Vous êtes sur la page 1sur 4

DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Pengertian
Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan
kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiriseperti mandi
(hygiene), berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting).

2. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala defisit perawatan diri, yaitu :
a) Mandi / hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan, memperoleh atau
mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air mandi, mendapatkan perlengkapan
mandi, mengeringkan tubuh, serta masuk dan keluar kamar mandi.
b) Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil potongan pakaian,
menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar pakaian. Klien juga memiliki
ketidakmampuanuntuk mengenakan pakaian dalam, memilih pakaian, menggunakan alat
tambahan,

menggunakan kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,

mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil pakaian, dan


mengenakan sepatu.
c) Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan, mempersiapkan
makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan, menggunakan alat tambahan,
mendapatkan makanan, membuka kontainer, memanipulasi makanan dalam mulut,
mengambil makanan dalam wadah lalu memasukannya ke mulut, melengkapi makan,
mencerna makanan menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,
serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d) BAB/BAK (toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau kemampuan dalam mendapatkan jamban atau
kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi makanan untuk toileting,
membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiran toilet atau kamar kecil.
Keterbatasan perawatan diri dia atas biasanya diakibatkan karena stresor yang cukup berat
dan sulit ditangani oleh klien (klien bisa mengalami harga diri rendah), sehingga dirinya tidak mau
mengurus atau merawat dirinya sendiri baik dalam hal mandi, berpakaian, berhias, makan, maupun
BAB dan BAK. Bila tidak dilakukan intervensi oleh perawat, maka kemungkinan klien bisa
mengalami masalah risiko tinggi isolasi sosial.

3. Pohon Masalah
Effect
Care Problem

Risiko Tinggi Isolasi Sosial


Defisit Perawatan Diri

Causa

Harga Diri Rendah Kronis

4. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul


a) Defisit Perawatan Diri
b) Harga Diri Rendah
c) Risti Isolasi Sosial
5. Data yang Perlu Dikaji
Masalah Keperawatan
Defisit perawatan diri

Data yang Perlu Dikaji


Subjektif:
Klien mengatakan dirinya malasmandi karena airnya

dingin, atau di RS tidak tersedia alat mandi.


Klien mengatakan dirinya malas berdandan.
Klien mengatakan ingin disuapi makan.
Klien mengatakan jarang membersihkan

alat

kelaminnya setelah BAK maupun BAB.


Objektif:
Ketidakmampuan mandi/membersihkan diri ditandai
denga rambut kotor, gigi kotor, kulit berdaki, dan

berbau, serta kuku panjang dan kotor.


Ketidakmampuan berpakaian/berhias ditandai dengan
rambut acak-acakan, pakaian kotor dan tidak rapi,
pakaian tidak sesuai, tidak bercukur (laki-laki), atau

tidak berdandan (wanita).


Ketidakmampuan makan secara mandiri ditandai
dengan ketidakmampuan mengambil makan sendiri,

makan berceceran, dan amkan tidak pada tempatnya.


Ketidakmampuan BAB/BAK secara mandiri ditandai
BAB/BAK tidak pada tempatnya, tidak membersihkan
diri dengan baik setelah BAB/BAK.

6. Rencana Tindakan Keperawatan


a) Tujuan
Klien

mampu

melakukan

aktivitas

perawatan

diri

secara

mandiri

seperti

mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK

b) Tindakan keperawatan untuk klien


SP 1
Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan diri meliputi mandi/
kebersihan diri, berpakaian/ berhias, makan, serta BAB/BAK secara mandiri.
Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian.
SP 2
Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.

SP 3

SP 4

SP 5

Memberikan latihan cara melakukan mandi/ kebersihan diri secara mandiri.


Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal kegiatan harian.
Mengevaluasi jadwal harian kegiatan klien.
Memberikan latihan cara berpakaian/berhias secara mandiri.
Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian.
Mengevaluasi jadwal harian klien.
Memberikan latihan cara makan secara mandiri.
Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian.
Mengevaluasi jadwal harian klien.
Memberikan latihan cara BAB/BAK secara mandiri.
Menganjurkan klien memasukan dalam kegiatan harian.

Tindakan keperawatan untuk klien

Mengkaji

kemampuan

melakukan

perawatan

diri

yang

meliputi

mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK secara

mandiri
Memberikan latihan cara melakukan mandi/membersihkan diri, berpakaian/berhias,

makan, dan BAB/BAK secara mandiri


Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang
perawatan diri.

c) Tidakan Keperawatan untuk Keluarga


SP 1
Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan
oleh klien untuk menjaga perawatan diri.
SP 2
Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri klien dan membantu
mengingatkan klien dalam merawat diri (sesuai jadwal yang telah
disepakati).
Melatih keluarga melakukan cara merawat klien yang mengalami deficit
perawatan diri.
SP 3
Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam
merawat diri.
Menjelaskan follow up klien setelah pulang.
Tindakan keperawatan untuk keluarga klien

Keluarga dapat meneruskan melatih klien dan mendukung agar kemampuan klien
dalam perawatan dirinya meningkat. Intervensi yang dapat dilakukan:

Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh

klien agar dapat menjaga kebersihan diri


Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat dan membantu klien dalam

merawat diri (sesuai jadwal yang telah disepakati)


Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan klien dalam merawat
diri

Vous aimerez peut-être aussi