Vous êtes sur la page 1sur 23

Angka Kecukupan Gizi

Dwi Ishartani

Tujuan Konsumsi Pangan


Tujuan fisiologis: upaya untuk memenuhi
keinginan makan (rasa lapar) atau untuk
memperoleh zat-zat gizi yang diperlukan
tubuh
Tujuan psikologis: untuk memenuhi kepuasan
emosional atau selera
Tujuan sosiologis: untuk memelihara
hubungan manusia dalam keluarga dan
masyarakat

Konsep Dasar
Sehat dan Produktif:
perbaikan, aktivitas,
pertumbuhan

Karbohidrat
Protein
Lemak
Vitamin

Mineral

Masalah gizi berbeda-beda tergantung pada


tingkat sosial ekonominya.
keluarga yang kaya dan tinggal diperkotaan:
kelebihan gizi yang disebut gizi lebih
risiko tinggi untuk mudah menjadi gemuk dan
rawan terhadap penyakit jantung, darah tinggi,
diabetes dan kanker.
keluarga dengan tingkat sosial ekonominya rendah
atau sering disebut keluarga miskin:
kekurangan gizi yang disebut gizi kurang
risiko terserang penyakit infeksi terutama diare dan
infeksi saluran pernafasan atas (SPA), rendahnya
tingkat intelektual dan produktifitas kerja.

Butuh suatu acuan tentang jenis dan jumlah


zat gizi yang harus dipenuhi oleh individu
dalam satu hari
Indonesia

Angka Kecukupan Gizi =AKG (terjemahan dari


Recommended Dietary Allowance)

Filipina

Recommended Energy and Nutrition Intake=RENI

Amerika Serikat

Dietary Reference Intake (DRI):


1. Estimated Average Requirement=EAR (kebutuhan
gizi rata2)
2. Recommended Dietary Allowance=RDA
(konsumsi gizi yang dianjuran
3. Adequate Intake=AI (kecukupan asupan gizi)
4. Tolerable Upper Intake Level=UL (batas
maksimum yang diperbolehkan)

Angka Kebutuhan Gizi: jumlah zat gizi minimum


yang diperlukan oleh seseorang untuk hidup
sehat.
Angka Kecukupan Gizi(AKG) dan RDA: kecukupan
rata-rata zat gizi setiap hari bagi hampir setiap
orang (97.5%) menurut golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk
mencapai derajat sehat optimal.
Estimated Average Requirement (EAR):
kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi ratarata orang (50%) menurut golongan umur, jenis
kelamin, ukuran tubuh, dan aktivitas untuk
mencapai derajat sehat optimal.

Adequate Intake (AI): kecukupan gizi berdasarkan


asupan gizi orang yang sehat. AI digunakan jika
belum cukup kajian kebutuhan atau kecukupan
gizi tertentu pada populasi tertentu. Misal:
perkiraan kebutuhan vitamin A pada bayi
berdasarkan kandungan vitamin A pada ASI yang
ibu dan anaknya sehat dengan status gizi yang
baik.
Tolerable Upper Intake Level (UL): kecukupan gizi
yang bila dikonsumsi pada jumlah tersebut setiap
hari tidak menimbulkan efek yang
membahayakan kesehatan.
Misal: vitamin C untuk orang dewasa EAR
75mg, RDA 90mg dan UL 2000mg.

Pertama kali AKG di Indonesia disusun tahun 1958 oleh Lembaga


Makanan Rakyat dengan pendekatan lintas sektor. Tujuan utama
penyusunan AKG adalah untuk acuan perencanaan makanan dan
menilai tingkat konsumsi makanan individu/masyarakat. Rujukan
yang digunakan saat itu adalah Recommended Dietary Allowances
(RDA) yang dikeluarkan FAO/WHO. AKG ini ditinjau kembali tahun
1968.
Pada tahun 1973 penyusunan AKG dikoordinasikan oleh Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dalam forum Widyakarya
Nasional Pangan dan Gizi dengan tetap mengacu pada AKG yang
dikeluarkan FAO/WHO. Selanjutnya setiap 4-6 tahun sekali AKG
dievaluasi sesuai dengan kemajuan Ilmu Gizi, perubahan
kependudukan dan sosial ekonomi.
Untuk pertama kali AKG hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi
V pada tahun 1993 disyahkan oleh Menteri Kesehatan dengan SK
No. 332/MENKES/ SK/IV/1994 tanggal 16 April 1994

Kegunaan AKG
Menilai tingkat konsumsi pangan seseorang atau
penduduk berdasarkan survai konsumsi pangan
Perencanaan makanan institusi yang lengkap dan
seimbang
Perencanaan produksi dan ketersediaan pangan
wilayah; perencanaan dilebihkan 15%
Patokan label gizi pada makanan kemasan (UU
Pangan No. 7 Tahun 1996)
Pendidikan gizi

Contoh:
MENU SEHARI Energi 2150 kkal
Pagi
Nasi
: 1 gls nasi
Sambel goreng kering daging: 1 ptg sedang
Setup buncis + wortel
: gelas
The manis
: 1 gls (gula 1 sdm)

Pagi
Roti
Telur mata sapi
Setup buncis + wortel
Teh manis

Siang
Nasi
Ikan goreng
Sambel goreng tahu
Sayur asam
Pepaya
Sore
Nasi
Telur bumbu rujak
Tempe goreng
Sup sayuran
Pisang
Selingan pukul 16.00
Bubur kacang hijau

Siang
Nasi
Pepes Ikan
Sambel goreng tahu
Sayur asam
Pepaya
Sore
Nasi
Daging bumbu bali
Tempe goreng
Sup sayuran
Pisang
Selingan pukul 16.00
Kolak pisang

: 1 gls nasi
: 1 ptg sedang
: 1 ptg sedang
: gls
: 1 ptg sedang
: 1 gls nasi
: 1 btr sedang
: 1 ptg sedang
: gls
: 1 bh sedang
: 1 mangkok

: 2 prg nasi
: 1 btr sedang
: gelas
: 1 gelas (gula 1 sdm)

: 1 gls nasi
: 1 ptg sedang
: 1 ptg sedang
: gls
: 1 ptg sedang
: 1 gls nasi
: 1 ptg sedang
: 1 ptg sedang
: gls
: 1 bh sedang
:1

mangkok

Penyesuaian AKG dengan kondisi


aktual

=


Misal:
Seorang mahasiswa berusia 20 tahun memiliki berat
badan 55 kg. Hitunglah kebutuhan gizi mahasiswa
tersebut.
Kebutuhan protein = (55/56) x 60g = 58.93g

Pola pangan ideal jika perbandingan komposisi


energinya:
50-65% dari karbohidrat
10-20% dari protein
20-30% dari lemak

Hasil agregasi nasional (WNPG, 2008):


Kalori : ketersedian 2200kkal, konsumsi 2000kkal
Protein : ketersediaan 57g, konsumsi 52g

Faktor yang Mempengaruhi


Kebutuhan Gizi

Tahap perkembangan
Faktor fisiologis tubuh
Keadaan sakit dan penyembuhan
Aktivitas fisik
Ukuran tubuh

Gizi pada Wanita Hamil dan Menyusui


Selama masa kehamilan terbentuk jaringan2 baru,
yaitu janin dan jaringan pendukung janin.
Butuh asupan gizi lebih banyak daripada kondisi
normal untuk kebutuhan ibu dan pertumbuhan janin.
Konsumsi pangan dan gizi yang kurang pada wanita
hamil:

Prematur
Bayi berat lahir rendah (BBLR)
Ibu dan/bayi meninggal sewaktu persalinan
Kecerdasan bayi rendah

Konsumsi pangan dan gizi yang kurang pada wanita


menyusui:
Kualitas dan kuantitas ASI rendah

Gizi pada Masa Bayi


Pertumbuhan sejak lahir hingga 1 tahun.
Masa pertumbuhan yang paling cepat
dibandingkan masa lainnya.
1-6 bulan: ASI
> 6 bulan: (+) MP-ASI
Keuntungan ASI:

Pencegahan + pengobatan diare


Penghematan biaya dan energi
KB
Mendekatkan hubungan psikis ibu-anak

Prinsip pemberian MP-ASI:


Mencukupi kebutuhan gizi karena ASI kurang
Memenuhi kebutuhan gizi bayi
Memberikan serat bagi bayi yang mengalami
konstipasi

Periode paling rawan terhadap kurang gizi dan


serangan penyakit

Gizi pada Anak Balita


Periode pertumbuhan yang lebih lambat
daripada bayi, namun lebih cepat daripada
anak usia sekolah dan remaja.
Masa rawan : susah makan
Kekurangan gizi: pertumbuhan terhambat,
umumnya jika dewasa tinggi tubuhnya lebih
rendah dibandingkan yang cukup gizinya.

Gizi pada Anak Usia Sekolah dan


Remaja
Pertumbuhan masih terjadi, tetapi lebih
lambat.
Kegiatan fisik semakin meningkat
Kekurangan gizi dapat menghambat
pertumbuhan

Gizi pada Usia Dewasa dan Lanjut


Pertumbuhan telah berakhir, kecuali berat
badan akibat penimbunan lemak.
Usia lanjut membutuhkan gizi lebih sedikit.

Vous aimerez peut-être aussi