Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Landasan Teori
2. Salaes
order
i
1. Pre-sales
activity
6. Payment
3. Inventory
sourcing
4. shipping
5. Billing
Siklus manajemen penjualan dapat dimulai dari aktivitas pre-sales seperti negoisasi
dengan customer yang kemudian disertai dengan pembuatan quotation (semacam
penawaran harga). Kemudian prosesnya dilanjutkan dengan pembuatan sales order
(order penjualan). Setelah itu perusahaan perlu menyediakan barang yang dipesan
oleh customer, perusahaan akan melihat apakah barangnya sudah ada di gudang,
perlu diproduksi terlebih dahulu, atau perlu dipesan dahulu ke supplier. Hal ini
dikenal dengan istilah inventory sourcing. Setelah barang tersedia, lalu dilakukan
proses delivery, yaitu guna mengirimkan barang ke customer dengan mengirim
invoice (faktur). Berdasar invoice tersebut customer akan melakukan payment
(pembayaran) atas barang yang dibeli.
Intermediary
(perantara)
adalah
pihak-pihak
seperti
wholesaler
Indirect channel terjadi jika ada intermediary di antara producer dan pemakai
akhir. Jumlah intermediary menentukan panjang pendeknya channel. Jika ada
satu intermediary maka disebut channel 1 level, dua intermediary disebut
channel 2 level, dan seterusnya.
Outlet survey, jumlah outlet pelanggan yang sudah didata atau berasal dari
database perusahaan pesaing sangat penting. Outlet survey ini merupakan
kondisi riil di lapangan yang ditunjukkan dalam mapping outlet maupun
daftar outlet
penjualan yang lebar. Jika wilayah sudah dipetakan, maka langkah selanjutnya
adalah penyesuaian kebutuhan akan armada delivery dan sales force.
II.2.5. Tipe-tipe Penjualan
Ada beberapa tipe-tipe penjualan, antara lain adalah:
ke
Suatu
perusahaan
harus
menentukan
harga
terlebih
dahulu
ketika
2. Jumlah komoditas lainnya yang ada di toko yang menyalurkan produk kita.
3. Jumlah ruang pajangan yang dialokasikan untuk produk kita.
II.3.3. Tipe Dari Outlet Atau Perantara Distribusi
Kita harus menelusuri dan mendatakan saluran distribusi untuk produk kita
sesuai kategorinya. Pada umumnya di Indonesia dikenal pembagian tipe outlet adalah
grosir besar, grosir kecil, agen, pengecer.
Manufacturer
Physical possesion
Ownership
Promotion
Negotiation
Financing
Risking
Wholesalers
Retailers
Customers
Ordering
Payment
Market intelligence
Gambar II.2. Marketing Flows in Distribution Channels (Frank Bradly 2003).
dengan
pelanggan
di
berbagai
lokasi,
perusahaan
akan
Peusahaan yang sudah mapan perlu merevisi struktur armada penjualannya saat pasar
dan kondisi perekonomian berubah. Setelah perusahaan memiliki strategi dan struktur
wiraniaga yang jelas maka ia siap untuk mempertimbangkan mengenai ukuran
armada penjualan. Wakil penjualan merupakan salah satu aktivitas perusahaan yang
paling produktif dan paling mahal. Memperbanyak jumlahnya akan meningkatkan
baik penjualan maupun biaya. Setelah perusahaan menetapkan julah pelanggan yang
ingin dicapainya, ia dapat mengguakan pendekatan beban kerja untuk menetapkan
ukuran armada penjualan, (Kotler, manajemen Pemasaran, edisi Milenium, hal 711)
yaitu dengan cara sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Geographic
focus
Product focus
Salesforce
organization
Customer focus
Country/language
group focus
II.4. Marketing
Geoffrey Miller. 2008, seorang cendikiawan yang dikenal dengan teori
perpasangan pikiran (mating mind theory) sebagai kelanjutan tradisi Darwinian
dalam konstruksi budaya lewat seleksi seksual, dengan lantang mengatakan bahwa
marketing adalah penemuan manusia terdahsyat dalam kurun waktu 2000 tahun
terakhir, menurutnya marketing tidak terbats periklanan, tetapi lebih berupa usaha
sistematis untuk memenuhi hasrat manusia dengan produksi barang dan jasa yang
akan dibeli orang. Komponen pengertian tyersebut terdiri atas usaha-usaha yang
sistematis dan adaya hasrat untuk membeli. Dari kedua komponen tersebut, munculah
sebuah bidang kognitif dalam tubuh manusia tempat beroperasinya strategi-strategi
marketing yang lebih lanjut yang akan memberikan efek umpan-balik, positif atau
negatif, terhadap tingkat penjualan suatu produk.
Bagi Miller, marketing adalah demokrasi. Marketing bersifat anti-arogansi, antikuasa, anti-idealisme, dan menuai sukses besar karena telah berhasil memberikan
bentuk kekuasaan yang sebenarnya pada khalayak. Marketing baginya adalah sebuah
revolusi lain pasca revolusi industri yang semula terfokus pada efisiensi produksi.
Dengan marketing, fokus tersebut bergeser kepada kepuasan pelanggan individual.
Marketing adalah resep, dapur, sekaligus koki yang tidak hanya bertugas memecah
kue-kue sosial ke bagian-bagian yang berbeda, tetapi juga berkuasa menciptakan alat
produksi manusia untuk tidak hanya menggali sumber daya alam, tetapi juga
menggali hasrat terdalam setiap pribadi manusia.
Marketing, atau biasanya diartikan menjadi kata pemasaran, dalam arti yang
lebih sedehana adalah sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan
manusia. Jadi, segala kegiatan dalam hubungannya dalam pemuasan kebutuhan dan
keinginan manusia merupakan bagian dari konsep pemasaran. Pemasaran dimulai
dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian bertumbuh menjadi keinginan
manusia. Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia adalah yang
menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), penetapan
harga (price), pengiriman barang (place), dan mempromosikan barang (promotion).
Seseorang yang bekerja di bidang pemasaran disebut pemasar. Pemasar ini sebaiknya
memiliki pengetahuan dalam konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan pemasaran
dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan dan keinginan manusia terutama pihak
konsumen yang dituju.
Maeketing-mix adalah satu set alat marketing yang digunakan perusahaan untuk
mencapai tujuan pemasarannya. Marketing-mix dalam manajemen pemasaran sering
disebut juga dengan strategi 4Ps (Product, Place, Promotion, Price)
Product. Product (produk) adalah barang yang customer beli. Barang tersebut
dapat merupakan barang tangible (memiliki wujud) ataupun barang intangible
(tidak memiliki wujud) seperti jasa, asuransi, dan lain-lain. Komponenkomponen yang berkaitan dengan produk adalah jenis produk, kualitas,
desain, feature, brand, packaging, ukuran, jasa, garansi, aksesoris, dan lainlain.
Place. Place (tempat) berkenaan dengan di mana suatu produk tersedia bagi
customer yang dituju. Keputusan tentang place mencakup bagaimana
membuat barang tersedia ketika customer menginginkannya. Oleh karena itu,
hal ini berkaitan dengan distribution channel. Distribution channel adalah
sekumpulan perusahaan atau orang di antara producer (pembuat barang) dan
pemakai akhir. Komponen-komponen yang berkaitan dengan place adalah
kurang
penting
dalam
menunjang
keunggulan
kompetitif.
Dengan
mengidentifikasi atau menentukan critical success factors secara hati-hati dan tepat,
maka perusahaan dapat mengetahui kekuatan utama yang dimilikinya dan juga dapat
melakukan perbaikan-perbaikan terhadap kinerjanya yang kurang memuaskan
berdasarkan hasil analisis tehadap critical success factors sehingga dapat
meningkatkan kepuasan konsumen. Setiap critical success factors mempunyai
indikator-indikator kinerja yang merupakan key variabels atau critical success factors
yang telah diidentifikasi, yang digunakan untuk memantau dan mengendalikan faktor
penentu keberhasilan. Misalnya perusahaan yang berorientasi pada konsumen dan
menjadikan kualitas pelayanan kepada konsumen sebagai salah satu critical success
factors. Indikator yang dapat dirinci antara lain, sumber daya manusia, kualitas
pelayanan, dan penyediaan fasilitas yang tersedia. Berdasarkan indikator-indikator
tersebut, maka perusahaan dapat memperoleh gambaran operasional perusahaan,
sehingga dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang
diberikan guna memenuhi harapan konsumen atas kepuasan pelayanan yang
diberikan oleh perusahaan
Menurut Anthony dan Govindarajan (2006:427), merupakan variabel yang harus
diperhatikan oleh perusahaan karena mengidentifikasikan faktor yang mensukseskan
implementasi
dan
evaluasi
dari
kegiatan
wiraniaga
dalam
Analisa Pelanggan
target
sasaran
dengan
kinerja
yang
dihasilkan
perencanaan wilayah dan strategi yang di jalankan. Jika tidak mencapai target,
maka perencanaan yang baru harus dibuat.
Menurut Ingram, La Farge, Avila, Schwepker dan Williams (2004), prosedur
merancang wilayah penjualan adalah sebagai berikut:
1. Memilih Unit Perencanaan dan Kontrol
Langkah pertama dalam merancang wilayah adalah memilih unit perencanaan
dan kontrol yang akan digunakan dalam analisis, yaitu suatu kesatuan yang
lebih kecil dari wilayah. Total area pasar yang dilayani dibagi dalam unit-unit
perencanaan dan kontrol ini, kemudian dianalisa dan dan dikelompokkan
untuk membentuk wilayah penjualan.
2. Menganalisa Peluang dari Unit Perencanaan dan Kontrol
Menentukan besarnya peluang yang tersedia dari tiap unit perencanaan dan
kontrol. Ukuran yang sering kali digunakan untuk menetukan besarnya
peluang adalah potensi pasar, semakin tinggi potensi pasar, makin besar pula
peluang yang tersedia.
3. Membentuk Wilayah Awal
Setelah unit perencanaan dan kontrol dipilih dan peluangnya dianalisa,
wilayah awal dapat dirancang. Tujuannya adalah mengelompokkan unit-unit
perencanaan dan kontol menjadi wilayah-wilayah yang mempunyai peluang
yang setara.
4. Mengukur Beban Kerja Wilayah
Beban kerja tiap wilayah ditentukan dari:
Faktor lain yang mengukur jumlah kerja yang perlu dilakukan oleh
seorang wiraniaga yang ditugaskan ke wilayah tersebut.