Vous êtes sur la page 1sur 17

ANCAMAN I

Ketahanan pribadi adalah salah satu faktor pendukung utama dalam unsurunsur pembentuk ketahanan nasional. Ketahanan nasional adalah kondisi
dinamis suatu bangsa (Indonesia) yang meliputi segenap kehidupan
nasional yang terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional. Ketahanan
pribadi sendiri dapat dilihat dari 2 faktor yang aman yakni ke dalam dan
keluar. Ketahanan pribadi yang ke dalam ialah suatu pola dari setiap
individu tentang cara menyikapi terhadap keadaan negaranya dimana
dirinya dituntut untuk menjaga fisik, mental dan fikirannya agar tetap
terjaga sehingga apabila dibutuhkan oleh negara sewaktu-waktu dia siap
untuk melakukan usaha-usaha pembelaan negara demi utuhnya
ketahanan nasional negara kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan
ketahanan pribadi yang keluar adalah cara pandang kita terhadap kondisi
politik Indonesia baik di dalam negeri maupun negara-negara lain.
Banyaknya gangguan keamanan di dalam negara kesatuan Republik
Indonesia dikarenakan faktor-faktor seperti kurangnya pengertian dari
penduduk tentang wawasan nusantara, kurangnya kesadaran akan rasa
persatuan dan kesatuan yang menjadi daya dukung, integritas, dan
identitas bangsa dan negara. Hal tersebut disebabkan karena kurang
mengertinya mereka karena kurang pengertian dari makna ketahanan
pribadi.
Ketahanan pribadi ditumbuhkan sebab adanya ketahanan keluarga, disini
arti ketahanan keluarga adalah karena adanya pengaruh yang besar dalam
ketahanan pribadi. Keluargalah yang memberitahu dan mengajari serta
menunjukkan arti pentingnya dari pertahanan pribadi dimana setiap pribadi
disini belajar tentang arti penting dari sebuah ketahanan yang bertujuan
untuk memacu ketahanan nasional.
Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis yang harus diwujudkan
oleh suatu negara dan harus dibina secara dini, secara terus menerus dan
sinergis dengan aspek-aspek kehidupan bangsa yang lain. Tentu saja

ketahanan negara tidak semata-mata tugas negara sebagai institusi,


apalagi pemerintah. Ketahanan negara merupakan tanggung jawab
seluruh anggota bangsa Indonesia baik dalam lingkup pribadi, keluarga
dan juga lingkungan yang lebih luas lokal maupun nasional.
Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan tercermin dalam kondisi daya
tangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat.
Kondisi ini mengandung kemampuan bangsa dalam memelihara stabilitas
pertahanan dan keamanan negara, mengamankan pembangunan dan
hasil-hasilnya, serta mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara dan
menangkal segala bentuk ancaman.
Dengan demikian ketahanan pertahanan dan keamanan yang diinginkan
adalah kondisi daya tangkal bangsa dilandasi oleh kesadaran bela negara
seluruh rakyat dan mengandung kemampuan memelihara stabilitas
pertahanan dan keamanan negara yang dinamis, mengamankan
pembangunan dan hasil-hasilnya, serta mempertahankan kedaulatan
negara dan menangkal segala bentuk ancaman
lain itu, tambahnya, LBGT bukan lagi perilaku individu melainkan sudah
menjadi gerakan global yang terorganisir. Gerakan LGBT di negeri ini
berkembang dengan pesat karena mendapat sokongan dana dari berbagai
lembaga dan korporasi asing. Lebih parahnya, komunitas LGBT ini mulai
mendapat pengakuan dari lembaga resmi negara. Seperti Komnas HAM
yang melegalkan komunitas LGBT dengan dalih HAM sesuai pasal 28
UUD 1945 dan Peraturan Menteri Sosial No. 8/2012 serta Peraturan
Menteri Dalam Negeri No. 27/2014.
LGBT berkembang di tengah-tengah masyarakat kita yang mayoritas
beragama Islam. Sudah sewajarnya jika kita ingin mengetahui bagaimana
pandangan Islam terhadap LGBT, katanya.
Islam memandang homoseksual (gay) sebagai tindakan kriminal dan harus
dihukum dengan sanksi tegas. Sanksi bagi pelaku homoseksual berupa
hukuman mati, sedangkan bagi lesbian dihukum tazir (berupa cambuk,
penjara, atau lainnya sesuai keputusan hakim). Begitu pula sanksi untuk

pelaku biseksual dan transgender, semuanya telah diatur rinci oleh Islam.
Para fuqaha (ahli fikih) bersepakat bahwa homoseksual adalah haram

ANCAMAN II
Keluarga muslim merupakan institusi pertama dan berperan sangat penting
dalam pembentukan generasi dalam masyarakat islam. Namun institusi ini
kini tengah di landa ancaman penghancuran. Penghancuran keluarga
muslim yang berlangsung saat ini menggunakan strategi liberalisasi
keluarga dengan menggiatkan isu kesetararaan gender (feminisme). Isu
hak-hak perempuan adalah sebuah medan pertarungan utama dalam
perang ide di dunia Islam.
Merunut perjalanan panjang proses liberalisasi keluarga-keluarga Muslim
di dunia, termasuk di Indonesia, kita akan menemukan suatu strategi politik
yang sangat terencana. AS dan sekutunya sesama negara Barat berperan
sebagai dalang di balik strategi ini. PBB dan lembaga-lembaga dunia
menjadi semacam event organizer perpanjangan tangan untuk
mengglobalkannya, agar segera diratifikasi (untuk dilaksanakan) oleh
negara-negara di dunia. LSM-LSM menjadi agen pelaksana di tingkat
negara,bahkan sampai tataran akar rumputnya
AS mendukung beberapa pesantren yang mendirikan crisis center untuk
korban-korban kekerasan domestic, publikasi tulisan terkait isu-isu
perempuan dalam fiqh serta membangun jaringan muslim moderat dari
NGO-NGO yang mempromosikan keadilan gender seperti Rahima dan
Fahmina. Beberapa isu potensial yang digarisbawahi antara lain terkait
status personal perkawinan, perceraian, pewarisan dan tuduhan bahwa
perempuan terancam perlakuan diskriminatif di bawah Syariah.
Pada tanggal 13-17 Februari 2009 telah diadakan pertemuan Musawah di
Malaysia. Agenda utama Musawah adalah menuntut keadilan dan
kesetaraan dalam keluarga muslim. Kaum gender yang hadir adalah
perwakilan dari 48 negara, termasuk Indonesia yang diwakili Musdah
Mulia, Husein Muhammad, dan Nur Rofiah. Mereka menggugat hukumhukum Allah, terutama hukum tentang keluarga diantaranya waris,
poligami, izin perkawinan,dsb. Ini menunjukan bahwa liberalisasi keluarga

merupakan agenda global yang secara intens terus dijalankan.


Dalam hal perundangan, UU Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam
adalah salah satu sasaran bidik kaum feminis karena hanya dalam dua
instrument hukum itulah nilai-nilai Islam masih tersisa. Tujuan amandemen
UU Perkawinan antara lain :
Pertama, UU Perkawinan yang dibangun atas landasan Keadilan dan
Kesetaraan Gender (KKG) itu berupaya mereduksi ajaran Islam tentang
pernikahan. Seperti penentangan atas poligami, perombakan hukum
tentang massa iddah dalam kasus perceraian dan relasi yang mengatur
hubungan suami dan istri.
Kedua, menggiring masyarakat menuju liberalisasi. Larangan menikah di
bawah usia 18 tahun, sekalipun pelaku sudah matang secara fisik, mental
dan ekonomi, sama saja dengan menggiring masyarakat untuk menuju
pintu seks bebas.
Ketiga, menghancurkan institusi pernikahan dan keluarga. Penyamarataan
peran antara suami dan istri, berpeluang besar menimbulkan konflik
kepentingan yang berujung pada perceraian. Juga, melemahkan peran
pendidikan anak dan kelahiran generasi-generasi berkualitas dari sebuah
keluarga.
Penghancuran institusi keluarga, melemahkan generasi Muslim dan
merusak perilaku masyarakat adalah langkah jitu untuk menjajah umat
Islam, termasuk bangsa dan negeri ini. Liberalisasi di tengah masyarakat
akan memperkokoh hegemoni kaum kafir imperialis di negeri ini. Langkah
liberalisasi ini dilakukan oleh para pendukung liberal, mulai dari kalangan
birokrat, intelektual hingga aktivis-aktivis LSM komprador.
Untuk itu, ada dua hal yang mereka lakukan dalam rangka menanamkan
nilai-nilai liberal di tengah masyarakat, yakni:
1) Membangun dukungan masyarakat terhadap nilai-nilai liberal melalui
proses penyadaran yang terus menerus.
Upaya ini dilakukan dengan pelatihan-pelatihan berbasis liberal, khususnya
yang marak saat ini adalah KKG (keadilan dan kesetaraan gender),
training, diskusi-diskusi, sosialisasi melalui berbagai media baik cetak
maupun elektronik, dengan tujuan terjadi perubahan pada level individu.
2)Dilakukan dengan transformasi sosial melalui UU.
Cara kedua ini seperti larangan nikah siri, pernikahan usia sini, poligami,

legalisasi perilaku seks bebas (atas nama HAM dan KKG), kondomisasi,
dukungan terhadap retaknya keluarga melalui isu kekerasan dalam rumah
tangga, hingga menghapus UU yang masih mengandung ajaran Islam.
Dua hal inilah yang dilakukan oleh para pejuang dan pendukung jargon
gender saat ini.
Hanya saja, tampaknya usaha barat tersebut belum sepenuhnya berhasil
karena pada faktanya masih banyak kaum muslimah yang menganggap
ibu adalah peran yang mulia, suami adalah qawwam atas wanita, masih
ada muslimah yang secara sadar bersedia dipoligami. Dengan fakta yang
demikian barat tampaknya tak kurang akal, jika sebelumnya mereka
memasarkan idenya secara vulgar, kini mereka menawarkannya dengan
kemasan yang berbeda.
Bermunculannya film dan sinetron Islami seperti: Ayat Ayat Cinta, Ketika
Cinta Bertasbih, Perempuan berkalung Sorban, Muslimah, Hareem dsb
tampaknya bukan sekedar tren saja, melainkan suatu uslub yang sengaja
dibuat untuk memberi stigma negatif terhadap Islam, Dengan tayangan
tersebut mereka menggambarkan bahwa Islam mengekang kebebasan
perempuan, menempatkan perempuan pada posisis nomor dua setelah
kaum pria, poligami bermasalah dan selalu merugikan pihak perempuan,
dll.
Upaya barat mewujudkan profil Islam moderat khususnya melalui ide
jendernya, ternyata juga telah merubah jati diri para muslimah.
Bagaimanapun musuh-musuh Islam telah menyadari bahwa jika mereka
ingin menyempurnakan penghancuran umat Islam, maka mereka harus
menghancurkan model Keluarga Muslim dan menggantinya dengan
model Keluarga Barat.
Dimulai dari upaya mengarahkan Perempuan Muslim menjadi individualis
dan meterialistis; yang selanjutnya mereka akan didorong meninggalkan
keluarga dan anak-anaknya untuk mengejar karir, materi, dan status sosial.
Hal ini tentunya membawa kerusakan pada tatanan fungsi dan peran
perempuan dalam keluarga. Disamping itu merasuknya ide ide barat
seperti HAM juga menjadikan pola asuh anak-anak muslim sedikit banyak
telah mengikuti pola asuh ala barat yang liberal.
Bergesernya orientasi para muslimah terhadap peran keibuan dan pola
asuh ala barat berakibat runtuhnya struktur keluarga yang akhirnya

membawa kehancuran pada keluarga muslim, Indikasi ke arah tersebut


terlihat antara lain dari:
1. Angka perceraian
Dirjen Bimas Islam Depag Prof. Nasarudin Umar menyebutkan
(15/7/2008): Setiap tahun ada dua juta perkawinan, tetapi yang memilukan
perceraian bertambah menjadi dua kali lipat, setiap 100 orang yang
menikah, 10 pasangannya bercerai, dan umumnya mereka yang baru
berumah tangga, dan yang mengejutkan pada kasus perceraian suamiisteri ternyata jumlah isteri yang menggugat cerai suami makin meningkat.
Hal ini merupakan fenomena baru di enam kota besar di Indonesia.
Terbesar adalah di Surabaya.
Berdasarkan data, di Jakarta dari 5.193 kasus, sebanyak 3.105 (60 persen)
adalah kasus isteri gugat cerai suami dan sebaliknya suami gugat cerai
isteri 1.462 kasus. Di Surabaya dari 48.374 kasus sebanyak 27.805 (80
persen) adalah kasus isteri gugat cerai suami, sedangkan suami gugat
cerai isteri mencapai 17. 728 kasus.
Di Bandung dari 30.900 kasus perceraian, sebanyak 15.139 (60 persen)
adalah kasus isteri gugat cerai suami dan suami gugat cerai isteri
sebanyak 13.415 kasus. Selanjutnya, di Medan dari 3.244 kasus sebanyak
1.967 (70 persen) adalah isteri gugat cerai suami dan suami gugat cerai
isteri hanya 811 kasus. Di Makassar dari 4.723 kasus sebanyak 3.081 (75
persen) adalah isteri gugat cerai suami, dan suami gugat cerai isteri hanya
1.093 kasus. Sedangkan di Semarang dari 39.082 kasus sebanyak 23.653
(70 persen) adalah isteri gugat cerai suami dan suami gugat cerai isteri
hanya 12.694 kasus.
Menurut Nasaruddin, penyebab perceraian tersebut antara lain karena
ketidakharmonisan rumah tangga mencapai 46.723 kasus, faktor ekonomi
24.252 kasus, krisis keluarga 4. 916 kasus, cemburu 4.708 kasus, poligami
879 kasus, kawin paksa 1.692 kasus, kawin bawah umur 284 kasus,
penganiayaan dan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sebanyak 916
kasus, Suami atau isteri dihukum lalu kawin lagi 153 kasus, cacat biologis
(tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis) 581 kasus, perbedaan politik 157
kasus, gangguan pihak keluarga 9. 071 kasus, dan tidak ada lagi
kecocokan (selingkuh) sebanyak 54. 138 kasus.
2. Angka kenakalan remaja

Hasil survai terakhir suatu lembaga survey yang dilakukan di 33 provinsi


tahun 2008, sebanyak 63 persen remaja di Indonesia usia sekolah SMP
dan SMA sudah melakukan hubungan seksual di luar nikah dan 21 persen
di antaranya melakukan aborsi. Data Departemen Kesehatan hingga
September 2008, dari 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup
dengan HIV/AIDS di Indonesia, 54 persen di antaranya adalah remaja.
Membendung penghancuran Keluarga Muslim
Setelah melihat fakta di atas, maka upaya membangun kekuatan untuk
menghadapi serangan arus liberalisasi ini sangat mendesak dilakukan.
Secara umum, sebagai bagian dari kelompok muslim yang memiliki
kesadaran pentingnya menyelamatkan keluarga dan kehancuran dan untuk
mengembalikan kembali kemuliaan Islam dan kaum muslimin. Terlebih lagi
secara khusus sebagai muslimah yang diberi amanah menjaga benteng
kekuatan keluarga muslim dan melahirkan generasi pemimpin dan pejuang
penegak Islam.
Untuk itu diperlukan upaya yang serius dan sungguh-sungguh
menyadarkan sebagian kaum muslimin yang telah termakan propaganda
kaum liberal. Jargon gender selama ini terjajakan dalam kemasan indah
dan menipu pandangan mayoritas umat. Tak jarang umat Islam sendiri
yang mengagung-agungkan keadilan dan kesetaraan gender (KKG) dan
ketika ide ini dibenturkan dengan hukum-hukum Islam, mereka terjebak
untuk memposisikan Islam sebagai tertuduh. Melalui jargon gender perlu
diperhatikan bahwa, dalam mengajukan RUU mereka tidak menggunakan
kata liberal berhasil digulirkan UU berbasis gender yang sesungguhnya
memiliki substansi meliberalkan umat Islam.
Dengan demikian, langkah utama yang harus dilakukan adalah merombak
cara berfikir umat, agar tidak tersusupi nilai-nilai yang menyesatkatn.
Memurnikan pemikiran umat dilakukan dengan dakwah Islam secara terus
menerus, menyampaikan Islam dan hukum-hukumnya yang bersumber
dari Islam saja. Kemudian membongkar pemikiran-pemikiran yang
menyesatkan umat seperti sekularisme, liberalisme, pluralisme, HAM,
demokrasi, gender dan menjelaskan pertentangannya dengan Islam.
Selanjutnya menjelaskan kepada umat bagaimana Islam memandang
persoalan yang diangkat oleh pemikiran- pemikiran rusak tadi, menjelaskan
hukum Islam terkait dengan persoalan tersebut dan bahwa Islam adalah

solusi yang bersifat menyeluruh terhadap setiap persoalan manusia.


Dorongan umat untuk menjalankan solusi yang telah ditetapkan Islam,
semata-mata berdasarkan keyakinan (akidah) mereka bahwa hanya Allah
SWT, Pencipta manusia, alam semesta dan kehidupan yang memiliki
aturan terbaik bagi seluruh ciptaan-Nya serta memberikan akhir kehidupan
terbaik (surga) bagi siapapun yang mentaati-Nya.
Penutup
Jelaslah bahwa masyarakat, khususnya kaum perempuan, harus sadar
dan waspada terhadap usaha-usaha barat untuk menghancurkan keluarga
dan masyarakat muslim melalui ide demokrasi, HAM, pluralisme,
kesetaraan jender dan isme-isme lainnya yang mengatasnamakan Jargon
Islam moderat. Sekaligus melakukan aktifitas-aktifitas yang mampu
menyadarkan umat dan untuk meruntuhkan jaringan-jaringan mereka
sekaligus untuk meraih kepemimpinan di tengah umat.

Diah Kartika
/ika-bundaalika
IKUTI
Pornografi Merusak Otak 2X Lebih Parah Ketimbang Narkoba!
09 Mei 2014 18:24:54
Diperbarui : 23 Juni 2015 22:41:22
Dibaca: | Komentar: | Nilai:
Awalnya hanya iseng, membuka situs porno, lama-kelamaan intensitas
kunjungan ke situs porno semakin rutin. Awalnya hanya penasaran,
mengklik tautan pornografi di dunia maya, lama kelamaan tingkat curious
nya makin tinggi. Awalnya hanya karena terbawa teman, takut dibilang

kuper, mengakses pornografi, lama kelamaan sudah berani berselancar


sendiri.Awalnya hanya keisengan, rasa penasaran atau pengaruh teman
yang menceburkan seseorang pada dunia pornografi.
Materi pornografi dapat diperoleh dari komik, majalah, game, situs dan film.
Kebiasaan menyaksikan, membaca, atau memainkan materi ini dapat
menyebabkan dampak berikut:

Kerusakan Otak
Ahli Bedah Otakdari AS, Dr. Donald Hilton Jr, mengatakan bahwa
pornografi sesungguhnya merupakan penyakit, karena mengubah struktur
dan fungsi otak, atau dengan kata lain merusak otak. Terjadi perubahan
fisiologis ketika seseorang memasukkan gambar-gambar pornografi lewat
mata ke otaknya. Kerusakan yang dihasilkan sangat dahsyat! Bila
kecanduan narkoba mampu merusak tiga bagian otak, maka penggunaan
materi pornografi yang berketerusan (kecanduan) mampu merusak lima
bagian otak. Kerusakan dahsyat! Dr. Mark Kastelmen penulis buku The
Drugs of The Millenium memberi nama pornografi sebagai visual crack
cocain atau narkoba lewat mata. Bagian otak yang paling dirusak adalah
pre frontal cortex (PFC) yang membuat seseorang sulit membuat
perencanaan, mengendalikan hawa nafsu dan emosi, serta mengambil
keputusan dan berbagai peran eksekutif otak sebagai pengendali impulsimpuls.
Saya mengenal seseorang yang dikenal pintar pada masa sekolahnya SD,
SMP, SMA, namun gagal di kuliahnya akibat ulah pornografi. Padahal ia
diterima test di beberapa sekolah kedinasan dan memilih masuk ke jurusan
favorit di suatu PTN. Namun akibat jauh dari control orang tua, di kostkostan terpapar pornografi bahkan sampai melakukannya. Hanya 3
semester bertahan, akhirnya Drop Out! Sungguh tragis nasibnya. Masa
depan rusak akibat pornografi.

2.Merusak keseimbangan hormon


Pelaku yang pernah mengakses pornografi dan mengulanginya lagi
terancam keseimbangan hormonnya akan terganggu. Karena ada hormonhormon dalam tubuh yang secara fisiolgis dibuat bekerja terus menerus
oleh pronografi. Hormon yang terganggu adalah dopamin, neuropiniphrin,
serotonin, oksitosin. Hormon memaksa seseorang untuk mengakses
pornografi, meskipun ia mengetahui bahwa perbuatannya itu tidak benar. Ia
pun melakukannya pada saat kesendirian karena ia sadar perilaku itu
salah. Namun ia tetap melakukannya dan tidak dapat melawannya.
Gangguan hormonal ini menyebabkan seseorang tidak dapat berfikir jernih,
malas berfikir, dan tidak dapat berfikir kreatif. Para pecandu pornografi jadi
seperti terikat lahir batin dengan pornografi. Jika tidak melihat pornografi
beberapa hari, ia akan merasa kangen. Hormon di dalam tubuhnya
membuat seseorang jadi terikat pada pornografi.

3.Perpustakaan Porno di otak


Orang yang sering mengakses pornografi akan memiliki perpustakaan
pornografi di otaknya. Kemudian ada semacam dorongan untuk terus
menambah koleksinya. Di awal seseorang melihat pornografi ia akan puas
dengan gambar yang ringan saja. Lama kelamaan ia akan terdorong untuk
melihat yang lebih parah. Mencari kepuasan yang lebih besar. Untuk
mendapatkan sensasi berikutnya, tak cuma melihat namun juga terdorong
untuk melakukannya. Lama kelamaan ia bisa mengalami penyimpangan
seksual.
Seratus persen orang yang melakukan kekerasan seksual diawali dari
mengakses pornografi. Karena teko hanya mengeluarkan apa isi yang
didalamnya. Semakin sering ia terpapar pornografi maka semakin sulit ia

melepaskan pikiran tersebut. Parahnya bukan hanya ia yang jadi


korbannya tapi orang lain menjadi korban kejahatan seksualnya.

4.Bahaya bagi yang belum menikah


Bagi orang yang belum menikah ketika terpapar pornografi ia akan tergoda
melakukan aktifitas seksual yang mereka lihat. Hal tersebut dapat
dilakukan kepada orang dekatnya, menjajal dunia prostitusi atau bahkan
melakukan kekerasan seksual kepada orang di sekitarnya yang lebih
lemah. Ia merusak dirinya dan merusak orang lain.

5.Bagi yang sudah menikah, Hubungan dengan pasangan bisa rusak


Semakin sering seseorang melihat pornografi, semakin rendah kepuasan
yang mereka dapatkan terhadap tindakan seksual yang ringan. Apalagi jika
tindakan ini berat sebelah, hanya dilakukan oleh salah satu pasangan saja.
Tentunya terjadi ketimpangan ketika melakukan hubungan seksual karena
perbedaan ilmu. Bisa jadi salah satunya akan merasa tidak puas dan
terdorong untuk melakukan dengan bukan pasangannya untuk mencari
kepuasan yang lebih besar. Ujung-ujungnya perselingkuhan dan
perceraian. Bahtera rumah tangga porak poranda!

6.Dampak terhadap keturunan, vibrasi pornografi


Jika orang tua melakukan akses pornografi untuk alasan apapun itu dan
mengulanginya lagi, lagi dan lagi, akan terjadi dampak pada anak. Apa
yang dirasa, dipikir oleh orang tua dapat dirasakan vibrasinya oleh anak.
Semacam ada efek resonansi. Misalnya orang tua yang sedang memiliki
emosi negatif berlebihan, vibrasinya bisa berdampak pada anak jatuh sakit.
Konten pornografi yang menjalar pikiran dan perasaan orang tua akan

tertangkap vibrasinya oleh anak. Secara psikologis vibrasi negatif ini akan
mempengaruhi tumbuh kembang anak. Ketika anak tak sengaja terpapar
pornografi efek vibrasi ini bekerja. Anak terancam mengalami adiksi
pornografi sejak dini. Tanpa sadar hal itu terjadi karena ulah orang tuanya
sendiri.

ANCAMAN III
Tidak bisa ditampik bahwa kehidupan generasi muda negeri ini dirudung
banyak masalah. Pornografi, pornoaksi, seks bebas, narkoba, aborsi,
HIV/AIDS, dan berbagai PMS dan sebagainya marak menghinggapi
generasi muda. Bagaimana menyelamatkan generasi muda kita sekaligus
menggapai kemajuan? Siapa yang bertanggung jawab? Bagaimana peran
keluarga, masyarakat, dan terutama Negara? Itulah beberapa topik
wawancara Redaksi dengan Jubir MHTI, Iffah Rahmah. Berikut petikannya.
Ada yang mengatakan, dengan liberalisme bangsa Eropa dan Amerika
bangkit. Bagaimana pandangan Ibu?
Benar, bangsa Eropa dan Amerika memang bangkit dan memperoleh
kemajuan-kemajuan materi sejak meninggalkan doktrin jumud gereja dan
mengadopsi sekularisme-liberalisme. Hasil dari pembangunannya bisa
dilihat dari infrastruktur yang memadai dan kemudahan akses ekonomi
yang mensejahterakan warga negaranya. Kebanyakan orang mudah
mendapatkan fasilitas umum seperti perawatan kesehatan, pendidikan,
keamanan hingga mudah untuk memperoleh keadilan.
Namun, kemajuan materi tersebut tidak menjamin kebahagiaan. Mayoritas
masyarakat Eropa dan Amerika kering spiritualitas. Selain menoleh pada
sekte-sekte sesat, pencari kebahagiaan itu lari ke narkoba dan
petualangan seks. Narkoba hampir tidak bisa diatasi. Konon lebih banyak
korban narkoba daripada korban Peristiwa WTC 911 dan perang Irak.
Kasus pelecehan seksual dan perkosaan juga menjadi momok yang
menakutkan. Lebih dari 700 ribu perempuan Amerika diperkosa setiap

tahunnya. Sekitar 75 persen dari satu juta perempuan di sana hamil di luar
nikah.
Tidak kalah menakutkan adalah pornografi. Seni berbasis porno telah
menjadi identitas Eropa dan Amerika. Para seniman Eropa dan Amerika
berkompetisi menampilkan karya-karya pornonya. Amerika adalah
produsen terbesar konten pornografi. Rasa malu, harga diri dan kesucian
telah kehilangan warna dan nilainya. Fondasi tatanan berkeluarga dan
pembinaan generasi juga telah hancur.
Kemajuan materi yang dibalut kehancuran moralitas ini akan
menyegerakan akhir peradaban Barat. Hasil polling Newsweek
menyatakan 76% rakyat Amerika percaya bahwa telah terjadi kehancuran
moral di negaranya. Ini menunjukkan adanya kekhawatiran besar akan
masa depan dan kelanjutan peradaban yang mereka miliki.

Secara moral Barat memang bermasalah. Namun, dibandingkan dengan


Dunia Islam, Barat jauh lebih maju. Mengapa?
Setiap pemikiran ideologistermasuk liberalisme di dalamnyaberpotensi
membawa pemeluknya ke arah kemajuan, asal dijalankan secara
konsisten oleh pemimpin yang cakap dan mampu memenej sumberdaya
yang ada. Liberalisme yang mengarah pada perilaku bebas tanpa batas
telah membawa Eropa dan Amerika kaya materi. Namun, mereka miskin
orientasi hidup. Bukan hanya itu, karena cacat bawaan yang dimiliki,
sustainability (sifat keberlangsungan di masa depan) ide ini juga tidak bisa
dijamin. Boleh jadi hingga abad 20 kemarin Barat mengalami kemajuan,
namun hari ini tanda-tanda kehancuran ekonomi, politik dan sosialnya tak
bisa ditutupi lagi.
Lebih dari itu, kemajuan negara Barat membutuhkan tumbal negara
berkembang. Kekayaan materi mereka diperoleh melalui penghisapan SDA
dan penjajahan politik di negara berkembang. Kebebasan perilaku mereka
telah menuntun mereka untuk mengekspor perilaku maksiat dan amoralnya

ke negeri-negeri Muslim.
Liberalisme yang dijual ke negeri-negeri Muslim semacam Indonesia saat
ini juga mulai dirasakan pengaruh buruknya. Negara ini harus
mengeluarkan dana yang luar biasa besar untuk pemberantasan narkoba.
Bahkan Indonesia menjadi tempat paling favorit bagi mafia narkoba
internasional. Keuntungan materinya dinikmati negara Barat, sementara
anak dan remaja kita menjadi korbannya.
Negara juga ibarat menggarami lautan, sia-sia, saat menetapkan adanya
pendidikan moral tanpa membuat regulasi tegas untuk melarang pornografi
dan pornoaksi. Kecanduan pornografi yang dialami sebagian anak dan
remaja Indonesia jelas berpengaruh besar pada penurunan kualitas
generasi masa depan. Seks bebas yang merebak telah menghasilkan
wabah HIV/AIDS dan secara pasti merusak kehidupan keluarga. Maraknya
aborsi menjadi masalah berikutnya yang menuntut penyelesaian.
Perkosaan dan kejahatan seksual yang marak baru-baru ini juga buah
busuk adopsi liberalisme.
Fakta kehancuran moral, kerusakan tatanan berkeluarga, ancaman lost
generation dan tanda-tanda kehancuran peradaban Barat seharusnya
menjadi bukti nyata ketidaklayakan kita mempertahankan sistem
liberalisme-kapitalisme. Ide ini terbukti menghasilkan generasi lemah fisik
dan akal, tak memiliki orientasi hidup dan selanjutnya menghancurkan
masa depan bangsa. Selayaknya semua menyadari kebutuhan kita
terhadap Islam termasuk untuk membangun generasi dan memajukan
generasi muda.

Lalu bagaimana Islam memajukan generasi muda?


Kualitas generasi muda adalah salah satu penentu masa depan bangsa.
Islam memberikan amanah agar masa muda benar-benar dimanfaatkan
untuk menyiapkan bekal untuk berkiprah dan membangun masyarakat.
Nabi saw. telah bersabda, Tidak beranjak kaki anak Adam dari hadapan

Allah hingga ditanya tentang lima hal: tentang umurnya, dihabiskan untuk
apa; tentang usia mudanya, diisi dengan apa; tentang hartanya, dari mana
dia dapatkan dan digunakan untuk apa; dan amalannya dari ilmu yang dia
miliki? (HR at-Tirmidzi).
Islam menetapkan generasi muda harus mendapatkan pendidikan dari
keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat untuk menetapkan orientasi
hidupnya sebagai hamba Allah, membangun kepribadian Islam serta
menyiapkan modal ilmu pengetahuan dan ketrampilan sebagai bekal
mengarungi kehidupan.
Islam menghilangkan semua faktor yang berpotensi merusak proses
pembangunan kepribadian semisal beredarnya konten pornografi,
berkembangnya pemikiran yang merusak (termasuk liberalisme,
hedonisme, sekularisme), beredarnya minuman keras dan narkoba yang
melemahkan akal, tren olahraga yang melenakan atau hiburan yang tidak
mendidik dsb, dari dalam maupun luar negeri.
Islam memberikan tanggung jawab pembinaan generasi muda di pundak
individu, orang tua/keluarga, lingkungan dan negara.

Sejauh mana peran penting keluarga dalam mencetak generasi muda?


Keluarga dalam bahasa Arab disebut al-usrah, yang artinya al-birru alhasinah (benteng yang kokoh). Saat iniketika peradaban Kapitalisme
yang destruktif merajai duniakeluarga diharapkan mampu menanamkan
nilai-nilai Islam secara kaffah. Secara praktis, selain menyampaikan
pemahaman Islam sesuai usia anak, secara praktis orangtua harus bisa
menuntun anak menyeleksi tontonan, buku, teman dan perilaku yang boleh
dilakukan sejalan dengan pendidikan. Keluarga Muslim sejati juga
selayaknya memahami bahwa syariah Islam telah ditinggalkan dalam
pengaturan kehidupan ekonomi, sosial-politik dan pemerintahan.
Peradaban Islam yang memuliakan telah jauh ditinggalkan. Bahkan
kehidupan keluarga Muslim pun telah banyak meninggalkan tuntunan

Islam. Hal ini bisa disaksikan pada semakin lemahnya penanaman nilai
Islam pada keluarga-keluarga Muslim. Sangat jarang didapati orangtua
yang sungguh-sungguh mendidik dan membina putra-putrinya agar
memiliki pemahaman Islam yang utuh. Semua itu terjadi sejak kaum
Muslim tidak lagi memiliki Khilafah Islamiyah. Karena itu, setiap keluarga
Muslim memiliki tanggung jawab besar untuk mengembalikan tegaknya
Khilafah Islamiyah. Dengan itu seluruh syariah Islam bisa
diimplementasikan pada berbagai aspek kehidupan dan peradaban Islam
kembali menjadi mercusuar dunia.

Bagaimana peran negara?


Islam menggariskan harus adanya imam/negara yang menjadi penjaga dan
pelindung bagi segala hal yang berpotensi merusak pemikiran, akal,
perilaku dan suasana keimanan di tengah-tengah masyarakat. Rasulullah
saw., bersabda Sesungguhnya iman (khalifah) itu laksana perisai. (HR
Muslim).
Negara harus memberlakukan kurikulum pendidikan Islam untuk semua
jenjang sekolah baik sekolah negeri maupun sekolah swasta. Semua
sekolah untuk anak didik Islam harus berbasis akidah Islam, memilki
orientasi hidup Islam dan memberikan tsaqafah Islam sebagai modal
sebelum mendapat pemikiran asing. Negara juga harus menyediakan
sarana dan prasarana yang mamadai untuk mengoptimalkan tercapainya
tujuan pendidikan.
Negara harus membuat aturan tegas untuk menghilangkan sumber-sumber
pornografi, menutup semua produksi narkoba, miras dan barang-barang
yang merusak fisik dan akal lainnya.
Negara harus membuat regulasi terhadap media di dalam negeri untuk
memastikan tidak ada konten yang berisi pemikiran atau perilaku yang
mencontohkan kemaksiatan atau kontraproduktif membangun jatidiri
Muslim. Misal larangan kampanye gender yang bermuatan kontrol

populasi, sementara pacaran dikampanyekan lewat film, novel, lagu dsb.


Kampanye ini justru memicu maraknya pergaulan bebas.
Negara harus melarang media, individu dan lembaga asing yang
mengenalkan dan mengembangkan pemikiran dan perilaku merusak. Misal
larangan impor film asing yang merusak, larangan masuknya artis asing
ikon porno, konser musik yang campur-baur, dsb.
Negara perlu mendukung dan memfasilitasi semua kreativitas generasi
muda untuk mengembangkan ilmu dan ketrampilan agar lebih berdaya
guna bagi umat. Misal memfasilitasi penyempurnaan rekayasa mobil
murah karya siswa sekolah menengah, memfasilitasi olimpiade sains dan
teknologi dan memberikan sarana agar bisa mengim

Vous aimerez peut-être aussi