Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui pengertian Hipotiroidisme.
1.3.2 Mengetahui jenis-jenis Hipotiroidisme.
1.3.3 Mengetahui penyebab Hipotiroidisme.
1.3.4 Mengetahui asuhan keperawatan Hipotiroidisme.
1.4 Manfaat
1.4.1 Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengembangkan dan paham
akan perawatan Hipotiroidisme.
1.4.2 Dengan melakukan pembutan makalah ini, penulis dapat mengetahui dan
memahami secara spesifik tentang Hipotiroidisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Konsep Medis
2.1.1 Definisi
Hipotiroidisme adalah suatu atau beberapa kelainan structural atau
fungsional dari kelenjar tiroid sehingga sintesis dari hormone-hormone tiroid
menjadi isufisiensi (Haznam, M.W, 1991: 149).
Hipotiroidisme merupakan kelainan yang disebabkan berkurangnya fungsi
kelenjar tiroid (Ranakusuma, B, 1992:35).
Hipotiroidisme adalah suatu keadaan hipometabolik akibat defisiensi
hormone tiroid yang dapat terjadi pada setiap umur (Long, Barbara.C, 1996:102).
2.1.2 Klasifikasi
Secara klinis dikenal 3 hipotiroidisme, yaitu :
a.
b.
c.
Karena sebab lain, seperti farmakologis, defisiensi yodium, kelebihan
yodium, dan resistensi perifer.
Yang paling banyak ditemukan adalah hipotiroidisme primer. Oleh karena itu,
umumnya diagnosis ditegakkan berdasar atas TSH meningkat dan fT4 turun.
Manifestasi klinis hipotiroidisme tidak tergantung pada sebabnya.
2.1.3 Etiologi
Etiologi dari hipotiroidisme dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaitu
a.
Hipotiroid primer
Hipotiroid sekunder
2.1.4 Patofisiologi
Kelenjar tiroid membutuhkan iodine untuk sintesis dan mensekresi
hormone tiroid. Jika diet seseorang kurang mengandung iodine atau jika produksi
dari hormone tiroid tertekan untuk alasan yang lain, tiroid akan membesar
sebagai usaha untuk kompendasi dari kekurangan hormone. Pada keadaan
seperti ini, goiter merupakan adaptasi penting pada suatu defisiensi hormone
tiroid. Pembesaran dari kelenjar terjadi sebagai respon untuk meningkatkan
respon sekresi pituitary dari TSH. TSH menstimulasi tiroid untuk mensekresi T4
lebih banyak, ketika level T4 darah rendah. Biasanya, kelenjar akan membesar
dan itu akan menekan struktur di leher dan dada menyebabkan gejala respirasi
disfagia.
Penurunan tingkatan dari hormone tiroid mempengaruhi BMR secara
lambat dan menyeluruh. Perlambatan ini terjadi pada seluruh proses tubuh
mengarah pada kondisi achlorhydria (pennurunan produksi asam lambung),
penurunan traktus gastrointestinal, bradikardi, fungsi pernafasan menurun, dan
suatu penurunan produksi panas tubuh.
Perubahan yang paling penting menyebabkan penurunan tingkatan
hormone tiroid yang mempengaruhi metabolisme lemak. Ada suatu peningkatan
hasil kolesterol dalam serum dan level trigliserida dan sehingga klien berpotensi
mengalami arteriosclerosis dan penyakit jantung koroner. Akumulasi proteoglikan
hidrophilik di rongga interstitial seperti rongga pleural, cardiac, dan abdominal
sebagai tanda dari mixedema.
Hormon tiroid biasanya berperan dalam produksi sel darah merah, jadi
klien dengan hipotiroidisme biasanya menunjukkan tanda anemia karena
pembentukan eritrosit yang tidak optimal dengan kemungkinan kekurangan
vitamin B12 dan asam folat.
Muskuloskeletal
Kardiorespiratorik
Gastrointestinal
Renalis
Sistem reproduksi
Metabolik
2.1.7
a.
Pemeriksaan Penunjang :
Pemeriksaan kadar T3 dan T4.
b.
Pemeriksaan TSH (pada klien dengan hipotiroidisme primer akan terjadi
peningkatan TSH serum, sedangkan pada yang sekunder kadar TSH dapat
menurun)
c.
Pemeriksaan USG : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memberikan informasi
yang tepat tentang ukuran dan bentuk kelenjar tiroid dan nodul.
2.1.8 Komplikasi
Penyakit yang sering muncul akibat hipotiroidisme adalah
a.
Penyakit Hashimoto
Gondok Endemic
Hipotiroid akibat defisiensi iodium dalam makanan. Ini terjadi karena selsel tiroid menjadi aktif berlebihan dan hipertrofik dalam usaha untuk menyerap
semua iodium yang tersisa dalam darah. Kadar HT yang rendah akan disertai
kadar TSH dan TRH yang tinggi karena minimnya umpan balik.
c.
Karsinoma Tiroid
2.2
Konsep Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
a.
Identitas klien
Apakah ada keluhan terdapat benjolan di leher depan dan nyeri saat
ditekan.
c.
Riwayat kesehatan klien dan keluarga. Apakah ada anggota keluarga yang
menderita penyakit yang sama atau tidak.
e.
Riwayat psiko-sosio
Pola makan
Mengkonsumsi makanan yang kadar yodiumnya rendah, dan nafsu makan
menurun
Pola tidur
Pasien sering tidur larut malam
Pola aktivitas
Pasien terlalu memforsir pekerjaan sehingga sering mengeluh kelelahan
Intoleran aktifitas.
b.
Hipotermi.
c.
Konstipasi.
d.
e.
Diagnosa
Keperawatan
NOC
NIC
a.
Intoleransi
Aktifitas.
Faktor yang
berhubungan :
Kelelahan dan
penurunan proses
Kognitif.
Konservasi energi.
Terapi aktivitas :
Toleransi aktivitas.
Perawatan diri.
Kriteria hasil :
Berpatisipasi dalam
aktivitas fisik.
Mampu melakukan
aktivitas sehari hari
secara mandiri.
Bantu untuk
mengidentivikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas
yang diinginkan.
Bantu untuk
mengidentifikasi aktivitas
yang disukai.
b.
Hipotermi
Termoregulasi.
Pengaturan Suhu :
Faktor yang
berhubungan :
Penurunan
metabolisme.
Kriteria hasil :
Tingkatkan intake
cairan dan nutrisi.
Monitor suhu, warna
dan kelembaban kulit.
c.
Konstipasi
Hidrasi.
Manajemen konstipasi :
Faktor yang
berhubungan :
Defekasi.
Penurunan fungsi
Gastrointestinal.
Kriteria hasil :
Mempertahankan
bentuk feses lunak setiap
1-3 hari.
Bebas dari
ketidaknyamanan dan
konstipasi.
Mengidentifikasi
indikasi untuk mencegah
konstipasi.
Monitor feses :
frekuensi, konsistensi dan
volume.
Kolaborasi :
Memberikan anjuran
pemakaian obat nyeri
sebelum defekasi untuk
memfasilitasi pengeluaran
feses tanpa nyeri.
d.
Ketidakefektifan
pola napas
Status respirasi :
Ventilasi.
Faktor yang
berhubungan :
Depresi ventilasi
Kriteria hasil :
Menunjukkan jalan
nafas yang paten (klien
tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara
nafas abnormal).
Monitor pola
pernapasan abnormal.
e.
Nutrisi,
ketidakseimbanga
n : kurang dari
kebutuhan tubuh
Selera makan.
Manajemen nutrisi :
Status gizi.
Pengukuran biokimia.
Faktor yang
berhubungan :
Kriteria hasil :
Membantu atau
menyediakan asupan
makanan dan cairan diet
seimbang.
Lambatnya laju
metabolisme
tubuh.
Mempertahankan
massa tubuh dan berat
badan dalam batas
normal.
Pemberian makanan
dan asupan gizi untuk
mendukung proses
metabolic pasien yang
malnutrisi atau beresiko
tinggi terhadap malnutrisi.
Mengatur dan
mencegah komplikasi
akibat perubahan kadar
cairan dan elektrolik.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
3.2
Saran
DAFTAR PUSTAKA
3.
Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic
Noc edisi revisi Jilid 1 tahun 2013.
4.
Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis & Nanda Nic
Noc edisi revisi Jilid 2 tahun 2013.
5.
6.
Buku saku diagnosis keperawatan edisi 9 oleh Judith M. Wilkinson dan
Nancy R. Ahern.