Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
95
teratur. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Al-Quran Surat
ar-Rum Ayat 21.2
Negara Indonesia telah mengatur perihal perkawinan ini
dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (UU Perkawinan),
dilengkapi dengan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975
yaitu tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974
tentang Perkawinan (PP No. 9 Tahun 1975), dan Intruksi Presiden
Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam (KHI) dan
peraturan-peraturan lainnya mengenai perkawinan.
Pernikahan adalah suatu proses hukum, sehingga hal-hal
atau tindakan yang muncul akibat pernikahan adalah tindakan
hukum yang mendapat perlindungan secara hukum. Salah satu
kerangka awal untuk mendapatkan jaminan hukum dalam sebuah
perkawinan adalah dengan mencatatkannya kepada instansi yang
berwenang. Hal ini tidak hanya berlaku bagi orang yang beragama
Islam saja, melainkan juga bagi mereka yang beragama Kristen,
Katholik, Hindu maupun Budha.
Pada kenyataannya sering terjadi perkawinan yang tidak
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan UU Perkawinan.
Masyarakat tersebut beranggapan bahwa cukup melakukan
pernikahan sesuai dengan hukum agama saja perkawinan tersebut
sudah dianggap sah (perkawinan semacam ini biasa dikenal dengan
nikah sirri atau perkawinan di bawah tangan).
Perkawinan di bawah tangan adalah perkawinan yang sah
secara agama tetapi tidak sah secara hukum negara. Akibat hukum
terhadap anak yang lahir dari pernikahan sirri antara lain:
1. Sulitnya mendapatkan akta kelahiran karena pernikahan orang
tuanya tidak terdaftar.
2. Sulitnya mendapat perlindungan hukum dari negara.
3. Tidak dapat mendapatkan hak waris dari ayah biologisnya.3
Ada dua pendapat para pakar hukum berkaitan dengan
masalah ini. Pertama, ahli hukum yang berpegang pada cara
penafsiran Legisme (kebahasaan). Mereka berpendapat bahwa
perkawinan yang dilakukan menurut cara berdasarkan aturan
2
DEPAG RI, (1990) Al-Quran dan Terjemah, Jakarta, Mujamma Almalik Fahd Li Thibaati Al-Mush-haf Asy-Syarif, Hal. 121.
3
Abdul Manan, (2008) Aneka Masalah Hukum Perdata di Indonesia.
Kencana Prenada Media group, Jakarta, Hal. 84.
96
97
98
99
100
101
102
103
104
105
106
118
107
108
109