Vous êtes sur la page 1sur 23

ASAL USUL MINYAK BUMI

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin petrus


karang dan oleum minyak), dijuluki juga sebagai emas hitam,
adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah
terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak
Bumi. Minyak bumi terdiri dari campuran kompleks dari berbagai
hidrokarbon, sebagian besar seri alkana, tetapi bervariasi dalam
penampilan, komposisi, dan kemurniannya.
Beberapa ilmuwan menyatakan bahwa minyak adalah zat abiotik,
yang berarti zat ini tidak berasal dari fosil tetapi berasal dari zat
anorganik yang dihasilkan secara alami dalam perut bumi.
Namun, pandangan ini diragukan dalam lingkungan ilmiah.
1. Pembentukan Minyak Bumi, Gas Alam, dan Batu Bara
Sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak,
kendaraan bermotor danindustri berasal dari minyak bumi,gas
alam dan batu bara. Ketiga jenis tersebut bahan bakar tersebut
berasal dari pelapukan sisa-sisa organisme sehinggga disebut
bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad
renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta
tahun yang lampau.Sisa-sisaorganisme itu mengendap di dasar
lautan yang kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur
tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh
suhu dan tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu,dengan
meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan
sisa-sisa jasad renik itu dan mengubahnya menjadi minyak dan
gas.
Proses pembentukan minyak dan gas ini memakan waktu jutaan
tahun.Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan
yang berpori bagaikan air dalam batu karang .Minyak dan gas
dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian
terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun
minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak
sumber minyak dan gas yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi
karena pergerakan kulit bumi, seingga sebagian lautan menjadi
daratan.
Adapun batu bara yang dipercaya berasal dari pohon-pohon dan
pakis yang hidup sekitar 3 juta tahun yang lalu, kemudian
terkubur mungkin karena gempa bumi atau letusan gunung
berapi.

2. Komposisi Gas Alam, Minyak Bumi, dan Batu Bara


Gas
alam
terdiri
dari
alkana
suhu
rendah
yaitu
metana,etana,propana,dan butana dengan metana sebagai
komponen utamanya. Selain itu alkana juga terdapat berbagai
gas lain seperti karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida
(H2S). Alkana adalah golongan senyawa yang kurang reaktif
karena sukar bereaksi sehinggga disebut parafin yang artinya
afinitas kecil. Reaksi penting dari alkana adalah pembakaran,
substitusi, dan perengkahan (Cracking). Pembakaran sempurna
menghasilkan CO2 dan H2O
Reaksi pembakaran propana
C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O Jika pembakaran tidak sempurna
menghasilkan CO dan H2O,atau jelaga (partikel karbon )
Beberapa sumur gas juga mengfandung helium. Etana dalam gas
alam biasanya dipisahkan untuk keperluan industri.Propana dan
Butana juga dipisahkan kemudian dicairkan yang dikenal dengan
LPG. Metana terutama digunakan sebagai bahan bakar,sumber
hidrogen dan untuk pembuatan metanol.
Minyak bumi adalah suatu capuran kompleks yang sebagian
besar terdiri atas hidrokarbon.Hidrokarbon yang terkandung
dalam minyak bumi terutama alkana, kemudian sikloalkana.
Komponen lainnya adalah hidrokarbon aromatik, sedikit alkena
dan berbagai senyawa karbon yang mengandung oksigen,
nitrogen, dan belerang. Komposisi minyak bumi sngat bervariasi
dari suatu sumur ke sumur lainnya dan dari suatu daerah ke
daerah lain.

CARA PENAMBANGAN MINYAK BUMI


Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan.
Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Di Indonesia
penambangan minyak terdapat di berbagai tempat, misalnya
Aceh, Sumatera Utara , Kalimantan , dan Irian Jaya.Minyak
mentah (crude oil ) berbentuk cairan kental hitam dan berbau
kurang sedap. Minyak mentah belum dapat digunakan sebagai
bahan bakar maupun untuk keperluan lainnya, tetapi harus diolah
terlebih dahulu.
Minyak mentah (cruide oil ) mengandung sekitar 500 jenis
hidrokarbon dengan jumlah atom C-1 hinggga 50, karena titik
didih karbon telah meningkat seiring bertambahnya jumlah atom
C dalammolekulnya.Oleh karena itu pengolahan (pemurnian
=refining ) minyak bumi dilakukan melalui distilasi bertingkat,
dimana minyak mentah dipisahkan ke dalam kelompok-kelompok
(fraksi) dengan titik didih yang mirip.Mula-mula minyak mentah
pada suhu sekitar 400C, kemudian dialirkan ke dalam menara
fraksionasi.
Komponen yang titik didihnya tinggi akan tetap berupa cairan
dan turun ke bawah,sedangkan yang titik didihnya lebih rendah
akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sungkup.
PROSES PENYULINGAN MINYAK BUMI DAN HASILNYA
Pengilangan/penyulingan (refining) adalah proses perubahan
minyak mentah menjadi produk yang dapat dijual (marketeble
product) melalui kombinasi proses fisika dan kimia.
Produk yang dihasilkan dari proses pengilangan/penyulingan
tersebut antara lain:
1. Light destilates adalah komponen dengan berat molekul
terkecil.
a. Gasoline (Amerika Serikat) atau motor spirit (Inggris) atau
bensin (Indonesia)

memiliki titik didih terendah dan merupakan produk kunci dalam


penyulingan yang digunakan sebagai bahan pembakar motor (:t
45% dari minyak mentah diproses untuk menghasilkan gasolin.
b. Naphta adalah material yang memiliki titik didih antara gasolin
dan kerasin.
Beberapa naphta digunakan sebagai :
Pelarut dry cleaning (pencuci)
Pelarut karet
Bahan awal etilen
Dalam kemileteran digunakan sebagai bahan bakar jet dikenanl
sebagai jP-4
c. Kerosin memiliki titik didih tertinggi dan biasanya digunakan
sebagai
Minyak tanah
Bahan bakar jet untuk air plane
2. Intermediate destilates merupakan minyak gas atau bahan
bakar diesel yang penggunaannya sebagai bahan bakar
transportasi truk-truk berat, kereta api, kapal kecil komersial,
peralatan pertanian dan lain-lain.
3.Heavy destilates merupakan komponen dengan berat molekul
tinggi. Fraksi ini biasanya dirubah menjadi minyak pelumas
(lubricant oils), minyak dengan berat jenis tinggi dari bahan
bakar, lilin dan stock cracking. 4.Residu termasuk aspal, residu
bahan bakar minyak dan petrolatum.

Pemrosesan Minyak Bumi


Pada pemrosesan minyak bumi melibatkan 2 proses utama,
yaitu :
1. Proses pemisahan (separation processes)
2. Proses konversi (convertion processes)
Proses pengilangan (refines) pertama-tama adalah mengubah
komponen minyak menjadi fraksi-fraksi yang laku dijual berupa
beberapa tipe dari destilasi. Beberapa perlakuan kimia dan
pemanasan dilakukan untuk memperbaiki kualitas dari produk
minyak mentah yang diperoleh. Misalnya pada tahun 1912
permintaan gasolin melebihi supply dan untuk memenuhi

permintaan tersebut maka digunakan proses pemanasan dan


tekanan yang tinggi untuk mengubah fraksi yang tidak
diharapkan.
Molekul besar menjadi yang lebih kecil dalam range titik didih
gasolin, proses ini disebut cracking.
a. Proses Pemisahan (Separation Processes)
Unit operasi yang digunakan dalam penyulingan minyak biasanya
sederhana tetapi yang kompleks adalah interkoneksi dan
interaksinya.
Proses pemisahan tersebut adalah :
1. Destilasi
Bensin, kerasin dan minyak gas biasanya disuling pada tekanan
atmosfer,
fraksi-fraksi minyak pelumas akan mencapai suhu yang lebih
tinggi dimana zat-zathidrokarbon mulai terurai (biasanya kirakira antara suhu 375 -400C) karena itu lebih baik jika minyak
pelumas disuling dengan tekanan yang diturunkan. Pengurangan
tekanan diperoleh dengan menggunakan sebuah pompa
vakum(vacuum pump).
2. Absorpsi
Umumnya digunakan untuk memisahkan zat yang bertitik didih
tinggi dengan gas. Minyak gas digunakan untuk menyerap
gasolin alami dari gas-gas basah. Gas-gas dikeluarkan dari tank
penyimpanan gas sebagai hasil dari pemanasan matahari yang
kemudian diserap ulang oleh tanaman. Steam stripping pada
umumnya digunakan untuk mengabsorpsi hidrokarbon fraksi
ringan dan memperbaiki kapasitas absorpsi minyak gas.
Proses ini dilakukan terutama dalam hal-hal sebagai berikut:
Untuk mendapatkan fraksi-fraksi gasolin alami yang dapat
dicampurkan pada bensin.
Untuk pemisahan gas-gas rekahan dalam suatu fraksi yang
sangat ringan (misalnya fraksi yang terdiri dari zat hidrogen,
metana, etana) dan fraksi yang lebih berat yaitu yang
mempunyai komponen-komponen yang lebih tinggi.
Untuk menghasilkan bensin-bensin yang dapat dipakai dari
berbagai gas ampas dari suatu instalasi penghalus.
3. Adsorpsi

Proses adsorpsi digunakan untuk memperoleh material berat dari


gas.
Pemakaian terpenting proses adsorpsi pada perindustrian minyak
adalah :
Untuk mendapatkan bagian-bagian berisi bensin (natural
gasoline) dari gas-gas
buni, dalam hal ini digunakan arang aktif.
Untuk menghilangkan bagian-bagian yang memberikan warna
dan hal-hal lain yang tidak dikehendaki dari minyak, digunakan
tanah liat untuk menghilangkan warna dan bauxiet (biji oksidaaluminium).
4. Filtrasi
Digunakan untuk memindahkan endapan lilin dari lilin yang
mengandung destilat. Filtrasi dengan tanah liat digunakan untuk
decolorisasi fraksi.
5. Kristalisasi
Sebelum di filtrasi lilin harus dikristalisasi untuk menyesuaikan
ukuran kristal dengan cooling dan stirring. Lilin yang tidak
diinginkan dipindahkan dan menjadi lilin mikrokristalin yang
diperdagangkan.
6. Ekstraksi
Pengerjaan ini didasarkan pada pembagian dari suatu bahan
tertentu dalam dua bagian yang mempunyai sifat dapat larut
yang berbeda.
b. Proses Konversi (conversion processes)
Hampir 70% dari minyak mentah di proses secara konversi di
USA, mekanisme yang terjadi berupa pembentukan ion
karbonium dan radikal bebas.
Dibawah ini ada beberapa contoh reaksi konversi dasar yang
penting:
1. Cracking atau Pyrolisis
Cracking atau pyirolisis merupakan proses pemecahan molekulmolekul hidrokarbon besar menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil dengan adanya pemanasan atau katalis.
C7H15C15H30C7H15 C7H16 + C6H12CH2 + C14H28CH2
Minyak gas berat gasolin gasalin (anti knock) recycle
stockDengan adanya pemanasan yang cukup dan katalis maka

hidrokarbon paraffin akan pecah menjadi dua atau lebih fragmen


dan salah satunya berupa olefin.
Semua reaksi cracking adalah endotermik dan melibatkan energi
yang tinggi. Proses cracking meliputi:
* Proses cracking thermis murni
Proses ini merupakan proses pemecahan molekul-molekul besar
dari zat hidrokarbon yang dilakukan pada suhu tinggi yang
bekerja pada bahan awal selama waktu tertentu. Pada
pelaksanaannya tidak mungkin mengatur produk yang dihasilkan
pada
Suatu proses crackingi, biasanya selain menghasilkan bensin
(gasoline) juga mengandung molekul-molekul yang lebih kecil
(gas) dan molekul-molekul yang lebih besar (memiliki titik didih
yang lebih tinggi dari bensin). Proses cracking dilakukan untuk
menghasilkan fraksi-fraksi bensin yang berat yaitu yang
mempunyai bilangan oktan yang buruk karena umunya bilangan
oktan itu meningkat jika titik didihnya turun.
Maka pada cracking bensin berat akan diperoleh suatu perbaikan
dalam kualitas bahan pembakarnya yang disebabkan oleh 2
hal,yaitu:
Penurunan titik didih rata-rata
Terbentuknya alken
Oleh karena itu bilangan oktan dapat meningkat dengan sangat
tinggi, misalnya dari
45-50 hingga 75-80.
* Proses cracking thermis dengan katalisator
Dengan adanya katalisator maka reaksi cracking dapat terjadi
pada suhu yang lebih rendah. Keuntungan dari proses thermiskatalisator adalah:
Perbandingan antara bensin terhadap gas adalah sangat baik
karena disebabkan oleh pendeknya waktu cracking pada suhu
yang lebih rendah.
Bensin yang dihasilkan menunjukkan angka oktan yang lebih
baik.
Dengan adanya katalisator dapat terjadi proses isomerisasi,
dimana alkena alkena dengan rantai luru dirubah menjadi
hidrokarbon bercabang, selanjtnya terjadi aromatik-aromatik
dalam fraksi bensin yang lebih tinggi yang juga dapat
mempengaruhi bilangan oktan.

* Proses cracking dengan chlorida-aluminium (AlCl3) yang bebas


air
Bila minyak dengan kadar aromatik rendah dipanaskan dengan
AlCl3 bebas air pada suhu 180-2000C maka akan terbentuk
bensin dalam keadaan dan waktu Tertentu. Bahan yang tidak
mengandung aromatik (misalnya parafin murni) dengan 2 atau
5% AlCl3 dapat merubah sebagian besar (90%) dari bahan itu
menjadi bensin, bagian lain akan ditingga/ sebagai arang dalam
ketel. Anehnya pada proses ini bensin yang dihasilkan tidak
mengandung alkena-alkena tetapi masih memiliki bilangan oktan
yang lumayan, hal ini mungkin disebabkan kerena sebagian besar
alkena bercabang.
Kerugian dari proses ini adalah :
Mahal karena AlCl3 yang dipakai akan menyublim dan
mengurai.
Bahan-bahan yang dapat dikerjakan terbatas.
Pada saat reaksi berlangsung, banyak sekali gas asam garam
maka harus memakai
alat-alat yang tahan korosi.
2. Polimerisasi
Terbentuknya polimer antara ikatan molekul yang sama yaitu
ikatan bersama darilight gasoline.
C C katalis C C
C – C = C + C – C = C C – C – C
– C = C+ C C- C- C = C C
suhu /tekanan C C C
rantai pendek tidak jenuh rantai lebih panjang
Proses polimerisasi merubah produk samping gas hirokarbon
yang dihasilkan pada cracking menjadi hidrokarbok liquid yang
bisa digunakan sebagai:
Bahan bakar motor dan penerbangan yang memiliki bilangan
oktan yang tinggi.
Bahan baku petrokimia.
Bahan dasar utama dalam proses polimerisasi adalah olefin
(hidrokarbon tidak jenuh) yang diperoleh dari cracking still.
Contohnya: Propilen, n-butilen, isobutilen.
CH3 CH3 CH3 H3PO4
2CH3 – C CH2 CH3 C CH2 C = CH2 C12H24
CH3 tetramer atau tetrapropilen
Isobutelin diisobutilen (campuran isomer)

3. Alkilasi
Proses alkilasi merupakan proses penggabungan olefin dari
aromat atau
hidrokarbon parafin.
C katalis C
C=C+CCCCCCC
C
etilen isobutan 2,2-dimetilbutan atau neoheksan (unsaturated)
(isounsaturated) ( saturated branched chain) Proses alkilasi
adalah eksotermik dan pada dasarnya sama dengan polimerisasi,
hanya berbeda pada bagian-bagian dari charging stock need be
unsaturated. Sebagai hasilnya adalah produk alkilat yang tidak
mengandung olefin
dan memiliki bilangan oktan yang tinggi. Metode ini didasarkan
pada reaktifitas dari
karbon tersier dari isobutan dengan olefin, seperti propilen,
butilen dan amilen.
4. Hidrogenasi
Proses ini adalah penambahan hidrogen pada olefin. Katalis
hidrogen adalah logam yang dipilih tergantung pada senyawa
yang akan di reduksi dan pada kondisi hidrogenasi, misalnya Pt,
Pd, Ni, dan Cu.
C H2 C
C – C – C = C C C C – C – C C
C katalis C C diisobutilen isooktan
Disamping untuk menjenuhkan ikatan ganda, hidrogenasi dapat
digunakan untuk mengeliminasi elemen-elemen lain dari molekul,
elemen ini termasuk oksigen, nitrogen, halogen dan sulfur.

5. Hydrocracking
Proses hydrocracking merupakan penambahan hidrogen pada
proses cracking.
C17H15C15H30C7H15 + H2 C7H16 + C7H16 + C15H32
heavy gas oil straight chain branched chain recycle stock
6. Isomerisasi
Proses isomerisasi merubah struktur dari atom dalam molekul
tanpa adanya perubahan nomor atom.
3000C
CCCCCCC

AlCl3
Proses ini menjadi penting karena dapat menghasilkan iso-butana
yang dibutuhkan untuk membuat alkilat sebagai dasar gasoline
penerbangan.
CH3
CH3 CH2 CH2 CH3 CH3 CH CH3
n-butana iso-butana
7. Reforming atau Aromatisasi
Reforming merupakan proses konversi dari naptha untuk
memperoleh produk yang memiliki bilangan oktan yang tinggi,
dalam proses ini biasanya menggunakan katalis rhenium,
platinum dan chromium.
CH3
panas
CH3 CH2 CH2 CH2 CH2 CH2 CH3 + 4H2
Cr2O3 dlm Al2O3

Penentuan Mutu Bensin


Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk
beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan
pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa
jenis bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu
pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung
berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number).
Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi
3 jenis yaitu:
Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis
distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut
akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan
premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan

bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor


tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor
gasoline atau petrol.
Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang
mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan
tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk
kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang
telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel
injection dan catalytic converters.
Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar
performance International World Wide Fuel Charter (WWFC).
Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang
mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan
ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan
untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga
yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI),
Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan
catalytic converters.

MAKALAH KIMIA
MINYAK BUMI

Nama kelompok :
Titin Sugih Harti
Maelini Fatuzahro
M. Ihkwan Maulana
M. Egi Nugraha
Riko Al Hakim
Yusuf Mubarok
Yogi Iskandar

SMAN 1 CILAMAYA
2014 - 2015

Proses Pengolahan Minyak Bumi Minyak Mentah dan


Komposisinya

Proses Pengolahan Minyak Bumi dan Minyak Mentah dan Komposisinya - Proses
pengolahan fosil hewan menjadi minyak melewati beberapa tahap yang cukup panjang.
Mula-mula, para ahli melakukan eksplorasi, yaitu kegiatan yang bertujuan memperoleh
informasi mengenai kondisi geologi untuk menemukan dan mendapatkan perkiraan cadangan
minyak bumi. Pada umumnya, mereka membuat peta topografi dengan pemotretan dari
udara. Setelah daerah-daerah yang akan diselidiki ditetapkan, para ahli bumi (geologi)
mencari contoh-contoh batu atau lapisan batu yang muncul dari permukaan karang atau
tebing-tebing untuk diperiksa di laboratorium.
Selanjutnya, kegiatan dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan geofisika. Caranya dengan
membuat gempa kecil atau getaran-getaran di bawah tanah (kegiatan seismik). Gelombanggelombang getaran dari ledakan ini turun ke bawah dan memantul kembali ke permukaan
bumi. Dengan cara ini, lokasi yang mengandung minyak bumi dapat diperkirakan secara
ilmiah. Pada daerah lapisan bawah tanah yang tak berpori tersebut dikenal dengan nama
antiklinal atau cekungan. Daerah cekungan ini terdiri dari beberapa lapisan, lapisan yang
paling bawah berupa air, lapisan di atasnya berisi minyak, sedang di atas minyak bumi
tersebut terdapat rongga yang berisi gas alam. Jika cekungan mengandung minyak bumi
dalam jumlah besar, maka pengambilan dilakukan dengan jalan pengeboran.
Setelah menentukan lokasi yang diperkirakan mengandung minyak bumi, tahapan selanjutnya
adalah melakukan kegiatan eksploitasi. Eksploitasi adalah rangkaian kegiatan yang bertujuan
untuk menghasilkan minyak bumi. Kegiatan ini terdiri atas pengeboran dan penyelesaian
sumur, pembangunan sarana pengangkutan, penyimpanan, dan pengolahan untuk pemisahan
dan pemurnian minyak. Pengeboran sumber minyak bumi menghasilkan minyak mentah
yang harus diproses lagi.
Proses pengeboran minyak bumi dan gas alam tersebut digambarkan sebagai berikut.

Gambar 1. Minyak bumi, gas alam, dan batu bara di dalam lapisan bumi. [1]
Selain minyak mentah, terdapat juga air dan senyawa pengotor lainnya. Zat-zat selain minyak
mentah dipisahkan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses selanjutnya. Kandungan utama
minyak mentah hasil pengeboran merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon.
Adapun senyawa lain, seperti sulfur, nitrogen, dan oksigen hanya terdapat dalam jumlah
sedikit. Tabel berikut menunjukkan persentase komposisi senyawa yang terkandung dalam
minyak mentah (crude oil).
Tabel 1. Persentase Komposisi Senyawa dalam Minyak Bumi Mentah
Kelompok
Karbon
Hidrogen
Sulfur
Nitrogen
Oksigen
Logam
Garam

Unsur
84%
14%
Antara 1 hingga 3%
Kurang dari 1%
Kurang dari 1%
Kurang dari 1%
Kurang dari 1%

Campuran hidrokarbon dalam minyak mentah terdiri atas berbagai senyawa hidrokarbon,
misalnya senyawa alkana, aromatik, naftalena, alkena, dan alkuna. Senyawa-senyawa ini
memiliki panjang rantai dan titik didih yang berbeda-beda. Semakin panjang rantai karbon
yang dimilikinya, semakin tinggi titik didihnya. Agar dapat digunakan untuk berbagai
keperluan, komponen-komponen minyak mentah harus dipisahkan berdasarkan titik didihnya.
Metode yang digunakan adalah distilasi bertingkat. Menurut Anda, adakah metode pemisahan
selain distilasi? Gambar berikut menunjukkan fraksi-fraksi hasil pengolahan menggunakan
metode distilasi bertingkat.

Gambar 2. Fraksi-fraksi pengolahan metode distilasi bertingkat pada minyak bumi


mentah.

Tahapan Lengkap Pengolahan Minyak Mentah


Minyak mentah (crude oil) yang diperoleh dari hasil pengeboran minyak bumi belum dapat
digunakan atau dimanfaatkan untuk berbagai keperluan secara langsung. Hal itu karena
minyak bumi masih merupakan campuran dari berbagai senyawa hidrokarbon, khususnya
komponen utama hidrokarbon alifatik dari rantai C yang sederhana/pendek sampai ke rantai
C yang banyak/panjang, dan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon.
Untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang bukan hidrokarbon, maka pada minyak
mentah ditambahkan asam dan basa.
Minyak mentah yang berupa cairan pada suhu dan tekanan atmosfer biasa, memiliki titik
didih persenyawan-persenyawaan hidrokarbon yang berkisar dari suhu yang sangat rendah
sampai suhu yang sangat tinggi. Dalam hal ini, titik didih hidrokarbon (alkana) meningkat
dengan bertambahnya jumlah atom C dalam molekulnya.
Dengan memperhatikan perbedaan titik didih dari komponen-komponen minyak bumi, maka
dilakukanlah pemisahan minyak mentah menjadi sejumlah fraksi-fraksi melalui proses
distilasi bertingkat. Destilasi bertingkat adalah proses distilasi (penyulingan) dengan
menggunakan tahap-tahap/fraksi-fraksi pendinginan sesuai trayek titik didih campuran yang
diinginkan, sehingga proses pengembunan terjadi pada beberapa tahap/beberapa fraksi tadi.
Cara seperti ini disebut fraksionasi.
Minyak mentah tidak dapat dipisahkan ke dalam komponen-komponen murni (senyawa
tunggal). Hal itu tidak mungkin dilakukan karena tidak praktis, dan mengingat bahwa minyak
bumi mengandung banyak senyawa hidrokarbon maupun senyawa-senyawa yang bukan
hidrokarbon. Dalam hal ini senyawa hidrokarbon memiliki isomerisomer dengan titik didih
yang berdekatan. Oleh karena itu, pemisahan minyak mentah dilakukan dengan proses
distilasi bertingkat. Fraksi-fraksi yang diperoleh dari destilat minyak bumi ialah campuran
hidrokarbon yang mendidih pada trayek suhu tertentu.

a. Pengolahan tahap pertama (primary process)


Pengolahan tahap pertama ini berlangsung melalui proses distilasi bertingkat, yaitu
pemisahan minyak bumi ke dalam fraksi-fraksinya berdasarkan titik didih masing-masing
fraksi.
Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah,
sedangkan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui
sungkup-sungkup yang disebut menara gelembung. Makin ke atas, suhu dalam menara
fraksionasi itu makin rendah. Hal itu menyebabkan komponen dengan titik didih lebih tinggi
akan mengembun dan terpisah, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih rendah naik ke
bagian yang lebih atas lagi. Demikian seterusnya, sehingga komponen yang mencapai puncak
menara adalah komponen yang pada suhu kamar berupa gas.
Perhatikan diagram fraksionasi minyak bumi pada gambar 2 di atas.
Hasil-hasil frasionasi minyak bumi yaitu sebagai berikut.
1) Fraksi pertama
Pada fraksi ini dihasilkan gas, yang merupakan fraksi paling ringan. Minyak bumi dengan
titik didih di bawah 30 oC, berarti pada suhu kamar berupa gas. Gas pada kolom ini ialah gas
yang tadinya terlarut dalam minyak mentah, sedangkan gas yang tidak terlarut dipisahkan
pada waktu pengeboran.
Gas yang dihasilkan pada tahap ini yaitu LNG (Liquid Natural Gas) yang mengandung
komponen utama propana (C3H8) dan butana (C4H10), dan LPG (Liquid Petroleum Gas) yang
mengandung metana (CH4)dan etana (C2H6).
2) Fraksi kedua
Pada fraksi ini dihasilkan petroleum eter. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil 90 oC,
masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendinginan dengan suhu 30 oC 90 oC. Pada
trayek ini, petroleum eter (bensin ringan) akan mencair dan keluar ke penampungan
petroleum eter. Petroleum eter merupakan campuran alkana dengan rantai C5H12 C6H14.

3) Fraksi Ketiga
Pada fraksi ini dihasilkan gasolin (bensin). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari
175 oC , masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 90 oC 175 oC.
Pada trayek ini, bensin akan mencair dan keluar ke penampungan bensin. Bensin merupakan
campuran alkana dengan rantai C6H14C9H20.
4) Fraksi keempat
Pada fraksi ini dihasilkan nafta. Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil dari 200 oC,
masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC - 200 oC. Pada
trayek ini, nafta (bensin berat) akan mencair dan keluar ke penampungan nafta. Nafta
merupakan campuran alkana dengan rantai C9H20C12H26.
5) Fraksi kelima
Pada fraksi ini dihasilkan kerosin (minyak tanah). Minyak bumi dengan titik didih lebih kecil
dari 275 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu 175 oC 275 oC. Pada trayek ini, kerosin (minyak tanah) akan mencair dan keluar ke penampungan
kerosin. Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26C15H32.
6) Fraksi keenam
Pada fraksi ini dihasilkan minyak gas (minyak solar). Minyak bumi dengan titik didih lebih
kecil dari 375 oC, masih berupa uap, dan akan masuk ke kolom pendingin dengan suhu
250 oC - 375 oC. Pada trayek ini minyak gas (minyak solar) akan mencair dan keluar ke
penampungan minyak gas (minyak solar). Minyak solar merupakan campuran alkana dengan
rantai C15H32C16H34.

7) Fraksi ketujuh
Pada fraksi ini dihasilkan residu. Minyak mentah dipanaskan pada suhu tinggi, yaitu di atas
375 oC, sehingga akan terjadi penguapan.
Pada trayek ini dihasilkan residu yang tidak menguap dan residu yang menguap. Residu yang
tidak menguap berasal dari minyak yang tidak menguap, seperti aspal dan arang minyak
bumi. Adapun residu yang menguap berasal dari minyak yang menguap, yang masuk ke
kolom pendingin dengan suhu 375 oC. Minyak pelumas (C16H34C20H42) digunakan untuk
pelumas mesin-mesin, parafin (C21H44C24H50) untuk membuat lilin, dan aspal (rantai C lebih
besar dari C36H74) digunakan untuk bahan bakar dan pelapis jalan raya.
b. Pengolahan tahap kedua
Pengolahan tahap kedua merupakan pengolahan lanjutan dari hasil-hasil unit pengolahan
tahapan pertama. Pada tahap ini, pengolahan ditujukan untuk mendapatkan dan menghasilkan
berbagai jenis bahan bakar minyak (BBM) dan non bahan bakar minyak (non BBM) dalam
jumlah besar dan mutu yang lebih baik, yang sesuai dengan permintaan konsumen atau pasar.
Pada pengolahan tahap kedua, terjadi perubahan struktur kimia yang dapat berupa pemecahan
molekul (proses cracking), penggabungan molekul (proses polymerisasi, alkilasi), atau
perubahan struktur molekul (proses reforming).
Proses pengolahan lanjutan dapat berupa proses-proses seperti di bawah ini.
1) Konversi struktur kimia
Dalam proses ini, suatu senyawa hidrokarbon diubah menjadi senyawa hidrokarbon lain
melalui proses kimia.
a) Perengkahan (cracking)
Dalam proses ini, molekul hidrokarbon besar dipecah menjadi molekul hidrokarbon yang
lebih kecil sehingga memiliki titik didih lebih rendah dan stabil.

Caranya dapat dilaksanakan, yaitu sebagai berikut:


Perengkahan termal; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan suhu dan tekanan
tinggi saja.
Perengkahan katalitik; yaitu proses perengkahan dengan menggunakan panas dan
katalisator untuk mengubah distilat yang memiliki titik didih tinggi menjadi bensin dan
karosin. Proses ini juga akan menghasilkan butana dan gas lainnya.
Perengkahan dengan hidrogen (hydro-cracking); yaitu proses perengkahan yang merupakan
kombinasi perengkahan termal dan katalitik dengan "menyuntikkan" hidrogen pada molekul
fraksi hidrokarbon tidak jenuh.
Dengan cara seperti ini, maka dari minyak bumi dapat dihasilkan elpiji, nafta, karosin, avtur,
dan solar. Jumlah yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik dibandingkan
dengan proses perengkahan termal atau perengkahan katalitik saja.
Selain itu, jumlah residunya akan berkurang.
b) Alkilasi
Alkilasi adalah suatu proses penggabungan dua macam hidrokarbon isoparafin secara kimia
menjadi alkilat yang memiliki nilai oktan tinggi. Alkilat ini dapat dijadikan bensin atau avgas.
c) Polimerisasi
Polimerisasi adalah penggabungan dua molekul atau lebih untuk membentuk molekul tunggal
yang disebut polimer. Tujuan polimerisasi ini ialah untuk menggabungkan molekul-molekul
hidrokarbon dalam bentuk gas (etilen, propena) menjadi senyawa nafta ringan.
d) Reformasi
Reformasi adalah proses yang berupa perengkahan termal ringan dari nafta untuk
mendapatkan produk yang lebih mudah menguap seperti olefin dengan angka oktan yang
lebih tinggi. Di samping itu, dapat pula berupa konversi katalitik komponen-komponen nafta
untuk menghasilkan aromatik dengan angka oktan yang lebih tinggi.
e) Isomerisasi

Dalam proses ini, susunan dasar atom dalam molekul diubah tanpa menambah atau
mengurangi bagian asal. Hidrokarbon garis lurus diubah menjadi hidrokarbon garis
bercabang yang memiliki angka oktan lebih tinggi. Dengan proses ini, n-butana dapat diubah
menjadi isobutana yang dapat dijadikan sebagai bahan baku dalam proses alkilasi.
2) Proses ekstraksi
Melalui proses ini, dilakukan pemisahan atas dasar perbedaan daya larut fraksifraksi minyak
dalam bahan pelarut (solvent) seperti SO2, furfural, dan sebagainya. Dengan proses ini,
volume produk yang diperoleh akan lebih banyak dan mutunya lebih baik bila dibandingkan
dengan proses distilasi saja.
3) Proses kristalisasi
Pada proses ini, fraksi-fraksi dipisahkan atas dasar perbedaan titik cair (melting point)
masing-masing. Dari solar yang mengandung banyak parafin, melalui proses pendinginan,
penekanan dan penyaringan, dapat dihasilkan lilin dan minyak filter. Pada hampir setiap
proses pengolahan, dapat diperoleh produk-produk lain sebagai produk tambahan. Produkproduk ini dapat dijadikan bahan dasar petrokimia yang diperlukan untuk pembuatan bahan
plastik, bahan dasar kosmetika, obat pembasmi serangga, dan berbagai hasil petrokimia
lainnya.
4) Membersihkan produk dari kontaminasi (treating)
Hasil-hasil minyak yang telah diperoleh melalui proses pengolahan tahap pertama dan proses
pengolahan lanjutan sering mengalami kontaminasi dengan zat-zat yang merugikan seperti
persenyawaan yang korosif atau yang berbau tidak sedap. Kontaminan ini harus dibersihkan
misalnya dengan menggunakan caustic soda, tanah liat, atau proses hidrogenasi.

Proses pengolahan minyak mentah menjadi fraksi-fraksi minyak bumi yang bermanfaat
dilakukan di kilang minyak (oil refinery). Di Indonesia terdapat sejumlah kilang minyak,
antara lain:
1. kilang minyak Cilacap, Jawa Tengah (Kapasitas 350 ribu barel/hari);
2. kilang minyak Balongan, Jawa Tengah (Kapasitas 125 ribu barel/hari);
3. kilang minyak Balikpapan, Kalimantan Timur (Kapasitas 240 ribu barel/hari);
4. kilang minyak Dumai, Riau;
5. kilang minyak Plaju, Sumatra Selatan;
6. kilang minyak Pangkalan Brandan, Sumatra Utara; dan
7. kilang minyak Sorong, Papua.
Tokoh Kimia
Thomas Hancock

Thomas Hancock. [3]


Thomas Hancock (17861865) dan Charles Macintosh (17661843) menggunakan nafta dari
hasil distilasi
bertingkat minyak bumi untuk melarutkan karet. Tanpa kenal menyerah, ia terus melakukan
penelitian sampai

mendapatkan suatu larutan karet. Larutan karet ini kemudian digunakan untuk menghasilkan
kain tahan air. Kain ini digunakan dalam pembuatan mantel yang terkenal dengan nama
macintosh.

Vous aimerez peut-être aussi