Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Paru-paru merupakan unsur elastis yang akan mengempis seperti balon dan
mengeluarkan semua udaranya melalui trakea bila tidak ada kekuatan untuk
mempertahankan pengembangannya. Paru-paru sebenarnya mengapung dalam rongga
toraks, dikelilingi oleh suatu lapisan tipis cairan pleura yang menjadi pelumas bagi
gerakan paru-paru di dalam rongga. Jadi pada keadaan normal rongga pleura berisi
sedikit cairan dengan tekanan negatif yang ringan(2).
Hematothoraks atau hemothoraks adalah akumulasi darah pada rongga
intrapleura. Perdarahan dapat berasal dari pembuluh darah sistemik maupun
pembuluh darah paru, dan pada trauma yang tersering perdarahan berasal dari arteri
interkostalis dan arteri mammaria interna. Hemothoraks adalah adanya darah pada
rongga pleura. Perdarahan mungkin berasal dari dinding dada, parenkim paru,
jantung, atau pembuluh darah besar(5).
Penyebab hemothoraks yang paling banyak adalah trauma tajam (tusukan benda
tajam). Kelompok usia terbanyak yang menderita hemothoraks adalah pada rentang
umur 20-40 tahun karena usia tersebut termasuk usia produktif yang selalu dekat
dengan trauma. Laki-laki biasanya lebih sering daripada wanita dengan perbandingan
4:1.
Sesuai perkembangan di bidang pulmonologi telah banyak dikerjakan pendekatan
baru berupa tindakan torakotomi, ternyata memberikan banyak keuntungan pada
pasien-pasien yang mengalami hemothoraks di bagian anterior dan posterior, oleh
karena kemungkinan melukai pembuluh darah besar, struktur hilus dan jantung yang
potensial menjadi tamponade jantung. Torakotomi harus dilakukan oleh ahli bedah,
atau dokter yang sudah berpengalaman dan sudah mendapat latihan.
Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan tinjauan pustaka (referat) ini adalah untuk mengetahui
definisi dari hematothoraks, serta cara menegakkan diagnosa hematothoraks secara
tepat sesuai jenis dan luasnya hematothoraks, karena hal tersebut akan berpengaruh
pada penanganannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Thorax
Thorax adalah bagian atas batang tubuh yang terletak antara leher dan abdomen.
Cavitas thoracis yang dibatasi oleh dinding thorax, berisi thymus, jantung, paru-paru,
bagian distal trachea dan bagian besar oesophagus(2).
Dinding Thorax
Dinding thorax terdiri dari kulit, fascia, otot, saraf, dan tulang.
Kerangka Dinding Tulang
Kerangka dinding thorax membentuk sangkar dada osteokartilaginosa yang
melindungi jantung, paru-paru, dan beberapa organ abdomen (misalnya hepar).
kerangka thoraks terdiri dari
-
Fovea costalis pada corpus vertebra untuk bersendi dengan caput costae
Fovea costalis pada processus transversus untk bersendi dengan tuberculum
Costa VIII sampai costa X adalah costa tak sejati (vertebrokondral) karena
cartilafo masing-masing costa melekat kepada cartilago costalis tepat di
atasnya.
Costa XI dan XII adalah costa bebas atau costa melayang karena ujung
cartilago costalis masing-masing costa berakhir dalam susunan otot abdomen
dorsal.
Cartilago costalis memperpanjang costa ke arah ventral dan turut menambah
kelenturan dinding thorax. Cartilago costalis VII sampai cartilago costalis X terarah
ke kranial dan bersatu untuk membentuk angulus infrasternalis dan arcus costarum
pada kedua sisi. Costa berikut carilago costalisnya terpisah satu sama lain oleh
spatium intercostalis yang berisi musculus intercostalis, arteria intercostalis, vena
intercostalis, dan nervus intercostalis.
tajam menurut garis yang disebut garis refleksi pleural. Ini terjadi pada peralihan
pleura kostal menjadi pleura mediastinal di sebelah ventral dan dorsal, dan pada
peralihan pleura kostal menjadi pleura difragmatik di sebelah kaudal. Pada radix
pulmonis terjadi peralihan pula antara lembar pleura visceralis dan pleura parietalis;
sebuah duplikatur pleura parietalis yang dikenal sebagai ligamentum pulmonale
tergantung ke arah kaudal di daerah ini.
Paru-Paru
Paru-paru normal bersifat ringan, lunak, dan menyerupai spons. Paru-paru
juga kenyal dan dapat mengisut sampai sekitar sepertiga besarnya, jika cavitas
thoracis dibuka. Paru-paru kanan dan kiri terpisah oleh jantung dan pembuluh darah
besar dalam mediastinum medius. Paru-paru berhubungan dengan jantung dan
trachea melalui struktur dalam radix pulmonis. Radix pulmonis adalah daerah
peralihan pelura visceralis ke pleura parietalis yang menguhubungkan fascies
mediastinalis paru-paru dengan jantung dan trachea. Hilum pulmonis berisi brinchus
principalis, pembuluh pulmonal, pembuluh bronkial, pembuluh limfe dan saraf yang
menuju ke paru-paru atau sebaliknya.
Fissura horizontalis dan fissura obliqua pada pleura visceralis membagi paruparu menjadi lobus-lobus. Masing-masing paru-paru memiliki puncak (apex), tiga
permukaan (fascies costalis, fascies mediastinalis, dan fascies diaphragmatica), dan
tiga tepi (margo superior, margo inferior, dan margo anterior). Apex pulmonis ialah
ujung kranial yang tumpul dan tertutup oleh pleura servikal. Apex pulmonis dan
pleura servikal menonjol ke kranial (2-3 cm) melalui apertura thoracis superior ke
dalam pangkal leher. Karenanya, bagian-bagian ini dapat mengalami cedera karena
luka pada leher, sehingga terjadi pneumothorax(2).
Fisiologi Thorax
Rongga thorax dapat dibandingkan dengan suatu pompa tiup hisap yang memakai
pegas, artinya bahwa gerakan inspirasi atau tarik napas yang bekerja aktif karena
kontraksi otot intercostalis menyebabkan rongga thorax mengembang,sedangkan
tekanan negatif yang meningkat dalam rongga thorax menyebabkan mengalirnya
udara melalui saluran napas atas ke dalam paru. Sebaliknya, mekanisme ekspirasi
atau keluar napas, bekerja pasif karena elastisitas/daya lentur jaringan paru ditambah
2.
3.
4.
mekanisme
HEMATOTHORAKS
A. Definisi
Penimbunan darah di dalam kavitas pleural disebut hemotoraks; bila
disertai dengan pneumotorasks disebut hemopneumothoraks. Penyebab
hemotoraks mencakup trauma, efusi keganasan, pneumotoraks spontan,
dimana terjadi perlekatan dan jaringan paru robek serta tindakan bedah toraks
atau jantung.
Pada pasien hemothoraks steril, darah bisa diabsorpsi dengan terapi
konservatif. Tetapi pada hemotoraks terinfeksi atau disertai dengan udara,
10
1.
2.
3.
11
4.
5.
pembuluh darah interkostal atau arteri mamaria internal yang disebabkan oleh
trauma tajam atau trauma tumpul. Dislokasi fraktur dari vertebra torakal juga
dapat menyebabkan terjadinya hemotoraks. Biasanya perdarahan berhenti
spontan dan tidak memerlukan intervensi operasi. Hemotoraks akut yang cukup
banyak sehingga terlihat pada foto toraks, sebaiknya diterapi dengan selang dada
kaliber besar. Selang dada tersebut akan mengeluarkan darah dari rongga pleura,
mengurangi resiko terbentuknya bekuan darah di dalam rongga pleura, dan dapat
dipakai dalam memonitor kehilangan darah selanjutnya. Evakuasi darah atau
cairan juga memungkinkan dilakukannya penilaian terhadap kemungkinan
terjadinya ruptur diafragma traumatik. Walaupun banyak faktor yang berperan
dalam memutuskan perlunya indikasi operasi pada penderita hemotoraks, status
fisiologi dan volume darah yang kelura dari selang dada merupakan faktor
utama. Sebagai patokan bila darah yang dikeluarkan secara cepat dari selang
dada sebanyak 1.500 ml, atau bila darah yang keluar lebih dari 200 ml tiap jam
untuk 2 sampai 4 jam, atau jika membutuhkan transfusi darah terus menerus,
eksplorasi bedah herus dipertimbangkan.
Traumatik
Trauma tumpul
Nontraumatik / spontan
Neoplasma
Komplikasi antikoagulan
12
DLL
C. Patofisiologi
Trauma tumpul /
penetrasi pada dada
Nyeri akut
Volume
darah
Perdarahan
Akumulasi darah
pada rongga pleura
Syok
hipovolemik
Defisit volume
cairan
Hipotensi
Pergeseran mediastinum
pada sisi yang tidak terkena
Ventilasi
Oksigenasi
Hipoksia
D. Diagnosis
13
Ketidakefektivan
pola napas
dapat muncul pada pasien yang kehilangan 30% atau lebih volume darah
Respon respiratori
Akumulasi darah pada pleura dapat menggangu pergerakan napas. Pada
kasus trauma, dapat terjadi gangguan ventilasi dan oksigenasi, khususnya
jika terdapat injuri pada dinding dada. Akumulasi darah dalam jumlah yang
besar dapat menimbulkan dispnea.
PEMERIKSAAN FISIK :
Inspeksi
: ketinggalan gerak
Perkusi
rendah
Auskultasi : vesikuler
Tachypnea
14
Selain dari pemeriksaan fisik hemotoraks dapat ditegakkan dengan rontgen toraks
akan didapatkan gambaran sudut costophrenicus menghilang, bahkan pada
hemotoraks masif akan didapatkan gambaran pulmo hilang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Rontgen Thorax
Menunjukkan akumulasi cairan pada area pleura
Dapat menunjukkan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)
b. GDA
Tergantung dari derajat fungsi paru yang dipengaruhi, gangguan mekanik
pernapasan, dan kemampuan mengkompensasi
PaCO2 mungkin normal atau menurun
Saturasi oksigen biasanya menurun
c. Torasentesis
Menunjukkan darah/cairan serosanguinosa (hemothoraks)
d. Full blood count
Hb menurun
Hematokrit menurun
DERAJAT PERDARAHAN
a) Perdarahan derajat I (kehilangan darah 0-15%)
Tidak ada komplikasi, hanya terjadi takikardi minimal.
Biasanya tidak terjadi perubahan tekanan darah, tekanan nadi, dan
frekuensi pernapasan.
Perlambatan pengisian kapiler lebih dari 3 detik sesuai untuk
kehilangan darah sekitar 10%.
15
E. Diagnosis banding
KONDISI
PENILAIAN
16
Deviasi Tracheal
Distensi vena leher
Tension pneumothorax
Hipersonor
Bising nafas (-)
Deviasi Tracheal
Vena leher kolaps
Massive hemothorax
Perkusi : dullness
Bising nafas (-)
Distensi vena leher
Bunyi jantung jauh dan lemah
Cardiac tamponade
EKG abnormal
F.
G.
Komplikasi
Kegagalan pernapasan
Kematian
Fibrosis atau parut dari membran pleura
Syok
Penatalaksanaan
Tujuan utama penatalaksanaan hematothoraks adalah untuk menstabilkan
pasien, menghentikan pendarahan, dan menghilangkan darah dan udara dalam
17
Primary Survey
Airway
Assessment :
perhatikan patensi airway
dengar suara napas
perhatikan adanya retraksi otot pernapasan dan gerakan dinding
dada
Management :
inspeksi orofaring secara cepat dan menyeluruh, lakukan chin-lift
Breathing
Assesment
Periksa frekwensi napas
Perhatikan gerakan respirasi
Palpasi toraks
Auskultasi dan dengarkan bunyi napas
Management:
Lakukan bantuan ventilasi bila perlu
Lakukan tindakan bedah emergency
untuk
atasi
tension
19
WSD adalah suatu sistem drainase yang menggunakan air. Fungsi WSD
sendiri adalah untuk mempertahankan tekanan negatif intrapleural. Macam
WSD antara lain:
WSD aktif
continous suction, gelembung berasal dari udara sistem
WSD pasif
gelembung udara berasal dari cavum toraks pasien
3. Thoracotomy
Tindakan ini dilakukan bila dalam keadaan:
a. Jika pada awal hematotoraks sudah keluar 1500ml, kemungkinan besar
penderita tersebut membutuhkan torakotomi segera.
b. Pada beberapa penderita pada awalnya darah yang keluar < 1500ml,
tetapi perdarahan tetap berlangsung terus.
c. Bila didapatkan kehilangan darah terus menerus sebanyak 200cc / jam
dalam waktu 2 4 jam.
d. Luka tembus toraks di daerah anterior, medial dari garis puting susu atau
luka di daerah posterior, medial dari scapula harus dipertimbangkan
kemungkinan diperlukannya torakotomi karena kemungkinan melukai
pembuluh darah besar, struktur hilus atau jantung yang potensial menjadi
tamponade jantung
Tranfusi darah diperlukan selama ada indikasi untuk torakotomi. Selama
penderita dilakukan resusitasi, volume darah awal yang dikeluarkan dengan
chest tube dan kehilangan darah selanjutnya harus ditambahkan ke dalam
cairan pengganti yang akan diberikan. Warna darah (arteri / vena) bukan
merupakan indikator yang baik untuk di pakai sebagai dasar dilakukannya
torakotomi
Torakotomi sayatan dapat dilakukan di samping, di bawah lengan
(aksilaris torakotomi); di bagian depan, melalui dada (rata-rata sternotomy);
miring dari belakang ke samping (posterolateral torakotomi); atau di bawah
payudara (anterolateral torakotomi) . Dalam beberapa kasus, dokter dapat
membuat sayatan antara tulang rusuk (interkostal disebut pendekatan) untuk
20
meminimalkan memotong tulang, saraf, dan otot. Sayatan dapat berkisar dari
hanya di bawah 12.7 cm hingga 25 cm
BAB III
KESIMPULAN
Hematothoraks merupakan suatu keadaan dimana rongga pleura terisi oleh
darah, sehingga menyebabkan pendesakan terhadap jaringan paru yang menimbulkan
gangguan dalam pengembangannya terhadap rongga dada saat proses respirasi. Oleh
karena itu, pada pasien sering mengeluhkan adanya sesak napas dan nyeri dada.
Hematothoraks dibagi tiga yaitu, hematothoraks ringan, sedang, berat.
Dalam menentukan diagnosis hematothoraks ditemukan dari penampakan
klinis yang sesuai dengan besarnya perdarahan atau jumlah darah yang terakumulasi.
Perhatikan adanya tanda dan gejala instabilitas hemodinamik dan depresi pernapasan.
Selain itu, kita dapat melihat dari pemeriksaan rontgen thorax dimana terlihat
bayangan difus radio-opak pada seluruh lapangan paru dan bayangan air-fluid level
hanya pada hematopneumotoraks. Tetapi, pemeriksaan rontgen ini dilakukan dengan
syarat pasien harus dalam keadaan stabil.
Pada prinsipnya, penanganan hematothoraks adalah evakuasi darah dan
mencegah pengembangan paru secepatnya serta penanganan hemodinamik segera
untuk menghindari kegagalan sirkulasi.
Untuk
hematothoraks
yang
berat
dapat
dilakukan
tindakan
21
DAFTAR PUSTAKA
1) IKABI, ATLS, American College of Surgeon, edisi ke 6, tahun 1997.
2) Moore KL. Anatomi Klinis Dasar. Jakarta : Penerbit Hipokrates ; 2002.
3) Magerman, Y. 2010. Pneumothorax/Hemothorax. Lecturer notes Cape
Peninsula University of Technology Faculty of Health & Wellness Science.
Paper 25. http://dk.cput.ac.za/hw_lnotes/25.
4) Sub Bagian Bedah Thoraks Bagian Ilmu Bedah FK-USU / RS HAM / RS
Pirngadi
Medan.
Hemothoraks
2000.
antara
Pengamatan
WSD
dan
Hasil
Continous
Penanganan
Suction
Evakuasi
Drainage.
http://www.scribd.com/doc/56222226/HEMOTHORAKS.
5) Mancini.2011.Hemothoraks. http://emedicine.medscape.com/article/2047916overview.
6) Syamsu Hidayat,R Dan Wim De Jong, Buku Ajar Bedah, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta,tahun 2004.
22