Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
STUDI PRAFORMULASI
FORMULASI KRIM WAJAH DARI AIR PERASAN TIMUN
( CUCUMIS SATIVUM L.) UNTUK OBAT ANTI ACNE
Nurul hidayah
Rachma arindhita putri
Renni anggraini
Retno kurniawati
Ria reda vitalova
Tari utami
rahmiyanti sari
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan terlarut
atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai (FI IV, hal 6).
Istilah ini secara tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang
mempunyai konsistensi relatif cair, diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau
minyak dalam air. Sekarang batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari
emulsi minyak dalam air atau disperse mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai
panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk penggunaan
kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui vaginal (FI
IV, hal 6)
Krim adalah sediaan semi solid kental, umumnya berupa emulsi M/A (krim berair) atau
emulsi A/M (krim berminyak) (The Pharmaceutical Codex 1994, hal 134
Krim adalah sediaan multi fase yang terdiri dari fase lipofil dan fase aqueous yang
diformulasi misibel dengan sekret kulit, dimaksudkan untuk digunakan di kulit atau
membran mukosa tertentu dengan tujuan protektif, terapeutik, atau profilaktik, terutama
yang tidak memerlukan efek oklussif (membentuk lapisan /film diatas permukaan kulit).
(BP 2002, hal 1904,1905)
Krim adalah sediaan homogen, viscos atau semi solid yang biasanya mengandung larutan
atau suspensi satu atau lebih zat aktif dalam basis yang cukup. Krim diformulasikan
menggunakan hidrofilik atau hidrofobik basis untuk mendapatkan krim yang tersatukan
dengan sekret kulit. Krim biasanya digunakan pada kulit atau membran mukosa untuk
perlindungan, pengobatan atau pencegahan. Krim harus menggunakan pengawet serta
mengandung zat tambahan yang cocok seperti anti oksidan, stabilizer, pengemulsi dan
pengental (BP 1988, hal 649)
A. Penggolongan Krim
(RPS 18th ed hal. 1603; TPC, Hal 134; Soehaimi Moebin, Dasar-Dasar Krim)
Berdasarkan tipe
- Tipe M/A atau O/W (Diktat Kuliah Teknologi Farmasi Likuida dan Semi Solida, Hal
122). Krim M/A (Vanishing krim) yang digunakan melalui kulit akan hilang tanpa bekas.
Pembuatan krim M/A sering menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan (jenis
lemak yang ampifil) yang umumnya merupakan rantai panjang alkohol walaupun untuk
beberapa sediaan kosmetik pemakaian asam lemak lebih popular.
- Tipe A/M atau W/O (Diktat Kuliah Teknologi Farmasi Likuida dan Semi Solida, Hal
122). Krim berminyak mengandung zat pengemulsi A/M yang spesifik seperti adeps lanae,
wool alkohol atau ester asam lemak dengan atau garam dari asam lemak dengan logam
bervalensi 2, misal Ca. Krim A/M dan M/A membutuhkan emulgator yang berbeda-beda.
Jika emulgator tidak tepat, dapat terjadi pembalikan fasa. Penggunaan krim jenis ini
umumnya pada penggunaan dengan waktu kontak yang lebih lama, contoh krim malam
dan pelembab kaki.
Berdasarkan pemakaian
- Untuk kosmetik, Contoh : Cold cream
- Untuk pengobatan, Contoh : Krim neomisin
BAB II
FORMULASI
10
x 50 g=5 g
100
Asam Stearat
5
x 50 g=2,5 g
100
TEA
3
x 50 g=1,5 g
100
Setil Alkohol
5
x 50 g=2,5 g
100
Metil Paraben
0,2
x 50 g=0,1 g
100
Propil Paraben
0,005
x 50 g=0,0025 g
100
Gliserolum
Tokoferol
Ol. Rosae
Aqua destilata ad 50g
: 2 tetes
: 50g ( 5g + 2,5g + 1,5g + 2,5g + 0,1g + 0,0025g + 2,5g +
5
x 50 g=2,5 g
100
0,1
x 50 g=0,05 g
100
0,05g)
= 50g 14,175g
= 35,825g
Setil alkohol secara luas digunakan dalam kosmetik dan formulasi farmasi seperti
supositoria, bentuk modifikasi-release sediaan padat, emulsi, lotion, krim, dan salep.
Dalam supositoria alkohol setil digunakan untuk menaikkan titik leleh dasar, dan dalam
bentuk sediaan diubah-release itu dapat digunakan untuk membentuk lapisan penghalang
permeabel. Dalam lotion, krim, dan salep alkohol setil digunakan karena sifat emolien,
air-serap, dan pengemulsi nya. Hal ini meningkatkan stabilitas, memperbaiki tekstur, dan
meningkatkan konsistensi. Sifat emolien adalah karena penyerapan tion dan retensi setil
alkohol di epidermis, di mana ia melumasi dan melembutkan kulit sementara
menyampaikan tekstur 'beludru' karakteristik. Setil alkohol juga digunakan untuk sifat
penyerapan air di air dalam minyak emulsi. Misalnya, campuran petrolatum dan setil
alkohol (19: 1) akan menyerap 40-50% dari berat air. Setil alkohol bertindak sebagai
emulsifier lemah dari jenis air dalam minyak, sehingga memungkinkan pengurangan
kuantitas agen pengemulsi lain yang digunakan dalam formulasi. Setil alkohol juga telah
dilaporkan untuk meningkatkan konsistensi air dalam minyak emulsi.
Dalam minyak dalam air emulsi, alkohol setil dilaporkan untuk meningkatkan
stabilitas dengan menggabungkan dengan pengemulsi agen yang larut dalam air.
Dikombinasikan emulsifier campuran menghasilkan dekat dikemas, penghalang molekul
mono pada antarmuka minyak-air yang membentuk penghalang mekanik terhadap tetesan
perpaduan. Dalam emulsi setengah padat, kelebihan setil alkohol menggabungkan dengan
solusi pengemulsi air untuk membentuk fase kontinyu viskoelastik yang menanamkan
sifat padat setengah untuk emulsi dan juga mencegah tetesan perpaduan. Oleh karena itu,
setil alkohol kadang-kadang disebut sebagai 'konsistensi perbaiki' atau 'agen bodying',
meskipun mungkin diperlukan untuk campuran setil alkohol dengan emulsifier hidrofilik
untuk memberikan properti ini. Perlu dicatat bahwa nilai murni atau Pharmacopeial dari
setil alkohol mungkin tidak membentuk emulsi setengah padat stabil dan mungkin tidak
menunjukkan sifat fisik yang sama seperti nilai dari setil alkohol yang mengandung
sejumlah besar alkohol lain yang sejenis.
Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan:
Setil alkohol stabil dengan adanya asam, alkali, cahaya, dan udara; tidak menjadi tengik.
Ini harus disimpan dalam wadah tertutup baik di tempat yang sejuk dan kering.
Inkompatibitas
:
Kompatibel dengan oksidator kuat. Setil alkohol bertanggung jawab untuk menurunkan
titik leleh ibuprofen, yang menghasilkan mencuat kecenderungan selama proses lapisan
film kristal ibuprofen.
Penggunaan
Emulien
Pengemulsi Agent
Kaku Agent
Penyerapan Air
Konsentrasi
2-5
2-5
2-10
5
2. Triethanolamina
Synonyms
:
TEA; Tealan; triethylolamine; trihydroxytriethylamine;
(hydroxyethyl)amine; trolaminum.
Fungsional Kategori : agen Alkalizing; zat pengemulsi.
tris
tetap jernih digunakan sebagai pengawet. Konsentrasi metil paraben yang biasa digunkan sebesar
0,1% sampai ) 0,2% atau sampai 0,25%.
Inkompatibilitas
Aktivitas antimikroba Methylparaben dan parabens lainnya jauh berkurang dengan adanya
surfaktan nonionik, seperti polisorbat 80, sebagai akibat dari micellization. Namun, propilen glikol (10%)
telah terbukti mempotensiasi antimikroba aktivitas paraben dengan adanya surfaktan nonionik dan
mencegah interaksi antara Methylparaben dan polisorbat 80. Inkompatibilitas dengan bahan lain, seperti
bentonit, magnesium trisilikat, bedak, tragakan, natrium alginat , minyak esensial, sorbitol, dan atropin,
telah dilaporkan. Hal ini juga bereaksi dengan berbagai gula dan alkohol gula yang terkait Penyerapan
Methylparaben oleh plastik juga telah dilaporkan.; jumlah diserap tergantung pada jenis plastik dan
kendaraan. Telah menyatakan bahwa low-density dan high-density polyethylene botol tidak menyerap
Methylparaben. Methylparaben berubah warna dengan adanya besi dan tunduk pada hidrolisis oleh basa
lemah dan asam kuat.
Stabilitas dan Penyimpanan Kondisi
:
Larutan encer dari Methylparaben pada pH Mei 3-6 disterilisasi dengan autoklaf pada 1208C
selama 20 menit, tanpa dekomposisi. Larutan encer pada pH 3-6 stabil (kurang dari 10%
dekomposisi) sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan larutan air pada pH 8 atau di
atas dikenakan hidrolisis cepat (10% atau lebih setelah sekitar 60 penyimpanan hari pada suhu
kamar); Methylparaben harus disimpan dalam wadah yang tertutup di tempat yang sejuk dan
kering.
5. Propil Paraben
Propil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak boleh lebih dari 101,0% .
Bentuk serbuk hablur putih, tidak berbau, tidak berasa, sangat sukar larut dalam air, dalam 3,5
bagian etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140 bagian gliserol P dan dalam 40
bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida. Melenur pada suhu 95C98C.
Kelarutan propil paraben menurut Exipiens adalah sangat sukar larut dalam etanol,
propilenglikol (25% b/v), aseton atau dietil eter, larut dalam benzen dan dalam tetraklorida.
Konsentrasi sebagai pengawet fase minyak dengan range konsentrasi 0,005-0,0035% (Lachman
1994)
6. Gliserolum
Gliserin merupakan cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, tidak berbau, rasa manis
diikuti rasa hangat, higroskopik. Dapat bercampur dengan air dan etanol (95%)P. Praktis tidak
larut dalam kloroform P, dalam eter P dan dalam minyak lemak.
Gliserin digunakan sebagai bahan pelembab. Bahan ini mencegah salep menjadi kering
dan mencegah pembentukan kerak bila dikemas ke dalam botol. Disamping itu bahan ini juga
memperbaiki konsistensi dan mutu terhapusnya suatu salep di kulit. Kemampuan menyerap
gliserin lebih tinggi daripada propilenglikol dan polietillen glikol ( Lachman, 1986). Bahan
pelembab biasadigunakan pada konsentrasi 10-20% atau dengan konsentrasi 5% atau dengan
konsentrasi 5-20%.
7. Tocopherolum ( tokoferol )
Tokoferol tidak berbau atau sedikit berbau, tidak berasa atau sedikit berasa, tokoferol dan
tokoferil asetat pada suhu dingin bentuk padat. Tokoferil asam suksinat, serbuk putih, disomernya melebur pada suhu kurang lebih 75C, dan di remisnya melebur pada suhu kurang
lebih 70C. Sediaannya cair seperti minyak kuning hingga merah kecoklatan, jernih. Bentuk
esternya stabil di udara dan cahaya, tetapi tidak stabil dalam alkali, bentuk asam
suksinatnya,tidak stabil tokoferol tidak stabil di udara dan cahaya, terutama suasana alkalis,
okoferil asam suksinat praktis tidak larut dalam air, dan sukar laur dalam alkali. larut dalam
etanol 95% P, dalam eter P, dalam aseton dan dalam minyak nabati, sangat mudah larut dalam
kloroform P ( DEPKES RI, 1979). Digunakan sebagai antioksidan dalam range konsentrasi
0,001%-0,1% ( Lachman, 1974)
8. Minyak Mawar
Minyak mawar adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan penyulingan uap bunga segar
Rosa gallica L, Rosa damascena Miller, Rosa alba L., dan varietas Rosa lain. Berbentuk cairan
tidak berwarna atau kuning pucat, bau menyerupai bunga mawar, rasa khas, pada suhu 25
kental, jika didinginkan perlahan-lahan menjadi massa hablur bening yang jika dipanaskan
mudah melebur. Larut dalam 1 bagian kloroform P, larutan jernih, dalam 1 bagian alkohol 90%
tidak memperlihatkan warna putih keruh. Pada krim minyak mawar digunakan sebagai origen
odoris.
9. Aqua Destilata
Air suling dibuat dengan cara menyuling air yang dapat diminum. Pemerian cairan jernih,
tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa. Air suling berfungsi sebagai fase
pendispersi`
2.4 Cara Kerja
1. Setarakan timbangan.
2. Ambil dan timbang masing-masing bahan.
3. Panaskan lumping.
4. Buat fase minyak dengan cara:
a.) Lebur asam stearat, setil alcohol dan propil paraben di dalam cawan penguap di
atas penangas air ad lebur.
gelas.
timbangan.
suatu
koordinat.
BAB III
HASIL PENGAMATAN
FUNGSI
Zat aktif
Emulgator fase minyak
Emulgator fase air
Penstabil (pelembut)
Pengawet fase air
Pengawet fase minyak
Pembasah
Antioksidan
Corrigen odoris
Warna
Bau
Tekstur
Putih kehijauan
mawar
Lembut
2. Uji Homogenitas :
N
O
1.
Hasil Pengamatan
Krim tercampur homogen
3. Uji pH :
N
O
1.
2.
3.
Hasil Pengamatan
7
7
7
4. Daya Sebar
N
O
1.
Hasil Pengamatan
Krim menyebar tetapi daya serapnya agak
lambat
5. Uji Proteksi :
N
O
1.
Hasil Pengamatan
Berwarna Pink
BAB IV
PEMBAHASAN