisi

Reaktor Partaian
Uniform setiap saat

Reaktor Aliran
Sumbat
Konsentrasi berubah
ke arah keluaran
reaktor.
Tak ada gradien
konsentrasi dan
temperatur ke arah
radial.

Karakteristik
Kinetika

Features

Distribusi waktu
tinggal reaktan.
Volume reaktor yang
dibutuhkan untuk
derajat konversi yang
sama.
Distribusi produk
(untuk reaksi
konsekutif).
Probabilitas reaksi
untuk rasio komposisi
tertentu.
Fleksibilitas
Aplikasi

Reaktor Tangki
Ideal
Pencampuran
sempurna.
Komposisi di dalam
reaktor uniform, dan
besarnya sama dengan
keluaran reaktor.

Seragam.

Tak ada difusi dan


pencampuran ke arah
aksial.
Seragam.

Tidak seragam.

Relatif kecil.

Relatif kecil.

Besar.

Besar, untuk produk


antara.

Besar, untuk produk


antara.

Kecil, untuk produk


antara.

Tidak mungkin

Tidak mungkin

Mungkin

Tinggi
Multiguna, skala kecil.

Rendah
Skala besar.

Medium
Skala medium

Karakteristik Reaksi dan Pertimbangan Perancangan


pada Berbagai Industri Kimia
5

Proses

Reaktor

Karakteristik
Reaksi Kimia

Perengkahan Nafta

Fasa gas, homogen.

Endotermal, konsekutif.

Reformasi kukus

Fasa gas-padatan,
heterogen, unggun tetap.
Fasa cair, reaktor tangki
berpengaduk.

Endotermal, reversibel,
kesetimbangan.
Polimerisasi eksotermal.

Fasa gas dan cair,


heterogen, unggun tetap.
Fasa gas-cair-padat,
heterogen, unggun
terfluidakan kontinyu.
Fasa gas-cair-padat,
heterogen, kolom
gelembung.

Eksotermal, tekanan tinggi.

Resin epoxy

Hydrotreating
Perengkahan katalitik
(FCC)
Desulfurisasu gas bakar
tipe basah

Endotermal, konsekutif.

Reaksi asam-basa.

Pertimbangan
Perancangan
Perolehan produk,
pemanasan dan pendinginan
cepat.
Neraca panas, fluks panas,
katalis.
Penghilangan panas,
pengendalian reaksi
polimerisasi.
Konsumsi hidrogen,
penghilangan panas, katalis.
Distribusi produk, regenerasi
katalis secara kontinyu.
Perpindahan massa,
penghematan penggunaan
energi.

Reaktor Partaian (Batch Reactor)


Reaktor Pipa Ideal (PFR)
Reaktor Tangki Ideal Kontinyu (CSTR)

Tujuan Pemilihan Reaktor

Mendapat keuntungan yang besar


Biaya produksi rendah
Modal kecil/volume reaktor minimum
Operasinya sederhana dan murah
Keselamatan kerja terjamin
Polusi terhadap sekelilingnya (lingkungan) dijaga
sekecil-kecilnya

Dasar Pemilihan Jenis Reaktor

Fasa zat pereaksi dan hasil reaksi


Tipe reaksi dan persamaan kecepatan reaksi, serta
ada tidaknya reaksi samping
Kapasitas produksi
Harga alat (reaktor) dan biaya instalasinya
Kemampuan reaktor untuk menyediakan luas
permukaan yang cukup untuk perpindahan panas

Jenis Jenis Reaktor

Berdasarkan Bentuk
Reaktor Tangki
Reaktor tangki ideal bila pengadukannya sempurna,
sehingga komposisi dan suhu di dalam reaktor setiap saat
selalu uniform. Proses batch, semi batch, dan proses alir.

Reaktor pipa

Digunakan tanpa pengaduk sehingga disebut Reaktor Alir


Pipa. Ideal bila zat pereaksi yang berupa gas atau
cairan, mengalir di dalam pipa dengan arah sejajar
sumbu pipa.

Berdasarkan Proses
Reaktor Batch
Biasanya untuk reaksi fase cair yang digunakan pada
kapasitas produksi yang kecil.
Keuntungan reaktor batch:
Lebih murah dibanding reaktor alir
Lebih mudah pengoperasiannya
Lebih mudah dikontrol

Kerugian reaktor batch:


Tidak baik untuk reaksi fase gas (mudah terjadi kebocoran
pada lubang pengaduk)
Waktu yang dibutuhkan lama, tidak produktif (untuk
pengisian, pemanasan zat pereaksi, pendinginan zat hasil,
pembersihan reaktor, waktu reaksi)

Berdasarkan Proses (Lanjutan)


Reaktor Alir (Kontinu)
1.

RATB (Reaktor Alir Tangki Berpengaduk)

Keuntungan reaktor RATB:


Suhu dan komposisi campuran dalam reaktor sama
Volume reaktor besar, maka waktu tinggal juga besar,
berarti zat pereaksi lebih lama bereaksi di reaktor

Kerugian reaktor RATB:


Tidak effisien untuk reaksi fase gas dan reaksi yang
bertekanan tinggi.
Kecepatan perpindahan panas lebih rendah dibanding RAP
Untuk menghasilkan konversi yang sama, volume yang
dibutuhkan RATB lebih besar dari RAP.

Berdasarkan Proses (Lanjutan)


Reaktor Alir (Kontinu)
2.

RAP (Reaktor Alir Pipa)

Ideal jika pereaksi dan hasil reaksi mengalir dengan


kecepatan yang sama diseluruh penampang pipa.
Keuntungan reaktor RAP:
Volume

yang diperlukan lebih kecil daripada RATB, untuk


konversi yang sama

Kerugian reaktor RAP:


Harga alat dan biaya instalasi tinggi.
Perlu waktu untuk mencapai kondisi steady state.
Untuk reaksi eksotermis kadang-kadang terjadi hot spot
(bagian yang suhunya sangat tinggi) pada tempat
pemasukan . Dapat menyebabkan kerusakan pada dinding
reaktor.

Berdasarkan Proses (Lanjutan)


Reaktor Alir (Kontinu)
3.

RSB (Reaktor Semi Batch/Kontinu)

Biasanya berbentuk tangki berpengaduk

Berdasarkan Operasi
Reaktor Isotermal
Isotermal jika umpan yang masuk, campuran dalam
reaktor, aliran yang keluar dari reaktor selalu seragam
dan bersuhu sama.

Berdasarkan Operasi
Reaktor Adiabatis

Adiabatis jika tidak ada perpindahan panas antara


reaktor dan sekelilingnya.
Jika reaksinya eksotermis, maka panas yang terjadi
karena reaksi dapat dipakai untuk menaikkan suhu
campuran di reaktor (K naik dan rA besar sehingga
waktu reaksi menjadi lebih pendek).

Reaktor Gas Cair dengan Katalis Padat


Packed/Fixed Bed Reactor (PBR)
Terdiri dari satu pipa/lebih berisi tumpukan katalis
stasioner dan dioperasikan vertikal. Biasanya
dioperasikan secara adiabatis.

Fluidized Bed Reactor (FBR)

Reaktor dimana katalisnya terangkat oleh aliran gas


reaktan. Operasinya: isotermal. Pada FBR jumlah katalis
lebih sedikit, katalis bergerak sesuai kecepatan aliran
gas masuk. FBR memberikan luas permukaan yang lebih
besar dari PBR.

Fluid Fluid Reaktor


Bubble Tank

Fluid Fluid Reaktor (Lanjutan)


Agitate Tank

Fluid Fluid Reaktor (Lanjutan)


Spray Tower

Fluid Fluid Reaktor (Lanjutan)


Pertimbangan dalam pemilihan fluid-fluid reaktor.
Gas yang sukar larut (KL<) sehingga transfer massa kecil
maka KL harus diperbesar. Jenis spray tower tidak sesuai
karena KG besar pada spray tower.
Jika lapisan cairan yang dominan, berarti tahanan
dilapisan cairan kecil maka KL harus diperbesar - spray
tower tidak sesuai.
Jika lapisan gas yang mengendalikan (maka KG<) bubble tank dihindari.
Untuk gas yang mudah larut dalam air - bubble tank
dihindari.

Neraca Massa
25

Laju massa Laju pembentukan Laju massa Laju akumulasi


komponen masuk komponen akibat komponen keluar massa komponen

ke ruang tilik reaksi kimia dari ruang tilik dalam ruang tilik

Neraca Massa Total


26

Total output
(Qout out)

Volume = V
Densitas rata-rata =
Akumulasi = d(V )/dt

Total input
(Qin in)

Neraca Massa Komponen


27

Komponen keluar
(Qout CA,out )

Konsentrasi = CA
Volume = V
Laju reaksi = rA
Akumulasi = d(V CA)/dt

Komponen
masuk
(Qin CA,in )

Neraca Massa Komponen A


28

Qin C A,in

d (VC A )
rAV QoutC A,out
dt

A B
P
REAKSI ELEMENTER
29

Reaksi Elementer
30

Reaksi ini disebut reaksi elementer jika reaksi ini


terjadi akibat dari interaksi tunggal (misalnya:
tumbukan) antara molekul-molekul reaktan.
Laju tumbukan yang terjadi antara molekul A dan B
berbanding lurus dengan konsentrasi A dan B.

Reaksi Elementer
31

Memang, tidak seluruh tumbukan menghasilkan


reaksi kimia, namun pada kondisi lingkungan yang
tetap (temperatur, kuat medan listrik), jumlah
tumbukan yang menghasilkan reaksi kimia dapat
terdefinisi dengan baik, sehingga laju reaksi kimia
dapat dinyatakan dalam persamaan:

r kCAC B

TEORI KINETIKA REAKSI


GAS
Digunakan untuk menurunkan dan menggambarkan
32
fenomena reaksi pada fasa gas.

Asumsi/Hipotesa
33

Keberlangsungan sebuah reaksi kimia memerlukan


proses tumbukan antara molekul A dan B,
walaupun tidak seluruh tumbukan menghasilkan
reaksi kimia.
Persamaan laju reaksi:

C AB f r
r
Av

CAB adalah laju tumbukan antara


molekul A dan B (tumbukan per unit
volum per unit waktu)
fr adalah efisiensi reaksi (antara 0 dan
1)
bilangan Avogadro telah diperhitungkan
sehingga r memiliki satuan yang telah
dinormalisasi, mol.m-3detik-1.

Molekul A dan B dapat dibayangkan sebagai bola masif yang memiliki radius RA
dan RB. Molekul-molekul ini akan bertumbukan jika mereka mendekat hingga jarak
(RA + RB). Teori kinetika gas ideal menyatakan :

C AB

8RT m A m B

Av m A m B

1/ 2

AB 2 Av 2 C A C B

di mana mA dan mB adalah massa molekul dan bersatuan kg/molekul.

34

Sehingga:

Av m A m B
M AM B

m A m B M A M B
di mana :
MA dan MB adalah berat molekul A dan B dan
bersatuan kg/g-mol.
AB adalah diameter tumbukan yang harganya sama
dengan (RA + RB).
35

Persamaan laju reaksi:

r kCAC B
8RT m A m B
k

Av m A m B
36

1/ 2

AB

Av f r

A B
P
Perhatikan bahwa tetapan laju reaksi k berharga positif,
sehingga r berharga positif.
Dapat dilihat juga bahwa laju pembentukan A dan B, rA
dan rB, berharga negatif.
Laju pembentukan P digambarkan dengan laju reaksi
positif.

rA rB kCAC B
37

rP kCAC B

Laju pembentukan komponen selalu berharga


positif jika komponen tersebut dibentuk oleh
reaksi dan akan selalu berharga negatif jika
komponen tersebut terkonsumsi dalam sebuah
reaksi.

THING TO BE THOUGHT:
38

Reaksi tunggal
39

0 M A A B B ... P P Q Q ...
0M adalah zero molecule, dan i adalah koefisien stoikiometri yang berharga positif
untuk produk dan berharga negatif untuk reaktan.

Contoh reaksi:
2H 2 O2
2H 2 O

0 M 2H 2 O2 2H 2 O

40

Reaksi Elementer Reversibel


41

A B
PQ
kf

kr

r kfC
K

kf
kr

A
A

B
B

k r C P CQ

Ci
i

A
A

B
B

C P CQ
C

Catatan untuk reaksi elementer


42

Sebagian besar reaksi bukanlah reaksi elementer.


Hampir seluruh reaksi-reaksi penting dalam industri
adalah reaksi yang terjadi melalui mekanisme
kompleks.
Sering kali laju reaksi dari reaksi kompleks
digambarkan oleh model empiris yang sederhana
sehingga mudah untuk mengimplementasikannya
dalam analisis dan evaluasi unjuk kerja reaktor di
industri.

Catatan untuk reaksi elementer


43

Walaupun model-model mekanistis telah


dikembangkan sejak awal abad ke 20, baru
kemudian pada era tahun 1970-an, seiring dengan
pesatnya perkembangan teknologi komputasi,
model-model mekanistik mulai mendapat tempat
dan digunakan dalam analisis unjuk kerja reaktor.

Reaksi Unimolekular,
Orde Pertama
44

A
Produk

r kCA

Contoh:

238

Th

234

He

Reaksi ini terjadi secara spontan sebagai sebuah event tunggal yang berlangsung
dalam sebuah sistem reaksi kimia.

Contoh lain:
45

CH 3OCH 3
CH 4 CO H 2
Reaksi ini beorde pertama pada kondisi normal.
Tumbukan antar molekul diperlukan untuk menginsiasi
reaksi. Untuk itu diperlukan sebuah energi pengaktifan
tertentu yang digunakan oleh molekul untuk bertumbuk
antara satu dengan yang lainnya.

Orde Kedua,
Satu Reaktan
46

2A
Produk

r kC

2
A

Laju reaksi pembentukan A adalah :

rA 2kC
Contoh reaksi berorde dua:

2
A

2H I
H 2 I 2
k

Orde Kedua,
Dua Reaktan
47

A B
Produk

r kCAC B

Contoh reaksi berorde kedua:


k
C2 H 5OH CH 3COOH

C2 H 5OCOCH3 H 2 O

Tahap reaksi
48

Sebuah reaksi kompleks dapat direpresentasikan


oleh sejumlah besar reaksi elementer.
Setiap reaksi elementer biasanya disebut sebagai
tahap reaksi.
Misalnya, reaksi:
terdiri dari 20 30 tahap reaksi.
CH 4 2O2
CO2 2H 2 O

Tahap reaksi
49

Setiap reaksi elementer memiliki ekspresi laju


reaksinya masing-masing.
Pada umumnya, persamaan kinetika reaksi
kompleks hanya dapat diturunkan melalui
percobaan.

Mode Reaktor Ideal


50

Reaktor Partaian (Batch Reactor)


Reaktor Kontinyu (Flow Reactor)
Reaktor

Aliran Sumbat (Reaktor Pipa Ideal, Plug Flow

Reactor)
Reaktor Tangki Ideal Kontinyu (Continous Stirred Tank
Reactor)

Reaktor Partaian
51

d(VC A)/dt = r AV

Reaktor Partaian
52

Reaktor partaian adalah sebuah reaktor yang


tidak memiliki aliran masuk dan keluar reaktor.
Jumlah komponen di dalam reaktor dapat berubah
setiap saat selama reaksi berlangsung.
Reaktor ini selalu bekerja dalam keadaan taktunak (unsteady state).

Neraca Massa
53

Neraca massa tak-tunak


Selalu terdapat akumulasi massa
Akumulasi positif
Akumulasi negatif

Neraca Massa pada Reaktor Partaian


54

d VC A
rAV
dt

C A C A , rA rA

Pada reaktor ini tidak terdapat gradien temperatur


dan konsentrasi di dalam sistem reaksi. Temperatur
dan konsentrasi terdistribusi seragam di seluruh
bagian reaktor, namun konsentrasi akan selalu
berubah setiap saat.

dC A
dV
rAV V
CA
dt
dt
Sistem reaksi yang akan dibahas adalah sebuah sistem reaksi bervolum tetap,
sehingga dV/dt = 0. Asumsi ini dapat diambil jika media reaksi yang ditinjau
berfasa cair, sehingga selama reaksi berlangsung, volum media reaksi dapat
dianggap tetap.

dC A
rA
dt

55

Persamaan Evaluasi
Reaktor Partaian

Persamaan Evaluasi
Reaktor Partaian
56

dC A
rA
dt

pada t 0; C A C Ao

tr

CA

C Ao

t r dt

dC A
rA

Jika diketahui:
Kinetika reaksi
Konsentrasi awal
Konversi yang diinginkan

Waktu reaksi yang dibutuhkan dapat


dihitung.

Contoh 1
Reaksi Orde 1 Ireversibel
57

k
A

r kC A

rA A r kC A

dC A
kC A 0
dt

C A C Ao e kt
CA
e kt
C Ao

XA

CA
kt
1
1 e
C Ao

Untuk reaktor bervolum tetap, berlaku:

n A n Ao 1 X A
CA

C Ao 1 X A
V
V

dC A C Ao dX A
dX A
k 1 X A
dt

ln1 X A kt
58

dengan syarat awal: pada saat


t = 0, XA = 0

Contoh 2
Orde 2 Ireversibel
59

k 2
r C A
2

2 A
P
k/2

rA kC A2
dC A
kC A2 0
dt

dC A
C A2

XA
1
1
1

kt
C A C Ao C Ao 1 X A

kdt

dX A

C Ao 1 X A

kdt

CA
1

C Ao 1 C Ao kt

Studi Kasus
60

Sebuah reaksi dekomposisi fasa cair diselenggarakan pada sebuah reaktor


partaian. Reaktor (media reaksi) tidak mengalami perubahan volum selama reaksi
berlangsung.

k
A
B C

r 0,1CA mol/(L.menit)

Perkirakan waktu reaksi yang dibutuhkan untuk mengkonversikan A sebesar 80%

Penyelesaian
61

Neraca massa:

rA A r kC A

A masuk A terbentuk A keluar Akumulasi A


dC A
kC A
dt
dC A
kC A 0
dt

62

Akan sangat berguna untuk mengubah domain dari CA menjadi XA.

n A n Ao 1 X A
CA

C Ao 1 X A
V
V

dCA CAo dX A
Substitusikan ke persamaan perancangan reaktor partaian:

dX A
k 1 X A
dt

dengan syarat batas:


t = 0, XAO = 0

63

dX A
kdt
1 X A
1
t
k

0,8

dX A
1 X A

1
t ln 1 0,8
k
t 16, 09 menit

Contoh 3
Orde 2, Dua reaktan
64

k
A B

r kC AC B

rA kC AC B
Integrasi langsung persamaan evaluasi reaktor partaian tidak mungkin dilakukan
karena sekarang laju pembentukan A tidak hanya bergantung pada konsentrasi A saja,
tetapi juga bergantung pada konsentrasi B.

(a) Pendekatan Stoikiometri


65

Dapat diketahui bahwa jumlah A yang terkonsumsi sama dengan jumlah B yang
terkonsumsi, sehingga:

C Ao C A C Bo C B
C B C Bo C Ao C A

rA k C A2 C A C Bo C Ao

Persamaan evaluasi reaktor partaian dapat ditulis ulang menjadi:

dC A
2
k C A C A C Bo C Ao 0
dt

C Bo C Ao
CA

C Ao C Bo expC Bo C Ao kt C Ao

Tidak mudah!
Dalam beberapa hal, beberapa pendekatan dan metoda bisa digunakan:
Transformasi Laplace
Tabel integrasi
Pendekatan numerik

66

(b) Pendekatan Numerik


67

Persamaan evaluasi reaktor partaian diturunkan untuk komponen A dan B,


menghasilkan dua buah persamaan diferensial biasa:

dC A
kC AC B ;
dt

dC B
kC A C B
dt

Sistem persamaan diferensial biasa ini dapat diselesaikan secara numerik dengan
mengintegrasikannya secara simultan menggunakan rutin ode23, ode23s dalam
MATLAB. Nilai awal dari permasalahan ini adalah CA(0)=CAo, CB(0)=CBo.

Studi Kasus
68

Sebuah reaksi berorde dua:


k
A B
P

r 10CACB mol/(liter.jam)

diselenggarakan dalam sebuah reaktor partaian bervolum tetap. Konsentrasi awal A


dan B adalah:
Cao = 0,75 mol/liter
CBO = 0,9 mol/liter
Perkirakan waktu reaksi yang dibutuhkan untuk mengkonversikan A sebesar 50%.

Mulai

Algoritma

- Masukkan: CA0, CB0, XA.


- Definisikan persamaan
evaluasi dari neraca massa.
- Hitung CA pada XA (CAR)

Tebak waktu reaksi, TR

Integrasikan persamaan
neraca massa dari t=0
hingga t = TR.

ode23

Tidak
Evaluasi CA pada TR

CA=CAR ?

Proses Root-finding
Ya

69

Selesai

Penyelesaian Analitik
70

CBo C Ao
CA

C Ao CBo exp CBo C Ao kt C Ao


t 0,1027 jam

Contoh 3.a
71

Reaksi bimolekular (A+B) diselenggarakan pada


reaktor batch. Derajat konversi terhadap A yang
dapat dicapai dalam 6,4 jam adalah 99,5%.
Reaksi diselenggarakan dengan ekses B sebesar
2%.
Berapa waktu yang dibutuhkan untuk
mendapatkan konversi yang sama jika ekses B
adalah 5%?

Contoh 3.a.
72

A B
C
Definisikan:
CB 0
R
di mana R 1
C A0

C A C A0 1 X

C A C A0 X

CB CB 0 C A 0 X C A 0 R X
r kC ACB kC A0 1 X C A0 R X

Contoh 3.a.
73

dC A C A0 dX
r

dC A
dX
C A0
kC A2 0 1 X R X
dt
dt
t

dX
0 1 X R X 0 kC A0 dt
R X
ln
R 1 kC A0t
R 1 X

74

R X
ln
R 1 kC A0t
R 1 X

Jika R = 1,02; X = 0,995; t = 6,4 jam


Jika R = 1,05; X = 0,995; t = ?? jam

Catatan ttg Hubungan Stoikiometri


75

Jika rA = rA(CA, CB, ), maka stoikiometri reaksi digunakan dalam penyelesaian


masalah dalam rangka mengeliminasi seluruh konsentrasi komponen, kecuali
komponen kunci dalam persamaan evaluasi. Hubungan stoikiometri secara umum
dapat diterangkan dengan konsep derajat reaksi:

n A

nB

C A C Ao

...

ni

C B C Bo

Pada media reaksi bervolum


tetap

Persamaan Evaluasi untuk Reaksi


Berkomponen Banyak
76

Sebuah reaksi berkomponen banyak:

A 3B
P
Persamaan kinetika laju reaksi:

r kC AC 1B/ 2
Persamaan evaluasi RTIK:

dC A
kC A C 1B/ 2 0
dt

..and then..
77

Jika sistem reaksi ini diselenggarakan pada sebuah reaktor bervolum tetap
(berdensitas tetap), maka:

C A C Ao C B C Bo

1
3

C B 3C A C Ao C Bo
Persamaan evaluasi reaktor partaian yang merupakan fungsi dari hanya satu
peubah, yakni CA.

dC A
kC A 3C A C Ao C Bo
dt

Catatan ttg Hubungan Stoikiometri


78

Pada sebuah reaktor di mana persamaan ini berlaku


di setiap lokasi dalam reaktor dikatakan sebagai
dalam keadaan terjamin secara stoikiometri lokal.
Seluruh reaktor partaian ideal, seperti halnya reaktor
ideal lainnya (RAS dan RTIK) dapat dikatakan
terjamin secara stoikiometri lokal.

Catatan ttg Hubungan Stoikiometri


79

Reaktor nyata dapat terjamin dan dapat pula tak terjamin


secara stoikiometri lokal.
Stoikiometri tidak dapat digunakan sebagai satu-satunya alat
untuk menerangkan neraca massa dalam sebuah sistem
dengan reaksi kimia karena sistem seperti ini memiliki
ketergantungan secara signifikan pada proses-proses difusi
molekular. Sehingga pendekatan umum yang selalu dapat
digunakan pada berbagai situasi adalah dengan menuliskan
neraca massa untuk seluruh komponen yang terlibat dalam
sistem reaksi.

Contoh 4
Reaksi Paralel Ireversibel
80

A R
k1

A S
k2

rA k1 k 2 C A

CR

C
CS

CA

dC A
k1 k 2 C A 0
dt
CA
ln
k1 k 2 t
C Ao
Dengan mengamati evolusi konsentrasi A setiap saat, harga (k1 + k2)
dapat diketahui dengan mengalurkan harga -ln(CA/CAo) terhadap t.
Koefisien arah dari kurva ini adalah (k1 + k2).
Untuk mengetahui harga masing k1 dan k2, evolusi perubahan
konsentrasi R dan S juga harus diamati. Dalam praktek, karena harga
(CA+CR+CS) selalu tetap, cukup dua diantaranya yang diamati, karena
konsentrasi komponen ketiga dapat dihitung berdasarkan pengetahun
dua konsentrasi komponen lainnya.
81

Persamaan laju pembentukan R dan S dapat ditulis sebagai berikut:


82

dC R
rR
k1C A
dt
dC S
rS
k 2C A
dt
Dengan membagi persamaan pertama dengan persamaan kedua diperoleh:

rR dC R k1

rS
dC S k 2

Integrasi

CR CRo k1

CS CSo k 2

Mengevaluasi k1 dan k2
83

Jika data (CR CRo) dialurkan terhadap (CS CSo),


maka harga koesien arah kurva ini sama dengan
(k1/k2).

Dengan mengetahui harga (k1 + k2) dan harga


(k1/k2), maka harga k1 dan k2 dapat dihitung.

Evaluasi Reaksi Kompetitif


Mengevaluasi (k1+k2)

-ln(CA/CAo)

84

Slope = (k1+k2)

Evaluasi Reaksi Kompetitif


Mengevaluasi (k1/k2)

(CR-CRo)

85

Slope = k1/k2

(CS -CSo)

Contoh 4.a. Reaksi Paralel


86

Pengaruh selektifitas dapat menjadi penting jika orde


reaksi-reaksi paralel tsb berbeda.

A B
C
1

2
A A
D
r1 k1C ACB

r2 k2C A2

reaksi utama
reaksi samping

Contoh 4.a. Reaksi Paralel


87

Selektifitas dapat juga didefinisikan sebagai


perbandingan antara laju r1 terhadap laju
konsumsi A total.

r1
r1
r2
S

r1 r2 1 r1 r2

di mana:
r1 k1C ACB k1 CB

2
r2
k2C A
k
C
2 A

Untuk meminimalkan byproduct


dalam reaktor partaian, ekses B
dapat ditingkatkan, sehingga harga
CB/CA dapat diperbesar.
Karena CA berkurang jauh lebih
cepat dibandingkan dengan CB,
selektifitas akan menjadi semakin
besar dengan berjalannya waktu.

Contoh 4.b. Reaksi Konsekutif


88

A
C
D
1

Persamaan neraca massa dibangun berdasarkan kinetika


orde pertama ireversibel:
Neraca massa komponen A:

r1 k1C A
r2 k2CC

Neraca massa komponen C:

Contoh 4.b. Reaksi Konsekutif


Neraca massa komponen A:
CA CA0e k1t

Neraca massa komponen C:


dCC
k1C A k2CC
dt
dCC
k t
k2CC k1C A0 e 1
dt
CC

k1C A0 k2t k1t


e
e
k2 k1

pada t 0; CC 0 0

89

Contoh 4.b. Reaksi Konsekutif


90

Komponen C akan mencapai harga maksimum,


pada saat tmax.

tmax

k1
ln
k2

k2 k1

CC ,max

k1
C A0
k2

k2
k2 k1

Evolusi Konsentrasi Komponen pada


Reaktor Partaian
91

Konsentrasi

k1t

SISTEM DENGAN VOLUM


MEDIA REAKSI BERUBAH
TK3105 Teknik Reaksi Kimia

92

Volum Media Reaksi Berubah


93

Bentuk umum dari persamaan laju perubahan komponen i


pada sebuah sistem yang bervolum tetap maupun bervolum
berubah adalah:

1 dni 1 d CiV 1 VdC i Ci dV


ri

V dt V dt
V
dt

dCi Ci dV
ri

dt
V dt

94

Pada reaktor di mana volume media reaksinya


berubah karena reaksi kimia, maka volume media
reaksi merupakan fungsi dari derajat konversi.
Untuk sistem isotermal dan isobar, pada sistem
dimana volum media reaksi berubah selama reaksi
berlangsung, berlaku:

1 X i
ni
ni 0 1 X i
Ci

Ci 0
1 i X i
V Vo 1 i X i

95

Pada sistem yang dapat dianggap sebagai gas ideal, volum molar masing-masing
komponen i berharga sama, sehingga:

Pi Vi
ni
RT
dan jumlah mol total:

P0 V0
n0
RT0

96

Jika terdapat reaksi, maka jumlah total mol gas pada konversi A tertentu (XA):

n n0
X A nA0 ;
A

nA 0

n n0 1
XA

n
A
0

Jika dalam campuran gas terdapat senyawa inert yang tidak ikut bereaksi yang
jumlahnya nI- maka persamaan ini dapat ditulis ulang menjadi:

n A0

n n0 n I 1
XA
n0 nI
A

97

Untuk gas ideal:

n A0
PV P0 V0

X A
RT
RT0 A n0 n I

V V0 1 A X A
nA 0

A
;
A n0 nI

TP0

T0 P

Sehingga, untuk komponen i berlaku:


98

Ci
1 Xi

Ci 0 1 i X i

Ci
1
Ci 0
atau X i
Ci
1 i
Ci 0

Dengan demikian, persamaan laju perubahan untuk


reaktan i pada sebuah sistem dimana volum media reaksi
berubah dapat ditulis sebagai berikut:

nio d 1 X i
Cio dX i
1 dni
1
ri

V dt Vo 1 i X i
dt
1 i X i dt

99

Dengan demikian, integrasi persamaan ini dapat memberikan


gambaran kinerja reaktor yang menyelenggarakan reaksi dimana
volum media reaksi berubah selama reaksi berlangsung.
Xi

dXi
t Cio
1 i X i ri
0

Contoh 5. Orde nol


100

A
P

C Ao
dX A
rA
k
1 A X A dt

Integrasi persamaan ini menghasilkan:


XA

C Ao

C Ao
C Ao V
dX A

ln 1 A X A
ln kt
1 A X A A
A Vo

Reaksi berorde nol


101

Klarifikasi sebuah reaksi orde nol yang diselenggarakan


pada sebuah sistem bervolum tak tetap dapat dilakukan
dengan mengalurkan data ln(1+AXA) atau ln(V/Vo)
terhadap t.

Data ini valid jika kurva membentuk garis linear


dengan koefisien arah (kA/CAo).

Contoh 6: Proses Imaginer


102

Sebuah reaksi oksidasi etanol fasa gas:


k
C2 H 5OH 1 2 O2
C2 H 4 O H 2O

r 1,89CEth mol/l.menit
atau
2
r 1,89CEth
mol/l.menit

diselenggarakan dalam sebuah reaktor partaian berpiston bertekanan


tetap 15 atm pada temperatur 400 oC. Perkirakan waktu yang dibutuhkan
untuk mengkonversikan etanol sebesar 60% jika laju reaksi berorde satu
dan dua. Diketahui volume reaktor mula-mula 10 liter. Campuran gas ideal
awal berupa 6%-mol etanol dalam udara (80% N2 + 20% O2).

lets imagine
103

Gas ideal, sehingga jumlah mol mula-mula:

1510

POVO
nO

2, 71 mol
RTO 0, 082 273 400
Jumlah mol etanol, nEth,O
Konsentrasi etanol, CEth,O

= 6% x 2,71 = 0,1626 mol


= 0,01626 mol/liter

Jumlah mol udara

= 2,71 0,1626 = 2,5474 mol

Jumlah mol O2, nOxy


Jumlah mol N2, nNit

= 0,2 x 2,5474 = 0,5095 mol


= 0,8 x 2,5474 = 2,0379 mol

and imagine, deeper!


Orde satu!
104

rEth

CEth,o
1 Eth X Eth

dX Eth
kCEth
dt

Karena volume sistem berubah setiap saat, maka persamaan ini dapat ditulis:

rEth

CEth,o
1 Eth X Eth

Integrasi

dX Eth kCEth,o 1 X Eth

dt
1 Eth X Eth

kt

X Eth

dX Eth
ln 1 X Eth
1 X Eth

105

ln 1 0, 6
t
0, 48 menit
1,89

Orde dua !!
106

rEth

XA

CEth,o
1 Eth X Eth

1 Eth X Eth

1 X
0

Eth

dX Eth

1 X Eth
dX Eth
2
2
kCEth kCEth,o

dt
1 Eth X Eth

1 Eth X Eth

1 X Eth

Eth

ln 1 X Eth kCEth,ot

But its easy!


107

Eth

2 1 12 0,1626

nA 0

0, 03
Eth n0 nI
1
2, 71

1 1 Eth X Eth
t
Eth ln 1 X Eth

kCEth ,o 1 X Eth

1 0, 03 0, 6

1
t
0, 03ln 1 0, 6

1,89 0, 01626 1 0, 6

t 47,1 menit

Dasar Perancangan
Reaktor Partaian
108

Ukuran dan jenis reaktor berdasarkan spesifikasi


operasi dan tujuan obyektif perancangan.
Titik awal dari sebuah proses perancangan adalah
peneracaan massa, baik neraca massa total
maupun neraca massa seluruh komponen.

109

Laju pembentukan Laju akumulasi


komponen A akibat massa komponen A

reaksi kimia
dalam ruang tilik

rA V n AO
t n Ao

XA

dX A
dt

dX A
rA V

Persamaan perancangan Reaktor


Partaian

1/(-rA)V

Luas bidang di bawah


kurva = t/n Ao

0
110

XA

Volum Media Reaksi Tetap


111

t C Ao

XA

CA

dX A
dC A

rA

r
A
C Ao

Volum Media Reaksi Berubah


112

t n Ao

XA

C Ao
dX A

rA Vo 1 A X A

XA

dX A
rA 1 A X A

Vous aimerez peut-être aussi