Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
PENGERTIAN
Trauma atau cedera kepala juga dikenal sebagai otak adalah gangguan
fungsi normal otak karena trauma baik trauma tumpul maupun tajam.
Deficit neurologis terjadi karena robeknya substansia alba, iskemia,
dan pengaruh massa karena hemoragik, serta edema serebral di
sekitar jaringan otak.
2. JENIS TRAUMA KEPALA
2.1. cedera kulit kepala
Luka pada kulit kepala merupakan tempat masuknya kuman yang
dapat menyebabkan infeksi intracranial. Trauma dapat menyebabkan
abrasi, kontusio, laserasi, atau avusi.
2.2. fraktur tengkorak
Fraktur tengkorak adalah rusaknya kontinuitas tulang tengkorak yang
disebabkan oleh trauma. Ini dapat terjadi dengan atau tanpa
kerusakan otak. Adanya fraktur tengkorak dapat menimbulkan dampak
tekanan yang kuat. Fraktur tengkorak dapat terbuka atau tertutup.
Pada fraktur tengkorakterbuka terjadi kerusakan pada dura mater
sedangkan pada fraktur tertutup keadaan dura mater tidak rusak.
2.2.1. Gejala klinis
Gejala-gejala yang timbul tergantung pada jumlah dan distribusi
cedera
otak.
Nyeri
yang
menetap
atau
setempat,
biasanya
dasar
tengkorak
dicurigai
ketika
cairan
dan
tanpa
kerusakan
struktur.
Komosio(commotio)
meliputi
kegiatan
mengobservasi
klien
dan
cemas
memberikan
informasi,
penjelasan,
dan
apabila
ditemukan
tanda-tanda
sukar
bangun,
sukar
bicara,
darah
pada
rongga
epidural(epidural
hematoda),
tipis
tulang
temporaldan
terjadi
hemoragik
sehingga
Kemudian,
sering
secara
tiba-tiba,
tanda
kompensasi
dilakukan
terdiri
atas
membuat
lubang
pada
tulang
akibat
dari
putusnya
pembuluh
darah
kecil
yang
Hematoma
subdural
dapat
terjadi
akut,
subakut,
atau
kronis,
pembedahan
dengan
kraniotomi
atau
kraniektomi
klinis
yang
kesadaran,konfusi,
dapat
timbul
abnormalitas
pupil,
dapat
berupa
serangan(onset)
gangguan
tiba-tiba
berupa
deficit
neurologis,
perubahan
tanda
vital,
gangguan
dehidrasi
osmotic,
hiperventilasi,
penggunaan
steroid;
dan
pencegahan
kejang
serta
pemantauan
cairan,
terkontrol
mencakup
hipokapnia,
pencegahan
6. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Identitas klien
2. riwayat kesehatan.
a) Kapan cedera terjadi ?
b) Apa penyebab cedera ?
c) Apakah peluru kecepatan tinngi ?
d) Apa objek yang membentur ?
e) Bagaimana proses terjadinnya cedera pada kepala ? apakah
klien jatuh ?
f) Darimana arah datngnya pukulan ? bagaimana kekuatan
pukulan ?
g) Apakah klien kehilangan kesadaran ?
h) Berapa lama durasi dari periode sadar ?
i) Dapatkah klien dibangunkan ?
3. riwayat tidak sadar atau anamnesis setelah
menunjukkan derajat
perubahan
selanjutnya
cedera
kepala
menunjukkan
pemulihan
atau
Keadaan umum
Pada keadaan cedera kepala biasanya mengalami penurunan
yang
berhubungan
dengan
Ditandai dengan:
DS: klien/ keluarga mengatakan adanya kejang.
DO:
a) Perubahan tingkat kesadran
b) Gangguan atau kehilangan memori
c) Deficit sensorik
d) Perubahan tanda vital
e) Perubahan pola istirahat
f) Retensi urine
g) Gangguan berkemih
h) Nyeri akut atu kronik
i) Demam
j) Mual
k) Muntah proyektil
l) Bradikardial
m) Perubahan pupil(ukuran)
n) Pernapasan cheyne-stokes dan kussmaul.
3. Gangguan
mobilitas
fisik
yang
berhubungan
dengan
gangguan
neurovascular.
Ditandai dengan:
DS: klien mengatakan kesulitan untuk bergerak dan memerlukan
bantuan untuk bergerak
DO:
a) Kelemahan
b) Parestesia
c) Paralisis
d) Ketidakmampuan
e) Kerusakan koordinasi
f) Keterbatasan rentang gerak
g) Penurunan kekuatan otot..
4. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan ketidakmampuan menelan akibat sekunder dari
penurunan tingkat kesadaran.
Ditandai ddengan:
DS: keluarga mengatakan klien tidak sadar
DO:
a) Klien menunjukkan ketidakadekuatan nutrisi
b) Terjadi penurunan BB 20 % atau lebih dari berat badan ideal
c) Konjungtiva anemis
d) Hemoglobin abnormal
e) Penurunan tingkat kesadaran
5. Risikoaspirasi yang berhubungan dengan penurunan tigkat kesadaran.
Ditandai dengan:
DS: klien/keluarga mengatakan klien sulit menelan;
DO: a. Batuk saat menelan,
b. dispne,
c. bingung,
d. delirium
e. soporokoma,
f. koma,
g. penurunan PaCO2
6. Risiko mencedrai diri sendiri: trauma jatuh yang berhubungan dengan
penurunan tingkat kesadaran.
DS: keluarga mengatakan klien gelisah;
DO : a. Disorientasi waktu, orang, tempat,
b. gelisah,
c. letargi,
d. stupor,
e. CT-scan kepala menunjukkan adanya kerusakan.
No. RM
Jenis Kelamin
Alamat
Tgl. Lahir/Umur
Agama
Tgl MR
:
Pendidikan
Pekerjaan
Diagnosa Medis
:
:
Perawat
Tanda Tangan
Tgl
Diagnosis
Tujuan Kriteria
Keperawatan
Hasil
Intervensi
Rasional
Ja
(1
)
1.
m
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Gangguan atau
Setelah
kesukaran
dilakukan
pertukaran gas
intervensi
yang
selama 1 x 24
berhubungan
jam,
dengan
gangguan
ketidakseimban
pertukaran
gan perffusi
gas teratasi,
ventilasi dan
dengan
kan klien
semifowler
perubahan
kriteria:
dalam posisi
membantu
semifowler.
dalam ekspansi
membran
1.1.
Iistirahat
Posisi
otot-otot
ditandai
merasa
pernafasan
dengan:
nyaman.
DS: klien
2.1.
Pertahan
kan
mengatkan sulit
oksigenisasi
bernapas, sesak
dangan
pengaruh
gravitasi.
NRM 8-10
napas.
l/mnt.
Oksigen sangat
DO:
penting untuk
1. Gangguan
reaksi yang
visual
2. Penurunan
CO2
3. Takikardia
4. Tidak dapat
5.
6.
7.
8.
istirahat
Somnolen
Irritabilitas
Hipoksia
Bingung
2.Klien
memelihara
mengatakan
suplai ATP.
sesak
Kekurangan
berkurang
oksigen pada
dan dapat
jaringan akan
membanding
menyebabkan
kan dengan
lintasan
9. Dispenea
10. Perubaha
n warna kulit
(pucat,
sianosis)
11. Hipoksem
ia atau
hiperkarbia
12. Abnormal
keadaan
metabolisme
sesak pada
yang normal
saat
dengan akibat
serangan
terbentuknya
(onset) yang
asam laktat
berbeda
(asidosis
waktu.
metabolik) ini
akan bersama
FP, irama
dengan asidosis
pernapasan
13. Sakit
reseptorik akan
menghentikan
kepala saat
metabolisme.
bangun tidur
14. Diaforesis
15. Abnornal
Regenerasi ATP
akan berhenti
pH darah
sehingga tidak
arteri
16. Mengorok
Observas
terjadi
i tanda vital
kematian.
tiap jam
(Roper N, 1996)
atau sesuai
respon
Normalnya TD
klien.
akan sama
pada berbagi
posisi. Nadi
menandakan
tekanan dinding
arteri.
3.TD dalam
Nadi yang
batas
>50x/mnt
normal:
Bayi: 90/60
mmHg
3-6 th:
menunjukkan
penurunan
elastisitas
arteri, yang
110/70
mmHg
7-10 th:
akan
menurunkan
120/80
aliran darah
mmHg
11-17 th:
arteri dan
130/80
kekurangan
transpor
mmHg
18-44 th:
oksigen.
Tekanan nadi
140/90
mmHg
45-64 th:
<30x/mnt
menandakan
150/95
insufisiensi
mmHg
>65 th:
sirkulasi volume
darah, yang
160/95
mengakibatkan
mmHg
(Campbell,
1978)
Nadi dalam
batas
normal:
Janin: 120160x/mnt
Bayi: 80180x/mnt
Anak: 70140x/mnt
Remaja: 50110x/mnt
Dewasa: 70-
kekurangan
oksigen ringan.
Suhu aksila
normalnya
36,70C.
Suhu tubuh
abnormal
disebabkan oleh
mekanisme
pertahanan
tubuh yang
menandakan
82x/mnt
(Campbell,
tubuh
kehilangan
1978)
daya tahan
atau
mekanisme
pengaturan
suhu tubuh
yang buruk.
(Campbell,
1978)
Sesak napas
merupakan
suatu bukti
bahwa tubuh
memiliki
4.1.
Kolaboras mekanisme
kompensasi
pemeriksaa
sedang bekerja
n AGD.
guna mencoba
membawa
oksigen lebih
4. AGD dalam
batas
normal:
pH: 7,357,45
CO2: 20-26
banyak ke
jaringan. Sesak
napas pada
penyakit paru
dan jantung
mEq
mengkhawtirka
(bayi), 26-
n karena dapat
28 mEq
timbul hipoksia.
(dewasa)
(Roper N, 1996)
PO2 (PaO2):
80-110
mmHg
PCO2 (Pa
CO2): 3545 mmHg
SaO2: 9597%.
2.
Ketidakefektifan
Setelah
perfusi jaringan
dilakukan
serebral yang
intervensi
berhubungan
keperawatan,
dengan
klien tidak
peningkatan
menunjukkan
intrakranial,
peningkatan
1.1.
Ubah
Klien dengan
posisi klien
paraplegia
secara
berisiko
bertahap.
mengalami luka
kriteria:
DS:
1. Klien akan
mengatakan
mengataka
tekan
kejang
n tidak
(dekubitus).
DO:
sakit kepala
Perubahan
dan merasa
posisi setiap 2
nyaman.
1. Perubahan
tingkat
kesadaran
2. Gangguan
atau
kehilangan
memori
3. Defisit
sensorik
4. Perubahan
tanda vital
respons klien
mencegah
terjadinyan luka
tekan akibat
tekanan yang
lama karena
jaringan
tersebut akan
5. Perubahan
kekurangan
pola istirahat
6. Retensi urine
7. Gangguan
nutrisi dan
oksigen yang
1.2.
berkemih
8. Nyeri akut
atau kronis
9. Demam
10.
Mual
11.
Muntah
Jaga
susana
darah.
tenang.
Suasana tenang
akan
memberikan
proyektil
12.
Bradikardi
a
13.
rasa nyaman
pada klien dan
mencegah
Perubaha
2.1.
n ukuran
pupil
14.
Perubaha
n tanda vital
15.
Pernapas
dibawa oleh
Atur
ketegangan.
posisi klien
2. Mencegah
bedrest
cedera.
Bedrest
bertujuan
mengurangi
an Cheyne-
kerja fisik,
Stokes
16.
Pernapas
beban kerja
jantung;
an kusmaul
mengatasi
keadaan high
output, yang
disebabkan oleh
tiroksin,
anemia, beriberi, dan
lainnya;
mengatasi
2.2.
Kurangi
keadaan yang
cahaya
dapat
ruangan
menyebabkan
demam,
takikardia;
memperbaiki
2.3.Tinggikan
shunt
kepla
arterioventrikul
er, fistula AV,
paten duktus
arteriosus, dan
yang
2.4. Hindari
merupakan
rangsangan oral
beban kerja
jantung.
2.5. Angkat
(Soeparman,
kepala dengan
hati-hati.
1987)
Cahaya
merupakan
2.6. Awasi
salah satu
kecepatan
rangsangan
tetesan cairan
yang beresiko
infus.
terhadap
peningkatan TIK
2.7.Berikan
makanan per
Membantu
sonde sesuai
drainase vena
jadwal.
untuk
mengurangi
kongesti
serebrovaskular.
2.8. Pasang
( Carpenito,199
pagar tempat
5)
tidur
Rangsangan
oral risiko
terjadi
peningkatan TIK
Tindakan yang
kasar berisiko
terhadap
peningkatan TIK
Mencegah
resiko
ketidakseimban
gan volume
cairan
Mencegah
ketidakseimban
gan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh dan
mempercepat
proses
penyembuhan.
Mencegah risiko
cedera jatuh
dari tempat
tidur akibat
(1
Tgl
Diagnosis
Tujuan
Keperawatan
Kriteria Hasil
Intervensi
tidak sadar.
Rasional
Ja
(1
m
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
)
2.9. Hindari
Meminimalkan
prosedur
peningktan TIK.
nonesensial
yang berulang.
3.GCS dalam
Fungsi kortikel
batas normal
3.1.Pantau
dapat dikaji
(E4,V5,M6)
mengevaluasi
dengan cara :
pembukaan
*Kaji respons
mata dan
membuka mata
respons
motorik.Tidak
4=spontan
ada respons
3=dengan
menunjukkan
perintah
kerusakan
2=dengan nyeri
mesenfalon.
1=tidak
( Hickey,1992
berespon
cit
Carpenito,1995)
*Kaji respons
verbal
5=bicara
normal
(orientasi
orang,waktu,te
mpat dan
situasi)
4=kalimat
tidak
mengandung
arti
3=hanya katakata saja
2=hanya
bersuara saja
1=Tidak ada
suara
*Kaji respons
verbal
6=dapat
melakukan
4.Peningkatan
semua perintah
pengetahuan
Rangsang nyeri
pupil
membaik.
5=melokalisasi
Perubahan pupil
nyeri
menunjukkan
4=menghindari
tekanan pada
nyeri
saraf
3=fleksi
okulomotorius
2=ekstensi
atau optikus.
1=tidak
berespons
Carpenito 1995)
4.1. Kaji
Saraf kranial VI
respons pupil :
atau saraf
Pergerakan
berhubungan
mata
dengan
konjungkasi
abdusen,
diatur oleh
mengatur
saraf bagian
berhubungan
korteks dan
dengan abduksi
batang otak.
dan
berhubungan
5.1.
5. Tanda vital
Periksa
dengan abduksi
pupil
mata. Saraf
dalam
dengan
kranial V atau
batas
senter.
saraf
normal.
trigeminus, juga
mengatur
pergerakan
mata.
Perubahan
tanda vital
menandakan
TIK.
(Hickey, 1992
cit carpenito,
1995).
5.1.Kaji
Perubahan nadi
perubahan
dapat
tanda vital.
menunjukkan
tekanan batang
otak, pada
awalnya
melambat
kemudian
untuk
mengompensas
i hipoksia.
Pola pernafasan
beragam sesuai
gangguan pada
berbagai lokasi.
Pernapasan
Cheyne-Stokes (
bertahap diikuti
bertahap,
periode apnea)
menunjukkan
kerusakan
kedua hemisfer
serebri,
mesenfalon,
dan pons atas.
Pernapasan
ataksia (tidak
teratur dengan
pernapasan
dalam dan
dangkal)
menandakan
disfungsi
medular.
Ketidak
teraturan
pernapasan:
Frekuensi (f)
melambat
dengan
pemanjangan
periode apnea
TD dan
pelebaran
tekanan nadi
merupakan
5.2.
Catat
tanda awal
muntah,
yang
sakit kepala
menunjukkan
(konstan,
hipoksia.
letargi),
gelisah
Muntah akibat
pernapasan
dari tekanan
yang kuat,
pada medula.
gerakan
Perubahan yang
yang tidak
jelas (contoh
bertujuan,
alergi, gelisah,
dan
pernapasan
perubahan
yang kuat,
fungsi.
gerakan yang
tak bertujuan
dan perubahan
fungsi mental)
dan kompresi
pergerakan
Konsul
di otak dan
dengan
mengejan, yang
dokter
dapat
untuk
mengakibatkan
pemberian
valsava
pelunak
manuver.
feses bila
diperlukan.
Pelunak feses
mencegah
konstipasi.
Tgl
Diagosis
Intervensi
Rasional
(4)
(5)
(6)
Keperawatan
ja
m
(1
)
(2)
(3)
3.
Kekurangan volume
Setelah dilakukan
cairan yang
intervensi
au
dapat
berhubungan dengan
keperawatan selama
keseimban
menghasilkan
hidrasi
hormonal,ditandai
terpenuhi,dengan
dengan:
kriteria:
1.1
Pant
gan cairan.
1.2
Pantau
tandatanda vital
DS:DO:
1. perubahan
turgor kulit
2. perubahan
tanda vital
3. akral dingin
4. penurunan BB
mendadak
5. perubahan nilai
metabolisme
Kerusakan otot
disfungsihormo
nal dan
metabolik.
Janin: 120-160x/mnt
Bayi: 80-180x/mnt
3.1 Pemeriksaan
dihubungkan
Anak:70-140x/mnt
serial elektrolit
dengan
Remaja:50-110x/mnt
gangguan
Dewasa:70-82x/mnt
dan osmolalitas.
regulasi
natrium.Retensi
(Campbell,1978)
natrium
dapatterjadi
3.Nilai elektrolit
beberapa
hari,diikutgan
normal :
dieresis
Na:135-148 meq/l
natrium.Pi
ningkatan
letargi,konfusi,d
Bikarbonat: 19-25
an kejang
meq/l
akibat
keseimbangan
meq/l
3.2 Evaluasi
Osmolalitas : 285-
elektrolit
310mosm.kg H2O
(Widma,1995)
elektrolit.
Fungsi elektrolit
dievaluasi
dengan
memantau
elektrolit,glukos
a serum,serta
intake dan
output.
Tgl/Ja
Diagnosis
Tujuan Kriteria
Intervensi
o
(1
m
(2)
keperawatan
(3)
Hasil
(4)
(5)
Rasional
(6)
)
3.3
Lakuk
anuji urin
4.Berat badan
dalam batas
4
Urine
diujisecara
teratur untuk
4.1 Pantau
mengetahui
Gangguan atau
kerusakan mobilitas
peningkatan berat
fisik yangberhubungan
badan yang
dengan gangguan
abnormal.
neurovaskuler,ditandai
Setelah dilakukan
terutama jika
dengan:
intervensi
mengenai
DS:-
keperawatan,klien
hipotalamus
DO:
akan
klien dan
memilikiimobilitas
resiko
fisik maksimal
terhadap
yang dengan
terjadinya
kriteria :
diabetes
1. Kelemahan
2. Parestestia
3. Ketidakmampua
n
4. Kerusakan
kandungan
Badan
setiap
Hari
koordinasi
5. Kerusakan
koordinasi
6. Keterbatasan
rentanggerak
7. Penurunan
kekuatan otot
aseton
Dilakukan
insipidus
1.1 Kaji
1. Tidak ada
kontraktur
otot
fungsi
Lobus frontal
dan parietal
Motorik
berisi saraf-
dan
saraf
sensorik dengan
yang
mengobservasi
setiap
mengatur
fungsi
ekstremitas
motorik dan
secara terpisah
sensorik dan
terhadap
dapat
kekuatan dan
dipengaruhi
gerakan
oleh iskemia
normal,respons
atau tekanan
terhadap
2. Tidak ada
rangsang
ankilosis
pada sendi
1995)
Mencegah
2.1 Ubah
3. Tidak terjadi
posisi
terjadinya
luka tekan
penusutan
Klien setiap
akibat tidur
otot
2 jam
terlalu lama
pada satu sisi
sehingga
jaringan yang
tertekan akan
kekurangan
nutrisi yang
dibawa darah
melalui
oksigen.
Jangan
gunakan
bantal
dibawah lutut
saat klien
dalam posisi
telentang
karena resiko
terjadinya
hiperekstensi
pada
lutut.Tetapi
3.1
Lakukan
latihan
secara
letakkan
gulungan
handuk
dalam jangka
Mencegah
klien
dilantai
deformitas
dan
saat duduk
komplikasi
diatas kursi
seperti
atau papan
footdrop
penyangga
saat tidur
ditempat
tidur.
3.2 Topang
kaki
saat
mengubah
Dapat terjadi
posisi
dilokasi
dengan
panggul jika
meletakkan
meletakkan
kaki terkulai
bantal di
dan jatuh
satu sisi
serta
saat
mencegah
fleksi
membalik
klien
No
Tgl/Ja
Diagnosi Keperawatan
(3)
(4)
Intervensi
Rasional
m
(1)
(2)
(5)
3.3 Pada
(6)
membidang
tidur
bahu dalam
letakkan
berputar da
bantal di
mencegah
ketiak di
edema dan
antara
akibat fibros
lengan atas
dan dinding
dada untuk
mencegah
abduksi
bahu dan
letakkan
Mencegah
lengan
kontraktur fl
posisi
berhubunga
n dengan
abduksi
sekitar 600.
3.4
aga
lenga
n
dalam
posisi
sediki
t
fleksi.
Letak
Membantu k
kan
hemiplegia
telap
latihan di
ak
tempat tidu
tanga
berarti
memberikan
dibat
harapan dan
as
mempersiap
banta
aktivitas di
kemudian h
lainny
akan peras
optimis sem
seper
ti
posisi
patun
g
Libert
y
deng
an
siku
dapat belaja
dan
menggunak
perge
kakinya yan
langa
mengalami
kelumpuhan
tanga
n
diatas
siku.
3.5
L
etakk
an
tanga
n
dalam
posisi
berfu
ngsi
deng
an
jarijari
Lengan dap
menyebabk
nyeri dan
keterbatasa
pergerakan
berhubunga
dengan fibr
sendi atau
sediki
sublukasi
t
fleksi
dan
Klien himipl
ibu
mengalami
jari
ketidakseim
dalam an sehingga
posisi
perlu dibant
berhu
untuk
bung
keselamata
an
dan keaman
deng
an
abduk
si.Gu
nakan
pega
ngan
berbe
ntuk
roll.La
kukan
latiha
npasif
.Jika
jari
dan
perge
langa
n
spasi
k,gun
akan
splint.
3.6
L
akuka
n
latiha
n
ditem
pat
tidur .
lakuk
an
latiha
n kaki
seban
yak 5
kali
kemu
dian
diting
katka
n
secar
a
perla
han
seban
yak
20
kali
setiap
kali
latiha
n.
3.7
akuka
n
latiha
n
berpi
ndah
(ROM)
4x
sehari
setela
h 24
jam
seran
gan
strok
jika
sudah
tidak
mend
apat
terapi
3.8
B
antu
klien
duduk
atau
turun
dari
temp
at
tidur
No
Tgl/jam
Diagnosis
(1)
(2)
keperawatan
(3)
5.
Tujuan Kriteria
hasil
(4)
4.Efektif
Intervensi
4.1
(5)
Gunakan
Rasional
(6)
Klien hemiplegi
pemakaian
kursi roda
perlu pelatihan
obat
bagi klien
untuk belajar
hemiplegia
berpindah temp
Kurang perawatan
dengan cara
diri(mandi.gigi,berpa Setelah
aman dari
kaian)yang
dilakukan
kursi,toilet,dan
berhubungan
intervensi
kursi roda.
dengan
selama 1x24
paralisis,ditandai
jam,pemenuh
dengan:
an kebersihn
diri
DO:
mandi,gigi,da
n
1. Prubahan
mulut,berpaka higiene
tanda vital
2. Penurunan
in,menyisir
tingkat
kesadaran
3. Gangguan
rambut
terpenuhi,den
gan kriteria:
anggota gerak
1. Nafas
tidak
Membersihkan
berbau
menemukan
mandi
berbagai
kelainan,sepert
adanya gigi
palsu,kariesgig
usta,gusi
berdarah,bau
aseton sebagai
cirri khas
penderita
2. Klien
DM,serta adany
tampak
tumor,Temukan
bersih
ini harus
dan rapi
dilaporkan
kepada perawa
Kolonisasi bakt
dimulai setelah
lahir,walaupun
3. Kebutuh
mikroorganism
an
tersebut tidak
terpenu
pathogen,namu
hi
dapat
mengadakan
reproduksi
selama 20
menit,dan
menjadiancama
jika kulit tidak
utuh.
Memandikan kl
merupakan sala
satu cara
memperkecil
infeksi
nosokomial.Den
an memandikan
klien,perawat
akan menemuk
berbagai kelain
tanda lahir,luka
memar,callus,k
t pucat karena
dingin,kutil,ben
k
kuku,dekubitus
am
kulit,dikusatau
borok.
(Roper N,19
Beberapa ruma
sakit
menyediakan
pakaian khusus
untuk
klien.Namun ad
yang tidak,Klien
yangharus
mengenakan
pakaian RS
karena dirawat
dalamkeadaan
emergensi,tida
ada keluarga
yang mengurus
cuci
pakaian,pender
penyakit
menular,mende
a inkontinensia
urine,atau akan
melaksanakan
tindakan
pembedahan.
Tgl/Ja
o
m
(1
(2)
Diagnosis
Keperawatan
(3)
Intervensi
(4)
Rasional
(5)
(6)
)
3.2
Bantu
Menyisirram
klien
merupakan
menyisir
bentuk
rambut.
fisioterapi,
kan perawa
3.3
Bantu
klien
mengganti
penggalas
tempat
tidur
terutama p
klien yang
berdaya.
(Roper N
Merupakan
satu
kebu
fisiologis
manusia
.klienyang
berdaya
3.4
Ganti
pengalas
empat tidur.
mengalam
inkontinens
BAB
dan
,sehingga
menimbulk
bau di seki
dan
kulit,sehing
perawat
memberika
bantuan.
1.1
Kaji
kebiasaa
Pengalas t
tidur yang
maakan
merupakan
klien
tempat
Ketidakseimbanga
Setelah dilakukan
n nutrisi kurang
intervensikeperawatan
berkemban
dari kebutuhan
nutrisi terpenuhi
nya kuman
tubuh yang
sesuai kebutuhan
berhubungan
tubuh,dengan
dengan
kriteria :
ketidakseimbanga
n menelan
2.1 Catat
sekunder terhadap
penurunan
jumlah
1. Klienmengataka
Tingkt
n keinginan
kesadaran
untuk makan
makan
yang
dimakan
,ditandai dengan :
2. Makanan yang
DS:-
disediakan
DO:
sesuai
3.1
Kebiasaan
makan klie
akan
mempenga
keadaan nu
1. Klien
kebutuhan
menunjukka
nutrisi dapat
dihabiskan
Kolaborasi
dengan
tim gizi
ketidakadek
uatan nutrisi
2. Terjadi
dan
untuk
3. Berat badan
penurunan
dalam batas
BB 20% atau
maksimal
ideal
3. Konjungtiva
anemis
4. Hb abnormal
5. Penurunan
tingkat
kesadaran
yangtelah
penentua disediakan
n
disesuaikan
kalori.
lebih dari
berat badan
Makanan
Diet
dengan
kebutuhan
sesuai
dengan
penyebab
strok
Pemberian
seperti
makanan k
hipertens disesuaikan
i
dengan
,DM,
kebutuhan
nutrisi dan
diagnosis
penyakit.Pe
t makan
disesuaikan
usia,jenis
kelamin,BB
TB,aktivita
tubuh,meta
Kebutuhan
karbohidra
disesuaikan
dengan
kesanggup
tubuh untu
mengguna
a.
Tgl/Ja
o
(1
m
(2)
Diagnosis Keperawatan
Tujuan
Intervensi
(3)
Kriteria Hasil
(4)
(5)
)
7.
Rasional
(6)
Setelan
Resiko aspirasi yang
dilakukan
berhubungan dengan
intervensi
penurunan tingkat
keperawatan
kesadaran ,ditandai
selama 1 x
dengan :
24 jam klien
DO:
tidak
1. Batuk saat
menunjukkan
menelan
2. Dispnea
3. Bingung
4. Penurunan
tanda-tanda
Klien denga
aspirasi,deng
seperti demam,bunyi
hemiplegia
an criteria :
crackles,bunyi
mengalamikel
ronkhi,bingung,penuru
emahan
terseda
menelansehin
PaCO2
1. Tidak
ketika
makan,
tidak
batukk
spatel,lemaskan otot
etika
makan
lembut dibawah
,tidak
demam
,tidak
belakang.
respirasi
ada
ronkhi.
Jikaterjadi
2.1Kajiperubahan
warna
kulit seperti
sianosis,pucat.
2. Tidak
aspirasiklien
akan
mengalami
kesulitan
ada
bernapas
peruba
sehingga
han
terjadi gguan
warna
pertukarangas
kulit
yang ditandai
dengan sesak
napas,sianosis
,pucat.
Pagar tempat
tidur
melindungi
kliendengan
hemiprglis
1.2
Lindungiklien
dengan cedera
dengan
menggunakan
bantalan pada
pagar tempat
terjatuh
daritempat
tidur,Klienden
gan gangguan
sensasi risiko
trauma
tidur dan
bungkus tangan
klien dengan
kaos
tangan.hindari
pemakaian
restrain karena
regangan dapat
meningkatkan
TIk atau cedera
lain.
1.3
Hindari
pemakain opioid
Klien dengan
penurunan
kesadarn
dapat
mencederai
diri.membung
kus tangan
klien dengan
kaostangan
mencegah
klien melepas
selang-selang
di tubuh.
Opoid
menekan
pernapasan,ko
ntriksi pupil
dan menguba
h tingkat
responsive
klien.
Tgl/Ja
Diagnosis
Tujuan
Intervensi
Rasional
o
(1
m
(2)
Keperawatan
(3)
Kriteria Hasil
(4)
(5)
(6)
)
2.Tidak
2.1
Lumasi kulit
Pelembab
terdapat luka
klien dengan
dapat
lecet atau
minyak pelembab
mencegah
luka bakar
iritasi
3.1
meniminalkan
rangsangan
Rangsanga
3.Agitasi dan
lingkungan dengan
ketidakberda
mempertahankan
yangsering
yaan
ruangan
dapat
berkurang
tenang,membatasi
menimbulk
pengunjung,berbica
an TIK
ra dengan
lembut,dan
memberikan
orientasi yang lebih
sering,misalnya
menjelaskan nama
klien
Cahaya
dekuat
mencegah
terjadinya
halusinasi.