Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
BAB III
MUD LOGGING
I . PENDAHULUAN
Observasi dan data yang dikumpulkan dari analisis hidrokarbon, digabungkan dengan drilling
rate dan deskripsi cutting, disusun dan dicatat sebagai fungsi kedalaman, disebut mud logging.
Kurva mud logging berisi data-data parameter pemboran seperti: ROP, WOB, RPM, SPM,
Depth, Type Bit, Jenis Gas, Total Gas, Fluoresensi, Deskripsi batuan dengan gambar notasi dan
presentasinya.
3-1
Mud Logging
Association of Petroleum Geologist dan the Oklahoma Geological Survey Guide-Book XIV :
Logging Drill Cuttings, by J. D. Maher.
Berikut ini adalah panduan mendeskripsikan batuan dengan menggunakan singkatan .
1. BATUAN UTAMA (PRINCIPAL LITHOLOGY)
Limestone, sandstone, sand, shale, siltstone, dll.
2. WARNA (COLOR)
Grey, black, brown, light brown, dark grey, clear, milky, dan lain sebagainya.
(Range warna juga dapat dideskripsikan dengan istilah misalnya : medium to dark
brown, medium to dark grey, dan sebagainya. Warna yang lebih dominan
disebutkan dahulu).
3. BUTIRAN ATAU UKURAN KRISTAL (GRAIN OR CRYSTAL SIZE)
Pendeskripsian dimulai dari butiran yang berukuran lebih kecil dahulu.
Ukuran butir (Grain size): very fine grained, medium grained, coarse grained, fine grained,
fine to medium grained, medium to coarse grained, dan sebagainya.
Ukuran kristal (Crystal size): very fine to fine, medium, coarse, fine, dan sebagainya.
Deskripsi ukuran butir di atas tidak dapat diaplikasikan pada ukuran partikel yang lebih kecil
dari very fine grained, misalnya : shale, silt, clay, siltstone, claystone, mudstone, noncrystalline limestone, dll.
4. BENTUK PARTIKEL (PARTICLE SHAPE)
Angular, sub-angular, sub-rounded, rounded, well-rounded, atau kombinasi lainnya dari
bentuk bentuk yang disebutkan di atas. (Tidak dapat diaplikasikan pada partikel yang lebih
kecil dari very fine grained).
5. PEMILAHAN (SORTING)
Well sorted, moderately sorted, poorly sorted, atau kombinasi lainnya. (Tidak dapat
diaplikasikan pada partikel yang lebih kecil dari very fine grained).
6. DERAJAT KONSOLIDASI (DEGREE OF CONSOLIDATION)
Well consolidated, moderately consolidated, poorly consolidated, unconsolidated, atau
kombinasi derajat yang disebutkan di atas.
7. PRINCIPAL LTHOLOGIC MODIFIERS
3-2
Mud Logging
Sandy, silty, calcareous, argillaceous, carbonaceous, dll. Pendeskripsian bagian ini harus
menggunakan kata sifat. Kata-kata seperti very atau slightly boleh digunakan untuk
menyatakan sifat yang ekstrim dari cutting yang dideskripsikan.
8. MATRIKS ATAU SEMEN (MATRIX OR CEMENT)
Clay matrix, ferruginous cement, calcareous cement, dll.Perlu diketahui bahwa siliceous
cement diasumsikan hadir bila tidak disebutkan secara spesifik.
9. PENANDA BATUAN (LITHOLOGIC REMARK)
Styolitic, fossiliferous, shell fragments, fissile, oil stained, dll. Mineral yang hadir dalam
jumlah sedikit juga dideskripsikan di sini.
10. POROSITAS (POROSITY)
Good fracture porosity, slightly intercrystaline porosity, vuggy porosity, chalky porosity, dll.
Untuk porositas, ada singkatan yang lazim digunakan yaitu X untuk menyatakan interparticle, dan O untuk menyatakan intra-particle.
11. PENAMPAKAN HIDROKARBON (HIDROCARBON SHOWS)
a. Stain quality and color
Misalnya good light brown oil stain.
b. Sample fluorescence quality and color
Misal slight light yellow sample fluorescence.
c. Cut quality, color, and type
Misal slight light brown crush cut.
d. Cut fluorescence, speed, quality, color and type
Misal fair bluish-white slow streaming cut fluorescence.
e. Residue description and remarks
Misal light brown residue of light oil.
Di bawah ini ada contoh pendeskripsian cutting dengan menggunakan singkatan yang sudah
disepakati bersama.
Contoh deskripsi :
Sandstone
: buff to white, fine grained, sub rounded to sub angular, poorly sorted, well
consolidated, silty, calcareous cement, traces of pyrite, slightly interparticle porosity, slight
3-3
Mud Logging
light brown oil stain, bright yellow sampel fluorescence, slow light brown crush cut, light
yellow crush cut fluorescence, light brown residue of light oil.
Shale
Limestone : cream to white, hard, with some fine crystalline calcite, slight intercrystalline
porosity.
Traces of anhydrite and shell fragments.
Kebanyakan deskripsi di lapangan, tidak selengkap contoh diatas, karena sulit untuk
memasukkan semua analisa ke dalam satu contoh deskripsi. Contoh tersebut hanya
mengilustrasikan bagian dari deskripsi batuan yang digunakan sebagai panduan.
Untuk lebih rinci mengenai deskripsi batuan ini dapat membaca buku panduan seperti yang
tercantum diatas atau dari referensi.
3-4
Mud Logging
II.2.1. Fluoresensi
Secara umum warna fluoresensi dari sampel hasil pemboran akan mengikuti gravity fluida. Gas
kering pada skala besar tidak memiliki fluida yang berfluoresensi. Cairan kondensat akan terlihat
sangat biru pucat dan hilang (1-5 menit) jika pasirnya tidak rapat.
Semakin kandungan
kondensat bertambah, maka fluoresensi biru menjadi lebih terang dan kadang- kadang berwarna
biru perak. Lamanya waktu fluoresensi yang terlihat membantu menentukan kandungan fluida.
Jika gravity turun hingga 450 API, fluoresensi berubah dari biru ke kuning. Di bawah 350 API,
fluoresensi akan semakin kuning. Warna kuning lebih diasosiasikan sebagai minyak asphaltic.
Persentase fluoresensi membantu mengevaluasi penampakan tersebut, terutama ketika jumlah
pasir yang banyak dalam sampel sedangkan fluoresensinya rendah, hal ini mengindikasikan air
asin.
Secara umum fluoresensi dideskripsi sbb :
1. Warna (Color) : golden, light yellow, straw, light blue
2. Kadar (Degree) : excellent, good, fair, poor
3. Keseragaman (uniform) : fluoresensi seragam dalam semua cutting
Sebaran (scattered)
Spotted (bintik)
Sebaran dan bintik (scattered and spotted) : fluoresensi berbintik pada semua cutting
II.2.2.Cut
Pencucian cutting dengan cairan pelarut di bawah sinar ultra violet memberikan hasil yang
membantu. Jika terlihat ada cut yang cukup kuat (sering disebut blossom) maka perlu
dicantumkan pada penilaian penampakan hidrokarbon.
Faint Cut
3-5
Mud Logging
3-6
Mud Logging
sederhana, fenomena semacam ini dapat dijelaskan dengan data cutting yang berasal dari lapisan
formasi tersebut. Meskipun resisitivitasnya rendah, namun penampakan minyak dan gas tidak
mustahil ditemukan pada cutting dari lapisan tersebut. Selanjutnya, lapisan yang mengalami
fenomena ini disebut zona dengan Low Resistivity.
3-7