Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Dancing House
Frank Gehry
Biasa ae mas,
belum tau
rumahku yg
satune yo
Omahmu apik
tenan Jo
Istilah semiotika diperkenalkan pertama kali dalam dunia filsafat pada akhir abad
ke-17 oleh John Lock. Orang yang pertama-tama mempelajari semiotika adalah
Charles Sanders Peirce (1839-1914). Oleh karena itu Pierce disebut juga sebagai
perintis ilmu ini, akan tetapi pemikirannya baru dikenal lebih luas pada sekitar tahun
1930-an.
Semiotika pada dasarnya adalah sebuah pendekatan teoritis untuk komunikasi yang
tujuannya untuk menetapkan prinsip-prinsip yang berlaku secara luas
QUALISIGN
SINSIGN
LEGISIGN
QUALISIGN :
Adalah tanda-tanda yang berdasarkan suatu sifat.
Merupakan tanda yang memiliki kualitas atau sifat
tertentu. Qua berarti Quality= Kualitas/Sifat.
Misalnya : Warna merah berarti panas, hangat,
larangan, bahaya, cinta, sosialisme dsb
MAWAR MERAH
MELAMBANGKAN CINTA ATAU
KASIH SAYANG YANG
MENDALAM
MAWAR MERAH MUDA
MELAMBANGKAN KASIH
SAYANG
MAWAR PUTIH
MELAMBANGKAN KEBAIKAN
ATAU CHASTITY (KEMURNIAN)
MAWAR KUNING
MELAMBANGKAN
PERSAHABATAN
Sumber foto untuk kuliah ini diambil dari internet dan Buku Mengapa Begini-Mengapa Begitu
LEGISIGN :
merupakan tanda yang memanfaaatkan suatu keteraturan atau
kebiasaan yang dilakukakan terus menerus. Legisign berasal dari kata
Legis/Lex yang berarti Hukum atau peraturan.
Adalah tanda-tanda yang merupakan tanda atas dasar suatu peraturan
yang berlaku secara umum atau kesepakatan berdasarkan konvensi,
sebuah kode.
Contoh : tanda-tanda lalu lintas; gerakan isyarat tradisional, seperti
mengangguk, ya, berjabat tangan.
Misal : Bangunan Lembaga Pemasyarakatan biasanya berpagar keliling
tembok tinggi.
Bangunan Kantor Pengadilan di Indonesia biasanya merupakan
bangunan dengan Canopy bertiang tinggi dua lantai.
Bangunan Sekolah Taman Kanak-Kanak biasanya berlantai rendah
Bangunan Kantor biasanya berlantai banyak.
Hukum-hukum keteraturan ini mempermudah orang untuk mengenali
berbagai obyek / fungsi Arsitektur suatu bangunan.
Penjara kalisosok-surabaya
lapangan olahraga
LP Cipinang
area outbond
RELASINYA
IKON
INDEKS
LAMBANG/ SIMBOL
IKON :
adalah tanda yang mirip
dengan obyek yang
diwakilinya, tanda yang
memiliki ciri-ciri yang sama
dengan apa yang
dimaksudkan.
Misalnya : Peta adalah
ikon dari wilayah yan
digambarkannya
Cap Jempol dalah ikon
dari jempol seseorang
Pas Foto adalah ikon dari
orang tersebut.
INDEKS:
merupakan tanda yang memiliki
hubungan sebab-akibat dari apa
yang diwakilinya, atau disebut
juga tanda sebagai bukti.
Contohnya: Asap dan Api.
Adanya Asap menunjukkan
adanya Api.
Jejak telapak kaki ditanah
merupakan tanda indeks adanya
orang yang melewatinya.
Tanda tangan menunjukkan
keberadaan orang tersebut.
Sumber foto untuk kuliah ini diambil dari internet dan Buku Mengapa Begini-Mengapa Begitu
Merupakan tanda
berdasarkan konvensi atau
peraturan atau perjanjian
yang disepakati secara
bersama-sama.
Simbol tersebut baru
dapat dimengerti dan
dipahami kalau orang
sudah mengerti arti yang
disepakati sebelumnya.
Contoh simbol : Gambar
gelas berkaki adalah simbol
barang yang mudah pecahpesan agar hati-hati
membawa dan
mengririmnya.
SIMBOL
(Lambang) :
Semiotika arsitektur mengajak kita untuk merenungkan berbagai hal yang terkait dalam
bentuk arsitektur dan susunan tata ruang. Berdasarkan semiotika, arsitektur dapat
dianggap sebagai teks. Sebagai teks arsitektur dapat disusun sebagai tata bahasa
(gramatika) sebagai berikut :
Dari segi sintaksis dapat dilihat sebagai tanda-tanda tata ruang dan kerja sama
antara tanda-tanda tersebut
Dari segi semantik dapat dilihat sebagai hubungan antara tanda dengan
denotatumnya atau yang menyangkut arti dari bentuk-bentuk arsitektur.
Dari segi pragmatik dapat dilihat pengaruh (efek) teks arsitektur terhadap pemakai
bangunan.
Contoh:
Dalam kalimat berikut, B menjawab pertanyaan A dengan setidaknya tiga kemungkinan
cara untuk menyatakan belum atau tidak ingin makan.
A : siang ini kamu sudah makan?
B(1) : saya belum makan. Tapi saya tidak ingin makan.
B (2) : saya sudah makan barusan. (berbohong)
B(3) : saya masih kenyang, kok.
Misalnya jendela-jendela yang terdapat pada fasade bangunan, fungsi utamanya sudah
jelas, namun disana terdapat unsur ritme yang secara estetika membawa nilai-nilai
tertentu. Hal tersebut disebabkan karena ritme, proporsi, dan sebagainya secara
langsung memberikan konotasi dengan merujuk nilai-nilai seperti anggunatau
sederhana
Seorang arsitek mungkin menyelipkan deretan jendela semu untuk maksud ritme
tertentu, karena demikian ia akan mencapai suatu ekspresi melalui konotasi tertentu.
Jadi jendela-jendela tersebut selain memiliki unsur fungsional tetapi juga memiliki unsur
simbol.jadi selain memiliki denotatum primer (denotasi) yaitu fungsi, karya-karya
arsitektur yang dianggap sebagai tanda juga memiliki denotatum sekunder (konotasi)
yaitu makna ataupesan yang terkandung.
ANALISIS
SECARA
SEMIOTIKA
Sebuah gambar dapat
dianalisis secara
Semiotika dalam tiga
tahap:
DENOTATIP
KONOTATIP
IDIOLOGI
LUBANG MENDEKATI
LANTAI, INDEKS
TEMPAT PINTU
MASUK
THRESHOLD , INDEKS
PEMBATAS RUANG
LUAR- DALAM
PENINGGIAN LANTAI,
INDEKS PERBEDAAN
RUANG
ANJING, INDEKS
MEMBERIKAN
PERLINDUNGAN
CAHAYA ALAMI
YANG MEREMBES
MASUK
SIMBOL
KEILAHIAN
DINDING PLAFON
POLOS, TEKSTUR
YANG DIEKSPOS
INDEKS DESAIN
MINIMALIS,
MODERN
GARIS
BERSILANGAN
IKON: SALIB
SIMBOL :
MASYARAKAT
KRISTEN/KATOLIK
SEPULUH BANGKU
KAPASITAS 20
ORANG INDEKS
JUMLAH JEMAAT
YANG BIASA HADIR
IKON
Tanda Salib
INDEKS
Ruang
berkumpulnya
komunitas
Kristen/Katolik
Kesederhanaan,
minimalis, modern
SIMBOL
Kejujuran
Cahaya menembus
kegelapan, Rahmat
Ilahi
Jumlah jemaat yang
hadir pada ibadah
Daftar Pustaka
Barthes Roland. Elements of Semiology. New York, Hill and Wang, 1985.
Broadbent, Geoffrey. Signs, Symbols, and Architecture. New York, John Willey & Sons,
1980.
Havet, Jackues (ed.). Main Trends of Research in Social and Human Science. New
York, Mouton Publisher Unesco, 1978.
Hawkes, Terence. New Accents Structuralism and Semiotics. London, Methuen & Co
Ltd.,1978.
Jenks, Charles. The Language of Post-Modern Architecture. London, Academy
Editions,1977.
Lawson, Bryan. How Designer Think. London, The Architecture Press, 1980.
Mangunwijaya, Y.B. Wastu Citra. Jakarta, Gramedia, 1988.
Zoest, Aart van. Semiotika, Pemakaiannya, Isinya, dan Apa yang Dikerjakan dengannya
(terjemahan). Bandung, Unpad, 1978.
Tugas
Pilih sebuat obyek arsitektual yang menarik
bagi anda (bebas)
Buat analisa semiotika dari obyek tersebut
Buat dalam 1 lembar kertas A4, format bebas, siapkan presentasinya
dalam power point