Vous êtes sur la page 1sur 16

Proses Kehamilan dan Perkembangan Embrio

Harristi Friasari Adiati


102013029
Kelompok F3
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Email: harristi.like@yahoo.com
Abstrak
Proses perkembangan embrio didalam rahim adalah merupakan hasil telur yang telah dibuahi
oleh sperma membentuk zigot atau telah terjadinya fertilisasi. Kemudian zigot digerakan oleh
silia oviduk menuju ke uterus. Setelah 24 jam,terjadilah pembelahan sel , dimana pembelahan
ini terjadi ketika ketika telur yang telah dibuahi tadi berjalan dari oviduk ke uterus memakan
waktu 3-5 hari,sael telur tadi akan mengalami pembelahan 2 sel,4 sel, 8 sel, 16 sel, smpai
terbentuknya morula. Pada fase tersebut, morula akan terus membelah sampai terbentuknya
blastosit,tahap ini dinamakan blastula dengan rongga didalamnya disebut blastocoel atau
blastosol. Blastosit terdiri dari sel-sel bagian luar dan sel-sel bagian dalam. Secara umum,
perkembangan janin dibedakan menjadi tiga trimester. Penggunaan istilah trimester,merujuk
pada pembagian pertiga bulan.Trimester satu adalah bulan ke-1,2,3.Trimester dua adalah
bulan ke-4,5,6 dan trimester tiga adalah bulan ke-7,8 dan 9 masa kehamilan.
Kata kunci: fertilisasi, perkembangan embrio.
Abstract
The process of development of the embryo in the uterus is the result of an egg that has been
fertilized by a sperm to form a zygote or the occurrence of fertilization. Zygote then moved by
cilia oviduct to the uterus. After 24 hours, cell division occurs, where the cleavage occurs
when the fertilized egg when it was run from the oviduct to the uterus takes 3-5 days, the eggs
had sael will undergo cell division 2, 4-cell, 8-cell, 16 cells, smpai morula formation. In this
phase, the morula will continue to divide until the formation of the blastocyst, the stage
called a blastula with a cavity called the blastocoel or blastosol therein. The blastocyst
consists of cells of the outer and inner cells. In general, fetal development can be divided into
three trimesters. The use of the term trimester, refers to the third division bulan. Trimester
one are 1, 2, 3 month. Trimester two is the 4th month, 5.6 and three trimester is month 7, 8
and 9 of pregnancy.
Keywords: fertilization, embrionic phase.
1

Pendahuluan
Latar Belakang
Kehamilan terjadi disebabkan oleh fertilisasi antara sperma dan ovum. Sperma yang matang
telah lulus dari tahap spermatogenesis. Sedangkan ovum telah lulus dari tahap oogenesis.
Spermatogenesis dan oogenesis merupakan tahap gametogenesis. Setelah fertilisasi, maka
akan terbentuk zigot yang kemudian akan masuk tahap cleavage atau pembelahan.
Pembelahan akan berjalan terus menerus dan memiliki istilah masing-masing. Secara umum,
perkembangan janin dibedakan menjadi tiga trimester. Penggunaan istilah trimester,merujuk
pada pembagian pertiga bulan.Trimester satu adalah bulan ke-1,2,3.Trimester dua adalah
bulan ke-4,5,6 dan trimester tiga adalah bulan ke-7,8 dan 9 masa kehamilan. Pada minggu ke
12 embrio dapat diketahui jenis kelaminnya dengan menggunakan ultrasonografi atau USG.

GAMETOGENESIS
Proses kehamilan sebagai mana kita tahu bahwa kehamilan tidak terjadi begitu saja. Proses
kehamilan harus diawali dengan bertemunya sel-sel kelamin atau gamet yaitu sperma dan
ovum. Proses tersebut dinamakan fertilisasi. Sperma dihasilkan melalui sebuah proses yang
dinamakan spermatogenesis. Sedangkan pada wanita proses tersebut dinamakan oogenesis.
Kedua proses penghasilan sel kelamin baik pada wanita maupun pria sama-sama dihasilkan
oleh sel gonad. Dimana sel gonad pada pria akan membentuk testis dan pada wanita
terbentuk ovarium.1
Spermatogenesis adalah proses perkembangan spermatogonia menjadi spermatozoa dan
berlangsung sekitar 64 hari + 4. Spermatogonia terletak berdekatan dengan membran basalis
tubulus seminiferus. Kemudian spermatogonium(2n) berproliferasi melalui fase mitosis dan
berdiferensiasi menjadi spermatosit primer(2n). Setiap spermatosit primer akan membentuk
sekunder(n). Tahap pembentukan spermatosit primer melalui fase meiosis 1. Kemudian akan
menghasilkan spermatid(n) dan dilanjutkan dengan menghasilkan spermatozoa (n).
Sperma yang matang memiliki bagian-bagian penting. Kepala, badan dan ekor atau
flagellum. Kepala berisi akrosom untuk penembusan zona pelusida dan terdapat inti yang
membawa gen. Pada badan mengandung banyak mitokondria. Goyangan flagellum
menyebabkan motilitas sperma.
2

Gambar 1. Tahap Spermatogonium.2

Gambar 2. Bagian-bagian Sperma.3


Pada wanita, mebelahan sel-sel kelaminnya disebut oogenesis. Dimana terjadi pada ovarium.
Oosit merupakan proses kompleks yang meliputi mitosis, pembelahan meiosis pertama.
Kemudian dipotong oleh tahap istirahat yang sangat lama dan pembelahan kedua yang
komplit jika dibuahi spermatozoa. Pada fase istirahat terjadi pada anak-anak yang disebut
masa pubertas. 1

Gambar 3. Proses Oogenesis.4


FERTILISASI
Proses fertilisasi diawali dengan sperma yang telah diejakulasikan bergerak cepat dari vagina
ke rahim dan masuk ke tuba. Gerakan ini juga dipengaruhi oleh kontraksi miometrium dan
dinding tuba pada saat terjadi senggama. Ovum yang telah dikeluarkan oleh ovarium
ditangkap oleh fimbrae dengan umbai pada ujung proksimalnya dan akan dibawa ke tuba
falopii. Setelah diteliti ternyata ovum memiliki bahan 5-10mikrometer yang disebut zona
pelusida. Sekali ovum dikeluarkan, folikel akan mengempis.5
Fertilisasi atau penyatuan gamet pria dan wanita terjadi di daerah ampulla tuba falopii.
Bagian ini adalah bagian yang terluas daripada saluran telur dan terletak dekat dengan
ovarium. Spermatozoa dapat bertahan hidup dalam saluran reproduksi wanita sekitar 24 jam.
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk ke dalam saluran
telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dalam tuba. Namun,
pada saat sampai di saluran kelamin wanita, spermatozoa belum belum mampu membuahi
oosit dan sebelum menembus lapisan ovum, sperma harus mengalami kapasitasi.6
1. Penembusan Corona Radiata
Biasanya, 200 sampai 300 juta sperma bisa dikeluarkan ke dalam saluran kelamin
wanita setiap ejakulasi. Namun yang dapat mencapai tempat pembuahan hanya sekitar
300-500 sperma. Dan hanya 1 sperma yang akhirnya berhasil menembus. Sebelum
menembus corona radiata, sperma harus melakukan kapasitasi. Kapasitasi adalah
4

proses penyesuaian sperma dalam saluran reproduksi wanita yang berlangsung sekitar
7 jam. Dalam waktu tersebut, selubung glikoprotein dan protein-protein plasma semen
dibuang dari selaput plasma yang membungkus daerah akrosom spermatozoa. Enzim
yang digunakan dalam penembusan ini adalah enzim haloronat. Hanya sperma yang
melakukan kapasitasi yang bisa menembus corona radiata.6
2. Penembusan Zona Pelusida
Zona pelusida merupakan perisai glikoprotein di sekeliling telur yang mempermudah
dan mempertahankan pengikatan sperma dan menginduksi reaksi akrosom. Enzim
yang digunakan adalah akrosin. Setelah sperma berhasil masuk zona pelusida akan
terjadi reaksi zona dimana membran yang semula permeable menjadi impermeable
dengan tujuan mencegah sperma yang lain masuk. Dari kontak ini mengakibatkan
dikeluarkannya enzim lisosomal yang berasal dari granul kortikal. Enzim ini
mencegah terjadinya polisermi (reaksi zona). Sehingga hanya ada 1 spermatozoa yang
dapat menembus oosit dan yang lain hanya bisa menempel pada zona pelusida.6,7

Gambar 4. Proses masuknya sperma ke dalam ovum (fertilisasi).8


Oosit melakukan atau melanjutkan pembelahan meiosis yang kedua segera setelah ada
spermatozoa yang masuk. Salah satu sel anaknya hampir tidak mendapatkan sitoplasma dan
dikenal sebagai badan kutub kedua dan sel anak lainnya disebut oosit definitif.
Kromosomnya tersusun didalam inti vesikuler yang dikenal sebagai pronukleus wanita.
Sementara itu, spermatozoa bergerak maju terus hingga letaknya sangat dekat dengan
pronukleus wanita. Inti spermatozoa membesar dan membentuk pronukleus pria. Sedangkan
ekornya terlepas dan berdegenerasi. Secara morfologis, pronukleus wanita dan pria tidak
dapat dibedakan lagi dan sesudah itu saling merapat dan kehilangan selaput inti masingmasing. Pronukleus jantan akan bergerak ke pronukleus betina dimana arah geraknya disebut
copulation path , dan bila pronukleus jantan bisa bertemu dengan pronukleus betina maka
5

akan terjadi fusi dan proses ini disebut amfimiksis. Pada tahap amfimiksis terjadi peleburan
antara kromosom yang dibawa oleh pronukleus jantan dan betina sehingga terbentuk zigot
yang diploid. Kemudian akan dilanjutkan dengan cleavage atau pembelahan. 6,7,8

Selama masa penyatuan masing-masing pronukleus melakukan sintesis DNA. Segera setelah
sintesis DNA, kromosom tersusun dalam gelendong untuk melakukan pembelahan mitosis
yang normal. 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom ayah membelah sepanjang sentromer
dan kromatid-kromatid yang berpasangan tersebut saling bergerak ke kutub yang berlawanan
sehingga menyiapkan sel zigot yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom normal.6,7

CLEAVAGE dan IMPLANTASI


Cleavage merupakan tahap pembelahan. Bisa juga disebut segmentasi. Cleavage terjadi
setelah fertilisasi dan merupakan tahap awal implantasi. Setelah zigot mencapai tingkat dua
sel, ia menjalani serangkaian pembelahan mitosis yang mengakibatkan bertambahnya jumlah
sel dengan cepat. Dari 1 menjadi 2 (sekitar 30 jam setelah fertilisasi), 4 sel (40 jam setelah
fertilisasi), 12-16 sel (setelah 3 hari) dan morula akhir (setelah 4 hari).Zigot membelah
berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel-sel kecil yang disebut blastomer. Setelah 3 hari
setelah pembuahan sel-sel mudigah kembali membelah dan menjadi morula 16 sel. Bentuk
morula ini menyerupai buah murbei.6,7,9
Dinding rahim terdiri atas tiga lapisan yaitu endometrium atau selaput lendir yang melapisi
bagian dalam, miometrium yaitu lapisan tebal yang terdiri dari otot polos, dan perimetrium
yaitu peritoneum yang melapisi dinding sebelah luar. Dari saat masa pubertas (11-13 tahun)
dan masa menopaouse (45-50 tahun) endometrium mengalami perubahan-perubahan berdaur
yang kurang lebih setiap 28 hari yang dibawah kendali hormonal ovarium. Selama terjadi
daur menstruasi ini, endometrium mengalami 3 tahap yaitu fase folikuler, atau proliferatif,
fase sekretorik, atau progestasional, dan fase menstrual. Kalau tidak terjadi pembuahan atau
fertilisasi, endometrium akan mengelupas sehingga dimulai masa menstrual. Kalau terjadi
pembuahan, endometrium mendukung implantasi demi terbentuknya plasenta. Pada saat
implantasi selaput leher rahim sedang berada dalam fase sekretorik dimana pembuluh nadi
dan kelenjar rahim menjadi berkelok-kelok dan mengandung banyak cairan.6,10

Sel bagian dalam morula akan membentuk masa sel dalam atau inner cell mass dan sel-sel di
sekitarnya membentuk outer cell mass. inner cell mass kemudian akan membentuk
embrioblas atau jaringan embrio yang sebenarnya, dan outer cell mass akan membentuk
trofoblas yang kemudian akan membentuk plasenta.6

Gambar 5. Implantasi.11
Pada saat morula memasuki ronggarahim, cairan mulai menembus zona pelusida dan masuk
ke dalam ruang antar sel yang ada pada inner cell mass. Semakin lama semakin menyatu dan
akhirnya tercipta sebuah rongga yaitu blastokel atau blastomer. Pada tahap tersebut mudigah
disebut blastocyst. Zona pelusida sekarang sudah menghilang sehingga implantasi dapat
dimulai. Menjelang akhir minggu pertama perkembangan, zigot telah melewati tingkat
morula dan blastocyst dan sudah mulai implantasi di selaput lendir rahim.6

Gambar 6. Potongan Blastocyst.12


Setelah membentuk morula, blastocyst akan berkembang pada hari ke 6 dan menembus atau
mengikis selaput lendir. Enzim yang digunakan dalam proses ini adalah enzim proheolitik
trofoblas. Pada hari ke 8, pada sel trophoblast inner layernya akan berubah menjadi cyto
trophoblast dan outer layernya akan membentuk synsiotrophoblast. Sel cytotrophoblaast
cenderung lebih aktif membelah yaitu dengan pembelahan mitosis. Maka sel akan bermigrasi
ke syncytotrophoblast. Sedangkan pada embrioblastnya, akan membentuk hypoblast yaitu
bagian yang berbatasan dengan blastocystcavity dan epiblast yang berbatasan dengan
amniotic cavity. Pada epbiblast akan membentuk sebuah ruang yang disebut amniotic
cavity. Sel epiblast yang berbatasan dengan cytotrophoblast dinamakan amnioblast. Pada
dinding endometrium yang berbatasan dengan daerah implantasi menjadi edematous dan
peningkatan vascularisasi dimana kelenjar akan mensekresikan mukus dan glycogen.7
Pada hari ke 9, blastocyst tertanam lebih dalam. Luka bekas penembusan pada permukaan
epitel ditutup oleh fibrin coagulum. Pada daerah syncyotrophoblast terdapat vakuola-vakuola
yang dimana menyatu akan membentuk lakuna atau lacunar stage. Pada hypoblast
membentuk suatu membran tipis yaitu excocoelomic (heusers) membrane sedangkan
exocoelomic membran bersama dengan hypotrophoblast akan membentuk exoocoelomic
cavity atau primitive yolk sac.6,13
Pada hari ke 11-12, blastocyst telah tertanam seluruh nya di dalam stroma endometrium.
Kapiler endometrium berdilatasi dan kongesti mebentuk sinusoid. Synctiotrphoblast akan
masuk lebih dalam lagi dan mengerosi endotel kapiler maternal sehingga darah maternal akan
mengalir ke trophoblast lacuna sehinga proses ini dinamakan uteroplacental circulation.
Diantara permukaan dalam cytotrophoblast dengan permukaan luar exocoelomic cavity akan
terbentuk sel-sel atau derivat yolk sac yang kemudian akan membentuk extra embrionic
mesoderm. Extra embrionic mesoderm yang melapisi cytotrophoblast dan amnion extra
embrionic somatic mesoderm dan yang melapisi yolk sac extra embrionic splanchinc
mesoderm akan membentuk extra embrionic cavity (chorionic cavity). Terjadi pula suatu
proses decidua reaction dimana dinding endometrium menjadi banyak glycogen dan lipid
serta terjadii edem dan sek-sel endometrium menjadi polyhedral.6
Pada hari ke 13, luka pada permukaan endometrium telah sembuh. Namun terkadang terjadi
pendarahan di tempat implantasi karena meningkatnya aliran darah ke dalam ruang lakuna.
Maka pada kira-kira hari 28 daur haid pendarahan ini sempat disangka haid biasa. Tropoblast
8

ditandai dengan munculnya struktur vili. Sel-sel sitotrophoblast berploriferasi dan menembus
dinding synsiotrophoblast sehingga akan terbentuk silinder-silinder

yang dibungkus

sinsitium maka dinamakan primary villi. Hypoblast menghasilkan sel yang akan bermigrasi
kedalam exocoelomic membrane dan sel ini akan membentuk secondary yolk sac (definitive
yolk sac) dan exocoelomic cavity (primitive yolk sac) akan membentuk exocoelomic cyst.
Pada perkembangan ke 13, extra embrionic cavity (choironic cavity akan semakin membesar.
Sedangkan extraembrionic mesoderm akan membentuk choironic plate. Penghubung antara
trophoblast dengan embrioblast adalah conecting stalk.6,7

TERBENTUKNYA PLASENTA
Setelah hari ke 13, perkembangan selanjutnya adalah kemungkinan terbentuknya plasenta.
Awalnya, vili-vili melapisi permukaan chorion. Kemudian villi yang terdapat pada embryonic
pole berkembang pesat membentuk chorion fondosum yang merupakan bagian yang tidak
berkembang yang dinamakan chorion laeve. Pada tahap ini endometrium akan berkembang
menjadi decidua. Decidua yang berhubungan dengan chorion dinamakan decidua basalis.
Sedangkan decidua yang tidak berhubungan dengan embryo disebut decidua capsularis.
Pada akhirnya, chorion fondosum dengan decidua basalis akan membentuk placenta.
Sedangkan chorion laeve bersatu dengan amniotic membrane membentuk selaput
ketuban.7,14

FUNGSI PLASENTA:
1)Memiliki sifat nutritif (pemberian makan) baik protein, karbohidrat, garam-garam
anorganik, dan darah maternal yang dibawa dari plasenta ke fetus. 2)Sebagai pertukaran zat
lain: respirasi, pertukaran oksigen dari darah maternal yang berdifusi melalui plasenta ke
fetus, pengeluaran sisa-sisa metabolisme yang akan bermodifikasi menjadi plasenta kembali.
3)Sebagai pelindung dimana plasenta bersifat selektif permeable sehingga hanya bisa
ditembus oleh partikel-partikel tertentu sehingga bakteri dan partikel lain tidak dapat masuk.
5)Sebagai penghasil hormon HCG.9

GASTRULASI
Gastrulasi terjadi pada minggu ketiga. Gastrulasi merupakan proses yang membentuk tiga
lapisan germinal pada embrio. Lapisan-lapisan tersebut adalah ektoderm, mesoderm, dan
endoderm. Tahap gastrulasi diawali dengan pembentukan primitive streak pada permukaan
epiblas. Ujung kepala pada primitive streak dinamakan primitive node yaitu daerah yang
sedikit meninggi di sekeliling primitive pit. Pada potongan melintang melalui daerah sulkus
primitive (primitive groove) tampak bahwa sel-sel terbentuk seperti botol dan bahwa muncul
sebuah lapisan sel baru diantara epiblas dan hipoblas. Sel-sel epiblas berpindah mengikuti
garis primitf untuk membuat mesoderm dan entoderm intraembrional dan kemudian sel-sel
ini menjadi berbentuk seperti botol, memisahkan diri dari epiblas dan menyisip dibawahnya.
Pergerakan menyisip ini dikenal sebagai invaginasi. Sel-sel yang tetap berada diepiblas
kemudian membentuk ectoderm. Dengan demikian epiblas walaupun terjadi proses
gastrulasi, merupakan sumber dari semua lapisan germinal pada embrio (ektoderm,
mesoderm dan endoderm).6,15

MASA EMBRIONIK (minggu ke 3 sampai ke 8)


DERIVAT ECTODERM
Pada awal permulaan minggu ketiga, lapisan ectoderm berbentuk cakram datar atau neural
plate. dengan terbentuknya notokord dan karena pengaruh induktifnya, ektoderm yang
terletak diatas notokord menebal membentuk neuroektoderm , dan induksi pembentukan
neuroeltoderm disebut proses neurulasi. Neurulasi adalah preoses dimana neural plate
membentuk neural tube.6
Ectoderm dapat dibagi dalam dua bagian yaitu ektoderm permukaan dan neuroektoderm.
Ektoderm permukaan akan membentuk epidermis, rambut, kuku dan susu, kelenjar hipofisis
anterior, email gigi, telinga dalam, dan lensa. Sedangkan neuroektodermn akan membentuk
tabung neural atau neural tube yang selanjutnya membentuk sistem syaraf pusat, retina,
epifise, dan hipofisis posterior. Selain itu juga membentuk krista neural, ganglion, dan syaraf
kranial serta sensoris.9
Pada akhir minggu ke3, neural plate dibagian lateral membentuk lipatan (neural fold) dan
dibagian tengahnya mengalami depressi (neural groove). Neural fold nantinya akan saling
10

mendekat dan bersatu membentuk somit. Neuropores anterior (cranial) menutup pada hari ke
25 dimana telah terbentuk 18-25 somit sedangkan neuropores post (caudal) menutup pada
hari ke 28 dimana telah terbentuk 25 somit. Apabila neural tube telah tertutup total, maka bisa
dikatakan bahwa proses neurulasi selesai.7
Pada hari ke 28 (embrio berukuran 3mm), pada daerah neural tube akan terbentuk 3
gelembung otak yaitu proenchephalon, mesencephalon, dan rhombencephalon. Selain itu juga
terjadi perlekukan yaitu chepalic flexure dan cervical flexure. Pada hari ke 32, 3 gelembung
otak

akan berkembang menjadi 5 gelembung otak. Proenchephalon (telencephalon,

diencephalon),

mesencephalon

(mesencephalon),

rhombencephalon

(metenchephalon,

myelencephalon). Telecephalon berkembang menjadi hemisphere cerebri. Diencephalon


berkembang menjadi optic vesicle, epiphysis, hypophysis. Mesenchephalon akan
berkembang menjadi corpora quadrigemina. Metenchephalon akan menjadi spon dan
cerebellum. Myelencephalon akan menjadi medulla oblongata.7

DERIVAT MESODERM
Lapisan mesiderm merupakan lapisan antara ektoderm dengan endoderm. Pada hari ke 17,
mesoderm akan berploriferasi dan menebal membentuk paraxial mesoderm. Namun di bagian
lateral, mesoderm masih tipis sehingga disebut lateral plate. pada bagian lateral plate,
terbentuklah intercellular cavity sehingga lapisan akan terbagi dua yaitu somatic or parietal
mesoderm layer yang melapisi amnion dan splamchinic atau visceral mesoderm layer yang
akan melapisi yolk sac. Kedua lapisan ini akan membentuk ekstraembrionic cavity.7
Pada minggu ke 3 paraxial mesoderm membentuk segmen-segmen somitomeres hari ke 20
dimana terbentuk somit pertama. Jumlah somit dapat dipakai untuk menentukan umur
embrio. Somit kemudian akan berdeferensiasi menjadi sclerotome (tendon, kartilago,
komponen tulang), myotome (komponen otot), dermatome (dermis bagian belakang).7
Pada intermediet mesoderm akanmembentuk neprothomes. Lateral plate mesoderm juga akan
berkembang menjadi parietal (somatic) dan visceral (splanchinic). Sedangkan parietal sendiri
yang

memiliki

sel

parietal

mesoderm

membentuk

membran

mesothelial/serous

(peritonel,pleura,pericardium, cairan serosa, dermis depan dengan anggota tubuh, tulang dan
jaringan penyambung anggota tubuh dan sternum. Bagian vixceralnha, bersama endoderm
membentuk dinding sel cerna dan membentuk membran serosa yang melapisi organ. Pada
11

derivat ini pula terbentuk pembuluh darah yang melalui dua cara yaitu vasculogenesis dan
angiogenesis.7
DERIVAT ENDODERM
Derivat utama pada lapisan endoderm adalah trac gastrointestinal. Lapisan mesoderm
melapisi permukaan ventral dari embrio dan yolk sac. Dengan bertambah panjangnya embrio
maka akan terjadi suatu lipatan yang terjadi didaerah cephalic dan caudal embrio ke arah
ventral sehingga menyebabkan lateral body fold terus bergerak menuju keventral dan
menarikamnion ikut serta makan ventral body wall menutup sempurna. Namun daerah
umblical tidak. Dengan begitu terbentuk pula gut tube yang dibagi tiga yaitu fore gut, mud
gut, hind gut. Bisa dikatakan bahwa pada derivat endoderm akan terbentuk epitel yang
melapisi tract respiratory, parenkim thyroid, para thyroid, liver, dan pancreas, stroma, tonsil,
epitel yang melapisi urinari bladder dan urethra, epitel yang melapisi thympanic cavity dan
auditory tube.7,9
PERKEMBANGAN EMBRIONIK
Massa yang dimulai dari awal bulan ketiga hingga akhir kehidupan dalam rahim dikenal
sebagai masa janin. Masa ini di tandai dengan penyempurnaan jaringan dan organ serta
pertumbuhan tubuh yang cepat. Panjang
janin biasanya disebutkan sebagai
panjang puncak kepala-bokong (PBB)
atau sebaliknya puncak kepala-tumit
(PPT), ukuran dari vertex kepala
sampai ke tumit (tinggi berdiri).
Ukuran,

yang

dinyatakan

dalam

sentimeter ini kemudian di hubungkan


dengan umur janin yang dinyatakan
dalam minggu atau bulan. Secara
umum

lamanya

kehamilan

diperhitungkan 280 hari atau 40


minggu setelah hari pertama haid
terakhir, atau lebih tepat, 226 hari atau 38 minggu setelah pembuahan.2

12

Gambar 7. Perkembangan Embrio Manusia.15

Gambar 8. Perkembangan Embrio Manusia.16

PERKEMBANGAN TIAP-TIAP BULAN

13

Gambar 9. Perkembangan Embrio Manusia.16


Salah satu perubahan yang paling mencolok selama masa janin adalah pertumbuhan kepala
yang relative lebih lambat dibandingkan dengan bagian tubuh lainnya. Selama bulan ketiga,
wajah janin semakin menyerupai manusia, mata yang mula-mula menghadap ke lateral,
menjadi terletak di permukaan ventral wajah dan telinga mendekati letak definitifnya
disamping kepala. Pada minggu ke 12 alat kelamin luar berkembang sedemikian rupa
sehingga jenis kelamin janin dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar (USG atau ultra sono
grafi). Pada bulan keempat dan kelima, janin memanjang dengan cepat. Janin dibungkus
oleh rambut-rambut halus yang disebut rambut lanugo; alis mata dan rambut kepala juga
dapat dilihat. Pada bulan kelima, gerakan janin biasanya jelas dapat dirasakan oleh ibunya.
Pada bulan keenam, kulit janin kemerah-merahan dan terlihat berkeriput, karena tidak ada
jaringan ikat dibawah kulit.

Kemudian menjelang akhir kehidupan dalam rahim, kulit

dibungkus oleh zat lemak keputih-putihan (verniks kaseosa) yang terbentuk dan produkproduk sekresi kelenjar sebum. Masa janin berlangsung dari kehamilan minggu 9 sampai saat
kelahiran. Pada akhir bulan kesembilan, kepala telah mendapatkan ukuran-ukuran lingkar
terbesar pada semua bagian tubuh, suatu hal yang tepenting berkenaan dengan lewat tidaknya
janin melalui jalan lahir. Pada saat lahir, berat badan janin antara 3000-3400 gram. Apabila
bayi dilahirkan lebih dini, mereka digolongkan sebagai premature, bila dilahirkan lewat
waktunya, dianggap postmatur. Secara umum, lama kehamilan janin cukup bulan dianggap
280 hari atau 40 minggu setelah hari pertama haid terakhir, atau lebh tepatnya 266 hari atau
38 minggu setelah pembuahan.6

KESIMPULAN
14

Suatu kehamilan tidak terjadi begitu saja. Banyak tahap-tahapan yang merupakan proses
penting yang terjadi dalam pembentukan janin. Diawali dengan pertemuan sel sperma dengan
sel telur dalam rahim wanita. Dimana sel sperma harus melewati beberapa tahap untuk dapat
membuahi. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa suatu kehamilan melibatkan banyak proses
antara lain fertilisasi, implantasi, gastrulasi, masa embrionik dan masa janin, yang masingmasing memiliki perkembangannya sendiri. Sehingga dengan perkembangan dan tahapan
tersebut, sepasang suami istri dapat memahami mengenai perkembangan embrio yang
sesungguhnya.

DAFTAR PUSTAKA
1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 1995.h. 345-8.
2. Othman
R.
Spermatogenesis

dan

oogenesis.

Diunduh

http://cikgurozaini.blogspot.com/2011/06/spermatogenesis-and-oogenesis.html,

dari
25

Januari 2014.
3. Lugtyastyono. Pembelahan sel. Diunduh dari http://biologiklaten.wordpress.com/bab21-sist-reproduksi-xi/, 25 Januari 2014.
4. Diunduh dari http://medblog.medlink-uk.net/laurasmall/files/2012/11/oogenesis.jpg,
25 Januari 2014.
5. Manuaba IGB. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1998.h. 95-8.
6. Sadler TW. Embriologi kedokteran langman. Edisi ke 7. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1996. 29-30.
7. Priastini R, Hartono B, Dewajanthi AM, dkk. Bahan kuliah biologi blok 4 dasar
biologi sel 2. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2013.
8. Heffner LJ, Schust DJ. Sistem reproduksi. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga Medical
Series; 2005.h. 43-7.
9. Priastini R, Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran. Edisi ke-3. Jakarta: Universitas
Kristen Krida Wacana; 2013.205-6.
10. Benson RC, Pernoll ML. Buku saku obstetri dan ginekologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 1994.h. 52-6.
11. Implantasi hari ke 8. Diunduh

dari

http://www.bing.com/images/search?

q=implantasi+hari+ke+8&go=&qs=ds&form=QBIR#view=detail&id=156081114EA
444BDED71649EF9F75570FDA8C686&selectedIndex=3, 25 Januari 2014.
12. Suyono J. Embriologi kedokteran langman. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC;2000.h.20-36, 43-87.
15

13. Manuaba IBG, Manuaba IAC, Manuaba IBGF. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h. 98-104.
14. Henderson C, Jones K. Buku ajar kebidanan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2001.h. 132-5.
15. Syahrum MH, Kamaludin, Tjkronegoro A. Reproduksi dan embriologi: dari satu
menjadi organism. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;1994.h. 64-73.
16. Sherwood L. fisiologi manusia. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;

2012.h.851-2.

16

Vous aimerez peut-être aussi