Vous êtes sur la page 1sur 2

Aspek Hukum Membocorkan Data Rekam Medic

Korban Kejahatan Seksual Eno Pariah

Kejahatan seksual yang berujung pada pembunuhan eno parihah seorang


karyawati pabrik di mesnya menjadi perhatian public di Indonesia saat.
Semua media memberitakan secara detail kronologi pembunuhan dan
semua cerita yang melingkupi korban dan pelaku.

Berita disamapaikan

bersumber dari pihak penegak hokum dan para pihak terkait. Bahkan saat ini
ikut tersebar juga data rekam medic korban misalnya foto rontgen korban
saat otopsi.
Dari sudut etika hokum kesehatan tersebarnya data rekam medic korban
merupakan pelanggaran atas UU Praktek Kedokteran No 29 tahun 2004 di
pasal 48

ayat satu bahwa

praktek kedokteran wajib menyimpan rahasia

kedokteran. Diayat berikutnya dijelaskan bahwa rahasia kedokeran bisa di


buka bila atas permintaan aparatur penegak hokum untuk

penegakan

hokum, atas permintaan pasien atau perundangan yang berlaku.


Kemudian dalam peraturan menteri kesehatan no 269/menkes/Per/III/2008
menyebutkan kerahasian pasien dapat dibuka kepada pihak tertentu seperti
kepada aparat penegak hokum berdasar perintah pengadilan dalam Kode
Etik Kedokteran Indonesia pasal 12 setiap dokter wajib merahasiakan segala
sesuatu yang di ketahui tentang pasien, bahkan juga setelah pasien
meninggal dunia. Pembukaan data rekam medic hanya bisa dilakukan salah

satunya adalah untuk pembuktian dalam perkara hokum permenkes 749a|


MENKES/PER/XII/1989 pasal 14 data tersebut hanya bisa di buka di
pengadilan sebagai alat bukti penegakan hokum.

Vous aimerez peut-être aussi