Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
A. TELAAH TEORI
1. Pengertian
Diabetes Melitus (DM) merupakan keadaan hiperglikemia
kronik yang disertai dengan berbagai kelainan metabolik yang
diakibatkan oleh gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai
macam komplikasi kronik pada organ mata, ginjal, saraf, pembuluh
darah disertai lesi padda membran basalis dalam dengan menggunakan
pemeriksaan dalam mikroskop (Arief Mansjoer dkk, 2005).
Menurut Arif Mansjoer (2005), klasifikasi pada penyakit
diabetes mellitus ada dua antara lain: Diabetes Tipe I (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)). Diabetes tipe ini juga jenis
diabetes yang sering disebut DMTI yaitu Diabetes Mellitus Tergantung
Pada Insulin. Pada tipe ini yaitu disebabkan oleh distruksi sel beta
pulau langerhans diakibatkan oleh proses autoimun serta idiopatik.
Diabetes Mellitus Tipe II, diabetes tipe II atau Non Insulin Dependent
Diabetes mellitus (NIDDM) atau jugu DMTTI yaitu Diabetes Mellitus
Tak Tergantung Insulin. Diabetes tipe II ini disebabkan karena adanya
kegagalan
relativ
sel
insulin.
Resistensi
dilakukan
pada
penderita
ulkus
diabetik
dengan
cara
2. Anatomi fisiologi
Anatomi fisiologi pada pasien dengan post debridement ulkus dm
antara lain dari anatomi fisiologi pankreas dan kulit.
a. Anatomi Fisiologi Pankreas
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya
kira-kira 15 cm, lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke
limpa dan beratnya rata-rata 60-90 gram. Terbentang pada
vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat
di dalam tubuh baik hewan maupun manusia. Bagian depan
(kepala) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk
oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan
yang merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah
limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak pada alat ini.
3. Etiologi
Etiologi atau factor penyebab penyakit Diabetes Melitus bersifat
heterogen, akan tetapi dominan genetik atau keturunan biasanya
menjanai peran utama dalam mayoritas Diabetes Melitus (Riyadi,
2011).
Adapun faktor factor lain sebagai kemungkinan etiologi
penyakit Diabetus Melitus antara lain :
10
4. Patofisiologi
Pada diabetes tipe ini terdapat dua masalah utama yang
berhubungan dengan insulin itu sendiri, antara lain: resisten insulin dan
gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin terikat pada reseptor
khususdi permukaan sel. Akibat dari terikatny ainsulin tersebut maka,
akan terjadi suatu rangkaian reaksi dalam metabolism glukosa dalam
sel tersebut. Resisstensi glukosa pada diabetes mellitus tipe II ini dapat
disertai adanya penurunan reaksi intra sel atau dalam sel. Dengan hal
hal tersebut insulin menjadi tidak efektif untuk pengambilan glukosa
oleh jaringan tersebut. Dalam mengatasai resistensi insulin atau untuk
pencegahan terbentuknya glukosa dalam darah, maka harus terdapat
peningkatan jumlah insulin dalam sel untuk disekresikan .
Pada pasien atau penderita yang toleransi glukosa yang
terganggu, keadaan ini diakibatkan karena sekresi insulin yang
berlebihan
tersebut,
serta
kadar
glukosa
dalam
darah
akan
11
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada tipe I yaitu IDDM antara lain :
a. Polipagia, poliura, berat badan menurun, polidipsia, lemah, dan
somnolen yang berlangsung agak lama, beberapa hari atau
seminggu.
b. Timbulnya ketoadosis dibetikum dan dapat berakibat meninggal
jika tidak segera mendapat penanganan atau tidak diobati segera.
c. Pada diabetes mellitus tipe ini memerlukan adnaya terapi insulin
untuk mengontrol karbohidrat di dalam sel.
Sedangkan manifestasi klinis untuk NIDDM atau diabetes tipe II
antara lain :Jarang adanya gejala klinis yamg muncul, diagnosa
untuk NIDDM ini dibuat setelah adanya pemeriksaan darah serta
tes
toleransi
glukosa
di
didalam
laboratorium,
keadaan
6. Komplikasi
Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi akut yang terjadi
pada penderita Diabetes Mellitus tapi selain ulkus diabetik antara lain :
a. Komplikasi Akut. Komplikasi akut terjadi sebagai akibat dari
ketidakseimbangan
jangka
pendek
dari
glukosa
darah.
12
darah
besar,
kemudian
mikrovaskuler
yang
yang
mengenai
saraf.
Dan
yang
terakhir
menimbulkan gangren.
c. Komplikasi jangka panjang dapat juga terjadi antara lain,
menyebabkan penyakit jantung dan gagal ginjal, impotensi dan
infeksi, gangguan penglihatan (mata kabur bahkan kebutaan),
luka infesi dalam , penyembuhan luka yang jelek.
d. Komplikasi pembedahan, dalam perawatan pasien post
debridement komplikasi dapat terjadi seperti infeksi jika
perawatan luka tidak ditangani dengan prinsip steril.
7. Pathway
Umur
13
Penurunan
fungsi indra
pengecap
Penurunan
fungsi
pankreas
Konsumsi
makanan
manis berlebih
Penurunan
kualitas dan
kuantitas insulin
Gaya Hidup
HIPERGLIKEMIA
Penurunan glukosa
dalam sel
Cadangan
lemak dan
protein turun
BB turun
Kerusakan vasskuler
Neuropati perifer
Resiko
ketidakstabilan
kadar glukosa darah
ULKUS
Kerusakan integritas kulit
Pembedahan ( Debridement )
Nyeri akut
Pengeluaran
histamin &
prosglandin
Gangguan mobilitas
fisik
8. Pemerikaan Penunjang
Menurut Smelzer dan Bare (2008), adapun pemeriksaan penunjang
untuk penderita diabetes melitus antara lain :
14
a. Pemeriksaan fisik
1) Inspeksi : melihat pada daerah kaki bagaimana produksi
keringatnya (menurun atau tidak), kemudian bulu pada
jempol kaki berkurang (-).
2) Palpasi : akral teraba dingin, kulit pecah - -pecah , pucat,
kering yang tidak normal, pada ulkus terbentuk kalus yang
tebal atau bisa jugaterapa lembek.
3) Pemeriksaan pada neuropatik sangat
penting untuk
b. Pemeriksaan Vaskuler
1) Pemeriksaan Radiologi yang meliputi : gas subkutan,
adanya benda asing, osteomelietus.
2) Pemeriksaan Laboratorium
a) Pemeriksaan darah yang meliputi : GDS (Gula Darah
Sewaktu), GDP (Gula Darah Puasa),
b) Pemeriksaan urine , dimana urine diperiksa ada atau
tidaknya kandungan glukosa pada urine tersebut.
Biasanya pemeriksaan dilakukan menggunakan cara
Benedict (reduksi). Setelah pemeriksaan selesai hasil
dapat dilihat dari perubahan warna yang ada : hijau (+),
kuning (++), merah (+++), dan merah bata (++++).
c) Pemeriksaan kultur pus
Bertujuan untuk mengetahui jenis kuman yang terdapat
pada luka dan untuk observasi dilakukan rencana
tindakan selanjutnya.
d) Pemeriksaan Jantung meliputi EKG sebelum dilakukan
tindakan pembedahan
9. Penatalaksanaan Medis
15
penderita
ulkus
DM
dapat
juga
dilakukan
b) Latihan
16
selalu
dilakukan
pemeriksaan
dan
perawatan
infeksi
luka
setelah
dilakukan
operasi
17
10. Debridement
Debridement
merupakan
salah
satu
penatalaksanaan
yang
a. Debridement Mekanik
18
fisiologis,
ultrasoniclaser,
untuk
membersihkan
jaringan nekrotik.
b. Debridement Enzimatik
Pemberian
enzim
pada
permukaan
luka
guna
(Lucilla
serricatta)
yang
disterilkan
sering
19
a. Definisi
Post debridement merupakan tindakan atau tahapan setelah
dilakukan pembedahan yaitu proses pemulihan pada daerah
kaki.
b. Tujuan perawatan post debridement
Tujuan dari dilakukannya perawatan post debridement yaitu :
1) Mempercepat penyembuhan
2) Mengurangi komplikasi akibat pembedahan
3) Mengurangi infeksi akibat pembedahan
4) Mengembalikan fungsi pasien semaksimal mungkin
5) Mempertahankan konsep diri pasien
6) Mempersiapkan pasien pulang
c. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis yang sering terjadi pada pasien post
debridement yaitu :
1) Nyeri pada kaki akibat insisi pembedahan
2) Perdarahan kecil akibat pembedahan
3) Kelemahan
4) Konstipasi
d. Komplikasi
Komplikasi yang dapat muncul pada pasien post debridement
yaitu :
1) Gangguan perfusi jaringan akibat penurunan aliran darah ke
kaki.
a) Infeksi
Infeksi bedah merupakan penyulit pembedahan yang
sering dijumpai pada praktek sehari hari infeksi dapat
terbatas di tempat pembedahan, luka insisi atau
menyebar secara sistematik (sepsis). Infeksi dapat terjadi
20
antiseptik
maupun
penggunaab
alat
medikasi.
b) Kerusakan integritas kulit akibat pembedahan
Kerusakan
intergritas
kulit
akibat
dehisiensi
2) Mobilisasi
Pasien
setelah
menjalani
operasi
biasanya
21
untuk
BAB
dilakukan
di
atas
tempat
tidur
menggunakan pispot.
dan
menjadi
melkaukan
proses
penyembuhan.
b) Fase proliferasi
Fase ini juga disebut fase fibroplasias dimana
berlangsung pada akhir fase pertama / inflamasi sampai
kira-kira akhir minggu ketiga. Pada fase ini serat akan
terbentuk dan dihancurkan kembali sebagai penyesuaian
diri dengan luka dan biasanya cenderung mengerut.
Biasanya luka kemerahan dan muncul benjolan halus
yang disebut jaringan granulasi.
c) Fase penyudahan
proses pematangan diantaranya penyerapan kembali
jaringan yang berlebih, pengerutan sesuai gravitasi, dan
jaringan baru mulai terbentuk. Waktu yang diperlukan
pada fase ini bisa berbulan-bulan bahkan bertahuntahun.
f. Kriteria Evaluasi
22
yang
diberikan.
A. Tinjauan Keperawatan
1. Pengkajian
Menurut NANDA (2013), fase pengkajian merupakan
sebuah komponen utama untuk mengumpulkan informasi, data,
menvalidasi
data,
mengorganisasikan
data,
dan
23
persepsi
kesehatan:
sebelumnya,persepsi
pasien
adakah
dan
riwayat
keluarga
infeksi
mengenai
24
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Penderita post debridement ulkus dm biasanya timbul nyeri
akibat pembedahanskala nyeri (0 - 10), luka kemungkinan
rembes pada balutan. Tanda-tanda vital pasien (peningkatan
suhu, takikardi), kelemahan akibat sisa reaksi obat anestesi.
2) Sistem pernapasan
Ada gangguan dalam pola napas pasien, biasanya pada
pasien post pembedahan pola pernafasannya sedikit
terganggu akibat pengaruh obat anesthesia yang diberikan
di ruang bedah dan pasien diposisikan semi fowler untuk
mengurangi atau menghilangkan sesak napas.
3) Sistem kardiovaskuler
Denyut jantung, pemeriksaan meliputi inspeksi, palpasi,
perkusi dan auskultasi pada permukaan jantung, tekanan
darah dan nadi meningkat.
25
4) Sistem pencernaan
Pada penderita post pembedahan biasanya ada rasa mual
akibat sisa bius, setelahnya normal dan dilakukan
pengkajian tentang nafsu makan, bising usus, berat badan.
5) Sistem musculoskeletal
Pada penderita ulkus diabetic biasanya ada masalah pada
sistem ini karena pada bagian kaki biasannya jika sudah
mencapai stadium 3 4 dapat menyerang sampai otot. Dan
adanya penurunan aktivitas pada bagian kaki yang terkena
ulkus karena nyeri post pembedahan.
6) Sistem intregumen
Turgor kulit biasanya normal atau menurun akibat input
dan output yang tidak seimbang. Pada luka post
debridement kulit dikelupas untuk membuka jaringan mati
yang tersembunyi di bawah kulit tersebut.
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Nanda, (2013), diagnosa keperawatan yang muncul antara
lain :
a. Nyeri akut berhubungan dengan insisi pembedahan
b. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka post
operasi debridement
c. Resiko infeksi berhubungan dengan adanya luka post
debridement
d. Gangguan Mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri akut
e. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
penurunan berat badan
26
3. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa I
pembedahan
Tujuan
b. Diagnosa II
27
Tujuan
Kriteria Hasil
jaringan
nekrotik,
jaringan
28
c. Diagnosa III
29
d. Diagnosa IV
Kriteria Hasil
c.
Intervensi :
a. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi setiap hari
Rasional
mengetahui
kemampuan
pasien
dalam
30
e. Diagnosa V
Kriteria Hasil
31
tanda
gejala
terjadinya
hipoglikemi
dan
hiperglikemi
Rasional : upaya untuk mengontrol kadar glukosa dalam
darah
e. Memberikan penyuluhan mengenai penyakit ulkus diabetik,
diit, obat, resep
Rasional : merencanakan, melakukan program penyuluhan,
pasin melaksanakan program diet, dan menerima obat resep
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian
tindakan yang dilakukan oleh perawat maupun tenaga medis
lain untuk membantu pasien dalam proses penyembuhan dan
perawatan serta masalah kesehatan yang dihadapi pasien yang
sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan (Nursallam,
2011).
5. Evaluasi
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri
dari dua jenis yaitu :
a. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi
berjalan dimana evaluasi dilakukan sampai dengan tujuan
tercapai
b. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam
metode evaluasi ini menggunakan SOAP.