Vous êtes sur la page 1sur 68

KODE MODUL

OPKR-20-011B

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN


BIDANG KEAHLIAN TEKNIK MESIN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK MEKANIK OTOMOTIF

PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN


DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA

BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM


DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
2004
KATA PENGANTAR

Modul PERBAIKAN SISTEM PENDINGIN DAN KOMPONEN-


KOMPONENNYA digunakan sebagai panduan kegiatan belajar untuk
membentuk salah satu kompetensi, yaitu : Memperbaiki sistem pendingin
dan komponennya. Modul ini dapat digunakan untuk peserta diklat
Program Keahlian Mekanik Otomotif.

Modul ini memberikan latihan untuk mempelajari sistem pendingin


yang pada umumnya digunakan pada mobil serta cara pemeriksaan dan
penggantian komponen-komponennya. Modul ini terdiri atas dua kegiatan
belajar. Kegiatan belajar 1 membahas tentang pelepasan, pemeriksaan
dan penggantian sistem pendingin. Kegiatan belajar 2 membahas tentang
konstruksi dan cara kerja sistem pendingin.

Penyusun menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan modul


ini, sehingga saran dan masukan yang konstruktif sangat penyusun
harapkan. Semoga modul ini banyak memberikan manfaat.

Yogyakarta, Desember 2004


Penyusun,

Tim Fakultas Teknik


Universitas Negeri Yogyakarta

iii
DAFTAR ISI MODUL

Halaman

HALAMAN SAMPUL ………………………………………………………………………………


i
HALAMAN FRANCIS ………………………………………………………………………………
ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………
iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………
iv
PETA KEDUDUKAN MODUL …………………………………………………………………
vi
PERISTILAHAN/GLOSSARY ………………………………………………………………
ix

I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………
1
A. DESKRIPSI ..……………………………………………………………………… 1
B. PRASYARAT ……………………………………………………………………………………
1
C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL ……………………………………………………
1
1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat .………………………………………… 1
2. Petunjuk Bagi Guru ……………………………………………………………………………
2
D. TUJUAN AKHIR ………………………………………………………………………………
3
E. KOMPETENSI …………………………………………………………………………………
4
F. CEK KEMAMPUAN …………………………………………………………………………
5

II. PEMELAJARAN ………………………………………………………………………………


6
A. RENCANA BELAJAR SISWA …………………………………………………… 6
B. KEGIATAN BELAJAR ……………………………………………………………………… 6
1. Kegiatan Belajar 1 : Pelepasan, Pemeriksaan dan 6
Penggantian Sistem Pendingin .................………………………
a. Tujuan kegiatan belajar 1 ………………………………………… 6
b. Uraian materi 1 ……………………………………………………………………
6
c. Rangkuman 1 ………………………………………………………………………
16
d. Tugas 1 ………………………………………………………………………………
19
e. Tes formatif 1 …………………………………………………………………… 19
f. Kunci jawaban formatif 1 ……………………………………………………
20
g. Lembar kerja 1 …………………………………………………………………
25

2. Kegiatan Belajar 2 : Konstruksi dan Cara Kerja Sistem


Pendingin ...............................................……………………… 26
a. Tujuan kegiatan belajar 2 ………………………………………… 26

iv
b. Uraian materi 2 ……………………………………………………………………
26
c. Rangkuman 2 ………………………………………………………………………
43
d. Tugas 2 ………………………………………………………………………………
46
e. Tes formatif 2 ……………………………………………………………………
46
f. Kunci jawaban formatif 2 ……………………………………………………
47
g. Lembar kerja 2 ………………………………………………………………… 51

III.EVALUASI ……………………………………………………………………………… 53
A. PERTANYAAN …………………………………………………………………………53
B. KUNCI JAWABAN ……………………………………………………………………54
C. KRITERIA KELULUSAN ………………………………………………………………
58

IV.PENUTUP …………………………………………………………………………………………
59

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………………


60

v
PETA KEDUDUKAN MODUL

A. Diagram Pencapaian Kompetensi


Diagram ini menunjukkan tahapan atau tata urutan pencapaian
kompetensi yang dilatihkan pada peserta diklat dalam kurun waktu tiga
tahun, serta kemungkinan multi entry–multi exit yang dapat
diterapkan.

OPKR-20-011B

vi
Keterangan Diagram Pencapaian Kompetensi

Kode Kompetensi Judul Modul


OPKR 10-001B Pelaksanaan pemeliharaan/ servis Pelaksanaan pemeliharaan/
komponen servis komponen
OPKR 10-002B Pemasangan sistem hidrolik Pemasangan sistem hidrolik
OPKR 10-003B Pemeliharaan/servis sistem Pemeliharaan/servis sistem
hidrolik hidrolik
OPKR 10-005B Pemeliharaan/servis dan per- Pemeliharaan/servis dan per-
baikan kompresor udara dan baikan kompresor udara dan
komponen-komponennya komponen-komponennya
OPKR 10-006B Melaksanakan prosedur penge- Melaksanakan prosedur
lasan, pematrian, dan pemo- pengelas-an, pematrian, dan
tongan dengan panas dan pemotongan dengan panas dan
pemansan pemansan
OPKR 10-009B Pembacaan dan pemahaman Pembacaan dan pemahaman
gambar teknik gambar teknik
OPKR 10-010B Penggunaan dan pemeliharaan Penggunaan dan pemeliharaan
alat ukur alat ukur
OPKR 10-016B Mengikuti prosedur kesehatan Mengikuti prosedur kesehatan
dan keselamatan kerja dan keselamatan kerja
OPKR 10-017B Penggunaan dan pemeliharaan Penggunaan dan pemeliharaan
peralatan dan perlengkapan peralatan dan perlengkapan
tempat kerja tempat kerja
OPKR 10-018B Konstribusi komunikasi di tempat Konstribusi komunikasi di
kerja tempat kerja
OPKR 10-019B Pelaksanaan operasi penangan an Pelaksanaan operasi
secara manual penanganan secara manual
OPKR 20-001B Pemeliharaan/servis engine dan Pemeliharaan/servis engine dan
komponen-komponennya komponen-komponennya
OPKR 20-010B Pemeliharaan/servis sistem Pemeliharaan/servis sistem
pendingin dan komponen- pendingin dan komponen-
komponennya komponennya
OPKR 20-011B Perbaikan sistem pendingin dan Perbaikan sistem pendingin dan
komponen-komponennya komponen-komponennya
OPKR 20-012B Overhaul komponen sistem Overhaul komponen sistem
pendingin pendingin
OPKR 20-014B Pemeliharaan/servis sistem bahan Pemeliharaan/servis sistem
bakar bensin bahan bakar bensin
OPKR 20-017B Pemeliharaan/servis sistem injeksi Pemeliharaan/servis sistem
bahan bakar diesel injeksi bahan bakar diesel
OPKR 30-001B Pemeliharaan/servis kopling dan Pemeliharaan/servis kopling dan
komponen-komponennya sistem komponen-komponennya sistem
pengoperasian pengoperasian
OPKR 30-002B Perbaikan kopling dan komponen- Perbaikan kopling dan
komponennya komponen-komponennya
OPKR 30-003B Overhaul kopling dan komponen- Overhaul kopling dan
komponennya komponen-komponennya
OPKR 30-004B Pemeliharaan/servis transmisi Pemeliharaan/servis transmisi
manual manual
OPKR 30-007B Pemeliharaan/servis transmisi Pemeliharaan/servis transmisi
otomatis otomatis

vii
Kode Kompetensi Judul Modul
OPKR 30-010B Pemeliharaan/servis unit final Pemeliharaan/servis unit final
drive/gardan drive/ gardan
OPKR 30-013B Pemeliharaan/servis poros roda Pemeliharaan/servis poros roda
penggerak penggerak
OPKR 30-014B Perbaikan poros penggerak roda Perbaikan poros penggerak roda
OPKR 40-001B Perakitan dan pemasangan sistem Perakitan dan pemasangan
rem dan komponen-komponennya sistem rem dan komponen-
komponennya
OPKR 40-002B Pemeliharaan/servis sistem rem Pemeliharaan/servis sistem rem
OPKR 40-003B Perbaikan sistem rem Perbaikan sistem rem
OPKR 40-004B Overhaul komponen sistem rem Overhaul komponen sistem rem
OPKR 40-008B Pemeriksaan sistem kemudi Pemeriksaan sistem kemudi
OPKR 40-009B Perbaikan sistem kemudi Perbaikan sistem kemudi
OPKR 40-012B Pemeriksaan sistem suspensi Pemeriksaan sistem suspensi
OPKR 40-014B Pemeliharaan/servis sistem Pemeliharaan/servis sistem
suspensi suspensi
OPKR 40-016B Balans roda/ban Balans roda/ban
OPKR 40-017B Melepas, memasang dan me- Melepas, memasang dan
nyetel roda menyetel roda
OPKR 40-019B Pembongkaran, perbaikan, dan Pembongkaran, perbaikan, dan
pemasangan ban luar dan ban pemasangan ban luar dan ban
dalam dalam
OPKR 50-001B Pengujian, pemeliharaan/servis Pengujian, pemeliharaan/servis
dan penggantian baterai dan penggantian baterai
OPKR 50-002B Perbaikan ringan pada rangkai- Perbaikan ringan pada
an/sistem kelistrikan rangkaian/ sistem kelistrikan
OPKR 50-007B Pemasangan, pengujian, dan Pemasangan, pengujian, dan
perbaikan sistem penerangan dan perbaikan sistem penerangan
wiring dan wiring
OPKR 50-008B Pemasangan, pengujian, dan Pemasangan, pengujian, dan
perbaikan sistem pengaman ke perbaikan sistem pengaman ke
listrikan dan komponennya listrikan dan komponennya
OPKR 50-009B Pemasangan kelengkapan Pemasangan kelengkapan
kelistrikan tambahan (assesoris) kelistrikan tambahan (assesoris)
OPKR 50-011B Perbaikan sistem Pengapian Perbaikan sistem Pengapian
OPKR 50-019B Memelihara/servis sistem AC (Air Memelihara/servis sistem AC (Air
Conditioner) Conditioner)

B. Kedudukan Modul
Modul dengan kode OPKR-20-011B tentang “Perbaikan sistem
pendingin dan komponen-komponennya” ini merupakan
prasyarat untuk menempuh modul OPKR-20-012B, seperti dapat dilihat
dalam diagram pencapaian kompetensi.

viii
PERISTILAHAN / GLOSSARY

Antifreeze yaitu bahan tambah untuk air radiator untuk mencegah agar
air pendingin pada sistem pendingin tidak membeku pada saat
temperatur air rendah.
By pass valve yaitu katup pada thermostat yang berfungsi untuk
mengalirkan air dari blok mesin ke kepala silinder pada saat
temperatur air masih rendah.
Coolant temperatur switch yaitu switch pada sistem penggerak kipas
dengan motor listrik untuk memutus dan menghubungkan arus
dari baterei ke motor penggerak kipas pendingin.
Jiggle valve yaitu katup pada thermostat yang fungsinya untuk
mengalirkan air pada saat menambahkan cairan pendingin ke
dalam sistem.
Relief valve yaitu katup pada tutup radiator yang fungsinya untuk
membuka saluran air dari radiator ke tangki cadangan.
Saluran By pass yaitu saluran pada sistem pendingin yang berfungsi
untuk mencegah timbulnya tekanan yang berlebihan akibat
proses pemompaan.
Thermostat yaitu salah satu komponen pada sistem pendingin yang
berfungsi membuka dan menutup saluran air pendingin dari
mantel pendingin yang ada di blok mesin ke radiator atau
sebaliknya.
Vacum valve yaitu katup pada tutup radiator yang fungsinya untuk
membuka saluran air dari tangki cadangan ke radiator.
Water jacket yaitu mantel air di sekitar blok mesin yang berfungsi untuk
menampung air pendingin.

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI
Modul Sistem Pendingin ini membahas tentang beberapa hal penting
yang perlu diketahui agar peserta diklat dapat memahami system
pendingin mesin dan mengidentifikasi gangguan pada system pendingin.
Cakupan materi yang akan dipelajari dalam modul ini meliputi : a)
Pelepasan, pemeriksaan, dan penggantian komponen sistem pendingin. b)
Konstruksi dan cara kerja sistem pendingin
Modul ini terdiri atas dua kegiatan belajar. Kegiatan belajar 1
membahas tentang prosedur pelepasan, pemeriksaan dan penggantian
komponen sistem pendingin. Kegiatan belajar 2 membahas tentang :
fungsi sistem pendingin, kebaikan dan kelemahan sistem pendingin air
dibanding sistem pendingin udara, cara kerja sistem pendingin, konstruksi
dan cara kerja komponen pendingin.
Setelah mempelajari modul ini peserta diklat diharapkan dapat
memahami konstruksi dan cara kerja sistem pendingin serta memahami
prosedur pelepasan, pemeriksaan dan perbaikannya.

B. PRASYARAT
Sebelum memulai modul ini, peserta diklat pada Bidang Keahlian
Mekanik Otomotif harus sudah menyelesaikan modul-modul prasyarat
seperti terlihat dalam diagram pencapaian kompetensi maupun peta
kedudukan modul. Prasyarat mempelajari modul OPKR-10-011B antara
lain adalah OPKR-10-010B.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL


1. Petunjuk Bagi Peserta Diklat

1
Untuk memperoleh hasil belajar secara maksimal, dalam
menggunakan modul ini maka langkah-langkah yang perlu
dilaksanakan antara lain :
a. Bacalah dan pahami dengan seksama uraian-uraian materi yang
ada pada masing-masing kegiatan belajar. Bila ada materi yang
kurang jelas, peserta diklat dapat bertanya pada guru atau
instruktur yang mengampu kegiatan belajar.
b. Kerjakan setiap tugas formatif (soal latihan) untuk mengetahui
seberapa besar pemahaman yang telah dimiliki terhadap
materi-materi yang dibahas dalam setiap kegiatan belajar.
c. Untuk kegiatan belajar yang terdiri dari teori dan praktik,
perhatikanlah hal-hal berikut ini :
1).Perhatikan petunjuk-petunjuk keselamatan kerja yang
berlaku.
2).Pahami setiap langkah kerja (prosedur praktikum) dengan
baik.
3).Sebelum melaksanakan praktikum, identifikasi (tentukan)
peralatan dan bahan yang diperlukan dengan cermat.
4).Gunakan alat sesuai prosedur pemakaian yang benar.
5).Untuk melakukan kegiatan praktikum yang belum jelas,
harus meminta ijin guru atau instruktur terlebih dahulu.
6).Setelah selesai, kembalikan alat dan bahan ke tempat
semula
d. Jika belum menguasai level materi yang diharapkan, ulangi lagi
pada kegiatan belajar sebelumnya atau bertanyalah kepada
guru atau instruktur yang mengampu kegiatan pemelajaran
yang bersangkutan.

2. Petunjuk Bagi Guru


Dalam setiap kegiatan belajar guru atau instruktur berperan untuk:

2
a. Membantu peserta diklat dalam merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta diklat melalui tugas-tugas pelatihan yang
dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu peserta diklat dalam memahami konsep, praktik
baru, dan menjawab pertanyaan peserta diklat mengenai
proses belajar peserta diklat.
d. Membantu peserta diklat untuk menentukan dan mengakses
sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli / pendamping guru dari tempat
kerja untuk membantu jika diperlukan.

D. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari secara keseluruhan materi kegiatan belajar dalam
modul ini peserta diklat diharapkan :
1. Memahami cara melepas, memeriksa, mengganti, dan merakit
kembali komponen sistem pendingin.
2. Memahami konstruksi dan cara kerja sistem pendingin yang pada
umumnya digunakan pada motor bensin.

3
E. KOMPETENSI
Modul Perbaikan Sistem Pendingin dan Komponen-komponennya OPKR-20–011B ini membentuk subkompetensi
memahami konstruksi dan cara kerja sistem pendingin yang pada umumnya digunakan pada mobil serta dapat
melepas, memeriksa dan mengganti komponen-komponennya.

Sub Materi Pokok Pemelajaran


Kriteria Kinerja Lingkup Belajar
Kompetensi Sikap Pengetahuan Ketrampilan

Memperbaiki 1. Perbaikan sistem pendingin diselesaikan 1. Konstruksi dan prinsip Memahami 1. Prosedur 1. Mengidentifikas
sistem pendingin tanpa menyebabkan kerusakan kerja sistem keselamatan kerja perbaikan, i kerusakan
dan komponen- terhadap komponen atau sistem pendinginan engine. sesuai dengan SOP pelepasan sistem
komponennya lainnya. 2. Identifikasi kerusakan dan pendingin dan
2. Informasi yang benar diakses dari dan penggantian/ penggantian. komponen-
spesifikasi pabrik dan dipahami. perbaikan komponen 2. Konstruksi komponennya.
3. Sistem pendingin dan komponen- yang rusak. dan cara kerja 2. Melaksanakan
komponennya diperbaiki, diganti 3. Pengujian komponen sistem perbaikan
dengan menggunakan metode dan sistem. pendingin. kerusakan
4

peralatan yang tepat, sesuai dengan 4. Standar prosedur 3. Prosedur pada sistem
spesifikasi dan toleransi terhadap keselamatan kerja. pengujian pendingin dan
kendaraan/sistem. komponen komponennya.
4. Data yang tepat dilengkapi sesuai hasil sistem.
perbaikan. 4. Persyaratan
5. Seluruh kegiatan pelepasan/ perlengkapan
penggantian sistem pendingin dan keselamatan.
komponen dilaksanakan berdasarkan 5. Persyaratan
SOP (Standard Operation Procedurs), keamanan
undang-undang K3 (Keselamatan dan kendaraan.
Kesehatan Kerja), peraturan
perundang-undangan dan
prosedur/kebijakan perusahaan
F. CEK KEMAMPUAN

Sebelum mempelajari modul OPKR-20–011B, isilah dengan cek list (? ) kemampuan yang telah dimiliki peserta diklat dengan
sikap jujur dan dapat dipertanggung jawabkan :

Jawaban
Sub Kompetensi Pernyataan Bila jawaban ‘Ya’, kerjakan
Ya Tidak
Memperbaiki sistem 1. Saya mampu menjelaskan cara melepas, memeriksa, Soal Tes Formatif 1.
pendingin dan mengganti, dan merakit kembali komponen sistem
komponen- pendingin
komponennya
2. Saya mampu menjelaskan konstruksi dan cara kerja Soal Tes Formatif 2
sistem pendingin yang pada umumnya digunakan
5

pada motor bensin.

Apabila peserta diklat menjawab Tidak, pelajari modul ini


BAB II
PEMELAJARAN

A. RENCANA BELAJAR PESERTA DIKLAT


Rencanakan setiap kegiatan belajar anda dengan mengisi tabel di
bawah ini dan mintalah bukti belajar kepada guru jika telah selesai
mempelajari setiap kegiatan belajar.
Tempat Alasan Paraf
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu
Belajar Perubahan Guru
1. Pelepasan, pemeriksan
dan penggantian
sistem pendingin.
2. Konstruksi dan cara
kerja sistem pendingin.

B. KEGIATAN BELAJAR
1. Kegiatan Belajar 1 : Pelepasan, Pemeriksaan, dan
Penggantian Sistem Pendingin

a. Tujuan Kegiatan Belajar 1


1). Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan dan
penggantian media pendingin dengan benar.
2). Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur pelepasan,
pemeriksan, dan penggantian pompa air.
3). Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur pelepasan,
pemeriksan, dan pemasangan thermostat.
4). Peserta diklat dapat menjelaskan prosedur pemeriksaan, dan
pengujian sistem pendingin.

b. Uraian Materi 1
1) Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin
Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan
kapasitas dan kualitas media pendingin. Pemeriksaan kualitas

6
pendingin meliputi pemeriksaan terhadap endapan karat atau
kotoran di sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator.
Disamping itu media pendingin juga tidak boleh mengandung
minyak pelumas. Adapun pemeriksaan kualitas dan kapasitas
media pendingin dapat dilakukan sebagai berikut :
a). Pemeriksaan kapasitas media pendingin
Kapasitas air pendingin dapat dilihat pada tangki
cadangan (reservoir tank). Permukaan media pendingin
harus berada diantara garis LOW dan FULL dalam
keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air pendingin
kurang, periksa kebocoran dan tambahkan media
pendingin sampai garis FULL.
b). Pemeriksaan dan penggantian kualitas media
pendingin
Endapan karat atau kotoran di sekitar tutup radiator
atau lubang pengisi radiator harus sedikit. Apabila media
pendingin terlalu kotor atau banyak mengandung karat
(berwarna kuning) harus dilakukan penggantian dengan
cara sebagai berikut :
(1) Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup
radiator, mesin harus dalam keadaan dingin. Apabila
tutup radiator dibuka dalam keadaan panas, cairan
dan uap yang bertekanan akan menyembur keluar.
(2) Mengeluarkan media pendingin melalui lubang
penguras dengan cara mengendorkan atau melepas
baut penguras.
(3) Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan
media pendingin berupa ethylene glycol base yang
baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari

7
pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan ialah
yang mengandung ethylene glycol base lebih dari 50
% tetapi tidak lebih dari 70 %). Media pendingin tipe
alcohol tidak disarankan dan harus dicampur dengan
air sulingan.
(4) Memasang tutup radiator
(5) Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran
(6) Memeriksa permukaan media pendingin dan
tambahkan jika diperlukan.
2) Pelepasan, Pemeriksaan dan Penggantian Pompa Air
Pompa air perlu diperiksa apabila air dalam sistem
pendingin tidak bersirkulasi, karena fungsi pompa air adalah
untuk menekan air pendingin sehingga dapat bersirkulasi
didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air
tidak bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat
pada saat mesin hidup. Pompa air juga perlu diganti apabila
seal perapat telah aus atau sudah tidak mampu menahan
tekanan air. Dalam kenyataannya seringkali seal pompa tidak
tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air
akibat seal pompa, maka harus mengganti unit pompa secara
keseluruhan. Untuk melepas pompa dari sistem pendingin
sebaiknya mengikuti prosedur yang benar. Demikian pula
pelepasan komonen-komponen pompa. Pelepasan dan
pemasangan komponen yang tidak benar akan mengakibatkan
kerja pompa tidak optimal. Selanjutnya dalam kegiatan belajar
ini akan dibahas berturut-turut prosedur pelepasan,
pemeriksaan dan pemasangan pompa air.
a). Prosedur pelepasan pompa air dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :

8
(1) Mengeluarkan media pendingin mesin
(2) Melepas tali kipas, kipas, kopling fluida (jika ada) dan
puli pompa air dengan prosedur sebagai berikut :
(a) Merentangkan tali kipas dan mengendurkan mur
pengikat tali kipas
(b) Mengendorkan pivot dan baut penyetel,
alternator, kemudian lepas tali kipas.
(c) Melepas mur pengikat kipas dengan kopling fluida
dan puli
(d) Melepas mur pengikat kipas dari kopling fluida
(3) Melepas pompa air

b). Pemeriksaan komponen pompa air:


(1) Pemeriksaan pompa air dapat dilakukan dengan cara
memutar dudukan puli dan mengamati bahwa bearing
pompa air tidak kasar atau berisik. Apabila diperlukan,
bearing pompa air harus diganti.

Gambar 1. Pemeriksaan pompa air

(2) Pemeriksaan kopling fluida dari kerusakan dan


kebocoran minyak silicon.

9
Gambar 2. Pemeriksaan kopling fluida

c). Prosedur pelepasan komponen pompa air :


Komponen pompa air terdiri atas: bodi pompa,
dudukan puli, bearing, satuan seal, rotor, gasket dan plat
(lihat gambar 3). Nama komponen yang diberi tanda ?
adalah komponen yang tidak dapat digunakan lagi setelah
dilakukan pelepasan komponen.

Gambar 3. Komponen pompa air

Adapun prosedur pelepasan komponen pompa air adalah


sebagai berikut :

10
(1) Melepas plat pompa
dengan cara melepas
baut pengikatnya (lihat
gambar 4)

Gambar 4. Cara melepas plat

(2) Melepas dudukan puli


dengan menggunakan
SST dan pres, tekan
poros bearing dan lepas
Gambar 5. Cara melepas
dudukan puli dudukan Puli

(3) Melepas bearing pompa dengan cara sebagai berikut :


(a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai
mencapai suhu 75° – 85° C
(b) Menekan poros bearing dan melepas bearing dan
rotor dengan menggunakan SST dan press
(4) Melepas rakitan seal dengan menggunakan SST dan
pres
d). Prosedur perakitan komponen pompa air :
(1) Memasang bearing pompa dengan cara sebagai
berikut :
(a) Memanaskan bodi pompa secara bertahap sampai
mencapai suhu 75° – 85° C
(b) Menggunakan SST dan pres, tekan poros bearing
dan lepas bearing dan rotor. Permukaan bearing
harus rata dengan bodi pompa.
(2) Memasang seal pompa dengan cara sebagai berikut :

11
(a) Oleskan seal pada seal baru dan bodi pompa
(b) Menggunakan SST dan pres, pasang seal
(3) Memasang dudukan puli menggunakan SST dan pres
pada poros bearing pompa.
(4) Memasang rotor menggunakan press pada poros
bearing pompa. Permukaan rotor harus rata dengan
permukaan poros bearing
(5) Memasang plat pompa, periksa bahwa rotor tidak
menyentuh plat pompa.
(6) Memeriksa bahwa pompa air berputar lembut.

3) Pelepasan, Pemeriksaan dan Pemasangan Thermostat


a). Prosedur pelepasan thermostat dapat dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
(1) Mengeluarkan media pendingin mesin
(2) Melepas saluran air keluar (selang karet atas)
(3) Melepas tutup rumah thermostat, kemudian
mengeluarkan thermostat dari rumahnya.

Gambar 6. Melepas tutup thermostat

12
b) Pemeriksaan thermostat, dengan cara sebagai berikut :
(1) Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan
air secara bertahap, kemudian periksa temperatur
pembukaan katup.

Gambar 7. Memeriksa kerja thermostat

Temperatur pembukaan katup : 80° - 90° C. Jika


tempera-tur pembukaan katup tidak sesuai dengan
spesifikasi, thermostat perlu diganti.

(2) Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup


tidak sesuai dengan spesifikasi, maka termostat
perlu diganti. Spesifikasi kenaikan katup pada 95° C :
8 mm atau lebih.

Gambar 8. Pemeriksaan tinggi kenaikan katup

13
c) Prosedur pemasangan thermostat dengan cara sebagai
berikut :
(1) Memasang gasket baru pada thermostat

Gambar 9. Memasang gasket baru

(2) Meluruskan jiggle valve pada thermostat dengan


tanda di sisi kanan dan masukkan ke dalam rumah
saluran. Posisi jiggle valve dapat digeser, 10° ke kiri
atau ke kanan dari tanda.
(3) Memasang saluran air keluar.

Gambar 10. Pemasangan thermostat

4) Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pendingin


Pemeriksaan dan pengujian dalam sistem pendingin
adalah pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin. Untuk
memeriksa kebocoran sistem pendingin diperlukan alat yang

14
disebut “Radiator Cap Tester“. Alat tersebut disamping dipakai
untuk memeriksa kebocoran pada sistem pendingin juga dapat
digunakan untuk menentukan kondisi tutup radiator.
a) Pemeriksaan tutup radiator dapat dilakukan dengan cara
seba-gai berikut :
(1) Melepas tutup radiator, kemudian pasang tutup
radiator pada radiator cap tester (alat uji tutup
radiator). Untuk mencegah terjadinya bahaya panas,
tidak diperkenankan membuka tutup radiator dalam
keadaan mesin masih panas, karena cairan dan uap
bertekanan akan menyembur keluar.
(2) Memeriksa tutup radiator dengan alat uji tutup
radiator. Lakukan pemompaan dan ukurlah tekanan
pembukaan katup vakum.

Gambar 11. Pemeriksaan tutup radiator

Tekanan pembukaan standar :


0,75 – 1,05 kg/cm2 (10,7 – 14,9 psi)
Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm 2 (8,5 psi)
Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya
menggunakan pembacaan maksimum sebagai
tekanan pembukaan. Apabila tekanan pembukaan
kurang dari minimum, maka tutup radiator perlu
diganti.

15
b) Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
(1) Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian
pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian
media pendingin pada radiator seperti pada gambar
12.

Gambar 12. Pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin

(2) Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2


kg/cm 2 (17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak
turun. Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran
pada sistem pendingin atau pada komponen sistem
pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran
pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air.
Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen
tersebut, maka perlu diperiksa blok dan kepala.

c. Rangkuman 1
1) Pemeriksaan dan Penggantian Media Pendingin
Pemeriksaan media pendingin dalam hal ini adalah air
pendingin mutlak diperlukan, karena apabila kapasitas dan

16
kualitas air pendingin tidak pernah diperhatikan akan
mengganggu proses pendinginan. Kekurangan media
pendingin akan menyebabkan mesin overheating, yaitu
temperatur mesin berlebihan sehingga dapat mengakibatkan
kerusakan pada komponen mesin. Hal tersebut dapat terjadi
karena sistem pelumasan akan terganggu akibat kenaikan
suhu yang berlebihan. Demikian juga kualitas pendingin
sangat berpengaruh terhadap kinerja sistem pendingin. Air
pendingin yang tidak pernah diganti akan menimbulkan
kerak-kerak pada komponen yang dilalui media pendingin
sehingga proses pendinginan tidak optimal.
2) Pemeriksaan komponen pompa air meliputi pemeriksaan
bearing pompa, seal pompa, dan rotor pompa. Bearing
pompa yang sudah bersuara berisik mengindikasikan bahwa
komponen telah rusak dan perlu segera diganti. Apabila
kerusakan bearing tidak segera diperbaiki, dikhawatirkan
pompa akan macet (tidak dapat berputar) sehingga proses
pendinginan akan terhenti. Akibatnya mesin menjadi
overheating yang pada gilirannya komponen mesin menjadi
rusak.
Dalam melakukan pelepasan dan perakitan pompa air,
harus memperhatikan prosedur atau langkah-langkah yang
benar, karena kesalahan pemasangan akan mengakibatkan
gangguan proses kerja pompa air. Setelah komponen pompa
dilepas ada beberapa komponen yang tidak boleh dipasang
lagi, artinya komponen tersebut harus diganti dengan yang
baru. Komponen tersebut antara lain : bearing, rotor, satuan
seal, dan gasket.

17
3) Pemeriksaan thermostat diperlukan manakala air pendingin
tidak dapat bersirkulasi. Namun demikian penyebab air tidak
dapat bersirkulasi bukan semata-mata disebabkan kerusakan
thermostat. Penyebab lain dari gejala tersebut adalah
kerusakan pada pompa air, dimana rotor pompa aus atau
keropos sehingga pompa air tidak dapat menekan medi
pendingin tersebut. Prosedur pemeriksaan thermostat harus
dilakukan dengan cermat mengingat cara kerjanya
didasarkan atas perubahan suhu. Dengan demikian pada
waktu melakukan pengamatan ada dua hal yang harus
diperhatikan yaitu saat membukanya katup dan pada suhu
berapa thermostat tersebut membuka.
4) Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin diperlukan alat
khusus yang disebut “Radiator cap tester“ (alat uji raditor)
yaitu suatu alat yang dapat memberikan tekanan pada
sistem pendingin. Alat tersebut diperlukan karena kadang-
kadang pada saat mesin berhenti atau dalam keadaan dingin
tidak nampak adanya kebocoran, tetapi pada saat mesin
hidup sampai pada temperatur tertentu, baru nampak
adanya kebocoran. Hal tersebut dapat terjadi karena pada
temperatur tinggi tekanan media pendingin naik sehingga
mampu menembus bagian tertentu dari sistem pendingin
(selang air, radiator, pompa, dsb) yang sudah lama umur
pemakaiannya. Dengan demikian pada saat mesin dingin
tidak terjadi kebocoran, tetapi setelah mesin panas
kebocoran baru nampak. Untuk itu diperlukan alat uji
kebocoran dengan jalan memberi tekanan pada sistem
pendingin.

18
d. Tugas 1
1) Terjadinya overheating dapat disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain karena gangguan pada sistem pendingin.
Buatlah ringkasan beberapa penyebab mesin overheating
dengan observasi di bengkel umum terhadap kasus-kasus
mesin overheating yang masuk ke bengkel tersebut. Jelaskan
juga bagaimana cara mengatasi problem tersebut sehingga
mesin dapat kembali normal.
2) Seorang pemilik mobil mengeluh bahwa mobilnya cepat
panas, padahal media pendingin dalam keadaan penuh.
Bagaimana cara anda menentukan kerusakan yang terjadi
pada sistem pendingin mobil tersebut ? Langkah-langkah apa
yang harus anda lakukan mulai dari yang paling sederhana
sampai pada kasus yang agak kompleks.

e. Tes formatif 1
1) Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan dan penggantian
media pendingin.
2) Jelaskan mengapa pompa air perlu diperiksa ?
3) Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan thermostat ?
4) Jelaskan mengapa pemeriksaan kebocoran sistem pendingin
harus dengan alat khusus yaitu radiator cap tester.
5) Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan kebocoran pada
sistem pendingin ?
6) Jelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan tutup radiator.

19
f. Kunci jawaban formatif 1
1) Pemeriksaan media pendingin meliputi pemeriksaan
kapasitas dan kualitas air pendingin dengan cara sebagai
berikut :
a). Pemeriksaan kapasitas media pendingin
Kapasitas air pendingin dengan melihat jumlah air
pada tangki cadangan (reservoir tank). Permukaan
media pendingin harus berada diantara garis LOW dan
FULL dalam keadaan mesin dingin. Apabila jumlah air
pendingin kurang, periksa kebocoran dan tambahkan
media pendingin sampai garis FULL.
b). Pemeriksaan dan penggantian kualitas media pendingin
Pemeriksaan kualitas air pendingin meliputi
pemeriksaan terhadap endapan karat atau kotoran di
sekitar tutup radiator atau lubang pengisi radiator.
Adapun prosedur pemeriksaan kualitas air pendingin
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
(1) Melepas tutup radiator. Pada saat membuka tutup
radiator, mesin harus dalam keadaan dingin.
Apabila tutup radiator dibuka dalam keadaan
panas, cairan dan uap yang bertekanan akan
menyembur keluar.
(2) Mengeluarkan media pendingin melalui lubang
penguras dengan cara mengendorkan atau
melepas baut penguras.
(3) Menutup lubang penguras, kemudian isilah dengan
media pendingin berupa ethylene glycol base yang
baik dan campurlah sesuai dengan petunjuk dari
pabrik pembuatnya. Pendingin yang dianjurkan

20
ialah yang mengandung ethylene glycol base lebih
dari 50 % tetapi tidak lebih dari 70 %). Media
pendingin tipe alcohol tidak disarankan dan harus
dicampur dengan air sulingan.
(4) Memasang tutup radiator
(5) Menghidupkan mesin dan periksa kebocoran
(6) Memeriksa permukaan media pendingin dan tambahkan
jika diperlukan.
2). Pemeriksaan pompa air diperlukan apabila air dalam sistem
pendingin tidak bersirkulasi, karena fungsi pompa air adalah
untuk menekan air pendingin sehingga dapat bersirkulasi
didalam sistem. Gejala yang ditimbulkan apabila pompa air
tidak bekerja adalah temperatur mesin naik dengan cepat
pada saat mesin hidup. Pompa air juga perlu diperiksa
apabila terdengar suara berisik di sekitar popmpa. Hal
tersebut dapat terjadi apabila bantalan pompa telah rusak.
Adakalanya pompa air juga perlu diganti apabila seal perapat
telah aus atau sudah tidak mampu menahan tekanan air.
Dalam kenyataannya seringkali seal perapat pompa tidak
tersedia di pasaran, sehingga apabila terjadi kebocoran air
akibat seal pompa, maka harus mengganti unit pompa
secara keseluruhan.

21
2) Prosedur pemeriksaan thermostat adalah sebagai berikut :
a) Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air
secara bertahap, kemudian periksa temperatur
pembukaan katup.

Gambar 13. Memeriksa kerja thermostat

Temperatur pembukaan katup : 80° - 90° C. Jika


temperatur pembukaan katup tidak sesuai dengan
spesifikasi, thermostat perlu diganti.
b) Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup
tidak sesuai dengan spesifikasi, maka termostat perlu
diganti. Spesifikasi kenaikan katup pada 95° C : 8 mm
atau lebih.

Gambar 14. Pemeriksaan tinggi kenaikan katup

3) Pemeriksaan kebocoran sistem pendingin diperlukan alat


khusus yang disebut “Radiator cap tester“ (alat uji raditor)

22
yaitu suatu alat yang dapat memberikan tekanan pada
sistem pendingin. Alat tersebut diperlukan karena kadang-
kadang pada saat mesin berhenti atau dalam keadaan dingin
tidak nampak adanya kebocoran, tetapi pada saat mesin
hidup sampai pada temperatur tertentu, baru nampak
adanya kebocoran. Hal tersebut dapat terjadi karena pada
temperatur tinggi tekanan media pendingin naik sehingga
mampu menembus bagian tertentu dari sistem pendingin
(selang air, radiator, pompa, dsb) yang sudah lama umur
pemakaiannya. Dengan demikian pada saat mesin dingin
tidak terjadi kebocoran, tetapi setelah mesin panas
kebocoran baru nampak. Untuk itu diperlukan alat uji
kebocoran dengan jalan memberi tekanan pada sistem
pendingin.

4) Prosedur pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin


adalah :
a) Isilah radiator dengan media pendingin, kemudian
pasanglah radiator cap tester pada lubang pengisian
media pendingin pada radiator seperti pada gambar
berikut ini.

Gambar 15. Pemeriksaan kebocoran pada sistem pendingin

23
b) Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm 2
(17,1 psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun.
Apabila tekanan turun berarti ada kebocoran pada
sistem pendingin atau pada komponen sistem pendingin.
Oleh karena itu perlu diperiksa kebocoran pada saluran
pendingin, radiator, dan pompa air. Apabila tidak
ditemukan kebocoran pada komponen tersebut, maka
perlu diperiksa blok dan kepala silinder.
5) Prosedur pemeriksaan tutup radiator adalah sebagai berikut:
Melakukan pemompaan pada radiator cap tester dan
mengukur tekanan pembukaan katup vakum.

Gambar 16. Pemeriksaan tutup radiator

Tekanan pembukaan standar : 0,75 – 1,05 kg/cm 2 (10,7–


14,9 psi)
Tekanan pembukaan minimum : 0,6 kg/cm 2 (8,5 psi)
Untuk pemeriksaan tutup raditor sebaiknya
menggunakan pembacaan maksimum sebagai tekanan
pembukaan. Apabila tekanan pembukaan kurang dari
minimum, maka tutup radiator perlu diganti.

24
g. Lembar Kerja 1
1) Alat dan Bahan
a). 1 Unit engine stand (live)
b). Peralatan tangan, kunci pas/ring atau tang
c). Radiator cap tester
d). Lap / majun.
2) Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah perlatan tangan sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur
kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin dari instruktur anda bila hendak melakukan
pekerjaan yang tidak tertera pada lembar kerja.
d). Bila perlu mintalah buku manual motor bensin yang
menjadi training object.
3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktikum secara cermat,
efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktikum yang disampaikan oleh
guru/instruktur.
c). Lakukan pelepasan, pemeriksaan dan penggantian sistem
pendingin.
d). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktikum
secara ringkas.
e). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan
yang telah digunakan seperti keadaan semula.
4) Tugas
a). Buatlah laporan praktikum secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda peroleh
setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1.

25
2. Kegiatan Belajar 2 : Konstruksi dan Cara Kerja Sistem
Pendingin

a. Tujuan Kegiatan Belajar 2


1). Peserta diklat dapat menjelaskan fungsi sistem pendingin
pada motor.
2). Peserta diklat dapat menjelaskan kebaikan dan kelemahan
sistem pendingin air dibanding sistem pendingin udara.
3). Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja sistem
pendingin air.
4). Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja katup relief
dan katup vacum pada tutup radiator.
5). Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja thermostat
6). Peserta diklat dapat menjelaskan cara kerja motor
penggerak kipas pendingin.

b. Uraian Materi 2
1). Fungsi Sistem Pendingin
Panas yang dihasilkan oleh proses pembakaran di dalam
motor dirubah menjadi tenaga gerak. Namun kenyataannya
hanya sebagian dari panas tersebut yang dimanfaatkan secara
efektif. Panas yang diserap motor harus dengan segera
dibuang ke udara luar, sebab jika tidak maka motor akan
terlalu panas dan komponen motor cepat aus. Untuk itu pada
motor dilengkapi dengan sistem pendingin yang berfungsi
untuk mencegah panas yang berlebihan.
Pada motor bensin kira-kira hanya 23 % energi panas
dari hasil pembakaran bahan bakar dalam silinder yang
dimanfaatkan secara efektif sebagai tenaga. Sisanya terbuang
dalam beberapa bentuk seperti diperlihatkan pada gambar di
bawah ini.

26
Gambar 17. Keseimbangan panas

Pada gambar 17 di atas nampak bahwa dari total energi


yang dihasilkan oleh proses pembakaran, hanya 25 % yang
dimanfaatkan menjadi kerja efektif. Panas yang hilang
bersama gas buang kira-kira 34 %, panas yang terbuang
akibat proses pendinginan 32 %, akibat pemompaan 3 %, dan
akibat gesekan 6 %.
Secara garis besar fungsi sistem pendingin pada motor
adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengurangi panas motor. Panas yang dihasilkan
oleh pembakaran campuran udara dan bahan bakar dapat
mencapai sekitar 2500° C. Panas yang cukup tinggi ini
dapat melelehkan logam atau komponen lain yang
digunakan pada motor, sehingga apabila motor tidak
dilengkapi dengan sistem pendingin dapat merusakkan
komponen motor tersebut.
b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu
pada temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai
kondisi. Umumnya temperatur kerja motor antara 82
sampai 99° C. Pada saat komponen motor mencapai
temperatur tersebut, komponen motor akan memuai

27
sehingga celah (clearance) pada masing-masing komponen
menjadi tepat. Disamping itu kerja motor menjadi
maksimum dan emisi gas buang yang ditimbulkan menjadi
minimum.
c) Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya keausan yang
berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi gas buang
yang berlebihan. Hal tersebut dapat terjadi karena pada
saat motor bekerja pada temperatur yang dingin maka
campuran bahan bakar dengan udara yang masuk ke
dalam silinder tidak sesuai dengan campuran yang dapat
menghasilkan kerja motor yang maksimum. Temperatur
dinding silinder yang dingin mengakibatkan pembakaran
menjadi tidak sempurna sehingga gas buang banyak
mengandung emisi yang merugikan manusia. Oleh karena
itu pada saat motor hidup temperatur kerja harus segera
dicapai. Hal tersebut akan terpenuhi apabila pada motor
terdapat sistem pendingin yang dilengkapi dengan
komponen yang memungkinkan hal tersebut terjadi.
d) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang,
khusunya di negara-negara yang mengalami musim dingin.

2). Macam Sistem Pendingin


Sistem pendingin yang biasa digunakan pada motor
ada dua macam, yaitu sistem pendingin udara dan sistem
pendingin air.

a) Sistem Pendingin Udara

28
Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder
sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-sirip pendingin
yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut.
Panas tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang
temperaturnya jauh lebih rendah dibanding temperatur sirip
pendingin. Untuk daerah mesin yang temperaturnya tinggi
yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih
panjang dibanding di daerah sekitar silinder.
Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin
harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar
temperatur di sekitar sirip tetap rendah sehingga
penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna.
Aliran uadara ini kecepatannya harus sebanding dengan
kecepatan putar mesin agar temperatur ideal mesin dapat
tercapai sehingga pendinginan dapat berlangsung dengan
sempurna.
Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang
dapat ditempuh yaitu menggerakkan udara atau siripnya.
Apabila sirip pendinginnya yang digerakkan berarti
mesinnya harus bergerak seperti mesin yang dipakai pada
sepeda motor. Untuk mesin-mesin stasioner dan mesin-
mesin yang penempatannya sedemikian rupa sehingga sulit
untuk mendapatkan aliran udara, maka diperlukan blower
yang fungsinya untuk menghembuskan udara. Penempatan
blower yang digerakkan oleh poros engkol memungkinkan
aliran udara yang sebanding dengan putaran mesin
sehingga proses pendinginan dapat berlangsung sempurna.

29
b) Sistem Pendingin Air
Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran
bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dan silinder
sebagian diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding
silinder dan ruang bakar. Oleh karena itu di bagian luar
dinding silinder dan ruang bakar dibuat mantel-mantel air
(water jacket). Panas yang diserap oleh air pendingin pada
water jacket selanjutnya akan menyebabkan naiknya
temperatur air pendingin tersebut. Apabila air pendingin
tersebut tetap berada pada mantel air, maka air akan
cenderung mendidih dan menguap. Hal tersebut dapat
dihindari dengan jalan mengganti air tersebut dengan air
yang masih dingin sedangkan air yang telah panas harus
dialirkan keluar dari mantelnya dengan kata lain harus
bersirkulasi. Sirkulasi air tersebut ada dua macam yaitu
sirkulasi alam atau thermo syphon dan sirkulasi dengan
tekanan.
Kebanyakan mobil menggunakan sistem pendingin air
dengan sirkulasi tekanan (forced circulation), sedangkan
sepedamotor umumnya menggunakan sistem pendingin
udara. Untuk selanjutnya pada modul ini akan dibahas
sistem pendingin air dengan sirkulasi tekanan.
Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding
sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih
mahal. Secara rinci keunggulan sistem pendingin air antara
lain : 1) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga
kemungkinan distorsi kecil ; 2) Ukuran kipas relatif lebih
kecil sehingga tenaga yang diperlukan kecil ; 3) Mantel air
dan air dapat meredam getaran ; 4) Kemungkinan

30
overheating kecil, walaupun dalam kerja yang berat ; 5)
Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin lebih
ringkas. Di sisi lain sistem pendingin air mempunyai
kerugian yaitu : 1) Bobot mesin lebih berat (karena adanya
air, radiator, dsb.) ; 2) Waktu pemanasan lebih lama ; 3)
Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze ; 4)
Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga
mengakibatkan overheating ; 5) Memerlukan kontrol yang
lebih rutin.
Adapun konstruksi sistem pendingin air dengan
sirkulasi tekanan dapat dilihat pada gambar 18. Sistem
pendingin air dilengkapi dengan water jacket, pompa air,
radiator, thermostat, kipas, dan selang karet. Masing-
masing komponen sistem pendingin tersebut akan dibahas
pada uraian tersendiri.

Gambar 18. Konstruksi sistem pendingin air

Pada saat mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di


sekitar mesin karena thermostat masih menutup. Dalam hal
ini thermostat berfungsi untuk membuka dan menutup
saluran air dari mesin ke radiator. Air mendapat tekanan

31
dari pompa air, tetapi tekanan tersebut tidak mampu
menekan thermostat menjadi terbuka. Untuk mencegah
timbulnya tekanan yang berlebihan akibat proses
pemompaan, maka pada sistem pendingin dilengkapi
dengan saluran by pass, sehingga air yang bertekanan akan
kembali melalui saluran by pass tersebut.

Gambar 19. Sistem pendingin air saat mesin dingin

Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga


air yang telah panas di dalam water jacket (yang telah
menyerap panas dari mesin), kemudian disalurkan ke
radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan
aliran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan.
Air pendingin yang sudah dingin kemudian ditekan kembali
ke water jacket oleh pompa air.

Gambar 20. Sistem pendingin air saat mesin panas

32
3). Komponen Sistem Pendingin Air
Berbeda dengan sistem pendingin udara, pada sistem
pendingin air jumlah komponennya lebih banyak. Pada
umumnya komponen sistem pendingin air terdiri atas :
radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin. Ada juga
sistem pendingin air yang dilengkapi dengan kopling fluida.
a) Radiator
Radiator berfungsi untuk mendinginkan cairan
pendingin yang telah panas setelah melalui saluran water
jacket. Bagian-bagian radiator antara lain : tangki air
bagian atas (upper water tank), tangki air bagian bawah
(lower water tank) dan inti radiator (radiator core). Cairan
pendingin masuk ke tangki air bagian atas melalui selang
atas. Pada tangki air bagian atas dilengkapi dengan lubang
pengisian air dan saluran kecil yang menuju ke tangki
cadangan. Pada tangki air bagian bawah dilengkapi dengan
lubang penguras untuk mengeluarkan air pendingin pada
saat mengganti cairan pendingin. Inti radiator terdiri atas
pipa-pipa (tube) yang dapat dilalui air dari tangki atas ke
tangki bawah. Disamping itu juga dilengkapi dengan sirip-
sirip pendingin (fin) yang fungsinya untuk menyerap panas
dari air pendingin. Biasanya radiator terletak di depan
kendaraan sehingga radiator dapat didinginkan oleh
gerakan kenadaraan tersebut.

33
Gambar 21. Konstruksi radiator

Ada dua tipe inti radiator yang perbedaannya


tergantung bentuk sirip-sirip pendinginnya, yaitu tipe plat
(flat fin type) dan tipe lekukan (corrugated fin type) seperti
terlihat pada gambar 22.

a. Tipe plat b. Tipe lekukan


Gambar 22. Tipe radiator

34
Beberapa kendaaraan modern menggunakan radiator
versi terbaru yaitu tipe “SR“.
Inti radiator tipe SR (single
row) mempunyai susunan pipa
tunggal sehingga bentuk
radiator menjadi tipis dan
ringan dibanding dengan
Gambar 23. Tipe SR radiator tipe lain.

Pada bagian atas tangki radiator dilengkapi dengan


lubang pengisian dan tutup radiator. Dalam hal ini tutup
radiator tidak hanya berfungsi untuk mencegah agar air
pendingin tidak tumpah, tetapi berfungsi untuk mengatur
arus lalu lintas air pendingin dari radiator ke tangki
cadangan dan sebaliknya. Dengan demikian jika tutup
radiator rusak, maka tidak dapat diganti dengan sembarang
tutup. Pada tutup radiator dilengkapi dengan dua buah
katup yaitu katup relief dan katup vacum.
Apabila volume air pendingin bertambah saat
temperaturnya naik, maka tekanannya juga bertambah. Bila
tekanan air pendingin mencapai 0,3 – 1,0 kg/cm 2 pada 110
- 120° C, maka relief valve terbuka dan membebaskan
kelebihan tekanan melalui pipa overflow sehingga sebagian
air pendingin masuk ke dalam tangki cadangan.

Gambar 24. Relief valve Gambar 25. Air pendingin saat panas

35
Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah
mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman.
Akibatnya vacum valve akan terbuka secara otomatis untuk
menghisap udara segar mengganti kevacuman dalam
radiator. Kemudian diikuti dengan cairan pendingin pada
tekanan atmosfer apabila mesin sudah benar-benar dingin.

Gambar 26. Vacum valve Gambar 27. Air pendingin saat dingin

b) Pompa air
Pompa air (water pump) berfungsi memompa air
pendingin dari water jacket ke radiator yaitu dengan cara
menekan cairan pendingin. Pada umumnya pompa air yang
digunakan adalah jenis pompa sentrifugal (centrifugal
pump). Pompa air ditempatkan di bagian depan blok
silinder dan digerakkan oleh tali kipas atau timing belt.

Gambar 28. Komponen pompa air

36
c) Thermostat
Pada uraian terdahulu telah dijelaskan bahwa apabila
air pendingin masih dalam keadaan dingin, maka air hanya
bersirkulasi dalam water jacket. Apabila temperatur air
pendingin telah panas maka air akan mengalir ke raditor
untuk didinginkan. Komponen yang mengatur arus lalu
lintas air dari water jacket ke radiator dan sebaliknya
adalah thermostat. Dalam hal ini thermostat berfungsi
sebagai katup yang tugasnya membuka dan menutup
saluran yang menghubungkan antara water jacket dan
radiator.
Letak thermostat ada dua macam yaitu : tehermostat
yang letaknya di saluran air masuk (water inlet) dan
thermostat yang letaknya di saluran air keluar (water
outlet).
(1) Thermostat yang letaknya di saluran air keluar.
Apabila temperatur air masih rendah, maka
thermostat menutup aliran air pendingin ke radiator. Air
pendingin dipompa oleh pompa air langsung ke blok mesin
dan kepala silinder. Selanjutnya melalui sirkuit by pass
kembali ke pompa air.

Gambar 29. Sistem pendingin dengan thermostat di saluran air keluar

37
Pada saat temperatur air pendingin telah panas, maka
thermostat membuka sehingga cairan pendingin mengalir
melalui thermostat ke radiator untuk didinginkan dan
selanjutnya air kembali ke pompa air. Disamping itu air
juga mengalir melalui sirkuit by pass.
(2) Thermostat yang letaknya di saluran air masuk
Apabila temperatur air masih rendah, thermostat
menutup saluran dan by pass valve membuka. Air
pendingin dipompa ke blok silinder melalui kepala silinder,
selanjutnya kembali ke pompa air melalui sirkuit by pass.

Gambar 30. Sistem pendingin dengan letak thermostat


pada saluran air masuk

Pada saat temperatur air pendingin menjadi tinggi,


maka thermostat membuka saluran air dan by pass valve
menutup. Air yang telah panas mengalir ke radiator untuk
didinginkan, selanjutnya melalui thermostat dan kembali ke
pompa air.
Thermostat dirancang untuk mempertahankan agar
temperatur cairan pendingin dalam batas yang diijinkan.
Pada umumnya efisiensi operasi mesin yang tertinggi
apabila temperaturnya kira-kira pada 80° – 90° C. Kerja
thermostat tergantung oleh suhu, apabila suhunya naik

38
maka thermostat membuka dan sebaliknya. Hal tersebut
dapat terjadi karena didalam thermostat terdapat wax yang
volumenya akan berubah apabila suhunya juga berubah.
Perubahan volume akan menyebabkan silinder bergerak
turun atau naik, mengakibatkan katup membuka atau
menutup.

Gambar 31. Cara kerja thermostat

Pada thermostat juga dilengkapi dengan jiggle valve


yang digunakan untuk mengalirkan air pada saat
menambahkan cairan pendingin ke dalam sistem.

a. Dengan katup bypass b. Tanpa katup bypass


Gambar 32. Macam thermostat

d) Kipas pendingin
Kipas pada sistem pendingin digunakan untuk
membantu proses pendinginan yang sudah dilakukan
radiator. Pada proses pendinginan, radiator didinginkan
oleh udara luar, tetapi pendinginannya belum cukup bila

39
kendaraan tidak bergerak. Kipas pendingin ditempatkan di
bagian belakang radiator. Penggerak kipas pendingin
adalah mesin itu sendiri melalui belt atau motor listrik.

(1) Kipas pendingin yang digerakkan poros engkol


Kipas pendingin jenis ini digerakkan terus menerus
oleh poros engkol melalui tali kipas. Kecepatan kipas
berubah sesuai dengan kecepatan mesin.

Gambar 33. Kipas pendingin yang digerakkan poros engkol

Putaran kipas belum cukup besar apabila mesin masih


berputar lambat, tetapi apabila mesin berputar dengan
kecepatan tinggi, kipaspun berputar dengan kecepatan
tinggi pula. Hal tersebut akan menambah tahanan sehingga
kehilangan tenaga dan menimbulkan bunyi pada kipas.
Untuk mencegah hal tersebut maka biasanya antara pompa
air dan kipas pendingin dipasang sebuah kopling fluida.

(2) Kipas pendingin yang digerakkan motor listrik


Berputarnya kipas pendingin yang digerakkan oleh
motor listrik terjadi pada saat temperatur air pendingin
panas. Temperatur air pendingin dikirimkan ke motor listrik

40
melalui sinyal yang terdapat pada kepala silinder. Pada saat
temperatur meningkat pada suatu tingkat yang ditetapkan,
sinyal tersebut merangsang motor relay untuk
menggerakkan motor listrik yang kemudian menggerakkan
kipas pendingin. Dengan demikian kipas akan bekerja pada
saat yang dibutuhkan, sehingga temperatur mesin dapat
dicapai lebih cepat. Disamping itu juga membantu
mengurangi suara bising yang ditimbulkan kipas pendingin.

Gambar 34. Kipas pendingin yang digerakkan motor listrik

Berputarnya kipas pendingin apabila temperatur


mesin melebihi 93° C . Hal tersebut diatur oleh coolant
temperatur switch yang dipasang pada saluran air keluar
dari mesin ke radiator dan relay dari motor listrik.
Apabila kunci kontak pada posisi ON, mesin berputar
dan temperatur air pendingin di bawah 93° C seperti
terlihat pada gambar 35, coolant temperatur switch pada
keadaan ini titik kontaknya dalam keadaan tertutup
sehingga arus listrik mengalir melalui kunci kontak, relay,
titik kontak coolant temperatur switch dan ke massa. Arus

41
listrik yang mengalir pada relay akan menyebabkan titik
kontak pada relay terbuka sehingga arus listrik yang ke
motor listrik tidak mengalir sehingga kipas tidak berputar.

Gambar 35. Cara kerja motor penggerak kipas saat mesin dingin.

Apabila temperatur air pendingin melebihi 93° C, titik


kontak pada coolant temperatur switch akan terbuka yang
selanjutnya akan menyebabkan relay tidak bekerja dan titik
kontaknya saling berhubungan. Pada keadaan ini arus listrik
akan mengalir dari baterai ke motor listrik melalui kunci
kontak dan titik kontak relay sehingga motor berputar
bersama dengan kipas yang selanjutnya mengalirkan udara
melalui inti radiator seperti terlihat pada gambar 36.

Gambar 36. Cara kerja motor penggerak kipas saat mesin panas.

42
c. Rangkuman 2
1). Fungsi sistem pendingin pada motor adalah sebagai
berikut:
a) Untuk mengurangi panas motor, karena panas yang
dihasilkan oleh pembakaran campuran udara dan bahan
bakar dapat mencapai sekitar 2500° C.
b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu
pada temperatur kerja yang paling efisien pada
berbagai kondisi.
c) Untuk mempercepat motor mencapai temperatur
kerjanya, karena untuk mencegah terjadinya keausan
yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi
gas buang yang berlebihan.
d) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang
penumpang, khususnya di negara-negara yang
mengalami musim dingin.
2). Sistem pendingin yang digunakan pada motor pada
umumnya ada dua macam yaitu :
a) Sistem Pendingin Udara
Pada sistem ini panas yang dihasilkan dari
pembakaran bahan bakar dan udara di dalam silinder
sebagian dirambatkan keluar melalui sirip-sirip pendingin
yang dipasang di luar silinder dan ruang bakar tersebut.
Panas tersebut selanjutnya diserap oleh udara luar yang
temperaturnya jauh lebih rendah dibanding temperatur sirip
pendingin. Untuk daerah mesin yang temperaturnya tinggi
yaitu di sekitar ruang bakar diberi sirip pendingin yang lebih
panjang dibanding di daerah sekitar silinder.

43
Udara yang menyerap panas dari sirip-sirip pendingin
harus berbentuk aliran atau udaranya harus mengalir agar
temperatur di sekitar sirip tetap rendah sehingga
penyerapan panas tetap berlangsung secara sempurna.
Untuk menciptakan aliran udara, ada dua cara yang dapat
ditempuh yaitu menggerakkan udara atau siripnya.

b) Sistem Pendingin Air


Pada sistem ini, panas dari hasil proses pembakaran
bahan bakar dan udara dalam ruang bakar dan silinder
sebagian diserap oleh air pendingin setelah melalui dinding
silinder dan ruang bakar. Panas yang diserap oleh air
pendingin pada water jacket selanjutnya akan
menyebabkan naiknya temperatur air pendingin tersebut.
Apabila air pendingin tersebut tetap berada pada mantel
air, maka air akan cenderung mendidih dan menguap. Hal
tersebut dapat dihindari dengan jalan mengganti air
tersebut dengan air yang masih dingin sedangkan air yang
telah panas harus dialirkan keluar dari mantelnya dengan
kata lain harus bersirkulasi.
Konstruksi sistem pendingin air lebih rumit dibanding
sistem pendingin udara sehingga biaya produksinya lebih
mahal. Disisi lain sistem pendingin air mempunyai beberapa
keunggulan antara lain : 1) Temperatur motor di beberapa
tempat lebih merata, 2) Proses pemanasan motor lebih
cepat, 3) Media pendingin yang berupa air dapat meredam
suara mesin, 4) Media pendingin yang panas dapat
digunakan sebagai sumber panas untuk memanaskan ruang
penumpang.

44
3). Pada sistem pendingin air dilengkapi dengan water jacket,
pompa air, radiator, thermostat, kipas, dan selang karet.
Apabila temperatur mesin masih dingin, air hanya
bersirkulasi di sekitar mesin karena thermostat masih
menutup. Dalam hal ini thermostat berfungsi untuk
membuka dan menutup saluran air dari mesin ke radiator.
4). Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga air
yang telah panas di dalam water jacket (yang telah
menyerap panas dari mesin), kemudian disalurkan ke
radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan
aliran udara dengan adanya gerakan maju dari kendaraan.
Air pendingin yang sudah dingin kemudian ditekan kembali
ke water jacket oleh pompa air.
5). Pada umumnya komponen sistem pendingin air terdiri atas:
radiator, pompa air, thermostat, kipas pendingin. Radiator
berfungsi untuk mendinginkan air yang telah panas dari
water jacket, sedang pompa air untuk menekan air dari
water jacket ke radiator. Dalam hal ini yang mengatur arus
lalu lintas air dari water jacket ke radiator adalah
thermostat, sedang kipas pendingin berfungsi untuk
mempercepat proses pendinginan dengan jalan
mensirkulasikan udara yang ada di sekitar radiator agar
proses pemindahan panas berlangsung dengan cepat.
6). Kipas pendingin yang digerakkan dengan motor listrik
mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya temperatur
kerja mesin yang ideal dapat dicapai dengan cepat, suara
mesin lebih halus selama kipas belum berputar, dan tenaga
motor lebih besar karena putaran kipas tidak menyerap
tenaga dari poros engkol.

45
d. Tugas 2
1). Seorang pengemudi mengeluh bahwa air pendingin yang
ada di tangki cadangan tidak mau kembali ke radiator pada
saat mesin dingin sehingga setiap saat harus mengisi air
pendingin ke radiator. Bagaimana analisa anda terhadap
gangguan tersebut dan bagaimana cara mengatasinya.
Jelaskan dengan singkat dan jelas alasannya.
2). Gambarlah sirkuit kelistrikan pada kipas pendingin yang
digerakkan dengan motor listrik dan jelaskan pula
kemungkinan gangguan yang terjadi jika kipas tidak mau
berputar pada saat temperatur mesin telah panas
(temperatur mesin telah melebihi 93° C).

e. Tes Formatif 2
1). Jelaskan apa fungsi sistem pendingin pada mesin dan
bagaimana akibatnya apabila mesin tanpa pendingin ?
2). Jelaskan apa saja keuntungan dan kerugian sistem
pendingin air dibanding dengan sistem pendingin udara ?
3). Jelaskan bagaimana cara kerja sistem pendingin air ?
4). Jelaskan dengan gambar bagaimana cara kerja katup relief
dan katup vacum pada tutup radiator ?
5). Jelaskan dengan gambar bagaimana cara kerja thermostat?

46
f. Kunci Jawaban Formatif 2
1). Fungsi sistem pendingin pada mesin adalah sebagai
berikut:
a) Untuk mengurangi panas motor, karena panas yang
dihasilkan oleh pembakaran campuran udara dan bahan
bakar dapat mencapai sekitar 2500° C.
b) Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu
pada temperatur kerja yang paling efisien pada
berbagai kondisi.
c) Untuk mempercepat motor mencapai temperatur
kerjanya, karena untuk mencegah terjadinya keausan
yang berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi
gas buang yang berlebihan.
d) Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang
penumpang, khususnya di negara-negara yang
mengalami musim dingin.
Apabila mesin tanpa pendingin maka panas yang
dihasilkan motor dapat melelehkan logam atau komponen
lain yang digunakan pada motor, sehingga komponen
motor tersebut akan rusak bahkan dapat berubah bentuk.

2). Keuntungan sistem pendingin air dibanding sistem


pendingin udara anatar lain :
a) Temperatur seluruh mesin lebih seragam sehingga
kemungkinan distorsi kecil.
b) Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang
diperlukan kecil
c) Mantel air dan air dapat meredam getaran

47
d) Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja
yang berat
e) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin
lebih ringkas.
Kerugiannya :
a) Bobot mesin lebih berat (air, radiator, dsb.)
b) Waktu pemanasan lebih lama
c) Pada temperatur rendah diperlukan antifreeze
d) Kemungkinan terjadinya kebocoran air -- > overheating
e) Memerlukan kontrol yang lebih rutin
3). Cara kerja sistem pendingin air adalah sebagai berikut :
a) Pada saat mesin masih dingin, air hanya bersirkulasi di
sekitar mesin karena thermostat masih menutup. Dalam
hal ini thermostat berfungsi untuk membuka dan
menutup saluran air dari mesin ke radiator. Air
mendapat tekanan dari pompa air, tetapi tekanan
tersebut tidak mampu menekan thermostat menjadi
terbuka. Untuk mencegah timbulnya tekanan yang
berlebihan akibat proses pemompaan, maka pada
sistem pendingin dilengkapi dengan saluran by pass,
sehingga air yang bertekanan akan kembali melalui
saluran by pass tersebut.
b) Pada saat mesin panas, thermostat terbuka sehingga
air yang telah panas di dalam water jacket (yang telah
menyerap panas dari mesin), kemudian disalurkan ke
radiator untuk didinginkan dengan kipas pendingin dan
aliran udara dengan adanya gerakan maju dari
kendaraan. Air pendingin yang sudah dingin kemudian
ditekan kembali ke water jacket oleh pompa air.

48
4). Cara kerja sistem pendingin air adalah sebagai berikut :
a) Apabila volume air pendingin bertambah saat
temperaturnya naik, maka tekanannya juga bertambah.
Bila tekanan air pendingin mencapai 0,3 – 1,0 kg/cm 2
pada 110 - 120° C, maka relief valve terbuka dan
membebaskan kelebihan tekanan melalui pipa overflow
sehingga sebagian air pendingin masuk ke dalam tangki
cadangan.

Gambar 37. Relief valve Gambar 38. Air pendingin saatpanas

b) Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah


mesin berhenti, maka dalam radiator terjadi
kevacuman. Akibatnya vacum valve akan terbuka
secara otomatis untuk menghisap udara segar
mengganti kevacuman dalam radiator. Kemudian diikuti
dengan cairan pendingin pada tekanan atmosfer
apabila mesin sudah benar-benar dingin.

Gambar 39. Vacum valve Gambar 40. Air pendingin saat dingin

49
5). Cara kerja thermostat adalah sebagai berikut :
Thermostat dirancang untuk mempertahankan agar
temperatur cairan pendingin dalam batas yang diijinkan.
Pada umumnya efisiensi operasi mesin yang tertinggi
apabila temperaturnya kira-kira pada 80° – 90° C. Kerja
thermostat tergantung oleh suhu, apabila suhunya naik
maka thermostat membuka dan sebaliknya. Hal tersebut
dapat terjadi karena didalam thermostat terdapat wax
yang volumenya akan berubah apabila suhunya juga
berubah. Perubahan volume akan menyebabkan silinder
bergerak turun atau naik, mengakibatkan katup membuka
atau menutup.

Gambar 41. Cara kerja thermostat

50
g. Lembar Kerja 2
1) Alat dan Bahan
a). 1 Unit engine stand (live)
b). Kunci sock, kunci momen
c). Tool box
d). Radiator cap tester
e). Thermometer
f). Panci air
g). Kompor pemanas
h). Lap / majun.
2) Keselamatan Kerja
a). Gunakanlah peralatan servis sesuai dengan fungsinya.
b). Ikutilah instruksi dari instruktur/guru atau pun prosedur
kerja yang tertera pada lembar kerja.
c). Mintalah ijin kepada instruktur anda bila akan
melakukan pekerjaan yang tidak tertulis pada lembar
kerja.
d). Bila perlu mintalah buku manual mesin yang dijadikan
training object.
3) Langkah Kerja
a). Persiapkan alat dan bahan praktik secara cermat,
efektif dan seefisien mungkin.
b). Perhatikan instruksi praktik yang disampaikan oleh
guru/ instruktur.
c). Lakukan pemeriksaan pada komponen-komponen
sistem pendingin!
d). Lakukan diskusi tentang cara kerja sistem pendingin!
e). Buatlah catatan-catatan penting kegiatan praktik secara
ringkas.

51
f). Setelah selesai, bereskan kembali peralatan dan bahan
yang telah digunakan seperti keadaan semula.

4) Tugas
a). Buatlah laporan praktik secara ringkas dan jelas.
b). Buatlah rangkuman pengetahuan baru yang anda
peroleh setelah mempelajari materi pada kegiatan
belajar 2.

52
BAB III
EVALUASI

A. PERTANYAAN
1. Jelaskan apa fungsi sistem pendingin pada kendaraan bermotor ?
2. Jelaskan kebaikan dan kerugian sistem pendingin air dibanding
sistem pendingin udara.
3. Jelaskan dengan gambar cara kerja katup relief dan katup vacum
pada tutup radiator.
4. Bagaimana prosedur pemeriksaan kebocoran pada sistem
pendingin ?
5. Bagaimana prosedur pemeriksaan thermostat ?
6. Apa penyebab kipas pendingin yang digerakkan dengan motor
tidak mau berputar meskipun mesin telah panas. Bagaimana
analisa anda terhadap gangguan tersebut ?

53
B. KUNCI JAWABAN
1. Fungsi sistem pendingin pada kendaraan bermotor adalah :
a. Untuk mengurangi panas motor, karena panas yang dihasilkan
oleh pembakaran campuran udara dan bahan bakar dapat
mencapai sekitar 2500° C. Panas yang cukup tinggi ini dapat
melelehkan logam atau komponen lain yang digunakan pada
motor, sehingga apabila motor tidak dilengkapi dengan sistem
pendingin dapat merusakkan komponen motor tersebut.
b. Untuk mempertahankan agar temperatur motor selalu pada
temperatur kerja yang paling efisien pada berbagai kondisi.
Umumnya temperatur kerja motor antara 82 sampai 99° C.
Pada saat komponen motor mencapai temperatur tersebut,
komponen motor akan memuai sehingga celah (clearance)
pada masing-masing komponen menjadi tepat. Disamping itu
kerja motor menjadi maksimum dan emisi gas buang yang
ditimbulkan menjadi minimum.
c. Untuk mempercepat motor mencapai temperatur kerjanya
dengan tujuan untuk mencegah terjadinya keausan yang
berlebihan, kerja motor yang kurang baik, emisi gas buang
yang berlebihan. Hal tersebut dapat terjadi karena pada saat
motor bekerja pada temperatur yang dingin maka campuran
bahan bakar dengan udara yang masuk ke dalam silinder tidak
sesuai dengan campuran yang dapat menghasilkan kerja
motor yang maksimum. Temperatur dinding silinder yang
dingin mengakibatkan pembakaran menjadi tidak sempurna
sehingga gas buang banyak mengandung emisi yang
merugikan manusia.
d. Untuk memanaskan ruangan di dalam ruang penumpang,
khususnya di negara-negara yang mengalami musim dingin.

54
2. Kebaikan sistem pendingin air antara lain : 1) Temperatur seluruh
mesin lebih seragam sehingga kemungkinan distorsi kecil ; 2)
Ukuran kipas relatif lebih kecil sehingga tenaga yang diperlukan
kecil ; 3) Mantel air dan air dapat meredam getaran ; 4)
Kemungkinan overheating kecil, walaupun dalam kerja yang
berat; 5) Jarak antar silinder dapat diperdekat sehingga mesin
lebih ringkas. Kerugian sistem pendingin air antara lain : 1) Bobot
mesin lebih berat (karena adanya air, radiator, dsb.) ; 2) Waktu
pemanasan lebih lama ; 3) Pada temperatur rendah diperlukan
antifreeze ; 4) Kemungkinan terjadinya kebocoran air sehingga
mengakibatkan overheating ; 5) Memerlukan kontrol yang lebih
rutin.

3. Apabila volume air pendingin bertambah saat temperaturnya naik,


maka tekanannya juga bertambah. Bila tekanan air pendingin
mencapai 0,3 – 1,0 kg/cm 2 pada 110 - 120° C, maka relief valve
terbuka dan membebaskan kelebihan tekanan melalui pipa
overflow sehingga sebagian air pendingin masuk ke dalam tangki
cadangan.

Pada saat temperatur air pendingin berkurang setelah mesin


berhenti, maka dalam radiator terjadi kevacuman. Akibatnya
vacum valve akan terbuka secara otomatis untuk menghisap

55
udara segar mengganti kevacuman dalam radiator. Kemudian
diikuti dengan cairan pendingin pada tekanan atmosfer apabila
mesin sudah benar-benar dingin.

4. Prosedur pemeriksaan sistem pendingin adalah sebagai berikut :


a. Isilah radiator dengan air pendingin, kemudian pasanglah
radiator cap tester pada lubang pengisian media pendingin
pada radiator seperti pada gambar di bawah.

b. Pompalah radiator cap tester sampai tekanan 1,2 kg/cm 2 (17,1


psi), dan periksa bahwa tekanan tidak turun. Apabila tekanan
turun berarti ada kebocoran pada sistem pendingin atau pada
komponen sistem pendingin. Oleh karena itu perlu diperiksa
kebocoran pada saluran pendingin, radiator, dan pompa air.

56
Apabila tidak ditemukan kebocoran pada komponen tersebut,
maka perlu diperiksa blok dan kepala.

5. Prosedur pemeriksaan thermostat adalah sebagai berikut :


a. Mencelupkan thermostat ke dalam air dan panaskan air secara
bertahap, kemudian periksa temperatur pembukaan katup.

Temperatur pembukaan katup : 80° - 90° C. Jika temperatur


pembukaan katup tidak sesuai dengan spesifikasi, thermostat
perlu diganti.
b. Memeriksa tinggi kenaikan katup. Jika kenaikan katup tidak
sesuai dengan spesifikasi, maka termostat perlu diganti.
Spesifikasi kenaikan katup pada 95° C : 8 mm atau lebih.

6. Penyebab kipas pendingin yang digerakkan dengan motor tidak


mau berputar meskipun mesin telah panas adalah :
a. Coolant temperatur switch rusak/tidak bekerja
b. Relay kipas rusak atau tidak bekerja
c. Motor penggerak kipas rusak atau tidak bekerja
d. Jaringan kabel penghubung putus atau hubung singkat

57
C. KRITERIA KELULUSAN

Skor
Kriteria Bobot Nilai Keterangan
(1-10)
Kognitif (soal no 1 s.d 6) 5
Ketepatan prosedur 1
pemeriksaan
Hasil pemeriksaan 2 Syarat lulus nilai
minimal 70
Ketepatan waktu 1
Keselamatan kerja 1
Nilai Akhir

Keterangan :
Tidak = 0 (nol) (tidak lulus)
Ya = 70 s.d. 100 (lulus)

Kategori Kelulusan :
70 s.d. 79 : memenuhi kriteria minimal dengan bimbingan
80 s.d. 89 : memenuhi kriteria minimal tanpa bimbingan
90 s.d. 100 : di atas minimal tanpa bimbingan

58
BAB IV
PENUTUP

Peserta diklat yang telah mencapai syarat kelulusan minimal dapat


melanjutkan ke modul berikutnya. Sebaliknya, apabila peserta diklat
dinyatakan tidak lulus, maka peserta diklat tersebut harus mengulang
modul ini dan tidak diperkenankan untuk mengambil modul selanjutnya.

59
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (t.th.). Materi Pelajaran Engine Group Step 1., Jakarta


: PT Toyota Astra Motor.

Anonim. (1995). Materi Pelajaran Engine Group Step 2., Jakarta


: PT Toyota – Astra Motor.

Anonim. (1995). New Step 1 Training Manual. Jakarta : PT


Toyota – Astra Motor.

Anonim. (1993). Pedoman Reparasi Mesin 1E, 2E. Jakarta : PT


Toyota Astra Motor.

Anonim. (1995). Pedoman Reparasi Mesin 7 K. Jakarta : PT


Toyota – Astra Motor.

Crouse, William H, dan Anglin, Donald L (1986). Automotive


Engines. New York : Mc Graw Hill.

Toboldt, William K, dan Johnson, Larry. (1977). Automotive


Encyclopedia. South Holland : The Goodheart Willcox.

Wardan Suyanto. (1986). Teori Motor Bensin. Jakarta : Depdikbud


: Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan LPTK.

60

Vous aimerez peut-être aussi