Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
AGUS BUDI W
1008033
Tumor otak merupakan lesi yang terletak pada intrakranial yang menempati
ruang didalam tengkorak. Tumor-tumor selalu bertumbuh sebagai sebuah massa
yang berbentuk bola tetapi juga dapat tumbuh menyebar masuk kedalam jaringan
(Smeltzer & Bare, 2001).
Tumor otak benigna adalah pertumbuhan jaringan abnormal didalam otak, tetapi
tidak ganas, sedangkan tumor otak ,malignant adalah kanker didalam otak yang
berpotensi menyusup dan menghancurkan jaringan disebelahnya atau yang telah
menyebar (metastasis) ke otak dari bagian tubuh lainnya melalui aliran darah.
Klasifikasi tumor otak diantaranya (Smeltzer & Bare, 2001)
1. Tumor-tumor yang berasal dari jaringan otak
Gliomas : tumor penginfiltrasi yang dapat menyerang beberapa bagian otak :
biasanya bagian ini banyak pada bagian otak.
a Astrositoma (derajat 1 dan 2)
b Glioblastoma (derajat 3 dan 4 astrositoma)
c Apendimoma
d Meduloblastoma
e Oligodendroglioma
f Kista koloid
2. Tumor yang muncul dari pembungkus otak :
Meningioma : terbungkus dalam kapsul, dapat dipastikan dengan baik,
pertumbuhan keluar jaringan otak : menekan dari pada menginvasi otak.
3. Tumor yang berkembang didalam atau pada saraf kranial
Neuroma akustik : diturunkan dari lapisan pembungkus saraf akustik saraf
optik spongioblastoma polar.
4. Lesi metastatik
Paling umum dari paru dan payudara
5. Tumor kelenjar tanpa duktus
a
Hipofisis
Dinealis
Hemagioblastoma
Angioma
7. Tumor-tumor congenital
B. Etiologi
bahan
kimia
yang
bersifat
karsinogenik,
misal
methyl
cholantrone/netrosethil urea
3. Virus
C. Manifestasi Klinik
Menurut Smeltzer & Bare (2001), tumor otak menunjukkan manifestasi klinis
yang tersebar bila tumor ini menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala
lokal sebagai akibat dari tumor yang mengganggu bagian spesifik dari otak.
1. Gejala peningkatan tekanan intracranial
Gejala-gejala peningkatan TIK disebabkan oleh tekanan-tekanan yang
berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya
adalah gangguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan cerebrospinal
dan darah serebral, semua terletak didalam tengkorak. Sebagai akibat dari
pertumbuhan tumor, maka kompensasi penyesuaian diri dapat dilakukan
melalui penekanan pada vena-vena intracranial, melalui penurunan volume
cairan cerebrospinal (melalui peningkatan absorbsi dan menurunkan
produksi). Penurunan sedang pada aliran darah serebral dan menurunnya
massa jaringan otak intraseluler dan ektraseluler.
Bila kompensasi ini semua gagal, pasien mengalami tanda dan gejala
peningkatan TIK. Gejala-gejala peningkatan TIK:
a
Sakit kepala
Meskipun tidak selalu ada, tetapi ini banyak terjadi di pagi hari dan
menjadi buruk oleh karena batuk, menegang atau melakukan gerakan yang
tiba-tiba. Keadaan ini disebabkan oleh serangan tumor, tekanan atau
Muntah
Kadang-kadang dipengaruhi oleh asupan makanan, yang selalu disebabkan
adanya iritasi pada pusat vagal dimedula. Jika muntah dengan tipe yang
kuat, ini digambarkan sebagai muntah proyektil.
2. Gejala terlokalisasi
Lokasi gejala-gejala terjadi spesifik sesuai dengan gangguan daerah otak yang
terkena, menyebabkan tanda-tanda yang ditunjukkan lokal, seperti ketidak
normalan sensori dan motorik, perubahan penglihatan dan kejang
a Tumor korteks motorik memanifestasikan diri dengan menyebabkan gejala
seperti kejang-kejang yang terletak pada satu sisi tubuh, yang disebut
kejang jacksonian.
b Tumor lobus oksipital menimbulkan manifestasi visual, hemianopsia
homonimus kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang
pandangan pada sisi yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi
penglihatan.
c Tumor serebelum menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan keseimbangan)
atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan kecenderungan jatuh kesisi
lesi, otot tidak terkoordinasi dan nistagmus (gerakan mata berirama tidak
disengaja) biasanya menunjukkan gerakan horizontal.
d Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian, perubahan
status emosional dan tingkah laku dan disintregasi perilaku mental. Pasien
sering menjadi ekstrem yang tidak teratur dan kurang merawat diri.
e Tumor sudut serebelopontin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan
memberi rangkaian gejala yang timbul dengan semua karakteritik gejala
pada tumor otak
1) Pertama, tinitus dan kelihatan vertigo, gangguan fungsi saraf kedelapan
2) Berikutnya kesemutan dan rasa gatal-gatal pada bagian wajah dan lidah
(berhubungan dengan saraf kranial kelima)
3) Selanjutnya terjadi kelemahan atau paralisis (keterlibatan saraf kranial
ketujuh)
4) Akhirnya karena pembesaran tumor menekan serebelum, mungkin ada
abnormalitas pada fungsi motorik
f Tumor intrakranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian, konfusi,
gangguan fungsi bicara dan gangguan gaya berjalan, terutama pada lansia.
D. Patofisiologi
Tumor otak menyebabkan gangguan neurologik progresif. Gejala-gejalanya
terjadi berurutan. Gangguan neurologik pada tumor otak biasanya dianggap
disebabkan oleh dua faktor: gangguan fokal disebabkan oleh tumor dan kenaikan
tekanan intrakranial.
Gangguan fokal terjadi apabila terdapat penekanan pada jaringan otak, dan
infiltrasi langsung pada parenkim otak dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu
saja disfungsi yang paling besar terjadi pada tumor yang tumbuh paling cepat
(misalnya glioblastoma multi forme).
Perubahan suplai darah akibat tekanan yang ditimbulkan tumor yang tumbuh
menyebar menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan suplai darah arteri pada
umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara akut dan mungkin
dapat dikacaukan dengan gangguan serebrovaskuler primer.
Serangkaian kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuron
dihubungkan dengan kompresi, invasi dan perubahan suplai darah ke otak.
Beberapa tumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya
sehingga memberat gangguan neurologis fokal.
Peningkatan tekanan intrakranial dapat diakibatkan oleh beberapa faktor:
bertambahnya massa dalam tengkorak, terbentuknya edema sekitar tumor, dan
perubahan sirkulasi cairan cerebrospinal. Pertumbuhan tumor menyebabkan
bertambahnya massa karena tumor akan mengambil tempat dalam ruang yang
relatif tetap dari ruangan tengkorak yang kaku. Tumor ganas menimbulkan edema
2.
Nilai 1-4
b. Respon bicara
Nilai 1-5
c.
Nilai 1-6
Respon motorik
3.
Apasia motorik
b.
Apasia sensorik
c.
Apasia total
l Interaksi sosial
Afasia motorik atau sensorik, bicara tanpa arti, bicara berulang-ulang,
disatria (Maryiln, Doengoes. 2000)
2.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara C. Long, alih bahasa R.Karnaen dkk. (1996). Perawatan medikal bedah.
Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. (2003). Buku ajar keperawatan medikal bedah ed 8 Vol 3. Jakarta:
EGC
Lynda Juall Carpenito, Alih bahasa Yasmin Asih (1997). Diagnosa keperawatan , ed
6. Jakarta:EGC
Marilyn E. Doenges. (2000). Rencana asuhan keperawatan. Jakarta: EGC
Price & Wilson.(1995). Patofisiologi, konsep klinik proses- proses penyakit ed. 4.
Jakarta: EGC
LAPORAN PENDAHULUAN
SOL (Space Occupying Lession)
Disusun oleh:
HUBERTUS AGUNG PAMBUDI
G6B 00 80 56
3. Intervensi Keperawatan
No
1
Dianosa
Tujuan
Intervensi
Nyeri
b/dSetelah dilakukan tindakana
peningkatan TIK
keperawatan selama 1x 24
jam
diharapkan
nyeri
berkurang dengan KH :
b
a Pasien
melaporkan
nyeri berkurang skala
nyeri : 1-3/4-6
c
b Ekspresi wajah tampak
rileks
c Tanda-tanda vital dalamd
batan normal
N : 60-100x/menit
e
RR: 16-24x/ menit
f
g
Rasional
Tinggikan kepala pasien 15-45- Meningkatkan aliran balik vena dari kepala, sehingga
derajat.
akan mengurangi resiko terjadinya peningkatan TIK.
- Membantu untuk mengurangi rasa sakit
Ajarkan teknik relaksasi dan
motivasi
pasien
untuk
melakukannya
- Tindakan ini meningkatkan istirahat dan menurunkan
Pertahankan lingkungan yang rangsangan, membantu menurunkan TIK
tenang, suyi dan pencahayaan yang
redup/turunkan stimulasi eksternal - Meningkatkan rasa nyaman dengan menurunkan
Berikan kompres dingin pada vasodilatasi
kepala
- Aktivitas yang dilakukan terus menerus dapat
Anjurkan pasien untuk mengurangi meningkatkan TIK dengan menimbulkan efek
aktivitas
stimulasi kumulatif.
- Menghilangkan ketegangan dan meningkatkan
Masase pada daerah kepala/ leher/ relaksasi otot
lengan,
jika
pasien
dapat
mentoleransi sentuhan
- Pemberian obat analgesik dilakukan guna mengganggu
Kolaborasi : berikan analgesik atau memblok tranmisi stimulus agar terjadi perubahan
sesuai indikasi
persepsi dengan cara mengurangi kortikal terhadap
nyeri
Pantau status neurologis secara- Mengkaji adanya kecenderungan pada tingkat
teratur.
kesadaran dan potensial peningkatan TIK dan
bermanfaat dalam menentukan lokasi, perluasan dan
perkembangan kerusakan SSP
Pertahankan kepala/ leher pada- Kepala yang miring pada salah satu sisi menekan vena
posisi tengah atau pada posisi jugularis dan menghambat aliran darah vena yang
Bersihan jalan napasSetelah dilakukan tindakana Mengatur posisi tidur semi atautidak efektif b/dkep selama 1x24 jam high fowler
obstruksi
jalandiharapkan bersihan jalanb Memersihkan sekret dari mulut,napas
napas efektif dengan KH :
suction jika memungkinkan
a RR : 16-24x/ menit
b Suara napas vesikulerKolaborasi:
(fase I:E : 1:2)
c Memberikan O2 sesuai indikasi
c Sianosis tidak ada
Pola napas tidakSetelah dilakukan tindakana Atur posisi pasien semi fowler
efektif
b/dkep selama 1x24 jam
penekanan
padadiharapkan bersihan jalan
medula oblongata napas efektif dengan KH : b Apabila pasien sudah sadar,d RR : 16-24x/ menit
anjurkan untuk latihan napas
e
f
g
Dispnea berkurang
Ekspasi paru adekuatc
ka=ki
Pergerakan
dadad
simetris/
tidak
ada
retraksi
dalam
Kolaborasi dengan tim
dalam pemberian th/O2
Monitor pemberian O2
medis-
Orientasikan
pasien
terhadaplingkungan, staf, orang lain
diareanya
Dorong orang terdekat untuk tingaldengan pasien
Lakukan tindakan untuk membantupasien
untuk
menangani
keterbatasan penglihatan, misal
dengan mengatur perabot, ingatkan
memutar kepala ke subyek yang
terlihat
Kerusakan
Setelah dilakukan tindakana. Bedakan antara afasia dengankomunikasi verbalkeperawatan selama 2x24
disatria
b/d afasia sensorik,jam diharapkan kerusakan
kesulitan bicara
komunikasi verbal dapat
diminimalkandengan KH :
- Pasien
menggunakan
metode
komunikasi
dimana kebutuhan dapat
diekspresikan
- Pasien
menggunakan
sumber-sumber dengan
-
dan
Menurunkan kebingungan
Menurunkan bahaya keamanan sehubungan dengan
perubahan lapang pandang/ kehilangan penglihatan
tepat
Memberikan
komunikasi
tentang
kebutuhan
berdasarkan keadaan
Mengurangi isolasi sosial pasien dan meningkatkan
penciptaan komunikasi yang efektif.
Meningkatkan percakapan yang bermakna dan
memberikan kesempatan untuk ketrampilan praktis
Beberapa obat dan stimulasi lain (kurang tidur, lampu
yang terlalu terang)dapat meningkatkan aktivitas
otak, yang meningkatkan resiko terjadinya kejang.
Melindungi pasien jika terjadi kejang.
untuk
penanganan
dan
seperti
fenitoin
diazepam (valium),
(lumina)
(dilantin),
fenoorbital