Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
System kardiovaskular merupakan suatu system transport tertutup yang terdiri atas
jantung, komponen darah, dan pembuluh darah (Muttaqin, 2009). Fungsi system
kardiovaskuler adalah memberikan dan mengalirkan suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh
jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses metabolisme. Secara normal setiap
jaringan dan organ tubuh akan menerima aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga
jaringan dan organ tubuh menerima nutrisi dengan adekuat. System kardiovaskular yang
berfungsi sebagai system regulasi melakukan mekanisme yang bervariasi dalam merespons
seluruh aktivitas tubuh. Pada keadaan tertentu, darah akan lebih banyak dialirkan pada
organ-organ vital seperti jantung dan otak untuk memelihara system sirkulasi organ
tersebut.
Jantung berfungsi melakukan sirkulasi darah ke seluruh tubuh. Proses sirkulasi ini
akan bekerja dengan baik jika proses pemompaan berlangsung dengan baik. Jika
pemompaan ini tidak sempurna, distribusi oksigen akan menurun yang dikompensasi oleh
jantung dengan meningkatkan kecepatan respirasi. Apabila proses kompensasi terjadi terus
menerus, pada akhirnya jantung akan gagal melakukan pemompaaan. Pompa jantung
bekerja melalui tahapan yang disebut siklus jantung yang terdiri dari sistol dan diatol
(Ronny,dkk., 2008).
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir
mencapai semua jaringan tubuh manusia. Tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada
waktu jantung menguncuo (sistol). Adapaun tekanan darah diastolic adalah tekanan darah
pada saat jantung mengendor kembali(diastole). Tekanan darah manusia dapat digolongkan
menjadi tiga kelompok, yaitu tekanan darah rendah(hipotensi), normal(normotensi), dan
tinggi (hipertensi)(Gunawan, 2001).
1.2.3
1.2.4
1.2.5
1.2.6
1.2.7
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi hipertensi;
1.3.2 Mengetahui etiologi hipertensi;
1.3.3 Mengetahui patofisiologi hipertensi;
1.3.4 Mengetahui tanda dan gejala penyakit hipertensi;
1.3.5 Mengetahui prosedur diagnostik hipertensi;
1.3.6 Mengetahui penatalaksanaan penyakit hipertensi;
1.3.7 Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan hipertensi.
Hipertensi merupakan penyebab utama gagal jantung, stroke, dan gagal ginjal.
Disebut sebagai pembunuh diam-diam karena orang dengan hipertensi sering tidak
menampakkan gejala. Separuh orang yang menderita hipertensi tidak sadar akan
kondisinya. Begitu penyakit ini diderita, tekanan darah pasien harus dipantau dengan
interval teratur karena hipertensi merupakan kondisi seumur hidup.
2.2 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Hipertensi ini merupakan hipertensi yang tidak diketahui peyebabnya atau disebut
juga hipertensi idiopatik. Terdapat 95% kasus (Smeltzer&Bare, 2001). Banyak
faktor yang mempengaruhinya, seperti jenis kelamin, genetik, usia, lingkungan,
sistem reninangiotensin dan sistem saraf otonom.Faktor-faktor lainya yaitu
merokok, konsumsi garam berlebih, alkohol, obesitas, stres dan kurang
berolahraga/aktivitas fisik. (Lauralee, 2001; dalamRahmadani, 2011).
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi ini terdapat sekitar 5% kasus dari semua prevalensi hipertensi. Penyebab
spesifiknya diketahui, misalnya; penyakit ginjal (glomerulonefritis akut, nefritis
kronis, penyakit poliartritis, diabetes nefropati), penyakit endokrin (hipotiroid,
hiperkalsemia, akromegali), koarktasioaorta, hipertensi pada kehamilan, kelainan
neurologi, obat-obat dan zat-zat lain (Lauralee, 2001; dalamRahmadani, 2011).
dengan
level
insulin
yang
tinggi
yang
keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain
(Wiryowidagdo,2002; dalam Sagala, 2010). Kushartanti (2008) menyebutkan gejala
hipertensi yakni meliputi pusing, kaku tengkuk, kaku bahu, kesemutan, mual, lemas,
sakit pinggang dan sesak nafas.Menurut Smeltzer&Bare (2001) faktor yang
mempengaruhi gejala hipertensi yaitu adanya kerusakan/gangguan vaskuler dengan
manifestasi yang khas sesuai dengan sistem organ yang divaskularisasi.
Gejala hipertensi merupakan manifestasi klinis dari gangguan kenyamanan
yang dirasakan pasien. Pasien dapat menganggap sebuah gejala hipertensi sebagai
sebuah gangguan kenyamanan atau tidak bergantung dari beberapa faktor. Menurut
Potter&Perry (2005) beberapa faktor tersebut yaitu; usia, jenis kelamin, kebudayaan,
makna nyeri, perhatian, ansietas, keletihan, pengalaman sebelumnya, koping dan
dukungan sosial keluarga.
3. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana letak dan berapa luasnya,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
4. IUP: mengidentifikasikan penyebab hipertensi, seperti: batu ginjal dan perbaikan
5.
ginjal
Foto Thorax: dapat menunjukan destruksi kalsifikasi pada area katup dan
pembesaran jantung
10
11
2. Terapi Farmakologi
Ada 9 kelas obat antihipertensi . Diuretik, penyekat beta, penghambat enzim
konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor angiotensin (ARB), dan antagonis
kalsium dianggap sebagai obat antihipertensi utama. Obat-obat ini baik sendiri atau
dikombinasi, harus digunakan untuk mengobati mayoritas pasien dengan hipertensi
karena bukti menunjukkan keuntungan dengan kelas obat ini. Beberapa dari kelas
obat ini (misalnya diuretik dan antagonis kalsium) mempunyai subkelas dimana
perbedaan yang bermakna dari studi terlihat dalam mekanisme kerja, penggunaan
klinis atau efek samping. Penyekat alfa, agonis alfa 2 sentral, penghambat adrenergik,
dan vasodilator digunakan sebagai obat alternatif pada pasien-pasien tertentu
disamping obat utama.
Evidence-based medicine adalah pengobatan yang didasarkan atas bukti
terbaik yang ada dalam mengambil keputusan saat memilih obat secara sadar, jelas,
dan bijak terhadap masing-masing pasien dan/atau penyakit. Praktek evidence-based
untuk hipertensi termasuk memilih obat tertentu berdasarkan data yang menunjukkan
penurunan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular atau kerusakan target organ
akibat hipertensi. Bukti ilmiah menunjukkan kalau sekadar menurunkan tekanan
darah, tolerabilitas, dan biaya saja tidak dapat dipakai dalam seleksi obat hipertensi.
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, obat-obat yang paling berguna adalah
diuretik, penghambat enzim konversi angiotensin (ACEI), penghambat reseptor
angiotensin (ARB), penyekat beta, dan antagonis kalsium (CCB).
Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat
antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan. Penambahan
obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan
dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah melebihi
20/10 mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua
obat. Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik, terutama pada
pasien-pasien dengan diabetes, disfungsi autonomik, dan lansia.
12
3.1 Pengkajian
3.1.1 Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan merupakan pengkajian status kesehatan, baik status
kesehatan saat ini (riwayat penyakit sekarang), status kesehatan masa lalu
(riwayat penyakit dahulu), dan status kesehatan keluarga (riwayat penyakit
keluarga).
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Merupakan proses atau alur bagaimana keluhan bisa terjadi. Bila di
dalam keluhan utama tidak dijelaskan bagaiman bisa keluhan utama
dalam hipertensi itu muncul, maka di dalam riwayat penyakit sekarang
13
14
Pola NANDA
a. Pola Manajemen Kesehatan-Persepsi Kesehatan
Yang perlu dikaji:
Bagaimana klien dan keluarga menangani permasalahan hipertensi yang ada
misalnya obat apa yang diberikan saat tekanan darah pasien meningkat
Bagaimana pasien dan keluarganya mengontrol lingkungan yang mendukung
kesehatan
Riwayat hospitalisasi dan pembedahan
Apakah pasien sering memeriksakan tekanan darahnya
Sejauh mana pasien dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan yang
b.
c.
d.
15
Apakah klien menggunakan alat bantu seperti kruk atau tongkat akibat
f.
yang dimiliki
Keadaan fisik: segala sesuatu yang berkaitan dengan tubuh, yang disukai
perubahan peran
Apa yang pasien rasakan saat menderita hipertensi
h. Pola Hubungan-Peran
Yang perlu dikaji:
Gambaran tentang peran berkaitan dengan keluarga, teman, dan rekan kerja
16
i.
aktifitas sosial.
Pola Reproduktif-Seksualitas
Yang perlu dikaji:
Masalah atau perhatian seksual
Gambaran perilaku seksual
Apakah hiperensi yang diderita pasien mengganggu aktivitas seksualnya
Pengetahuan yang berhubungan dengan seksualitas dan reproduksi
Riwayat menstruasi dan reproduksi
Apakah masalah hipertensi yang sedang pasien alami mengganggu peran
k.
17
Pola Gordon
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaab kesehatan
Pasien mengatakan tahu tentang pentingnya kesehatan sehingga apabila ada
salah satu keluarganya yang sakit langsung dibawa ke RS.
2. Pola Nutrisi
a. Sebelum sakit
1) Makan
: 3 x 1 sehari (Nasi, sayur, lauk) habis 1 porsi
2) Minum
: 6-7 gelas sehari (air putih dan teh)
b. Selama sakit
1) Makan
: 2 x 1 sehari, diit BKRG dari RS, habis porsi
2) Minum
: 5-6 gelas ukuran 200 cc, infus 900 cc jenis RI
3. Pola Eliminasi
a. Sebelum sakit
1) BAB normal 2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning.
2) BAK normal 6-8 kali sehari, warna kekuning-kuningan.
b. Selama sakit
1) BAB cair 1-2 kali sehari, bentuk padat, warna kuning, bau khas.
2) BAK cair 6-8 kali sehari, bau khas.
4. Pola Aktivitas dan Latihan
1) Sebelum sakit
Kemampua
n
Perawatan
Diri
Makan/
Minum
Mandi
Torleting
Berpakaian
Mobilitas
di tempat
tidur
Berpindah
Ambulasi/
Rom
18
2) Selama sakit
Kemampuan
Perawatan
Diri
Makan/
Minum
Mandi
Torleting
Berpakaian
Mobilitas di
tempat tidur
Berpindah
Ambulasi
*Keterangan:
0: Mandiri
1: Dibantu alat
2: Dibantu orang lain
3: Dibantu orang lain dan alat
4: Tergantung
5. Pola Istirahat dan Tidur
1) Sebelum sakit
Pasien mengatakan sebelum sakit tidur 7-8 jam / hari
2) Selama sakit
Pasien hanya tidur 3-5 jam / hari karena sering pusing.
6. Pola perseptual
( penglihatan, pendengaran, pengecapan, sensasi)
1) Sebelum sakit
a. Pendengaran pasien sudah agak terganggu
b. Penglihatan pasien sudah kabur
c. Pengecapan pasien masih baik
d. Sensasi pasien masih baik
19
2) Selama sakit
a. Pendengaran pasien sudah agak terganggu karena sudah tua
b. Penglihatan pasien sudah kabur
c. Pengecapan pasien kurang baik karena bibir pasien terasa pahit
d. Sensasi pasien masih baik
7. Pola Persepsi Diri
1) Sebelum sakit
a)
Kecemasan : Tidak ada kecemasan atau kegelisahan
b)
Konsep Diri : 2)
Selama sakit
a)
Klien terlihat lemah dan pucat
b) Tingkat kecemasan klien dapat dilihat saat pasien akan dilakukan
tindakan keperawatan, sering bertanya sesuatu tentang penyakitnya
8. Pola Peran Hubungan
a. Komunikasi : Dalam berkomunikasi pasien berkomunikasi baik dengan
keluarganya.
b. Hubungan dengan orang lain : Pasien bersosialisasi baik dengan lingkungan
dan
keluarganya,
terbukti
banyak
saudara
ataupun
kerabat
yang
menjenguknya.
c. Kemampuan keuangan : Keluarga pasien dapat digolongkan dalam kelompok
sosial kelas menengah.
9. Pola Seksual dan Reproduksi
1)
Sebelum sakit
Pasien sudah menopouse
2)
Selama sakit
Pasien tidak memiliki gairah seksual
10. Pola Toleransi Stres
1)
Sebelum sakit
Pasien mengatakan senang bergaul dengan warga sekitar
2)
Selama sakit
Pasien terlihat jenuh karena ruang gerak pasien diabatasi.
11. Pola Keyakinan
1)
Sebelum sakit
Pasien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah
2)
Selama sakit
Pasien tidak melaksanakan ibadah sholat seperti biasanya karena
penyakitnya, tetapi pasien selalu berdoa untuk kesembuhanya.
3.1.3 Pemeriksaan Fisik
1. Berat badan dan tinggi badan: ada peningkatan berat badan
20
2. Rambut: distribusi rambut normal, rambut kuat, rambut bersih, tidak ada lesi,
ada nyeri tekan pada kepala
3. Mata: Asimetris, bulu mata berdistribusi normal, pemeriksaan funduskopi untuk
penyempitan retinal arteriol, perdarahan, eksudat dan edema, ada nyeri tekan
didaerah mata, konjungtiva merah muda, seklera mata berwarna putih ada
kemerahan, pupil mengecil
Kulit: kulit bersih, ada perubahan warna kulit
Hidung: simetris, lubang hidung tidak ada deformitas, tidak ada nyeri tekan
Telinga: simetris, tidak ada nyeri tekan
Leher: tidak ada jejas, ada pemingkatan pada JVP, bising pada arteri karotis
4.
5.
6.
7.
DS: - pasien mengatakan kepalnya terasa sakit dan lehernya terasa kaku.
-
skala nyeri 7
pasien terlihat sempoyongan saat berjalan dan selalu berpegangan
21
3.1.5
Pathway
22
23
b. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan yang dialami oleh pasien akibat hipertensi
c. Nyeri akut b.d sakit kepala
d. Kebutuhan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d. obesitas
3.3 Perencanaan Keperawatan
a. Diagnosa Keperawatan 1
Tujuan:
Kriteria Hasil:
b.
Tujuan:
Kriteria Hasil:
c.
Tujuan:
Kriteria Hasil:
Melaporkan nyeri atau ketidaknyamanan hilang atau terkontrol
Mengungkapkan metode yang memberikan pengurangan
Mengikuti regimen farmakologi yang diresepkan.
d. Diagnosa Keperawatan 4
Tujuan:
Kriteria Hasil:
kesehatan optimal.
Melakukan atau mempertahankan program olahraga yang tepat secara individual.
24
Intervensi Keperawatan:
Mandiri :
pantau TD. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran
sesuai kebutuhan.
Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman; seperti pijatan punggung dan leher,
Kolaborasi:
(diuril);
hidroklorotiazid
(Esidrix/hidroDIURIL);bendroflumentiiazid (naturetin);
2. Diuretik loop, mis. Furosemid (lasix); asam etakrinic (edecrin);bumetanid
(burmex);
3. Diuritik hemat kalium, mis, spironolakton (aldactone); triamterene
(dyrenium); amilioride (midamore);
4. Inhibitor simpatis, mis, propanolol (inderal); metroponol (lepressor);atenolol
(ternomin); nadolol (corgard); metildopa (aldomet); reserpine (serpasil);
klonidin (catapres);
25
b. Diagnosa Keperawatan 2
Intervensi Keperawatan:
1. Kaji respons pasien terhadap aktivitas, perhatiakn frekuensi nadi lebih dari 20 kali
per menit diatas frekuensi istirahat; peningkatan tekanan darah yang nyata selama
atau sesudah aktivitas (tekanan sistolik meningkat 40mm/Hg atau tekan diastolik
meningkat 20mm/Hg); dispnea atau nyeri nada; keletihan dan kelemahan yang
berlebihan; diaforesis; pusing atau pingsan.
2. Instruksikan pasien tentang tehnik penghematan energi, mis., menggunakan kursi
saat mandi, duduk saat menyisir rambut atau menyikat gigi, melakukan aktivitas
dengan perlahan.
3. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas atau perawatan diri bertahap jika dapat
ditolenransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
c. Diagnosa Keperawatan 3
Intervensi Keperawatan:
26
Mandiri:
1. Mempertahankan tirah baring selama fase akut
2. Berikan tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala, misalnya;
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, tenang, redupkan lampu
kamar, teknik relaksasi (panduan imajinasi, distraksi) dan aktivitas waktu senggang.
3. Hilangkan atau minimalkan aktifitas vasokontriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala, misalnya; mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk.
4. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
5. Berikan cairan, makanan lunak, perawatan mulut yang teratur bila terjadi
pendarahan hidung atau kompres hidung telah dilakukan untuk menghentikan
pendarahan.
Kolaborasi
Berikan sesuai indikasi : analgesik; antiansietas, misalnya; lorazepam (ativan),
diazepam (valium).
d. Diagnosa Keperawatan 4
Intervensi Keperawatan:
Mandiri
1. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara hipertensi dan
kegemukan.
2. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan lemak,
garam, dan gula sesuai indikasi.
3. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan
4. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet
5. Tetapkan rencana penurunan berat badan yang realistik dengan pasien, misalnya
penurunan berat badan 0,5 kg per minggu.
6. Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan harian termasuk kapan
dan dimana makan dilakukan dan lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan
dimakan.
7. Instruksikan dan bantu memilih makanan yang tepat, hindari makanan dengan
kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es krim, daging) dan kolesterol
(daging berlemak, kuning telur, produk kalengan, jeroan)
Kolaboratif
27
Tg
l/
Ja
m
Tindakan
TT
Peraw
at
Tg
l/
Ja
m
Catatan
Perkembang
an
Telah
dipantau
jantung,
TD,
diukur
mengatakan
penurunan
pada
kedua
sudah tidak
tangan/paha
sakit kepala
tinggi
untuk evaluasi
lagi
terhadap
awal,
O: Tekanan
peningkat
diunakan
darah pasien
an
ukuran menset
140/100
afterload,
mmHg
vasokontri
tehnik
A : Pasien
k- si.
akurat.
1.Curah
resiko
yang
S: Pasien
telah telah
teratasi
sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan
TT
Peraw
at
28
Berikan
2. Intoleran
si
S : Pasien
lingkungan
mengatakan
tenang,
istirahatnya
nyaman,
sudah bisa
kurangi
maksimal
aktivitas/kerib
O : Kondisi
utan
lingkungan
lingkungan,
pasien
dibatasi
kondusif
jumlah
sesuai yang
pengunjung
diinginkan
dan
A : Teratasi
lamanya
seluruhnya
tinggal.
P:
Aktivitas
Intervensi
dilanjutkan
S : Pasien
mengatakan
Telah
dipertahankan
kondisi
pembatasan
dirinya
aktivitas
membaik,
seperti
dan lebih
istirahat
di
enteng
tempat
O : Periode
tidur/kursi;
istirahat
jadwal priode
pasien tidak
terganggu,
29
3. Nyeri
akut
dengan
pasien
gangguan;
kooperatif
bantu
A : Teratasi
pasien
melakukan
seluruhnya
aktivitas
P:
perawatan diri
Intervensi
sesuai
dilanjutkan
kebutuhan.
berhubun
gan
istirahat tanpa
S : Pasein
Telah dilakukan
sakit
kepala
mengatakan
tindakan-
nyaman
tindakan yang
ketika
nyaman;
mendapatka
seperti pijatan
n pijatan dari
punggung dan
perawat.
leher,
O : Pasien
meninggikan
terlihat
kepala tempat
nyaman
tidur.
A : Teratasi
seluruhnya
P:
Intervensi
dihentikan
Telah
dikaji
respons
pasien
terhadap
S : Pasien
aktivitas,
mengatakan
diperhatiakan
baik-baik
30
frekuensi
saja setelah
nadi
aktivitas
lebih
dari 20 kali
O : Pasien
per
terlihat baik-
menit
diatas
baik saja,
frekuensi
TD 140/100
istirahat;
mmHg
peningkatan
A : Teratasi
tekanan darah
seluruhnya
yang
P:
selama
nyata
atau
sesudah
dihentikan
4. Perubaha
aktivitas
n Nutrisi
(tekanan
Lebih
sistolik
dari
meningkat
Kebutuh
40mm/Hg
an Tubuh
atau
tekan
diastolik
meningkat
20mm/Hg);
dispnea atau
nyeri
nada;
keletihan dan
kelemahan
yang
berlebihan;
diaforesis;
pusing
Intervensi
atau
31
pingsan.
Telah
diinstruksika
S : Pasien
mengatakan
pasien
tentang
telah
tehnik
melakukan
penghematan
yang
energi, mis.,
diinsruksika
menggunakan
n perawat
kursi
O : Pasein
saat
mandi, duduk
terlihat baik
saat menyisir
A : Teratasi
rambut
seluruhnya
atau
menyikat
P:
gigi,
Intervensi
melakukan
dilanjutkan
aktivitas
dengan
perlahan.
Telah
diberikan
S : Pasien
dorongan
mengatakan
untuk
telah
melakukan
mencoba
aktivitas atau
melakukan
perawatan
aktivitas
diri bertahap
serta
jika
perawatan
dapat
diri sendiri.
32
ditolenransi,
O : Pasien
diberikan
terlihat baik
bantuan
A : Teratasi
sesuai
seluruhnya
kebutuhan.
P:
Telah diberikan
tindakan
Intervensi
dihentikan
nonfarmakolo
S : Pasien
gi
mengatakan
untuk
menghilangka
merasa
n sakit kepala,
nyaman
misalnya;
setelah
kompres
perawat
dingin
pada
melakukan
dahi,
pijat
tindakan
punggung dan
O : Pasien
leher, tenang,
terlihat
redupkan
membaik
lampu kamar,
A : Teratasi
teknik
seluruhnya
relaksasi
P:
(panduan
Intervensi
imajinasi,
dilanjutkan
distraksi) dan
aktivitas
waktu
senggang.
33
Telah
dihilangkan
S : Pasien
atau
mengatakan
minimalkan
telah
aktifitas
melakukan
vasokontriksi
apa yang
yang
diinsruksika
dapat
meningkatkan
n perawat
sakit
O : Pasien
kepala,
misalnya;
terlihat
mengejan saat
membaik
BAB,
A : Teratasi
batuk
panjang,
seluruhnya
membungkuk.
P:
Intervensi
dilanjutkan
Telah
ditunjukkan
perubahan
pola
makan
(misalnya
S : Pasien
pilihan
mengatakan
makanan,
paham
kuantitas, dan
mengenai
sebagainya),
pola makan
mempertahan
yang baik
kan
berat
O : Pasien
badan
yang
terlihat
diinginkan
kooperatif
34
dengan
A : Teratasi
pemeliharaan
seluruhnya
kesehatan
P:
optimal.
Intervensi
dihentikan
Telah
diinstrksikan
Melakukan
atau
mempertahan
kan
program
olahraga yang
S : Pasien
tepat
mengatakan
secara
individual.
akan bersaha
olahraga
O : Pasein
kooperatif
A : Teratasi
seluruhnya
P:
Intervensi
dihentikan
pengobatan hipertensi
35
d.
masukan garam
e. latihan aktivitas
BAB 4. PENUTUP
4.1 kesimpulan
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah di atas normal atau
tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
36
nefropati),
penyakit
endokrin
(hipotiroid,
hiperkalsemia,
akromegali),
koarktasioaorta.
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami berikan adalah Pengobatan hipertensi dimulai
dengan perubahan-perubahan gaya hidup untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mengurangi resiko terkena penyakit jantung. Jika perubahan-perubahan itu tidak
memberikan hasil, mungkin anda perlu mengkonsumsi obat-obat untuk penderita
hipertensi, tentu saja dengan berkonsultasi dengan dokter. Bahkan jika harus
mengkonsumsi obat-obatan, lebih baik jika disertai dengan perubahan gaya hidup yang
dapat membantu anda mengurangi jumlah atau dosis obat-obatan yang anda konsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner dan Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Jakarta. EGC
37
Dalmartha, Setiawan dan Nova Sutarina. 2008. Care Your Self Hipertensi. Jakarta:
Penebar Plus
Dongoes,Marlynn.E.dkk.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
NANDA. 2012. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Yoyakarta: Prima Medika
Rilantono, L dkk. 2002. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta: Universitas Indonesia