Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Tujuan Percobaan
a. Memahami prinsip analisa dengan menggunakan AAS
b. Mampu mengoperasikan alat AAS
c. Membuat kurva standar
d. Menentukan konsentrasi sampel
1.2
Dasar Teori
1.2.1
gelombang
elektromagnetik
dengan
materi.
Materi
bisa
dapat
men ginteraksikan
antara
cahaya
dengan
materi
atau atom), AAS adalah salah satunya. AAS merupakan alat yang
1.2.2
Dengan demikian
yang tersusun vertikal. Angka ini menunjukkan energi dalam elektron volt.
Angka yang berada pada garis miring yang menunjukkan panjang gelombang
cahaya yang diserap atom. Nilai 0 eV merupakan energi yang dimiliki atom
pada keadaan ground state. Letak ground state tiap atom berbeda-beda. Hal ini
dapat diketahui dari konfigurasi elektron pada ground state. Misalkan ion Mg +
yang memiliki nomor atom 12, elektronnya II, sehingga konfigurasi
elektronnya menjadi 1s2, 2s2, 2p6, 3s1. Sama seperti konfigurasi pada atom Na.
Dari konfigurasi ini, dapat diketahui bahwa ground state pada atom Mg yaitu
terletak pada subkulit 3s karena elektron yang dapat tereksitasi hanya elektron
pada subkulit 3s saja. Untuk sub kulit 3 p, energi levelnya terpecah menjadi 2,
karena momen anguler momentumnya yang berbeda yaitu 2P1/2 dan 2P3/2. Jika
dilihat dari diagram energi levelnya dimulai dari 3s, kerena 3s merupakan
ground state dari Na dan Mg+..
Berpindahnya elektron ke excited state yaitu contohnya 3p. Mg+ dan
Na memiliki selisih tingkat energi yang berbeda. Untuk Na, berpindahnya
elektron dari 3s ke 3p, selisih tingkat energinya adalah sebesar 2 eV.
Sedangkan untuk Mg+, berpindahnya elektron dari 3s ke 3p selisih tingkat
energinya adalah sebesar 4 eV, sehingga panjang gelombangnya juga berbeda.
Perbedaan inilah yang menyebabkan suatu unsur dapat dianalisa dengan
spektrometri serapan atom (Mc Qurne, D.A., 1983).
1.2.4
Choper
Signal Processor
Nyala Monokromator Detektor
Display
Atomizer
Motor
Sumber tenaga
4
Bahan bakar sampel
Oksigen
kemudian
memancarkan
radiasi
(Khopkar. 1990). Gambar 1.2 di bawah ini merupakan gambar dari lampu katoda
berongga.
Ga
mbar 1.3 Lampu Katoda Berongga
Gas-gas pengisi tabung yang biasa digunakan adalah Ne (neon), Ar (argon) dan He
(helium). Contoh unsur dari katoda adalah Cu (tembaga), Mg (magnesium),
Na (natrium) dan lain-lain. Jenis lampu logam dengan panjang gelombang tertentu
dibedakan berdasarkan logam yang dipasang pada lubang katoda yang berfungsi
sebagai pengatur frekuensi radiasi yang dipancarkan dari lampu, sehingga energi
ini ole h photomultiplier diubah menjadi energi listrik.
Dalam rangkaian alat
frekuensi radiasi yang dipancarkan dari lampu, sehingga energi ini oleh
photomultiplier dubah menjadi energi listrik.
2. Pemilah (Chopper)
Dimuka lampu katoda rongga terdapat komponen yang disebut baling
baling (chopper), yang berfungsi mengatur frekuensi radiasi resonansi yang
dipancarkan dari lampu, sehingga energi radiasi ini oleh diubah menjadi arus
listrik. Karena chopper berpulsa maka arus listrik tidak sepenuhnya terbaca.
Kemudian arus listrik yang tidak terbaca akan difilter. Sehingga setelah difilter
arus listrik yang tidak terbaca akan menjadi terbaca.
3. Atomizer
Atomizer adalah alat yang digunakan untuk mengatomkan senyawa yang
akan dianalisa (sampel). Atomizer terdiri dari sistem pengabut (nebulizer) dan
sistem pembakar (burner), sehingga sistem atomizer ini juga disebut burner
nebulizer system/sistem pengabut pembakar. macam-macam atomizer :
Flame bekerja pada temperature atomisasi 1700-3150C dengan jeniscontinue
Inductively coopled argon plasma, bekerja pada temperatur atomisasi 4000
jenis kontinyu.
Electric thermal, bekerja pada temperature 1200-1300oC, dengan jenis diskrit.
Electric arc, bekerja pada temperature 4000-5000 oC, baik untuk jenis diskrit
dan kontinyu.
Electric spark, bekerja pada temperature 40000oC dengan jenis kontinyu.
zbAHASSSSS
Bahan
bakar dan oksidan
Sampel analit
Saluran
penampung
Dari gambar dapat dijelaskan bahwa, bahan bakar, udara dan sampel diumpankan
ke tempat campuran melalui sederet buffle kemudian menuju ke tempat pembakaran.
Pemasangan buffle dimaksudkan untuk pencampuran bahan bakar, oksidan dan
sampel agar terjadi dengan sempurna. Sampel yang masuk pada alat ini menghasilkan
7
4. Monokromator
Monokromator merupakan alat yang berfungsi untuk memisahkan radiasi
yang tidak diperlukan dari spektrum radiasi lain yang dihasilkan oleh Hallow
Cathode Lamp . Atau dengan istilah lain melakukan pemilihan radiasi yang
ditemukan.
Monokromator
terdiri
dari
dua
jenis
yaitu
Czerny-Turner
a.
G
Gambar 1.6 Grating Monochromator
5. Detektor
Dalam
sebuah
detektor
untuk
suatu
spektrofotometer,
kita
10
As = bCs
As = bCx
Cx =
Ax
As
. Cs
Absorbansi
Gambar 1.8
Kurva
Konsentrasi
sampel
Kalibrasi
11
y
y
x
a
= a + bx
= absorbansi
= volume standar
= intersep
= ( K . Cx . Vx ) / V
B = slope
= tan = ( K . Cs ) / V
A = Ax + As
= b . C +
x
b . Cs
Cx . Vx
Cx
Vlabu
Cx
Cs
Cx .V x b. Cs
b
.
+
.Vs
A=
V labu V labu
= K1 + K2 . Vs
K 1 b . C x. V x /V labu
=
K2
b .C s / V labu
K 1 Cx. V x
=
K2
Cs
C x=
1.2.6
K 1. Cs
K2. V x
12
(daerah ultraviolet)
dari
selalu tersedia dan juga serapan atom dan serapan latar tidak diukur
pada panjang gelombang yang sama. Sinar yang intensitasnya hampir
merata pada daerah 1900-4300
13
14
kurang tepat (bila signal berbeda dalam pita spektrum dari sinar yang
digunakan). Gangguan dapat diatasi dengan melakukan beberapa cara,
yaitu mempersempit lebar celah, menaikan arus lampu, mengencerkan
larutan atau menggunakan nyala yang lebih rendah.
6. Gangguan fisik alat, yaitu semua parameter yang dapat mempengaruhi
kecepatan sampel sampai ke nyala dan sempurnanya atomisasi.
Parameter-parameter tersebut adalah kecepatan aliran gas, berubahnya
viskositas sampel akibat suhu nyala. Gangguan ini dapat diatasi
dengan lebih sering membuat kalibrasi atau standarisasi.
BAB II
METODOLOGI
15
2.1 Alat
- AAS Spectra AA-220
- Botol sampel
2.2 Bahan
- Larutan sampel (X1, X2,dan X3)
- Larutan standar ( 1 ppm, 6 ppm, 10 ppm, 16 ppm, 20 ppm, 30 ppm)
- Aquadest
2.3 Prosedur Kerja
A. Pengoperasian AAS Spectra AA-220
1.
12.
16
- Measurement
Measurement mode
Measurement time
Read delay time
Calibration mode
Replicate standar
Replicate sample
- Optical
Lamp position
: Integration
: 3s
: 5s
: concentration
:3
:3
: 4 (sesuai denmgan posisi lampu)
Lamp current
: 4,0
Wavelength
: 324,8 nm
Slit width
: 0,5 nm
Standard
Mengisi nilai larutan standar Cu
Standar 1
: 1 ppm
Standar 2
: 6 ppm
Standar 3
: 10 ppm
Standar 4
: 16 ppm
Standar 5
: 20 ppm
Standar 6
: 30 ppm
15. Mengklik ok
16. Mengklik label dan mengisi nama sampel berikut ini :
Pada baris 1 : sampel X1
Pada baris 2 : sampel X2
Pada baris 3 : sampel X3
17. Mengklik analysis
Akan muncul kotak dialog confirm W5127 : please up date the worksheet
18.
17
: mengklik ok
- kotak analysis
: mengklik ok
- kotak confirm
: mengklik ok
BAB III
DATA PENGAMATAN
Absorbansi
(mg/L)
0
1
6
10
16
20
30
5,220
16,031
2,278
X1
0,0072
0,3368
0,5536
0,8364
1,0027
1,3660
0,2935
0,8448
0,1283
X2
0,0048
0,3459
0,5550
0,8364
0,9993
1,3717
0,2967
0,8451
0,1300
19
X3
0,0035
0,3404
0,5588
0,8377
1,0115
1,3498
0,2960
0,8382
0,1314
SD ()
% RSD
0,0052
0,3410
0,5558
0,8368
1,0025
1,3625
0,2954
0,8427
0,1299
0,0019
0,0046
0,0027
0,0008
0,0091
0,0114
0,0017
0,0039
0,0016
36,33
1,34
0,48
0,09
0,91
0,83
0,57
0,46
1,20
X 1+ X 2+ X 3+ ..+ Xn
X =
n
sampel.
Perhitungan standar deviasi (SD)
X 3x
Xn x
Rumus ,
2
( X 1x )2+ ( X 2x )2+
=
Perhitungan SD untuk larutan blanko
0,00350,0052
2
2
( 0,00720,0052 ) +( 0,00480,0052)2+
=
= 0,0019
Dengan cara yang sama untuk mengukur standar deviasi pada larutan
standar dan sampel.
Perhitungan % RSD
20
Rumus ,
% RSD =
x 100 %
BAB IV
PEMBAHASAN
21
yang dibuat secara manual dan menentukan konsentrasi sampel melalui grafik . Hasil
yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan hasil konsentrasi yang langsung ada dari
alat AAS, yaitu :
22
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
Prinsip alat AAS adalah berdasarkan pada banyaknya cahaya yang diserap
oleh atom-atom yang ada dalam sampel, dimana banyaknya cahaya yang
diserap sebanding dengan banyaknya konsentrasi logam tersebut dalam
sampel.
Dari percobaan diperoleh konsentrasi Cu dengan dua metode, yaitu metode
pertama nilai konsentrasi sampel diperoleh dari pembacaan langsung oleh
alat, yaitu :
Sampel X1 = 5,220 ppm
Sampel X2 = 16,031 ppm
Sampel X3 = 2,278 ppm
Dan metode kedua dari interpolasi pada grafik manual, yaitu :
Sampel X1 = 5,2 ppm
Sampel X2 = 16,0 ppm
Sampel X3 = 2,2 ppm
23
Tujuan kedua tercapai yaitu mampu mengoperasikan alat AAS, hal ini
dapatdibuktikan pada bab 2 pada prosedur percobaanpengoperasian spectra
AA-220.
Tujuan ketiga telah tercapai yaitu dapat mebuat kurva standar berdasarkan
pada konsentrasi larutan standar vs absorbansi larutan standar.
DAFTAR PUSTAKA
Underwood., AL., Day., RA., Jr., 2002, Analisa Kimia Kuantitatif Edisi
Keenam, Jakarta : Erlangga
24
25
LAMPIRAN
26