Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Mastitis merupakan suatu proses peradangan pada satu atau lebih segmen
payudara yang mungkin di sertai infeksi atau tanpa infeksi. mastitis merupakan
masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui. Di perkirakan 3-20% ibu
menyusui dapat mengalami mastitis dan Sebagian besar mastitis terjadi dalam
6 minggu pertama setelah bayi lahirpaling sering minggu ke-2 dan ke-3.
(Alasiry, 2012).
Studi terbaru menunjukan kasus mastitis meningkat hingga (12-35%) pada
ibu yang puting susunya pecah-pecah dan tidak terobati dengan antibiotic.
Namun minum antibiotic pada saat putting susunya bermasalah kemungkinan
untuk terkena mastitis hanya sekitar 5%.Menurut penelitian Morton
mendefenisikan bahwaKasus mastitis terjadi pada tahun pertama seusai
persalinan yakni sekitar ( 17,4%) dan sekitar 41% kasus mastitis justru terjadi
pada bulan pertama setelah melahirkan. Masalah payudara yang sering terjadi
pada masa nifas sebenarnya dapat di cegah dengan dilakukanya perawatan
payudara sebelum dan sesudah melahirkan.( Setia Ningrum 2009).
Perawatan
yang
dilakukan
terhadap
payudara
bertujuan
untuk
B.
ASKEP
Tujuan Penulisan
Hal.1
1. Tujuan Umum
Meningkatnya pengetahuan mahasiswa tentang penyakit mastitis /
peradangan payudara dengan pendekatan proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah menulis diharapkan mahasiswa mampu:
a. Melakukan pengkajian secara baik terhadap pasien dengan gangguan
b.
mastitis.
Menegakan diagnosa keperawatan
yang
mendokumentasikan.
BAB II
PEMBAHASAN
ASKEP
Hal.2
telah
di
lakukan
dan
2. Klasifikasi mastitis
Menurut Prawiro hardrjo 2006 Mastitis dibedakan berdasarkan tempatnya
di bedakan menjadi 3.
a. Mastitis yang menyebabkan absesdi bawah areola mammae
b. Mastitis di tenggahmammae. Yang menyebabkan abses di tempat itu.
c. Mastitis pada jaringan di bawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang
menyebabkan abses di antara mamma dan otot-ototdibawahnya.
ASKEP
Hal.3
3. Etiologi
Menurut WHO, 2003, Penyebab utama mastitis ada 2 yaitu stasis ASI
dan Infeksi. Stasis ASI merupakan penyebab primer yang dapat di sertai
dapat berkembang menuju infeksi.
Gunter pada tahun 1958,menyimpulkan dari pengamatan klinis bahwa,
mastitis di akibatkan stagnasi ASI di dalam payudara dan bahwa
pengeluaran ASI yang efisien dapat mencegah hal tersebut.Ia mengatakan
bahwa infeksi bila terjadi bukan primer tetapi, diakibatkan oleh stagnasi
ASI sebagai media pertumbuhan bakteri.
Bobak lowdermikjensen, 2004 & Anonim, 2007. Infeksi Payudara
biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak di temukan pada kulit
normal ( Staphillo coccus aureus).Bakteri biasanya berasal dari mulut bayi
dan masuk kedalam saluran air susu melaluiretakan atau robekan dari
kulit( biasanya pada putting susu).Perubahan hormonaldidalam tubuh
wanitamenyebabkan
mati.Saluran
penyumbatan
yangterlambat
saluran
menyebabkan
airsusuoleh
payudara
sel-sel
lebih
muda
mengalami infeksi.
4. Penyebab terjadinya mastitis menurut Saleha 2009 adalah sebagai berikut
Payudara bengkak yang tidakdisusui secara adekuat akirnya menjadi
mastitis.
Putting susu
lecetakan
memudahkan
masuknya
kuman
dan
ASKEP
Hal.4
PATWAY.
Puting susu lecet atau luka,Personal hygiene,
Bakteri Staphilacoccus
Mastitis.
ASKEP
Hal.5
Statis ASi
Abses
Ditangani, Dengan
Antibiotik
proses infeksi.
b.Ansietas atau harga diri rendah/ atau gangguan citra diri
yang b/ d akibat infeksi jangka panjang.
c. Resiko tinggi gangguan peran menjadi orang tua yang b/d
infeksi
ulang, dan
penatalaksanaan
dan
penyebab infeksi.
6. Gambaran klinis
Menurut Bahiyatun, 2008.Tanda mastitis bengkak, nyeri seluruh
payudaraatau nyeri lokalkemerahan pada seluruh payudara atau hanya local,
payudara keras atau berbenjol-benjol, panas badan dan rasa sakit umum.
7. Komplikasi
Penanganan mastitis karena terjadinya infeksi pada payudara tidak
sempurnah maka infeksi akan makin berat sehingga terjadi abses dengan
tanda payudara berwarna merah mengkilat dari sebelumnya. Saat baru
terjadi radang ibu merasa lebih sakit.benjolan lebih lunak karena berisi
nanah ( Suherni 2009).
ASKEP
Hal.6
8. Penatalaksanaan
Menurut Varney, 2007. Penatalaksanaan mastitis adalah sebagai berikut:
Seringnya menyusi dan mengosongkan payudara untuk mencegah
statis.
Memakai bra/ BH dengan penyangga tetapi tidak terlalu smpit.jangan
mengunakan bra/BH yang mengunakan kawat dibawahnya.
Perhatian yangcermat untuk Mencucui tangan dan merawat payudara.
Pengompresan degan Air Hangat pada area yang efektif pada saat
menyususiuntuk memfasilitasi aliran susu.
Anti
biotic
Penisilinejenis
Penisilinase
cephalosporin.Eritromicindapat
resisten
digunakanjikaalergi
atau
terhadap
penisiline.
9. Pemeriksaan yang dilakukan
a. Pemeriksaan kultur
b. Pemeriksaan mammografi
c. Ultrasonografi.
10. Pencegahan
Menurut Bahiyatun ( 2008) pencegahan mastitis meliputi.
Perawatan payudara pasca natal secara teratur untuk menghindari
terjadinya statis aliran ASI
Posisi menyusui yang di ubah.
Mengunakan bra/ BH yang menyangga dan membuka bra tersebut
ketika terlelu menekan payudara.
Susukan dengan adekuat.
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pendekatan untuk memperoleh data yang akurat.
a. Biodata.
Identitas.
Identitas klien meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin,
pendidikan, tanggal masuk rumah sakit, tanggal pengkajian, No
register, dan diagnosa medis.
b. Keluhan utama
yaitu keluhan sampai px membutuhkan perawatan. Keluhan dapat
berupa adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit
berwarna merah,mengeras, bengkak,dan nyeri.
c. Riwayat
Menurut bobak lowdermilk Jensen 2004, Faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan dan penatalaksanaan PMS selama massa
ASKEP
Hal.7
ASKEP
Hal.8
2004Diagnosa
keperawatan
penatalaksanaan
medis.Diagnosa
keperawatanuntuk
pasien
ASKEP
Hal.9
c. Ansietas atau harga diri rendah/ atau gangguan citra diri yang
berhubungandengan akibat infeksi jangka panjang.
d. Resiko tinggi gangguan peran menjadi orang tua yang berhubungan
dengan rasa takut terhadap penyebaran infeksi ke bayi baru lahir.
3. Perencanaan Intervensi dan Rasional
a. Nyeri/ kerusakan integritas jaringan yang berhubungan dengan Pengaruh
proses infeksi.
Tujuan: Nyeri teratasi
Kreteria Hasil:
Suhu menurun
Payudara tidak bengkak lagi
Lunak, danNyeri mulai berkurang
Intervensi keperawatan dan Rasionalnya
1) Kaji keluhan nyeri, lokasi, lamanya dan intensitas
Rasional : Membantu dalam menentukan identifikasi derajat , ketidak
nyamanan dan dapat diberi terapi yang tepat.
2) Lakukan kompres hangat
Rasional : Kompres hangat dapat menyebabkan vasodilatasi sehingga
aliran darah lancar.
3) Anjurkan klien untuk melakukan perawatan payudara
Rasional : Dengan perawatan yang benar dan konsisten (tepat) dapat
mengurangi rasa nyeri.
4) Anjurkan klien utnuk tidak menggunakan penyangga yang terlalu ketat
Rasional : Penyanggayang ketat dapat menimbulkan rasa nyeri
5) Kolaborasidalam pemberian analgetikdan antibiotic
Rasional : Antibiotik untuk implamasi dan analgetik untuk mengurangi
nyeri
6) Kolaborasi dalam melakukan insisiden biopsy jika ada abses
Rasional : Untuk mengurangi abses dan proses penyembuhan
b. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan transmisi/ pencegahan
infeksi/ infeksi ulang, danpenatalaksanaan dan penyebab infeksi.
Tujuan: Klien mengetahui informasi tentang penyakitnya
Kriteria hasil:
ASKEP
Hal.10
Hal.11
5. Evaluasi
MenurutMaerlyn. E.2000, Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam
proses keperawatan yang merupakan kegiatatn terus menerus yang melibatkan
Klien, Perawat dan Tim kesehatan yang lain.
Tujuan evaluasi adalah:
a. Untuk menilai apakah tujuan dalam rencana dalam keperawatan tercapai
atau tidak.
b. Untuk melakukan pengkajian ulang.
c. Untuk dapat menilai apakah tujuan ini tercapai atau tidak dapat dibuktikan
dengan prilaku klien.
ASKEP
Hal.12
BAB III
ASKEP
Hal.13
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Mastitis adalah suatu inflamasi atau infeksi jaringan payudara dan terjadi
paling umum pada payudara wanita yang menyusui, meskipun hal ini dapat
terjadi pada wanita yang tidak menyusui. (Brunner &.suddarth, Edisi 8: vol. 2).
Mastitis merupakan suatu prosesperadangan padasatu atau lebih segmen
payudara yang mungkin di sertai infeksi atau tanpa infeksi.mastitis merupakan
masalah yang sering dijumpai pada ibu menyusui.
Diperkirakan 3-20% ibu menyusui dapat mengalami mastitis dan Sebagian
besar mastitis terjadi dalam 6 minggu pertama setelah bayi lahir paling sering
minggu ke-2 dan ke-3. (Alasiry,2012).
Mastitis adalah infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap
bahkan dapat berkembang menjadi abses.(Mansjoer 2005).
Mastitis adalah peradangan payudara yang di sebabkan oleh kuman
terutama Stapillo Coccus melalui luka pada putting susu dan peradangan darah.
( Prawiro hardjo, 2006) .
Klasifikasi mastitis , Menurut Prawiro hardrjo 2006 Mastitis dibedakan
berdasarkan tempatnya di bedakan menjadi.Mastitis yang menyebabkan abses
di bawah areola mammae, Mastitis di tenggah mammae. Yang menyebabkan
abses di tempat itu, Mastitis pada jaringan di bawah di bawah dorsal dari
kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses di antara mamma dan ototototdibawahnya.
Menurut WHO, 2003,Penyebabutama mastitis ada 2 yaitu stasis ASI dan
Infeksi.Stasis ASI merupakan penyebab primer yang dapat di sertai dapat
berkembang menuju infeksi.
Gunter pada tahun 1958,menyimpulkan dari pengamatan klinis bahwa,
mastitis di akibatkan stagnasi ASI di dalam payudara dan bahwa pengeluaran
ASI yang efisien dapat mencegah hal tersebut.Ia mengatakan bahwa infeksi
ASKEP
Hal.14
bila terjadi bukan primer tetapi, diakibatkan oleh stagnasi ASI sebagai media
pertumbuhan bakteri.
Bobak lowdermik jensen, 2004&(Anonim, 2007.Infeksi Payudara
biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak di temukan pada kulit normal (
Staphillo coccus aureus). Bakteri biasanya berasal dari mulut bayi dan masuk
kedalam saluran air susu melalui retakan atau robekan dari kulit ( biasanya
pada putting susu). Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan
penyumbatan
Ibuyang dietnya
buruk kurang istirahat dan anemia akan mudah terkena infeksi, Bra/ BH Yang
terlalu ketat mengakibatkan segmental engorgement jikatidak di susui dengan
adekuat. Maka bisa terjadi mastitis.
Tingkat penyakit ini ada dua yakni tingkat awal peradangan dan tingkat
abses. Padaperadangan dalam taraf permulaan penderita hanya merasa nyeri
setempat, taraf ini cukup memberi support mamae itu dengan kain tiga segi,
supaya
tidak
mengantung
yang
memberikan
rasanyeri
Infeksiinfeksi
bacterial( mastitis) sering terjadi pada pasca partum semasa awal laktasi jika
organismeBakteri (staphylococcus aereus) dapat masuk ke subcutaneous
limphatic dan mencapai jaringan payudara melalui fisura pada putting atau
ASKEP
Hal.15
erosi atau penyumbatan duct dapat mencetus proses infeksi. Fissura puting
yang terinfeksi merupakan lesi awal tetapi sistem kantong/duct terjadi
kemudian. Peradangan dan pembesaran payudara akan menghambat aliran
air susu ke lobus, biasanya regional kemudian general yang menyebabkan
mastitis. Inflamasi bisa terjadi selama proses laktasi. Duktus menjadi
tersumbat sehingga pengeluaran air susu tidak sempurna. Akhirnya terjadi
bendungan (ASI tidak mengalir/statis), ASI kembali ke area tergenang maka
terjadi abses.
Menurut Bahiyatun, 2008. Tanda mastitis bengkak, nyeri seluruh
payudara atau nyeri lokal kemerahan pada seluruh payudara atau hanya
local, payudara keras atau berbenjol-benjol, panas badan dan rasa sakit
umum.
Penanganan mastitis karena terjadinya infeksi pada payudara tidak
sempurnah maka infeksi akan makin berat sehingga terjadi abses denagn
tanda payudara berwarna merah mengkilat dari sebelumnya. Saat baru
terjadi radang ibu merasa lebih sakit.benjolan lebih lunak karena berisi
nanah ( Suherni 2009).
Menurut Varney, 2007. Penatalaksanaan mastitis adalah sebagaiberikut:,
Seringnya menyusi danmengosongkan payudara untuk mencegah statis,
Memakai bra/ BHdengan penyangga tetapi tidak terlalu smpit.Jangan
mengunakan bra/ BH yang mengunakan kawat dibawahnya, Perhatian yang
cermat
untuk
Mencucui
tangan
dan
merawat
payudara,
pada saat
Pemeriksaan
kultur,
Pemeriksaan
ASKEP
Hal.16
B. SARAN
Mencegah lebih dari pada mengobati. Oleh karena itu Pencegahan dan
perawatan putting susu pada massa laktasi merupakan usaha penting untuk
mencegah mastitis. Perawatan dengan cara membersihkan puting dengan
minyak dan air hangat sebelum dan sesudah menyususi untuk menghilangkan
kerak dan susu yang sudah mengering.
Bila ada retak atau luka pada puting sebaiknya bayi jangan menyusu pada
bagian payudara yang sakit sampai luka sembuh.asi di keluarkan dengan
pemijatan.
DAFTAR PUSTAKA
ASKEP
Hal.17
ASKEP
Hal.18