Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DOSEN PEMBIMBING
PROF. DR. FESTIYED, MS
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL....................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iii
LANDASAN TEORI...............................................................................................1
A. Bahan Ajar Non Cetak.................................................................................1
1. Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak........................................................1
2. Unsur-unsur Bahan Ajar Non Cetak..........................................................2
3. Macam-macam Bahan Ajar Non Cetak....................................................2
B. Model Pengembangan Borg and Gall...........................................................3
C. Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak........................................................6
1. Pengembangan Bahan Ajar CAI................................................................6
3. Audio.......................................................................................................13
4. Video.......................................................................................................14
D. Pemanfaatan Bahan Ajar Non Cetak...........................................................16
PEMBAHASAN....................................................................................................18
Matriks Pengembangan Bahan Ajar Video.........................................................18
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................21
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Matriks Pengembangan Bahan Ajar Video.............................................18
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema prosedur pengembangan hasil adaptasi dari prosedur pengembangan
Borg & Gall (Sumber: Borg & Gall, 1983).........................................................5
Gambar 2. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak CAI............................11
Gambar 3. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Audio........................................14
Gambar 4. Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Video........................................15
iii
LANDASAN TEORI
A. Bahan Ajar Non Cetak
1. Karakteristik Bahan Ajar Non Cetak
Beberapa karakteristik Bahan Ajar berbasis TIK/ICT dapat dikemukakan
antara lain :
a. Memanfaatkan teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan
sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan
relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi
jaringan / computer network).
c. Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran
menjadi menarik, tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi
siswa untuk belajar mandiri.
d. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan
saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
e. Memanfaatkan Pertukaran Data (Information sharing) yang secara
interaktif dapat dilihat setiap saat di komputer.
Adapun Keunggulan Terkini yang dimiliki oleh Bahan Ajar berbasis TIK/ICT
dapat dirangkum sebagai berikut :
a. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif serta
mempunyai ketertarikan pada materi yang sedang dibahas .
b. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar sewaktu-waktu karena
bahan ajar dapat tersimpan di komputer.
c. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar
yang terstruktur dan terjadual melalui jaringan, sehingga keduanya bisa
saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.
d. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat
berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau
kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi
oleh jarak, tempat dan waktu.
fasilitas-fasilitas
internet
yang
dapat
dilakukan
secara
kelompok/group.
2. Unsur-unsur Bahan Ajar Non Cetak
Bahan ajar setidak tidaknya harus memiliki enam unsur, yaitu mencakup
tujuan, sasaran, uraian materi, sistematika sajian, petunjuk belajar, dan
evaluasi. Sebuah bahan ajar harus mempunyai tujuan. Tujuan harus
dirumuskan secara jelas dan terukur mencakup kriteria ABCD (audience,
behavior, criterion, dan degree). Sasaran perlu dirumuskan secara spesifik,
untuk siapa bahan belajar itu ditujukan. Sasaran bukan sekedar mengandung
pernyataan subjek orang, Namun juga harus mencakup kemampuan apa yang
menjadi prasyarat yang harus sudah mereka kuasai agar dapat memahami
bahan ajar ini.
3. Macam-macam Bahan Ajar Non Cetak
Berdasarkan peran teknologi yang digunakan, bahan ajar non cetak
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, antara lain :
a. Technology based learning Material (Bahan Ajar berbasis Teknologi)
yang meliputi Bahan ajar dengar atau Audio Information Technologies
(radio, audio tape/kaset, piringan hitam, Audio Compact Disc, voice mail
telephone, dan sebagainya) dan Bahan ajar pandang dengar atau Video
Information Technologies (video tape, video text, video compact disc,
film, dan sebagainya).
b. Computer assisted learning (CAL) material yaitu bahan ajar yang
menggunakan komputer sebagai alat bantu, misalnya penggunaan
komputer
dalam
(Presentation
menyampaikan
Slide),
penggunaan
Media
Pembelajaran
komputer
dalam
Presentasi
mengelola
Assisted
Instruction),
compac
disk
(CD)
multimedia,
software
Dalam teknologi pembelajaran, deskripsi tentang prosedur dan langkahlangkah penelitian pengembangan sudah banyak dikembangkan. Borg & gall
(1983) menyatakan bahwa prosedur penelitian pengembangan pada dasarnya
terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (1) mengembangkan produk, dan (2)
menguji keefektifan produk dalam mencapai tujuan.
Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengemban sedangkan tujuan
kedua disebut sebagai validasi. Dengan demikkian, konsep penelitian
pengembangan lebih tepat diartikan sebagai upaya pengembangan yang
sekaligus disertai dengan upaya validasinya.
Borg dan Gall (1983: 775) mengajukan serangkaian tahap yang harus
ditempuh dalam pendekatan ini, yaituresearch and information collecting,
planning, develop preliminary form of product, preliminary field testing, main
product revision, main field testing, operational product revision, operational
field testing, final product revision, and dissemination and implementation.
Secara konseptual, pendekatan penelitian dan pengembangan mencakup 10
langkah umum, sebagaimana diuraikan Borg & Gall (1983:775), seperti model
di bawah ini:
a.
b.
c.
d.
pendukung;
Preliminary field testing, yaitu melakukan ujicoba lapangan awal dalam
skala terbatas. dengan melibatkan subjek sebanyak 6 12 subjek. Pada
langkah ini pengumpulan dan analisis data dapat dilakukan dengan cara
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Skema tersebut dirujuk dari the major steps in the R & D cycle Borg dan Gall.
Pengadaptasiannya diwujudkan dalam bentuk perencanaan teknis sasaran dan
5
jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam tiap tahapnya. Sukmadinata (2010)
menjelaskan Jika kesepuluh langkah penelitian dan pengembangan diikuti
dengan benar, maka akan dapat menghasilkan suatu produk pendidikan yang
dapat dipertanggungjawabkan. Langkah-langkah tersebut bukanlah hal baku
yang harus diikuti, langkah yang diambil bisa disesuaikan dengan kebutuhan
peneliti.
C. Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak
Pengembangan Bahan Ajar Non-Cetak menjadi hal yang sangat penting
berkaitan dengan upaya membantu peserta didik meraih kompetensinya dengan
lebih cepat. Bahan Ajar Cetak yang digunakan dalam pembelajaran sejauh ini
dinilai belum mampu mengakomodasi seluruh upaya penyampaian materi
pembelajaran. Ketidakmampuan ini dapat ditemukan pada berkembangnya materi
pembelajaran yang pada kondisi tertentu sulit direpresentasikan secara tertulis,
pada akhirnya bisa dilakukan dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi
(Susuri, Riduan ; 2010).
1. Pengembangan Bahan Ajar CAI
Dalam mengaplikasikan program-program komputer ke dalam kegiatan
pembelajaran, ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan bagi institusi
pendidikan. Kemungkinan pertama, menggunakan software atau program
pembelajaran yang sudah tersedia di pasaran (by utilization) untuk
diintegrasikan ke dalam pembelajaran. Dalam memilih program-program yang
sudah jadi, tentu harus selalu mengacu pada tujuan pembelajaran.
Prosedur pengembangan bahan ajar CAI yaitu,
a. Analisis kebutuhan
Suatu program media dikatakan baik apabila program tersebut dapat
menjawab
kebutuhan
dari
penggunanya.
Berdasarkan
pengalaman,
Artinya: 68. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu
belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?".
Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan cara yang sederhana,
misalnya dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat membantu
kita untuk melakukan analisis kebutuhan. Pertanyaan yang dimaksud adalah
sebagai berikut,
1) Apakah ada kesulitan dalam proses pembelajaran?
2) Masalah apa saja yang menyebabkan kesulitan tersebut?
3) Apakah kesulitan-kesulitan yang dijumpai tersebut penanganannya
dapat diatasi dengan media seperti bahan ajar CAI?
4) Dalam pengadaan media yang dimaksud dalam poin nomor 3, apakah
harus mencari yang sudah tersedia ataukah perlu membuat sendiri?
5) Dan seterusnya.
b. Perencanaan
Tahap perencanaan selalu diawali dengan pengidentifikasian tujuan atau
kemampuan yang akan dikuasai pengguna setelah mempelajari suatu materi,
serta mengidentifikasi pula kemampuan awal pengguna, kebutuhan belajar,
atau dalam beberapa hal perlu pula disinggung masalah-masalah yang
muncul dalam proses pembelajaran di kelas. Selanjutnya
adalah
10
11
g. Penyusunan Bahan
Setelah bahan-bahan pendukung siap, maka penulisan dapat dimulai.
Penulisan bahan hendaklah konsisten dengan peta materi dan tujuan yang
telah disusun. Secara umumstruktur penulisan sekurang-kurangnya terdiri
dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan penutupan.
Pada pendahuluan kita harus sudah menyampaikan
secara ringkas apa yang akan dibahas pada bahan belajar ini. Sedangkan
bagian isi menguraikan secara gamblangseluruh materi. Agar lebih jelas,
uraian bisa dilengkapi dengan contoh-contoh. Untuk mengecek pemahaman,
pada bagian ini dapat pula diberikan latihan - latihan. Pada bagaian penutup
sampaikan kembali secara ringkas apa yang telah dibahas. Proses
selanjutnya adalah editing, upload, dan testing.
3. Audio
Untuk prosedur pengembangan bahan ajar audio dimulai dari pemilihan
materi yang akan disampaikan. Materi yang dipilih harus sesuai dengan
karakteristik bahan ajar audio, yang sangat efektif untuk menyampaikan pesan
dan informasi yang bersifat verbal dan naratif. Materi yang dipilih dituangkan
ke dalam GBPM yang dalam hal ini berperan sebagai rancangan dasar program
dan sekaligus fondasi dalam penulisan naskah. Penulisan GBPM diikuti dengan
penulisan naskah. Naskah yang telah direview dan direvisi sehingga menjadi
naskah program audio final yang siap untuk diproduksi.
14
c.
d.
e.
f.
g.
15
16
PEMBAHASAN
Matriks Pengembangan Bahan Ajar Video
Tabel 1. Matriks Pengembangan Bahan Ajar Video
Prosedur Pengembangan Bahan Ajar
Model Pengembangan Bahan Ajar
Non Cetak
(Menggunakan Pengembangan Borg and
Gall)
Pemilihan Materi yang akan disampaikan a. Research and information collecting
melalui program video. Penentuan materi
studi literatur yang berkaitan dengan
harus mengacu dari hasil analisis KI, KD permasalahan yang dikaji, dan persiapan
dan indikator pencapaian yang telah untuk merumuskan kerangka kerja penelitian;
dibuat melalui pemetaan KI-KD
Penulisan GBPM
b. Planning;
membuat kerangka
merumuskan kecakapan dan keahlian yang
berkaitan dengan permasalahan, menentukan
tujuan yang akan dicapai pada setiap tahapan,
dan jika mungkin/diperlukan melaksanakan
studi kelayakan secara terbatas;
Penulisan naskah video
Review dan Revisi GBPM
video
dan
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010.
Bahan
Ajar
Non
Cetak.
http://mgmpgurusma.wordpress.com/2010/08/01/bahan-ajar-non-cetak/ (15
Oktober 2015)
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Direktorat Pembinaan SMA. 2010. Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA.
Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional. 2010.
Panduan Pengembangan Bahan Ajar Non Cetak. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi.
Depdiknas. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah.
Ismaniati, Ch. 2001. Pengembangan Program Pembelajaran Berbantuan
Komputer. Buku Pegangan Kuliah. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta.
Isniatun Munawaroh, http://pjjpgsd.dikti.go.id/file.php/1/repository/dikti (diakses
tanggal 16 Oktober 2015)
Oni Arlitasari,dkk. 2013. Pengembangan Bahan Ajar IPA Terpadu Berbasis
Salingtemas dengan Tema Biomassa Sumber Energi Alternatif Terbarukan.
Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika. Volume 1 No.1 halaman 81. Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
20