Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
JURNAL - KCKT
"Analisa Kafein Dengan Alat HPLC"
ABSTRAK
Penentuan kadar kafein dalam sampel kafein. Sampel di larutkan
dengan pelarut aquabidest, kemudian sampel di saring dengan pompa
vakum dengan menggunakan kertas saring khusus ( kertas saring 47 mm,
0,45 m ), hasil saringan dianalisa dengan alat HPLC ( High Performance
Liquid Chromatography ) dimana fasa geraknya adalah methanol :
aquabidest ( 30 mL : 70 mL ), menggunakan detektor S2500 UV dengan
panjang gelombang 272 nm, menggunakan kolom kromasil 100-5C 18,
dengan sistem pengaliran fasa geraknya adalah isokratik. Hasil percobaan
menunjukkan konsentrasi larutan contoh yaitu 5,088 ppm yang di injeksi
sebanyak 15 L dan memperoleh waktu retensi selama 1,000 menit
dengan AREA = 45003, AREA % = 24,33, HEIGHT = 8248, HEIGHT % =
72,45.
ABSTRACT
Determination of caffeine content in a sample of caffeine. Samples
dissolved in a solvent aquabidest, then samples were filtered with a
vacuum pump by using a special filter paper (filter paper 47 mm, 0.45
m), the filter was analyzed by instrument of HPLC (High Performance
Liquid Chromatography) in which the movement phase is methanol :
aquabidest (30 mL: 70 mL), using the S2500 UV detector with a
wavelength of 272 nm, using a column kromasil 100-5C18, the drainage
system is an isocratic phase motion. The experimental results showed the
concentration of sample solution is 5,088 ppm of the injection of 15 L
and obtained during the retention time 1,000 minutes with AREA =
45003, AREA% = 24,33, HEIGHT = 8248, HEIGHT = 72,45%.
BAB I
PENDAHULUAN
A .Latar Belakang
C. Tujuan
1..Untuk mengetahui cara menggunakan HPLC
2. Untuk dapat menentukan retention time,area,kadar area, height dan
kadar dari kafein.
BAB II
PEMBAHASAN
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau High Pressure Liquid
Chromatography (HPLC) merupakan salah satu metode kimia dan
fisikokimia. KCKT termasuk metode analisis terbaru yaitu suatu teknik
kromatografi dengan fasa gerak cairan dan fasa diam cairan atau padat.
Banyak kelebihan metode ini jika dibandingkan dengan metode lainnya
(Done dkk, 1974; Snyder dan Kirkland, 1979; Hamilton dan Sewell, 1982;
Johnson dan Stevenson, 1978). Kelebihan itu antara lain:
Mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
Mudah melaksanakannya
Kecepatan analisis dan kepekaan yang tinggi
Dapat dihindari terjadinya dekomposisi / kerusakan bahan yang dianalisis
Resolusi yang baik
Rapat digunakan bermacam-macam detektor
Konsumsi fase gerak kolom mikrobor hanya 80% atau lebih kecil
dibanding dengan kolom konvensional karena pada kolom mikrobor
kecepatan alir fase gerak lebih lambat (10 -100 l/menit).
mendeteksi analit secara spesifik dan selektif, seperti oluter UV-Vis, oluter
fluoresensi, dan elektrokimia.
Idealnya, suatu oluter harus mempunyai karakteristik sebagai berikut: (1)
mempunyai respon terhadap olute yang cepat dan reprodusibel; (2)
mempunyai sensitifitas yang tinggi, yakni mampu mendeteksi olute pada
kadar yang sangat kecil; (3) stabil dalam pengopersiannya; (4)
mempunyai sel volume yang kecil sehingga mampu meminimalkan
pelebaran pita; (5) signal yang dihasilkan berbanding lurus dengan
konsentrasi olute pada kisaran yang luas (kisaran dinamis linier); dan (6)
tidak peka terhadap perubahan suhu dan kecepatan alir fase gerak2).
2. ELUSI GRADIEN
Elusi Gradien didefinisikan sebagai penambahan kekuatan fasa gerak
selama analisis kromatografi berlangsung. Efek dari Elusi Gradien adalah
mempersingkat waktu retensi dari senyawa-senyawa yang tertahan kuat
pada kolom. Dasar-dasar elusi gradien dijelaskan oleh Snyder.
Elusi Gradien menawarkan beberapa keuntungan :
a. Total waktu analisis dapat direduksi
b. Resolusi persatuan waktu setiap senyawa dalam campuran bertambah
c. Ketajaman Peak bertambah (menghilangkan tailing)
d. Efek sensitivitas bertambah karena sedikit variasi pada peak
Gradien dapat dihentikan sejenak atau dilanjutkan. Optimasi Gradien
dapat dipilih dengan cara trial and error.
1. DATA HANDLING
Hasil dari pemisahan kromatografi biasanya ditampilkan dalam bentuk
kromatogram pada rekorder. waktu retensi dan volume retensi dapat
diketahui /dihitung. Lni bisa digunakan untuk mengidentifikasi secara
kualitatif suatu komponen, bila kondisi kerja dapat dikontrol. Lebar puncak
dan tinggi puncak sebanding atau proporsional dengan konsentrasi dan
dapat digunakan untuk memperoleh hasil secara kuantitatif.
2. FASA GERAK
Di dalam kromatografi cair komposisi dari solven atau rasa gerak adalah
salah satu dari variabel yang mempengaruhi pemisahan. Terdapat variasi
yang sangat luas pada solven yang digunakan untuk KCKT, tetapi ada
beberapa sifat umum yang sangat disukai, yaitu rasa gerak harus :
1. Murni, tidak terdapat kontaminan
2. Tdak bereaksi dengan wadah (packing)
3. Sesuai dengan defektor
4. Melarutkan sampel
5. Memiliki visikositas rendah
6. Bila diperlukan, memudahkan "sample recovery"
7. Diperdagangan dapat diperoleh dengan harga murah (reasonable price)
BAB III
METODE ANALISA
Alat dan Bahan
ALAT :
1. Gelas Piala 50 ml
2. Labu ukur 100 ml dan 50 ml.
3. Corong
4. Pengaduk
5. Mikroburet
6. Kertas Saring
7. Neraca Digital
8. HPLC
9. Pompa vakum
BAHAN :
1. Kafein
2. Aquabidestilata steril
CARA KERJA
A. Preparasi Sampel
- Ditimbang 0,0212 gram kafein
Tabel pengamatan :
Bobot sampel (kafein) = 0,0212 gram
Perhitungan :
ppm =
200ppm =
= 20 mg = 0,02 g
ppm =
=
= 212 ppm
V1C1 = V2C2
V1 . 212 ppm = 50 ml . 5ppm
V1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil analisa kafein 5 ppm dengan alat HPLC dapat disimpulkan
bahwa :
Retention time : 1,000 menit
Area : 45003
Area% : 24,33 %
Height : 8248
Height % : 72,45 %