Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
HIDUP
Definisi
IIntoksikasi
k ik i atau keracunan
k
adalah
d l h keadaan
k d
kli i
klinis
yang terjadi akibat pajanan bahan kimia asing
(xenobiotic).
(xenobiotic)
Etiologi
Self poisoning
Kecelakaan
K l k
Percobaan bunuh diri
Peracunan oleh orang lain.
Etiologi
(2)
T oxidrome:
Sindrom kolinergik pasien lebih basah.
Organofosfat dan karbamat.
Sindrom antikolinergik delirium akut,
akut picking
Mekanisme Kerja
Penyebab Potensial
Organofosfat, karbamat
Simpatomimetik
Withdrawal
hipnotiksedatif
p ot sedat
Withdrawal
opioid
Antikolinergik
Hipnotiksedatif
Opioid
Opioid
Hipotermia
Sinus
takikardia
Sinus
bradikardia
Takipnea
Bradipnea
Hipertensi
Hipotensi
Mekanisme
Penyebab potensial
Racun metabolik
Metabolisme melambat
Tatalaksana
Stabilisasi Awal
Jaga patensi jalan nafas , ventilasi adekuat, cegah aspirasi
Oksigen
Jika tidak terdapat gag reflex intubasi, suction
Jika
Jik pasien
i letargi
l t i tetapi
t t i masih
ih terdapat
t d
t gag reflex,
fl baringkan
b i k
Sirkulasi:
S k l
Pasang jalur IV: jarum ukuran besar atau CVP
Tatalaksana syok:
y
Tatalaksana
(2)
Stabilisasi Awal
Tatalaksana koma:
50 mL glukosa 50% IV dalam 34 menit
Nalokson 0,20,4 mg IV; dapat ditambah 12 mg tiap 23 menit
Tatalaksana kejang:
Diazepam 0,10,2 mg/kg IV selama 12 menit;
EKG
Cari penyebab penurunan kesadaran lainnya
Tatalaksana Lanjut
1 Pencegahan absorpsi
1.
Dekontaminasi kulit: bersihkan kulit dengan sabun dan air, lepaskan pakaian
yang terkontaminasi
Dekontaminasi mata: irigasi
g dengan
g NaCl 0.9%
9 atau air bersih
Dekontaminasi saluran cerna: rangsang muntah (tidak dianjurkan lagi),
pengosongan/bilas lambung, irigasi usus, karbon aktif dan katartik.
Lavase/kumbah lambung:
Efektif
Ef
k if jika
jik dilakukan
dil k k 1 jam
j
pasca tertelannya
l
racun
French tube No. 3640, lavase dengan 200300 mL cairan fisiologis hangat atau
air matang pada suhu tubuh
Kontraindikasi : jalan nafas tidak terproteksi, ingesti nontoksik, tertelan material
korosif
Irigasi usus
Tatalaksana Lanjut
(2)
2 Peningkatan eliminasi
2.
Diuresis paksa dan pengaturan pH urin
Karbon aktif dosis multipel:
Paling efektif dalam 1 jam pasca keracunan
Tidak dapat mengikat alkohol, material korosif, dan logam berat
Dosis awal 1 g/kgBB karbon aktif, selanjutnya 0,5 mg/kgBB setiap 34
Antidotum
Toksin
A t i f
Asetaminofen
Antikolinergik
Antikolinesterase,
organofosfat
Benzodiazpin
p
Besi (Fe)
Digoksin
Isoniazid
Karbon monoksida
Logam berat
(arsenik, timbal,
air raksa)
Timbal
Metanol
Methemoglobine
mia
Obat hipoglikemia
Opioid
Sianida
Antidotum
N
Nasetil
til sistein
it i
Fisostigmin
Atropin
Dosis
140 mg/kg,
/k kemudian
k
di 70 mg/kg
/k setiap
ti 4 jam;
j
IV
12 mg IV pada dewasa, diberikan selama 2 menit
12 mg IV pada dewasa. Titrasi
Flumazenil
Deferoksamin
mesilat (desferral)
Antibodi spesifik
digoksin
Piridoksin
Oksigen
Dimerkapol (BAL)
Penisilamin
0,2
, mg,
g, kemudian 0,3
, mg,
g, kemudian 0,5
, mg,
g, hingga
gg 5 mgg
15 mg/kg/jam IV
35 mg/kg IM
2040 mg/kg/hari; 3 x 500 mg pada dewasa
EDTA
Etanol
Fomepizol
Methylene blue
Drip 75 mg/kg/hari
Loading dose 10 ml/kg larutan 10%; maintenance dose 0.15 ml/kg/jam
15 mg/kg setiap 12 jam
12
1
2 mg/kg IV, dosis awal 10 ml larutan 10% (100 mg)
Dekstrose,
glukagon, okreotid
Nalokson
Natrium nitrit
Natrium tiosulfat
Tatalaksana
Indikasi rawat ICU:
Depresi napas (PaCO2 >45 mmHg)
Intubasi endotrakeal
Kejang
Aritmia (Blok AV derajat II atau III)
TD sistolik <80 mmHg
Tidak berespon terhadap rangsang suara
GCS <12
Perlu hemodialisis, hemoperfusi, atau ECMO
Asidosis metabolik yang memberat
Edema paru akibat toksin (inhalan) atau obat
Hipotermia atau hipertermia
Overdosis trisiklik atau fenotiazin hingga manifestasi gejala antikolinergik,
kelainan neurologis, interval QRS >0.12 detik, atau interval QT >0.5 detik
Tidak
Tidak
Pertimbangkan
g
terapi
p empiris:
p
Dekstrose hipertonik
Thiamine
Nalokson
Anamnesis, PF singkat
Tatalaksana kejang,
j g, disritmia jjantung,
g, agitasi
g
psikomotor, atau gangguan elektrolit berat
Tidak
Pertimbangkan kumbah
lambung
TERIMA KASIH